Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu Proses fisiologi yang di mulai dari

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan

nidasi serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Wanita hamil

sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi, karena pada kehamilan

kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi

eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah

(eritrosit) meningkat, sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin

(Hb) akibat hemodilusi. Ketika hamil, tubuh ibu akan mengalami berbagai

perubahan termasuk perubahan pada sistem hematologis. Keberadaan janin

dalam kandungan menuntut tubuh ibu hamil untuk menyediakan lebih banyak

darah dan nutrisi agar dapat dibagi kepada janin. Hal ini tidak lain untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi agar janin dapat tumbuh kembang dengan

sempurna. Oleh karena itu sistem hematologis ibu melakukan penyesuaian

berupa pengenceran darah atau bisa juga disebut. Anemia dalam kehamilan

adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin dibawah 11 gr/dl

pada trimester satu dan tiga, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl

pada trimester kedua.1

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional

karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan

1
2

pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia

pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother and child”(potensial

membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah anemia memerlukan

perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan.2

Anemia pada kehamilan adalah kadar hemoglobin dalam darah

<11g/dL pada trimester pertama dan ketiga, dan <10,5g/dL pada

trimester kedua.3 Secara fisiologis peredaran darah ibu pada saat hamil akan

mengalami perubahan yaitu peningkatan volume darah dimana jumlah

serum darah lebih besar daripada pertumbuhan sel darah, sehingga

terjadi pengenceran darah (hemodilusi) yang dimulai pada usia kehamilan

16 minggu dan puncaknya pada usia kehamilan 32-36 minggu.4

Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan tumbuh

kembang janin, abortus, partus lama, sepsis puerperalis, kematian ibu dan

janin. Anemia pada ibu hamil juga mengakibatkan terjadinya gangguan

plasenta seperti hipertropi, kalsifikasi, dan infark, sehingga terjadi gangguan

fungsinya. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin,

sehingga dibutuhkan pencegahan yang tepat untuk mengatasi anemia.1

World Health Organization (WHO) ,40% kematian ibu di negara

berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia

dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut,

bahkan jarak keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan

merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan

tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang


3

disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%.Tingginya

pravalensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah

dihadapipemerintah Indonesia.5

Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2016

prevalensi anemia dunia berkisar 41,8 %. Data yang diperoleh dari Riskesdas

tahun 2018 jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada

usia 15-24 tahun sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun sebesar 33,7 %, usia 35-44

tahun sebesar 33,6 % dan usia 45-54 tahun sebesar 24%. 3 Berdasarkan data

yang diperoleh Dinas Kesehatan Jawa Tengah Angka kejadian anemia di

Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 mencapai 32,39%.6 Hasil data

pemantauan anemia pada ibu hamil di Kota Tegal tahun 2016 di dapatkan

56% ibu hami mengalami anemia.7

Upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan

anemia ada dua yaitu farmokologi dengan mengkonsumsi tablet fe selain

terapi farmokologi juga dapat diberikan terapi non farmokologi. Salah satu

jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi adalah kacang

hijau. (vigna radiata). Kacang hijau sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu

hamil dan menyusui, juga untuk menunjang masa pertumbuhan anak. 8

Kandungan zat besi dalam kacang hijau paling banyak terdapat pada

embrio dan kulit bijinya dengan jumlah kandungan zat besi pada kacang

hijau sebanyak 6,7 mg per 100 gram kacang hijau dan salah satu bentuk

penyajian kacang hijau yang paling efektif adalah dengan sari kacang
4

hijau, yaitu air dan ampasnya disaring dan dipisahkan sehingga minuman

tersebut padat gizi.9

Kacang hijau selain memiliki kandungan zat besi, vitamin c, dan

zat seng yang berperan dalam penanganan anemia defisiensi besi.Kacang

hijau juga mengandung vitamin A sebesar 7 mcg dalam setengah cangkirnya.

Kekurangan vitamin A dapat memperburuk anemia defisiensi besi.

Pemberian suplementasi vitamin A memiliki efek menguntungkan pada

anemia defisiensi besi. Vitamin A memiliki banyak peran di dalam

tubuh, antara lain untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel progenitoreritrosit,

imunitas tubuh terhadap infeksi dan mobilisasi cadangan zat besi seluruh

jaringan. Interaksi vitamin A dengan zat besibersifat sinergis.10

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amirul Amalia. 2016,

terdapat pengaruh pemberian minuman kacang hijau terhadap peningkatan

kadar hemoglobin (Hb).10 Pemberian kacang hijau terhadap kadar hemoglobin

menunjukkan bahwa pemberian jus kacang hijau dapat meningkatkan kadar

hemoglobin dan sel darah pada ibu hamil dengan anemia yang mendapatkan

suplementasi tablet fe selama 2 minggu.11 Pemberian tablet Fe dan sari

kacang hijau terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil sebanyak 32

responden di masing-masing kelompok menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan sebesar 0,91 pada kelompok intervensi.12


5

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purhadi Berat badan

responden sebelum diberikan bubur kacang hijau memiliki rata-rata berat

badan 9054,5 gram. Berat badan responden setelahdiberikan bubur

kacang hijau memiliki rata-rata berat badan 9427,3 gram. Ada perbedaan

rata-rata pre dan post pada berat badan responden pada kelompok intervensi

sebesar 372,8 gram, dengan demikian ada perbedaan yang bermakna

antara berat badan pre dan post pemberian bubur kacang hijau dengan

nilai t hitung (3,658) > t tabel (2,228) dan nilai pv (0,004) < α (0,05).

Penyerapan atau absorbsi didalam tubuh lebih cepat karena bubur kacang

hijau yang diberikan lebih halus, sehingga mempercepat absorbsi

makanan untuk dijadikan sumber perkembangan dan pertumbuhan. Dari

teori inilah dapat disimpulkan kenaikan berat badan balita dikarenakan

pemberian bubur kacang hijau

Data dari puskesmas Puskesmas Warureja tahun 2019 jumlah ibu

hamil dengan kadar hemoglobin < 11 gr % sebanyak 68 % ibu hamil, dimana

6,9 % dengan kadar hemoglobin < 8 gr %. Hasil survey pendahuluan di

wilayah Puskesmas Warureja, dengan wawancara Bidan Koordinator

Puskesmas Warureja diperoleh data pada bulan Januari sampai Desember

2018 jumlah 1069 ibu hamil yang di periksa, kadar hemoglobin antara 8

sampai 11g/dl sebanyak 437 (40,9%) ibu hamil, sedangkan ibu hamil dengan

kadar hemoglobin < 8 g/dl sebanyak 18 (1,7%) ibu hamil, saran dari bidan

koordinator ibu hamil anemia harus banyak mengkonsumsi makanan bergizi

dan minum tablet tambah darah secara rutin, belum pernah menganjurkan
6

untuk menkonsumsi kacang hijau untuk meningkatkan kadar hemoglobin.

Hasil wawancara pada bulan desember 2019 terhadap 3 ibu hamil Anemia di

wilayah Puskesmas Warureja, bahwa 2 ibu hamil tersebut mengatakan sudah

mengkonsumsi tablet Fe 1 x/hari dan makan sayur, sedangkan 1 ibu hamil

tidak suka sayur, hanya tablet fe saja yang di dapat dari puskesmas.

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik dan ingin melakukan

penelitian tentang “Pengaruh kacang hijau terhadap kadar hemoglobin dan

berat badan ibu hamil trimester II dengan anemia gravidarum di wilayah

Puskesmas Warureja Tegal”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan penelitian ini adalah

apakah ada “Pengaruh kacang hijau terhadap kadar hemoglobin dan berat

badan ibu hamil trimester II dengan anemia gravidarum di wilayah

Puskesmas Warureja Tegal”?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian untuk mengetahui Pengaruh kacang hijau terhadap kadar

hemoglobin dan berat badan ibu hamil trimester II dengan anemia

gravidarum di wilayah Puskesmas Warureja Tegal

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kadar hemoglobin Ibu Hamil sebelum dan sesudah

diberikan kacang hijau di Wilayah Puskesmas Warureja Tegal


7

b. Mengetahui berat badan Ibu Hamil sebelum dan sesudah diberikan

kacang hijau di Wilayah Puskesmas Warureja Tegal

c. Menganalisis Pengaruh kacang hijau terhadap kadar hemoglobin ibu

hamil trimester II dengan anemia gravidarum di wilayah Puskesmas

Warureja Tegal

d. Menganalisis Pengaruh kacang hijau terhadap berat badan ibu hamil

trimester II dengan anemia gravidarum di wilayah Puskesmas

Warureja Tegal

D. Manfaat Penelitian

1. Ibu Hamil

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai informasi tentang

penalakasanaan anemia dengan kacang hijau terhadap peningkatan

kadar hemoglobin pada ibu hamil

2. Bagi bidan/Tenaga kesehatan

hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bidan dalam

mengatasi anemia pada ibu hamil dengan non farmakologi dengan

memberikan kacang hijau

3. Bagi Puskesmas Warureja Tegal

Hasil penelitian ini berguna sebagai informasi untuk melakukan

penyuluhan tentang kesehatan pada Ibu hamil yang ada di Wilayah

Puskesmas Warureja Tegal khususnya tentang penatalaksanaan anemia

dengan kacang hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu

hamil
8

4. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai referensi maupun sumber

informasi tentang Pengaruh kacang hijau terhadap kadar hemoglobin

dan berat badan pada ibu hamil


9

E. Originalitas Penelitian

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian

Nama Judul Metodologi Hasil


No Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
1 Dewi Luh Pengaruh Penelitian iniAda perbedaan Penelitian
Retnorini, Pemberian merupakan kadar sebelumnya
2017 Tablet Fe Dan bentuk hemoglobin menggunakan
Sari Kacang penelitian ibu hamil rancangan
Hijau Terhadap kuantitatif sebelum dan quasi
Kadar dengan metode sesudah experiment
Hemoglobin yang digunakan diberikan dengan desain
Pada Ibu Hamil dalam intervensi Pretest-Postest
di wilayah penelitian inipada Control
kerja Puskesmas adalah quasikelompok Group
Pare Kabupaten experiment intervensi Design,
Temanggung dengan desain dengan p sedangkan
Pretest-Postest value 0,000 penelitian
Control Group dan pada sekarang
Design. kelompok dengan desain
control dengan Pretest-Postest
p value 0,056. one Group
2 Neneng Siti Pengaruh Jenis Penelitian Ada Pengaruh Penelitian
Lathifah, Pemberian Kuantitatif, Pemberian sebelumnya
2018 Kacang hijau rancangan Kacang hijau menggunakan
Terhadap penelitian Terhadap rancangan
kenaikan kadar metodequasi kenaikan quasi
hemoglobin eksperimen kadar experiment
pada ibu hamil dengan hemoglobin dengan desain
Trimester II di pendekatan pada ibu hamil Pretest-Postest
Wilayah Kerja pretest-posttest Trimester II di Control
Puskesmas with control Wilayah Kerja Group
Rawat Inap group. Puskesmas Design,
Way Kandis Rawat Inap sedangkan
Bandar Way Kandis penelitian
Lampung Bandar sekarang
Lampung dengan desain
Tahun 2018. Pretest-Postest
Hasil uji t one Group
didapat p
value 0,000 <
α (0,05)
3 Vina Aulia, Pengaruh Jenis penelitian Pemberian Penelitian
2018 Pemberian Sari eksperimen sari kacang sebelumnya
Kacang Hijau sungguhan hijau pada menggunakan
Terhadap Kadar (True ibu hamil eksperimen
Hemoglobin Ibu Eksperimen) selama 20 sungguhan
10

Hamil Anemia dengan hari dapat (True


di Wilayah rancangan meningkatkan Eksperimen)
Kerja Pretest-Posttest kadar dengan
Puskesmas Control Group hemoglobin rancangan
Lerep Design. sebanyak 0.84 Pretest-
Kabupaten g/dl meskipun Posttest
Semarang pada secara statistik Control
April 2018 tidak Group
signifikan Design,
sedangkan
penelitian
sekarang
dengan desain
Pretest-Postest
one Group

Anda mungkin juga menyukai