Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a. Definisi

Menurut federasi kehamilan obstetri internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. 13 Dalam buku lain

dijelaskan bahwa kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan Zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm.14

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan

merupakan suatu Proses fisiologi yang di mulai dari fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi serta

tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.14

b. Fisiologi Kehamilan

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh

sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung

20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses

pematangan dan terjadi ovulasi.14

10
11

Konsepsi merupakan pertemuan antara sperma dan sel telur

yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian

kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi

(pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi dan embrio di

dalam uterus. Terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sel mani

dan sel telur di sebut penghamilan (fertilisasi). Fertilisasi terjadi di

ampula tuba dan syarat dari setiap kehamilan adalah harus ada

spermatozoa, ovum, pembuahan (konsepsi) nidasi hasil konsepsi.15

Pada saat ovulasi ovum di keluarkan dari folikel de graf dari ovarium,

folikel yang ruptur akan mengalami perubahan sehingga terbentuk

korpus luteum menstruasi, secara progresif akan mengalami degenerasi

dan regresi menyeluruh pada menstruasi berikutnya. Apabila ovum

dibuahi maka korpus luteum akan dipertahankan oleh produksi

gonadotropin kronik (HCG) yang di hasilkan oleh sinsitofoblas

disekeliling blatokis dan menjadi korpus luteum kehamilan.15

c. Perubahan Fisiologi Kehamilan

1) Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan

berasal dari ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan

akan bertambah 12,5 kg, pada trimester ke-2 dan ke-3 pada

perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan

perminggu sebesar 0,4 kg. Sementara pada perempuan dengan gizi


12

kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan perminggu

masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.13

2) Sistem Kardiovaskuler/Sirkulasi Darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan di pengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula, mamae dan alat lain yang

berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume maternal mulai

meningkat pada saat 10 minngu usia kehamilan dan terus menerus

meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik

maksimum.16

Sirkulasi darah pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain : 14

a) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

retro-plasenter.

c) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.

Akibat dan faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran

darah, antara lain :

a) Volume darah.

Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah

lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam

pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada umur


13

hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar

25 sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.

Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya

hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu,

sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil

beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung

sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam

dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi

dengan puncak hari ke tiga sampai kelima.

b) Sel darah.

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan

sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah

sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel

darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml.

Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah

semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.

Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin dapat

menurun pada triwulan pertama, sedangkan fibrinogen meningkat

Pada postpartum dengan terjadinya hemokensentrasi dapat terjadi

tromboplebitis.

d. Diagnose Kehamilan
14

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi

pentingnya diagnosa kehamilan tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan

wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting dari pada diagnosis

kehamilan.17

Diagnosis kehamilan biasanya sangat mudah ditegakkan tapi

sayangnya, hal ini tidak selalu terjadi. Proses farmakologis atau

patofisiologis kadang-kadang memicu perubahan endokrin atau anatomis

yang menyerupai kehamilan. Dengan demikian kadang-kadang diagnosis

kehamilan tidak mudah ditegakkan tetapi kehamilan jarang tidak

terdiagnosis apabila telah dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratorium

dengan benar.17]

Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama

(0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), triwulan

ketiga (29 sampai 42 minggu). Untuk dapat menegakkan kehamilan

ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap tanda dan gejala

kehamilan.14

1) Trimester Pertama

Trimester pertama terjadi pada 0-12 minggu. Periode

ini terjadi perubahan pada badan seorang wanita hamil yang

bekerja keras untuk menyesuaikan diri dengan kehamilannya. Tidak

terjadinya menstruasi merupakan tanda pertama kehamilan, serta

payudara wanita mulai terasa nyeri dan menjadi lebih besar dan

lebih berat sebab saluran susu baru berkembang untuk persiapan


15

menyusui. Setelah itu rasa mual juga terjadi pada trimester pertama

akibat proses pencernaan yang lambat pada wanita hamil. Hal ini

menyebabkan makanan dicerna dalam lambung lebih lama dari

biasanya, sehingga menimbulkan mual. Pada beberapa minggu

pertama kehamilan, wanita akan merasa cepat lelah dan akan

menjadi lebih sensitif seperti perubahan rasa kecap di mulut.

Keadaan ini menyebabkan beberapa wanita hamil tidak menyukai

makanan dan minuman yang biasa ibu hamil suka contohnya, ada

rasa tidak suka kopi, atau wanita mendadak mengidam makanan

yang tidak biasanya mereka makan. Perubahan ini disebabkan oleh

meningkatnya kadar hormon yang terjadi selama kehamilan

berlangsung..

2) Trimester Kedua

Trimester kedua adalah periode kehamilan mulai minggu ke

13-28 yang merupakan waktu stabilitas atau kehamilan sungguh-

sungguh terjadi dan kedua orang tuanya mempunyai kesempatan

memikirkan dampak dari bayinya. Pada minggu ke 16 beberapa

wanita mulai terjadi perubahan pigmentasi kulit, puting susu (papilla

mammae), dan kulit sekitarnya mulai lebih gelap dan ada garis hitam

(line nigra) yang bisa terlihat pada pusar di perut yang disebut navel.

Sekitar 18 minggu kehamilan perut wanita mulai tampak menjadi

lebih bulat dikarenakan perkembangan janin. Bentuk badan wanita


16

akan mengalami perubahan yang tidak enak dipandang dan

memerlukan banyak pengertian dari pasangannya.

3) Trimester Ketiga

Trimester ketiga berlangsung dari kehamilan ke 29 sampai ke

40 (bayi lahir). Periode ini merupakan dimana wanita bisa

meluangkan waktu untuk mempersiapkan diri dalam persalinan

yang akan datang. Pada trimester ketiga ini terjadi perubahan

terutama pada berat badan, akibat pembesaran uterus dan sendi

panggul sedikit mengendor yang menyebabkan calon ibu sering kali

mengalami nyeri pinggang. Selanjutnya, minggu-minggu terakhir

kehamilan biasanya wanita hamil mengalami kontraksi Braxton Hick

atau uterus mengeras dan kontraksi seperti gerakan gerakan tanda

melahirkan. Kondisi tersebut hanya akan berlangsung selama 30

detik dan beberapa wanita tidak memperhatikannya bila kepala bayi

turun ke dalam pelvis sekitar 36 minggu. Dengan kepala bayi turun

ke dalam pelvis, ibu mulai merasa lebih nyaman dan napasnya

menjadi lebih mudah.

Kehamilan berhubungan dengan perubahan fisiologis yang

berakibat pada peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta

penurunan konsentrasi protein pengikat zat gizi dalam sirkulasi darah,

termasuk penurunan zat gizi mikro. Peningkatan produksi sel darah

merah ini terjadi sesuai dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan

penyempurnaan susunan organ tubuh. Adanya kenaikan volume darah


17

pada saat kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Pada

trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena

peningkatan produksi eritropoetin sedikit, karena tidak terjadi

menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Sedangkan pada awal

trimester kedua pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak

aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban sehingga lebih banyak

membutuhkan oksigen. Akibatnya, kebutuhan zat besi semakin

meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi eritrosit dan

karena itu rentan untuk terjadinya anemia terutama anemia

defisiensi besi.14

Konsentrasi hemoglobin normal pada wanita hamil berbeda pada

wanita yang tidak hamil. Hal ini disebabkan karena pada

kehamilan terjadi proses hemodilusi atau pengencerah darah, yaitu

terjadi peningkatan volume plasma dalam proporsi yang lebih

besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit. Dalam hal ini,

karena peningkatan oksigen dan perubahan sirkulasi yang meningkat

terhadap plasenta dan janin, serta kebutuhan suplai darah untuk

pembesaran uterus, terjadi peningkatan volume darah yaitu peningkatan

volume plasma dan sel darah merah. Namun, peningkatan volume

plasma ini terjadi dalam proporsi yang lebih besar yaitu sekitar tiga kali

lipat jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi

penurunan konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi. Hemodilusi

berfungsi agar suplai darah untuk pembesaran uterus terpenuhi,


18

melindungi ibu dan janin dari efek negatif penurunan venous retrun

saat posisi terlentang, dan melindungi ibu dari efek negatif kehilangan

darah saat proses melahirkan.15

Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri yang

fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat pada wanita untuk

meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat semasa

kehamilan karena sebagai akibat hipervolemi sehingga cardiac output

meningkat. Kerja jantung akan lebih ringan apabila viskositas darah

rendah dan resistensi perifer berkurang sehingga tekanan darah tidak

meningkat secara fisiologis, hemodilusi ini membantu ibu

mempertahankan sirkulasi normal dengan mengurangi beban jantung.17

2. Anemia Pada Ibu Hamil (Gravidarum)

a. Anemia

Anemia lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.

Penyakit ini rentan dialami pada semua siklus kehidupan (balita, remaja,

dewasa, bumil, busui, dan manula).

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah

hemoglobindalam 100 ml darah. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila

terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke

jaringan sehingga tubuh akan mengalami hipoksia. Anemia bukan suatu

penyakit atau diagnosis melainkan merupakan pencerminan kedalam

suatu penyakit atau dasar perubahan patofisiologis yang diuraikan oleh


19

anamneses dan pemeriksaan fisik yang teliti serta didukung oleh

pemeriksaan laboratorium .18

Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana rendahnya

konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit berdasarkan nilai ambang

batas (referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah

merah (eritrosit) dan hemoglobin, meningkatnya kerusakan eritrosit

(hemolisis), atau kehilangan darah yang berlebihan.

Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Kadar Hemoglobin19

Kelompok Umur/ Jenis Konsentrasi Hemoglobin


Kelamin (<g/dL)
6 bulan – 5 tahun 11,0
5 – 11 tahun 11,5
12 – 13 tahun 12,0
Wanita 12,0
Ibu Hamil 11,0
Laki-laki 13,0

b. Tanda Terjadinya Anemia

Letih, lelah, lesu dan lemah sering disebut sebagai gejala anemia atau

merupakan istilah yang disebut keadaan kurang darah. Anemia yang

umum dijumpai di Indonesia adalah anemia gizi, ditinjau dari segi

kesehatan masyarakat, anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat besi,

dibandingkan dengan kekurangan zat gizi lain. Oleh karena itu, anemia

gizi sering disebut sebagai anemia kurang besi dan sekarang lebih

popular hanya disebut sebagai anemia.20

Kulit pucat merupakan salah satu dari ciri-ciri lain dari penderita

anemia, yang disebebkan kadar hemoglobin rendah. Ciri-ciri lain adalah


20

sesak nafas pendek dan sedikit sesak, akibat kekurangan oksigen. Sel

darah merah merupakan pembawa oksigen dan zat gizi keseluruh tubuh.

Jika terjadi anemia, berarti kadar hemoglobin rendah, sehingga oksigen

yang dibawa juga lebih sedkit atau berkurang. Karena itulah penderita

anemia kekurangan oksigen 20

c. Penyebab Anemia

Biasanya, penyebab utama anemia adalah kunsumsi zat besi yang

rendah dari makanan. Seluruh zat besi berasal dari makanan dan tidak

bias disinteisi oleh tubuh. Beberapa pangan sumber zat besi adalah

sayuran berwarna hijau, dan daging sapi, ayam, ikan dan kambing. Mutu

pangan yang bersal dari hewan lebih baik daripada pangan nabati. 20

Ada tiga faktor yang dapat menimbulkan terjadinya anemia, yaitu

kehilangan darah karena pendarahan, terjadinya perusakan sel-sel darah

merah, dan produksi sel darah merah yang tidak mencukupi. Kondisi

individu yang sehat dan 20 bergizi yang cukup di dalam tubuh. Namun,

jika persediaan besi terus menurun dan keseimbangan zat besi tubuh

terganggu, hal itu dapat menyebabkan persediaan zat besi tubuh

berkurang. Berkurangnya persedian besi menyebabkan pembentukan

hemoglobin terganggu. Akibatnya, kadar Hemoglobin terus menurun

sehingga terjadilah anemia. Dalam kondisi itu, jika Hemoglobin darah

seseorang diperiksa, akan terlihat bahwa kadarnya berada dibawah

normal. 20
21

Anemia yang paling umum ditemui di Indonesia adalah anemia yang

terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak mencukupi, yang

disebabkan oleh faktor konsumsi zat gizi, khususnya zat besi. Pada

daerah-daerah tertentu, anemia dapat dipengaruhi oleh investasi cacing

tambang. Cacing tambang yang menempel pada dinding usus dan

memakan makanan membuat zat gizi tidak dapat diserap secara

sempurna.Akibatnya, seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat

besi. Gigitan cacing tambang pada dinding usus juga menyebabkan

terjadinya pendarahan sehingga tubuh kehilangan banyak sel darah

merah.Pendarahan dapat terjadi pada kondisi internal maupun eksternal,

misalnya pada waktu kecelakaan atau menstruasi yang banyak bagi

perempuan remaja. Pendarahan dapat pula terjadi karena pendarahan

kronis, yaitu pendarahan yang terjadi sedikit-sedikit akibat kanker pada

saluran pencernaan, wasir, dan lainnya. Pendarahnan yang terjadi secara

terus menerus itulah yang menyebabkan anemia 20

d. Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia selama kehamilan menyebabkan ibu hamil tidak begitu

mampu untuk menghadapi kehilangan darah dan membuatnya lebih

rentan terhadap infeksi. Jika anemianya berat, kegagalan jantung

cenderung terjadi. Anemia juga dapat menimbulkan hipoksia fetal dan

persalinan premature. 21

Proses kekurangan zat besi sampai anemia melalui beberapa

tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Lambat


22

laun hal tersebut mempengaruhi kadar Hb dalam darah. Di dalam tubuh

sebagian besi dalam bentuk ferritin di hati. Saat konsumsi zat besi dari

makanan tidak cukup, ferritin inilah yang diambil. Sayangnya, daya serap

zat besi dari makanan sangat rendah. Zat besi pada pangan hewani lebih

tinggi penyerapannya, yaitu 20 – 30 %, sedangkan dari sumber nabati

hanya 1 – 6 %.22

Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme tinggi. Misalnya,

untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuk menjadi organ, dan

juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil lebih banyak memerlukan

zat besi dibanding ibu yang tidak hamil 22

Anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh

sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim. Akibat anemia pada ibu hamil bisa terjadi pendarahan pada saat

persalinan karena luka akibat persalinan sulit menutup, meninggal saat

persalianan, meningkatkan resiko persalinan premature, berat bayi

rendah, gangguang jantung, ginjal dan otak 22

Pengetahuan ibu hamil yang kurang tentang anemia dan faktor

yang mempengaruhinya akan berpengaruh pada kurangnya konsumsi

makanan yang mengandung zat besi sehingga menyebabkan ibu hamil

akan mengalami anemia yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya serta pada

kesehatannya 23
23

Faktor umur ibu hamil berkontribusi terhadap kejadian anemia

selama hamil, Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun masih

membutuhkan zat besi lebih untuk keperluan kebutuhan pertumbuhan

diri sendiri dan juga untuk janinnya. Oleh karena itu, hamil di usia 20

tahun dengan asupan gizi yang tidak adekuat memiliki resiko anemia

defisiensi besi ibu hamil yang menderita anemia paling bayak pada usia

resiko yaitu kurang dari 20 tahun sebesar 58%. 24

Jarak antara kehamilan yang pendek (kurang dari 2 tahun)

mempunyai resiko untuk menderita anemia menurut anjuran yang

dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak

kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih karena jarak kelahiran

yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk

memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Maka

semakin pendek jarak kehamilan resiko terjadi anemia makin

meningkat.25

Faktor yang menggambarkan tingkat sosial ekonomi salah

satunya adalah tingkat pendidikan dan pekerjaan. Tingkat sosial ekonomi

yang rendah dapat mempengaruhi kejadian anemia. Angka kejadian

anemia pada ibu-ibu dengan kelompok pekerjaan suami (petani, nelayan,

pekerja lepas) lebih tinggi dari kelompok pekerjaan suami (pegawai

negeri, swasta dan dagang). Hal ini mencakup kemampuan dalam hal

membeli dan memenuhi makanan bergizi dan suplemen tambahan yang


25
dibutuhkan pada saat hamil. Ibu hamil yang berpendidikan rendah
24

menderita anemia sebanyak 60%, sedangkan ibu hamil yang

berpendidikan tinggi menderita sebanyak 17,4% 24

Pemeriksaan Antenatal Care, pada pemeriksaan antenatal

dilakukan pemantauan dan pemeriksaan terhadap keadaan anemia pada

ibu hamil sehingga apabila ibu menderita gejala anemia dapat dideteksi

sedini mungkin dengan pemeriksaan antenatal yang secara teratur untuk

diberi penanganan segera. Pada pemeriksaan ini tablet penambahan darah

(tablet Fe) juga diberikan pada ibu yang tidak mengalami anemia untuk

mencegah terjadinya anemia. Pada beberapa penelitian yang sudah

dilakukan bahwa jumlah penderita semakin menurun pada kelompok

yang sering mengunjungi klinik antenatal dan meningkat pada kelompok

yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal 25

e. Patofisiologi

Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut

hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah

kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi

pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30,00%, sel

darah merah 18,00% dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel

darah merah yang terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan sel

darah merah atau anemia.

Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi

dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita:

1) Pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja


25

lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia

cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila

viskositas rendah.

2) Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik

3) Perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih

sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental.

Tetapi pengenceran darah yang tidak diikuti pembentukan sel

darah merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia. Bertambahnya

volume darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan

mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36 minggu.

f. Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan

1) Anemia Defisiensi Besi

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia

kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi

dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau karena terlampau

banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.

2) Anemia Megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan

infeksi yang kronik.


26

3) Anemia Hipoplastik

Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu

membuat sel-sel darah baru.

4) Anemia Hemolitik

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia

hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia

biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa

kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang

sebelumnya tidak menderita anemia. 26

g. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Zat Besi Pada Ibu

Hamil

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi

kurang zat besi pada ibu hamil menurut Bazzano, (2012) dengan melalui

pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Pemberian terapi

farmakologis diantaranya adalah pemberian tablet penambah darah atau


[55].
yang lebih dikenal dengan sulfas ferossus Terapi non farmakologis

untuk meningkatkan status besi dapat diberikan berbagai jenis sayuran

berwarna hijau dan makanan yang mengandung flavonoid. Menurut

Waryana (2010) bahwa makanan yang banyak mengandung zat besi,

misalnya kurma, daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam dan

susu.27
27

Salah satu buah yang mengandung senyawa flavonoid yang

membantu meningkatkan trombosit dan hemoglobin dan mengandung

Zat besi sangat diperlukan dalam pembentukan darah yaitu untuk


25
mensintesis hemoglobin yaitu buah kurma . Buah kurma bila

dikeringkan dapat disimpan dalam waktu lama tanpa mengalami

kerusakan, oleh karenanya buah kurma sangat baik dikonsumsi.27

3. Hemoglobin

a. Definisi Hemoglobin

Hemoglobin merupakan salah satu bagian dari darah yang memiliki

peranan penting dalam pembentukan eritrosit. Setiap molekul

hemoglobin mengandung 5% pigmen heme yang mengandung zat besi

dan 95% globulin, sebuah polipeptida. Hemoglobin berfungsi sebagai

pembawa oksigen yang kaya akan zat besi dalam sel darah merah, dan

oksigen dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan 28

Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin menjadikan

hemoglobin tampak berwarna kemerahan apabila berikatan dengan

oksigen dan kebiruan apabila mengalami deoksigenasi. Dengan

demikian, darah arteri yang teroksigenasi sempurna tampak merah dan

darah vena yang telah kehilangan sebagian oksigen di jaringan

memperlihatkan rona kebiruan. 29


28

b. Struktur Hemoglobin

Molekul hemoglobin terdiri dari dua bagian, yaitu globin dan heme.

Bagian globin merupakan suatu protein yang terbentuk dari 4 rantai

polipeptida yang berlipat-lipat. Heme merupakan gugus netrogenosa non

protein yang mengandung besi dan masing-masing terikat pada satu

polipeptida.30

Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin


Sumber: 31

Ada dua pasang polipeptida di dalam setiap molekul hemoglobin, dua

dari subunit tersebut mengandung satu jenis polipeptida lain. Pada

hemoglobin manusia, dua jenis polipeptida tersebut disebut rantai α yang

masing-masing mengandung 141 residu asam amino dan rantai β masing-

masing mengadung 146 residu asam amino. Hemoglobin ini diberi kode

α2β2 32.

c. Sintesis Hemoglobin

Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas, kemudian

dilanjutkan pada stadium retikulosit. Secara kimiawi, pembentukan

hemoglobin terdiri dari 5 tahapan. Pertama, suksinil-KoA yang dibentuk


29

dalam siklus krebs berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul

pirol. Selanjutnya, 4 molekul pirol bergabung untuk membentuk

protoporfirin yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk

molekul heme. Akhirnya, tiap molekul heme bergabung dengan rantai

polipeptida panjang (globulin) yang disintesis oleh ribosom, membentuk

suatu subunit hemoglobin yang disebut rantai hemoglobin. Tiap-tiap

rantai tersebut mempunyai berat molekul kira-kira 16.000 Dalton . Empat

dari molekul ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar

untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap 30.

d. Katabolisme Hemoglobin

Hemoglobin yang dilepaskan sewaktu sel-sel darah merah pecah,

akan segera difagositosit oleh sel-sel makrofag di dalam tubuh, terutama

di dalam hati (sel-sel kupffer), limpa dan sumsum tulang. Selanjutnya

selama beberapa jam atau beberapa hari sesudahnya, makrofag akan

melepaskan besi yang didapat dari hemoglobin kembali ke dalam darah

untuk diangkut oleh transferin menuju sumsum tulang. Selain itu, juga

menuju ke hati dan jaringan-jaringan lainnya untuk disimpan dalam

bentuk ferritin. Bagian porfirin dari molekul hemoglobin akan diubah

oleh sel-sel makrofag melalui serangkaian tahapan menjadi pigmen

bilirubin yang akan dilepaskan ke dalam darah dan akhirnya akan

disekresikan oleh hati masuk ke dalam empedu.28


30

e. Hemoglobin pada Ibu Hamil

Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah

merah dan berfungsi antara lain untuk: mengikat dan membawa oksigen

dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, mengikat dan membawa CO2

dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru, memberi warna merah pada


32
darah serta mempertahankan keseimbangan asam-basa dari tubuh .

Batasan normal kadar hemoglobin wanita hamil menurut WHO adalah

> 11 g/dl. Derajat anemia pada ibu hamil berdasarkan kadar hemoglobin

menurut WHO sebagai berikut: 34

Anemia HB
Ringan sekali Hb 10 g/dl - batas normal.
Ringan : Hb 8 g/dl - 9.9 gr/dl.
Sedang Hb 6 g/dl – 7.9 gr/dl.
Berat : Hb < 6 gr/dl

Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan darah antara lain:

1) Komponen yang berasal dari makanan terdiri dari: protein, glukosa,

lemak, vitamin B12, B6, asam folat dan vitamin C serta elemen dasar:

Fe, Cu, dan Zn.

2) Sumber pembentukan darah.

3) Sumsum tulang.

4) Kemampuan reabsorbsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan.

5) Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari. Sel–sel

darah merah yang sudah tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku

untuk membentuk sel darah yang baru.


31

6) Terjadinya perdarahan kronik yang menahun: gangguan menstruasi,

penyakit yang dapat mengakibatkan perdarahan pada wanita seperti

miomauteri, polip servik, penyakit darah, parasit dalam usus.

f. Kadar Hemoglobin

Kadar Hemoglobin merupakan salah satu parameter yang digunakan

secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hemoglobin

merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.

Hemoglobin dapat diukur secara ilmiah dan jumlah Hb/100 ml darah

dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.

Penilaian status gizi dengan kadar hemoglobin merupakan penilaian

status gizi secara biokimia. Fungsinya untuk mengetahui satu gangguan

yang sering terjadi selama kehamilan yaitu anemia gizi 35

g. Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Diantara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan

yang paling sederhana adalah metode Sahli dan yang lebih canggih

adalah metode cyanmethemoglobin.33 Selain metode pemeriksaan Sahli

dan cyanmethemoglobin, saat ini sudah banyak diproduksi alat

pemeriksaan kadar hemoglobin digital (hemoglobin testing system Quick-

Check) yang mudah dan praktis untuk digunakan namun hasil yang

diperoleh terstandar dan tidak terdapat perbedaann antara metode digital

dan metode cyanmethemoglobin. Prosedur pemeriksaan dengan metode

digital (hemoglobin testing system Quick-Check).


32

Alat/sarana : Hemometer, code chip, sterile lancets, lancing pen, strip

pengukur, kapas dan alkohol.

Prosedur kerja:

1) Masukkan baterai dan nyalakan mesin.

2) Atur jam, tanggal dan tahun pada mesin.

3) Ambil chip warna kuning masukkan ke dalam mesin.

4) Jika layar muncul “eror” berarti mesin rusak.

5) Jika layar muncul OK berarti mesin siap digunakan.

6) Setiap botol strip pada hemoglobin terdapat chip test.

7) Untuk cek hemoglobin, masukkan chip hemoglobin dan strip

hemoglobin terlebih dahulu.

8) Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.

9) Setelah itu akan muncul gambar tetes darah dan kedip-kedip.

10) Masukkan jarum pada lancing pen / alattembak berbentuk pen dan

atur kedalaman jarum.

11) Gunakan kapas alkohol untuk membersihkan jari responden.

12) Tembakkan jarum pada jari dan tekan supaya darah keluar.

13) Darah disentuh pada strip dan bukan ditetes di atas strip.

14) Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.

15) Darah langsung meresap sampai ujung strip dan bunyi beep.

16) Tunggu sebentar, hasil akan keluar beberapa detik pada layar.

17) Baca hasil yang tertera pada layar.


33

4. Kacang hijau

a. Definisi

Kacang hiajau adalah tanaman pendek bercabang tegak, bagian

dari tanaman kacang hijau antara lain akar, batang, daun, bunga, buah

dan biji. Kacang hijau adalah tanaman pangan yang banyak

dibutuhkan oleh masyarakat. Tanaman pangan ini telah dikenal luas

dan sudah lama di budidayakan di indonesia. Kelebihan kacang hijau

dengan kacang lainya yaitu mampu hidup dan berubah di daerah

kering. Bahkan, dimusim kemarau tanaman kacang hijau mampu

betahan hidup di musim kering. Kacang hijau juga tahan terhadap hama

dan penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau relatif sedikit.

Tetapi dengan mudahnya kacang hijau di tanam di indonesia masih

membuat stok kacang hijau di indonesia kurang. Masalah yang dihadapi

adalah dalam budidaya kacang hijau di Indonesia masih rendahnya

produksi dan produktivitasnya. Umumnya, produk kacang hijau

sebesar 0,6 ton di tingkat petani, hal ini disebabkan sistem budidaya

yang diterapkan prtani masih bersifat tradisional dan belum

mengadopsi sisitem teknologi budidaya yang tepat dengan pengunaan

bibit unggul.36
34

Gambar 2.1 Kacang Hijau

b. Klasifikasi

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang

dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-

polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan

sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.

Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai

tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Dalam dunia

tumbuh – tumbuhan taksonomi kacang hijau dapat di klasifikasikan

sebagai berikut (Anonim) :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. Radiata
Nama binomial : Vigna Radiata

Kacang hijau (mung bean) terdiri dari berbagai jenis. Jenis

kacang hijau yang paling umum mempunyai warna kulit hijau. Namun
35

terdapat varietas kacang hijau lainya yang berwarna kuning, coklat,

ungu, dan putih. Kacang hijau merupakan sumber protein, mineral,

kalsium, asam folat, potasium dan magnesium yang sangat baik. Kacang

hijau juga mengandung tiamin, asam pantotenat, zat besi, fosfor, seng

dan tembaga. Dari kandungan gizi dari kacang hijau, kacang hijau sering

di buat produk olahan seperti bubur kacang hijau, minuan sari kacang

hijau dan bisa di kembangkan menjadi minuman instan kacang hijau.

Di cina tepung kacang hijau digunakan pada pembuatan mi isntan.37

c. Manifestasi klinis

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan

merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor.

Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.

Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk

memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang

sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi.

Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan

makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah

berbau. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh

dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang

mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi

penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau mengandung

vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria. Maka

kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh


36

mereka yang baru menikah. Kacang hijau juga mengandung multi

protein yang berfungsi mengganti sel mati dan membantu

pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang

baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya (Anonim).

Kacang hijau (Vigna radiata,L) banyak dikonsumsi oleh

masyarakat selain beras, karena tergolong tinggi penggunaannya dalam

masyarakat, maka kacang hijau ini memiliki tingkat kebutuhan yang

cukup tinggi. Dengan teknik budidaya dan penanaman yang relatif

mudah budidaya tanaman kacang hijau memiliki prospek yang baik

untuk menjadi peluang usaha bidang agrobisnis. Kacang hijau ditanam

di lahan sawah pada musim kemarau setelah padi atau tanaman palawija

yang lain. Adapun kegiatan dalam budidaya tanaman semusim secara

umum dimulai dari persiapan lahan, penanaman benih, pengairan,

pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan

serta penanganan pasca panen.38

Kacang hijau (Vigna radiata,L.) merupakan salah satu tanaman

leguminosae yang cukup penting di Indonesia setelah tanaman kedelai

dan kacang tanah. Dalam setiap 100 gram biji kacang hijau mengandung

345 kal kalori, 22 gram protein, 1,2 g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mg

kalsium, 320 mg fosfor 6,7 mg besi, 157 SI vitamin A, 0,64 mg vitamin

B 1, 6 mg vitamin C dan 10 g air.39

Salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan manfaat dari

tanaman yang mempunyai banyak fungsi tersebut adalah dengan


37

menjadikannya minuman dalam bentuk serbuk. Pangan fungsional

adalah segolongan makanan atau minuman yang mengandung bahan-

bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan

mencegah penyakit tertentu. Minuman berupa bubuk merupakan produk

olahan pangan yang berbentuk serbuk, mudah larut air, praktis dalam

penyajian dan memiliki daya simpan yang lama karena kadar airnya

yang rendah dan memiliki luas permukaan yang besar. Miana

merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam daftar 66

komoditas tanaman biofarmaka berdasarkan keputusan menteri Pertanian

Nomor: 511/kuts/PD.310/9/2006. Tanaman jahe yang termasuk kedalam

family Labiate ini ditemukan hampir diseluruh pelosok nusantara.

Masyarakat Indonesia menggunakan tanaman ini untuk mengobati batuk,

sebagai terapi untuk penyakit jantung, penambah nafsu makan,

menetralisir racun, menghilangkan gumpalan darah, dan sebagai obat

cacing.40

Kacang hijau (Phaseolus radiatus L atau Vigna radiata L) atau

biasa disebut golden gram, green gram, mungo, dan mungbean termasuk

famili leguminosae dan sub famili phapilonaceae, genus phaseolus, dan

spesies radiatus (Marzuki, 1977). Kacang hijau merupakan salah satu

tanaman yang berumur pendek (± 60 hari). Tanaman ini mudah tumbuh

hampir di seluruh tempat, baik dataran rendah maupun dengan

ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.40


38

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat

bervariasi antara 30 sampai dengan 60 cm. Cabangnya menyamping

pada batang utama, berbentuk bulat dan berbulu, warna batang dan

cabangnya hijau tetapi ada juga yang ungu. Sifat-sifat tanaman kacang

hijau antara lain lebih tahan kekeringan, lebih sedikit hama dan

penyakit yang menyerang, dapat dipanen pada umur 55-60 hari, dapat

ditanam pada tanah yang kurang subur, dan lebih kecil resiko kegagalan

panen secara totalnya.40

Buah/polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih

dengan ujung runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau tua atau

hijau kelam dan setelah tua, polong berwarna hitam atau coklat jerami

dengan panjang 6-15 cm dan tiap polong berisi 6-16 biji bulat agak

memanjang. Polong umumnya lebih kecil dibandingkan dengan kacang-

kacangan lainnya. Warna biji kebanyakan hijau kusam atau hijau

mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, coklat, dan hitam.40

Biji kacang hijau secara umum terdiri dari tiga bagian yaitu kulit,

endosperma, dan lembaga. Kulit melindungi biji dari kekeringan,

kerusakan fisik, mekanik, serangan kapang dan serangga. Endosperma

merupakan biji yang mengandung cadangan makanan untuk

pertumbuhan lembaga. Lembaga akan membesar saat pertumbuhan biji

tersebut.40

Kacang hijau mempunyai manfaat yang sangat penting karena

mempunyai nilai gizi yang cukup baik. Karbohidrat merupakan bagian


39

terbesar pada kacang hijau yaitu 62,5% sehingga dapat digunakan

sebagai sumber energi. Karbohidrat tersusun atas pati, gula, dan serat

kasar. Pati kacang hijau terdiri dari 28,8% amilosa dan 71,2%

amilopektin. Kacang hijau merupakan sumber protein yaitu 22,2%,

vitamin A 9 IU, vitamin B1 150-400 IU dan mineral yang meliputi

kalsium, belerang, mangan, dan besi.40

Disamping mengandung protein tinggi, kacang hijau juga

mengandung kalsium dan fosfor yang bermanfaat untuk tulang.

Kandungan asam lemak tak jenuh pada kacang hijau menjadikan kacang

ini baik jika dikonsumsi bagi mereka yang menderita obesitas untuk

menurunkan berat badan. Kacang hijau juga banyak mengandung

Vitamin B1. Vitamin B1 merupakan bagian dari koenzim yang berperan

penting dalam oksidasi karbohidrat untuk diubah menjadi energi.

Vitamin B2 yang terkandung pada kacang hijau dapat membantu

penyerapan protein di dalam tubuh. Melihat kandunga gizi yang terdapat

pada kacang hijau, dengan adanya produk susu kacang hijau

diharapkan dapat menjadi alternatif subsitusi bagi susu hewani dan

diharapkan dari susu kacang hijau dapat ditingkatkan dan

dikembangkan nilai fungsionalnya melalui pengembangan produk lain

misalnya produk probiotik yoghurt susu kacang hijau.41

Tabel 2.2 Nilai Fisiko- Kimia Kacang Hijau

No Parameter Satuan Nilai


1 Protein % 22,2
2 Lemak % 1,2
40

3 Karbohidrat % 62,9
4 Kalsium Mg/100g 125,00

d. Fisiologis

Kacang hijau mempunyai daya cerna protein yang tinggi yaitu

81. Daya cerna dipengaruhi adanya inhibitor tripsin dan aktivasi enzim

tripsin serta adanya tanin atau polifenol. Biji kacang hijau yang

telah direbus atau diolah dan kemudian dikonsumsi mempunyai daya

cerna yang tinggi dan rendah daya flatulensinya. Flatulensi disebabkan

oleh oligosakarida seperti raffinosa, stakiosa, dan ferbakosa.

Perendaman kacang-kacangan dalam air, proses perkecambahan, dan

fermentasi mencegah timbulnya flatulensi Zat antigizi lain yaitu

hemaglutinin dan asam fitat. Hemaglutinin dapat menggumpalkan sel

darah merah dan bersifat toksik. Toksisitas hemaglutinin dapat

dihancurkan melalui proses pemanasan pada suhu 100ºC. Asam fitat

dapat membentuk kompleks dengan Fe atau unsur-unsur mineral,

terutama Zn, Mg, danCa menjadi bentuk yang tidak larut dan sulit

diserap tubuh sehingga mengurangi ketersediannya dalam tubuh karena

menjadi sangat sulit dicerna. Proses fermentasi dapat meningkatkan

ketersediaan unsur besi bagi tubuh. Hal ini penting untuk mencegah

anemia gizi besi.42

e. Patofisiologis

Kandungan asam amino pada kacang hijau cukup lengkap

yang terdiri dari asam amino esensial yakni isoleusin, leusin, lisin,
41

metionin, fenilalanin, treonin, valin, dan juga asam amino

nonesensial yakni alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, glisin,

triptofan dan tirosin. Kandungan protein, karbohidrat, dan lemak

pada kacang hijau mendukung proses sintesis hemoglobin.

Karbohidrat dan lemak membentuk suksinil-KoA yang selanjutnya

bersama glisin akan membentuk protoporfirin melalui serangkaian

proses porifirinogen. Protofirin yang terbentuk selanjutnya bersama

molekul heme dan protein globin membentuk hemoglobin. Kandungan

glisin 0,9% dari 22% jumlah asam amino total pada kacang hijau,

sehingga kacang hijau selain mampu membantu sintesis heme juga

sebagai bahan pembentuk sintesis heme. Menurut Bovell-Benjamin

menyatakan bahwa absorbsi besi dapat meningkat 4 kali lipat dengan

pemberian glisin. Penelitian tersebut dengan menggunakan preparat iron

bis-glycine yaitu senyawa besi-glisin kuat yang dapat menghasilkan

konfigurasi cincin heterosiklik ganda. Bentuk ini dipercaya dapat

melindungi besi dari faktor penghambat besi dan berbagai interaksi di

usus halus. Glisin juga turut membentuk antioksidan glutation yang

dapat mempertahankan besi dalam bentuk ferro, sehingga absorbsi

besi dapat ditingkatkan.43

Proses absorbsi besi dalam usus yaitu zat besi diserap di

dalam duodenum dan jejunum bagian atas melalui proses yang

kompleks. Besi yang terdapat di dalam bahan pangan baik dalam

bentuk Fe3+ atau Fe2+ mula- mula mengalami proses pencernaan. Di


42

dalam lambung Fe3+ larut dalam asam lambung, kemudian diikat

oleh gastroferin dan direduksi menjadi Fe2+ (Ferro) dengan adanya

asam ascorbat (vitamin C). Didalam usus Fe2+ dioksidasi menjadi

Fe3+, yang selanjutnya berikatan dengan apoferitin yang kemudian

ditransformasi menjadi ferritin, membebaskan Fe2+ ke dalam plasma

darah. Di dalam plasma, Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+ dan

berikatan dengan transferitin.Transferitin mengangkut Fe2+ ke dalam

sumsum tulang untuk bergabung membentuk hemoglobin.Transferitin

mengangkut Fe2+ ke dalam tempat penyimpanan besi di dalam

tubuh (hati, sumsum tulang, limpa, dan sistem retikuloendotelial)

kemudian dioksidasi menjadi Fe3+ .Fe3+ ini bergabung dengan

apoferitin membentuk ferritin yang kemudian akan disimpan.44


43

B. Kerangka Teori

Kekurangan Zat Besi

Peningkatan kebutuhan
fisiologis (untuk
memenuhi kebutuhan ibu,
janin dan plasenta)

Kehilangan banyak darah


Ibu Hamil (persalinan yang lalu, Kadar
Anemia operasi, perdarahan Hemoglobin
akibat infeksi kronis) ibu hamil

Malabsorbsi (gangguan
penyerapan zat besi pada
usus)

Kebutuhan berlebihan
(kehamilan, multiparitas)
kehamilan kembar,
riwayat anemia maupun
perdarahan pada
kehamilan

Farmakologi Kacang hijau


Konsumsi tablet Fe selain memiliki
kandungan zat
Penatalaksanaan besi, vitamin c,
anemia Non Farmakologi dan zat seng
Konsumsi buah atau yang berperan
makanan mengandung dalam
zat besi: penanganan
daun pepaya, anemia
kangkung, daging defisiensi besi
sapi, hati ayam, susu
dan kacang hijau

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian .


44

C. Variabel Penelitian

Variabel Independent Variabel Dependent

Konsumsi Kacang Hijau

Kadar Hemoglobin ibu


hamil

Konsumsi tablet Fe

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu.

1. Variabel Bebas (Variabel Independent)

Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengaruh konsumsi

kacang hijau dan tablet Fe

2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kadar hemoglobin ibu

hamil.
45

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang

diajukan, yang kebenaran dari jawaban ini akan dibuktikan secara empirik

dengan penelitian yang akan dilakukan.

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada Pengaruh kacang hijau terhadap kadar hemoglobin ibu hamil

trimester II dengan anemia gravidarum di wilayah Puskesmas

Warureja Tegal

Ho : Tidak ada Pengaruh kacang hijau terhadap berat badan ibu hamil

trimester II dengan anemia gravidarum di wilayah Puskesmas

Warureja Tegal

Anda mungkin juga menyukai