TINJAUAN TEORI
5
6
3. Uterus
Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga
pelvis dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding
abdomen, mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh
hingga menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi
kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya rektosigmoid
di daerah kiri pelvis.
Tabel 2.1 usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri
Tinggi fundus uteri Usia Kehamilan
1/3 diatas simfisis 12 minggu
½ diatas simfisis pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
4. Ovarium
Pada trimester ke III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi
karena telah digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk.
b. Sistem Payudara
Pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara semakin
meningkat. Dari yang kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan
yang keluar lebih kental, berwarna kuning dan banyak mengandung
lemak. Cairan ini disebut kolostrum.
c. Sistem Endokrin
Kelenjar tyroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat
persalinan akibat dari hyperplasia kelenjar dan peningkatan
vaskuarisasi.
d. Sistem Perkemihan
Kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.
e. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone
yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak
organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,
kearah atas lateral.
7
f. Sistem Musculoskeletal
Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh
secara bertahan ada peningkatan berat wanita hamil menyebabkan
postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan
distensi abdomen yang membuat tanggul miring kedepan, penurunan
tonus otot dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat gravitasi wanita bergeser
kedepan.
g. Sistem Kardiovaskuler
Terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara
bersamaan limfosit dan monosit.
h. Sistem Integument
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai payudara,
paha, juga akan terlihat perubahan pigmentasi yang berlebihan. Tapi
akan hilang pasca melahirkan.
i. Sistem Metabolisme
Pada wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meninggi. BMR
meningkat hingga 15-20% yang umumnya terjadi pada triwulan akhir.
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan
yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan menyusui. Keseimbangan asam basa
mengalami penurunan dari 155 mEq/liter menjadi 145 mEq/liter karena
hemodulasi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
Kebutuhan protein makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, dalam makanan diperlukan protein tinggi ½ gr/kg BB atau sebutir
telur ayam sehari.Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan
protein. Kebutuhan zat mineral meliputi 15 gr/hr, 30-40 gr untuk
pembentukan tulang janin. Fosfor 2 gr/hari, zat besi 800 mgr atau 30-50
mgr sehari.
j. Sistem Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh
Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12
kg. Cara yang dipakai untuk menuntukan berat badan menurut tinggi
badan adalah sebagai berikut:
8
2.1.9 Kunjungan
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional
untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang
ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga
kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu
hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan
standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001:31).
a. Kunjungan ibu hamil Kl
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan.
b. Kunjungan ulang
15
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
c. K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat
atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai
standar yang ditetapkan dengan syarat (Sarwono, 2006):
1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2) Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah
minggu ke 36).
4) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu
c. Mengukur berat badan dan lingkar lengan atas. Jika beratnya tidak
bertambah atau jika LILAnya kurang menunjukkan kurang gizi. Beri
penyuluhan tentang gizi.
d. Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring
dengan bantal. Letakkan tensimeter yang sejajar dengan jantungnya.
Jika tekanan darah diatas 140/90 mmHg, atau peningkatan diastole 10
mmHg/ lebih sebelum kehailan 16 minggu atau paling sedikit pada
pengukuran dua kali berturut - turut dengan selisih waktu 1 jam berarti
ada selisih yang nyata dan ibu perlu dirujuk.
e. Periksa Hb pada kunjungan pertama dan pada kehailan 28-30 minggu
atau lebih untuk mengetahui tanda anemia.
f. Berikan tablet besi minimal 90 tablet selama hamil dan di minum sehari
sekali dengan air putih.
g. Menanyakan adanya tanda gejala PMS.
h. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap, termasuk payudara untuk persiapan
menyusui.
i. Ukur TFU dalam centimeter. TFU sesudah 24 minggu sama dengan umur
kehamilan dalam cm.
j. Mendengarkan denyut jantung dan tanyakan pergerakan janin.
k. Beri nasehat tentang cara perawatan diri selama kehamilan.
l. Dengarkan keluhan dan bicarakan rencana persalinan.
h. Virus TORCH
Pemeriksaan laboratorium yang penting selama kehamilan lainnya yaitu
pemeriksaan TORCH. TORCH adalah penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan kelainan bawaan/cacat pada janin bila ibu hamil mengidap
penyakit tersebut. Pemeriksaan TORCH terdiri dari toksoplasma, rubella,
CMV dan herpes. Infeksi TORCH dapat terdeteksi dari adanya antibodi
yang muncul sebagai reaksi terhadap infeksi.
Idealnya tes dilakukan pada trimester pertama begitu positif hamil.
Tujuannya untuk mengenali status kesehatan ibu hamil dan infeksi yang
ada bisa segera mendapat terapi.
(Permenkes, 2014).
2.1.16 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III
Menurut Mangkuji, dkk (2014) pembuatan grafik metode SOAP merupakan
pengelolaan informasi yang sistematis yang mengatur penemuan dan konklusi
kita menjadi suatu rencana asuhan, metode ini merupakan inti sari dari proses
penatalaksanaan kebidanan guna menyusun dokumentasi asuhan.
Tanggal : tanggal dilakukannya pengkajian
Jam : jam dilakukannya pengkajian
Dicantumkan untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien.
A. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama
Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan menghindari
terjadinya kekeliruan. (Matondang, 2009)
b. Umur
Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil adalah wanita dengan usia 20-
35 tahun. Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 20 tahun
meningkatkan insiden pre- eklampsia dan usia diatas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes melitus tipe II, hipertensi kronis,
persalinan yang lama pada nulipara, seksio sesaria, persalinan preterm,
IUGR, anomali kromosom dan kematian janin (Varney, dkk, 2007).
c. Agama
Ditanyakan sebagai dasar dalam memberikan dukungan mental dan
spiritual terhadap pasien saat memberikan asuhan. (Matondang, 2009)
dan mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat membimbing dan
mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya.
d. Suku
Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhadap pola pikir
mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat yang dianut
e. Pendidikan
Sebagai dasar petugas kesehatan dalam menentukan metode yg tepat
dalam menyampaikan informasi. Tingkat pendidikan ini akan sangat
24
(2011) Istirahat sangat di perlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu petugas
kesahatan perlu menggali pola istirahat ibu supaya mengetahui hambatan
yang mungkin muncul. Pola istirahat ibu hamil : Istirahat siang normalnya
1-2 jam dan istirahat malam normalnya 6-8 jam.
d. Pola aktifitas
Perlu dikaji karena data ini memberikan gambaran tentang seberapa
berat aktifitas yang sering di lakukan ibu.jika kegiatan ibu terlalu berat di
khawatirkan dapat menimbulkan penyulit pada masa kehamilan.
e. Personal hygine
Data ini perlu di kaji karena sangat mempengaruhi kesehatan pasien.
Beberapa cara perawatan kebersihan diri.
1. Mandi
Menanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi sehari (normalnya
sehari mandi 2 kali).
2. Keramas
Minimal seminggu 3 kali.
3. Mengganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal 1 kali sehari dan mengganti celana dalam minimal
2 kali sehari dan bila sewaktu-waktu celana dalam kotor harus di ganti
tanpa harus menunggu waktu untuk mengganti.
f. Aktifitas seksual
Data ini perlu dikaji walaupun ini menyangkut dengan privasi pasien
karena kemungkinan ada beberapa keluhan dalam aktivitas seksual yg
menganggu klien. Beberapa hal yang perlu ditanyakan :
1. Frekuensi
Ditanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam
seminggu.
2. Gangguan
Ditanyakan apakah klien mengalami keluhan selama berhubungan
seksual. Misanya nyeri pada saat berhubungan, adanya ketidak
puasan suami, kurangnya keinginan untuk berhubungan. Koitus harus
dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan
karena berpotensi terjadinya ketuban pecah (Sulistiawati, 2014)
g. Riwayat Psikososial dan budaya
31
2. Pemeriksaan fisik
i. Inspeksi
Wajah : Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada
wajah dan leher (Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte
Stimulating Hormone. (Mochtar, 2011) Selain itu, penilaian
pada muka juga ditujukan untuk melihat ada tidaknya
pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji
33
Genetalia Pengaruh
: hormon estrogen dan progesteron adalah pelebaran
pembuluh darah sehingga dapat terjadi varises pada sekitar
genetalia. Namun tidak semua ibu hamil mengalami varises
pada daerah tersebut (Mochtar, 2011). Pada keadaan
normal, tidak terdapat hemoroid pada anus.
R/ Pemeriksaan kebersihan dan penyakit yang terdapat pada
genetalia dapat ditentukan untuk mengetahui terjadinya infeksi
pada bayi dan penyakit menular seksual yang telah diderita ibu.
Anus : Normalnya anus tidak tampak hemoroid. R/Peningkatan
hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi
karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga
uterus menekan daerah perut, dan penyebab lain konstipasi
atau sembelit. (Mochtar, 2011)
Ekstremitas : Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella
: menunjukkan respons positif. Normalnya tampak simetris,
pergerakan bebas, tidak oedema, (pergerakan kaku
35
iii. Auskultasi
Dada Normalnya tidak terdengar bunyi ronchi
dan bunyi wheezing.
R/ Pernafasan ibu sebagai screening, untuk
mengetahui penyakit yang diderita oleh ibu
misalnya pada ibu yang memiliki penyakit
asma, dan tidak boleh melahirkan secara
normal karena, radang kronis yang terjadi
pada obstruksi reversible dari spasme,
edema.
Iv. Perkusi
Ekstrimitas bawah : Respon reflek patella harus ada (+
+) Jika reflek patella negative
kemungkinan ibu mengalami
kekurangan vitamin B1 dan juga
menunjukkan ada masalah di saraf
tulang belakang pasien atau tulang
perifer, reflek patella (+)
menunjukkan sistem saraf di daerah
ekstermitas bawah itu mengalami
hipoaktif, reflek patella (+++/+++)
38
C. Assasment
39
Dx : G… P... Ab... Usia Kehamilan 37-38 minggu Janin T/H/I dengan masalah
yang didapatkan dari pemeriksaan subyektif dan obyektif.
(Pada langkah ini kita juga harus mengidentifikasi masalah atau dignosa
potensial lain berdasarkan keluhan pasien. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil terus
mengamati kondisii klien)
Keterangan :
G : Gravida keberapa atau hamil keberapa
P : Para aterm (lahir cukup bulan berapa kali), premature (bayi lahir
usia kehamilan 28 -36 minggu), imatur (bayi lahir usia kehamilan
kurang dari 28 minggu), hidup ( lahir hidup atau anak hidup berapa)
Ab : Abortus (pernah keguguran berapa kali), mola hidatidosa (hamil
anggur), kehamilan ektopik terganggu(hamil di luar kandungan)
D. Planning
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi ibu,
tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif. Sesuai
dengan Kemenkes RI (2013), standar pelayanan antenatal merupakan
rencana asuhan pada ibu hamil yang minimal dilakukan pada setiap
40
kunjungan antenatal, antara lain timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur
tekanan darah, ukur LILA, ukur TFU, tentukan status imunisasi dan berikan
imunisasi TT sesuai status imunisasi, berikan tablet tambah darah, tentukan
presentasi janin dan hitung DJJ, berikan konseling mengenai lingkungan
yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan
payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam
hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, berikan pelayanan tes
laboratorium sederhana, dan lakukan tatalaksana.
DX : G… P... Ab... Usia Kehamilan 37-38 minggu Janin T/H/I dengan
(masalah yang didapatkan sesuai dengan diagnosa dalam
assament/jika ada)
Tujuan : ibu mendapatkan pelayanan kehamilan sesuai dengan kebutuhan dan
keluhan ibu hamil
Intervensi:
Dalam penatalaksanaan Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
disesuaikan dengan rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan
secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based
kepada ibu dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Asuhan kebidanan pada ibu hamil itu meliputi menimbang berat badan,
mengukur tinggi badan, mengukur tekanan darah, mengukur LILA,
mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan memberikan imunisasi TT
sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah darah, menentukan
presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan konseling mengenai
lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi,
perawatan payudara,body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi,
senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, memberikan
pelayanan tes laboratorium sederhana, dan melakukan tatalaksana, dilakukan
juga tindakan penanganan yang bersifat segera, biasanya hanya dicantumkan
pada ibu yang mengalami kegawatdaruratan dalam kehamilannya.
Selain itu juga dilakukan evaluasi Penilaian atau evaluasi dilakukan segera
setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian
dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan atau keluarga serta ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi ibu. Berikut adalah uraian evaluasi dari pelaksanaan.
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin berambah oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
c. Ketegangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya
terenggang oleh karena isinya.
d. Pengaruh janin/fetal cortisol
Hypofise dan kelenjar suprarenal pada janin memegang peranan dalam
proses persalinan, oleh karena itu pada anencepalus kehamilan lebih lama
dari biasanya.
e. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan dari desidua meningkat saat umur kehamilan
15 minggu. Hasil percobaan menunjukan bahwa prostaglandin menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan.
2) Tenaga Mengejan
Tenaga mengejan terjadi karena adanya kontraksi otot-otot dinding
perut dan juga karena kepala yang sudah berada pada dasar panggul,
mengejan paling bagus dilakukan saat ada ontraksi atau his
b. Passage/Panggul/jalan lahir
Faktor paling penting dalam menentukan proses persalinan salah satunya
adalah pelvis minor yang tersusun dari tulang-tulang yang kokoh dan
kemudian dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat. Pelvik
minor dibagi menjadi 3 bagian yakni:
1) Pintu Atas Panggul/PAP
Anterior : Crista dan spina pubica
Lateral : Linea illiopectinea pada os coxae
Posterior : Tepi anterior assis sacri dan prootorium
2) Cavum Pelvis
Cavum pelvis merupakan bagian terluas dan bentuknya hampir seperti
lingkaran.Batasannya yakni :
Anterior : titik tengah permukaan belakang os pubis
Lateral :1/3 bagian atas dan tengah foramen obsturatorium
Posterior :Hubungan antara vertebra sacralis kedua dan ketiga.ukuran
depan belakang 12,75 cm danUkuran melintangnya 12.5 cm
3) Bidang sempit panggul
Bidang sempit panggul merupakan bidang yang membentang melalui
tepi bawah sympisis menuju ke spina isciadika dan memotong ujung
atas sacrum.
4) Pintu bawah panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari dua buah segitiga yang mempunyai
basis bersama dan merupakan bagian terbawah.diameter pintu bawah
panggul antara lain:
46
c. Passager/fetus
Janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan dengan besar dan juga
karena posisi janin atau bagian janin yang terletak pada bagian depan jalan
lahir. Adapula faktor kelainan genetik dan juga kebiasaan ibu yang buruk
dapat menjadikan pertumbuhan menjadi tidak normal misalnya
1) Kelainan bentuk dan besar janin (ansefalus, hidrosefalus dann janin
makrosomia)
2) Kelainan pada letak kepala dan juga letak janin misalnya sungsang,
melintang dan lain-lain.
d. Psikologis Ibu
Keadaan psikologis adalah keadaan baik secara emosional, jiwa,
pengalaman, adat istiadat, dan dukungan dari orang-orang tertentu yang
dapat mempengaruhi proses persalinan. Kondisi psikologis ibu melibatkan
emosi dan persiapan intelektual, pengalaman bayi sebelumnya dan
dyukungan orang terdekat. Keadaan stres dan cemas dan depresi dapat
mempengaruhi persalinan karena dapat mempengaruhi kontraksi yang
dapat mempengaruhi proses persalinan, untuk itu sangat penting bagi
bidan dalam mempersiapkan mental ibu menghadapi proses persalinan.
e. Penolong
Penolong persalinan bertugas mengantisipasi dan menangani komplikasi
yang mungkin terjadi pada ibu dan janin dan proses persalinan sangat
tergantung dari kemampuan,keterampilan,dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.
47
Seorang bidan harus bekerja sesuai dengan standar yang telah ditentukan
dan untuk pertolongan persalinan ditetapkan stadar asuhan persalinan
normal (APN) yang terdiri dari 58 langkah dengan tetap memperhatikan 5
aspek benang merah asuhan persalinan normal yakni,membuat keputusan
klinik,asuhan sayang ibu dan sayang bayi,pencegahan infeksi, pencatatan
atau rekamedik asuhan persalinan dan rujukan (Liliyana, 2011).
6) Metabolisme
Selama persalinan metabolisme karbohidrat aerobik maupun anaerobik
akan meningkat secara terus menerus karena kecemasan serta kegiatan
otot tubuh.kenaikan metabolisme tercermin dengan kenaikan suhu badan,
denyut jantung, pernafasan, curah antung dan kehilangan cairan.
7) Ginjal
Selama persalian terjadi peningkatan produksi urin karena peingkatan
filtrasi glomerulus serta aliran plasma ginjal.
8) Gastrointestinal
Gerakan lambung dan penyerapan makanan berkurang selama persalinan.
Terjadi peningkatan asam lambung menyebabkan aktivitas pencernaan
hampir berhenti dan juga pengosongan lambung menjadi sangat lamban.
9) Hematologi
Selama persalinan terjadi peningkatan hemoglobin 1,2 mg/100ml dan sel
darah putih sebesar 5000-15000, dan gula drah akan berkurang semua ini
dikarenakan ada peningkatan kontraksi uterus dan otot-otot tubuh.
10) Endokrin
Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan karena terjadi
penurunan kadar progesterone dan peningkatan estrogen, prostaglandin
dan oksitosin.
d. Pada ibu multigravida ia lebih cenderung khawatir pada anak yang ditinggal
dirumah oleh sebab itu dukungan dari suami dan juga bidan sangat
dibutuhkan agar ibu bisa melewati persalinan dengan lancar tanpa ada
kekuatiran dan sebagainya.
d. Kala IV
Merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas
pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV persalinan
meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas
(puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan.
g. Ikterus,
h. Anemia berat,
i. Tanda/gejala infeksi
k. Tinggi fundus 40 cm/lebih (perut bumil lebih besar dari pada orang hamil biasanya),
l. Gawat janin ( ada tanda gerakan janin berkurang dari 10 gerakan dalam 1
hari),
o. Presentasi ganda,
r. Syok.
55
f. Pekerjaan ibu
Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status
gizinya (Hidayat dan Uliyah, 2008). Hal ini dikaitkan dengan berat janin
saat lahir. Jika tingkat sosial ekonominya rendah, kemungkinan bayi
lahir dengan berat badan rendah.
g. Penghasilan
Status ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik
dan psikologi ibu, status ekonomi yg baik otomatis akan mendapatkan
kesejahteraan fisik dan psikologi yg baik pula status gizipun akan
meningkat karena nutrisi didapat berkualitas, selain itu ibu tidak akan
terbebani secara psikologi mengenai biaya bersalin dan pemenuhan
kebutuhan bayi.
h. Alamat
Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan
follow up terhadap perkembangan ibu. Lingkungan tempat tinggal klien
perlu diketahui untuk menilai apakah lingkungan cukup aman bagi
kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Alasan Datang
Ibu datang kerumah sakit/puskesmas/BPS dirujuk atau datang sendiri
dengan alasan-alasan tertentu dan untuk menegakkan diagnosa serta
tindakan yang seharusnya dilakukan.
3. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Pada kasus persalinan, informasi yang harus
didapat dari pasien adalah kapan mulai terasa kencang-kencang di perut,
bagaimana intensitas dan frekuensinya, apakah ada pengeluaran cairan dari
vagina yang berbeda dari air kemih, apakah sudah ada pengeluaran lendir
yang disertai darah serta pergerakan janin untuk memastikan
kesejahteraannya. Rasa sakit pada perut dan pinggang akibat kontraksi
yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluarnya lendir darah dan
keluarnya air ketuban dari jalan lahir merupakan tanda dan gejala
persalinan yang akan dikeluhkan oleh ibu menjelang akan bersalin
(Mochtar, 2011).
4. Riwayat kehamilan , persalinan, nifas yang lalu.
57
III. Assesment
Perumusan diagnosa persalinan disesuaikan dengan nomenklatur
kebidanan, seperti G2P1A 0 usia 22 tahun usia kehamilan 39 minggu inpartu
kala I fase aktif dan janin tunggal hidup. Perumusan masalah disesuaikan
dengan kondisi ibu. Rasa takut, cemas, khawatir dan rasa nyeri merupakan
permasalahan yang dapat muncul pada proses persalinan (Varney, dkk,
66
2007). Kebutuhan ibu bersalin menurut Leaser & Keanne dalam Varney
( 1997) adalah pemenuhan kebutuhan fisiologis ( makan, minum, oksigenasi,
eliminasi, istrirahat dan tidur), Mengidentifikasi data dasar yang diperoleh
melalui data subyektif dan obyektif sehingga diperoleh diagnosa / masalah.
Dx : G....P…. Ab….Usia Kehamilan 37-38 Minggu janin... dengan
inpartu kala I fase...
IV. Planning
Tanggal :
Jam :
Penatalaksanaan yang mengacu pada tindakan kebidanan pada persalinan
kala I.
a. Kala I
1. Lakukan pengawasan menggunakan partograf, meliputi ukur tanda-tanda
vital ibu, hitung denyut jantung janin, hitung kontraksi uterus,
lakukan pemeriksaan dalam, serta catat produksi urine, aseton dan
protein (WHO, 2013).
2. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu.
3. Atur aktivitas dan posisi ibu yang nyaman.
4. Fasilitasi ibu untuk buang air kecil.
5. Hadirkan pendamping ibu seperti suami maupun anggota keluarga
selama proses persalinan.
6. Ajari ibu tentang teknik relaksasi yang benar.
7. Berikan sentuhan, pijatan, counterpressure, pelvic rocking, kompres
hangat dingin pada pinggang, berendam dalam air hangat maupun
wangi-wangian serta ajari ibu tentang teknik relaksasi dengan cara
menarik napas panjang secara berkesinambungan untuk mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan oleh ibu.
8. Informasikan tentang perkembangan dan kemajuan persalinan pada
ibu maupun keluarga.
Manajemen SOAP Kala II
i. Pengkajian
A. Data Subyektif
1) Alasan Datang
67
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Normal (baik)
Kesadaran : Normal (Composmentis)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Normal(100/70-130/90 mmHg)
Nadi : Normal (60 – 100 kali/menit)
Suhu : Normal (36,5 – 37,2oC)
68
c) Auskultasi
Dada : Normalnya tidak terdengar bunyi ronchi dan
bunyi wheezing.
Abdomen : Normalnya terdengar bunyi Denyut Jantung
Janin dan normal frekuensinya 120–160
kali/menit, serta terdengar jelas.
d) Perkusi
Normalnya reflek patella harus ada (+)
e) Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dalam (tgl...jam...oleh...)
Vulva/vagina : Pengeluaran blood show
Pembukaan : 10cm
Effacement : 100 %
Ketuban : Normalnya utuh
Bagian terendah : Normalnya kepala
Bagian terdahulu : UUK (ubun-ubun
kecil
Hodge : III-IV
Moulage :Tulang kepala
memberikan
petunjuk tulang
panggul (0), (1),
(2), (3), normalnya
tidak ada atau (0).
ii. Assesment
Mengidentifikasi data dasar yang diperoleh melalui data subyektif dan
obyektif sehingga diperoleh diagnosa / masalah.
Dx : G....P…. Ab…. Usia Kehamilan39-40Minggu dengan Inpartu kala II
iii. Planning
Tanggal :
Jam :
Penatalaksanaan yang mengacu pada tindakan kebidanan persalinan kala II
1. Anjurkan ibu untuk mimilih posisi yang nyaman saat bersalin.
70
II. Assesment
Mengidentifikasi data dasar yang diperoleh melalui data subyektif dan
obyektif sehingga diperoleh diagnosa / masalah.
Dx : P…. Ab….dengan kala III
III. Planning
Penatalaksanaan yang mengacu pada tindakan kebidanan persalinan kala III
Manajemen SOAP Kala IV
a. Pengkajian
a. Data Subyektif.
1) Keluhan Utama
Pada ibu yang baru saja melahirkan keluhan normal yang ibu rasakan,
kelelahan, capek, tetapi perasaan sangat senang karena bayinya sudah
lahir dan ari-ari lahir lengkap.
b. Data Obyektif
i. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Normal (baik)
Kesadaran : Normal (Composmentis)
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : Normal (100/70-130/90 mmHg)
Nadi : Normal (60 – 100 kali/menit)
Suhu : Normal (36,5 – 37,2oC)
Pernafasan : Normal (16 – 24 kali / menit)
ii. Pemeriksaan fisik
72
a) Inspeksi
Wajah : Normalnya pada ibu setelah melahirkan
wajah tidak oedema, tidak pucat.
Mata : Normalnya pada ibu setelah melahirkan
sklera putih, konjungtiva merah muda.
Dada : Normalnya payudara tampak tegang, ASI
sudah keluar
Abdomen : Normalnya pembesaran perut sesaui
dengan TFU.
Genetalia : Normalnya 50cc
Ekstremitas
Atas : Normalnya tampak simetris, pergerakan
bebas, tidak oedema.
Bawah : Normalnya tampak simetris, pergerakan
bebas, tidak oedema.
b) Palpasi
Dada : Normalnya payudara sudah
mengeluarkan ASI
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontarksi uterus
baik/keras, kandung kemih kosong.
c) Auskultasi
Dada : Normalnya tidak terdengar bunyi ronchi
dan bunyi wheezing
d) Perkusi
Normalnya reflek patella harus ada (+)
b. Assesment
Mengidentifikasi data dasar yang diperoleh melalui data subyektif dan
obyektif sehingga diperoleh diagnosa / masalah.
Dx : P…. Ab….dengan kala IV Post Partum Normal
c. Planning
Lakukan pertolongan kelahiran plasenta sesuai dengan managemen aktif
kala III yang tercantum dalam asuhan persalinan normal.
73
Proses:
4) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih lalu keringkan dengan hunduk
yang bersih.usahakan ruangan ttetap hangat
6) Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan
adanya kelainan.periksa anus dan daerah kemaluan.lakukan pemeriksa
ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan.ibu sebaiknya menyaksikan
pemeriksaan tersebut
9) Berikan bayi pada ibu untuk di susui dengan ASI segera setelah lahir
paling lambat dalam 2 jam pertama
11) Cuci tnga sekali lagi dengan sabun dan air bersih,dan keringkan tangan
dengan handuk bersih.
2. Standar 14 Penanganan pada 2 jam pertama setelah lahir
a. Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
yang di perlukan.
b. Bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat
pulihnya kesehatan ibu , dan membantu ibu untuk memulai memberikan
ASI
Syarat:
a) Ibu dan bayi di jaga o/ bidan selama 2jam setelah persalinan
b) Bidan terlatih dalam merawat ibu dan bayi segera setelah persalinan,
termasuk pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat
85
Proses:
a) Segera setelah bayi lahir keringkan sambil perhatikan apakah bayi bisa
bernafas atau apakah ada kelainan lainnya
b) Jika keadaan umum bayi baik,letakkan bayi didada ibunya agar terjadi
kontak kulit antara ibu dan bayi
f) Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama sesudah
melahirkan
susu pecah-pecah, keringat berlebih serta rasa nyeri selama beberapa hari
jika ibu mengalami hemoroid (Varney, dkk, 2007). Pada ibu nifas keluhan
normal yang ibu rasakan adalah terasa nyeri pada jalan lahir jika ada jahitan
laserasi, pada ibu primigravida kadang belum bisa merawat bayinya sendiri
3) Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi: Ibu nifas harus mengkonsumsi
makanan yang bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori untuk
mendapat protein, mineral, vitamin yang cukup dan minum sedikitnya
2-3 liter/hari. Selain itu, ibu nifas juga harus minum tablet tambah
darah minimal selama 40 hari dan vitamin A (Varney, dkk, 2007).
b. Pola Eliminasi: Ibu nifas harus berkemih
dalam 4-8 jam pertama dan minimal sebanyak 200 cc (Bahiyatun,
2009). Sedangkan untuk buang air besar, diharapkan sekitar 3-4 hari
setelah melahirkan (Mochtar, 2011).
c. Personal Hygiene : Bertujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi yang dilakukan dengan menjaga
kebersihan tubuh, termasuk pada daerah kewanitaannya dan
payudara, pakaian, tempat tidur dan lingkungan (Varney, dkk., 2007).
d. Istirahat: Ibu nifas harus memperoleh
istirahat yang cukup untuk pemulihan kondisi fisik, psikologis dan
kebutuhan menyusui bayinya dengan cara menyesuaikan jadwal
istirahat bayinya (Varney, dkk., 2007).
e. Aktivitas: Mobilisasi dapat dilakukan sedini
mungkin jika tidak ada kontraindikasi, dimulai dengan latihan tungkai di
tempat tidur, miring di tempat tidur, duduk dan berjalan. Selain itu, ibu
nifas juga dianjurkan untuk senam nifas dengan gerakan sederhana
dan bertahap sesuai dengan kondisi ibu (Varney, dkk, 2007).
f. Hubungan Seksual: Biasanya tenaga
kesehatan memberi batasan rutin 6 minggu pasca persalinan untuk
melakukan hubungan seksual (Varney, dkk., 2007).
4. Data Psikologis
a. Respon orangtua terhadap kehadiran bayi dan peran baru sebagai
orangtua:
b. Respon setiap ibu dan ayah terhadap bayinya dan terhadap pengalaman
89
B. Data obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran :Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.
Composmentis adalah status kesadaran dimana
ibu mengalami kesadaran penuh dengan
memberikan respons yang cukup terhadap
stimulus yang diberikan (Hidayat dan Uliyah,
2008).
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah :Segera setelah melahirkan, banyak wanita
mengalami peningkatan sementara tekanan
darah sistolik dan diastolik kemudian kembali
secara spontan setelah beberapa hari. 100/70-
130/90 mmHg
Nadi : Denyut nadi yang meningkat selama persalinan
akhir, kembali normal setelah beberapa jam
pertama pasca partum. 60 – 100 kali/menit)
Suhu :Pada saat bersalin, ibu mengalami kenaikan suhu
tubuh dan akan kembali stabil dalam 24 jam
pertama pasca partum 36,5 – 37,2oC .
90
lahir dengan 0-7 hari disebut dengan neonatal sedangkan 0-28 hari disebut
dengan neonatal lanjut.
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir)
sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi
berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalahbayi berusia 7-28 hari(Muslihatun,
2010).
Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang
lebih rendah dari suhu yang ada di rahim.Apabila bayi dibiarkan disuhu
ruangan, bayi akan mengalami kehilangan suhu melalui
konveksi.Evaporasi sebanyak 200 kal/kg/BB/menit. Sedangkan
produksi yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu bayi sebanyak 20C dalam waktu 15
menit. Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan
kebutuhan O2 pun meningkat.
c.Perubahan pernapasan
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas
melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru
bayi. Rangsangan gas melalui paru-paru untuk gerakan pernapasan
pertama.
Adapun awal terjadinya napas:
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan di
luar rahim yang merangsang pusat pernapasan otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang etrjadi karena kompresi paru
selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru
secara mekanis.
d. Perubahan Peredaran Darah
Bayi baru lahir setelah terjadi kelahiran harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melaluitubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan. Te sirkulasi yang baik pada bayrjadi
dua perubahan besar yang membuat sirkulasi yang baik pada baru lahir
diluar rahim :
1) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
2) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta.
Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan teanaa di seluruh
sistem pembulh tubuh. Oksigenasi menyebabkan sistem pembuluh
mengubah tekanan dengan cara mengurangi atu eningkatkan
resistnsinya, sehingga mengubah aliran darah. Ada duakanan dalam
sist peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah
yaitu:
a) Pada saat tali pusat di potong, resistensi pembuluh sistemik dan
tekanan atrium kanan menurun.
96
e. Refleks babinski
Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki ke
arah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan
menunjukkan respon berupa semua jari kaki hyperekstensi dengan ibu
jari dorsifleksi.
f. Refleks moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba
digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.
g. Refleks tonik leher atau “fencing”
Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan akan ekstensi, dan
ekstremitas yang berlawanan akan fleksi apabila kepala bayi ditolehkan
ke satu sisi selagi istirahat. Respons ini dapat tidak ada atau tidak
lengkap segera setalah lahir.
h. Refleks ekstrusi
Bayi baru lahir menjulurkan lidah ke luar bila ujung lidah disentuh dengan
jari atau puting.
i. Refleks melangkah
Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam suatu gerakan berjalan atau
melangkah jika diberikan dengan cara memegang lengannya sedangkan
kakinya dibiarkan menyentuh permukaan yang rata dan keras.
j. Refeleks merangkak
Bayi akan berusaha merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kaki
bila diletakkan telungkup pada permukaan datar (Marmi dkk, 2015).
Antimalaria
Jika terdapat demam dan bayi berasal dari daerah endemis malaria, periksa
apus darah untuk mencari parasit malaria dan berikan antimalaria jika positif.
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI.
3) Data Kesehatan
a) Riwayat Kehamilan: Untuk mengetahui beberapa kejadian
atau komplikasi yang terjadi saat mengandung bayi yang baru
saja dilahirkan. Sehingga dapat dilakukan skrining test dengan
tepat dan segera.
b) Riwayat Persalinan: Untuk menentukan tindakan segera yang
dilakukan pada bayi baru lahir.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum: Baik
b) Tanda-tanda Vital: Pernapasan normal adalah antara 30-50
kali per menit, dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan
tidak ada tanda-tanda distress pernapasan. Bayi baru lahir
memiliki frekuensi denyut jantung 110-160 denyut per menit
104
mg, melakukan pencegahan infeksi pada tali pusat, kulit dan mata serta
memberikan imunisasi Hb-0 (Bobak, dkk., 2005).
5. Evaluasi Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai
melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi bayi kemudian dicatat,
dikomunikasikan dengan ibu dan atau keluarga serta ditindak lanjuti sesuai
dengan kondisi bayi.
a. Bayi dapat menangis dengan kuat dan bergerak aktif
b. Bayi telah dikeringkan dengan handuk dan telah dilakukan IMD selama
1 jam.
c. Tali pusat bayi telah dirawat dengan benar.
d. Bayi telah dijaga kehangatannya dengan cara dibedong. e. Bayi telah
mendapatkan injeksi vitamin K 1 mg, salep mata dan imunisasi Hb-0.
Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan
sebagai berikut :
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c. Tidak membutukan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual
e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat
menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan
kontrasepsi
f. Tidak memerlukan biaya
g. Tidak membutukan tempat pelayanan kontrasepsi.
Keterbatasan
a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami dan istri
b. Harus ada motifasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual
setiap saat.
d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak
subur.
e. Harus mengamati siklus menstruasi minimal 6 kali siklus.
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
2. Metode Suhu Basal
Metode suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh
selama istirahat atau dalam keadaan istirahat.
a. Tujuan
Untuk mengetahui masa subur atau ovulasi.
b. Manfaat
1) Metode suhu basal bermanfaat bagi pasangan yang
menginginkan kehamilan.
2) Serta bermanfaat bagi pasangan yang menginginkan
menghindari atau mencegah kehamilan.
117
f. Kerugian
Angka keberhasilannya ditentukan oleh waktu pemasangan,
tenaga kesehatan yang memasang, dan teknik pemasangannya.
Waktu pemasangan dalam 10 menit setelah keluarnya plasenta
memungkinkan angka ekspulsinya lebih kecil ditambah dengan
ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih (dokter atau bidan) dan
teknik pemasangan sampai ke fundus juga dapat meminimalisir
kegagalan pemasangan.
g. Efek Samping dan Komplikasi
1. Ekspulsi
Angka kejadian ekspulsi pada IUD sekitar 2-8 per 100 wanita
pada tahun pertama setelah pemasangan. Angka kejadian
ekspulsi setelah post partum juga tinggi, pada insersi setelah
plasenta lepas kejadian ekspulsi lebih rendah daripada pada
insersi yang dilakukan setelahnya. Gejala ekspulsi antara lain
kram, pengeluaran per vagina,spotting atau perdarahan, dan
dispareni.
2. Kehamilan
Kehamilan yang terjadi setelah pemasangan IUD post
plasenta terjadi antara 2.0-2.8 per 100 akseptor pada 24
bulan. Setelah 1 tahun, studi menyatakan angka kegagalannya
0,8 % dibandingkan dengan pemesangan IUD saat menstruasi.
3. Infeksi
Prevalensi infeksi cenderung rendah yaitu sekitar 0,1 % sampai
1,1 %.
4. Perforasi
Perforasi rendah yaitu sekitar 1 kejadian perforasi dari jumlah
populasi 1150 sampai 3800 wanita.
h. Petunjuk Bagi Klien
1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu setelah
pemasangan AKDR
2. Selama bulan pertama menggunakan AKDR,periksalah benang
AKDR secara rutin tertutama setelah haid
3. Setelah bulan pertama pemasangan,hanya perlu memeriksa
keberadaan benang setelah haid apabila mengalami :
124