Anda di halaman 1dari 40

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep kehamilan

1. Definisi kehamilan

Kehamilan adalah proses alamih, prubahan-perubahan yang

terjadi pada wanita selama kehamilan itu adalah normal dan sifatnya

fisiologis bukan patologis (Nugroho,2016).

Kehamilan merupakan rangkaian peristiwa yang terjadisaat sel

telur dibuahi dan pembuahan sel telur kemudian berkembang sampai

menjadi fetus yang aterm. Kehamilan adalah adanya janin

dikandungan hasil dari pembuahan sel sperma dan sel telur (Icemi

Sukarni K, dkk 2015).

Kehamilan adalah masa yangcukup berat yang dirasakan oleh

seorang ibu, oleh karena itu ibu hamil sangat perlu dukungan dari

keluarga terutama dukungan dari suami agar bisa menjalani segala

proses kehamilan hingga proses persalinan dengan aman dan

nyaman (Yuliani,2015).

2. Kehamilan Trimester III

Kehamilan trimester III merupakan masa kehamilan dari waktu

usia kandungan 7 bulan sampai 9 bulan. Kehamilan trimester ketiga


sering disebut masa penantian dengan penuh waspada. Pada masa ini

ibu mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai makhluk yang

terpisah itulah yang menyebabkan ibu hamil tidak sabar menanti

kehadiran bayi. Trimester ketiga adalah waktu persiapan menjadi

orang tua dan menanti kelahiran bayi hal yang menjadi perhatian

dan fokus ibu hamil pada saat bayi akan segera dilahirkan.

Membesarnya perut dan gerakan bayi inimerupakan hal yang

menjadi ingatan ibu akan bayi yang dikandungnya. Terkadang ada

perasaan khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Kekhawatiran

Ini menyebabkan ibu waspada akan timbulnya tanda dan gejala yang

akan timbul menjelang persalinan.

3. Tanda dan Gejala kehamilan

a. Amenorhea (terlambat dating bulan)

Kehamilan mengakibatkan dinding dalam uterus tidak

dilepaskan sehingga tidak datangnya haid dianggap sebagai

kehamilan. Akan tetapi ini tidak dapat dianggap pasti kehamilan

karena amenorhea juga dapat terjadi pada beberapa penyakit yang

kronik, perubahan faktor- faktor lingkungan, malnutrisi dan yang

paling sering terjadi gangguan emosional pada mereka yang tidak

ingin hamil.

b. Mual dan muntah


Mual muntah adalah gejala yang sangat umum terjadi dari rasa

tidak enak sampai rasa ingin muntah yang berkepanjangan dalam

kedokteran ini disebut morning sickness karena sering terjadi pada

pagi hari. Mual muntah terjadi apabila mencium makanan yang

baunya menyengat dan emosi yang tidak stabil. Untuk megatasinya

dianjurkan makan makanan yang mudah dicerna. Jika berlebihan

bisa diberikan obat obatan anti mundah.

c. Mastodinia

Mastodinia merupakan sakit pada payudara dan rasa kencang

yang disebabkan oleh payudara yang membesar. Faskularisasi

bertambah asinus dan duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen

dan progesterone.

d. Lelah dan mengantuk

Tanda kehamilan yaitu susah bangun karena kelelahan, namun

stress,sakit, dan depresi juga bisa membuat rasa lelah dan

mengantuk.

e. Nyeri punggung

Saat kehamilan 3 minggu pertama ditandai dengan rasa nyeri di

bagian punggung. Apabila tidak hamil, mungkin saja anda

menderita penyakit tertentu yang berhubungan dengan punggung.

f. Sakit kepala
Ibu hamil sering terserang sakit kepala secara berkala biasanya

karena kadar hormone estrogen. Adapun penyebab sakit kepala

lainnya yaitu dehidrasi, kafein, dan mata kejang.

g. Suka ngemil

Sering di sebut ngidam dimana ibu hamil memiliki keinginan

untuk makan makanan tertentu. Tetapi bila terjadikesalahan diet,

stress, depresi dan terlambat haid tiga bulan ini menyebabkan tiba-

tiba suka ngemil.

h. Quickening

Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama biasanya

disadari pada waktu kehamilan 18-20 minggu.

i. Gangguan kencing

Frekuensi kencing bertambah dan seing kencing pada malam

hari, disebabkan oleh desakan uterus yang membesar dan tarikan

oleh uterus ke cranial. biasanya terjadi pada trimester kedua

umumnya keluhan ini hilang karena uterus membesar keluar dari

rongga panggul. Pada trimester ketiga gejala muncul karena janin

mulai masuk ke panggul dan menekan

j. Perubahan berat badan

Saat kehamilan 2 sampai 3 bulan akn sering terjadi penurunan

berat badan karena tidaknafsu makan serta sering muntah-muntah.

Saat bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai

stabil menjelang aterm.


k. Perubahan warna kulit

Perubahan yang terjadi adalah closma yakni warna kulit

kehitam-hitaman pada dahi, pungggung dan kulit yang didaerah

pipi. Ini sering muncul pada kehamilan 16 minggu. Dibagian aereola

dan putting payudara warna kulit menjadi hitam. Perubahan-

perubahan tersebut disebabkan oleh stimulasi MSH (melanocyte

stimulating hormone). Didaerah kulit abdomen dan payudara dapat

mengalami perubahan yang dikenal dengan strie gravidarum yaitu

perubahan warna seperti jaringan parut.

l. Perubahan payudara

Pada kehamilan sering terjadi pembesaran payudara,akan tetapi

ini bukan petujuk pasti karena kondisi serupa bisa terjadi pada

kontrasepsi hormonal, penderita tumor otak atau ovarium,

penggunaan, obat penenang, dan pseudocyesis atau hamil semu.

4. Perubahan Anatomis dan Adaptasi fisiologi Pada Ibu Hamil

Trimester III

1. Sistem reproduksi

a. Vagina dan vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan ini merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada saat persalinan dan

untuk meningkatkan ketebalan mukosa,hipertropi sel otot polos dan

mengendorkan jaringan ikat

b. Serviks Uteri
Penurunan lebih lanjut dari kolagen konsentrasi terjadi pada

kehamilan aterm. Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan,

sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan berulang,

kontraksinya menurun secara nyata dari keadaan yang relative dilusi

dalam keadaan menyebar (dispersi).

a. Uterus

Pada kehamilan trimester III uterus akan terus membesar di dalam

rongga pelvis dengan seiring perkembanganya uterus akan

menyentuh dinding abdomen, mendorong usus kesamping dan

keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati.

b. Ovarium

Pada trimester III korpus luteum sudah tidak berfungsi

dikarenakan telah diganti oleh plasenta yang sudah terbentuk.

c. Mamae

Pada kehamilan trimester III pertumbuhan kelenjar mamae

membuat ukuran payudara pada ibu hamil semakin membesar. Pada

waktu kehamilan 32 minggu terdapat warna cairan agak putih

seperti air susu yang sangat encer. Pada kehamilan 32 minggu

sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning,

dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrom.

1. Sirkulasi darah
Volume darah kehamilan trimester III akan bertambah sekitar

25% pada puncak usia kehamilan 32 minggu. Meskipun ada

peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi

penambahan volume eritrosit secara keseluruhan tetapi penambahan

volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin

dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin

dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobinini

menurun menjadi ± 120 g/L. pada minggu ke-32, ibu hamil

mempunyai hemoglobin total lebih besar dari pada wanita yang

tidak hamil. Bersamaan ini, jumlah sel darah putih meningkat

(10.500/ml), demikian juga hitung trombosit.

2. Sistem endokrin

Pada kehamilan trimester III elenjar tiroid akan mengalami

pembesaran 15,0 ml pada saat persalinan akibat hyperplasia kelenjar

dan peningkatan vaskularisasi pada kehamilan trimester III.

3. Sistem Perkemihan

Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering

kencing akan muncul pada kehamilan trimester III, karena kandung

kemih akan mulai tertekan.

Selama trimester III, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih delatasi

akibat pelvis kiri pergeseran uterus yang berat kekanan. Perubahan-


perubahan ini membuat pelvis dan ureter untuk menampung urin

dalam volume yang besar dan memperlambat urin aliran.

4. Sistem Pencernaan

Pada kehamilan trimester III biasanya terjadi konstipasi karena

berpengaruh hormone progesteron yang meningkat.

5. Sistem musculoskeletal

Pada kehamilan trimester III perubahan tubuh dan peningkatan

berat badan ibu hamil menyebabkan postur dan cara berjalan

berubah. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul

miring ke depan, penurunan tonus otot dan peningkatan berat badan

pada saat kehamilan akhir membutuhkan penyesuaian ulang.

6. Sistem respirasi

kehamilan trimester III pernafasan masih diafragmatik selama

kehamilan tetapi akibat pergerakan diafragma terbatas setelah usia

kehamilan 30 minggu, ibu hamil bernafas lebih dalam oleh karena

itu terjadi peningkatan volume tidal dan kecepatan ventilasi,

sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi

oksigen menjadi meningkat 30%. Ini menyebabkan meningkatnya

sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan

pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan

trimester III kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan

mungkin tidak kembali pada keadaan saat sebelum kehamilan, oleh


karena itu menimbulkan rasa khawatir bagi ibu hamil yang

memperhatikan penampilan bentuk tubuhnya.

7. Sistem integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam dan juga akan mengenai daerah mamae dan paha

perubahan ini disebut striae gravidarum.

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat- alat

tertentu. Pigmen ini disebabkan oleh pengaruh melanophone

stimulating hormone (MSH) yaitu meningkat. MSH adalah hormone

yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang

terdapat deposit pigmen pipi,hidung, dahi, disebut kloasma

gravidarum.

5. Perubahan Psikologis Ibu Pada Kehamilan Trimester III

a. Rasa tidak nyaman timbul, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik.

b. Merasa tak menyenangkan ketika bayi tidak hadir waktu

yang tepat.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, rasa khawatir akan keselamatannya.

d. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.

e. Perasaan sensitif ( perasaaan mudah terluka).

6. Faktor-faktor yang memengaruhi kehamilan

Faktor- faktor yang memengaruhi kehamilan sebagai berikut:


a. Faktor fisik

Saat kehamilan wanita akan mengalami perubahan fisik,

perubahan yang terjadi karena adanya adaptasi terhadap

tumbuhnya janin dalam rahim dan dipengaruhui oleh beberapa

faktor yang berhubungan dengan fisik ibu sebelum dan sesudah

hamil.

1. Status kesehatan

Status kesehatan merupakan salah satu faktor yang

termasuk faktor fisik berhubungan dengan kondisi kesehatan

ibu hamil, dan mempengaruhi tumbuh kembang zigot,

embrio, dan janin dan letak kenormalan janin.

2. Status gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatiakan saat

masa kehamilan,karena gizi sangat berpengaruh terhadap

kesehatan ibu selama masa kehamilan dan perkembangan

janin.

Pemenuhan gizi seimbang selama kehamilan akan

meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, terutama saat masa

nifas sebagai modal untuk menyusui. Kekurangan gizi tentu

saja akan berpengaruh buruk bagi ibu dan janin yang

dikandungan.

3. Gaya hidup
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup

masyarakat sekarang, ada beberapa gaya hidup yang sangat

merugikan kesehatan ibu hamil contohnya kebiasaan tidur

larut malam, berpergian jauh dengan menggunakan motor

dan lain-lain.

Gaya hidup ini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan

bayi yang dikandungan karena istirahat merupakan

kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi.

b. Faktor Psikologis

1. Stressor internal dan eksternal

Stressor internal yaitu faktor-faktor pemicu ibu hamil

menjadi stress yang berasal dari diri ibu hamil sendiri.

Adanya beban psikologis yang dirasakan ibu hamil dapat

mengakibatkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya

akan terlihat ketika bayi lahir.

Stressor eksternal adalah stress yang timbul dari luar

bentuknya sangat bervariasi, contohnya masalah keuangan,

konflik dalam keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan

dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali, danbanyak

kasus lainnya.

2. Dukangan keluarga
Dalam keadaan hamil ibu sangat membutuhkan dukungan

yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukan

perhatian yang lebih dan kasih sayang.

3. Substance abuse

Substance abuse merupkan perilaku yang merugikan atau

membahayakan ibu hamil termasuk penggunaan obat atau

zat-zat yang membahayakan ibu hamil.

4. Partner abuse

Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan

terhadap wanita adalah wanita yang telah mempunyai suami.

Apapun kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus

diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasaan

yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya.

c. Faktor Lingkungan Sosial, Budaya, dan Ekonomi

1. Faktor kebiasaan dan adat istiadat

Ada kebiasaan dan adat istiadat yang merugikan kesehatan

ibu hamil dan bayinya. Tenaga kesehatan harus lebih

memperhatikan hal ini jagan sampai menyingung “kearifan

local” yang telah berlaku di daerah tersebut.

2. Fasilitas kesehatan

Jika fasilitas memadai akan sangat menguntungkan

kualitas pelayanan pada ibu hamil. Deteksi dini terhadap

kemungkinan adanya penyulit lebih cepat sehingga langkah


antisipasi akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan

akansangat menentukan dan berpengaruh terhadap upaya

penurunan angka kematian bayi(AKI).

3. Ekonomi

Hal yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan

fisik dan psikologis ibu hamil adalah tingkat sosialdan

ekonomi. Saat tingkat sosial ibu hamil yang baik otomatis

akan mendapatkan kesejahteraan fisikdan psikologis yang

baik. status gizi pun akan meningkat karena nutrisi

terpenuhi, selain itu ibu tidak akan merasa terbebani secara

psikologis masalah biayapersalianan dan pemenuhan

kebutuhan sehari-hari setalah bayinya lahir.

7. Ketidaknyamanan Trimester III

Ketidaknyamanan trimester III, adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan frekuensi berkemih

Pada kehamilan trimester III frekuensi berkemih

meningkat sering dialami wanita primigravida setelah

lightening terjadi efek lightening yaitu bagian presntasi akan

menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan

langsung pada kandung kemih.

Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh adanya

tekanan uterus oleh turunnyabagian bawah janin sehingga

kandung kemih tertekan, dan terjadilah kapasitas kandung


kemih berkurang dan menyebabkan frekuensi berkemih

meningkat (sulisyawati, 2012).

b. Sakit punggung atas dan bawah

Pada kehamilan trimester III sering terjadi sakit punggung

karena tekanan pada akar syaraf dan perubahan sikap badan

pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah

kedepan disebabkan perut yang semakin membesar.

c. Hiperventilasi atau sesak napas

Selama kehamilan peningkatan aktivitas metabolis akan

meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan

menurunkan karbon dioksida. Sesak napas pada ibu hamil

trimester III disebabkan oleh pembesaran uterus yang

menekan diafragma.

d. Bengkak pada kaki

Ini disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang

menyebabkan retensi cairan. Yang harus dilakukan yaitu

dengan segera berkonsultasi dengan dokter jika bengkak

dikelopak mata, wajah jari, yang disertai tekanan darah

tinggi, sakit kapala, pandangan kabur (tanda preeclampsia).

e. Nyeri ulu hati

Keluhan ini sering dirasakan pada bulan-bulan akhir karena

adanya progesterone serta tekanan uterus. Biasanya


penatalaksanan dengan diet dan kadan-kadang pemberian

antacid.

f. Kram tungkai

Ini biasanya terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat.

Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh

darah panggul sehingga sirkulasi atau pada saraf yang

melewati foramen dalam perjalanan menuju ekstrimitas

bawah.

g. Kontipasi

Terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, kontipasi

disebabkan oleh progesterone dan usus yang terdesak oleh

rahim yang membesar, atau juga karena efek dari terapi

tablet zat besi.

Kontipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat

mengakibatkan sumbatan dari massa feses yang keras

(skibala). Skibala ini akan menyumbat lubang bawah anus

dan mengakibatkan perubahan besar sudut anorektal.

Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat membedakan

anatara faltus, cairan atau feses, akibatnya feses yang cair

akan merembes keluar.


8. WOC Kehamilan Trimester III

Trimester III

Perubahan pada ibu


hamil

Perubahan fisiologis Perubahan


Pembesaran
Psikologis
Uterus
Peningkatan Berat
Badan
Perubahan Skeler Krisis Situasi
dan persendihan

Aktivitas otot untuk


menopang berat Berat uterus
badan Kurang
Meningkat
Pengetahuan

Penggunaan Energi Perubahan pusat


gravitasi tubuh
Ansietas

Energi Menurun Menekan Saraf


sekitar Sumber:

Keletihan I Nyoman Adum


Pelepasan Mediator Nyeri
(2017)

Intoleransi Aktivitas Nyeri Akut


B. Konsep Nyeri

1. Pengertian nyeri

Nyeri adalah kondisi dimana rasa yang tidak menyenangkan

yang dialami oleh seseorang yang bersifat subyektif, nyeri yang

dirasakan setiap orang berbeda-beda dalam hal skala maupun

tingkatannya. Oleh karena itu hanya orang tersebut yang bisa

menjelaskan rasa nyeri yang dialaminya. Nyeri akut adalah

pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusaka jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak

atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung

kurang dari 3 bulan (PPNI, 2016).

2. Fisiologi nyeri

Timbulnya rasa nyeri berhubungan dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Nociceptor adalah respon nyeri ujung-ujung saraf bebas

yang memiliki sedikit bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar

pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding

arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan

respon akibat adanya stimulasi arau rangsangan. Stimulasi berupa

kimiawi yaitu mekanis atau listruk, ternal. Stimulus oleh zat kimiawi

diataranya seperti histamine, bradikinin, prostaglandin , dan macam-

macam asam seperti adanya asam lambung yang meningkat pada


gastritis atau stimulasi yang dilepas apabila terjadi kerusakan pada

jaringan.

3. Klasifikasi nyeri

Secara umum klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2, yakni nyeri

akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah nyeri yang muncul secara

mendadak dan cepat juga menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan

ditandai dengan terdapat peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis

merupakan nyeri yang muncul secara perlahan-lahan, berlangsung

dalam waktu lebih dari 6 bulan. Nyeri terminal, sindrom nyeri

kronis dan nyeri psikosomatis ini termasuk dalam kategori nyeri

kronis. Dilihat dari sifat terjadinya nyeri dibagi dalam beberapa

kategori yaitu nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.

4. Stimulus nyeri

Berikut beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya:

a. Trauma pada jaringan tubuh, contohnya akibat dari bedah

terjadilah kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada

reseptor.

b. Gangguan pada jaringan tubuh, contohnya akibat edema dan

terjdilah penekanan pada reseptor nyeri.

c. Tumor, ini juga dapat menekan pada reseptor nyeri

d. Iskemia pada jaringan, contohnya terjadinya blockade

terhadap arteria koronaria yang merangsang reseptor nyeri

akibat tetumpuknya asam laktat.


e. Spasme otot, dapat menstimulasi mekasnik.

5. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang bisa dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

a. Arti Nyeri

Bagi setiap orang mempunyai banyak perbedaan dan hampir

sebagian arti dari nyeri yang negatif, seperti merusak,

membahayakan, dan lain-lain. Keadaan seperti ini

disebabkan oleh beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin,

lingkungan, latar belakang social budaya, dan pengalaman.

b. Persepsi nyeri

Penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada korteks

(pada fungsi evaluative kognitif)

c. Toleransi nyeri

Tleransi nyeri berhubungan dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.

d. Reaksi terhadap Nyeri

Reaksi atau respons seseorang terhadap nyeri, seperti

gelisah, cemas, menangis, ketakutan, menjerit.

6. Pengukuran Skala Nyeri

Menurut wiarto (2017), Skala nyeri adalah gambaran nyeri yang

dirasakan individu, pengukuran skala nyeri sangat subyektif dan


obyektif dan individu, kemungkinan intensitas nyeri yang sama

akan berbeda di oleh dua orang yang berbeda.

Menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), didasari pada skala

angka 1-10 untuk menggambarkan kualitas nyeri yang dirasakan.

Keterangan :

1. Tidak nyeri Skala (0) : Tidak nyeri

2. Nyeri Ringan Skala (1-3) : Secara obyektif klien dapat

Berkomunikasi dengan baik

3. Nyeri sedang Skala (4-6) : Klien mendesis, menyeringai,

Dapat menunjukkan lokasi nyeri,

Dan dapat mengikuti perintah

Dengan baik.

4. Nyeri Berat Skala (7-9) : Tidak dapat mengikuti perintah

5. Nyeri Sangat Berat : Tidak mampu berkomunikasi

Lagi.

C. Konsep Endorphin Massage

1. Pengertian Pijat Endorphin


Endorphin Massage (pijat endorphin) adalah pijatan ringan yang

memberi efek kenyamanan pada ibu hamil. Sentuhan yang diberikan

di punggung, lengan, dan leher. Saat melakukan pijat endorphin

akan merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan hormon

endorphin yang akan membantu mengurangi nyeri punggung.

( Schwarz et al, 2019).

Pijat endorphin sebuah terapi pijatan/ sentuhan ringan yang

dapat merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endphin yang

merupakan pereda rasa sakit dan menciptakan rasa nyaman.

(Irawan,2018).

Endorphin massage (Pijat endorphin) adalah sentuhan dan

pijatan. Teknik pijat endorphin sangat penting untuk ibu hamil,

Karena pijat ini memberikan rasa nyaman serta tenang, baik saat

menjelang proses persalinan. Endorphin massage dapat meredakan

nyeri pada punggung, karena senyawa endorphin yang merupakan

pereda sakit secara alamih dalam kehamilan.

2. Manfaat Endorphin Massage ( Pijat Endorphin)

1. Mengurangi stress pada saat kehamilan

2. Mengurangi ketidaknyamanan fisik (nyeri punggung)

3. Meningkatkan hormon endorphin

4. Meningkatkan kualitas istirahat dan tidur

3. Langkah-langkah Endorphin Massage (Pijat Endorphin)


Menurut Team Hypnobirthing Indonesia (2016), manfaat

endorphin massage yaitu:

1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada

ibu

2. Beritahu kepada ibu bahwa Tindakan akan segera dimulai.

3. Menjaga privasi klien

4. Mengkaji tingkat nyeri ibu hamil sebelum dilakukan pijat

endorphin.

5. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman

misalnya berbaring miring, atau duduk

6. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam agar tetap

rileks
7. Mencuci kedua telapak tangan setelah itu menghangatkan

telapak tangan dengan niat sungguh-sungguh untuk

melakukan pijat endorphin.

8. Sentuhan dilakukan menggunakan ujung jari-jari, Mulai

melakukan sentuhan/pijat dari bahu kiri dan kanan,

memberikan sentuhan ringan membentuk huruf V

dipunggung dan sepanjang tulang belakang menuju tulang

ekor.
9. Biarkan ibu merasa merinding karena saat ini terjadi sekresi

hormone endokrin yang dapat memicu rasa nyaman.

10. Selanjutnya pijatan dibagian punggung.

11. Untuk memperkuat efek dari pijat endorphin, dapat

memberikan sugesti positif kepada ibu hami.


12. Setelah melakukan pijat endorphin sebaiknya langsung

memeluk ibu, sehinggan tercipta suasana yang menenangkan

13. Beritahu ibu bahwa Tindakan telah dilakukan.

14. Mengkaji ulang tingkat nyeri pada ibu hamil setelah

dilakukan pijat endorphin.

D. Konsep Asuhan Keluarga

Konsep Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang terdiri dari

individu-individu yang mempunyai hubungan baik satu sama lain,

saling tergantungan satu sama salin yang diorganisir dalam satu unit

tunggal dalam mencapai tujuan tertentu. Keluarga merupakan unit

terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,istri,anak.

Keluarga adalah kumpulan dua individu atau lebih terkait oleh

perkawinan, darah, adopsi yang tinggal serumah atau juga terpisah tetap

memperhatikan satu sama lain (Zulkahfi 2016).

1. Pengkajian

a. Identifikasi umum keluarga


1. Identifikasi kepala keluarga

Identitas kepala keluarga meliputi nama, umur, pendidikan,

pekerjaan,agama, penghasilan, suku bangsa, dan alamat.

2. Komposisi keluarga

Mengkaji seluruh anggota keluarga yaitu identitas masing-

masing anggota keluarga dan menjelaskan keadaan fisik saat

ini.

3. Genogram

Genogram adalah gambaran silsilah keluarga dengan

memasukkan tiga generasi dalam garis keturunan keluarga.

4. Tipe keluarga

Menjelaskan tipe keluarga dan masalah yang terjadi dalam

keluarga yang berhubungan dengan tipe dalam keluarga itu.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga berpatokan pada usia anak

pertama dengan mengacu pada 8 tahap perkembangan

keluarga.

2. Tahap keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya

Menjelaskan tahap keluarga yang belum terpenuhi dari

tahapan keluarga saat ini bukan menjelaskan tahapan

selanjutnya yang belum terpenuhi.

3. Riwayat kesehatan inti


Mengkaji riwayat kesehatan saat ini, apakah keluarga sedang

sehat atau sedang sakit, dan menyebutkan anggota keluarga

yang sedang sakit beserta keluhan yang dialaminya, lama

keluhan serta bagaimana upaya yang dilakukan.riwayat

imunisasi lengkap atau tidak dan penyakit keturunan dalam

keluarga.

c. Pengkajian lingkungan keluarga

1. Karakteristik rumah

Menjelaskan karakteristik rumah yang terdiri dari luas

rumah, tipe ventilasi, pemanfaatan ruang, sumber air minum

kamar mandi dan WC serta pengelolaan sampah sehari-hari.

2. Karakteristik tetangga dan RW

Menjelaskan kebiasaan serta kerukunan antar tetangga

sehari-hari. Aturan yang berlaku dan harus diikuti dalam

masyarakat dan kebudayaan yang dianut oleh masyarakat.

3. Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga bisa ditentukan dengan

kebiasaan berpindah tempat tinggal.

4. Sistem pendukung

Sistem keluarga merupakan jumlah keluarga yang sehat,

fasilitas yang dimiliki dalam keluarga untuk menunjang

kesehatan. Fasilitas mencukupi, fasilitas fisik, fasilitas

psikologis serta dukungan keluarga dan fasilitas sosial.


d. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Mengkaji cara berkomunikasi dalam keluarga antar anggota

keluarga menggunakan sistem terbuka atau tertutup. Frekuensi

dan kualitas komunikasi yang berlangsung serta isi pesan yang

disampaikan.

2. Struktur kekuatan keluarga

mengkaji kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga

dalam mengambil keputusan.

3. Struktur dan peran keluarga

Menjelaskan peran-peran dalam keluarga baik secara formal

maupun non formal.

4. Nilai dan norma keluarga

Menjelaskan nilai norma yang ada dalam angota keluarga atau

komunitas serta bagaimana nilai dan norma mempengaruhi

statuskesehatan keluarga

e. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal dalam

keluarga yang merupakan kekuatan dari keluarga. Fungsi efektif

berguna untuk memenuhi kebutuhan psikososial.

b. Fungsi sosial
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam

keluarga, bagaimana anggota keluarga belajar disiplin terhadap

norma, budaya dan perilaku.

c. Fungsi reproduksi

Berfungsi untuk menentukan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program

berencana. Maka fungsi ini bisa terkontrol.

d. Fungsi ekonomi

Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,pangan,

dan papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber

yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan sumber yang

ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga.

e. Fungsi perawatan keluarga

Melakukan asuhan kesehatan terhadap seluruh anggota keluarga

baik untuk mencegah terjadinya ganguan maupun merawat

anggota yang sakit.

f. Stress dan koping keluarga

1. Stresor jangka panjang

Stresor yang dialami keluarga memerlukan waktu

penyesuaian ±

6 bulan .

2. Stresor jangka panjang


Stresor yang dialami keluarga memerlukan waktu

penyesuaian lebih dari 6 bulan.

3. Respon keluarga terhadap stresor

Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap

situasi.

4. Strategi koping

Apa strategi koping yang digunakan oleh masing-masing

keluarga apabila menghadapi permasalahan.

5. Strategi adaptasi disfungsi

Menjelakan tentang strategi adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga apabila ada masalah yang terjadi

dikeluarga.

2. Analisa data

1. Terdiri atas data subyektif dan obyektif dengan tertuju pada

tanda dan gejala yang dialami oleh masing-masing anggota

keluaga.

2. Sifat masalah

Sifat masalah terdiri dari masalah actual, resiko/resiko tinggi,

potensial/ sejahtera.

3. Masalah

Masalah tertuju pada buku diagnose keperawatan dengan

menyesuaikan masalah keluarga.

4. Kemungkinan penyebab
Kemungkinan penyebab tertuju pada 5 fungsi perawatan

keluarga.

3. Skala prioritas

Skala untuk menentukan perioritas dalam asuhan keperawatan

keluarga.

NO KRITERIA BOBOT

1 Sifat masalah 3 1

Skala : Tidak / kurang sehat 2

Ancaman Kesehatan 1

Keadaan Sejahtera

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2 2

Skala: Mudah 1

Sebagian 0

Tidak dapat

3 Potensial masalah untuk dicegah 3 1

Skala : Tinggi 2

Cukup 1

Rendah

4 Menonjol masalah 2 1
Skala : Masalah berat harus segera 1
ditangani
0
Ada masalah tetapi tidak
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan

Skoring :

a. Tentukan skore untuk setiap criteria

b. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan

bobot

Skore

X bobot

Angka tertinggi

4. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis

terhadap respons pasien pada masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual maupun

potensial.

Diagnosa keperawatan bertujuan untuk meng identifikasi

respons pasien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi

yang berkaitan dengan kesehatan. Tujuan pencatatan diagnose

keperawatan yaitu sebagai alat komunikasi tentang masalah pasien

yang sedang dialami pasien saat ini dan merupakan tanggung jawab

seorang perawat terhadap masalah yang di identifikasi berdasarkan


data serta mengidentifikasi pengembangan rencana intervensi

keperawatan ( Tim Pokja SDKI SIKI SLKI PPNI, 2016).

Diagnosa pada pasien ibu hamil trimester III menurut SDKI

2017 adalah sebagai berikut:

1. Nyeri Akut

2. Ansietas

3. Intoleransi aktivitas

5. Intervensi

Perencanaan adalah keadaan dalam keperawatan yang meliputi :

meletakan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin

dicapai, dan memilih intervensi pada hipertensi menggunakan

standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI) Tahun 2018.

1. Nyeri akut

Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka nyeri akut

menurun dengan kriteria hasil:

SLKI: Tingkat Nyeri

kriteria hasil 1 2 3 4 5

keluhan nyeri √
gelisah √

Keterangan :

1. Meningkat

2. Cukup meningkat

3. Sedang

4. Cukup menurun

5. Menurun

SIKI: Manajemen Nyeri

Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri

2. Identifikasi skala nyeri

Terapeutik

3. Berikan teknik nonfarmakologis

Edukasi

4. Jelaskan strategi pereda nyeri

Kolaborasi

5. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu

2. Ansietas
Setalah dilakukan tindakan keperawatan maka ansietas

menurun, dengan kriteria hasil:

SLKI: Tingkat Ansietas

kriteria hasil 1 2 3 4 5

perilaku gelisah √

perilaku tegang √

Keterangan :

1. Meningkat

2. Cukup meningkat

3. Sedang

4. Cukup menurun

5. Menurun

SIKI: Reduksi Ansietas

Observasi

1. Identifikasi tingkat ansietas berubah

2. Monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik
3. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan

kepercayaan

4. Mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

5. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi

ketengangan

Edukasi

6. Jelaskan prosedur, termasuk situasi yang mungkin

dialami.

3. Intoleransi Aktivitas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka intoleransi

aktivitas meningkat dengan kriteria hasil:

SIKI: Toleransi Aktivitas

kriteria hasil 1 2 3 4 5

kemudahan dalam melakukan √

aktivitas sehari- hari

Keterangan :

1. Menurun

2. Cukup menurun

3. Sedang

4. Cukup meningkat

5. Meningkat
SIKI:

Observasi

1. Monitor fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan

Terapeutik

2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan

3. Lakukan latihan rentang aktif atau pasif

Edukasi

4. Ajarkan melakukan aktivitas secara bertahap

5. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan langkah yang ke-4dalam

melakukan berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan

dalam intervensi keperawatan. Dalam pelaksanaan rencana

keperawatan yaitu tindakan yang dilakukan secara mandiri maupun

kolaborasi.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam

mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan


suatu kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan, serta

menilai derajat pencapaian hasil klien. Evaluasi adalah suatu

aktivitas yang terus menerus. Metode evaluasi dengan pendekatan

SOAP.

a. Subjektif adalah informasi berupa ungkapan kecemasan yang

didapatkan dari pasien setelah tindakan yang diberikan.

b. Objektif adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,

penilaian yang dilakukan oleh perawat dan peneliti setelah tindakan

dilakukan.

c. Analisa data adalah membandingkan hasil pengukuran ansietas

secara subjektif dan objektif.

d. Rencana keperawatan dengan tujuan dan kriteria hasil, teratasi

sebagian, atau tidak teratasi.

e. Planing adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan

berdasarkan hasil analisa.

7. Kerangka Konsep

Kehamilan
Trimester III

Pengkajian

Masalah Keperawatan:
Nyeri Akut
Subjek 1 Subjek 2

Intervensi Keperawatan
Penerapan Pijat Endorphin

Evaluasi yang diharapkan:


Tingkat Nyeri yang dirasakan
Klien Menurun

Anda mungkin juga menyukai