Disusun Oleh:
Nadia Yuliyani
18082
3B
JAKARTA
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang
perempuan, masa kehamilan ini didahului oleh terjadinya pembuahan
yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan
oleh indung telur.
Trimester I adalah periode pertama diukur mulai dari konsepsi sampai
minggu ke-12 kehamilan. Trimester pertama disebut sebagai periode
pembentukan karena pada akhir periode ini semua sistem organ janin
sudah terbentuk dan berfungsi.
Trimester II adalah masa kehamilan sejak minggu ke 14 sampai dengan
minggu ke 28. Kehamilan trimester kedua merupakan kehamilan yang
terjadi pada kehamilan antara 16-24 minggu( 4-6 bulan).
Trimester III adalah periode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga
masa kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan
dari bulan ketujuh sampai Sembilan bulan (28-40 minggu). Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
ormal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. (Wiknjosastro, 2012).
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Penujang Trimester I, yaitu :
a) Tes urine kehamilan (Tes HCG)
Dilaksanakan Seawal mungkin begitu diketahui ada
amenore (satu minggu setelah koitus)
Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari
b) Palpasi abdomen Menggunakan cara Leopold
a. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan sebagai salah satu diagnosis pasti
kehamilan
Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan
kantong kehamilan
b. Pemeriksaan Rontgen
Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan
diagnosis pasti kehamilan
Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan
tulang belakang
2) Pemeriksaan Penujang Trimester II, yaitu :
1. Pemeriksaan darah rutin, yaitu:
TORCH, untuk mendeteksi infeksi tokso plasmosis, other
(antara lain sipilis, klamidia, dll), rubella, cytomegalovirus
(CMV), dan herpes. Infeksi TORCH dapat menyebabkan
keguguran, bayi lahir prematur, bayi kecil, dan kelainan
/kecacatan janin.
Kadar hemoglobin (sel darah merah), untuk mengetahui ada
tidaknya anemia. Penyakit ini membuat ibu hamil menjadi
mudah lelah dan dapat berbahaya jika terjadi perdarahan saat
hamil serta melahirkan.
Golongan darah dan rehsus (Rh), untuk mendeteksi kalau-kalau
ada ketidak sesuai golongan darah dan rhesus, terutama pada
ibu hamil golongan darah O dengan rhesus negatif. Ketidak
cocokan dapat menyebabkan gangguan pada bayi, baik berupa
bayi kuning hingga kematian akibat anemia janin.
Pemeriksaan ini lebih penting bila ibu membutuhkan transfuse
darah selama hamil atau saat melahirkan.
Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan
pada trimester II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya protein uria pada ibuhamil.
Protein uria merupakan salah satu indicator terjadinya
preeklampsi pada ibu hamil.
Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester I, sekali pada trimester II dan
sekali pada trimester III.
Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada
kunjungan pertama antenatal. Ibu hamil di daerah non endemis
malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada
indikasi.
Pemeriksaan tes sifilis.
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan resiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis.
Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada
kehamilan.
Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua ibu
hamil secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin
lainnya didaerah epidemime luas dan terkonsentrasi dan
didaerah epidemi HIV rendah penawaran tes HIV oleh tenaga
kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB.
Teknik penawaran ini disebut Provider Initiated Testing And
Counselling (PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayan
Kesehatan (TIPK).
Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita tuberculosis sebagai pencegahan agar infeksi
tuberculosis tidak mempengaruhi
3) Pemeriksaan Penujang Trimester III, yaitu :
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care)
Menurut Kemenkes RI (2010) dalam melakukan antenatal, tenaga
kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar
terdiri dari:
1) Timbang berat badan
2) Ukur lingkar lengan atas (LILA)
3) Ukur tekanan darah
4) Ukur tinggi fundus uteri
5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
6) Detak jantung janin normal antara 120-160 kali per menit.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan frekuensi
denyut jantung janin per menit, teratur atau tidak, dimana letak
punctum maksimum.
7) Tentukan presentasi janin
8) Beriimunisasi tetanus toksoid (TT)
9) Beri tablet tambahdarah (tablet besi)
10) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
11) Pemeriksaankadar hemoglobin (HB)
(Rochjati, 2011)
F. Penatalaksanaan medis
a) Penatalaksanaan medis pada ibu hamil trimester I
Proses pengkajian terjadi sepanjang periode prenatal. Proses dimulai
saat wanita bertemu dengan tenaga kesehatan karena ia menduga
dirinya hamil. Teknik pengkajian meliputi wawancara, pemeriksaan
fisik dan tes laboratorium. Setiap penyimpangan dari temuan normal
dapat mengindikasikan suatu komplikasi ,sehingga harus dilakukan tes
dan pengkajian lebih lanjut.
b) Penatalaksanaan medis pada ibu hamil trimester II
Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkitan erat dengan
peningkatan kadar hbibu sebelum dan sesudah melahirkan. Selain itu,
tindakan tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia yang
berkepanjangan.
c) Penatalaksanaan medis pada ibu hamil trimester III
Dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering
kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak
minum pada siang hari dan kurangi minum di malam haru jika
mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis,
berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis dan tidak
perlu menggunakan obat farmakologis (Rochjati, 2011).
G. Pengkajian
a. Anamnese
1) Nama penderita dan suaminya
tujuannya agar dapat mengenal/memanggil penderita dan tidak
keliru dengan penderita-penderita lainnya
2) Usia Penderita
3) Untuk mengetahui keadaan ibu, terutama pada kehamilannya yang
pertama kali. Apakah termasuk primipara muda/biasa/tua.
Kehamilan pertama kali yang baik usia 19-25 tahun. Primipara tua
usia lebih dari 35 tahun. Ibu yang kawin kemudian cepat hamil
lebih baik daripada yang hamilnya lama karena menunjukkan
adanya kelainan dari alat kelamin dalam.
4) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila
ada ibu yang namanya sama. Alamat juga diperlukan bila
mengadakan kunjungan pada penderita
5) Agama
Ditanyakan karena berhubungan dengan perawatan penderita
misalnya, dari agamanya ada aturan tidak boleh makan daging, dll.
6) Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
penderita itu agar nasehat kita nanti sesuai. Jika si ibunya sendiri
bekerja, untuk mengetahui apakah kiranya pekerjaan itu akan
mengganggu kehamilan atau tidak.
7) Perkawinan(Berapa lama dan berapa kali kawin)
Untuk menentukan bagaimana keadaan alat reproduksi ibu.
Misalnya pada ibu yang lama sekali kawin baru punya anak,
kemungkinan ada kelainan alat reproduksi.
8) Pendidikan Untuk mengetahui kemampuan berfikir, tingkat
pengetahuan sehingga memudahkan bidan untuk memberikan KIE
b. Keluhan utama
a) Keluhan pada ibu hamil trimester I
Mual muntah Disebabkan karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum.
b) Keluhan pada ibu hamil trimester II
Sakit pinggang, Kram kaki ,Varises,Cloasma
c) Keluhan pada ibu hamil trimester III
1) Nyeri pinggang Sebagian besar karena perubahan sikap pada
kehamilan lanjut, karena letak berat badan pindah kedepan
disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan
lordo seyang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan
spasmus dari otot pinggang.
2) Varises Dipengaruhi faktor keturunan, berdiri lama dan
terlalu banyak duduk. Dalam kehamilan ditambah faktor
hormonal dan bendungan vena.
3) Kram otot Terjadi karena tekanan pada saraf ekstremitas
bagian bawah oleh uterus yang membesar, akibat
kekurangan daya serap kalsium. Faktor yang mengakibatkan
kecapaian, sirkulasi perifer berkurang.
4) Sesak nafas Nafas dangkal, terjadi pada wanita 60 % yang
hamil. Ekspansi diafragma terbatas karena pembesaran
uterus, dimanarahim yang membesar mendesak diafragma
keatas.
5) Sering kencing Pada hamil tua kandung kencing terdorong
bagian terendah anak yang turun masuk rongga panggul.
Pengaruh hormone meningkatkan vaskularisasi darah
menimbulkan perubahan fungsi kandung kencing dan
saluran menjadi lebar . Peningkatan sirkulasi di ginjal pada
kehamilan, sehimgga filtrasi di glomerulus meningkat 90%.
6) Obstipasi Tonus otot tractus digestives menurun sehingga
motilitas tractus digestives juga berkurang, makanan lebih
lama di dalam lambung dan apa yang dicerna, lama dalam
usus.
c. Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu hamil yaitu penyakit
menahun seperti jantung, penyakit menurun seperti hipertensi, DM,
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, PMS baik yang sudah
sembuh/yang masih dalam penyembuhan dan lain-lain yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Apabila sekarang selama kehamilan ibu menderita penyakit
menahun, menurun, dan menular seperti jantung, hipertensi, ginjal,
DM, TBC, Hepatitis, dan lain-lain serta dalam proses pengobatan
akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan
3. Riwayat Penyakit Keluarga Apabila salah satu dari anggota
keluarga baik dari pihak suami ataupun istri yang hidup
serumah/tidak serumah menderita penyakit menular dapat
mempengaruhi kehamilan dan persalinan
d. Riwayat Menstruasi
1. Haid
Menarche pada wanita terjadi saat pubertas yaitu usia 12 tahun
Lama haid 3-7 hari Darah haid biasanya tidak membeku dan
banyaknya 50-80 cc, hari 1-3 darah banyak, encer, berwarna merah
dan hari ke-4 dan seterusnya warna merah kecoklatan. Saat haid
wanita mengeluh sakit pinggang, merasa kurang nyaman,
gelisah,buah dada agak nyeri karena ketidakstabilan hormon. Hari
pertama haid terakhir (HPHT) untuk memperkirakan persalinan
2. Riwayat Kehamilan Dulu
- Riwayat kehamilan
Berapa kalikah ibu hamil, sekarang putera yang ke berapa? untuk
memperjelas apakah ibu primipara atau multipara
- Riwayat persalinan
Persalinan baik/spontan/normal ditolong oleh bidan, dokter
spesialis atau dukun, dengan penyulit maupun tanpa penyulit. -
Bayi baru lahir tanpa kelainan bawaan, Apgar score 7-10, berat
lahir 2500-4000 gram, perdarahan normal kurang dari 500 cc -
Ditanyakan tentang persalinan yang sudah-sudah. Apakah
persalinan selalu terjadi dengan lancar, biasa, tidak pernah
mengganggu keadaan umum ibu? Atau ibu pernah mengalami
kelainan saat persalinan. Apakah perdarahan banyak, apakah
placenta sudah dilahirkan, apakah persalinan terjadi lebih dari 24
jam, apakah persalinan yang dulu pernah ditolong dengan alat,
bagaiman keadaan anak, apakah lahir cukup bulan, bagian apa
yang dilahirkan lebih dulu, apakah setelah lahir anak langsung
menangis.
- Riwayat nifas
Uterus mengecil pada minggu ke 2 post partum, lochea keluar
yaitu lochea rubra hari 1-2, lochea sanguinolenta 3-6, lochea serosa
7-14, lochea alba lebih dari 14 hari, Ibu memberikan ASI eksklusif
sampai usia 6 bulan, Masa nifas tanpa penyulit. Apakah masa nifas
yang lalu dalam keadaan normal atau tidak? Apakah ibu pernah
panas sesudah melahirkan anak? Apakah lochea berbau? Apakah
laktasi lancar? Apakah puting susu pernah lecet? mengeluarkan
nanah? Apakah pengeluaran air susu cukup?
- Riwayat KB
Kontrasepsi yang biasa digunakan pada ibu pasca persalinan adalah
suntikan, depo progesteron 3 bulan, cylofem setiap bulan, pil KB,
implant, AKDR, kontrasepsi mantap untuk jumlah anak lebih dari
2
e. Pola Kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Trimester III : karbohidrat dikurangi, perbanyak sayur, buah-
buahan segar, kenaikan BB tidak boleh lebih dari ½ kg perminggu.
2. Eliminasi
Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala
ke PAP, BAB sering obstipasi karena hormon progesteron
meningkat.
3. Istirahat dan tidur
Trimester III : Kebutuhan istirahat dan tidur agak terganggu oleh
karena adanya HIS (kontarksi uterus), penurunan bagian terendah
janin ke PAP yang menyebabkan sering BAK. BAB obstipasi
karena peningkatan progesteron.
4. Personal Hygiene
Mandi setiap hari merangsang sirkulasi, menyegarkan dan
menghilangkan kotoran tubuh, dengan berhati-hati agar tidak jatuh.
Pakaian disesuaikan dengan perubahan kontur dan longgar
sehingga tidak menyebabkan sesak nafas. Kaos kaki yang ketat
tidak dianjurkan karena menghambat sirkulasi pada tungkai dan
meningkatkan varikose vena.
Perawatan gigi dilakukan lebih awal, untuk mencegah karies.
Berikan dorongan ibu untuk menyikat gigi dengan teratur,
melakukan floss antara gigi-gigi, membilas mulut dengan air
setelah makan atau minum, dan menggunakan pencuci mulut yang
bersifat alkali/basa untuk mangimbangi reaksi saliva yang bersifat
asam selama hamil. Perawatan payudara, selama kehamilan
payudar dipersiapkan untuk fungsinya yang unik dalam
menghasilakn ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
Perawatan puting dengan pemutaran sangat dianjurkan
5. Aktivitas
Pekerjaan rumah tangga (pekerjaan rutin) dapat dilaksanakan.
Bekerjalah sesuai kemampuan, dan makin dikurangi dengan
semakin tuanya kehamilan. Bagi waniat pekerja di luar rumah,
kehamilan bukanlah halangan untuk bekerja asalkan dikerjakan
dengan pengertian sedang hamil. Wanita karier yang hamil dapat
cuti hamil selama 3 bulan (1 bulan menjelang kelahiran dan 2
bulan setelah persalinan). Senam hamil dimulai pada umur
kehamilan sekitar 24-28 minggu dengan tujuan untuk
mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal pada persalinan
f. Pemeriksaan Leopold
- Leopold I :Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang
terletak di fundus uteri. Jika teraba bagian tidak melenting, dapat
digoyangkan, lunak maka itu adalah bokong. Dan jika teraba
bagian melenting, bundar,keras, tidak dapat digoyangkan maka
adalah bagian kepala.
- Leopold II :Menetapkan bagian yang terletak di bagian
samping/menetukan letak punggung. Letak membujur dapat
ditetapkan punggung anak yang teraba bagian keras dan
memanjang seperti papan dan sisi yang berlawanan teraba bagian
kecil janin. Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana kepala
janin. Normal : Teraba punggung di sebelah kanan/kiri.
- Leopold III :Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis
pubis. Untuk mengetahui bagian terendah janin. Kepala akan
teraba bulat, keras, dan melenting sedangkan bokong teraba tidak
keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan
kosong. Normal teraba kepala, bagian yang bulat dan melenting.
- Leopold IV :Menetapkan bagian terendah janin sudah masuk
PAP/belum. Bila konvergen berarti kepala belum masuk PAP. Bila
divergen berarti bagian depan sudah masuk PAP. Bila sejajar
berarti separuh bagian depan sudah masuk PAP (Mandriwati,
2011).
H. Analisa data
Data Subjektif:
- Pasien mengeluh nyeri
- Pasien merasa lemas
- Pasien mengeluh sulit tidur
- Pasien mengeluh pola tidur berubah
- Pasien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
- Pasien menanyakan masalah yang dihadapi
Data Objektif:
- Tampak meringis
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Tekanan darah menurun
- Suhu tubuh meningkat
- Membran mukosa kering
- Volume urin menurun
- Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
- Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah
I. Diagnosa Keperawatan
Adapun prioritas diagnosa keperawatan menurut Nanda (2017), adalah :
1) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesterone
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
yang berlebih
4) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy
5) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan fisiologi
kehamilan
6) Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal
berhubungan dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/
psikologi normal.
J. Intervensi
1) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesterone
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Pasien tidak
mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
1. mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3. mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
4. menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. tanda vital dalam rentang normal
6. tidak mengalami gangguan tidur
Rencana tindakan :
1. lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
4. kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
5. kurangi faktor presipitasi nyeri
6. kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
7. ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi,
distraksi, kompres hangat/ dingin
8. berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
9. tingkatkan istirahat
10. berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
11. monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
K. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah perencanaan untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dan
pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah
diterapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Mandriwati, 2011).
Menurut mandriwati (2011), tindakan keperawatan meliputi tindakan
independen, dependen dan interdependen.
a. Independen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa
petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
b. Dependen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat atas petunjuk
dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
c. Interdependen yaitu tindakan keperawatan yang memerlukan suatu
kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya.
L. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses menajemen kebidanan.
Tindakan pengukuran antara rencana dan keberhasilan. Tujuan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan.
Isi dari evaluasi :
S : Data Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian dan pengumpulan data melalui
anamnesa pasien
O : Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
test diagnose yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung
assesment
A : Assesment
Menggambarkan hasil analisa dan interpretasi DS dan DO dalam situasi
identifikasi :Diagnosa/masalah, Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian perencanaan, tindakan, evaluasi
berdasarkan assessmen
M. Daftar pustaka