Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN PSIKIATRI

DISUSUN OLEH :
NADIA YULIYANI
214201446182

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2022
1. Harga Diri Rendah Kronis & Situasional

N DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI


O
1 SDKI SlKI Harga Diri SIKI Manajement Perilaku
Harga Diri Redah (L.09069) (I.12463)
Redah Setelah dilakukan Observasi :
Kronis & tindakan keperawatan - Identifikasi harapan untuk
Situasional selama 3 x 24 jam mengendalikan perilaku
(D.0086) diharapkan harga diri Terapeutik
rendah meningkat. - Diskusikan tanggung
Dengan kriteria hasil : jawab terhadap perilaku
- Penilaian diri - Jadwalkan kegiatan
positif meningkat terstuktur
- Perasaan memiliki - Ciptakan dan pertahankan
kelebihan atau lingkungan dan kegiatan
kemampuan perawatan konsisten setiap
positif meningkat dinas
- Penerimaan - Tingkatkan aktivitas fisik
penilaian positif sesuai kemmpuan
tehadap diri - Batasi jumalah
sendiri meningkat pengunjung
- Minat mencoba - Bicara dengan nada
hal baru rendah dan tenang
meningkat - Lakukan kegiatan
- Berjalan pengalihan terhadap
menampakkan sumber agitasi
wajah meningkat - Cegah perilaku pasif dan
- Postur tubuh agresif
menampakkan - Beri penguatan positif
wajah meningkat terhadap keberhasilan
- Perasaan malu mengendalikan perilaku
menurun - Lakukan pengekangan
- Perasaan bersalah fisik sesuai indikasi
menurun - Hindari bersikap
- Perasaan tidak menyudutkan dan
mampu melakukan menghentikan
apapun menurun pembicaraan
- Meremehkan - Hindari sikap mengancam
kemampuan dan berdebat
mengatasi masalah - Hindari berdebat atau
menurun menawar batas perilaku
yang telah ditetapkan
Edukasi :
- Informasikan keluarga
bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif

SIKI Promosi Harga Diri


(I.09308)
Observasi :
- Identifikasi budaya, ras,
jenis kelamin, dan usia
terhadap harga diri
- Monitor verbalisasi yang
merendahkan diri sendiri
- Monitor tingkat harga diri
setiap waktu, sesuai
kebutuhan
Terapeutik :
- Motivasi terlibat dalam
verbalisasi positif untuk
diri sendiri
- Motivasi menerima
tantangan atau hal baru
- Diskusikan pertanyaan
tentang harga diri
- Diskusikan kepercayaan
terhadap penilaian diri
- Diskusikan pengalaman
yang meningkatkan diri
- Diskusikan persepsi
negative diri
- Diskusikan alasan
mengkritik diri atau rasa
bersalah
- Diskusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri yang
lebih tinggi
- Diskusikan bersama
keluarga untuk
menetapkan harapan dan
batasan yang jelas
- Berikan umpan balik
positif atas peningkatan
mencapai tujuan
- Fasilitasi lingkungan dan
aktifitas yang
meningkatkan harga diri
Edukasi :
- Jelaskan kepada keluarga
pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
- Anjurkan mengidentfikasi
kekuatan yang dimiliki
- Anjurkan
mempertahankan kontak
mata saat berkomunikasi
dengan orang lain
- Anjurkan membuka diri
terhadap kritik negative
- Anjurkan mengevaluasi
perilaku
- Ajarkan cara mengatasi
bullying
- Latih peningkatan
tanggung jawab untuk diri
sendiri
- Latih
pernyataan/kemampuan
positif diri
- Latih cara berfikir dan
berprilaku positif
- Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi

SIKI Promosi Koping


(I.09312)
Observasi :
- Identifikasi kegiatan
jangka pendek dan
panjang sesuai
- Identifikasi kemampuan
yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya
yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman
proses penyakit
- Identifikasi dampak
situasi terhadap peran dan
hubungan
- Identifikasi metode
penyelasaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap
dukungan social
Terapeutik :
- Diskusikan perubahan
peran yang dialami
- Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri
- Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
- Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
- Fasilitasi dalam
memperoleh informasi
yang dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis
mengenai aspek-aspek
tertentu pada perawatan
- Motivasi untuk
menentukan harapan yang
realistis
- Tinjau kembali
kemampuan dalam
pengambilan keputusan
- Hindari mengambil
keputusan saat pasien
berada dibawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam
kegiatan social
- Motivasi mengidentifikasi
system pendukung yang
tersedia
- Dampingi saat berduka
(mis penyakit kronis,
kecacatan)
- Perkenalkan dengan orang
atau kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman sama
- Dukung penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
- Kurangi rangsangan
lingkungan yang
mengancam
Edukasi :
- Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
sama
- Anjurkan penggunaan
sumber spiritual, jika
perlu
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan
yang lebih spesifik
- Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
- Latih pengunaan teknik
relaksasi
- Latih keterampilan social,
sesuai kebutuhan
- Latih mengembangkan
penilian obyektif.

2. Isolasi Sosial
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
1. SDKI SLKI Isolasi Sosial SIKI Promosi Sosialisasi
Isolasi =Keterlibatan Sosial (I.13498) hlm 385 yaitu
Sosial (L.13115) Setelah meningkatkan kemampuan untuk
(D.0121) dilakukan berinteraksi dengan orang lain.
perawatan/intervensi Observasi
selama 3x24 jam Isolasi
Sosial Meningkat  Identifikasi kemampuan
dengan kriteria hasil: melakukan interaksi dengan
- Minat interaksi orang lain
- Verbalisasi isolasi  Identifikasi hambatan
- Verbalisasi melakukan interaksi dengan
ketidakamanan orang lain.
ditempat umum Terapeutik
- Perilaku menarik diri  Motivasi meningkatkan
keterlibatan dalam suatu
hubungan
 Motivasi kesabran dalam
mengembangkan suatu
hubungan
 Motivasi berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan kegiatan
kelompok
 Motivaso berinteraksi diluar
lingkungan (mis. Jalan-jalan,
ke tokok buku)
 Diskusikan kekuatan dan
keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan
oranglain
 Diskusikan perencanaan
kegiatan dimasa depan
 Berikan umpan balik positif
dalam perawatan diri
 Berikan umpan balik positif
pada setiap peningkatan
kemampuan.
Edukasi
 Anjurkan berinteraksi dengan
orang lain secara bertahap
 Anjurkan ikut serta kegiatan
sosial dengan kemasyarakatan
 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
 Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak orang lain
 Anjurkan penggunaan alat
bantu (mis. Kacamata dan alat
bantu dengar)
 Anjurkan membuat
perencanaan kelompok kecil
untuk kegiatan khusus
 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat.

SIKI
Terapi Aktivitas (I.05186) hlm
415 yaitu menggunakan aktivitas
fisik, kognitif, sosial, dan spiritual
tertentu untuk memulihkan
keterlibatan, frekuensi, atau durasi
aktivitas individu atau kelompok.
Observasi
 Identifikasi deficit tingkat
aktivitas
 Identifikasi kekmampuan
berpartisipasi dalam aktivitas
tertentu
 Identifikasi sumber daya untuk
aktivitas yang diinginkan
 Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
 Identifikasi makna aktivitas
rutin (mis. Bekerja) dan waktu
luang
 Monitor respons emosional,
fisik, social, dan spiritual
terhadap aktivitas.
Terapeutik
 Fasilitas fokus pada
kemampuan, bukan defisit
yang dialami
 Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktifitas
 Koordinasikan pemilihan
aktifitas sesuai usia
 Libatkan dalam permainan
kelompok yang tidak
kompetitif, terstruktur, dan
aktif
 Tingkatkan keterlibatan dalam
aktifitas rekreasi dan
diverifikasi untuk menurunkan
kecemasan (mis.vokal group,
bala voli, tensi meja, jogging,
berenang, tugas sederhana,
permainan sederhana, tugas
rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-teki
dan kartu)
 Libatkan keluarga dalam
aktifitas, jika perlu
 Fasilitasi mengembangkan
motivasi dan penguatan diri
 Jadwalkan aktifittas dalam
rutinitas sehari-hari
 Berikan penguatan positif atas
partisipasi dalam aktifitas.
Edukasi
 Jelaskan metode aktifitas fisik
sehari-hari, jika perlu
 Ajarkan cara melakukan
aktifitas yang dipilih
 Anjurkan melakukan aktifitas
fisik, social, spiritual, dan
kognitif, dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
 Anjurkan terlibat dalam
aktifitas kelompok atau terapi,
jika perlu
 Anjrkan keluarga untuk
memberi penguatan positif atas
partisipasi dalam aktifitas
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
 Rujuk pada pusat atau program
aktivitas komunitas, jika perlu.
3. Defisit Perawatan Diri (D.0109)

No Diagnosa Luaran Intervensi


1. SDKI SLKI SIKI
Defisit Defisit Perawatan Dukungan Perawatan Diri
Perawatan Diri Diri = Perawatan (I.11348) hlm 36 yaitu
Diri (L.13121 memfasilitas pemenuhan kebutuhan
perawatan diri.
Observasi
 Identifikasi kebiasaan
aktivitas perawatan diri
sesuai usia
 Monitor tingkat
kemandirian
 Identifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri,
berpakian, berhias, dan
makan.
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang
terapeutik (mis. Suasana
hangat, rileks, privasi)
 Siapkan keperluan pribadi
(mis. Parfum, sikat gigi, dan
sabun mandi)
 Dampingi dalam melakukan
perawatan diri sampai
mandiri
 Fasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
 Fasilitas kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
 Jadwalkan rutinitas
perawatan diri.
Edukasi
 Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan.
4. Waham

No Diagnosa Luaran Intervensi


1. SDKI SLKI SIKI
Waham (D.0105) Waham = Status Manajemen Waham
Orientasi (L.09090) (I.09295)
Setelah dilakukan Observasi
perawatan/intervensi  Monitor waham
selama 3x24 jam yang isinya
Waham Meningkat membahayakan diri
dengan kriteria hasil: sendiri, orang lain
 Verbalisasi dan lingkungan
waham  Monitor efek
 Perilaku terapeutik dan efek
waham samping obat
Terapeutik
 Bina hubungan
interpersonal saling
percaya
 Tunjukan sikap tidak
menghakimi secara
konsisten
 Diskusikan waham
dengan berfokus
pada perasaan yang
mendasari waham
(*anda terlihat
seperti sedang
merasa ketakutan)
 Hindari perdebatan
tentang keyakinan
yang keliru,
nyatakan keraguan
sesuai fakta
 Hindari memperkuat
gagasan waham
 Sediakan lingkungan
aman dan nyaman
 Berikan aktivitas
reakreasi dan
pengalihan sesuai
kebutuhan
 Lakukan intervensi
pengontrolan
perilaku waham
(mis. Limit, setting,
pembatasan wilayah,
pengekangan fisik,
atau seklusi).
Edukasi
 Anjurkan
mengungkapkan dan
memvalidasi waham
(uji realitas) dengan
orang yang
dipercaya (pemberi
asuhan/keluarga)
 Anjurkan melakukan
rutinitas harian
secara konsisten
 Latih manajemen
stress
 Jelaskan tentang
waham serta
penyakit terkait
(mis. Delirium,
skizofrenia, atau
depresi) dan
mengatasi dan obat
yang diberikan.
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat,
sesuai indikasi.

SIKI
Orientasi Realita (I.09297)
Observasi
 Monitor perubahan
orientasi
 Monitor perubahan
kognitif dan perilaku
Terapeutik
 Perkenalkan nama
saat memulai
interaksi
 Orientasikan orang,
tempat, dan waktu
 Hadirkan realita
(mis.beri penjelasan
alternative, hindari
perdebatan)
 Sediakan lingkungan
dan rutinitas secara
konsisten
 Atur stimulus
sensorik dan
lingkungan (mis.
Kunjungan,
pemandangan, suara,
pencahayaan, bau
dan sentuhan)
 Gunakan symbol
dalam
mengorientasikan
lingkungan (mis.
Tanda, gambar,
warna)
 Libatkan dalam
terapi kelompok
orientasi
 Berikan waktu
istrahat dan tidur
yang cukup, sesuai
kebutuhan
 Fasilitas akses
informasi
(mis.televisi, surat
kabar, radio), jika
perlu.
Edukasi
 Anjurkan perawatan
diri secara mandiri
 Anjurkan
penggunaan alat
bantu (mis.
Kacamata, alat
bantu dengar, gigi
palsu)
 Ajarkan keluarga
dalam perawatan
orientasi realita.
5. gangguan persepsi sensori

No Diagnose Luaran Intervensi


1. SDKI: SLKI : SIKI : Manajemen Halusinasi
Gangguan Gangguan (I.09288), hlm: 178 yaitu
persepsi
persepsi sensori mengidentifikasi dan mengelola
sensori b.d
gangguan = Persepsi peningkatan keamanan, kenyamanan
pendengara
Sensorik dan orientasi realita.
n (D.0085),
(L.09083), hlm: Observasi :
93  Monitor perilaku yang
Setelah dilakukan mengidentifikasi halusinasi
tindakan  Monitor isi halusinasi
keperawatan Terapeutik :
3x24jam  Pertahankan lingkungan yang
diharapkan aman
presepsi sensori  Lakukan tindakan keselamatan
terhadap stimulus ketika tidak dapat mengontrol
membaik perilaku
dengan kriteria Edukasi :
hasil :  Anjurkan memonitor diri sendiri
a. Verbalisasi saat terjadi halusinasi
mendengar  Anjurkan melakukan distraksi
bisikan dari (mis. Mendengarkan music,
cukup teknik relaksasi)
meningkat
 Ajarkan pasien dan keluarga cara
menjadi
mengontrol halusinasi
menurun
Kolaborasi :
b. Distorsi
Pemberian obat antipsikotik dan
sensori dari antiansietas bila perlu.
cukup Pengekangan Kimiawi (I. 14549),
meningkat Observasi
menjadi
 Identifikasi kebutuhan untuk
menurun
c. Perilaku dilakukan pengekangan (mis.
halusinasi dari agitasi, kekerasan)
cukup  Monitor riwayat pengobatan dan
meningkat alergi
menjadi  Monitor respon sebelum dan
menurun sesudah pengekangan
 Monitor tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, warna kulit,
suhu, sensasi dan kondisi
berkala
 Monitor kebutuhan nutrisi,
cairan dan eliminasi
Terapeutik
 Lakukan supervisi dan
survelensi dalam memonitor
tindakan
 Beri posisi nyaman untuk
mencegah aspirasi dan
kerusakan kulit
 Libatkan pasien dan/atau
keluarga dalam membuat
keputusan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pengekangan
 Latih rentang gerak sendi sesuai
kondisi pasien
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian agen
psikotropika untuk pengekangan
kimiawi
6. resiko perilaku kekerasan

No Diagnosa Luaran Intervensi


1. SDKI SLKI SIKI
Resiko Resiko Perilaku Pencegahan Perilaku
Perilaku Kekerasan = Kontrol Kekerasaan (I.14544), hlm
Kekerasan diri (L.09076) hlm 54. 284 yaitu Meminimalkan
(D.0146) Setelah dilakukan kemarahan yang diekspresikan
perawatan/intervensi secara berlebihan dan tidak
selama 3x24 jam terkendali secara verbal
Resiko Perilaku sampai dengan mencederai
Kekerasan Meningkat orang lain dan atau merusak
dengan kriteria hasil: lingkungan.
 Verbalisasi Observasi
ancaman kepada  Monitor adanya benda
orang lain yang berpotensi
 Verbalisasi membahayakan
umpatan (mis.benda tajam, tali)
 Perilakuk  Monitor keamanan
menyerang barang yang dibawa
 Perilaku oleh pengunjung
melukai diri  Monitor selama
sendiri/oranglain penggunaan barang
 Perilaku yang dapat
merusak membahayakan
lingkungan (mis.pisau cukur).
sekitar Terapeutik
 Perilaku  Pertahankan
agres/amuk lingkungan bebas dari
 Suara keras bahaya secara rutin
 Bicara ketus  Libatkan keluarga
dalam perawatan.
Edukasi
 Anjurkan pengunjung
dan keluarga untuk
mendukung
keselamatan pasien
 Latih cara
mengungkapkan
perasaan secara asertif
 Latih mengurangi
kemarahan secara
verbal dan nonverbal
(mis. Relaksasi,
bercerita).

SIKI
Promosi Koping (I.09312),
hlm 375
Observasi
 Identifikasi kegiatan jangka
pendek dan Panjang sesuai
tujuan
 Identifikasi kemampuan
yang dimiliki
 Identifikasi sumber daya
yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
 Identifikasi pemahaman
proses penyakit
 Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan
hubungan
 Identifikasi metode
penyelesaian masalah
 Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap
dukungan sosial
Terapeutik
 Diskusikan perubahan
peran yang dialami
 Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
 Diskusikan alas an
mengkritik disi sendiri
 Diskusian untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevalusasi perilaku
sendiri
 Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
 Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada
disi sendiri
 Fasilitas dalam memperoleh
informasi yang dibutuhkan
 Berikan pilihan realitas
mengenai aspek-aspek
tertentu dalam perawatan
 Motivasi untuk menentukan
harapan yang realistis
 Tinjauan kembali
kemampuan dalam
pengambilan keputusan
 Hindari mengambil
keputusan saat pasien
berada dibawah tekanan
 Motivasi terlibat dalam
kegiatan social
 Dampingi saat berduka
(mis.penyakit
kronis,kecacatan)
 Perkenalkan dengan orang
atau kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman sama
 Dukung penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
 Kurangi rangsangan
lingkungan yang
mengancam.
Edukasi
 Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
sama
 Anjurkan penggunaan
sumber spiritual, jika
perlu
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Anjurkan keluarga terlibat
 Anjurkan membuat tujuan
yang lebih spesifik
 Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
 Latih penggunaan Teknik
relaksasi
 Latih keterampilan social,
sesuai kebutuhan
 Latih mengembangkan
penilaian obyektif.
7. perilaku kekerasan

No Diagnose Luaran Intervensi


1. SDKI SLKI SIKI
Perilaku Perilaku Kekerasan = Manajemen Perilaku
Kekerasan Kontrol diri (L.09076) (I.12463), hlm 211 yaitu
hlm 54. mengidentifikasi dan
Setelah dilakukan mengelola perilaku negatif.
perawatan/intervensi Observasi
selama 3x24 jam  Identifikasi harapan
Resiko Perilaku untuk mengendalikan
Kekerasan Meningkat perilaku
dengan kriteria hasil: Terapeutik
 Verbalisasi  Diskusikan tanggung
ancaman kepada jawab terhadap perilaku
orang lain  Jadwalkan kegiatan
 Verbalisasi terstruktur
umpatan  Ciptakan dan
 Perilakuk pertahankan lingkungan
menyerang dan kegiatan perawatan
 Perilaku konsisten setiap dinas
melukai diri  Tingkatkan aktivitas
sendiri/oranglain fisik sesuai kemampuan
 Perilaku  Batasi jumlah
merusak pengunjung
lingkungan  Bicara dengan nada
sekitar rendah dan tenang
 Perilaku  Lakukan kegiatan
agres/amuk pengalihan terhadap
 Suara keras sumber agitasi
Bicara ketus  Cegah perilaku pasif
dan agresif
 Beri penguatan posistif
terhadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
 Lakukan pengekangan
fisik sesuai indikasi
 Hindari bersikap
menyudutkan dan
menghentikan
pembicaraan
 Hindari sikap
mengancam dan
berdebat
 Hindari berdebat atau
menawar batas perilaku
yang telah ditetapkan.
Edukasi
 Informasikan keluarga
bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif.
SIKI
Manajemen Pengendalian
Marah (I.09290), hlm 203
Yaitu mengidentifikasi dan
mengelola ekspresi marah
dengan cara adaptif dan tanpa
kekerasaan.
Observasi
 Identifikasi
penyebab/pemicu
kemarahan
 Identifikasi harapan
perilaku terhadap
ekspresi kemarahan
 Monitor kemajuan
dengan membuat
data,jika perlu
Terapeutik
 Gunakan pendekatan
yang tenang atau
menyakinkan
 Fasilitas
mengekspresikan
marah secara adaptif
 Cegah kerusakan fisik
akibat ekspresi marah
(mis.menggunakan
senjata)
 Cegah aktivitas pemicu
agresi (mis.tas,mondar-
mandir,berolahraga
berlebihan)
 Lakukan control
eksternal
(mis.pengekangan,time-
out dan siklusi), jika
perlu
 .dukung menerapkan
strategi pengendalian
marah dan ekspresi
amarah adaptif
 Berikan penguatan atas
keberhasilan penerapan
strategi pengendalian
marah.
Edukasi
 Jelaskan makna,fungsi
marah,frustasi,dan
respon marah
 Anjurkan meminta
bantuan perawat atau
keluarga selama
ketegangan meningkat
 Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi
marah maladaptive
 Ajarkan metode untuk
memodulasi
pengalaman emosi
yang kuat (mis.latihan
asertif, Teknik
relaksasi,jurnal,
aktivtas penyaluran
energi).
8. Resiko bunuh diri

N Diagno Luaran Intervensi


o se
1. SDKI SLKI SIKI
Resik Resiko Bunuh Diri Pencegahan Bunuh Diri (I.14538),hlm:
o = Kontrol diri 274 yaitu mengidentifikasi dan
Bunu (L.09076) menurunkan resiko merugikan diri sendiri
h Diri Setelah dilakukan dengan maksud mengakhiri hidup.
perawatan/interven  Identifikasi gejala resiko bunuh diri
si selama 3x24 jam (mis.gangguan
resiko bunuh diri. mood,halusinasi,delusi,panik,penyal
Meningkat dengan ahgunaan zat,kesedihan,gangguan
kriteria hasil: kepribadian).
 Verbalisasi  Identifikasi keinginan dan pikiran
ancaman rencana bunuh diri
kepada  Monitor lingkungn bebas bahaya
orang lain secara rutin (mis. Barang
 Verbalisasi pribadi,pisau cikur, jandela)
umpatan  Monitor adanya perubahan mood
 Perilakuk dan perilaku.
menyerang Terapeutik
 Perilaku  Libatkan dalam perencanaan
melukai diri perawatan mandiri
sendiri/oran  Libatkan keluarga dalam
glain perencanaan perawatan
 Perilaku  Lakukan pendekatan langsung dan
merusak tidak menghakimi saat membahas
lingkungan bunuh diri
sekitar  Berikan lingkungan dengan
 Perilaku pengamanan ketat dan mudah
agres/amuk dipantau (mis.tempat tidur dekat
 Suara keras ruang perawat)
 Bicara ketus  Tingkatkan pengawasan dalam pada
kondisi tertentu (mis.rapat
staf,pengantian shift)
 Lakukan intervensi perlindungan
(mis.pembatasan area,pengekangan
fisik), jika diperlukan
 Hindari diskusi berulang tentang
bunuh diri sebelumnya, diskusi
berorientasi pada masa sekarang
dan masa depan
 Diskusikan rencana menghadapi ide
bunuh diri dimasa depan (mis.orang
yang dihubungi,kemana mencari
bantuan)
 Pastikan obat ditelan.
Edukasi
 Anjurkan mendiskusikan perasaan
yang dialami kepada orang lain
 Anjurkan menggunakan sumber
pendukung (mis.layanan spiritual,
penyedian layanan)
 Jelaskan tindakan pencegahan
bunuh diri kepada keluarga atau
orang terdekat
 Informasikan sumber daya
masyarakat dan program yang
tersedia
 Latih pencegah resiko bunuh diri
(mis.latihan asertif,relaksasi otot
progresif).
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, atau antipsikotik,
sesuai indikasi
 Kolaborasi tindakan keselamatan
kepada PPA
Rujuk kepelayanan kesehatan mental,jika
perlu.

Anda mungkin juga menyukai