Anda di halaman 1dari 16

TERAPI MODALITAS

REHABILITASI

Disusun oleh:
Masniati BR Sidabalok
Mawadah Tawarahmah
Nadia Yuliani
Nindi Silfia
Pipit Widowati
Rasini
Retnowati Hasanah
Rina Puji

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izinNya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Terapi Modalitas Rehabilitasi”, ini merupakan salah
satu pokok bahasan dalam mata kuliah Keperawatan Psikiatri. Semoga dengan adanya makalah ini,
dapat menambah pengetahuan dan bisa mengaplikasikannya.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan maupun kesalahan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, terutama pada dosen pengampu.

Jakarta, Juli 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2

BAB I................................................................................................................................................................... 4

DASAR KEPERAWATAN JIWA.......................................................................................................................4

BAB II..................................................................................................................................................................6

TERAPI REHABILITASI..................................................................................................................................6

A. Gangguan jiwa.........................................................................................................................................6

a. Pengertian gangguan jiwa...................................................................................................................6

b. Tanda dan gejala gangguan jiwa.........................................................................................................7

B. Rehabilitasi Gangguan Jiwa....................................................................................................................7

a. Pengertian Rehabilitasi.........................................................................................................................7

b. Tujuan Rehabilitasi..............................................................................................................................7

c. Tahapan Rehabilitasi...........................................................................................................................8

d. Jenis Kegiatan Rehabilitasi......................................................................................................................9

C. Tim dalam pelaksanaan Rehabilitasi....................................................................................................10

a. Pengertian peran................................................................................................................................10

b. Peran perawat pada rehabilitasi........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................14
BAB I

DASAR KEPERAWATAN JIWA

Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa menggunakan


metode ilmiah berupa proses keperawatan, berinteraksi dengan klien baik individu,
keluarga maupun masyarakat untuk mencapai kemandirian klien. Salah satu asuhan
keperawatan dalam memandirikan klien adalah dengan program rehabilitasi sesuai
dengan pengertian rehabilitasi pasien jiwa yang dirumuskan dalam Rapat Kerja
Nasional Kesehatan Jiwa (1970) dan disempurnakan oleh Badan Koordinasi
Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa adalah”. Usaha untuk mengembalikan pasien
ke masyarakat untuk menjadikannya sebagai warga yang berswasembada (mandiri)
dan berguna.
Pada penyuluhan kesehatan terdapat empat tingkat intervensi:yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran individu, keluarga, kelompok /masyarakat tentang


masalah dan peristiwa yang berhubungan dengan sehat dan sakit sesuai
tugas perkembangan normal
2. Meningkatkan pemahaman seseorang tentang dimensi stressor yang
potensial, kemungkinan hasil (baik adaptif maupun maladaptif) dan
alternatif respon koping
3. Meningkatkan pengetahuan seseorang dimana dan bagaimana
memperoleh sumber yang dibutuhkan

4. Meningkatkan keterampilan penyelesaian masalah individu dan


kelompok, keterampilan interpersonal, toleransi terhadap stress dan
frustasi, motivasi , harapan dan harga diri

Sehat Jiwa / Mental Menurut APA ( The Mental Psychiatric Association (APA)
(1880): Sehat jiwa atau mental adalah “… Keberhasilan yang terus menerus pada
saat bekerja, mencintai dan mencipta dengan kepastian yang matang, dan solusi
yang fleksibel terhadap konflik yang muncul antara insting, konsekwensi
kepentingan orang lain dan realitas. “ Menurut Townsend sehat jiwa / mental
dipandang sebagai adaptasi yang berhasil terhadap stressor yang muncul dari
lingkungan internal/eksternal, yang ditunjukkan dengan pikiran, perasaan dan
tingkah laku yang sesuai dengan usia dan norma lokal dan kultural Indikasi
sehat jiwa/mental:

1. Bahagia

• Menemukan kehidupan yang dinikmati


• Dapat melihat obyek orang dan aktivitas yang memungkinkan
mereka memenuhi dan mendapatkan kebutuhannya sendiri
2. Kontrol terhadap prilaku

• Dapat mengenal dan mengetahui batasan dari tingkah laku

• Dapat berespon terhadap aturan rutinitas dan kebiasaan dari


beberapa kelompok dimana dia berada
3. Keefektifan dalam bekerja

• Dapat melakukan tugas sesuai dengan batas kemampuan

• Pada saat menemui kegagalan, seseorang masih dapat bertahan sampai


dia menentukan apakah dia akan dapat menyelesaikan pekerjaan itu atau
tidak
4. Konsep diri yang baik

• Melihat diri dengan pendekatan yang ideal, sesuai kemampuan


dalam memenuhi kebutuhan
• Tingkat diri, kepercayaan diri yang beralasan akan menolong seseorang
pada saat mengalami stress.
BAB II

TERAPI REHABILITASI

A. Gangguan jiwa
a. Pengertian gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),
kemauan (volition,emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada
fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran social.
Berdasarkan 2 definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa gangguan
jiwa adalah suatu perubahan dalam fungsi jiwa baik itu dalam proses
berpikir, kemauan maupun tindakan yang mengakibatkan gangguan dalam
peran sosial. L.E Hinsie dan R. J Campbell dalam “Psychiatric Dictionary”
merumuskan pengertian rehabilitasi adalah segala tindakan fisik,
penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk
memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk
mempersiapkan pasien secara fisik, mental, sosial, dan vokasional untuk
kehidupan penuh sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuan kearah:
1) mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya;
2) Penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas
yang maksimal;
3) Penyesuaian diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara
memuaskan
Rehabilitasi adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
kembali pada tingkat fungsi setinggi mungkin. Biasanya bertujuan untuk
mengembalikan pada tingkat fungsi yang sama atau lebih tinggi daripada
tingkat fungsi ketika sebelum sakit. (Stuart dan Sundeen )
Menurut WHO 1882 rehabilitasi adalah suatu proses kompleks yang
meliputi berbagai disiplin dan merupakan gabungan dari usaha medik, sosial,
edukasional, dan vokasional yang terpadu untuk mempersiapkan,
menyalurkan atau menempatkan dan membina seseorang agar dapat kembali
mencapai taraf kemampuan fungsional setinggi mungkin.
b. Tanda dan gejala gangguan jiwa
1) Ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas,
perbuatan- perbuatan yang terpaksa (Convulsive), hysteria, rasa lemah,
tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.
2) Gangguan kognisi pada persepsi: merasa mendengar (mempersepsikan)
sesuatu bisikan yang menyuruh membunuh, melempar, naik genting,
membakar rumah, padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan
suara tersebut sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri individu
sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat diarasakan. Hal ini sering
disebut halusinasi, klien bisa mendengar sesuatu, melihat sesuatu atau
merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.
3) Gangguan kemauan: klien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah
membuat keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi,
mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan.
4) Gangguan emosi: klien merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham
kebesaran). Klien merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha,
orang kaya, titisan Bung karno tetapi di lain waktu ia bisa merasa sangat
sedih, menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri
hidupnya.
5) Gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, klien melakukan pergerakan yang
berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-
loncat, melakukan apa-apa yang tidak disuruh atu menentang apa yang
disuruh, diam lama tidak bergerak atau melakukan gerakan aneh.(Yosep,
2007).

B. Rehabilitasi Gangguan Jiwa


a. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan
vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri
yang optimal serta mempersiapkan klien secara fisik, mental, sosial dan
vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan kemampuannya
(Nasution, 2006).
b. Tujuan Rehabilitasi
Maksud dan tujuan rehabilitasi klien mental dalam psikiatri yaitu mencapai
perbaikan fisik dan mental sebesar-besarnya, penyaluran dalam pekerjaan
dengan kapasitas maksimal dan penyesuaian diri dalam hubungan
perseorangan dan sosial sehingga bisa berfungsi sebagai anggota masyarakat
yang mandiri dan berguna
c. Tahapan Rehabilitasi
Upaya Rehabilitasi terdiri dari 3 tahap yaitu ;

1) Tahap persiapan

a) Orientasi.

Selama fase orientasi klien akan memerlukan dan mencari bimbingan


seorang yang professional. Perawat menolong klien untuk mengenali
dan memahami masalahnya dan menentukan apa yang diperlukannya.
b) Identifikasi

Perawat mengidentifikasi dan mengkaji perasaan klien serta


membantu klien seiring penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah
pengalaman dan memberi orientasi positif akan perasaan dan
kepribadiannya serta memberi kebutuhan yang diperlukan.
2) Tahap pelaksanaan

Perawat melakukan eksploitasi dimana selama fase ini klien menerima


secara penuh nilai-nilai yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah
hubungan (Relationship). Tujuan baru yang akan dicapai melalui usaha
personal dapat diproyeksikan, dipindah dari perawat ke klien ketika klien
menunda rasa puasnya untuk mencapai bentuk baru dari apa yang
dirumuskan

3) Tahap pengawasan
Tahap pengawasan perawat melakukan resolusi.Tujuan baru dimunculkan dan
secara bertahap tujuan lama dihilangkan. Ini adalah proses dimana klien
membebaskan dirinnya dari ketergantungan terhadap orang lain
d. Jenis Kegiatan Rehabilitasi
Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan penting psikososial
pada klien gangguan jiwa yaitu:
1) Orientation

Orientaton adalah pencapaian tingkat orientasi dan kesadaran terhadap

realita yang lebih baik. Orientasi berhubungan dengan pengetahuan dan


pemahaman klien terhadap waktu, tempat atau maksud/ tujuan, sedangkan
kesadaran dapat dikuatkan melalui interaksi dan aktifitas pada semua
klien.
2) Assertion

Assertion yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri dengan


tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendorong klien dalam
mengekspresikan diri secara efektif dengan tingkah laku yang yang dapat
diterima masyarakat melalui kelompok pelatihan asertif, kelompok klien
dengan kemampuan fungsional yang rendah atau kelompok interaksi
klien.
3) Accuption

Accuption adalah kemampuan klien untuk dapat percaya diri dan


berprestasi melalui keterampilan membuat kerajinan tangan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan aktifitas klien dalam bentuk kegiatan
sederhana seperti teka- teki (sebagai aktivitas yang bertujuan)
mengembangkan keterampilan fisik seperti menyulam. Membuat bunga,
melukis dan meningkatkan manfaat interaksi sosial.

4) Recreation

Recreation adalah kemampuan menggunakan dan membuat aktifitas yang


menyenangkan dan relaksasi. Hal ini memberi kesempatan pada klien
untuk mengikuti bermacam reaksi dan membantu klien menerapkan
keterampilan yang telah ia pelajari seperti:orientasi asertif, interaksi sosial,
ketangkasan fisik. Contoh aktifitas relaksasi seperti permainan kartu,
menebak kata dan jalan- jalan, memelihara binatang, memelihara tanaman,
sosio- drama, bermain musik dan lain- lain.
C. Tim dalam pelaksanaan Rehabilitasi
Pelaksanaan rehabilitasi dilakukan oleh multiprofesi yang terdiri dari dokter,
perawat, psikologi, sosial worker serta okupasi therapist yang memiliki peran
dan fungsi masing- masing. Dokter memberikan terapi somatik, psikolog
melakukan pemilahan klien berdasarkan hasil psikotest, kemampuan serta minat
klien, social worker menjadi penghubung antara klien dengan keluarga dan
lingkungan serta okupasi terapis memberikan terapi kerja bagi pasien. Perawat
sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan rehabilitasi
baik dalam tahap persiapan, pelaksanaan maupun pengawasan. Sebagai sebuah
team, perawat memberi peran yang sangat penting dalam mengkoordinasikan
berbagai cara dan kerja yang dilakukan semua anggota team sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai antara klien dan team kesehatan sehingga rehabilitasi
berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam rehabilitasi gangguan jiwa tenaga perawat sebagai anggota tim
kesehatan dalam menjalankan peran dan fungsinya bersifat mandiri, kolaboratif
dan atau saling tergantung dengan anggota tim kesehatan lain, untuk dapat
berperan secara aktif dalam memenuhi memberikan pelayanan kesehatan.
a. Pengertian peran
Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh individu,
keluarga maupun masyarakat terhadap perawat sesuai kedudukannya dalam
sistem pelayanan kesehatan (Kusnanto, 2005)
b. Peran perawat pada rehabilitasi
1. Pada tahap persiapan

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa

• Peran stranger (orang yang tidak dikenal).


Hal yang pertama terjadi ketika perawat dan klien bertemu mereka
belum saling mengetahui maka klien diperlakukan secara biasanya.
Klien akan memerlukan dan mencari bimbingan seorang yang
professional. Perawat menolong klien untuk mengenali dan memahami
masalahnya dan menentukan apa yang diperlukannya. Hal ini dilakukan
dengan cara membina hubungan saling percaya.
✓ Perawat mengucapkan salam kepada klien
✓ Bersikap terbuka dengan mendengarkan apa yang klien sampaikan

✓ Memanggil klien dengan nama yang disukai

✓ Menyapa klien dengan ramah

• Peran pendidik

Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa
yang klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan
minatnya dalam menerima dan menggunakan informasi. Perawat
memberikan jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang spesifik
meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang dijalani oleh klien dan
menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana cara
perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan
rehabilitasi.
 Peran wali/pendamping

Klien menganggap perawat sebagai peran walinya. Sikap dan tingkah


laku perawat menciptakan suatu perasaan tertentu dalam diri klien
yang bersifat reaktif dan muncul dari hubungan sebelumnya.
 Peran Kepemimpinan/manajer kasus.

Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan yang


kooperatif dan partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan
yang terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi dengan
mengkomunikasikan tim rehabilitasi tentang jadwal dan jenis kegiatan
rehabilitasi yang dilaksanakan klien untuk kelangsungan perawatan
secara berkesinambungan

2.Pada tahap pelaksanaan

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam
Potter Perry (2005) yaitu :
• Peran pelaksana

1) Membimbing/mengajarkan klien jenis kegiatan rehabilitasi


sesuai dengan kemampuan klien
2) Mengobservasi perilaku klien selama kegiatan rehabilitasi
3) Memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
melaksanakan kegiatan rehabilitasi
4) Memberikan dukungan jika klien belum bisa menyelesaikan
kegiatan rehabilitasi sesuai rencana
• Peran wali/pendamping

Fungsi perawat disini membimbing klien mengenali dirinya dengan


sosok yang ia bayangkan dengan mendampingi klien selama kegiatan
rehabilitasi.
• Tahap pengawasan dan evaluasi

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam
Potter Perry (2005) yaitu :
1. Peran pendidik

Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa
yang klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan
minatnya dalam menerima dan menggunakan informasi. Perawat
memberikan jawaban dari pertanyaan– pertanyaan yang spesifik
meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang dijalani oleh klien dan
menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana cara
perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan
rehabilitasi.

2. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.

Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan yang kooperatif


dan partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dalanm hal ini dengan sosial worker untuk untuk
home visite jika klien sudah kooperatif dan direncanakan akan dilakukan
pemulangan ke rumah.

3. Peran pelaksana
Melakukan dokumentasi dengan menerapkan prinsip dokumen Peran pelaksana
Memberikan obat sesuai dengan hasil kolaborasi dengan medis yang diperlukan
Aktivitas kegiatan untuk mencapai tujuan rehabilitasi kesehatan jiwa menurut Anthoni
(1980)
FISIK EMOSIONAL INTELEKTUAL
KETERAMPILAN HIDUP Hubungan antar manusia Pengelolaan uang
Memasak Reduksi stigma Sumber komunitas
Kebersihan Penyelesaian masalah
Peran serta dalam olahraga Keterampilan berbicara
Penggunaan fasilitias rekreasi
KETERAMPILAN BELAJAR Kemampuan berbicara Membaca menulis
Dapat tenang Mengajukan pertanyaan Keterampilan belajar
Memberikan perhatian Menjawab dengan sukarela Aktivitas hobi mengetik
Tetap duduk mengamati Mengikuti petunjuk Penetapan tujuan
Ketepatan waktu Meminta pengarangan Pengembangan masalah
Hygiene personal Mendengarkan Penggunaan sumber
Kebugaran fisik Kontrol diri
Penggunaan angkutan umum Penghargaan yg selektif

KETERAMPILAN BEKERJA Wawancara bekerja Pemenuhan syarat kerja


Ketepatan waktu Pembuat keputusan Pencarian kerja
Penggunaan alat kerja Hubungan antar manusia Tugas pekerjaan spesifik
Tugas pekerjaan spesifik Kontrol diri
Mempertahankan pekerjaan
Tugas pekerjaan spesifik
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Terapi rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan
latihan vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri
yang optimal serta mempersiapkan klien secara fisik, mental, sosial dan vokasional
untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan kemampuannya (Nasution, 2006).
Jenis Kegiatan Rehabilitasi
Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan penting psikososial pada
klien gangguan jiwa yaitu:
1) Orientation
2) Assertion
3) Accuption

4) Recreation

Peran perawat sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan
rehabilitasi baik dalam tahap persiapan, pelaksanaan maupun pengawasan.
Sehingga dalam mengkoordinasikan berbagai cara dan kerja yang dilakukan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai antara klien sehingga rehabilitasi dapat berjalan
sesuai tujuan yang diharapkan.

B. SARAN

Sarana yang dapat disampaikan pada makalah ini dalam manajemen terapi rehabilitasi

perlunya strategi yang mungkin dapat dijadikan alternatif dalam merawat pasien dengan

gangguan jiwa dan dapat diminalisir serta mampu turut dalam perawatan sehingga sebisa

mungkin faktor predisposes dan presipitasi menimbulkan gangguan jiwa tidak terjadi dan

dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA

Guze, B., Richeimer, S., dan Siegel, D.J. The Handbook of Psychiatry. 2000

Gulo RS, Pardede JA. Stres Kerja Dengan Self Care Perawat Di Rumah Sakit Umum Sari
Mutiara Medan. Jurnal Keperawatan Jiwa. 2019;2(3).

Hamid. Buku Ajar Riset Keperawatan.Jakrta : EGC.2007

Hawari. Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.FKUI: Jakarta.2001


Keliat, B.A. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi kedua. Jakarta : EGC. 2005
Keliat & Akemat. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC. 2004
Manao BM, Pardede JA. Correlation of Family Burden of The Prevention of Recurrence of
Schizophrenia Patients. Mental Health. 2019;4(1):31-42.

Manao BM, Pardede JA. Beban Keluarga Berhubungan Dengan Pencegahan Kekambuhan
Pasien Skizofrenia. Jurnal Keperawatan Jiwa. 2019;12(3).

Pardede JA. The Effects Acceptance and Aommitment Therapy and Health Education Adherence
to Symptoms, Ability to Accept and Commit to Treatment and Compliance in
Hallucinations Clients Mental Hospital of Medan, North Sumatra. J Psychol Psychiatry
Stud. 2019;1:30-5.

Pardede JA. Health Education of Drinking Medication Adherence on Schizophrenia Patients.


Journal of Psychiatry. 2019;2(2):723.
Pardede JA, Sirait D, Riandi R, Emanuel P, Laia R. Ekspresi Emosi Keluarga Dengan Frekuensi
Kekambuhan Pasien Skizofrenia. Idea Nursing Journal. 2016;7(3):53-61.

Pardede JA, Siregar RA. Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Perubahan
Gejala Halusinasi Pada Klienskizofrenia. Mental Health. 2016;3(1).

Pardede JA. The Implementation of Family Tasks with The Frequency of Recurrence of Social
Isolation Patients. Mental Health. 2017;4(2).

Pardede JA, Keliat BA, Yulia I. Kepatuhan dan Komitmen Klien Skizofrenia Meningkat Setelah
Diberikan Acceptance And Commitment Therapy dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan
Minum Obat. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2015 Nov 17;18(3):157-66.

Pardede JA. Pelaksanaan Tugas Keluarga Dengan Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia
Dengan Masalah Isolasi Sosial. Jurnal Keperawatan Jiwa. 2018;6(2).

Pardede, J. A., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2013). Pengaruh Acceptance And Commitment
Therapy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Gejala,
Kemampuan Berkomitmen Pada Pengobatan Dan Kepatuhan Pasien Skizofrenia.

Anda mungkin juga menyukai