OLEH :
ZUHALDI AKBAR
NIM : P07120120044
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
2
1. Definisi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga masa kehamilan
terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan (28-40
minggu) (Farrer, 2001). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Prawirohardjo, 2002).
b. SERVIKS UTERI
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi
serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot,
maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi
yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang- kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
3
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu
prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan.
Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
d. MAMMAE
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih
agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.
e. SIRKULASI DARAIH
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32 minggu.
Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan
volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih
rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32,
wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita yang tidak hamil.
Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung
trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat ± 30%
pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh
meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah
kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi.
Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik
vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat
tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena
tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga mencapai
maksimum 500 ml/menit pada minggu ke- 36. Peningkatan aliran darah pada kulit
disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita „merasa panas”
mudah berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
4
f. SISTEM RESPIRASI
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma
terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan
volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih
rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak
kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang
memperhatikan penampilan badannya.
g. TRAKTUS DIGESTIFUS
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan intraseluler yang
disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi
reguritasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung
berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai
penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
h. TRAKTUS URINARIUS
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering berkemih
timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju
filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga
produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak
yang dikeluarkan.
i. SISTEM IMUN
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG, IgA dan Ig
M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada
minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.
j. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi
ini disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH
ini merupakan salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-
kadang terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai kloasma
gravidarum.
Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan ingin
segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh persiapan-persiapan kebutuhan bayi.
Selain itu akan disibukan pula oleh pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang dua minggu
kelahiran banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh bayinya
(Hulliana,2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran
bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi
membesaar dan
ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu lama. Reaksi calon ibu
terhadap persalinan sejara umum tergantung pada persiapan dan persepsi ibu terhadap kehamilan ini
(Hamilton,1995).
Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan muncul dan mulai
dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui, misalnya Apakah ia bisa melahirkan normal ?
Bagaimanan cara mengejan ? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya pada saat melahirkan ?
Apakah bayinya akan lahir normal?. Sementara itu sang suami hendaknya memberikan dukungan yang
lebih kepada istrinya. Jika kehamilan ini bukan yang yang pertama kali sang suami dapat melakukan
pendekatan terhadap kakak-kakak „si bayi” agar tidak tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan
demikian, ibu tidak akan merasa khawatir dan memikirkan kondisi putra- putrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman pada ibu dan
dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya dengan latihan senam bersama-sama,
menemani saat kontrol kehamilan, dan membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya. Dengan
cara ini akan muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental yang kuat untuk menghadapi
persalinan. Selain dari suami dukungan dari keluarga juga sangat berarti (Hulliana,2001).
29-33 minggu
c. Fundus terletak
diantara umbilikus dan xipoid
c. Mimpi buruk.
6. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan Datang, Riwayat
Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat Perkawinan (usia menikah, lama
menikah, brp kali menikah), Riwayat Menstruasi (menarche, siklus/lama, byknya haid,
dismenorea), Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu, Riwayat Kehamilan
sekarang (usia kehamilan menurut pasien, HPHT, periksa ANC berapa kali, therapy, penkes,
suntik TT 1-3, kebiasaan merokok, minum minuman keras, jamu, obt2an, ada hewan
peliharaan, gerakan janin, dan rencana bersalin). Riwayat KB (KB yang digunakan, lamanya,
alas an berhenti, renc KB stlh bersalin), Kebutuhan sehari hari sebelum dan slm hamil
(nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, seksual, personal hygiene), Psikososiospiritual
(perasaan dengan kehamilan, respon keluarga terhadap kehamilan, dan pengambil keputusan).
2) Data Obyektif
Terdiri dari pemeriksaan :
> LILA
> TTV
3) Inspeksi
> Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
> Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum sudah keluar
> Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
> Anus : tidak ada hemoroid
4) Palpasi
> Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. Bagian fundus teraba
bulat, lunak dan tidak melenting.
> Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang, keras. Bagian Kiri ibu
teraba bagian kecil kecil janin.
8
> Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat, keras dan melenting.
> Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin belum masuk PAP
1) Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan
abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus.
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran
uterus.
3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat pengaruh hormonal.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres, psikologi,
ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
5) Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk persalinanserta perawatan
bayi.
c. Rencana keperawatan
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien mengerti tentang perubahan pola
eliminasi urin.
KH : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi saat ini, mengidentifikasi cara-cara
untuk mencegah stasis urinarius dan atau
edema jaringan.
No. Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang
perubahan perkemihan
sehubungan dengan Membantu klien memahami alasan
trimester ketiga. fisiologis dari frekuensi berkemih dan
nokturia.
Pembesaran uterus trimester ketiga.
2. Meningkatkan perfusi ginjal.
anjukan klien untuk
melakukan posisi miring saat tidur.
Perhatikan
IrAlnna-n Izpliinan
3.
Posisi ini memungkinkan terjadinya
jveiunan iveiunan n'Jvtu.ua.
Anjurkan klien untuk menghindari sindrom vena kava dan menurunkan aliran
posisi tegak dalam waktu yang lama. vena.
4. Mempertahankan tingkat cairan dan
perfusi ginjal adekuat, yang mengurangi
natrium diet untuk mempertahankan status
isotonik.
Berikan informasi mengenai perlunya
masukan cairan 6-8 gelas/ hari,
penurunan masukan 2-3 jam sebelum
beristirahat, dan penggunaan garam,
makanan, dan produk mengandung
natrium dalam iumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai bahaya
menggunakan Kehilangan atau pembatasan natrium dapat
diuretik dan penghilangan natrium sangat menekan regulator renin-
dari diet. angiotensin-
aldosteron dari kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/
hipovolemia berat.
klien.
uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea.
3. Lordosis dan regangan otot disebabkan oleh
pengaruh hormon (relaksin, progesteron)
pada
sambungan pelvis dan perpindahan pusat
Perhatikan adanya keluhan
gravitasi sesuai dengan perbesaran uterus.
ketegangan pada punggung dan
Intervensi multipel biasanya membantu untuk
perubahan cara jalan. Anjurkan
menghilangkan ketidaknyamanan.
penggunaan
sepatu hak rendah, latihan
pelvicrock, girdle
maternitas, penggunaan
kompres panas, sentuhan terapeutik
atau stimulasi saraf elektrikal
transkutan dengan tepat.
4. Menurunkan ketidaknyamanan
hemoroid.
uterus memperberat masalah eliminasi.
8. Kaji adanya pirosis (nyeri ulu hati).
Tinjau pembatasan diet.
Masalah sering terjadi pada trimester kedua dan
dapat berlanjut, khususnya bila diet tidak
dimodifikasi.
9. Saat kadar estrogen tinggi, sekresi kelenjar
servikal menghasilkan media asam yang
mendorong proliferasi organisme.
Perhatikan adanya leukorea dan
pruritus. Anjurkan klien untuk
sering mandi,
menggunakan celana dalam katun,
pakaian longgar dan menghindari
duduk untuk waktu yang lama.
10. Berikan suplemen kalsium
dengan tepat. Anjurkan penggunaan Penambahan produk susu bila intoleransi dapat
jel aluminium
menjadi masalah. Jeli dapat menurunkan kadar
hidroksida sesuai kebutuhan.
fosfor dan memperbaiki ketidak
seimbangan kalsium-fosfor.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres, psikologi,
ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak mengalami gangguan pola
tidur.
Kriteria hasil : melaporkan perbaikan istirahat dan melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan
perasaan segar
No. Intervensi Rasional
1. Membantu mengidentifikasi
kebutuhan untuk menetapkan pola tidur yang
Tinjau ulang kebutuhan perubahan berbeda.
tidur normal berkenaan dengan
kehamilan. Tentukan pola tidur saat
ini.
2. Evaluasi tingkat kelelahan. Peningkatan retensi cairan,
6.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. E, Marylinn. (2001). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC