Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY”A” DENGAN

DIAGNOSA MEDIS “OSTEOARTRITIS” DI DUSUN PONDOK BUAK DESA BATU


KUMBUNG KECAMATAN LINGSAR
KABUPATEN LOMBOK BARAT

OLEH:

LUH MADE ARTHA HERAWATI


NPM: 021021186

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny”A” Dengan


Diagnosa Medis “Osteoartritis” Di Dusun Pondok Buak Desa Batu Kumbung Kecamatan
Lingsar
Kabupaten Lombok Barat

Laporan Praktik lapangan berikut dibuat oleh :

Nama : Luh Made Artha Herawati


NPM : 021021186
Prodi : Profesi Ners Keperawatan

Telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada :


Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

LUH MADE ARTHA HERAWATI


021021186

Disahkan Oleh:
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ns. Ni Made Sumartyawati,.M.Kep.


umang

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan kelolaan dengan Judul Asuhan Keperawatan Gerontik
pada Ny“A” dengan diagnosa medis “Osteoartritis” Di Dusun Pondok Buak Desa Batu
Kumbung Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran maupun kritik demi perbaikan laporan ini. Tak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.

Penulis

iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Proses Menua (Ageing Proses)


1. Pengertian Proses Menua (Ageing Proses)

Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Nogroho, Wahyudi 2000).

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah. Dimulai


sejak lahir dan umunya dialami pada semua makhluk hidup. Pada setiap individu
memiliki kecepatan yang berbeda dalam proses menua. Adakalanya orang yang
belum tergolong lanjut usia tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (Nogroho,
Wahyudi 2000).

2. Teori - teori Proses Menua


Teori Biologis

Teori biologis tentag penuaan dibagi menjadi teori itrinsik dan ekstrinsik.
Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab di
dalam sel sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi
di akibatkan pengaruh lingkungan. Teori biologis dibagi dalam (Wahit Iqbal
Mubarak, dkk 2006) :

a. Teori Genetic Clock

Teori ini mengatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam inti selnya suatu jam
genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu. Jadi menurut teori ini
bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit.

1
b. Teori Error Catastrophe (Teori Mutasi Somatik)

Menurut teori ini, menua disebabkan kesalahan beruntun dalam jangka waktu
yang lama dalam transkipsi dan translasi. Kesalahan tersebut menyebakan
terbentuknya enzim yang salah dan berakibat metabolisme yang salah sehingga
megurangi fungsional sel, walaupun dalam batas-batas tertentu ksalahan dalam
pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan dalam memperbaiki diri
terbatas pada transkripsi yang tentu akan menyebabkan kesalahan sintesis protein
atau enzim yang dapat menimbulkan metabolit berbahaya, begitu juga jika
kesalahan terjadi pada translasi maka kesalahan juga akan semakin banyak.

c. Teori Auto Immune


Teori menjelaskan bahwa dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat
diproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehngga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

d. Teori Radikal Bebas


Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak
beregenerasi. Di dalam tubuh bersiap merusak, dapat dinetralkan dalam tubuh
oleh enzim atau senyawa non enzim contohnya vitamin C betakarotin, vitamin E.

e. Teori Pemakaian dan Rusak


Teori ini menjelaskan bahwa kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah (rusak)

f. Teori ”immunology slow virus”


Sistem imun menjadi kurang efektif dengan bertambahnya usia dam masuknya
virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

g. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yag biasa digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan
usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

h. Teori Rantai Silang

2
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurang elastis, kekakuan dan
hilangnya fungsi.

i. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati.

Teori Kejiwaan Sosial

a. Aktivitas atau Kegiatan (activity theori)


 Teori aktivitas, menurut Havighusrt dan Albrecht 1953 berpendapat bahwa
sangat penting bagi individu usia lanjut untuk tetap beraktivitas dan mencapai
kepuasan hidup.
 Ketentuan akan meingkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini meyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka
yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
 Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
 Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil
dari dari usia pertengahan ke lanjut usia.

b. Kepribadian berlanjut (continuity theori)


Dasar kehidupan atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimiliki.

c. Teori pembebasan (disengagement theori)


Tepri ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kuantitas maupun
kualitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Tripple Loss), yakni :
 Kehilangan peran (Loos of role),
 Hambatan kontak sosial (restraction of Contacts and relation Ships),
 Berkurangnya komitmen (to Social Mores and Values).

3
Teori Psikologi

Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu
teori yang ada. Teori tugas perkembangan, menurut Hanghurst (1972) setiap individu
harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan
yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang
spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, pengharapan kultural dan masyarakat dan
nilai serta aspirasi individu.

B. Konsep Dasar (Masalah Utama)


1. Pegertian
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan
struktur dari sendi mengalami perubahan patologis, ditandai dengan kerusakan tulang
rawan (kartilago) hyaline sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng
tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsul sendi, timbulnya
peradangan dan melemahnya otot-otot yang menghubungkan sendi (Felson, 2008)
Osteoartritis (OA) Merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi (Muttaqin A, 2008).
2. Etiologi

Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi diduga dapat
berasal dari faktor genetik, faktor umur, jenis kelamin, dan kegemukan.

3. Manifestasi Klinis

 Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam.
 Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah dan terasa
hangat.
 Mobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan kartilago
serta deformitas sendi.
 Malaise, demam, penurunan berat badan

4
4. Patofisiologi

Reaksi factor dengan antibody, factor metabolic, inveksi


ecendrungan virus

Reaksi peradangan

Informasi tentang Synovial menebal Nyeri


proses penyakit

kurang pengetahuan Deformitas sendi

Resiko kesehatan
cenderung beresiko Infiltasi kedalam os subcondria

Tendon & ligament Hambatan nutrisi pada kartigo artikulasi


melemah
Kartilago hekrosis
Mudah luksasi &subluksasi
Erosi kartilago
Hilangnya kekuatan otot
Adhesi pada permukaan sendi
Kekakuan sendi
Ankilosis fibrosa ankilosis tulang

Resiko cidra
Terbatasnya gerakan
Gangguan sendi
istrahat tidur

Gangguan mobilitas
fisik

5
5. Pemeriksaan Diagnostik

Pada penderita osteoarthritis, dilakukan pemeriksaan radiologi pada sendi yang


terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran
6. Pemeriksaan Diagnostik
 Faktor reumatoid : Positif pada 80% - 95% kasus
 Fiksasi lateks : Positif pada 75% dari kasus-kasus khas.
 Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
 LED :Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h)
Mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala
meningkat.
 Protein C- relative : Positif selama masa eksaserbasi.
7. Penatalaksanaan Medis

Prinsip pengobatan reumatoid artritis adalah mengistirahatkan sendi yang


terkena. Obat - obat yang biasa digunakan, antara lain :

a. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)

Kelompok obat ini dapat mengurangi peradangan dengan menghalangi produksi


mediator peradangan. Yang paling banyak digunakan adalah aspirin dan
ibuprofen.

b. Obat Slow Acting

 Senyawa emas
 Penisilamin
 Hidrioxi Kloroquin
 Sulfozalazin

c. Kortikosteroid

Untuk pemakaian kortikosteroid, harus diperhatikan hal berikut:


 Pemberian oral dilakukan pada kasus-kasus RA yang tidak berespon terhadap
AINS dan obat-obatan yang bekerja lambat.
 Untuk mengatasi gejala-gejala penyakit yang terjadi selama menunggu efek
obat-obatan yang bekerja lambat.
 Suntikan intra artikular dilakukan apabila pada eksaserbasi akut dari sinovitas
pada suatu sendi yang digerakkan menjadi sangat terganggu.

6
 Pemberian dosis tinggi peroral untuk jangka panjang waktu pendek untuk
mengatasi serangan yang berat.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji :
 Identitas : Nama, umur, jenis kelamin.
 Bio- psiko- social- spiritual :
a. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi
hari).

b. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk denganStress pada
sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris keletihan.

c. Kardiovaskuler
Gejala : fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat,
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum kembali normal.

d. Makanan/cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan /cairan,
anareksia.
Tanda : Penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa.

e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
ketergantungan pada orang lain

f. Neorosensori
Gejala : Kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda : Pembengkakan sendi simetris.

g. Interaksi sosial
Gejala : Perusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran,
isolasi.

7
h. Keamanan
Gejala :
 Kulit mengkilat
 Tegang
 Lesi kulit
 Ulkus kaki
 Kesulitan dalam menangani ugas
 Demam ringan menetap
 Kekeringan pada mata dan membran mukosa

i. Interaksi ego
Gejala :
 Keputusasaan dan ketidakberdayaan
 Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,
 Idetitas pribadi

2. Diagosa Keperawatan

a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan
proses inflamasi ditandai dengan :
 Keluhan nyeri, kelelahan
 Fokus pada diri sendiri
 Perilaku yang bersifat hati-hati
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidaknyamanan,
penurunan kekuatan otot, ditandai dengan :
 Ketidak mampuan untuk dengan segaja bergerak dalam lingkungan fisik.
 Membatasi rentang gerak
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan keluhan susah
tidur / istirahat .
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas, nyeri pada saat
bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
(sholat, tidur).
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk
melakukan tugas-tugas umum, ditandai dengan :
 Perubahan struktur / fungsi bagian-bagian yang sakit
 Bicara negatif tentang diri sendiri

8
 Perubahan pada gaya hidup
 Perubahan interaksi sosial
 Perasaan putus asa
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang
kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan pengungkapan adanya masalah.

3. Perencanaan

a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan
proses inflamasi.
 Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya).
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
kefektifan program.
 Sarankan NY”A” menggunakan matras / kasur keras, dan bantal kecil.
Rasional : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stres pada sendi
yang sakit.
 Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan.
Rasional : Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
 Motivasi NY”A” untuk sering merubah posisi.
Rasional : Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
 Bantu NY”A” untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Rasional : Pada penyakit yang berat, tirah baring mungkin diperlukan
untuk membatasi nyeri.
 Berikan massase lembut
Rasional : Menigkatkan relaksasi / mengrangi tegangan otot.
 Ajarkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.
Rasional : Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kotrol dan
kemampuan koping.
 Kolaborasi : Berikan obat-obatan sesuai petunjuk
Rasional : Sebagai anti inflamasi.

b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidaknyamanan,


penurunan kekuatan otot.
 Kaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi.

9
Rasional : Tingkat aktivitas tergantung dari perkembangan penyakit.
 Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif.
Rasional : Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot.
 Dorong NY”A” mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri dan
berjalan.
Rasional : Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas.
 Modifikasi lingkungan.
Rasional : Menghidari cedera akibat kecelakaan.
 Kolaborasi cedera akibat kecelakaan.
Rasional : Berguna dalam memformulasikan program latihan.

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan keluhan susah
tidur / istirahat .
 Diskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
Rasional : Gangguan tidur mengakibatkan gangguan fungsi kognitif, persepsi
dan penurunan kontrol emosi. Ini juga
menurunkan ambang nyeri mengurangi prosuksi penurunan ketokolamin.
 Dorong NY”A” untuk melaksanakan ritual menjelang tidur, seperti membaca
atau minum hangat.
Rasional : Membantu meningkatkan relaksasi dan menyiapkan tidur.
 Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur.
Rasional : NY”A” dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami gejala
memburuk pada malam hari.
 Anjurkan posisi sendi yang tepat.
Rasional : Posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur.
 Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk memugkinkan siklus tidur lengkap.
Rasional : Siklus tidur mempunyai interval 70 – 100 menit.

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akttivitas, nyeri pada saat
bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
(sholat, tidur).
 Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Rasional : Mendukung kamandirian fisik / emosional.
 Diskusikan hambatan dalam partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /
rencana untuk modifikasi lingkungan.

10
Rasional : Meningkatkan kemandirian.
 Kolaborasi : Konsul dengan ahli terapi okupasi.
Rasional : Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan
individual.

e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk


melakukan tugas-tugas umum.
 Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan pada NY”A” / orang terdekat,
bagaimana pandagan pribadi NY”A” dalam fungsi gaya hidup sehari-hari.
Rasional : Megidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri
dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan intervensi.
 Perhatikan perilaku menarik diri, terlalu memperhatikan perubahan.
Rasional : Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptif.
 Bantu NY”A” untuk mengidentifikasi koping adaptif.
Rasional : Membantu NY”A” untuk mempertahankan kotrol diri.
 Ikut sertakan NY”A” NY”A” dalam merencanakan perawatan dan membuat
jadwal aktivitas.
Rasional : Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian dan
partisipasi dalam terapi.
 Kolaborasi : Rujuk pada konseling psikiatri.
Rasional : NY”A” / orang terdekat membutuhkan dukungan selama
berhadapan dengan proses jangka panjang.

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang


kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan pengungkapan adanya masalah.
 Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pegetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
 Tekankan pentingnya patuh pada terapi farmakologis.
Rasional : Keuntungan penggunaan obat-obatan tergantung pada ketepatan
dosis.
 Berikan informasi mengenai alat bantu.
Rasional : Mengurangi penggunaan sendi dan memungkinkan individu untuk
ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan.

11
 Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat
istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas.
Rasional : Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup
NY”A” untuk mengurangi takan sendi dan nyeri.
 Jelaskan pentingnya diet seimbang dengan makanan yang banyak
mengandung vitamin, protein, dan zat besi.
Rasional : Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan atau regenerasi.

4. Pelaksanaan

a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan
proses inflamasi.
 Mengkaji keluhan nyeri.
 Menganjurkan NY”A” untuk menggunakan matras / kasur keras dan bantal
kecil.
 Meninggikan linen tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
 Memotivasi NY”A” untuk sering merubah posisi.
 Membantu NY”A” untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
 Memberikan massase lembut.
 Menganjurkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.
 Memberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk.

b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidaknyamanan,


penurunan kekuatan otot.
 Mengkaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi.
 Membantu NY”A” melakukan rentang gerak aktif / pasif.
 Memotivasi NY”A” mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri
dan berjalan.
 Memodifikasi lingkugan.
 Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi fisik.

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dtandai dengan keluhan susah
tidur / istirahat.
 Mendiskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
 Memotivasi NY”A” untuk melakukan ritual menjelang tidur, seperti membaca
/ minum hangat.

12
 Menyarankan untuk melakukan tindakan mengilangkan nyeri sebelum tidur.
 Menganjurkan untuk memposisikan sendi dengan tepat.
 Menciptakan tidur tanpa gangguan untuk memungkinkan siklus tidur lengkap.

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akttivitas, nyeri pada saat
bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
(sholat, tidur).
 Mempertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
 Mendiskusikan hambatan dalam perawatan diri.
 Memodifikasi lingkungan.
 Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi okupasi.

e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk


melakukan tugas-tugas umum.
 Mendiskusikan arti kehilangan / perubahan pada NY”A”.
 Mengidentifikasi perilaku menarik diri.
 Membantu NY”A” untuk mengidentifikasi koping adaptif.
 Mengikutsertakan NY”A” untuk merecanakan perawatan dan membuat jadwal
aktivitas.
 Merujuk untuk konseling pada psikiatri.

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang


kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan pengungkapan adanya masalah.
 Meninjau psoses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.
 Menjelaskan pentingnya patuh pada terapi.
 Memberikan informasi mengenai alat bantu.
 Mendorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang berat baik pada saat
istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas.
 Menjelaskan pentingya diet seimbang dengan makanan yang banyak
mengandung vitamin, protein dan zat besi.
5. Evaluasi
S : Subyektif, keluhan yang dirasakan NY”A”
O : Obyektif, kelihan NY”A” yang dapat dilihat dan diobservasi
A : Assesment
P : Planning

13
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY”A” DENGAN
DIAGNOSA MEDIS “OSTEOARTRITIS” DI DUSUN PONDOK BUAK
DESA BATU KUMBUNG KECAMATAN LINGSAR
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tanggal Pengkajian : 16 Desember 2021


Nama Pengkaji : Luh Made Artha Herawati

A. PENGKAJIAN

1. Data Biografi

Nama : NY”A”
TTL : 31/12/1966
Pendidikan terakhir : SD
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
TB / BB : 160cm/75kg
Penampilan : Bersih, rapi, tidak menggunakan tongkat
Alamat : Dusun Pondok Buak, Desa Batu Kumbung Lingsar
Orang yang dapat dihubngi : Tn “Z”
Hubungan dengan usila : Suami

14
2. Riwayat Keluarga

 Genogram

Keterangan :

: laki-laki/perempuan meninggal

: Laki-laki/perempuan hidup

: Klien

: Tinggal dalam satu rumah


: Hubungan perkawinan
: Keturunan

3. Riwayat Pekerjaan

 Pekerjaan saat ini : NY”A” memasak dan menyapu di rumah dan di


halaman rumahnya.
 Alamat pekerjaan : tidak ada
 Berapa jarak dari rumah :-
 Alat transportasi : -
 Pekerjaan sebelumnya : petani
 Berapa jarak dari rumah : ½ km
 Alat transportasi : motor
 Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : NY”A”A
mengatakan segala kebutuhan di dapatkan dari
hasil sawahnya.

15
4. Riwayat Lingkungan Hidup

 Tipe tempat tinggal : Permanen


 Jumlah kamar : 4 kamar .
 Kondisi tempat tinggal : Pencahayaan cukup terang, ventilasi baik, tidak
lembab, cukup bersih tapi tidak pengap, lantai
licin.
 Derajat privasi : NY”A” mengatakan privasi baik/dapat
terlindungi
 Tetangga terdekat : ada

5. Riwayat Rekreasi

 Hobby / minat : tidak ada

 Keanggotaan organisasi : NY”A”


mengatakan tidak mengikuti organisasi apapun.

 Liburan perjalanan : NY”A”


mengatakan lebih banyak tinggal di rumah,
NY”A” tidak pernah pergi liburan.

6. Sistem Pendukung

 Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Polindes
 Jarak dari rumah rumah : 5 km
 Rumah sakit : Ada jaraknya 10 Km
 Klinik : ada
 Pelayanan kesehatan di rumah : Tidak ada
 Makanan yang dihantarkan : Tidak ada
 Perawatan sehari – hari yang dilakukan keluarga : Tidak ada

7. Deskripsi Kekhususan

NY”A” mengatakan masih mampu melaksanakan aktifitas sehari-hari tanpa


bantuan, seperti makan, mandi, sholat. Tidak ada ritual khusus yang NY”A” lakukan
hanya beribadah saja seperti sholat, zikir dan pengajian walaupun terbatas.

16
8. Status Kesehatan

 Setahun yang lalu : NY”A”


mengatakan bahwa kesehatannya menurun sejak 1
minggu yang lalu dan merasa sangat nyeri pada
lutut, NY”A” sudah lama menderitanya. NY”A”
sering mengeluhkan dampak dari penyakit nya
tersebut. NY”A” tidak pernah memeriksakan
penyakit nya ke Rumah Sakit

 Lima tahun yang lalu : NY”A”


mengatakan tidak pernah sakit yang terlalu parah
seperti jantung, ginjal, stroke.

9. Keluhan Utama

 Keluhan utama : NY”A” mengatakan nyeri pada lutut.


 Paliative : NY”A” mengatakan merasakn nyeri jika sudah
lama beraktivitas seperti mencuci dan jikat
mengankat beban yang berat.
 Quality/Quantity : NY”A” mengatakan nyerinya seperti ditusuk-
tusuk dan terasa ngilu, dengan frekuensi sering.
 Region : NY”A” mengatakan nyeri lutut sampai kaki.
 Severity scale : NY”A” mengatakan merasa tidak nyaman jika
Nyeri timbul dengan skala 4 (1-10). Nyeri sedang,
NY”A” nampak meringis
 Timming : NY”A” mengatakan nyeri kambuh jika terlalu
lama melakukan aktivitas sehingga mengganggu
waktu istirahatnya.
 Pemahaman dan penatalaksanaan kesehatan

NY”A” mengatakan tidak pernah memeriksakan penyakitnya/nyeri lututnya


ke puskesmas atau klinik terdekat.

 Status imunisasi :

17
NY”A” mengatakan tidak pernah mengetahui apakah ia pernah di imunisasi atau
tidak

 Alergi Obat-obatan dan makanan

 Obat-obatan : NY”A” mengatakan bila nyeri lututnya


kambuh hanya minum obat-obatan dari warung dan
tidak ada alergi pada obat-obatan apapun
 Makanan : NY”A” mengatakan tidak alergi
pada makanan apapun

 Penyakit yang di derita : Osteoartritis.

10. Aktivitas Hidup Sehari – Hari

 Indek Katz : NY”A, yaitu kemandirian


dalam makan/minum, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil, berpakaian dan mandi.

 Oksigenasi : NY”A” tidak


menggunakan alat bantu pernapasan, tidak
mengalami sesak saat dikaji, RR : 23 x / menit.

 Cairan dan elektrolit : NY”A”


mengatakan minum atau 4-5 gelas perhari

 Nutrisi : NY”A” mengatakan makan 3x


sehari dengan 1 porsi yang berisi nasi, sayur-
mayur, lauk-pauk, dan kadang-kadang di
tambahkan dengan buah-buahan. NY”A”
menghabiskan porsi makanannya.

 Eliminasi : NY”A” mengatakan BAB


1-2 kali tiap hari, konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas dan tidak ada keluhan. BAK 3-4
kali sehari, warna kuning jernih, bau khas.

 Aktivitas: NY”A” mengatakan aktifitasnya


terganggu apabila penyakitnya kambuh, namun

18
NY”A” tetap dapat melakukan aktifitas sendiri
tanpa bantuan seperti makan/minum, mandi,
berpakaian, ke kamar mandi/WC dan beribadah..

 Istirahat dan tidur : NY”A”


mengatakan jarang tidur siang, tapi terkadang
tidur siang ± 1 jam. Pada malam hari tidur pukul
21.00 Wita sampai jam 05.00 Wita. Tetapi sering
terbangun karena nyeri nya

 Personal hygiene : NY”A” tampak


bersih dan rapi. NY”A” mandi 2x sehari
menggunakan sabun.

 Seksual : Tidak ada

 Rekreasi : NY”A” mengatakan sudah lama


tidak melakukan rekreasi, NY”A” tidak pernah
pergi rekreasi walaupun ada hari – hari besar
seperti idul fitri dan lebaran ketupat.

 Psikologis

 Persepsi NY”A” : NY”A” mengatakan tidak


terlalu mengerti tentang penyakitnya

 Konsep diri :

 Persepsi NY”A” : NY”A” mengatakan penyakitnya merupakan


penyakit yang biasanya diderita oleh orang tua.
 Konsep diri : NY”A” percaya diri dan terbukti pada saat di
wawancarai semua pertanyaan di jawab dengan benar
walaupun kurang sempurna.
 Emosi : NY”A” bersikap tenang tidak pernah menunjukan
emosi yang berlebihan.
 Adaptasi : NY”A” sudah tinggal di panti selama ± 1.6 tahun,
dan sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya.

19
 Mekanisme pertahanan diri : NY”A” lebih mendekatkan diri
dengan Allah SWT jika mengalami masalah.

11. Tinjauan Sistem

 Keadaan umum : Baik

 Tingkat kesadaran : compos mentis

 GCS : E : 4, V : 5, M : 6

 TTV : N : 70 x / menit, TC : 110 / 80


mmHg, RR : 20 x / menit, S : 36℃

a. Kepala
Rambut hitam sedikit beruban, tampak mengkilat, kulit kepala bersih, tidak ada
kutu, tidak ada benjolan.
b. Mata
Sklera tampak putih, konjungtiva pucat, refleks pupil baik, reaksi terhadap cahaya
agak kabur, daya akomodasi baik, lapang pandang baik, visus 3/60.
c. Telinga
Bentuknya simetris bersih, tidak ada benjolan, tdak ada serumen,pendengaran
cukup baik.
d. Hidung
Bentuk simetris, bersih tidak ada sekret, tidak ada polip/benda asing dan tidak
ada nafas cuping hidung.
c. Leher
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening / kelenjar tiroid,
tidak ada pembekakkan vena jugularis.
d. Dada dan Punggung
Payudara simetris, tidak ada benjolan dan nyeri tekan. Tidak ada suara tambahan
pada paru (mengi/ronkhi). Tidak ada tariakan dinding dada, punggung simetris,
tidak ada benjolan, punggung rata tidak ada benjolan (Kiposis).
e. Abdomen dan Pinggang

20
Perut tampak simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa,
nyeri pinggang sebelah kanan auskultasi bising usus tidak terdengar jelas (± 10
kali/menit).
f. Ekstremitas Atas dan Bawah
Tidak terdapat kelumpuhan ekstremitas, tidak ada fraktur, gerakan bebas,
kakuatan otot 4 4 intigumen baik, akral hangat kulit sawo matang ada
bintik-bintik 4 4
dan keriput.
g. Sistem Imune
Tidak terkaji dengan jelas tetapi NY”A” mengatakan jarang mengalami filek,
batuk demam.
h. Genitalia
NY”A” tidak bersedia diperiksa, tetapi NY”A” mengatakan tidak ada kelainan
pada alat kelaminnya.
i. Sistem Reproduksi
NY”A” mengatakan melahirkan 2 kali pada pernikahan. NY”A” telah menopause
sejak berusia ± 45 tahun.
j. Sistem Persyarafan
Refleks babynskiy (+), Nervus eduscana: NY”A” masih bisa menggerakan bola
matanya kekiri dan kekenan, keatas dan kebawah,Nervus vacialis : NY”A” msih
bisa tersenyum dan meunjukkan giginya dan mengangkatb alisnya, Reflek patella
(+)
k. Sistem Pengecapan
NY”A” masih bisa membedakan rasa makanan seperti rasa manis, asin dan kecut.
l. Sistem Penciuman
NY”A” masih bisa membedakan aroma balsem dan minyak kayu putih.
m. Tactil Respon
NY”A” masih bisa merespon bisa membedakan rasa kasar dan halus

12. Screening masalah kehatan lanjut usia

a. SPSMQ : jumlah kesalahan 3 dari 10 pertanyaan, dengan


status kerusakan intelektual ringan.

21
b. MMSE : nilai yang diperoleh 23, diindikasikan
aspek kongnitif dan fungsi mental baik

c. Geriatric depression Scale : tidak ada

d. IDB : nilai yang diperoleh 6, yang menandakan tidak


ada depresi.

e. APGAR keluarga : nilai yang diperoleh 7,


dengan prosentase 70% dalam kriteria cukup.

f. Morse fall scale : tidak ada

g. BBS : tidak ada

h. Mini Nutrition Assesment : tidak ada

i. PSQI : tidak ada

13. Data Penunjang

a. Laboratorium : Tidak ada

b. Radiologi : Tidak ada

c. EKG : Tidak ada

d. USG : Tidak ada

e. CT-SCAN : Tidak ada

f.

II. Analisa Data


No Symptom Etiologi Problem
1 Ds : Destruksi sendi Nyeri
 P:NY”A” mengatakan Kronis
marasakan nyeri jika sudah
Inflamasi
lama melakukan aktivitas
menbran sinovial
seperti mencuci dan jika
mengangat beban yang
berat. melepas reseptor
stimulus nyeri
 Q:NY”A” mengatakan
(brakinin, histamin)
22
nyerinya seperti ditusuk-
tusuk dan terasa
ngilu,dengan frekuensi
Nyeri kronis
sering.
 R:NY”A” mengatakan nyeri
terasa daerah lutut ke bawah
sampai kaki.
 S:NY”A” mengatakan tidak
nyaman jika nyerinya timbul
 T:NY”A” mengatakan nyeri
kambuh jka lama melakukan
aktivitas
Do :
 NY”A” tampak meringisi.
 Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
sedang
 NY”A” tampak adanya
keterbatasan dalam
melakukan aktivitas
 K/U : Baik
 TTV : N : 70X/ menit
 RR :20X/ menit
 T : 110/80 mmHg,
 S :36℃
2 Ds : Destruksi sendi Gangguan
 NY”A” mengatakan nyeri mobilitas
terasa daerah lutut ke bawah fisik
Inflamasi
sampai kaki.
menbran sinovial
Do :
 NY”A” tampak
memegang lutut atau kaki melepas reseptor
stimulus nyeri
ketika akan bangun dari
(brakinin, histamin)
duduknya.

23
 Kekuatan otot
Nyeri kronis
4 4
4 4
Gangguan mobilitas
fisik
 TTV : N : 70X/ menit,
RR :20X/ menit, T : 110/80
mmHg, S :36oC
 Tampak meringis saat
bergerak atau berdiri.
3 Ds : Keterbatasan paparan Perilaku
 NY”A” mengatakan tidak informasi / kurang kesehatan
pernah memeriksakan pengetahuan cenderung
penyakitnya/nyeri lututnya beresiko
ke puskesmas atau klinik
terdekat. sikap terhadap
 NY”A” mengatakan apabila kesehatan kurang
nyerinya kambuh hanya
menggunakan obat-obatan di
warung Perilaku kesehatan
 NY”A” mengatakan tidak cenderung beresiko
pernah mengikuti aktif
posyandu lansi
Do :
 BB/TB pasien 75kg/160cm
 TTV : N : 70X/ menit,
RR :20X/ menit, T : 110/80
mmHg, S :36oC

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri kronis, berhubungan dengan destruksi sendi ditandai dengan :


Ds :

24
 P: NY”A” mengatakan marasakan nyeri di lutut jika sudah lama melakukan aktivitas
seperti mencuci dan memasak.
 Q: NY”A” mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk dan terasa ngilu,dengan
frekuensi sering.
 R: NY”A” mengatakan nyeri daerah lutut ke bawah sampai kaki.
 S: NY”A” mengatakan tidak nyaman jika nyerinya timbul
 T: NY”A” mengatakan nyeri kambuh jka lama melakukan aktivitas
Do :
 Skala nyeri 4 (1-10) nyeri sedang
 NY”A” tampak meringis.
 NY”A” tampak keterbatasan dalam melakukan aktivitas
 TTV : N : 70X/ menit, RR :20X/ menit, T : 110/80 mmHg, S : 36oC

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri kronis ditandai dengan


Ds :
 NY”A” mengatakan nyeri terasa daerah lutut ke bawah sampai kaki.
Do :
 NY”A” tampak memegang lutut atau kaki ketika akan bangun dari duduknya
 Kekuatan otot
4 4
4 4
 TTV : N : 70X/ menit, RR :20X/ menit, T : 110/80 mmHg, S : 36oC

3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan keterbatasan paparan


informasi tentang penyakitnya
Ds :
 NY”A” mengatakan tidak pernah memeriksakan penyakitnya/nyeri lututnya ke
puskesmas atau klinik terdekat.
 NY”A” mengatakan apabila nyerinya kambuh hanya menggunakan obat-obatan di
warung
 NY”A” mengatakan tidak pernah mengikuti aktif posyandu lansi
Do :
 BB/TB pasien 75kg/160cm
 TTV : N : 70X/ menit, RR :20X/ menit, T : 110/80 mmHg, S :36oC

25
III.RENCANA TINDAKAN

N Hari/tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o jam

1 Kamis, Nyeri akut  Setelah 1. Kaji tingkat nyeri. 1. Menentukan


16/12/ berhubungan dilakukan 2. Anjurkan NY”A” kebutuhan
2021 dengan tindakan untuk manajemen
Jam destruksi keperawata memberikan nyeri.
16.00 sendi ditandai n selama 3 kompres hangat di 2. Panas dapat
dengan : x daerah yang nyeri meningkatkan
Ds : kunjungan, 3. Anjurkan NY”A” relaksasi otot.
P: diharapkan untuk 3. Mengurangi
NY”A” nyeri memberikanmassa ketegangan
Mengataka terkontrol, se lembut pada otot.
marasakan dengan daerah yang sakit. 4. Memberikan
nyeri jika Kriteria 4. Ajarkan NY”A” rasa kontrol
sudah lama hasil: teknik relaksasi dan
melakukan  Skala nyeri 5. Anjurkan NY”A” kemampuan
aktivitas 1 – 3 (1-10) untuk koping.
seperti nyeri mendapatkan 5. Tirah baring
mencuci. ringan posisi yang diperlukan
Q:  Tidak nyaman jika untuk
NY”A” mengeluh nyerinya kambuh. membatasi
mengatakan nyeri 6. Anjurkan NY”A” nyeri.
nyerinya  Tidak untuk beristirahat 6. Beraktifitas
seperti meringis. beberapa menit terus menerus
ditusuk-tusuk jika melakukan mendorong
dan terasa aktivitas terus kambuhnya
ngilu,dengan menerus. nyeri pada
frekuensi 7. Kolaborasi dalam sendi.
sering pemberian 7. Megurangi
analgesik. keluhan nyeri

26
R:
NY”A”
mengatakan
nyeri terasa di
daerah lutut
ke bawah
sampai kaki.
S:
NY”A”
mengatakan
tidak nyaman
jika nyerinya
timbul
T:
NY”A”
mengatakan
nyeri kambuh
jka lama
melakukan
aktivitas
Do :
Skala nyeri 4
(1-10) nyeri
sedang
 NY”A”
tampak
meringi.
 NY”A”
tampak
tidak bisa
melakukan
aktivitas
 K/U: Baik
 TTV :
27
 N : 70X/
menit
 RR :22X/
menit
 T : 130/190
mmHg
 S : 37oC
2 Kamis,  Setelah 1. Observasi 1. Mengetahui
Gangguan
. 16/12/ dilakukan kemampuan keadaan
mobilitas fisik
2021 tindakan NY”A” dalam umum
berhubungan
keperawata beraktifitas
dengan nyeri
Jam
n selama 3 2. Edukasi keluarga 2. Mengurangi
kronis
16.00
kunjungan, untuk faktor resiko
ditandai
mobilitas mendampingi 3. Fisioterpi
dengan
fisik aktifitas NY”A” mengurangi
Ds :
meningkat, 3. Kolaborasi dengan rasa nyeri
 NY”A”
dengan keluarga
mengatakan
kriteria
nyeri terasa hasil:
daerah lutut  Pergerakan
ke bawah extremitas
sampai kaki. meningkat
Do :  Kekuatan
 NY”A” otot
tampak meningkat
memegang  Nyeri

lutut atau menurun

kaki ketika  Kelemahan


fisik
akan bangun
menurun
dari
 Dapat
duduknya
melakukan
 Kekuatan
aktivitas
otot 4 4

28
4 4
TTV :
N :70X/
menit,
RR :20X/
menit, T :
110/80
mmHg, S :
36oC

3 Kamis, Perilaku Setelah 1. Kaji pengetahuan 1. Menentukan


. 16/12/ kesehatan dilakukan NY”A” tentang kebutuhan
2021 cenderung tindakan penyakitnya. informasi
beresiko keperawatan 2. Berikan HE untuk NY”A”
Jam
berhubungan selama 3 x tentang 2. NY”A”
16.00
dengan kunjungan, penyakitnya dan mengerti
keterbatasan diharapkan perawatannya. tentang
paparan NY”A” dapat 3. Diskusikan penyakitnya
informasi mengerti dengan NY”A” sehingga tau
tentang tentang tentang penatalaksana
penyakitnya penyakitnya penatalak- annya
Ds : Dengan sanaan yang 3. Membantu
 NY”A” kriteria hasil paling mudah NY”A”
mengataka  NY”A” untuk NY”A” mengurang
n tidak menunjuk lakukan keluhan
pernah kan dengan
memeriksa pemahama mudah
kan n tentang
penyakitny kondisi/pr
a/nyeri ognosis
lututnya ke perawatan
puskesmas diri
atau klinik  NY”A”

29
terdekat. tidak
 NY”A” bertanya
mengataka lagi
n apabila tentang
nyerinya penyakitn
kambuh ya
hanya
menggunak
an obat-
obatan di
warung

 NY”A”
mengataka
n tidak
pernah
mengikuti
aktif
posyandu
lansi
Do :
 BB/TB
NY”A”
75kg/
160cm
 TTV : N :
70X/ menit,
RR :20X/
menit, T :
110/80
mmHg,
S :36oC

30
IV. PELAKSANAAN
Hari/ No.
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
tanggal Dx
1 Kamis, I 1. Mengkaji tingkat nyeri 1. Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
16/12/ 2. Menganjurkan NY”A” sedang
2021 untuk kompres hangat di 2. NY”A” sudah
Jam 16.00 daerah nyeri melaksanakan dan nyerinya
3. Menganjurkan NY”A” agak berkurang
untuk memberikan pijatan 3. NY”A” sudah
lembut pada daerah yang melakukannya dan nyeri
nyeri yang dirasakan sudah agak
4. Mengajarkan NY”A” untuk berkurang
tehnik relaksasi 4. NY”A” aktif mengikuti
5. Menganjurkan NY”A” percobaan penggunaan
untuk mendapatkan posisi tehnik relaksasi yang di
yang nyaman jika nyerinya ajarkan
kambuh 5. NY”A” aktif mencoba
6. Menganjurkan NY”A” mendapatkan posisi yang
untuk beristirahat beberapa nyaman
menit jika melakukan 6. NY”A” kooperatif

31
aktivitas terus menerus memperhatikan dengan
seksama setiap
penjelasan yang diberikan

2 Kamis, II 1. MengObservasi 1. NY”A” memegang lutut


16/12/ kemampuan NY”A” dalam atai kaki saat berdiri dari
2021 beraktifitas duduknya
Jam 16.30 2. Edukasi keluarga untuk 2. Keluarga NY”A” akan

mendampingi aktifitas mendampingi NY”A

NY”A” saat aktifitas

3. Kolaborasi dengan 3. NY”A” aktif mengikuti

keluarga percobaan penggunaan

4. Menjelaskan tindakan minyak kayu putih atau

penghilang rasa nyeri balsem sambil masasse

sebelum tidur seperti lembut

mengolesi dengan balsem 4. NY”A” aktif mencoba

atau minyak kayu putih mendapatkan posisi

sambil masasse lembut yang nyaman

5. Menganjurkan mencari
posisi yang nyaman untuk
menghilangkan rasa nyeri

3 Kamis, III 1. Mengkaji pengetahuan 1. NY”A” menjelaskan


16/12/ NY”A” tentang tentang penyakitnya, rasa
2021 penyakitnya sakit yang dirasakan pada
Jam 17.00 2. Memberikan HE tentang pinggang dan lututnya
penyakit dan 2. NY”A” mengerti tentang
perawatannya keadaanya sekaran ini
3. Mendiskusikan dengan 3. NY”A” mengatakan hal
NY”A” tentang yang paling mudah di
penatalaksanaan yang lakukan jika nyerinya
paling mudah unuk kambuh adalah memijat-

32
NY”A” laksanakan mijat daerasakit

Hari/ No.
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
tanggal Dx
1 Jumat, I Mengkaji tingkat nyeri Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
17/12/ Menganjurkan NY”A” untuk sedang
2021 kompres hangat di daerah NY”A” sudah
Jam 16.00 nyeri melaksanakan dan
Menganjurkan NY”A” untuk nyerinya agak berkurang
memberikan pijatan lembut NY”A” sudah
pada daerah yang nyeri melakukannya dan nyeri
Mengajarkan NY”A” untuk yang dirasakan sudah
tehnik relaksasi agak berkurang
Menganjurkan NY”A” untuk NY”A” aktif mengikuti
mendapatkan posisi yang percobaan penggunaan
nyaman jika nyerinya tehnik relaksasi yang di
kambuh ajarkan
Menganjurkan NY”A” untuk NY”A” aktif mencoba
beristirahat beberapa menit mendapatkan posisi yang
jika melakukan aktivitas nyaman
terus menerus NY”A” kooperatif
memperhatikan dengan
seksama setiap
penjelasan yang diberikan

33
2 Jumat, II MengObservasi kemampuan NY”A” memegang
17/12/ NY”A” dalam beraktifitas lutut atai kaki saat
2021 Edukasi keluarga untuk berdiri dari duduknya
Jam 16.30 mendampingi aktifitas Keluarga NY”A” akan
NY”A” mendampingi NY”A
Kolaborasi dengan keluarga saat aktifitas
Menjelaskan tindakan NY”A” aktif
penghilang rasa nyeri mengikuti percobaan
sebelum tidur seperti penggunaan minyak
mengolesi dengan balsem kayu putih atau balsem
atau minyak kayu putih sambil masasse lembut
sambil masasse lembut NY”A” aktif mencoba
Menganjurkan mencari posisi mendapatkan posisi
yang nyaman untuk yang nyaman
menghilangkan rasa nyeri

3 Jumat, III Mengkaji pengetahuan 1. NY”A” menjelaskan


17/12/ NY”A” tentang tentang penyakitnya,
2021 penyakitnya rasa sakit yang dirasakan
Jam 17.00 Memberikan HE tentang pada pinggang dan
penyakit dan perawatannya lututnya
Mendiskusikan dengan 2. NY”A” mengerti
NY”A” tentang tentang keadaanya
penatalaksanaan yang sekaran ini
paling mudah unuk NY”A” 3. NY”A” mengatakan hal
laksanakan yang paling mudah di
lakukan jika nyerinya
kambuh adalah memijat-
mijat daerasakit

34
Hari/ No.
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
tanggal Dx
1 Sabtu, I Mengkaji tingkat nyeri Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
18/12/ Menganjurkan NY”A” untuk sedang
2021 kompres hangat di daerah NY”A” sudah
Jam 16.00 nyeri melaksanakan dan
Menganjurkan NY”A” untuk nyerinya agak berkurang
memberikan pijatan lembut NY”A” sudah
pada daerah yang nyeri melakukannya dan nyeri
Mengajarkan NY”A” untuk yang dirasakan sudah
tehnik relaksasi agak berkurang
Menganjurkan NY”A” untuk NY”A” aktif mengikuti
mendapatkan posisi yang percobaan penggunaan
nyaman jika nyerinya tehnik relaksasi yang di
kambuh ajarkan
Menganjurkan NY”A” untuk NY”A” aktif mencoba
beristirahat beberapa menit mendapatkan posisi yang
jika melakukan aktivitas nyaman
terus menerus NY”A” kooperatif
memperhatikan dengan
seksama setiap
penjelasan yang diberikan

35
2 Sabtu, II MengObservasi kemampuan NY”A” memegang
18/12/ NY”A” dalam beraktifitas lutut atai kaki saat
2021 Edukasi keluarga untuk berdiri dari duduknya
Jam 16.30 mendampingi aktifitas Keluarga NY”A” akan
NY”A” mendampingi NY”A
Kolaborasi dengan keluarga saat aktifitas
Menjelaskan tindakan NY”A” aktif
penghilang rasa nyeri mengikuti percobaan
sebelum tidur seperti penggunaan minyak
mengolesi dengan balsem kayu putih atau balsem
atau minyak kayu putih sambil masasse lembut
sambil masasse lembut NY”A” aktif mencoba
Menganjurkan mencari posisi mendapatkan posisi
yang nyaman untuk yang nyaman
menghilangkan rasa nyeri

3 Jumat, III Mengkaji pengetahuan 1. NY”A” menjelaskan


18/12/ NY”A” tentang tentang penyakitnya,
2021 penyakitnya rasa sakit yang dirasakan
Jam 17.00 Memberikan HE tentang pada pinggang dan
penyakit dan perawatannya lututnya
Mendiskusikan dengan 2. NY”A” mengerti
NY”A” tentang tentang keadaanya
penatalaksanaan yang sekaran ini
paling mudah unuk NY”A” 3. NY”A” mengatakan hal
laksanakan yang paling mudah di
lakukan jika nyerinya
kambuh adalah memijat-
mijat daerasakit

36
V. EVALUASI
No Hari/tanggal Dx Evaluasi
1 Sabtu, I S : NY”A” mengatakan berkurang nyeri nya dan terasa
18/12/2021 seperti di tusuk-tusuk dan terasa ngilu di daerah
Jam 17.00 lutut

O:
 Skala nyeri 3 (1-10) nyeri sedang
 NY”A” tampak meringis berkurang.
 NY”A” bisa melakukan aktivitasnya hanya Saja
masih terbatas
 K/U : Baik
 TTV : N : 68X/ menit
RR :20X/ menit
T : 100/70 mmHg
Sh : 36oC

A : Masalah teratasi sebagian

P : Inervensi dilanjutkan

1. Mengkaji tingkat nyeri

2. Menganjurkan NY”A” untuk memberikan


kompres hangat atau kompres jahe di daerah
nyeri

3. Menganjurkan NY”A” untuk memberikan


pijatan lembut pada daerah yang nyeri

4. Mengajarkan NY”A” untuk melakukan tehnik


relaksasi

5. Menganjurkan NY”A” untuk beristiirahat


beberapa menit jika melakukan aktivitas terus
menerus

2 Sabtu, II S : NY”A” mengatakan mobilisasi fisiknya meningkat


18/12/2021
O : NY”A” masih tampak memegang lutut atau kaki

37
Jam 17.00 ketika akan bangun dari duduknya

 Kekuatan otot
4 4
4 4

 TTV : N : 68X/ menit


RR :20X/ menit
T : 100/70 mmHg
S : 36oC

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi di lanjutkan

1. MengObservasi kemampuan NY”A” dalam


beraktifitas
2. Edukasi keluarga untuk mendampingi aktifitas
NY”A”
3. Kolaborasi dengan keluarga
4. Menjelaskan tindakan penghilang rasa nyeri seperti
mengolesi dengan balsem atau minyak kayu putih
sambil masasse lembut
5. Menganjurkan mencari posisi yang nyaman untuk
menghilangkan rasa nyeri

3 Sabtu, III  S : NY”A” mengatakan tidak pernah memeriksakan


18/12/2021 penyakitnya/nyeri lututnya ke puskesmas atau klinik
Jam 17.00 terdekat.
 NY”A” mengatakan apabila nyerinya kambuh hanya
menggunakan obat-obatan di warung
 NY”A” mengatakan tidak pernah mengikuti aktif
posyandu lansi
O:
 BB/TB NY”A” 75kg/ 160cm

38
 TTV : N : 68X/ menit, RR :20X/ menit, T : 100/70
mmHg, S : 36oC

 NY”A” tampak antusias karena perawat mau


menjelaskan tentang penyakit yang di deritanya,
penatalaksaan

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi di lanjutkan

1. Mengkaji pengetahuan NY”A” tentang


penyakitnya
2. Memberikan HE tentang penyakit dan
perawatannya
3. Mendiskusikan dengan NY”A” tentang
penatalaksanaan yang paling mudah unuk NY”A”
laksanakan

39
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian keperawatan, Edisi 2.
Jakarta : EGC.

Doenges, M.E, dkk. 1999. Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC.

Internet : http//drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/Osteoartritis-re.html

Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC.

Price, S.A. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC.

Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : EGC.

40
41

Anda mungkin juga menyukai