OLEH:
Mahasiswa
Disahkan Oleh:
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan kelolaan dengan Judul Asuhan Keperawatan Gerontik
pada Ny“A” dengan diagnosa medis “Osteoartritis” Di Dusun Pondok Buak Desa Batu
Kumbung Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran maupun kritik demi perbaikan laporan ini. Tak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.
Penulis
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
Teori biologis tentag penuaan dibagi menjadi teori itrinsik dan ekstrinsik.
Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab di
dalam sel sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi
di akibatkan pengaruh lingkungan. Teori biologis dibagi dalam (Wahit Iqbal
Mubarak, dkk 2006) :
Teori ini mengatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam inti selnya suatu jam
genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu. Jadi menurut teori ini
bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit.
1
b. Teori Error Catastrophe (Teori Mutasi Somatik)
Menurut teori ini, menua disebabkan kesalahan beruntun dalam jangka waktu
yang lama dalam transkipsi dan translasi. Kesalahan tersebut menyebakan
terbentuknya enzim yang salah dan berakibat metabolisme yang salah sehingga
megurangi fungsional sel, walaupun dalam batas-batas tertentu ksalahan dalam
pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan dalam memperbaiki diri
terbatas pada transkripsi yang tentu akan menyebabkan kesalahan sintesis protein
atau enzim yang dapat menimbulkan metabolit berbahaya, begitu juga jika
kesalahan terjadi pada translasi maka kesalahan juga akan semakin banyak.
g. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yag biasa digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan
usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
2
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurang elastis, kekakuan dan
hilangnya fungsi.
i. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati.
3
Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu
teori yang ada. Teori tugas perkembangan, menurut Hanghurst (1972) setiap individu
harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan
yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang
spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, pengharapan kultural dan masyarakat dan
nilai serta aspirasi individu.
Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi diduga dapat
berasal dari faktor genetik, faktor umur, jenis kelamin, dan kegemukan.
3. Manifestasi Klinis
Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam.
Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah dan terasa
hangat.
Mobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan kartilago
serta deformitas sendi.
Malaise, demam, penurunan berat badan
4
4. Patofisiologi
Reaksi peradangan
Resiko kesehatan
cenderung beresiko Infiltasi kedalam os subcondria
Resiko cidra
Terbatasnya gerakan
Gangguan sendi
istrahat tidur
Gangguan mobilitas
fisik
5
5. Pemeriksaan Diagnostik
Senyawa emas
Penisilamin
Hidrioxi Kloroquin
Sulfozalazin
c. Kortikosteroid
6
Pemberian dosis tinggi peroral untuk jangka panjang waktu pendek untuk
mengatasi serangan yang berat.
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji :
Identitas : Nama, umur, jenis kelamin.
Bio- psiko- social- spiritual :
a. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi
hari).
b. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk denganStress pada
sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris keletihan.
c. Kardiovaskuler
Gejala : fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat,
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum kembali normal.
d. Makanan/cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan /cairan,
anareksia.
Tanda : Penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa.
e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
ketergantungan pada orang lain
f. Neorosensori
Gejala : Kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda : Pembengkakan sendi simetris.
g. Interaksi sosial
Gejala : Perusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran,
isolasi.
7
h. Keamanan
Gejala :
Kulit mengkilat
Tegang
Lesi kulit
Ulkus kaki
Kesulitan dalam menangani ugas
Demam ringan menetap
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
i. Interaksi ego
Gejala :
Keputusasaan dan ketidakberdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,
Idetitas pribadi
2. Diagosa Keperawatan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan
proses inflamasi ditandai dengan :
Keluhan nyeri, kelelahan
Fokus pada diri sendiri
Perilaku yang bersifat hati-hati
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidaknyamanan,
penurunan kekuatan otot, ditandai dengan :
Ketidak mampuan untuk dengan segaja bergerak dalam lingkungan fisik.
Membatasi rentang gerak
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan keluhan susah
tidur / istirahat .
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas, nyeri pada saat
bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
(sholat, tidur).
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk
melakukan tugas-tugas umum, ditandai dengan :
Perubahan struktur / fungsi bagian-bagian yang sakit
Bicara negatif tentang diri sendiri
8
Perubahan pada gaya hidup
Perubahan interaksi sosial
Perasaan putus asa
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang
kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan pengungkapan adanya masalah.
3. Perencanaan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan
proses inflamasi.
Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya).
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
kefektifan program.
Sarankan NY”A” menggunakan matras / kasur keras, dan bantal kecil.
Rasional : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stres pada sendi
yang sakit.
Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan.
Rasional : Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Motivasi NY”A” untuk sering merubah posisi.
Rasional : Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Bantu NY”A” untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Rasional : Pada penyakit yang berat, tirah baring mungkin diperlukan
untuk membatasi nyeri.
Berikan massase lembut
Rasional : Menigkatkan relaksasi / mengrangi tegangan otot.
Ajarkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.
Rasional : Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kotrol dan
kemampuan koping.
Kolaborasi : Berikan obat-obatan sesuai petunjuk
Rasional : Sebagai anti inflamasi.
9
Rasional : Tingkat aktivitas tergantung dari perkembangan penyakit.
Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif.
Rasional : Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot.
Dorong NY”A” mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri dan
berjalan.
Rasional : Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas.
Modifikasi lingkungan.
Rasional : Menghidari cedera akibat kecelakaan.
Kolaborasi cedera akibat kecelakaan.
Rasional : Berguna dalam memformulasikan program latihan.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan keluhan susah
tidur / istirahat .
Diskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
Rasional : Gangguan tidur mengakibatkan gangguan fungsi kognitif, persepsi
dan penurunan kontrol emosi. Ini juga
menurunkan ambang nyeri mengurangi prosuksi penurunan ketokolamin.
Dorong NY”A” untuk melaksanakan ritual menjelang tidur, seperti membaca
atau minum hangat.
Rasional : Membantu meningkatkan relaksasi dan menyiapkan tidur.
Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur.
Rasional : NY”A” dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami gejala
memburuk pada malam hari.
Anjurkan posisi sendi yang tepat.
Rasional : Posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur.
Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk memugkinkan siklus tidur lengkap.
Rasional : Siklus tidur mempunyai interval 70 – 100 menit.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akttivitas, nyeri pada saat
bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
(sholat, tidur).
Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Rasional : Mendukung kamandirian fisik / emosional.
Diskusikan hambatan dalam partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /
rencana untuk modifikasi lingkungan.
10
Rasional : Meningkatkan kemandirian.
Kolaborasi : Konsul dengan ahli terapi okupasi.
Rasional : Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan
individual.
11
Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat
istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas.
Rasional : Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup
NY”A” untuk mengurangi takan sendi dan nyeri.
Jelaskan pentingnya diet seimbang dengan makanan yang banyak
mengandung vitamin, protein, dan zat besi.
Rasional : Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan atau regenerasi.
4. Pelaksanaan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan
proses inflamasi.
Mengkaji keluhan nyeri.
Menganjurkan NY”A” untuk menggunakan matras / kasur keras dan bantal
kecil.
Meninggikan linen tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
Memotivasi NY”A” untuk sering merubah posisi.
Membantu NY”A” untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Memberikan massase lembut.
Menganjurkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.
Memberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dtandai dengan keluhan susah
tidur / istirahat.
Mendiskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
Memotivasi NY”A” untuk melakukan ritual menjelang tidur, seperti membaca
/ minum hangat.
12
Menyarankan untuk melakukan tindakan mengilangkan nyeri sebelum tidur.
Menganjurkan untuk memposisikan sendi dengan tepat.
Menciptakan tidur tanpa gangguan untuk memungkinkan siklus tidur lengkap.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akttivitas, nyeri pada saat
bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
(sholat, tidur).
Mempertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Mendiskusikan hambatan dalam perawatan diri.
Memodifikasi lingkungan.
Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi okupasi.
13
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY”A” DENGAN
DIAGNOSA MEDIS “OSTEOARTRITIS” DI DUSUN PONDOK BUAK
DESA BATU KUMBUNG KECAMATAN LINGSAR
KABUPATEN LOMBOK BARAT
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : NY”A”
TTL : 31/12/1966
Pendidikan terakhir : SD
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
TB / BB : 160cm/75kg
Penampilan : Bersih, rapi, tidak menggunakan tongkat
Alamat : Dusun Pondok Buak, Desa Batu Kumbung Lingsar
Orang yang dapat dihubngi : Tn “Z”
Hubungan dengan usila : Suami
14
2. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: laki-laki/perempuan meninggal
: Laki-laki/perempuan hidup
: Klien
3. Riwayat Pekerjaan
15
4. Riwayat Lingkungan Hidup
5. Riwayat Rekreasi
6. Sistem Pendukung
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Polindes
Jarak dari rumah rumah : 5 km
Rumah sakit : Ada jaraknya 10 Km
Klinik : ada
Pelayanan kesehatan di rumah : Tidak ada
Makanan yang dihantarkan : Tidak ada
Perawatan sehari – hari yang dilakukan keluarga : Tidak ada
7. Deskripsi Kekhususan
16
8. Status Kesehatan
9. Keluhan Utama
Status imunisasi :
17
NY”A” mengatakan tidak pernah mengetahui apakah ia pernah di imunisasi atau
tidak
18
NY”A” tetap dapat melakukan aktifitas sendiri
tanpa bantuan seperti makan/minum, mandi,
berpakaian, ke kamar mandi/WC dan beribadah..
Psikologis
Konsep diri :
19
Mekanisme pertahanan diri : NY”A” lebih mendekatkan diri
dengan Allah SWT jika mengalami masalah.
GCS : E : 4, V : 5, M : 6
a. Kepala
Rambut hitam sedikit beruban, tampak mengkilat, kulit kepala bersih, tidak ada
kutu, tidak ada benjolan.
b. Mata
Sklera tampak putih, konjungtiva pucat, refleks pupil baik, reaksi terhadap cahaya
agak kabur, daya akomodasi baik, lapang pandang baik, visus 3/60.
c. Telinga
Bentuknya simetris bersih, tidak ada benjolan, tdak ada serumen,pendengaran
cukup baik.
d. Hidung
Bentuk simetris, bersih tidak ada sekret, tidak ada polip/benda asing dan tidak
ada nafas cuping hidung.
c. Leher
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening / kelenjar tiroid,
tidak ada pembekakkan vena jugularis.
d. Dada dan Punggung
Payudara simetris, tidak ada benjolan dan nyeri tekan. Tidak ada suara tambahan
pada paru (mengi/ronkhi). Tidak ada tariakan dinding dada, punggung simetris,
tidak ada benjolan, punggung rata tidak ada benjolan (Kiposis).
e. Abdomen dan Pinggang
20
Perut tampak simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa,
nyeri pinggang sebelah kanan auskultasi bising usus tidak terdengar jelas (± 10
kali/menit).
f. Ekstremitas Atas dan Bawah
Tidak terdapat kelumpuhan ekstremitas, tidak ada fraktur, gerakan bebas,
kakuatan otot 4 4 intigumen baik, akral hangat kulit sawo matang ada
bintik-bintik 4 4
dan keriput.
g. Sistem Imune
Tidak terkaji dengan jelas tetapi NY”A” mengatakan jarang mengalami filek,
batuk demam.
h. Genitalia
NY”A” tidak bersedia diperiksa, tetapi NY”A” mengatakan tidak ada kelainan
pada alat kelaminnya.
i. Sistem Reproduksi
NY”A” mengatakan melahirkan 2 kali pada pernikahan. NY”A” telah menopause
sejak berusia ± 45 tahun.
j. Sistem Persyarafan
Refleks babynskiy (+), Nervus eduscana: NY”A” masih bisa menggerakan bola
matanya kekiri dan kekenan, keatas dan kebawah,Nervus vacialis : NY”A” msih
bisa tersenyum dan meunjukkan giginya dan mengangkatb alisnya, Reflek patella
(+)
k. Sistem Pengecapan
NY”A” masih bisa membedakan rasa makanan seperti rasa manis, asin dan kecut.
l. Sistem Penciuman
NY”A” masih bisa membedakan aroma balsem dan minyak kayu putih.
m. Tactil Respon
NY”A” masih bisa merespon bisa membedakan rasa kasar dan halus
21
b. MMSE : nilai yang diperoleh 23, diindikasikan
aspek kongnitif dan fungsi mental baik
f.
23
Kekuatan otot
Nyeri kronis
4 4
4 4
Gangguan mobilitas
fisik
TTV : N : 70X/ menit,
RR :20X/ menit, T : 110/80
mmHg, S :36oC
Tampak meringis saat
bergerak atau berdiri.
3 Ds : Keterbatasan paparan Perilaku
NY”A” mengatakan tidak informasi / kurang kesehatan
pernah memeriksakan pengetahuan cenderung
penyakitnya/nyeri lututnya beresiko
ke puskesmas atau klinik
terdekat. sikap terhadap
NY”A” mengatakan apabila kesehatan kurang
nyerinya kambuh hanya
menggunakan obat-obatan di
warung Perilaku kesehatan
NY”A” mengatakan tidak cenderung beresiko
pernah mengikuti aktif
posyandu lansi
Do :
BB/TB pasien 75kg/160cm
TTV : N : 70X/ menit,
RR :20X/ menit, T : 110/80
mmHg, S :36oC
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
24
P: NY”A” mengatakan marasakan nyeri di lutut jika sudah lama melakukan aktivitas
seperti mencuci dan memasak.
Q: NY”A” mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk dan terasa ngilu,dengan
frekuensi sering.
R: NY”A” mengatakan nyeri daerah lutut ke bawah sampai kaki.
S: NY”A” mengatakan tidak nyaman jika nyerinya timbul
T: NY”A” mengatakan nyeri kambuh jka lama melakukan aktivitas
Do :
Skala nyeri 4 (1-10) nyeri sedang
NY”A” tampak meringis.
NY”A” tampak keterbatasan dalam melakukan aktivitas
TTV : N : 70X/ menit, RR :20X/ menit, T : 110/80 mmHg, S : 36oC
25
III.RENCANA TINDAKAN
26
R:
NY”A”
mengatakan
nyeri terasa di
daerah lutut
ke bawah
sampai kaki.
S:
NY”A”
mengatakan
tidak nyaman
jika nyerinya
timbul
T:
NY”A”
mengatakan
nyeri kambuh
jka lama
melakukan
aktivitas
Do :
Skala nyeri 4
(1-10) nyeri
sedang
NY”A”
tampak
meringi.
NY”A”
tampak
tidak bisa
melakukan
aktivitas
K/U: Baik
TTV :
27
N : 70X/
menit
RR :22X/
menit
T : 130/190
mmHg
S : 37oC
2 Kamis, Setelah 1. Observasi 1. Mengetahui
Gangguan
. 16/12/ dilakukan kemampuan keadaan
mobilitas fisik
2021 tindakan NY”A” dalam umum
berhubungan
keperawata beraktifitas
dengan nyeri
Jam
n selama 3 2. Edukasi keluarga 2. Mengurangi
kronis
16.00
kunjungan, untuk faktor resiko
ditandai
mobilitas mendampingi 3. Fisioterpi
dengan
fisik aktifitas NY”A” mengurangi
Ds :
meningkat, 3. Kolaborasi dengan rasa nyeri
NY”A”
dengan keluarga
mengatakan
kriteria
nyeri terasa hasil:
daerah lutut Pergerakan
ke bawah extremitas
sampai kaki. meningkat
Do : Kekuatan
NY”A” otot
tampak meningkat
memegang Nyeri
28
4 4
TTV :
N :70X/
menit,
RR :20X/
menit, T :
110/80
mmHg, S :
36oC
29
terdekat. tidak
NY”A” bertanya
mengataka lagi
n apabila tentang
nyerinya penyakitn
kambuh ya
hanya
menggunak
an obat-
obatan di
warung
NY”A”
mengataka
n tidak
pernah
mengikuti
aktif
posyandu
lansi
Do :
BB/TB
NY”A”
75kg/
160cm
TTV : N :
70X/ menit,
RR :20X/
menit, T :
110/80
mmHg,
S :36oC
30
IV. PELAKSANAAN
Hari/ No.
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
tanggal Dx
1 Kamis, I 1. Mengkaji tingkat nyeri 1. Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
16/12/ 2. Menganjurkan NY”A” sedang
2021 untuk kompres hangat di 2. NY”A” sudah
Jam 16.00 daerah nyeri melaksanakan dan nyerinya
3. Menganjurkan NY”A” agak berkurang
untuk memberikan pijatan 3. NY”A” sudah
lembut pada daerah yang melakukannya dan nyeri
nyeri yang dirasakan sudah agak
4. Mengajarkan NY”A” untuk berkurang
tehnik relaksasi 4. NY”A” aktif mengikuti
5. Menganjurkan NY”A” percobaan penggunaan
untuk mendapatkan posisi tehnik relaksasi yang di
yang nyaman jika nyerinya ajarkan
kambuh 5. NY”A” aktif mencoba
6. Menganjurkan NY”A” mendapatkan posisi yang
untuk beristirahat beberapa nyaman
menit jika melakukan 6. NY”A” kooperatif
31
aktivitas terus menerus memperhatikan dengan
seksama setiap
penjelasan yang diberikan
5. Menganjurkan mencari
posisi yang nyaman untuk
menghilangkan rasa nyeri
32
NY”A” laksanakan mijat daerasakit
Hari/ No.
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
tanggal Dx
1 Jumat, I Mengkaji tingkat nyeri Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
17/12/ Menganjurkan NY”A” untuk sedang
2021 kompres hangat di daerah NY”A” sudah
Jam 16.00 nyeri melaksanakan dan
Menganjurkan NY”A” untuk nyerinya agak berkurang
memberikan pijatan lembut NY”A” sudah
pada daerah yang nyeri melakukannya dan nyeri
Mengajarkan NY”A” untuk yang dirasakan sudah
tehnik relaksasi agak berkurang
Menganjurkan NY”A” untuk NY”A” aktif mengikuti
mendapatkan posisi yang percobaan penggunaan
nyaman jika nyerinya tehnik relaksasi yang di
kambuh ajarkan
Menganjurkan NY”A” untuk NY”A” aktif mencoba
beristirahat beberapa menit mendapatkan posisi yang
jika melakukan aktivitas nyaman
terus menerus NY”A” kooperatif
memperhatikan dengan
seksama setiap
penjelasan yang diberikan
33
2 Jumat, II MengObservasi kemampuan NY”A” memegang
17/12/ NY”A” dalam beraktifitas lutut atai kaki saat
2021 Edukasi keluarga untuk berdiri dari duduknya
Jam 16.30 mendampingi aktifitas Keluarga NY”A” akan
NY”A” mendampingi NY”A
Kolaborasi dengan keluarga saat aktifitas
Menjelaskan tindakan NY”A” aktif
penghilang rasa nyeri mengikuti percobaan
sebelum tidur seperti penggunaan minyak
mengolesi dengan balsem kayu putih atau balsem
atau minyak kayu putih sambil masasse lembut
sambil masasse lembut NY”A” aktif mencoba
Menganjurkan mencari posisi mendapatkan posisi
yang nyaman untuk yang nyaman
menghilangkan rasa nyeri
34
Hari/ No.
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
tanggal Dx
1 Sabtu, I Mengkaji tingkat nyeri Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
18/12/ Menganjurkan NY”A” untuk sedang
2021 kompres hangat di daerah NY”A” sudah
Jam 16.00 nyeri melaksanakan dan
Menganjurkan NY”A” untuk nyerinya agak berkurang
memberikan pijatan lembut NY”A” sudah
pada daerah yang nyeri melakukannya dan nyeri
Mengajarkan NY”A” untuk yang dirasakan sudah
tehnik relaksasi agak berkurang
Menganjurkan NY”A” untuk NY”A” aktif mengikuti
mendapatkan posisi yang percobaan penggunaan
nyaman jika nyerinya tehnik relaksasi yang di
kambuh ajarkan
Menganjurkan NY”A” untuk NY”A” aktif mencoba
beristirahat beberapa menit mendapatkan posisi yang
jika melakukan aktivitas nyaman
terus menerus NY”A” kooperatif
memperhatikan dengan
seksama setiap
penjelasan yang diberikan
35
2 Sabtu, II MengObservasi kemampuan NY”A” memegang
18/12/ NY”A” dalam beraktifitas lutut atai kaki saat
2021 Edukasi keluarga untuk berdiri dari duduknya
Jam 16.30 mendampingi aktifitas Keluarga NY”A” akan
NY”A” mendampingi NY”A
Kolaborasi dengan keluarga saat aktifitas
Menjelaskan tindakan NY”A” aktif
penghilang rasa nyeri mengikuti percobaan
sebelum tidur seperti penggunaan minyak
mengolesi dengan balsem kayu putih atau balsem
atau minyak kayu putih sambil masasse lembut
sambil masasse lembut NY”A” aktif mencoba
Menganjurkan mencari posisi mendapatkan posisi
yang nyaman untuk yang nyaman
menghilangkan rasa nyeri
36
V. EVALUASI
No Hari/tanggal Dx Evaluasi
1 Sabtu, I S : NY”A” mengatakan berkurang nyeri nya dan terasa
18/12/2021 seperti di tusuk-tusuk dan terasa ngilu di daerah
Jam 17.00 lutut
O:
Skala nyeri 3 (1-10) nyeri sedang
NY”A” tampak meringis berkurang.
NY”A” bisa melakukan aktivitasnya hanya Saja
masih terbatas
K/U : Baik
TTV : N : 68X/ menit
RR :20X/ menit
T : 100/70 mmHg
Sh : 36oC
P : Inervensi dilanjutkan
37
Jam 17.00 ketika akan bangun dari duduknya
Kekuatan otot
4 4
4 4
P : Intervensi di lanjutkan
38
TTV : N : 68X/ menit, RR :20X/ menit, T : 100/70
mmHg, S : 36oC
P : Intervensi di lanjutkan
39
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian keperawatan, Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Doenges, M.E, dkk. 1999. Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC.
Internet : http//drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/Osteoartritis-re.html
Price, S.A. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC.
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : EGC.
40
41