Anda di halaman 1dari 19

STASE KEPERAWATAN GERONTIK

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN MYALGIA


PADA KLIEN Ny. P DI PAGOMBAKAN
BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT
ABIYOSO

Disusun Oleh:
Dwi Patmawati Hasim
2213042

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN MYALGIA


PADA KLIEN Ny. P DI WISMA PAGOMBAKAN
BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT
ABIYOSO

Laporan pendahuluan ini telah diteliti dan disahkan pada :

Hari/tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik, Mahasiswa,

( ) ( ) ( )

TEORI TENTANG LANSIA


A. DEFINISI LANSIA
Gerontologi berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti
usia lanjut dan logos berarti ilmu. Gerontologi merupakan
cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah
yang terjadi pada lanjut usia. Geriatri berasal dari bahasa
Latin, yaitu geros berarti lanjut usia dan eatriea berarti
kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang ilmu
kedokteran yang berfokus pada masalah kedokteran, yaitu
penyakit yang timbul pada usia lanjut (Kushariyadi, 2010).
Menurut Prayitno (2008), mengatakan bahwa lanjut usia
adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,tidak mempunyai
penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari.
Di Indonesia, dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1
Ayat (2), (3), (4), mengatakan bahwa lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria
maupun wanita.
Penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, ditandai dengan
penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap penyakit
yang mengakibatkan kematian. Secara ekonomi lansia
dianggap sebagai beban sumber daya. Lansia merupakan
kelompok umur yang mengalami berbagai penurunan daya
tahan tubuh dan berbagai tekanan psikologis
(Saparinah,2008).

B. BATASAN LANSIA
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-
beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa
pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai
berikut:
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
2. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj.,
batasan usia dewasa sampai lanjut usia dikelompokkan
menjadi:
a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25
tahun
b. Usia dewasa penuh (middle years) usia 25-60/65 tahun
c. Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun
3. Menurut Hurlock, perbedaan lanjut usia ada dua tahap,
yaitu:
a. Early old age (usia 60-70 tahun)
b. Advanced old age (usia >70 tahun)
4. Menurut Burnsie, ada empat tahap lanjut usia, yaitu:
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70-79 tahun)
c. Old-old (usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (usia > 90 tahun)

C. PERUBAHAN PADA LANSIA


Perubahan yang terjadi pada lansia dapat meliputi
perubahan fisik, psikososial dan mental. Perubahan
penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal,
seperti rambut yang memulai memutih, kerut-kerut ketuan
diwajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta
kemunduran daya tahan tubuh. Lansia juga harus
berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran
diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan
orang-orang yang dicintai.Semua hal tersebut
menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar
untuk dapat menyikapi kehidupannya secara bijak
(Soejono, 2007).
1. Perubahan Fisik
a. Sel
1. Jumlah sel otak menurun
2. Ukurannya lebih besar
b. Sistem Persyarafan
1. Berat otak menurun 10%-20%
2. Respon dan waktu untuk bereaksi menjadi lambat
3. Kurang sensitif terhadap sentuhan
c. Sisitem Pendengaran
1. Pendengaran bertambah menurun
2. Sistem Penglihatan
a. Lensa lebih suram yang menyebabkan katarak
b. Hilangnya daya akomodasi mata
c. Lapang pandang menurun
3. Sisitem Kardiovaskuler
a. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1%
setiap tahun
b. Tekanan darah cenderung tinggi
c. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
4. Sistem Respirasi
a. Elastisitas paru berkurang
b. Otot-otot pernapasan menurun
5. Sistem Genitouria
a. Otot-otot vesika urinaria melemah
b. Prostat membesar
6. Sistem Gastrointestinal
a. Kehilangan gigi
b. Indra pengecapan menurun
c. Daya absorbsi terganggu
7. Sistem Reproduksi
a. Mengecilnya ovari dan uterus
b. Atropi payudara
8. Sistem Endokrin
a. Produksi hormon menurun
b. Menurunnya aktivitas tiroid
9. Sistem Integumentum
a. Kulit keriput
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik
c. Kulit kepala dan rambut menipis
d. Rambut dalam hidung dan telinga menebal
e. Kuku jari menjadi keras
f. Kelenjar keringat berkurang
10. Sistem Muskuloskeletal
a. Tulang telinga makin rapuh
b. Pergerakan pinggang, lutut dan jari pergelangan
terbatas
c. Persendian membesar dan kaku
d. Otot-otot kram dan tremor
2. Perubahan Psikososial
a. Pensiun. Akan lebih sering dialami oleh para lanjut usia
dengan masa habisnya akan bekerja yang dipengaruhi
oleh perubahan pada produktivitas dan identitas di
lingkungannya.
b. Sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup
d. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
e. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik
3. Perubahan Mental
a. Perubahan fisik
b. Kesehatan umum
c. Lingkungan

D. PENYAKIT PADA LANSIA


Dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat
hubungannya dengan proses menua, yakni:
1. Gangguan sirkulasi darah, seperti: hipertensi,
kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah
di otak(koroner), dan ginjal.
2. Gangguan metabolism hormornal: seperti: diabetes
mellitus, klimakterium, dan keidakseimbangan tiroid.
3. Gangguan pada persendiaan, seperti: osteoarthritis,
gout arthritis, ataupun penyakit kolagen lainnya.
4. Barbagai macam neoplasma
Menurut The National Old Peoples Welfare Council
Di inggris mengemukakan bahwa penyakit atau
gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam yakni:
1. Depresi mental
2. Gangguan pendengaran
3. Bronchitis kronis
4. Gangguan tungkai/sikap berjalan
5. Gangguan pada koksa/sendi panggul
6. Anemia
7. Demensia
8. Gangguan penglihatan
9. Ansietas/kecemasan
10. Dekompensasi kordis
11. Diabetes melitus
12. Gangguan pada defekasi

Penyakit Lanjut Usia di Indonesia


1. Penyakit-penyakit system pernafasan
2. Panyakit-penyakit kardiovaskuler dan pembuluh
darah
3. Penyakit pencernaan makanan
4. Penyakit sistem urogenital
5. Penyakit gangguan metabolik/endokrin
6. Panyakit pada persendiaan dan tulang
7. Penyakit-penyakit yang disebabkan proses
keganasan. Timbulnya penyakit-penyakit tersebut
dapat dipercepat atau diperlambat oleh faktor-faktor
luar, misalnya: makanan, kebiasaan hidup salah,
infeksi, dan trauma.
MYALGIA

A.DEFINISI
Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-
pegal, mulai diakibatkan oleh olahraga yang menyebakan
tubuh meregang terlalu banyak. Myalgia yang terjadi tanpa
riwayat trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus.
Nyeri otot (Myalgia) adalah suatu istilah umum untuk suatu
gejala yangdisebabkan berbagai kelainan dan kondisi medis.
Penyebab yang paling seringdisebabkan oleh ketegangan
( kontraksi ) yang berlebihan, saat latihan atau bekerja berat

B.PENYEBAB
Umum
1. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang
salah atau otot yang terlalu tegang.
2. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama
menunjukkan myopati metabolik,defisiensi nutrisi atau
sindrom fatigue kronik.
3. Kelelahan (setelah latihan tidak terbiasa atau mengikuti
kontraksi intens kejang).
4. Cedera langsung pada otot (memar, luka atau cedera
tekan).
Gangguan Sistemik
1. Virus (influenza, Epstein-Barr, herpes simpleks, poliomielitis)
2. Infeksi bakteri (radang tenggorokan, penyakit Lyme,
tetanus)
3. Jamur (Histoplasmosis)
4. Parasit (malaria, toksoplasmosis, trichinosis)
Imunisasi
1. Vaksinasi terhadap berbagai penyakit)
2. Obat (antikonvulsan, antibiotika, agen antikanker,
meurunkan kolesterol agen, diuretik)
3. Penyalahgunaan obat
4. Racun
Penyebab Lain
1. Kekurangan vitamin C dan B kompleks.
2. Kekurangan mineral dan elektrolit (kalsium, fosfor,
magnesium, kalium, natrium)

C.GEJALA
1. Nyeri sendi
2. Kekakuan
3. Gejala neurologis (mati rasa, tremor, gangguan
penglihatan, telinga berdenging)
4. Kelelahan
5. Ruam

D. CARA MENCEGAH
1. Istirahat yang cukup, 6-8 jam
2. Cukupkan masukan nutrisi. Sarapan pagi, minum susu atau
multivitamin B dan C, cukup bagus untuk membantu
aktifitas berat seharian.
3. Bekerja secara ergonomis. Cara bekerja yang aman,
nyaman dan sehat. Seperti cara duduk yang benar, cara
mengangkat beban yang benar.
4. Adakan jeda istirahat. Saat kebanyakan duduk maka
berikan waktu sekitar 5 menit untuk berdiri, untuk gerak
ringan guna menghindara ketegangan otot. Usahakan
waktu istirahat untuk meluruskan punggung walau
sebentar.
5. Apabila ada otot yang terasa tegang maka dapat dilakukan
pemijatan, pemijatan dapat di bantu dengan air hangat
atau balsam guna memperlancar aliran darah.

E. CARA MENGATASI
1. rileks dan lembut meregangkan daerah yang terlibat.
2. Mandi air hangat.
3. Pijat.
4. latihan peregangan harus digunakan sesering mungkin.
5. Olahraga teratur, perlahan-lahan meningkat dari setiap
gerakan lembut untuk lebih kuat, dapat membantu
mengembalikan otot yang tepat.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan
pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari
tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang
menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume
yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya
warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit,
penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan
inflamasi dan perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle
Aspiration) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh
karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
dibanding cairan sendi yang normal.

G.PENATALAKSANAAN
1. Jika merupakan suatu gejala penyakit, pengobatan utama
ditujukan pada penyakit tersebut.
2. Meningkatkan aliran darah atau suhu dalam otot,
membantu untuk mengurangiakumulasi zat metabolik yang
merugikan.
3. Mengurangi aktivitas yang memperkuat timbulnya nyeri
4. Medications
a. NSAID
b. COX-nonselektif : asam mafenamat, piroksikam,
indometasin,aspirin, naproksen, ibuprofen
c. COX 2 preferential : meloxicam, diclofenac
Analgetik
ascorbic acid (vitamin C) dan antioxi

H. PENGKAJIAN
a. Aktivitas
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
monoton.
2) Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan
irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner/katup dan penyakit cebrovaskuler,
episode palpitasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular,
distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu
dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler
mungkin lambat/ tertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
factor stress multiple (hubungan,keuangan, yang
berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan
continue perhatian, tangisan meledak,otot muka
tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa
yang lalu).
e. Makanan/cairan
2) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup
makanan tinggi garam, lemak sertakolesterol, mual,
muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun), Riwayatpenggunaan diuretic
3) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya
edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut,
sakit kepala, suboksipital (terjadi saatbangun dan
menghilangkan secara spontansetelah beberapa
jam), Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan
kabur,epistakis).
2) Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan,
orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker,penurunan
keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
1) Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung), sakitkepala.
h. Pernafasan
1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori
pernafasan bunyinafas tambahan(krakties/mengi),
sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi
postural.

I. DIAGNOSA
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Deficit derawatan diri : berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal
c. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
d. Resiko jatuh berhubungan dengan factor usia 75 tahun

J. PERENCANAAN
N Diagnosa NOC NIC
o
1 Nyeri akut
Setelah dilakuakan Pain
berhubungan tindakan selam 3x 7 Management
dengan agen jam pasien mampu 1. Kaji nyeri
cedera Pain level : klien secara
biologis a. Mampu komprehensif
mengontrol nyeri (P,Q,R,S,T).
(tahu penyebab 2. Observasi
nyeri, mampu reaksi nonverbal
menggunakan dari
tehnik ketidaknyamanan.
nonfarmakologi 3. Kaji tanda-tanda
untuk mengurangi vital.
nyeri, mencari 4. Ajarkan klien
bantuan) teknik non
b. Melaporkan farmakologi untuk
bahwa nyeri menurunkan
berkurang dengan respon nyeri
menggunakan diantaranya:
manajemen nyeri tehnik relaksasi,
c. Mampu distraksi, dan
mengenali nyeri guide imageri.
(skala, intensitas, 5. Anjurkan
frekuensi dan tanda klien untuk
nyeri) menggunakan
d. Menyatakan tehnik
rasa nyaman manajemen nyeri
setelah nyeri non farmakologi
berkurang saat nyeri timbul.
e. Tanda vital 6. Kolaborasi
dalam rentang pemberian
normal analgetik.
2 Defisit Setelah dilakukan Self Care
perawatan tindakan Assistance: ADLs
diri keperawatan selama 1. Monitor
berhubungan 3x7 jam diharapkan kemampuan
dengan kebutuhan klien klien untuk
kelemahan terpenuhi dengan kemampuan diri
fisik. kriteria hasil : klien yang
Self Care: Activity mandiri.
of Daily Living 2. Sediakan
(ADLs) bantuan sampai
a. Klien terbebas dari klien mampu
bau badan. secara utuh
b. Menyatakan untuk melakukan
kenyamanan self care.
terhadap 3. Dorong klien
kemampuan untuk untuk melakukan
melakukan ADL. aktifitas sehari-
c. Dapat melakukan hari yang normal
ADL dengan sesuai
bantuan. kemampuan
yang dimiliki.
4. Dorong
kemampuan
untuk melakukan
secara mandiri,
tapi beri bantuan
ketika klien tidak
mampu
melakukannya.
5. Ajarkan klien
atau keluarga
untuk
mendorong
kemandirian,
untuk
memberikan
bantuan jika
hanya pasien
tidak mampu
untuk
melakukannya.
3 Kurang Setelah dilakukan Teaching
Pengetahuan tindakan Knowledge
berhubungan keperawatan selama 1. Berikan penilaian
dengan 3 x 7 jam, tentang tingkat
kurang diharapkan klien pengetahuan
informasi mengetahui tentang pasien
proses penyakit tentangproses
dengan kriteria hasil: penyakit yang
Knowledge Status spesifik
a. Klien mampu 2. Jelaskan
mendeskripsikan patofisiologi dari
penyakit penyakit dan
b. Klien menunjukan bagaiman hal ini
pemahaman berhubungan
tentangg dengan anatomi
penyakit yang dan fisiologi
diderita 3. Gambarkan tanda
c. Klien mampu dan gejala yang
memilih tindak biasa muncul
lanjut dari pada penyakit
penyakit yang 4. Gambarkan
diderita proses penyakit
5. Identifikasi
kemungkinan
penyebab dengan
cara yang tepat
6. Sediakan
informasi tentang
kondisi pasien
7. Instruksikan
pasien mengenai
tanda dan gejala
untuk melaporkan
pada pemberi
perawatan
kesehatan

4 Resiko jatuh Setelah dilakukan Fall Prevantion


berhubungan tindakan 1. Identifikasi
dengan keperawatan 3x keterbatasan
factor usia pertemuan masalah fisik dan kognitif
72 tahun keperawatan deficit klien yang dapat
perawatan diri dapat meningkatkan
teratasi dengan potensi jatuh.
criteria hasil: 2. Identifikasi
Coordinated karakteristik
movement: lingkungan yang
a. Menggunakan alat meningkatkan
bantu dengan potensi jatuh.
benar. 3. Ajarkan pasien
b. Menempatkan meminimalkan
penghalang untuk injuri ketika
mencegah jatuh. jatuh.
c. Menggunakan 4. Gunakan side rail
prosedur pada bagian kiri
berpindah yang dan kanan untuk
aman. mencegah jatuh
d. Menggunakan dari tempat tidur.
retrain jika 5. Sediakan
diperlukan. pencahayaan
yang adekuat
untuk
meningkatkan
penglihatan.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. L. K. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Brunner & Suddarth. 2008. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol
2, Jakarta, EGC.
Jaime L. Stockslager. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta : EGC
Kumar, Vinay.Et.al. 2007.Buku Ajar Patologi Robbins.Vol.2 Ed. 7.Jakarta :
EGC.
Marilynn E Doenges, dkk., 2010, Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Meiner, Sue.E. 2006. Gerontologic Nursing. St. Louis, Missouri : Mosby
Mubarak, Wahit Iqbal. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung
Seto
N. Richard. Mitchell. Et.al. 2008.Buku Saku Dasar Patologis Penyakit
Robbins dan Coutran.Jakarta : EGC.
Nugroho, Wahjudi. 2010. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai