DI PAVILIUN 5 RS KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
OLEH
Menyetujui,
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................
5.1 Kesimpulan.............................................................................................
5.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
ii
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Tujuan......................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................
1.3 Manfaat....................................................................................................
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................
5.1 Kesimpulan.............................................................................................
5.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
iii
1.3.3 MAnfaat Bagi Rumah Sakit.....................................................................
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................
5.1 Kesimpulan.................................................................................................
5.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
iv
2.1.4 Manfaat Supervisi
2.1.5 Prinsip Supervisi
2.2 Konsep Delegasi
2.2.1 Pengertian................................................................................................
2.2.2 Prisnsip Delegasi.....................................................................................
2.2.3 Konsep Dasar Pendelegasian...................................................................
2.2.4 Pedoman Pelimpahan wewenang yang Efektif
2.3 Alur Supervisi.............................................................................................
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................
5.1 Kesimpulan.................................................................................................
5.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
v
2.2 Konsep Medis..........................................................................................
2.2.1 Konsep Efusi Perikardium......................................................................
2.2.2 Konsep Sepsis.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
Lampiran.........................................................................................................
vi
LAPORAN PELAKSANAAN ROLE PLAY PENERIMAAN PASIEN BARU
PRAKTEK MANAJEMEN DI PAVILIUN 5 RS KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
OLEH
1
2
Surabaya mencoba untuk menerapkan proses penerimaan pasien baru secara benar
agar perawatan di rumah sakit akan lebih bermakna.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah dilakukan Role play tentang penerimaan pasien baru diharapkan
mahasiswa profesi ners mampu melakukan praktek penerimaan pasien baru secara
benar.
1.2.2 Tujuan khusus
1) Mahasiswa mampu menyiapkan lembar penerimaan pasien baru, lembar
pengkajian pasien, lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien, nursing kit,
dan tempat tidur pasien.
2) Mahasiswa mampu mengkoordinasi bila ada penerimaan pasien baru
3) Mahasiswa mampu melaksanakan peran penerimaan pasien baru sesuai alur
4) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang aturan rumah sakit, tata tertib ruangan
5) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perawatan (termasuk sentralisasi obat)
1.3 Manfaat
Setelah pelaksanaan role play mahasiswa profesi Ners mampu:
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antara mahasiswa dalam melaksanakan
ASKEP
2) Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antara mahasiswa
3) Melaksanakan peran penerimaan pasien baru sesuai alur
4) Meningkatkan kemampuan dalam penerimaan pasien baru
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib
ruangan (Nursalam, 2012).
2.2 Tujuan
Menurut Nursalam (2012), tujuan dari penerimaan pasien baru adalah;
1) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik.
2) Meningkatkan komunikasi antara perawatan dan klien.
3) Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum.
4) Menurunkan tingkat kecemasan klien saat MRS.
2.3 Tahapan Penerimaan Pasien Baru
Menurut Nursalam (2012), tahapan penerimaan pasien baru yaitu:
2.3.1 Tahap Penerimaan Pasien Baru
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan.
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru.
4) Menyiapkan format pengkajian.
5) Menyiapkan informed consent sentralisasi obat.
6) Menyiapkan nursing kit.
7) Menyiapkan tata tertib pasien dan pengunjung ruangan.
2.3.2 Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
1) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/perawat
primer/perawat yang diberi delegasi.
2) Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga.
3) Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ketempat
yang telah ditetapkan.
4) Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila
pasien datang dengan branchard/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
3
4
PP menyiapkan:
1. Lembar pasien MRS
2. Lembar format pengkajian pasien
3. Nursing kit
4. Informed Consent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien
Pelaksanaan
Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA
Terminasi
Pasca Evaluasi
6
7
2) Penerimaan pasien baru pada sif pagi dilakukan oleh kepala ruangan, PP dan
PA. Sementara, dinas sore dan malam dilakukan oleh PP dan PA.
3.5.2 Evaluasi Proses
1) Pasien baru disambut oleh KARU, PP dan PA
2) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruang, perawatan (termasuk
sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan.
3) PP dibantu PA melakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik
kepada pasien baru.
4) Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga
5) KARU menemani PP dan PA dalam melaksanakan kegiatan penerimaan pasien
baru.
3.5.3 Evaluasi Hasil
1) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruang, perawatan, medis, serta tata tertib
ruang
3) Pasien sudah menandatangani informed consent penerimaan pasien baru.
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Pelaksanaan
Hari/tanggal : Jumat, 26 Mei 2017
Jam : 08.10-09.10 WIB
Tempat : Ruangan Diklat Keperawatan RS Katolik St. Vincentius A Paulo
Topik : Penerimaan pasien baru dengan diagnosa medis DM+
Hipoglikemi
Sasaran : Pasien dan keluarga
Pelaksana : Kepala ruangan, Perawat Primer dan Perawat Pelaksana
4.2 Pengorganisasian
1) Kepala Ruangan : I’is Rohmawati, S.Kep
2) Perawat Primer : Theodora M.L. M Redo, S.Kep
3) Perawat Associate : Anasasia Nifoury A.,S.Kep
4) Pasien : Lusia You One Nita,S.Kep
5) Keluarga : Dina Trisnowati,S.Kep
6) Perawat Primer IGD : Emilia Yulia Mite,S.Kep
7) Perawat Associate : Feronika Trenawati Lawi,S.Kep
8) Narator : Imelda Sitijak,S.Kep
9) Pembimbing Klinik : Elisabeth Indah S.,S.Kep.,Ners
4.3 Metode
4.5.1 Media yang digunakan
1) Lembar penerimaan pasien baru
2) Format pendidikan pasien dan keluarga
3) Lembar hak dan kewajiban pasien
4) Lembar tata tertib ruangan
5) RM 1a
6) RM 3a
7) RM 3c
9
10
Waktu Kegiatan
08.10 WIB Pelaksanaan Penerimaan Pasien baru
8.40 WIB Masukan dan klarifikasi dari observer, pembimbing ruangan dan
pembimbing akademik:
Hasil observasi observer
1) KARU dan PP sudah melakukan peran dengan baik dan sesuai alur.
2) PA ada yang lupa dalam pemberian pendidikan pasien dan keluarga
seperti orientasi almari dan dokter yang merawat.
Evaluasi dari Pembimbing Klinik
1) Alur sudah sesuai dengan alur penerimaan pasien baru.
2) Pengkajian dan pemeriksaan fisik kurang lengkap, harus
disesuaikan dengan kasus yang diambil.
3) PA dalam melakukan pemeriksaan fisik dan penjelasan kepada
pasien dan keluarga harus lengkap.
4) Format yang ada sudah lebih lengkap, namun format untuk tiap
diagnosa beserta rencana keperawatannya tidak perlu dimasukkan.
Evaluasi Pembimbing Akademik
1) Alur sudah sesuai dan peran sudah bagus
2) Pengkajian dan pemeriksaan fisik kurang lengkap, harus
disesuaikan dengan kasus yang diambil.
11
5.1 Kesimpulan
Role play penerimaan pasien baru oleh mahasiswa program studi Profesi
Ners STIKES Katolik St Vincentius a Paulo Surabaya dilaksanakan pada hari
Jumat, 26 Mei 2017 jam 08.10-09.10 WIB. Saat pelaksanaan setiap mahasiswa
sudah berperan sesuai dengan job description masing-masing, alur penerimaan
pasien baru sudah sesuai namun PA ada yang lupa dalam pemberian pendidikan
pasien dan keluarga seperti orientasi almari dan dokter yang merawat. Hambatan
yang ditemukan adalah kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk persiapan
(proses latihan) untuk role play. Adapun masukan yang diberikan meliputi: alur
sudah sesuai dengan alur penerimaan pasien baru, KARU dan PP sudah
melakukan peran dengan baik dan sesuai alur, PA ada yang lupa dalam pemberian
pendidikan pasien dan keluarga seperti orientasi almari dan dokter yang merawat,
pengkajian dan pemeriksaan fisik kurang lengkap, harus disesuaikan dengan kasus
yang diambil, format yang ada sudah lebih lengkap, namun format untuk tiap
diagnosa beserta rencana keperawatannya tidak perlu dimasukkan.
5.2 Saran
Penerimaan pasien baru sesuai alur tetap dilakukan di ruangan oleh
mahasiswa praktek dan tidak hanya berhenti di praktek manajemen keperawatan
saja, namun bisa diaplikasikan hingga bekerja di rumah sakit manapun. Dari
hambatan yang ditemukan, saran kami supaya pelaksanaan role play dilakukan
pada minggu ke dua sehingga pada minggu pertama mahasiswa lebih fokus
menyelesaikan tugas deseminasi awal dan waktu yang dibutuhkan untuk latihan
role play cukup banyak.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Dokumentasi
15
OLEH
16
17
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah dilakukan role play timbang terima, diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan kegiatan timbang terima dengan benar sesuai dengan konsep.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu mengkomunikasikan kondisi data pasien secara fokus,
diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan.
2) Mahasiswa mampu mengkomunikasikan hal yang penting dan yang harus
ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
3) Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan untuk dinas berikutnya.
1.4 Manfaat
1) Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi secara efektif antar
perawat.
2) Mahasiswa dapat menjalin hubungan kerjasama antar perawat dan bertanggung
jawab terhadap tugasnya.
3) Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
secara berkesinambungan.
4) Mahasiswa dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna dan dapat
mencegah jadinya kesalahan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
18
19
SITUATION
Medis (Data)
BACKGROUND
Riwayat Keperawatan
ASSESSMENT :
KU;TTV;GCS;Skala Nyeri;Skala Risiko
Jatuh; dan ROS (poin yang penting)
REKOMENDATION
21
22
25
26
30
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pelaksanaan timbang terima oleh mahasiswa program studi Profesi Ners
STIKES Katolik St Vincentius a Paulo pada hari Jumat, 26 Mei 2017. Adapun
masukan yang diberikan meliputi pelaksanaan timbang terima harus dilakukan
secara singkat tetapi jelas dan mengarah ke masalah pasien. Timbang Terima
diharapkan dapat membawa manfaat bagi pasien, perawat, dan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan. Timbang terima sudah berjalan sesuai alur tetapi ada
beberapa masukkan diantaranya adalah pada saat validasi, KARU belum
memperkenalkan diri ke pasien baru, setting tempat bagi pasien belum sesuai,
dimana pada pasien CVA infark yang memerlukan validasi sebaiknya berada di
tempaat tidur, sehingga pelaksanaan validasi bisa dilakukan dengan baik, dan
waktu pelaksanaan role play timbang terima disesuaikan dengan konsep yaitu
tidak lebih dari 15 menit untuk 3 pasien.
5.2 Saran
1) Timbang terima tetap dilakukan di ruangan oleh mahasiswa praktek, kepala
ruangan dan perawat primer yang selalu dilaksanakan pada setiap pergantian
shift, diikuti oleh semua anggota dinas pada waktu itu dan selalu dibuka oleh
Karu untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan guna meningkatkan
kualitas pelayanan.
2) Bagi mahasiswa diharapkan agar timbang terima tidak hanya berhenti di
praktek manajemen keperawatan saja, namun bisa diaplikasikan pada saat
bekerja di rumah sakit manapun.
28
DAFTAR PUSTAKA
30
30
30
32
LAMPIRAN DOKUMENTASI
21
33
21
34
21
LAPORAN PELAKSANAAN ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
PRAKTEK MANAJEMEN DI PAVILLIUN 5 RS KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
OLEH
31
32
2.1 Pengertian
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis
dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim
kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup umtuk menyiapkan pasien
melakukan keperawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari
proses interaksi ketika keperawatan profesional, pasien, dan keluarga
berkolaborasi dalam mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh
pasien saat perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan
terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin yang sebenarnya ( Nursalam,
2015, L-84)
2.2 Tujuan
Tujuan perencanaan pulang adalah :
1) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial
2) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3) Meningkatkan keperawatan yang berkelanjuatan pada pasien
4) Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
6) Melaksanakan tentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat
(Nursalam, 2015, L-85)
Roden dan Nursalam (2011) mengungkapkan bahwa perencanaan pulang
bertujuan untuk Membantu pasien dan keluarga untukdapat memahami
permasalahan, pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi
angka kambuh dan penerimaan kembali di rumah sakit dan terjadi pertukaran
informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan dengan keperawatan dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Nursalam, 2015:L-85).
34
35
2.3 Manfaat
Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapat penlajaran selama
dirumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah
2) Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas
keperawatan pasien
3) Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan
pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.
4) Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan rumah
(Nursalam,2015, L-85).
2.4 Prinsip-prinsip
1) Pasien merupakan fokus dalam erencanaan pulang. Nilaikeinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi
2) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan denganmasalah
yang mungkin timbul oada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan
masalah yang timbul dirumah dapat segera diantisipasi
3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama
4) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaa yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat
5) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem oelayanan kesehatan. Setiap
pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan
(Nursalam, 2015, L-85).
2.5 Jenis-jenis
Chesca (1982) mengklasifikasikan jenis pandangan pasien sebagai beikut:
1) Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien ini baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien
untuk sementara dirawat dirumah namun harus ada pengawasan dari pihak
rumah sakit atau puskesmas terdekat.
36
2) Absolute dicharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir
dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat
kembali maka prosedur keperawatan dapat dilakukan kembali
3) Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien
harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan keperawatan puskesmas
terdekat (Nursalam,2015, L-86).
2.6 Hal-hal yang harus diketahui pasien sebelum pulang
1) Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan,
serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi
2) Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah
3) Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan
4) Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi
5) Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien sendiri
dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi dan lain-lain
6) Informasi tentang nomor layanan keperawatan, media, dan kunjungan rumah
apabila pasien memerlukan (Nursalam,2015, L-86).
2.7 Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang pasien:
1) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi, dan keperawatan
yang diperlukan.
2) Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal didalam keluarga
3) Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka
memberi asuhan
4) Bantuan yang diperlukan pasien
5) Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan, minum,
eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari
bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi, serta sekolah.
6) Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat
7) Sumber finansial dan pekerjaan
8) Fasilitas yang ada dirumah dan harapan pasien setelah dirawat
9) Kebutuhan keperawatan dan supervisi dirumah
37
Pasien
Pemeriksaan penunjang dan
sela pemeriksaan klinis
Melakukan asuhan keperawatan
Perawat
ma Penyuluhan kesehatan: penyakit,
Dokter
perawatan, pengobatan, diet, aktivitas,
Tim kesehatan
kontrol
dira lain
wat
Pasien
Perencanaan pulang
KR
Program HE :
Penyelesaian Lain-lain
Pengobatan/kontrol
administrasi Kebutuhan nutrisi
Aktivitas dan istirahat Monitoring oleh petugas
Perawatan dirumah
kesehatan dana
Keterangan gambar:
1) Tugas Perawat Primer
(1) Membuat rencana Discharge Planning
(2) Membuat leaflet
(3) Memberikan konseling
(4) Memberikan pendidikan kesehatan
(5) Menyediakan format Discharge Planning
(6) Mendokumentasikan Discharge Planning
2) Tugas Perawat Associate
39
40
41
4.1 Pelaksanaan
Hari/tanggal : Jumat, 26 Mei 2017
Jam : 09.10-10.10 WIB
Tempat : Ruangan Diklat Keperawatan RS Katolik St. Vincentius A Paulo
Topik : Discharge planning pada pasien dengan diagnosa medis CVA
Bleeding dengan Pneumonia
Sasaran : Pasien dan keluarga
Pelaksana : Perawat Primer dan Perawat Pelaksana
4.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Anastasia Nifoury Andinani, S.Kep
Perawat Primer : I’is Rohmawati, S.Kep
Perawat Associate : Feronika Tresnawati Lawi, S.Kep
Dokter : Lusia You One Nita, S.Kep
Pasien : Emilia Y. Mite, S.Kep
Keluarga : Imelda Sitinjak, S.Kep
Narator : Isadora Mahardianti, S. Kep
Observer : Emernilda Novra Putri, S. Kep
Dina Trisnowati, S. Kep
Theodora M.L.M Redo, S. Kep
Febbyana Y Hoere, S. Kep
4.3 Metode
4.3.1 Metode Role Play
4.3.2 Media yang digunakan
1) Format petunjuk dan pesanan pasien pulang
2) Format pendidikan pasien dan keluarga
3) Leaflet
4.3.3 Jumlah undangan
Yang mengikuti role play discharge planning berjumlah 3 undangan dari
jumlah 15 undangan
42
43
No Waktu Kegiatan
1 09.10 WIB Pelaksanaan Discharge Planning
2 09.40 WIB Masukan dan klarifikasi dari observer, pembimbing ruangan dan
pembimbing akademik
Hasil observasi observer
KARU : Karu kurang aktif saat pasien dan keluarga akan pulang.
PP : PP sudah melakukan peran dengan baik dan
sesuai alur
PA : PA kurang komunikatif terhadap keluarga dan pasien
Evaluasi dari Pembimbing Klinik
Pelaksanaan discharge planning sudah bagus, peran PP sudah baik
namun lebih baik bila pendidikan kesehatan yang dari awal pasien
masuk lebih ditunjukkan tidak dinaratorkan.
Follow up dari kepala ruangan kepada pp dan pa kurang terlihat
Pasien asuransi tidak langsung dipulangkan seperti pada saat role
play
Perbaikan pada proposal terkait penulisan kata-kata asing,
penulisan yang salah dan justifikasi.
Evaluasi Pembimbing Akademik
Pembimbing menyarankan bila discharge planning sebaiknya tidak
menitikberatkan pada evaluasi, tetapi bagaimana perawat
memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga sehingga
keluarga mandiri.
4.5.3 Evaluasi Hasil
1) Role play dimulai pukul 09.10-10.10 WIB. Kegiatan role play berlangsung
selama ± 25 menit, dan dilanjutkan dengan masukan dari pembimbing baik
akademik maupun klinik.
44
2) Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga yakni
mengenai cara mencuci tangan, batuk efektif, mobilisasi.
3) Mahasiswa berperan sesuai Job Description masing-masing.
4.6 Hambatan
Perasaan peserta yang gugup sehingga menyebabkan suara saat
berkomunikasi tidak terdengar
4.7 Dukungan
1) Pembimbing klinik sangat mendukung dalam penyelesaian proposal
discharge planning dan membantu dalam persiapan hingga pelaksanaan role
play
2) Pembimbing akademik sangat mendukung dalam penyelesaian proposal
discharge planning
3) Komunikasi yang baik dan dukungan antar mahasiswa dalam penyelesaian
proposal dan pada saat role play
BAB 5
PENUTUP
5.3 Kesimpulan
Pelaksanaan discharge planning oleh mahasiswa program studi Profesi Ners
STIKES Katolik St Vincentius a Paulo pada hari Jumat, 26 Mei 2017. Adapun
masukan yang diberikan meliputi: Karu kurang aktif saat pasien dan keluarga
akan pulang, PP sudah melakukan peran dengan baik dan sesuai alur, PA kurang
komunikatif terhadap keluarga dan pasien, pelaksanaan discharge planning sudah
bagus, peran PP sudah baik namun lebih baik bila pendidikan kesehatan yang dari
awal pasien masuk lebih ditunjukkan tidak dinaratorkan, follow up dari kepala
ruangan kepada pp dan pa kurang terlihat, pasien asuransi tidak langsung
dipulangkan seperti pada saat role play, perbaikan pada proposal terkait penulisan
kata-kata asing, penulisan yang salah dan pembimbing akademik menyarankan
bila discharge planning sebaiknya tidak menitikberatkan pada evaluasi, tetapi
bagaimana perawat memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga sehingga
keluarga mandiri.
5.4 Saran
1) Discharge planning tetap dilakukan di ruangan oleh mahasiswa praktek
mulai dari pasien masuk sampai dengan pasien pulang.
2) Bagi mahasiswa diharapkan agar discharge planning tidak hanya berhenti di
praktek manajemen keperawatan saja, namun bisa diaplikasikan hingga
bekerja di rumah sakit mpanapun.
3) Bagi perawat ruangan harus mengevaluasi setiap pendidikan kesehatan yang
diberikan pada pasien maupun keluarga sehingga pada saat di rumah pasien
dan keluarga paham mengenai tindakan yang harus dilakukan.
45
46
DAFTAR PUSTAKA
NAMA :
PETUNJUK DAN PESANAN PASIEN UMUR :
PULANG JENIS KELAMIN : L / P
PAVILIUN : NO. RM :
KAMAR : NO. REG :
Obat-obat yang masih diminum, dosis, efek samping dan sisa obat:
Aturan Diet :
Aktifitas dan istirahat :
Tanggal / tempat control/ jam :
Lain-lain :
Surabaya, ….............2016
Klien / Keluarga Perawat
( ) ( )
48
TEKNIS PENGISIAN RM 3f
(LEMBAR PETUNJUK DAN PESANAN PASIEN PULANG)
1. Mengisi kolom nama, umur, jenis kelamin, no RM, no Registrasi, Pav, Kamar
pada kolom yang telah disediakan.
2. Mengisi tanggal masuk, tanggal keluar rumah sakit, waktu kontrol dokter
meliputi: nama dokter, alamat, tanggal dan jam kontrol pada kolom yang
telah disediakan
3. Mengisi keadaan umum pasien saat pulang, obat-obat pasien yang masih
diminum (dosis, efek samping, sisa obat), obat-obat yang tidak diminum dan
jumlah, aturan diet, aktifitas dan istirahat pada kolom yang telah disediakan
4. Memberi tanda centang (√) pemeriksaan yang pernah dilakukan baik itu
pemeriksaan dari dalam maupun dari luar serta menghitung banyaknya
jumlah form pemeriksaan baik laboratorium maupun radiologi lalu dituliskan
pada tempat yang telah disediakan.
5. Memberi tanda centang (√) pada jenis keadaan pasien saat dipulangkan dari
RSK
6. Mengisi hal-hal lain yang perlu dioerhatikan pasien saat pulang pada kolam
lain-lain
7. Mengis tanggal, bulan dan tahun pasien pulang
8. Mengisi nama, klien dan keluarga serta nama perawat yang memberikan
pesanan pulang pada tempat yang telah disediakan
9. Tanda tangan klien/kelurga dan perawat yang memberikan pesanana pulang
pada tempat tanda tangan
49
Terganggu h
Pilihan tipe pembelajaran : Verbal Tulisan
Kesediaan penerima edukasi : Bersedia TidakBersedia
52
52
59
53
59
54
59
55
59
56
59
57
59
58
59
59
LAMPIRAN DOKUMENTASI
60
61
OLEH
60
61
diinginkan seperti plebitis, karena tindakan yang diberikan tidak sesuai dengan
standar prosedur operasional (SPO)
Berdasarkan fenomena diatas, maka calon Ners akan melakukan role play
supervisi dan delegasi sesuai dengan teori untuk memperbaiki Supervisi yang ada
di ruangan dan solusi yang kami tawarkan untuk supervisi diharapkan dapat
terlaksananya proses supervisi kepada perawat di ruangan sesuai dengan SPO.
Selain itu program untuk supervisi yang akan kami lakukan adalah membuat
format supervisi sesuai dengan SPO, membuat jadwal perencanaan supervisi di
ruangan, melaksanakan kegiatan supervisi di ruangan, mengevaluasi hasil
pelaksanaan supervisi.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan supervisi secara benar.
1.2.2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu:
1) Mampu memerankan dan bertanggung jawab sebagai seorang
kepala ruangan sebagai supervisor, terutama dalam melakukan supervisi PP
membuat jadwal rencana penggantian lokasi infus dan PA dalam pelaksanaan
pemasangan infus
2) Merumuskan, menilai dan mengevaluasi tindakan yang
dilakukan.
3) Memberikan reward kepada orang yang disupervisi.
4) Memberikan tindaklanjut dari supervisi.
5) Dapat meningkatkan efektifitas kerja dan efisiensi kerja
perawat.
6) Mampu menyusun , melakukan, atau menetapkan tujuan
supervisi.
7) Mampu membimbing dan memberikan masukan terhadap staf.
1.3. Manfaat
Bagi Mahasiswa:
1) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
2) Meningkatkan kerjasama tim.
62
63
64
2.1.2.5. Tujuan
Masalah ini diangkat dari informasi yang telah dikumpulkan dalam langkah
pertama. apabila terjadi kesesuaian dengan atau penyimpangan dari kegiatan yang
telah direncanakan. ketidaksesuaian atau penyimpangan menyebabkan adanya
jarak (perbedaaan) anatar kegatan yang seharusnya terlaksanana dengan kegiatan
yang benar-benar terjadi. jarak atau perbedaan antar kegitan inilah yang disebut
masalah.
(3) Menganalisis masalah
Kegiatan analisa adalah untuk mengetahui beberapa jenis masalah dan
faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut. faktor-faktor itu mungkin
datang dari para pelaksana kegiatan, sasaran, kegiatan, fasilitas, biaya,
proses,waktu, dan kondisi lingkungan. disamping faktor penyebab, diidentifikasi
pula sumber-sumber dan potensi yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang timbul.
(4) Mencari dan menetapkan alternatif pemecahan masalah
Kegiatan pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi alternatif
upaya yang dapat dipertimbangkan untuk memecahkan masalah. alternatif ini
disusun setelah memperhatikan sumber-sumber pendukung dan kemungkinan
hambatan yang akan ditemui dalam upaya pemecahan masalah. kgiatan
selanjutnya adalah menetapkan rioritas upaya pemecahan maslah yang dipilih dari
alternatif yang tersedia.
(5) Melaksanakan upaya pemecahan masalah
Pelaksnanan upaya ini dapat dilakukan pembinaan secara langsung maupun
secara tidak langsung. pembinaan secara langsung dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu pertama, pembinaan individual (perorangan), yaitu pembinaan yang
dilakukan terhadap seseorang pelaksana kegiatan. pihak pembina memberikan
dorongan, bantuan, dan bimbingan langsung pada pelaksana kegiatan. cara ini
tepat dilakukan apabila pihak yang dibina mempunyai kegiatan beraneka ragam
atau memerlukan pembinaan brvariasi. teknik-teknik yang dapat digunakan anatar
lain adalah dialog, diskusi, bimbingan individual, dan peragaan. kedua,
pembinaan kelompok, pihak supervisor melayani para pelaksanan kegiatan secara
kelompok. pembinaan ini dapat digunakan apabila para pelaksana keiatan atau
pihak yang dibina memiliki kesamaan kegatan atau kesamaan permasalahan yang
70
a. Alur supervisi
Direktur Pelayanan
Ka. Perawatan
PP 1 PP 2
Fair
Feed Back PA PA
Follow Up, pemecahan
masalah,
reward/reinforcement Kualitas Pelayanan Meningkat
74
75
(9) Gunting
(10) Bengkok
(11) Sarung tangan bersih
(12) Spidol
2) Persiapan Lingkungan
Menyiapkan ruangan cukup penerangan
3) Persiapan pasien
(1) Memberi tahu pasien tentang maksud
dan tujuan tindakan
(2) Mengatur posisi pasien.
3.4.5 Materi Yang Disupervisi
1) Persiapan Prosedur pemberian Pemasangan
infus
2) Pelaksanaan prosedur pemberian
Pemasangan infus
3.5 Mekanisme kegiatan
Selanjutnya PP atau PA
78
4.1. Pelaksanaan
79
80
82
DAFTAR PUSTAKA
83
84
LAMPIRAN
CHECK LIST
PEMBERIAN PEMASANGAN INFUS
Nama :
NIK :
Ruangan :
Jenis Kegiatan : Melakukan Pemasangan infus
Skor Maksimal : 84
Petunjuk teknis
1. Masukan nama, NIK, dan
ruangan tempat praktik perawat yang akan di supervisi oleh supervisior
pada kolom yang sudah disediakan.
2. Berikan tanda centang (√)
pada setiap item sesuai dengan hasil observasi saat tindakan yang
dilakukan.
3. Jumlahkan nilai setiap item
yang dinilai
4. Penentuan skor dengan
cara:
Skor = total skor/ skor maksimal x 100
5. Dikatakan kompeten jika
skor 100%
86
DATA SUPERVISI
Nama :
Paviliun :
LAMPIRAN DOKUMENTASI
88
LAPORAN PELAKSAAN RONDE KEPERAWATAN PRAKTEK
MANAJEMEN DI PAVILIUN 5 RS KATOLIK
ST.VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
OLEH
Anastasia Nifoury Andinani., S. Kep NIM 201604007
Dina Trisnowati., S., Kep NIM 201604016
Emilia Yuliana Mite., S. Kep NIM 201604020
Ermenilda Nofra Putri., S. Kep NIM 201604022
Febyana Yunaria Hoere., S. Kep NIM 201604025
Fernonika Tresnawati Lawi., S. Kep NIM 201604026
I’is Rohmawati., S. Kep NIM 201604030
Imelda Sitinjak., S.Kep NIM 201604031
Isadora Mahardianti., S. Kep NIM 201604034
Lusia You One Nita., S. Kep NIM 201604037
Maria M. F. S. Gawen., S.Kep NIM 201604042
Maria Santrisna Wulu., S. Kep NIM 201604044
Theodora M. L. M Redo NIM 201604067
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Peningkatan mutu Asuhan Keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat
dan tuntutan IPTEK maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model
asuhan keperawatan profesional yang efektif dan efisien. Metode Asuhan
Keperawatan Professional Tim merupakan salah satu metode pemberian
pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan,
yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam untuk
mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien
akan perawatan yang dilakukan oleh ketua tim dan anggota tim, konselor, kepala
ruangan dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung
sebagai fokus kegiatan. Pada kenyataanya belum semua rumah sakit
melaksanakan ronde keperawatan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya
kualifikasi dari sumber daya manusia serta belum mengenal mengenai prosedur
ronde keperawatan.
Pengalaman praktek klinik mahasiswa di paviliun 5 didapatkan bahwa ronde
keperawatan jarang dilakukan di paviliun 5, walaupun dilakukanjuga dalam
bentuk yang berbeda. Ronde keperawatan terakhir dilakukan pada Agustus 2016
dan tercatat jumlah ronde keperawatan yang dilakukan pada 2016 adalah 1 kasus.
Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan
kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Hasil akhir dari ronde
keperawatan adalah pemecahan permasalahan keperawatan dari klien yang
bertujuan untuk kesembuhan pasien.Pelaksanaan ronde keperawatan
membutuhkan tenaga keperawatan profesional yang kompoten di bidangnya. Di
dalam pelaksanaan ronde keperawatan akan terlihat kemampuan perawat dalam
melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan yang lain, guna mengatasi
masalah keperawatan yang terjadi pada klien. Ronde keperawatan memberikan
media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien.
Apabila ronde keperawatan tidak dilaksanakan secara rutin pada pasien yang
90
91
92
93
Penetapan pasien
Persiapan pasien:
- Informed consent
- Hasil pengkajian / validasi data
Lanjutan-diskusi
Pascaronde Kesimpulan dan rekomendasi di Nurse station
solusi masalah
yang dapat berupa hipertermia, takikardia, hiperventilasi dan letargi (Bagian ilmu
kesehatan anak FKUI, 2002:359).
2) Etiologi
(1) Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, fungi atau riketsia
Respon sistemik dapatdisebabkan oleh mikroorganisme penyebab yang
beredar dalam darah atau hanya disebabkan produk toksik dari
mikroorganisme atau produk reaksi radang yang berasal dari infeksi lokal.
(2) Umumnya disebabkan kuman gram negatif
Insidensnya meningkat, antara lain karena pemberian antibiotik yang
berlebihan, meningkatnya penggunaan obat sitotoksik dan imunosupresif,
meningkatnya frekuensi penggunaan alat-alat invasive seperti kateter
intravaskuler, meningkatnya jumlah penyakit rentan infeksi yang dapat hidup
lama, serta meningkatnya infeksi yang disebabkan organisme yang resisten
terhadap antibiotik (Guntur, 2010).
3) Tanda dan gejala
(1) Hyperthermia atau hypothermia (>38°C; <35,6°C)
(2) Tachypneu (respiratory rate >20/menit)
(3) Tachycardia (pulse >100/menit)
(4) Menggigil
(5) Hiperventilasi
(6) Hipotensi
(7) Vasodilatasi perifer
(8) Oliguri
(9) Lesi kulit (peteki, ekimosis, ektima gangrenosum, eritema difusa, selulitis)
(10) Hasil pemeriksaan penunjang berupa lekositosis atau lekopenia,
trombositopenis, granulosit toksik, hitung jenis bergeser ke kiri, CRP (+),
LED meningkat dan hasil biakan kuman penyebab dapat (+) atau Leukosit
>12.000/mm3 atau <4000/ml
(11) Adanya renjatan yang ditandai dengan turunnya tekanan darah sistolik <90
mmHg atau turunnya tekanan darah >40mmHg dari tekanan awal (FK
UNAIR, 2008:344)
100
4) Derajat Sepsis
(1) Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), ditandai dengan:
a. Hyperthermia/hypothermia (>38,3°C; <35,6°C)
b. Takipnea (resp >20/menit)
c. Tachycardia (nadi >100/menit)
d. Leukositosis >12.000/mm atau Leukopenia <4.000/mm.
(2) Sepsis berat : sepsis yang disertai hipotensi, oliguria bahkan anuria.
(3) Sepsis dengan hipotensi : sepsis dengan hipotensi (tekanan sistolik <90
mmHg ataupenurunan tekanan sistolik >40 mmHg).
(4) Syok septik
Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan sebagai
hipotensi yang diinduksisepsis dan menetap kendati telah mendapat resusitasi
cairan, dan disertai hipoperfusi jaringan (Guntur, 2010).
5) Pemeriksaan Penunjang
(1) Kultur darah dapat menunjukan oraganisme penyebab
(2) Analisis kultur urine dan cairan serebrospinal (CSS) dengan lumbal punksi
mendeteksi orangisme.
(3) DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan
peningkatan neutrofil immature, yang menyatakan adanya infeksi.
(4) Laju Endap Darah (LED) dan protein reaktif-C (CRP) akan meningkat
menandakan adanya infeksi (Muscari, 2005: 188)
6) Komplikasi
Komplikasi dari sepsis meliputi(Guntur, 2010):
(1) Pembekuan darah terganggu
(2) Cedera dinding pembuluh darah atau endotel cedera
(3) Faktor-faktor yang berlebihan dari infeksi darah disebut faktor nekrosis tumor
(4) Kematian sel yang berlebihan atau apoptosis menuju rendah jumlah limfosit
dan sel-sel endotel
(5) Aktivitas yang berlebihan dari neutrofil
(6) Kurangnya kontrol gula darah
7) Penatalaksanaan
101
103
104
3.3.2 Metode
1) Materi disampaikan menggunakan LCD
2) Dokumentasi klien (status)
3) Sarana diskusi: kertas dan ballpoint
4) Laptop dan LCD
3.4 Mekanisme Kegiatan Ronde Keperawatan
Tanggal Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat
Kamis Pra-ronde 1. Menentukan kasus dan topic Karu, Katim, Nurse
25/05/17 2. Menentukan tim ronde Anggota tim Station
3. Menentukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan pasien
6. Diskusi pelaksanaan
Jumat 5 mnt Ronde Pembukaan Karu Ruang
26/05/17 1. Salam pembuka DIKLAT
2. Memperkenalkan tim ronde Keperawa
3. Menyampaikan identitas pasien tan
4. Menjelaskan tujuan ronde
Jumt 30 mnt Ronde Penyajian Masalah: Katim, Karu, Ruang
26/05/17 1. Memberi salam dan konselor, DIKLAT
meperkenalkan tim ronde dan dokter keperawat
2. Menjelaskan riwayat penyakit an dan
dan keperawatan pasien kamar
3. Menjelaskan masalah pasien dan pasien
rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas yang perlu
didiskusikan
Validasi data:
1. Mencocokkan dan menjelaskan
kembali data yang telah
disampaikan di kamar pasien.
2. Diskusi antar anggota tim dan
pasien tentang masalah
keperawatan tersebut
3. Pemberian justifikasi oleh ketua
tim, atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien
serta rencana tindakan yang
akan dilakukan
4. Menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan
Jumst 10mnt Pasca 1. Evaluasi dan rekomendasi Karu, Nurse
26/05/17 Rond intervensi keperawatan Supervisor, Station
e 2. Penutup. perawat
konselor,
pembimbing
105
4.1. Pelaksanaan
Hari/ Tgl : Selasa, 06 Juni 2017
Pukul : 10:00 WIB- Selesai
Tempat : Ruangan Diklat Keperawatan RS Katolik St.Vincentius a
Paulo
Topik : Ronde Keperawatan pada Ny.I dengan diagnosa medis Efusi
Perikardium + Sepsis dan diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan Pola Nafas di paviliun 5 di RS Katolik St.
Vincentius A Paulo.
Sasaran : pasien dan keluarga
Pelaksana :Kepala ruangan, Perawat Primer, Perawat Pelaksana, perawat
Konselor dan dokter.
4.2. Pengorganisasian
1) Kepala Ruangan : I’is Rohamawati, S.Kep
2) Perawat Primer : Maria Magdaena F.S. Gawen, S. Kep
3) Perawat Associate : Febyana Yunaria Hoere, S. Kep
4) Narator : Isadora Mahardianti, S. Kep
5) Pasien : Imelda Sitinjak, S. Kep
6) Keluarga : Emilia Y. Mite, S. Kep.
7) Dokter spesialis jantung : dr. Markus
8) Dokter Rehab Medik : dr. Hasan
9) Perawat Konselor : Lusia You One Nita, S.Kep
10) Observer : Anastasia Nifoury Andinani, S.Kep.
Theodora M.L.Redo, S.Kep
Dina Trisnowati, S.Kep
Maria SantrisnaWulu, S.Kep
Ermenilda Nofra Putri, S.Kep
Feronika Tresnawati L.,S,Kep
106
107
4.3. Metode
1.3.1 Media yang digunakan
1) PPT resume medis pasien
2) Makalah Ronde Keperawatan + ASKEP
1.3.2 Jumlah undangan
Yang mengikuti Role Play ronde keperawatan berjumlah 9 undangan dari jumlah
16 udangan. :
4.4. Proses Kegiatan
Kegiatan role playdihadiri oleh:
- Pembimbing Klinik : Ngatina S.Kep.,Ners
Maria Christanti S.Kep.,Ners
- Pembimbing Akademik : Yustina Kristianingsih.,M.Kep.,Ners
- Perwakilan mahasiswa dari paviliun 12 dan paviliun 6
- Perwakilan perawat dari paviliun 6
- Perwakilan dari diklat keperawatan
4.5. Kriteria Evaluasi
4.5.1 Evaluasi Struktur
Pelaksanaan ronde keperawatan telah disiapkan kurang lebih selama 3 hari
sebelum pelaksanaannya. Dalam ronde keperawatan yang disiapkan
meliputipenetapan pasien, asesmen awal pada pasien, pembuatan proposal
pelaksanaan ronde keperawatan, mencari literatur sesuai dengan diagnosa medis
pasien dan menetapkan narasumber, serta inform consent pelaksanaan ronde
keperawatan untuk keluarga pasiendan naskah untuk latihan role playpra ronde
dan pasca ronde. Dalam pembuatan naskah role play pra ronde dan pasca ronde
setiap peserta memiliki perannya sendiri yakni sebagai kepala ruangan, perawar
primer dan perawat assosiate, pasien dan keluarga. Waktu kegiatan tepat waktu
sesuai dengan alur dari skenario yang telah disiapkan.
4.5.2 Evaluasi proses
No Waktu Kegiatan
1 10.15 - 10.30WIB Pelaksanaan role play pra ronde
2 10.45 – 11.15WIB Pelaksanaan ronde keperawatan
Jalannya diskusi dibuka oleh I’is Rohmawati, S.Kep.
Doa pembuka oleh Febyana Yunaria Hoere,S.Kep
Memperkenalkan tim ronde keperawatan oleh I’is Rohmawati,
108
4.6. Hambatan
Perasaan peserta yang gugup sehingga menyebabkan pertanyaannya yang sudah
disiapkan ada yang tidak ditanyakan.
4.7. Dukungan
3) Pembimbing klinik sangat mendukung dalam penyelesaianproposal ronde
keperawatan dan membantu dalam persiapan hingga pelaksanaan role play
4) Pembimbing akademik sangat mendukung dalam penyelesaianlaporan
pelaksanaan ronde keperawatan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pelakasanaan ronde keperawatan oleh mahasiswa program Studi Profesi
Ners STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo adalah untuk membantu proses
keperawatan dengan masalah yang belum teratasi karena dalam hal ini penyakit
pada kasus ini belum diketahui dengan pasti dan menunggu hasil pemeriksaan
FNAB sehingga untuk menentukan intervensi masih tertunda.
5.2 Saran
1) Untuk Mahasiswa
Ronde Keperawatan yang sesuai dengan alur tetap dapat dilakukan oleh
mahasiswa tidak hanya berhenti di praktek manajemen keperawatan saja, namun
bisa diaplikasikan hingga bekerja di rumah sakit manapun.
2) Untuk Rumah sakit
Pelaksanaan ronde keperawatan tetap dilakukan untuk membantu mengatasi
masalah keperawatan pasien yang belum teratasi atau pada kasus-kasus sulit dan
langka.
110
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2002. Buku Ajar Infeksi dan Pediatric
Tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
OLEH
ANASTASIA NIFOURY ANDINANI., S. KEP NIM: 201604007
DINA TRISNOWATI., S., KEP NIM: 201604016
EMILIA YULIANA MITE., S. KEP NIM: 201604020
ERMENILDA NOFRA PUTRI., S. KEP NIM: 201604022
FEBYANA YUNARIA HOERE., S. KEP NIM: 201604025
FERNONIKA TRESNAWATI LAWI., S. KEP NIM: 201604026
I’IS ROHMAWATI., S. KEP NIM: 201604030
IMELDA SITINJAK., S.KEP NIM: 201604031
ISADORA MAHARDIANTI., S. KEP NIM: 201604034
LUSIA YOU ONE NITA., S. KEP NIM: 201604037
MARIA M. F. S. GAWEN., S.KEP NIM: 201604042
MARIA SANTRISNA WULU., S. KEP NIM: 201604044
THEODORA M. L. M REDO NIM: 201604067
LAPORAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 02 Juni 2017 Jam : 15.00 WIB
Tanggal MRS : 15 Mei 2017 Jam : 21.42 WIB
Diagnosa Mas[uk : Sepsis+Effusi Perikardium
Sumber Informasi : Pasien, Keluarga, dan Rekam Medik
Asal Masuk : IGD
1.1 Data Umum
Identitas Klien
Nama : Ny. I
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sidoarjo
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Perguruan tinggi
Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. G
Alamat : Sidoarjo
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Bali/WNI
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Perguruan tinggi
Hubungan dengan klien : Suami
Status Pembiayaan : Sendiri
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama:
Pasien mengungkapkan sesak nafasnya sudah berkurang, namun masih
belum bisa tidur terlentang.
114
Perawatan di ICU mulai tanggal 17 s/d 30 Mei 2017. Tanggal 17 Mei 2017
Pukul 24.25 WIB pemasangan ventilator NIV dengan setting FiO2 50%, Freg 18
PC back up 14, PEEP 7, PS 12 TI:T0 1:2. Hasil BGA post setting PH 7,45, PCO2
33, PO2 141, HCO3 23. NGT nutrisi 6x100 entramic. Tanggal 22 Mei 2017
dilakukan CT Scan Thorax hasil: mass ± 5,5 x 3 x1,86 dengan volume ± 19,5 ml
di paru kiri bawah lateral menempel dinding dalam thorax yang mencurigakan
malignant, selain itu juga ada cardiomegali dengan ada pericardial drain tanpa ada
cairan dalam percardial space. Ada tanda- tanda oedema paru bilateral, adanya
pneumonia yang super imposed belum dapat disingkirkan. Partial atheletacis
minimal di basis posterior kanan dan kiri. Tak ada pembesaran kelenjar limphe di
paratracheal dan perihilar. Minimal pleura effusion kanan. Tanggal 24 Mei 2017
hasil ANA test → Negatif, NSE 22,34 ng/ml (N: < 16,3), SCC 0,7 ng/dl (N: <
1,5). Tanggal 26 Mei 2017, observasi post extubasi RR > 25-36x/menit dengan
O2 nasal 2 lpm, SPO2 97-100%. Tanggal 29 Mei dilakukan pemeriksaan
laboratorium dengan hasil Calsium 2,01 mmol/L; Chlorida 85,5 mmol/L; Kalium
3,15 mmol/L; Natrium 125 mmol/L, Albumin 2,9 g/dL; Leukosit 9,90x10 9/L;
Eritrosit 3,10x1012/L; Hb 7,9 g/dL; PCV/HCT 23,8%; Trombosit 526x10 9/L; Stab
3%; Segmen 82%; Lymposit 13%; Monosit 2%; LED 42-70mm/jam. Di ICU
dilakukan tranfusi 1 bag PRC (1 PRC/hari selama 2 hari) tanggal 29 dan 30 Mei
2017, tambah 100 cc Albumin 25%/hari selama 3 hari mulai tanggal 30 Mei 2017,
koreksi KCl 50 Meq/24 jam tanggal 30 Mei 2017, Koreksi Nacl 3% 500 ml/24
jam tanggal 29 Mei 2017.
Pada tanggal 30 Mei 2017 pukul 19.30 WIB klien dipindahkan ke Paviliun 5
kamar 36-1 dari ICU dengan kondisi kesadaran komposmentis, nafas agak berat
RR 25 x/mnt dengan O2 nasal 3 lpm, SpO2 94%, tekanan darah 120/70 mmHg,
Nadi 100 x/menit, Suhu 37,10C, Skala nyeri 2, Dopamin 3 mikro/jam, Lasix pump
120 mg/24 jam, KCl pump 50 Meq/24 jam, terpasang CVC three lumen di
subclavia dekstra cairan infus sisa ICU Nacl 3% 100 ml (500 ml/24 jam).
Tanggal 1 Juni 2017 terapi Dopamin stop dengan tensi 110/70 mmHg, nadi
97 x/mnt. Tanggal 2 Juni 2017 dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil
Calsium 2,29 mmol/L; Chlorida 89,3mmol/L; Kalium 4,27mmol/L; Natrium 134
116
mmol/L; Albumin 3,7 g/dL; Leukosit 9,01 ; Hb 12,2 g/dL; PCV 37,8%; trombosit
354x109/L, terapi Lasix pump turun 80 mg/24 jam.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah MRS di Sidoarjo pada 1 Mei 2017 dengan Pneumonia dan
sakit Typoid.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengungkapkan di dalam keluarga tidak ada yang menderita DM
dan Hipertensi.
Riwayat Alergi :
Pasien mengungkapkan tidak ada alergi obat dan makanan.
Pola Fungsi Kesehatan
1. Persepsi Terhadap Kesehatan
Pasien mengungkapkan tidak pernah merokok, tidak pernah mengkonsumsi
alkohol maupun jamu. Pasien mengungkapkan penyakit yang dideritanya karena
cobaan dari Tuhan.
2. Pola Aktivitas dan Latihan
Di rumah : pasien mandi 2-3x sehari, gosok gigi 2x sehari, cuci rambut 3x
seminggu. Pasien tidak bekerja, hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Semuanya dilakukan secara mandiri.
Di rumah sakit : Pasien bed rest, pemenuhan kebutuhan sehari-haridi bantu
oleh perawat.
3. Pola Istirahat dan Tidur
Di rumah : Pasien mengungkapkan jarang tidur siang, tidak ada kesulitan
tidur. Tidur malam jam 21.00-05.00.
Di rumah sakit : Pasien mengungkapkan bisa beristirahat.
4. Pola Nutrisi – Metabolik
Di rumah : Pasien mengungkapkan hanya makan nasi dan sayuran saja dan
tidak mau daging (Vegetarian), Minum ± 8 gelas dalam sehari. Tidak ada
kesulitan menelan, BB 70 kg.
Di rumah sakit : Pasien makan 3x/hari diet TKTP habis 1 porsi, minum
bebas tercatat.
117
5. Pola Eliminasi
Di rumah : BAK 6-7x sehari, warna urine kuning jernih, BAB 1x sehari
konsistensi lembek, warna kecoklatan. Tidak menggunakan pencahar.
Di rumah sakit : pasien menggunakan folley kateter, BAB spontan
ditempat tidur
6. Pola Kognitif – Perseptual
Kesadaran komposmentis, orientasi waktu dan tempat baik, bicara jelas,
menggunakan bahasa Indonesia, pasien mampu membaca, mengerti, interaksi
baik, mampu mendengar dan melihat dengan jelas. Pasien mengatakan badan sakit
semua.
7. Pola Konsep Diri
Harga diri, ideal diri, dan gambaran diri pasien tidak terganggu. Pasien
berhubungan baik dengan keluarga dan petugas rumah sakit.
8. Pola Koping
Pasien mengungungkapkan penyakit yang di deritanya sebagai cobaan dari
Tuhan, pasien mengungkapkan terkadang pasien merasa pesimis dengan keadaan
pasien, tetapi terkadang pasien juga merasa optimis, bahwa pasien dapat sembuh.
9. Pola Seksual – Reproduksi
Selama dirumah sakit suaminya selalu mendampingi pasien, pasien masih
menstruasi.
10. Pola Peran – Berhubungan
Hubungan pasien dengan keluarga baik ditandai dengan suami, ibu selalu
menemani pasien saat di rumah sakit.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama Hindu. Pasien menerima sakitnya dan percaya dengan doa
dia pasti diberikan kesembuhan oleh Tuhan.
Data Obyektif/Pemeriksaan Fisik
1. Data Klinik
Keadaan Umum : pasien tampak lemah, tingkat ketergantungan
particial care.
118
2. Pernafasan
Frekuensi nafas 24x/menit, bentuk dada simetris, retraksi dada sedang,
terdapat penggunaan otot bantu nafas, suara nafas vesikuler, tidak batuk, tidak ada
sputum, pakai O2 nasal 2 liter/menit, SpO2 95%.
3. Sirkulasi
Konjungtiva tidak anemis, perfusi hangat kering merah, CRT 2 detik TD
110/80 mmHg, Nadi 80 x/menit reguler, Suhu 36,7 0C, bunyi jantung S1 dan S2
tunggal lupdup di ICS 4-5
4. Metabolik – Integumen
Mulut dan tenggorokan : mulut bersih, mukosa lembab, tidak ada nyeri telan.
Abdome : supel, tidak ada nyeri tekan, bising usus 19x/menit,
tidak ada pembesaran hepar.
Kulit : turgor kulit baik kembali dalam 1 detik, ada luka
lecet grade 2 dipunggung dan kemerahan dipelipatan
pantat.
5. Persarafan/Sensorik
GCS 4-5-6, pupil isokor, reaksi cahaya +/+, refleks patella +/+, skala nyeri
2
6. Muskuloskeletal
Gerakan sendi normal, tidak tampak kelainan muskuloskeletal, tidak ada
nyeri sendi atau otot. Skala kekuatan pasien dapat menahan tahanan secara penuh
pada ekstremitas atas maupun bawah.
Terapi
1. Cravit 750 mg 1x1 IV drip
Golongan antibiotik, kandungan Levofloxacin
Indikasi: pneumonia yang didapati komunitas
Kontraindiksi: hipersensitif terhadap quinolon, wanita hamil, ibu menyusui,
epilepsi
119
Efek samping : diare, mual, vagibisin, kembung, gatal-gatal, nyeri pada perut,
ruam kulit, pusing, dispepsi, muntah, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, susah
BAB
Cara Kerja : Levofloxacin bekerja dengan cara meghambat dengan enzim DNA
gyrase (pada bakteri gram negatif) dan topoisomerase IV (pada bakteri gram
positif yang merupakan enzim untuk replikasi DNA bakteri)
2. Vomizol 40 mg 1x1 IV
Kandungan Pantoperazol
Indikasi: untuk digunakan dalam perawatan, pencegahan dan perbaikan penyakit
dan gejala ulkus usus kecil, cedera mukosa esofagus
Efek samping : sensi berputar dan kehilangan keseimbangan, diare, penglihatan
kabur, gatal pada kulit
3. Kliran 8 mg 2x1 IV
Kandungan : Ondansentron
Indikasi: penatalaksanaan mual muntah
Efek Samping : sakit kepala, kosntipasi, rasa panas dan terbakar pada kepala dan
epigastrium.
4. Cernevit 1x1 IV (tiap tanggal ganjil)
Golongan : vitamin
Indikasi: sebagai multivitamin harian
Efek samping : reaksi alergi dapat terjadi setelah pemberian tiamin dan komponen
B kompleks lain secara intravena.
5. Lasix 80 mg/24 jam
Komposisi : Furosemide
Indikasi : Gagal jantung kongestif
Efek samping : Hipokalemia (kadar kalium yang rendah di darah), dan
peningkatan kadar asam urat. Furosemid juga memiliki efek menurunkan tekanan
darah sehingga dapat menyebabkan hipotensi.
Cara kerja : menghambat reabsorpsi Na,K,Cl. Ekskresi ini diikuti oleh
air dan berbagai elektrolit lain. Furosemid menurunkan beban hulu (preload)
sehingga meringankan kerja jantung. Sebagai diuresis mengeluarkan cairan
didalam tubuh melalui saluran kemih
120
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan pola Pasien mampu 1. Jelaskan kepada pasien 1. Penjelasan kepada P
pernafasan yang menunjukkan pola penyebab keluarga membantu m
berhubungan dengan nafas efektif ketidakefektifan pola dalam program k
menurunnya ekspansi paru setalah dilakukan nafas penatalaksanaan m
sekunder terhadap tindakan terapeutik p
penumpukan cairan dalam keperawatan d
rongga pleura yang di selama 3x24 jam
tandai dengan pasien dengan kriteria P
mengungkapkan sesak hasil: 2. Berikanpasien dalam 2. Penurunan diafragma m
berkurang, RR 24x/mnt, - Pola nafas posisi yang nyaman dapat memperluas f
terdapat penggunaan otot teratur (kepala tempat tidur daerah dada sehingga
bantu pernapasan, O2 nasal - Tidak ada ditinggikan 30-450) ekspansi paru bias
2 lpm. penggunaan maksimal.
otot bantu P
pernapasan 3. Kolaborasi dalam 3. Pemberian O2 dapat
- Frekuensi pemberian oksigen nasal menurunkan beban
nafas (16- 2 lpm pernafasan dan O
20x/menit) mencegah terjadinya
- Suara nafas sianosis akibat
vesikular hipoksia.
- SpO2 >95% 4. Observasi kedalaman, 4. Peningkatan frekuensi P
tanpa bantuan irama, frekuensi nafas, nafas dan takikardi m
oksigen dan keluhan pasien. merupakan indikasi s
tsmbshsn adanya penurunan p
fungsi paru. p
2. Intoleransi aktifitas yang Pasien dapat 1. Jelaskan pada pasien dan 1. Agar pasien tahu P
berhubungan dengan mempertahankan keluarga tindakan yang tindakan yang akan 1
gangguan keseimbangan tingkat energi akan dilakukan dilakukan dan bisa
hemodinamik akibat yang adekuat kooperatif dalam
adanya sesak nafas setelah dilakukan segala tindakan
ditandai dengan Pasien tindakan keperawatan
mengungkapkan sesak keperawatan 1x
nafasnya sudah berkurang, 24jam dengan 2. Bantu klien dalam 2. Membantu
namun sesak saat posisi kriteria hasil : melaksanakan aktivitas menurunkan
terlentang. - Pasien sesuai dengan kebutuhan oksigen P
menentukan kebutuhannya. yang meningkat akibat 2
dan melakukan peningkatan aktivitas.
126
aktivitas yang
sesuai dengan 3. Kolaborasi dalam 3. Aktivitas fisik
kemampuan. pemberian terapi meningkatkan P
- TD : 100- oksigen selama aktivitas kebutuhan oksigen dan 3
130/60-90 dan lakukan tindakan system tubuh akan
mmHg pencegahan terhadap berusaha
- Nadi : 60- komplikasi akibat menyesuaikannya.
100x/menit imobilisasi jika klien Keseluruhan system
- RR :16- dianjurkan tirah baring berlangsung dalam
20x/menit lama. tempo yang lebih
lambat saat tidak ada
aktivitas fisik(tirah
baring). Tindakan
perawatan yang fesifik
dapat meminimalkan
komplikasi imobilisasi.
126
cidera
berulang
124
CATATAN PERKEMBANGAN
126
Pukul 10.20 WIB
Mengobservasi jalannya Oksigen 2 lpm
Pukul 11.00 WIB
Mengobservasi kelemahan/sesak saat aktivitas, TD,
Nadi dan RR.
E : KU pasien lemah, pasien mengungkapkan sesak
sudah berkurang, posisi semi fowler. Pasien sudah bisa
tidur terlentang. RR 26x/mnt. SpO2 98%
03 Juni Kerusakan integritas 03 Juni 2017
2017 jaringan (integumen) S : Pasien mengungkapkan sesak berkurang
berhubungan dengan O:
tekanan akibat tirah Luka sudah mengering, keadaan luka bersih, tidak ada
baring yang lama pus.
yang ditandai dengan Masih ada kemerahan pada pantat
pasien A:
mengungkapkan Masalah teratasi sebagian
punggung terasa P : Intervensi no 3,4,5 dilanjutkan
sakit, Terdapat luka I:
125
126
126
126
127
126