Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM KIMIA

PEMERIKSAAN URINE
DALAM METODE CARIK CELUP, BENDRIT, PEREBUSAN, HCG TEST

DISUSUN OLEH :

 NAMA : NI WAYAN DEWI ADRIANI


 NIM : P07120120076
 ABSEN : 31
 TINGKAT : 1B
 PRODI/JURUSAN : D-III KEPERAWATAN
 MATA KULIAH : ILMU BIOMEDIK DASAR

POLITEKHNIK KESEHATAN MATARAM


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Kimia
Urine” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ilmu Biomedik Dasar. Selain itu, Laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
urine beserta kandungan dan mendapatkan hal-hal posistif

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua,
terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya
menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 14 Desember 2020

Ni Wayan Dewi Adriani

2
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................ 5
C. TUJUAN................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN URINE.......................................................................... 6
B. TAHAPAN PEMERIKSAN................................................................... 6
 Carik Celup
 Bendrit
 Perebusan
 HCG test

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN....................................................................................... 12
B. SARAN................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

3
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
 Pengertian
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinalisis. Ekskresi urine diperlukan untuk membuang
molekulmolekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, peran urine sangat penting karena sebagai
pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi urine (Wahyundari, 2016). Sehingga
komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal untuk menahan dan menyerap bahan-
bahan yang penting untuk metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh.
Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram bahan
organik dan 25 gram bahan anorganik (Ma’arufah, 2004).
 Proses Pembentukan
Organ yang berperan dalam pembentukan urine yaitu ginjal. Di dalam ginjal, zat sisa
metabolisme akan dipilah-pilah kembali. Hasil pemilahan tersebut berupa zat yang sudah tidak
berguna dan zat yang masih bisa dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna 9 tersebut akan
dikeluarkan dari tubuh, sedangkan zat-zat yang masih dapat dipergunakan lagi akan
dikembalikan ke sirkulasi (Riswanto, dan Rizki, 2015). Nefron terdiri atas seperangkat
glomerulus dan tubulus. Glomerulus mempunyai fungsi filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai
fungsi sekresi dan reabsorbsi. Setidaknya salah satu dari tiga proses berikut akan dialami suatu
zat ketika diangkut melalui darah ke sistem filtrasi kompleks ginjal, yaitu filtrasi glomerular,
sekresi tubular dan reabsorbsi tubular (Riswanto, dan Rizki, 2015). Filtrat glomerulus memiliki
zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh, sehingga filtrat akan berpindah dari dalam tubulus ke
plasma kapiler peritubulus. Perpindahan ini disebut sebagai reabsorpsi tubulus. Zat-zat yang
direabsorpsi tidak keluar sebagai urine, tetapi akan diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem
vena dan kembali ke jantung untuk diedarkan. Zat-zat yang akan diserap kembali adalah glukosa,
sodium, klorida fosfat, dan beberapa ion bikarbonat yang terjadi secara pasif di tubulus
proksimal. Jika tubuh masih membutuhkan sodium dan ion bikarbonat maka terjadi penyerapan
kembali secara aktif pada tubulus distal (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan ke papilla
renalis (Lauralee, 2011). Tubulus proksimal berfungsi menahan ion-ion (K+, Na+, Cl-, HCO3-),
reabsorbsi glukosa dan asam amino, serta mengeliminasi 10 ureum dan kreatinin. Ansa Henle
berperan dalam pembentukan tekanan osmotik (Sudiono, Iskandar, Halim, et al., 2006). Setelah
zat yang masih dibutuhkan tubuh diserap kembali, proses selanjutnya adalah sekresi tubulus
yaitu perpindahan selektif zatzat dari darah kapiler peritubulus ke lumen tubulus. Sisa dari
penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya
diteruskan ke luar tubuh dalam bentuk urine (Lauralee, 2011).

4
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
 Kandungan di dalam urine
Komposisi zat didalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya.
Urine normal terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam
sulfat, klorida, garam- garam terutama garam dapur dan zat- zat yang berlebihan dalam darah
misalnya vitamin C dan obat-obatan. Semua cairan dan pembentuk urine trsebut berasal dari
darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misalnya glukosa diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa (Halander, dkk., 2000).

B. RUMUSAN MASALAH

 Apa itu urine ?


 Apa saja tahap pemeriksaan urine?

C. TUJUAN

 Ingin mengetahui apa itu urine


 Ingin mengetahui bagaimana pemeriksaan urine di setiap pemeriksaan yang berbeda-beda.

5
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN URINE
Urinalisis Urinalisis adalah pemeriksaan spesimen urine secara fisik, kimia dan mikroskopik
(Hardjoeno, dan Fitriyani, 2007). Urinalisis tidak hanya menggambarkan gangguan keadaan
intrinsik ginjal, tetapi juga memberi 11 bukti yang penting tidak hanya pada kondisi kerusakan
primer dari ginjal dan taktus urinearius. Perubahan pada urine mungkin menjadi pertanda yang
pertama kali muncul pada penyakit vaskuler yang serius (Bishop dkk, 1996). Pemeriksaan
urinalisis merupakan pemeriksaan yang sering dikerjakan pada praktik dokter sehari-hari, apalagi
kasus urologi. Pemeriksaan ini menurut Purnomo tahun 2011 meliputi: a. Makroskopik dengan
menilai warna, bau dan berat jenis urine. b. Kimiawi meliputi pemeriksaaan derajat keasaman/
Ph, protein, dan gula dalam urine. c. Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel- sel, cast
(silinder), atau bentukan lain didalam urine. 3. Jenis urine ada beberapa jenis urine berdasarkan
waktu pengumpulannya yang digunakan untuk diagnosis maupun penunjang suatu diagnosis
penyakit. Jenis urine tersebut meliputi : urine sewaktu, urine pagi, urine postprandial, urine 24
jam, urine 3 gelas dan urine 2 gelas pada orang lelaki, urine porsi tengah, dan urine terminal
(Gandasoebrata, 2013).

B. TAHAPAN PEMERIKSAN

 Bendrit
Kali ini saya akan membahas pemeriksaan urine menggunakan cara bendrit, cara ini digunakan
untuk melihata apakah dalam urine seseorang terdapat kandungan glukosa atau tidak. Cara ini
akan memanfaatkan tekhnik perebusan. Adapun alat dan bahan yang disiapkan :
1. Handscoon
2. Sampel urin
3. Benedict
4. Gelas takar kaca
5. Pipet tetes
6. Rak tabung reaksi
7. Tabung reaksi
8. Tissue
9. Buku dan pulpen
Langkah-langkah pemeriksaan :
1. Siapkan alat dan bahan pada meja pratikum
2. Kemudian wadahkan urine (non hamil) pada gelas takar kaca

6
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
3. Siapakan pipet tetes, selanjutnya ambil 5 ml benedict dan tuang pada tabung reaksi
menggunakan pipet seperti digambar!

4. Lanjutkan dengan meneteskan 1ml urine kedalam tabung reaksi yang sudah terisi cairan
benedict !

5. Selanjutnya cairan yang sudah tercapur diaduk secara merata


6. Kemudian cairan dimasukan kedalam alat perebusan urine yang memakan waktu +/- 2-3
menit
7. Setelah selesai direbus dapat kita perhatikan bahwa urine tidak mengandung glukosa
karena warna yang dihasilkan masih normal (negative glukosa).

(hasil)

7
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
 Perebusan
Kali ini saya akan membahas pemeriksaan urine menggunakan cara perebusan, cara ini
digunakan untuk melihat apakah dalam urine seseorang terdapat kandungan protein atau tidak.
Cara ini akan memanfaatkan tekhnik perebusan. Adapun alat dan bahan yang disiapkan :
1. Handscoon
2. Sampel urin
3. Asam asetat 6%
4. Gelas takar kaca
5. Pipet tetes
6. Rak tabung reaksi
7. Tabung reaksi
8. Tissue
9. Buku dan pulpen
Langkah-langkah pemeriksaan :
1. Siapkan alat dan bahan pada meja pratikum
2. Kemudian wadahkan urine (non hamil) pada gelas takar kaca
3. Siapakan pipet tetes, selanjutnya ambil 5 ml urin dan tuang pada tabung reaksi
menggunakan pipet seperti digambar!

4. Selanjutnya ambil asam asetat, dan ukur menggunakan pipet kaca sekita 3 tetes
dengan cara seperti gambar! Dan tuangkan pada tabung reaksi yang sudah berisikan
urine tadi.

8
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
5. Setelah itu aduk hingga tercampur rata
6. Kemudian sama seperti cara bendrit tabung reaksi ini juga akan di panaskan
7. Dan ini hasilnya, tenyata dalam urin ini tidak terkandung protein warnanya masih
jernih.

(hasilnya)

 Carik celup
Kali ini saya akan membahas pemeriksaan urine menggunakan cara perebusan, cara ini
digunakan untuk melihat apakah dalam urine seseorang terdapat kandungan protein atau tidak.
Cara ini akan memanfaatkan tekhnik perebusan. Adapun alat dan bahan yang disiapkan :
1. Carik celup lengkap
2. Handscoon
3. Sampel urin
4. Gelas takar kaca
5. Pipet tetes
6. Rak tabung reaksi
7. Tabung reaksi
8. Tissue
9. Buku dan pulpen
Langkah-langkah pemeriksaan :
1. Siapkan alat dan bahan pada meja pratikum
2. Kemudian wadahkan urine (non hamil) pada gelas takar kaca
3. Siapakan pipet tetes, selanjutnya ambil 5 ml urin dan tuang pada tabung reaksi
menggunakan pipet seperti digambar!

9
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
4. Langkah selanjutnya siapakan alat ukur carik celup

5. Kemudian celupkan alat ukur pada tabung reaksi yang telah terisi urin. Diamkan selama
30 detik, dan jangan lupa lap bagian bawah celup menggunakan tissue agar tidak
merembes airnya saat pengukuran!

6. Selanjutnya liat pada pengukuran yang terdapat dalam botol carik celup. Dapat
disimpulkan bahwa urin ini positif mengandung zat-zat yang tidak diperlukan atau lolos
dalam penyaringan pada ginjal.

 HCG test
Kali ini saya akan membahas pemeriksaan urine menggunakan cara HCG test, cara ini digunakan
untuk melihat apakah seseorang yang sudah menikah ingin tes kehamilan. Adapun alat dan
bahan yang disiapkan :

10
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
1. HCG test
2. Handscoon
3. Sampel urin
4. Gelas takar kaca
5. Pipet tetes
6. Rak tabung reaksi
7. Tabung reaksi
8. Tissue
9. Buku dan pulpen
Langkah-langkah pemeriksaan :
1. Siapkan alat dan bahan pada meja pratikum
2. Kemudian wadahkan urine ibu hamil pada gelas takar kaca
3. Siapakan pipet tetes, selanjutnya ambil 5 ml urin dan tuang pada tabung reaksi
menggunakan pipet. Ini foto sampel urin bumil

4. Selanjutnya buka kemasan HCG test

5. Kemudian celupkan HCG test pada urin di gelas takar kaca, tunggu hingga 30 detik
hingga 1 menit sampai hasil akurat.
6. Hasil tes positif hamil, dikarenakan terdapat 2 garis merah yang merupakan tandanya.

(hasilnya)

11
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan diatas, dapat saya simpulkan bahwa pemeriksaan diatas memiliki fungsi
berbeda-beda. Dikarenakan tujuan px memeriksakan dirinya untuk mengetahuhi apa.

B. SARAN
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu dimohon kritk san masukan menganai
laporan yang saya buat. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan dan penjelasan.

12
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
DAFTAR PUSTAKA

Almahdaly, H. 2012. Pengaruh Penundaan Waktu Terhadap Hasil Urinalisis Sedimen Urin. As-
Syifaa Jurnal Farmasi Volume 6 Nomor 2. Makasar : Fakultas Farmasi Universitas Muslim
Indonesia Makasar.
Brunzel, N.A. 2013. Fundamentals of Urine and Body Fluid Analysis. Philadelphia: Elsvier
Clinical and Laboratory Standart Institute (CLSI). 2001. Urinalysis: Approved Guidelines.
London: CLSI.
Enny, R.W. 2003. Nilai Rujukan Sedimen Urin Secara Kuantitatif Menggunakan ShihYung.
Jakarta: Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Gandasoebrata, R. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

13
LAPORAN PRATIKUM KIMIA

Anda mungkin juga menyukai