Oleh:
MUHAMAD AZRAL DAFA
12080113220
Adapun Keunggulan dari Rumput Pakchong merah Sebagai Pakan Ternak Antara
Lain:
1. Kadar Protein Red napier Lebih Tinggi dari Rumput Odot (11,6%), Rumput
Taiwan (13%), Sedangkan Rumput Red napier Mempunyai Kadar Protein
17-19%
2. Produktivitas Red napier Paling Tinggi Diantara Rumput Yang Dikenal
Para Peternak Selama Ini Yaitu Bisa Mencapai 1000 Ton/ Ha / Tanhun,
Sedangkan Rumput Odot Hanya Mampu Berproduksi 350 Ton/ Ha/ Tahun
dan Rumput Taiwan Sekitar 400 Ton/ Ha/ Tahun.
3. Ciri Khas Red napier adalah Umur Yang Panjang Dimana Pertumbuhannya
Bisa Mencapai Usia 9 Tahun dan Bisa Dipanen Setiap 40 Sampai 50 Hari.
Rumput Ini Hanya Perlu Disiram Satu Minggu Sekali Pada Saat Musim
1
Hujan. Selain Itu Red nappier Ini Tidak Mempunyai Duri Sehingga Dapat
Memudahkan Para Peternak Saat Pemanenan.
2
Menurut Mcdonald Et Al. (2011), Penurunan Ph Material yang
Diensilasekan ke Arah Asam Dapat Mempercepat Proses Fermentasi Oleh
Berbagai Mikroba Baik, Seperti Bakteri Asam Laktat dan Lainnya. Hynd (2019),
Penumbuhan dan Perbanyakan Atau Proliferasi Bal Membutuhkan Subsrtrat
Berupa Karbohidrat Mudah Larut Dalam Air Atau Water Soluble Carbohydrate
(Wsc), Bakteri Baik Tersebut Akan Diubah Menjadi Asam-Asam Organik Yang
Secara Tidak Langsung Dapat Menghambat Pertumbuhan Bakteri Tidak Baik
(Mcdonald Et Al., 2011). Menurut Minson (2012), Pada Ph 3,80-4,50 Aktivitas
Mikroba Berhenti Dan Material Yang Diensilasekan Menjadi Stabil.
Selain Bakteri Asam Laktat, Bahan Aditif Lainnya Yang Biasa
Ditambahkan Pada Silase adalah Molasses. Molasses Berguna Sebagai Sumber
Wsc (Chalisty Et Al., 2017) Karena Mengandung Karbohidrat Tinggi. Masalahnya
adalah Ketersediaan Molases Di Lapangan Kurang Sehingga Alternatifnya adalah
Menggunakan Dedak Padi Halus.
Dedak Padi Halus Merupakan produk sampingan dari proses penggilingan
padi baik kulit bagian dalam maupun luar yang Tinggi Karbohidrat.
Penggunaannya Sebagai Pengganti Molasses Sangat Memungkinkan, selain
mudah di dapatkan dan harga terjangkau, Dedak Padi Halus merupakan bahan
pakan sumber serat (dietary fiber). Bahan pakan ini berfungsi sebagai sumber
energi karena memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat
merupakan substrat bagi bakteri asam laktat dan menghasilkan senyawa asam
yang mengakibatkan terjadinya penurunan pH, sehingga bakteri pembusuk dan
bakteri patogen tidak dapat tumbuh (Nunung, 2012).
Molases adalah Sumber Energi Cair yang Diperoleh dari Hasil Sampingan
Industri Gula. Merupakan Sumber Energi yang Sangat Baik dan Mudah Diserap
Sehingga Sangat Efisien Bila Diberikan Dalam Ransum Serta Mempunyai
Palatabilitas yang Tinggi. Selain Sebagai Sumber Energi, Molases Juga
Digunakan untuk Meningkatkan Rasa, Menurunkan Debu dalam Ransum, Pe
Rekat Pelet, Stimulan Aktivitas Mikroba Rumen, Penyuplai Mineral, Penyuplai
Zat Faktor Tertentu, Pembawa Vitamin dan Sumber Karbon yang Tepat untuk
Pendampingan Pemberian Non-Protein Nitrogen (NPN).
3
Tanin telah sejak lama digunakan sebagai aditif silase, fungsinya adalah
menghambat proses pengrusakan protein, sehingga kualitas protein pakan dapat
dipertahankan (Jayanegara et al., 2011). Tanin merupakan senyawa aktif metabolit
sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen,
anti diare, anti bakteri dan antioksida (Mabruroh, 2015). Tanin merupakan
komponen zat organik yang sangat kompleks, terdiri dari senyawa fenolik yang
sulit dipisahkan dan dikristalkan, mengendapkan protein dari larutannya, dan
dapat bersenyawa dengan protein tersebut (Desmiaty et al., 2008). Tanin dapat
dijadikan sebagai aditif silase (Sadarman et al., 2020) di samping aditif lainnya
seperti gula, BAL, dan enzim (stimulant) dan asam formik, asam sulfur, dan
formaldehid (inhibitor atau penghambat). Peran tanin sebagai aditif silase adalah
menghambat proteolisis bahan yang disilasekan, sehingga dapat menurunkan pH
dan produksi NH3 (McDonald et al., 2011).
Berdasarkan Informasi Tersebut Maka Peneliti Bermaksud Melakukan
Penelitian Tentang Kualitas Nutrien dan Kualitas Fisik Silase Rumput Red napier
Yang Ditambah dengan Tanin chestnut dan Dedak Padi Halus Sebagai Sumber
karbohitdrat.
4
Lemak Terbang (Vfa) Silase Rumput Red napier Sebagai Sumber Energi Bagi
Ruminansia.
5
II. Tinjauan Pustaka
6
Iii. Materi Dan Metode
7
3.4. Pembuatan Silase Red napier
Red napier yang akan Digunakan Di-Chopped Menggunakan Chopper.
Masing-Masing Ulangan Terdiri dari Red napier Seberat 1500g Lalu Dicampur
Sampai Rata dengan Dedak Padi Halus Berdasarkan Bahan Kering Red napier .
Semua Bahan pada Setiap Perlakuan Kemudian Dicampur Hingga Homogen,
Kemudian Dimasukan ke Dalam Silo. Silo yang Digunakan untuk
Mengensilasekan Red napier Berupa Botol Plastik Ukuran 1,50kg. Isi Silo
Dipadatkan dan Ditutup Rapat Hingga Kondisi Di Dalam Silo Anaerob. Silo
Ditempatkan pada Ruangan yang Tidak Dipapari Langsung Oleh Sinar Matahari
dan Disimpan Selama 30 Hari.
8
7. Setelah 24 Jam Didiamkan, Cawan Conway Dibuka, Asam Borat Berindikator
Dititrasi Dengan H2so4 0.005 N Sampai Terjadi Perubahan Warna dari Biru
Menjadi Merah.
9
3.6. Analisis Data
Data Hasil Percobaan yang Diperoleh Akan Diolah Menurut Analisis
Keragaman Rancangan Acak Lengkap (Ral) Menurut (Petrie And Watson, 2013).
Model Linier Rancangan Acak Lengkap Adalah Sebagai Berikut:
Yij = µ + Αi + ε ij
Keterangan:
Yij : Nilai Pengamatan Pada Perlakuan Ke-I, Ulangan Ke-J
µ : Rataan Umum
Αi : Pengaruh Perlakuan Ke - I
Ε ij : Efek Galat Percobaan Pada Perlakuan Ke-I, Ulangan Ke-J
I : 1, 2, 3, 4, dan 5 (Perlakuan)
J : 1, 2, 3, 4, dan 5 (Ulangan)
Tabel Analisis Ragam untuk Uji Rancangan Acak Lengkap Dapat Dilihat
Pada Tabel 3.2. Di Bawah Ini.
Tabel 3.2. Analisis Data
Ftabel
Sk Db Jk Kt Fhitung
0,05 0,01
Perlakuan T-1 Jkp Ktp Tp/Ktg - -
Galat T (R-1) Jkg Ktg - - -
Total T.R-1 Jkt - - - -
Keterangan:
Faktor Koreksi (Fk) = (Y…)2 : R.T
10
Hasil Analisis Ragam Dengan F Hitung > F Tabel Menunjukkan Pengaruh
Nyata, Dilakukan Uji Lanjut Dengan Duncan’s Multiple Range Test (Dmrt) Pada
Tingkat Kepercayaan 95%.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hynd, P.I. 2019. Animal Nutrition From Theory To Practice. Cabi Publisher.
Irawan, A., A. Sofyan., R. Ridwan., H.A. Hassim., A.N. Respati., W.W. Wardani.,
Sadarman., W.D. Astuti, And A. Jayanegara. 2021. Effects Of Different Lactic
Acid Bacteria Groups And Fibrolytic Enzymes As Additives On Silage Quality: A
Meta-Analysis. Bioresource Technology Reports, Vol. 14, June 2021, 100654.
Widodo, F. Wahyono, dan Sutrisno. 2012. Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Bahan
Organik, Produksi FVA dan NH3 Pakan Komplit dengan Level Dedak Padi
Berbeda Secara In Vitro. Animal Agricultural Journal, Vol. 1 No.1. Hal 217.
Minson, D.J. 2015. Forage In Ruminant Nutrition. Academic Press Inc. Mcdonald, P.,
R. Edwards, J. Greenhalgh, C. Morgan, L. Sinclair dan R. Wilkinson. 2011.
Animal Nutrition. Prentice Hall. New York, Usa.
Despal, Permana, I.G., Safarina, S.N., dan Tatra, A.J. 2011. Penggunaan Berbagai
Sumber Karbohidrat Terlarut Air guna Meningkatkan Kualitas Silase Daun Rami.
Media Peternakan. 34 (1): 69-76.
Phillips, C.J.C. 2009. Principles Of Cattle Production. London (Uk): Cabi Publisher.
Zakariah, M.A. 2012. Fermentase Asam Laktat pada Silase. Fakultas Peternakan.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
12
2019a. Evaluation Of Ration Based On Soy Sauce By-Product On Addition Of
Acacia Tanin: An In Vitro Study. 9th Annual Basic Science International
Conference. Material Science And Engineering 546(2019)022020.
Utomo, R. 2021. Konservasi Hijauan Pakan dan Peningkatan Kualitas Bahan Pakan
Berserat Tinggi (Edisi Revisi). Ugm Press, Yogyakarta.
13