Anda di halaman 1dari 11

Kata 

Pengantar

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melipa
kan karunia dan hidayah-Nya kepada  kami sehingga kami telah menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam
senantiasa kami limpah dan curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, para sahabatnya, dan semoga kita termasuk umatnya hingga akhir zaman.

Kemudian kami ucapkan terimakasih kepada orang tua dan dosen pembim
bing agama islam yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada kami.
Makalah ini yang berjudul “Konsep Sehat dan Sakit dalam Islam“ . Makalah ini
ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah agama islam sebagai syaratterla
ksananya presentasi kelompok kami.Makalah ini tentu jauh dari kata sempurna.Ka
rena itu kami mohon kritikdan saran yang membangun agar makalah kami selanju
itnya terus berkembang menjadi lebih baik lagi.Terimakasih.

Genggong, 06 November 2020

1|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


Daftar Isi
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Konsep sehat sakit menurut agama islam...........................................................5
2.2 Manajemen terhadap Respon Sakit dan Penyakit...............................................7
2.3 Konsistensi Beribadah dalam Berbagai Kondisi Sakit........................................8
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

2|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia, untuk mengatur kemakmuran di bumi guna menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu penunjang kebahagian
tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat, sehingga
dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah.
Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan
menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Dalam
perjalanan hidupnya didunia, manusia menjalani tiga keadaan penting:
sehat, sakit atau mati.
Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling
bertentangan, yang saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah
kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi
yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup.
Tetapi kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara
tidak adil. Kebanyakan mereka menganggap sehat itu saja yang
mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai beban
dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang
beranggapan demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah
SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada
hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua. (Q.S.
Shaad : 27)

3|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep sehat dan sakit menurut islam ?
2. Pengertian manajemen menghadapi respon sakit dan penyakit?
3. Pengertian empati dan simpati dan penguatan?
4. Apa yang dimaksud dengan konsistensi beribadah dalam kondisi
sakit?
5. Bagaimana tata cara ibadah dalam kondisi sakit?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengkaji tentang konsep sehat sakit berdasarakan agama islam
2. Memberikan pemahaman tentang manajemen menghadapi respon
sakit dan penyakit
3. Untuk mengetahui pengertian empati dan simpati dan penguatan
4. Memahami arti konsistensi beribadah dalam kondisi sakit
5. Mengetahui tata cara ibadah dalam kondisi sakit.

1.4 Manfaat Penulisan


Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari hasil penelitian ini,
antara lain:
Bagi pembaca :
1. Memberikan informasi tentang konsep sehat sakit menurut agama
islam
2. Untuk mengetahui pengertian manajemen menghadapi respon sakit
dan penyakit
3. Untuk mengetahui pengertian empati dan simpati dan penguatan
4. Memahami arti konsistensi beribadah dalam kondisi sakit
5. Mengetahui tata cara ibadah dalam kondisi sakit
Bagi penulis :
1. Melatih dalam menyusun makalah
2. Memotivasi untuk menyusun makalah selanjutnya yang lebih baik

4|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep sehat sakit menurut agama islam


Konsep sehat dan sakit bagi kebanyakan orang masih membingungkan
dan kurang jelas. Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang
selalu menyertai manusia sejak jaman Nabi Adam. Kita memahami
apapun yang menimpa adalah takdir,sakit pun merupakan takdir yang di
alami manusia. Meskipun sehat dan sakit merupakan takdir tetapi
menjaga kesehatan dan mencegah agar supaya kita tidak sakit ataupun
mencari pengobatan ketika jatuh sakit harus dilakukan dan Al-Quran
memberikan petunjuk mengenai hal ini.
Firman Allah di dalam Qs. Al-Israa‟ 17: 82. Artinya : “Dan kami
turunkan dari Al  -Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quranitu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Al-Quran sebagai penyembuh
hanya kepada orangyang beriman secara islam. Non muslim
dikategorikan sebagai orang-orang lalil, otomatistidak sehat. Dengan
demikian, yang dimaksud sehat atau sakit dalam ayat ini bersifat
rohaniah. Secara fisik orang yang dikatakan sehat. Ukuran sehat atau
sakit terletak pada ‘imam’ secara Islam.
Pandangan mengenai konsep sehat dan sakit dapat pula kita peroleh
dari kisah yangdialami oleh Nabi Ayyub dalam Al-Quran Surah An
Anbiyya 21 : 83. Artinya : “Dan(ingatlah kisah) Ayyub, ketika
ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah
ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha penyayang
diantara semua penyayang”. Maka Kami  pun memperkenankan
seruannya itu, lalu Kami kembalikan keluarganya, dan Kami lipat
gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan
untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyemgah Allah.
Ayat di atas mengisahkan Nabi Ayyub yang ditimpa penyakit,
kehilangan harta dan anak-anaknya,. Dari seluruh tubuhnya hanya hati

5|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


dan lidahnya yang tiidak tertimpa sakit,karena dua organ inilah yang
dibiarkan Allah SWT tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayyub untuk
berdzikir dan memohon keridhoan Allah SWT dan Allah SWT pun
mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub sembuh dan
di kembalikan harta dan keluarganya. Dari sini dapat diambil pelajaran
agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah SWT, tidak
berputus asa akan rahmat Allah SWT serta bersabar dalam menerima
takdir Allah SWT. Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa
apapun bahwa apabila Allah menaktidrkan sakit maka kita akan sakit,
begitu pula apabila Allah mentakdirkan kesembuhan tiada daya upaya
kecuali dengan izin-Nya kita akan sembuh.
Sakit dalam pandangan Islam bukanlah suatu kondisi yang hina atau
memalukan melainkan kedudukan mulia bagi seorang hamba karena
dengan mengalami sakit seorang hamba akan diingatkan untuk selalu
bersyukur. Hal ini karena keselamatan dan kesehatan merupakan
nikmat Allah SWT yang terbesar dan harus diterima dengan rasa
syukur.
Karena sakit adalah cara Tuhan untuk menghapus dosa manusia, hal
dijelaskan dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Al Bukhari
yang artinya “Tidak ada yang menimpa seorang muslim kepenatan,
sakit yang berkesinambungan (kronis),kebimbangan, ksedihan,
penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusukkarenanya,
kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya”.
Dari berbagai ayat dan hadist yang berkaitan dengan usaha kesembuhan
dapat disimpulkan bahwa Al-Quran maupaun As-Sunnah menjelaskan
bahwa hidup sehat itu adalah penting dan cara memperoleh kesehatan
harus hati-hati, jangan sampai jatuh kedalam praktik kemusyrikan.
Menjaga kesehatan sebagai bagian cara bersyukur kepada Allah adalah
ciri muslim yang baik dan modal untuk memperoleh kesehatan adalah
dengan hidup bersih. Rasulullah saw pernah bersabda dan amat populer
di lingkungandunia medika Islam “An-Nadaftu min al-iman” (Bersih
itu sebagaiandari iman). Lawan dari bersih dan kotor adalah kotor dan

6|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


jorok. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kotor dan jorok itu
tidak mengundang kesehatan, melainkan lawannya, yaitu sakit. Jadi
kotor kotor atau jorok mengandung penyakit atau sakit. Dari alur pikir
ini dapat di pahami bahwa independensi (saling tergantung) antara
bersih, sehat, dan iman. Bersih menyebabkan sehat, dan sehat
merupakan bagian dari iman. Disisi lain, iman yang benar menuntut
supaya hidup bersih dan buah dari hidup bersih adalah sehat.
Dengan demikian, anjuran terhadap umat islam dalam menjaga
kesehatan terkait dengan perilaku sehat (health behavior) dan perilaku
sakit (illness behavior). teori-teoriyang mengembangkan oleh
antropolog kesehatan mengartikan perilaku sehat adalah tindakan yang
dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya,termasuk pencegahan penyait, perawatan kebersihan diri,
penjagaan kebugaran memaluiolahraga dan memakan makanan bergizi.
Sedagkan perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan.

2.2 Manajemen terhadap Respon Sakit dan Penyakit


Manajemen penyakit di definisikan sebagai suatu sistem intervensi
perawatan kesehatan yang terkoordinasi dan komusikasi untuk populasi
dengan kondisi dimana upaya perawatan diri pasien sangat penting
1. Empati
Empati merupakan suatu keadaan jiwa yang merasa iba melihat
penderitaan orang lain dan terdorong dengan kemauan sendiri untuk
menolongnya tanpa mempersoalkan latar belakang
Islam mengajarkan untuk bersikap empati seperti harus memiliki rasa
sifat pemurah, dermawan, saling membantu, tolong menolong dan
lainnya.
2. Simpati
Simpati adalah kecenderungan untuk merasakan perasaan, pikiran dan
keinginan orang lain.

7|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


3. Penguatan
Penguatan adalah segala bentuk respon dari tingkah laku guru terhadap
siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
bagi siswa atas perbuatan atau respon yang diberikan sebagai suatu
dorongan atau koreksi.
Fungsi penguatan untuk memberikan ganjaran bagi siswa sehingga
meningkatkan partisipasinya setiap proses pembelajaran.

2.3 Konsistensi Beribadah dalam Berbagai Kondisi Sakit


Beberapa keringanan ( rukhsoh ) bagi orang yang sakit :
1. Diperbolehkan tayamum
2. Sholat semampunya
3. Dihitung pahala seperti ketika sehat
4. Do’a obat mujarab bagi orang sakit
Tata Cara Ibadah dalam Kondisi Sakit
Ibadah yang bisa tetap dilakukan ketika sakit :
1. Membaca Al Qur’an
2. Berdzikir kepada Allah
3. Berdoa kesembuhan kepada Allah
4. Tetap shalat dan melakukan ibadah yang lain
Kemudahan cara shalat bagi orang sakit:
Orang yang sakit terkadang berbaring lemah, dia tidak mampu shalat
duduk apalagi berdiri.
Berikut tuntunan cara shalat sambil berbaring.
Pertama:
Wajib bagi orang sakit shalat fardhu dengan cara berdiri, walaupun
bersandar ke tembok, tiang, atau tongkat (jika mampu).
Kedua:
Jika tidak mampu shalat berdiri, maka shalat dengan cara duduk. Yang
lebih afdhal, duduk bersila ketika posisi berdiri dan rukuknya. Dan duduk
iftirasy seperti biasa ketika duduk antara dua sujud.
Ketiga:

8|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


Jika tidak mampu shalat duduk, shalat dengan cara berbaring (miring)
menghadap kiblat. Miring kanan lebih baik daripada miring kiri. Jika
tidak memungkinkan menghadap kiblat, shalat menghadap mana saja dan
tidak perlu mengulang
Keempat:
Jika tidak mampu shalat dengan berbaring (miring), maka shalat dengan
cara terlentang. Kaki
menghadap kiblat dan yang lebih afdhal kepalanya sedikit diangkat
mengarah ke kiblat (bias di sanggah dengan bantal-pen). Jika tidak
mampu, maka bisa menghadap ke mana saja dan tidak perlu mengulang.
Kelima:
Wajib bagi orang sakit melakukan rukuk dan sujud (secara normal
meskipun shalat dilakukan dengan cara duduk-red). Jika tidak mampu
maka berisyarat dengan kepalanya. Berisyarat dengan menundukkan
kepala lebih rendah ketika sujud dibanding rukuk. Jika tidak mampu
sujud, maka ia rukuk ketika sujud dan berisyarat saja untuk rukuk dan
sebaliknya.
Keenam:
Jika tidak mampu berisyarat dengan kepalanya ketika rukuk dan sujud,
maka berisyarat dengan pandangannya yaitu matanya. Ia pejamkan
matanya sebentar ketika rukuk dan memejamkan mata lebih lama ketika
sujud. Adapun berisyarat dengan telunjuk yang dilakukan sebagian orang
yang sakit maka tidak diketahui memiliki dalil dari Al Quran, sunnah dan
perkataan para ulama.
Ketujuh:
Jika dengan anggukan dan isyarat mata juga sudah tidak mampu maka
hendaknya ia shalat dengan hatinya. Jadi ia takbir, membaca surat, niat
ruku, sujud, berdiri dan duduk dengan hatinya Dan setiap orang
mendapatkan sesuai yang diniatkannya. (Fatawa Arkaanil Islam Syaikh
Ibnu ‘Utsaimi

9|kelompok 4_konsep sehat sakit menurut agama


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka memiliki
kedudukan yang sangat mulia.
Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan
Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika
seseorang sakit disana terkandung pahala, ampunan dan akan
mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT.
Allah SWT menciptakan cobaan antara lain untuk mengingatkan manusia
terhadap rahmat-rahmat yang telah diberikan-Nya. Allah SWT
memberikan penyakit agar setiap insan dapat menyadari bahwa selama ini
dia telah diberi rahmat sehat yang begitu banyak. Namun kesehatan yang
dimilikinya itu sering kali di abaikan, bahkan mungkin disia-siakan.
Manajemen penyakit di definisikan sebagai suatu sistem intervensi
perawatan kesehatan yang terkoordinasi dan komusikasi untuk populasi
dengan kondisi dimana upaya perawatan diri pasien sangat penting
meliputi empati, simpati, maupun penguatan.
Islam memberikan keringanan untuk beribadah meskipun dalam kondisi
sakit seperti yang telah disebutkan di atas tersebut. Cara – cara di atas
dapat kita lakukan ketika sedang dalam kondisi sakit agar pahala
senantiasa kita peroleh.

3.2 Saran
Kita hendaknya harus senantiasa melakukan ibadah dalam kondisi apapun
itu kecuali jika memang sangat parah dikarenakan ibadah merupakan
kewajiban bagi umat muslim terutama sholat.

10 | k e l o m p o k 4 _ k o n s e p s e h a t s a k i t m e n u r u t a g a m a
DAFTAR PUSTAKA

Azzamherbal.wordpress./2011/12/07/konsep-sehat-dan-sakit-menurut-islam/
Qurandansunnah.wordpress./2009/10/12/tata-cara-pengobatan-/
Iwan Setiawan M.S.I, modul studi dasar islam 2 dan 3. (Jogjakarta:2015)

11 | k e l o m p o k 4 _ k o n s e p s e h a t s a k i t m e n u r u t a g a m a

Anda mungkin juga menyukai