Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN MYALGIA

A.Pengertian

Setiap orang mungkin saja memiliki rasa sakit pada bagian otot karena dengan otot orang bisa
bergerak dan melakukan aktivitas setiap harinya. Otot merasa sakit atau nyeri otot dikenal
dengan myalgia yaitu rasa sakit yang muncul pada bagian otot termasuk leher, punggung, kaki
dan bahkan tangan Anda. Biasanya otot terasa sakit karena terlalu banyak beraktivitas, atau
cedera dari olahraga atau karena kerjaan yang menumpuk.

Nyeri otot mulai terasa ketika Anda sedang melakukan aktivitas atau setelahnya. Selain itu,
myalgia memiliki tingkatan mualai dari yang ringan sampai para sehingga terasa menyiksa.
Walaupun nyeri otot dapat hilang dalam beberapa hari, jangan dianggap remeh karena ada juga
nyeri otot yang memakan waktu lama bahkan berbulan-bulan.

B.Penyebab Munculnya Nyeri Otot

Seperti yang disebutkan sebelumnya nyeri pada otot dapat dirasakan seseorang hanya dalam
beberapa hari, namun kondisi ini bisa juga bertahan hingga berbulan-bulan. Penyebab paling
umum dari nyeri otot yang tegang, stres, berlebihan dan luka ringan. Jenis rasa sakit ini biasanya
terlokalisasi, mempengaruhi hanya satu atau lebih otot atau bagian tubuh Anda. nyeri otot
sistemik, yang Anda rasakan pada seluruh tubuh Anda, berbeda. Ini lebih sering dari infeksi,
penyakit atau efek samping dari obat.

Berikut ini beberapa penyebab umum yang bisa mengakibatkan munculnya nyeri otot.

 Terlalu memaksakan otot saat beraktivitas fisik secara berlebih, cepat, dan terlalu sering.
 Otot terkilir dan tegang karena cedera atau trauma.
 Ketegangan atau stres yang terjadi pada salah satu atau beberapa bagian tubuh.

Nyeri otot bisa terjadi akibat penyakit atau kondisi di bawah ini.

 Fibromyalgia. Kondisi pada saat otot dan jaringan lunak akan terasa sakit saat disentuh,
disertai dengan kesulitan tidur, kelelahan, dan sakit kepala.
 Dermatomiositis. Penyakit peradangan yang cukup langka, disertai tanda-tanda ruam dan
otot yang terasa lemas.
 Lupus. Ini adalah penyakit peradangan kronis di mana sistem kekebalan tubuh keliru
menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri.
 Infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus bisa menimbulkan nyeri otot pada
tubuh Anda. Misalnya flu, penyakit Lyme, infeksi Staphylococcus.
 Polimiositis. Penyakit peradangan yang menyebabkan otot lemah dan terjadi pada kedua sisi
tubuh.
 Rheumatoid arthritis. Peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak,
dan kaku pada persendian.
 Distonia. Kondisi yang menyebabkan otot-otot Anda berkontraksi secara tidak disengaja.
 Rabdomiolisis. Kondisi di mana jaringan otot hancur dan masuk ke dalam aliran darah.
Kondisi ini bisa membahayakan nyawa seseorang jika tidak segera ditangani.
 Efek samping obat-obatan. Beberapa obat yang bisa menyebabkan nyeri otot adalah statin
yang berfungsi menurunkan kolesterol, kelompok obat penghambat ACE (angiotensin
converting enzyme) untuk menurunkan tekanan darah, dan kokain.

Pengobatan Nyeri Otot

Mengenai teknik mengobati nyeri otot tidak terbatas pada satu cara karena upaya ini bisa
dilakukan di mana saja, baik sendiri maupun oleh tenaga medis.

Penanganan di Rumah

Biasanya, nyeri otot tidak memerlukan penanganan medis secara khusus, jadi Anda bisa
menerapkan beberapa cara sederhana di rumah untuk meredakan gejala yang dialami, misalnya:

 Mengonsumsi obat pereda rasa sakit yang dijual bebas, seperti parasetamol atau ibuprofen.
 Untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, kompres bagian yang sakit dengan es batu
selama 1-3 hari.
 Mengistirahatkan bagian yang terasa sakit dan nyeri.
 Pijatan lembut juga bagus untuk meredakan rasa nyeri pada otot.
 Tidur yang cukup dan menghindari stres.
 Yoga dan meditasi juga bisa meredakan ketegangan pada otot-otot yang bermasalah.
 Latihan dan olahraga secara rutin bisa membantu mengembalikan ketegangan otot , misalnya
dengan berjalan, bersepeda, atau berenang.
 Mulailah dengan porsi latihan dan olahraga secara ringan agar tidak memperparah kondisi
yang sudah dialami.
Penanganan oleh tenaga medis profesional
Nyeri otot umumnya bukanlah gejala dari kondisi medis yang berbahaya dan bisa ditangani
sendiri di rumah. Meski begitu, terdapat beberapa tanda bahwa nyeri otot yang dialami
merupakan gejala dari penyakit serius hingga memerlukan penanganan medis.

 Rasa sakit yang dirasakan sulit dijelaskan dan sangat parah.


 Setelah penanganan sendiri, nyeri otot tidak juga menghilang.
 Nyeri otot disertai ruam atau pembengkakan di sekitar otot yang terasa sakit.
 Muncul tanda-tanda telah terjadi infeksi seperti demam.
 Nyeri otot muncul setelah gigitan kutu.
 Nyeri otot muncul setelah Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Jika gejala di bawah ini muncul, Anda harus menganggapnya sebagai kondisi darurat dan
harus segera dibawa ke rumah sakit atau klinik medis terdekat.

 Kesulitan dalam menelan.


 Sesak napas.
 Berat badan bertambah dengan cepat.
 Urine yang dibuang lebih sedikit dari biasanya.
 Anda tidak bisa menggerakkan beberapa bagian tubuh atau mengalami otot lemas.
 Pada bagian leher terasa kaku.
 Demam tinggi.
 Muntah-muntah.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah nyeri otot


Nyeri otot yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh aktivitas fisik secara berlebihan dan
memaksakan bagian otot tertentu untuk bekerja lebih keras. Untuk menurunkan risiko
mengalami nyeri otot, Anda bisa lakukan beberapa cara di bawah ini:

 Lakukan pemanasan dan pendinginan saat berolahraga.


 Lakukan peregangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik tertentu.
 Bagi yang bekerja di balik meja atau berada di posisi yang sama untuk waktu yang lama bisa
meningkatkan risiko Anda mengalami nyeri otot. Cobalah lakukan peregangan secara teratur
dan bangun dari tempat duduk Anda untuk berjalan-jalan sejenak. Setidaknya lakukan satu
jam sekali.
 Jika Anda sering melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga, pastikan untuk minum
banyak air untuk menghindari dehidrasi.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses
inflamasi, destruksi sendi.

Dapat dibuktikan oleh : Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan, berfokus pada diri sendiri,
Perilaku distraksi/ respons autonomic

Perilaku yang bersifat hati-hati/ melindungi.

Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan:

• Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol

• Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.

• Mengikuti program farmakologis yang diresepkan

• Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

Intervensi dan Rasional :

a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang
mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal (R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan
manajemen nyeri dan keefektifan program)

b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
(R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran
tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur
menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri)

c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace. (R/
Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace
dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi)

d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi
yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. (R/ Mencegah terjadinya
kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada
sendi)

e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau
pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa
kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya. (R/ Panas meningkatkan
relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari.
Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan)

f. Berikan masase yang lembut (R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri)

g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik,


biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. (R/
Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan
koping)Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu. (R/ Memfokuskan
kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan
sehat)

h. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk. (R/ Meningkatkan
realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi)

h. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) (R/ sebagai anti
inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)

i. Berikan kompres dingin jika dibutuhkan (R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan
bengkak selama periode akut)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,

nyeri, penurunan kekuatan otot.

Dapat dibuktikan oleh : Keengganan untuk mencoba bergerak/ ketidakmampuan untuk dengan
sendiri bergerak dalam lingkungan fisik.

Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/ kontrol dan
massa ( tahap lanjut ).
Hasil yang diharapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

• Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.

• Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau kompensasi bagian
tubuh.

• Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

Intervensi dan Rasional:

a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi (R/ Tingkat aktivitas/
latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi)

b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan
periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganmggu.(R/ Istirahat
sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk
mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan)

c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika
memungkinkan (R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina
umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang
berlebihan dapat merusak sendi)

d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik
pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze (R/ Menghilangkan tekanan pada
jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian pasien.
Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit)

e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace (R/ Meningkatkan
stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan
kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor)

f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. (R/ Mencegah fleksi leher)

g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan (R/
Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas)

h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga
pada toilet, penggunaan kursi roda. (R/ Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh)

i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. (R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/
aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat)

j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan. (R/ Menurunkan tekanan pada jaringan
yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas)
k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). (R/ Mungkin dibutuhkan untuk
menekan sistem inflamasi akut).

3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan perubahan


kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas.

Dapat dibuktikan oleh : Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit.

Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan.

Perubahan pada gaya hidup/ kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan,
ketergantungan pada orang terdekat.

Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi.

Perasaan tidak berdaya, putus asa.

Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi-Pasien akan :

• Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,
perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.

• Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

Intervensi dan Rasional:.

a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
(R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya
secara langsung)

b. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan


bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk
aspek-aspek seksual. (R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan
interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling lebih
lanjut)

c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. (R/


Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana
pasien memandang dirinya sendiri)

d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. (R/ Nyeri konstan akan
melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi)
e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan
perubahan. (R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive,
membutuhkan intervensi lebih lanjut)

f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif
yang dapat membantu koping. (R/ Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang
dapat meningkatkan perasaan harga diri)

g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
(Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi
dalam terapi)

h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.(R/ Mempertahankan penampilan yang


dapat meningkatkan citra diri)

i. Berikan bantuan positif bila perlu. (R/ Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap
dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri)

j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog. (R/
Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses
jangka panjang/ ketidakmampuan)

k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat
alam perasaan. (R/ Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya depresi hebat sampai pasien
mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif)

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan,


daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Dapat dibuktikan oleh : Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.

Hasil yang diharapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

• Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan
individual.

• Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

• Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan


perawatan diri.

Intervensi dan Rasional:

a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan
potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. (R/ Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum
dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini).
b. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. (R/ Mendukung
kemandirian fisik/emosional)

c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk
modifikasi lingkungan. (R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan
meningkatkan harga diri)

d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. (R/ Berguna untuk menentukan alat bantu
untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu
memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)

e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi


setelahnya. (R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat
kemampuan aktual)

f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli
nutrisi. (R/ Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah

Anda mungkin juga menyukai