Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

RASA NYAMAN NYERI

OLEH :

TITA RENANENGATI

2019131016

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN

A. DEFINISI

Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak


ditemukan di klinik. Sebagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri
dada tersebut disebabkan oleh penyakit jantung ataupun penyakit paru
yang serius. Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang
mengganggu daerah dada dan seringkali merupakan rasa nyeri yang
diproyeksikan pada dinding dada (referred pain). Nyeri dada akibat
penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja
yang bisa merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan
parenkim paru tidak menimbulkan rasa sakit (Himawan, 1996).
Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah
angina pektoris yang merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat
bersifat progresif serta menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada
ini memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan penangannan yang
serius.

B. ETIOLOGI
- Faktor resiko
1) Nyeri akut
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Posisi untuk mengurangi nyeri
d. Gerakan untuk melindungi
e. Tingkah laku berhati-hati
f. Muka dengan ekspresi nyeri
g. Gangguan tidur (mata sayu, tampak lingkaran hitam, menyeringai)
h. Fokus pada diri sendiri
i. Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, tempat, dan orang,
proses berpilur)
j. Tingkah laku distraksi
k. Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi,
dilatasi pupil)Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas
panjang, mengeluh)
l. Perubahan nafsu makan
2) Nyeri kronis
a. Perubahan berat badan
b. Melaporkan secara verbal dan nonverbal
c. Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri
sendiri
d. Perubahan pola tidur
e. Kelelahan
f. Atrofi yang melibatkan beberapa otot
g. Takut cedera
h. Interaksi dengan orang lain menurun
- Faktor predisposisi
3) Trauma
a. Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka
b. Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas, dingin, misalnya api atau air panas
c. Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang
bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot
dan luka bakar
1) Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
2) Peradangan
3) Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
4) Trauma psikologis

- Faktor presipitasi
1) Lingkungan
2) Suhu ekstrim
3) Kegiatan
4) Emosi

C. KLASIFIKASI
Yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.2) Steady painYaitu nyeri yang timbul dan menetap serta
dirasakan dalam waktu yang lama.3) Paroxymal painYaitu nyeri yang
dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.Nyeri tersebut menetap ±10-
15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi. b. Nyeri berdasarkan
waktu lamanya serangan
:1) Nyeri akut Nyeri yang dirasakan dalam waktu yang
singkat dan berakhir dalam enam, bulan, sumberdan daerah nyeri diketahui
dengan jelas.Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka,seperti luka
operasi, atau pun pada suatu penyakit arteriosderosis pada arteri
koroner.2) Nyeri kronis Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan.
Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang nyeritimbul
dengan periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali
dan
Terdapat 2 jenis nyeri dada yaitu :
1. Nyeri dada pleuritik
Nyeri dada pleuritik biasanya lokasinya posterior atau lateral. Sifatnya
tajam dan seperti ditusuk & bertambah nyeri bila batuk atau bernafas
dalam dan berkurang bila menahan nafas atau sisi dada yang di
gerakan. Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis,
saluran nafas besar, diafragma, mediastinum dan saraf interkostal.
2. Nyeri dada non pleuretik
Nyeri dada non pleuretik biasanya lokasinya sentral, menetap atau
dapat menyebar ke tempat lain.
D. ETIOLOGI
1. Nyeri dada pleuritik
Dapat di sebabkan oleh difusi pleura akibat infeksi paru, emboli paru,
keganasan atau radang sub diafragmatik peneumotoraks dan
penumomediastinum.
2. Nyeri dada non pleuretik
Paling sering disebabkan oleh kelainan di luar paru:
a. Kardial
 Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri
subternal yang menjalar ke aksila dan turun ke bawah ke bagian dalam
lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. +asa nyeri juga dapat
menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan
atau tanpa nyeri dada subternal. Nyeri disebabkan karena saraf eferan
viseral akan terangsang selama iskemik miokard, akan tetapi korteks
serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal dari miokard.
Karena rangsangan saraf melalui spedula spinalis T1-T4 yang juga
merupakan jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis
yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan O2 miokard tidak
dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner.
 Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal
atau substernal yang dapat berlangsung sebentar maupun lama.
Adapun mumur akhir sistolik dan midsistolik-click dengan gambaran
echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
 Stenosis Aorta berat atau substenosis aorta hipertrofi yang
idiopatik juga dapat menimbulkan nyeri dada iskemik.
b. Pericardial
Saraf sensori untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas
diafragma. Nyeri perikardial lokasinya didaerah sternal dan diarea
preokardinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium, leher, bahu, dan
punggung. Nyeri biasanya seperti ditusuk-tusuk dan timbul pada saat
menarik nafas dalam, menelan, miring atau bergerak.

c. Aortal
Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada merupakan
resiko tinggi untuk pendesakan aorta. Diagnosa dicurigai bila rasa
nyeri dada depan yang hebat timbul tiba-tiba atau nyeri interskapuler.
Nyeri dada dapat menyerupai infark miokard akan tetapi lebih tajam
dan lebih sering menjalar ke daerah interskapuler serta turun ke bawah
tergantung lokasi dan luasnya pendesakan.
d. Gastrointestinal
Refluks geoFagitis, keganasan atau infeksi esofagus dapat
menyebabkan nyeri esofageal. Nyeri esofageal lokasinya di tengah,
dapat menjalar ke punggung, bahu dan kadang-kadang ke bawah ke
bagian dalam lengan sehingga seangat menyerupai nyeri angina.
Perforasi ulkus peptikum, pankreatitis akut distensi gaster kadang-
kadang dapat menyebabkan nyeri substernal sehingga mengacaukan
nyeri iskemik kardinal. Nyeri seperti terbakar yang sering bersama-
sama dengan disfagia dan regurgitasi bila bertambah pada posisi
berbaring dan berurang dengan antasid adalah khas untuk kelainan
esofagus, foto gastrointestinal secara serial, esofagogram, test perfusi
asam, esofagoskapi dan pemeriksaan gerakan esofageal dapat
membantu menegakan diagnosa.
e. Muskuloskletal
Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago sering
menyebabkan nyeri dada setempat. Nyeri biasanya timbul setelah
aktivitas fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi waktu exercis.
Seperti halnya nyeri pleuritik. Neri dada dapat bertambah waktu
bernafas dalam. Nyeri otot juga timbul pada gerakan yang berpuitar
sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak demikian.
f. Fungsional
Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal, rasa
tidak enak di dada, palpilasi, dispnea, using dan rasa takut mati.
Gangguan emosi tanpa adanya klealinan objektif dari organ jantung
dapat membedakan nyeri fungsional dengan nyeri iskemik miokard.
g. Pulmonal
Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis
dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu menelan.
Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark miokard akut dan
substernal. Bila disertai dengan in"ark paru sering timbul nyeri
pleuritik. Pada hipertensi pulmoral primer lebih dari 50% penderita
mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada waktu exercise. Nyeri
dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar ke
pleura, organ medianal atau dinding dada.

E. FAKTOR RESIKO
1. Artheros2lerosisa
2. Penyakit jantung koroner
3. Diabetes mellitus
4. Hiperkolesterolemia
5. Hipertensi
6. Obesitas
7. Hipertrofi ventrikel kiri
8. Hipertigliseridemial
9. Usia
10. Jenis kelamin
11. Gaya hidup (merokok, alkohol, stress, kurang olahraga, makanan tidak
seimbang).

F. MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri ulu hati
2. Sakit kepala
3. Nyeri yang diproyeksikan ke lengan, leher, punggung.
4. Diaforesis / keringat dingin
5. Sesak nafas
6. Takikardi
7. Kulit pucat
8. Sulit tidur (insomnia)
9. Mual, Muntah, anoreksia
10. Cemas, gelisah, Fokus pada diri sendiri
11. Kelemahan
12. Wajah tegang, merintih, menangis
13. Perubahan kesadaran

G. PATOFISOLOGIS
Terjadi penonjolan sistolik / dyskinesia, pajanan terhadap dingin, stress,
latihan fisik, makan makanan berat

Stroke volume akhir distolik ventrikel kiri

Transfudasi cairan ke jaringan intersitisium paru (gagal jantung)

pe↑ kebutuhan O2 miokard Iskemia

Kompensasi miokard buruk Penurunan aliran darah

*ntoleransi aktivitas C *skemia berkepanjangan C $ E Nutrisi menurun

B
*n"ark miokard meluas
B
Nekrose F 03 menit
B
Suplai dan kebutuhan $ ke jantung tidak seimbang

Suplai $ ke miokard B

B
9etabolism anaerob
B
#imbunan asam laktat ↑
B
N/eri akut

Anda mungkin juga menyukai