Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

“DERMATITIS”

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Gerontik


Di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU) Mandalika-Mataram

Disusun oleh:
M.HASANAIN
019020956

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2019
LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS

A. KONSEP MEDIS

1. DEFINISI

Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang dalam
perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi polimorf dan
pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal. (Mulyono :1986)

Dermatitis adalah peradangan epidermis dan dermis yang memberikan gejala


subjektif gatal dan dalam perkembangannya memberikan efloresensi yang
polimorf. (Junaidi Purnawan : 1982)

2. ETIOLOGI

Berdasarkan etiologinya dermatitis dibagi dalam tipe :

a. Dermatits kontak

 Dermatitis kontak toksis akut

Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer kuat / absolut. Contoh
: H2SO4 , KOH, racun serangga.

 Dermatitis kontak toksis kronik

Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer lemah / relatif.


Contoh : sabun , detergen.

 Dermatitis kontak alergi

Suatu dermatitis yang disebabkan oleh alergen . Contoh : logam (Ag, Hg),
karet, plastik, dll.

b. Dermatitis Atopik

Suatu peradangan menahun pada lapisan epidermis yang disebabkan zat-zat


yang bersifat alergen. Contoh : inhalan (debu, bulu).
c. Dermatitis Perioral

Suatu penyakit kulit yang ditandai adanya beruntus-beruntus merah di sekitar


mulut. Penyebabnya tidak diketahui, menyerang wanita berusia 20-60 tahun
dan bisa muncul pemakaian salep kortikosteroid di wajah untuk mengobati
suatu penyakit.

d. Dermatitis Statis

Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah yang sering meninggalkan


bekas, yang disebabkan penimbunan darah dan cairan di bawah kulit,
sehingga cenderung terjadi varises dan edema.

3. PATOFISIOLOGI

Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis


ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan.
Zat tersebut masuk ke dalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas
pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi
permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah
terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam.

Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah


gesekan, tekanan, balutan, maserasi, panas dan dingin, tempat dan luas daerah
yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.
4. PATHWAY

5. TANDA DAN GEJALA

a. Dermatitis Kontak

Gatal-gatal , rasa tidak enak karena kering, kulit berwarna coklat dan menebal.

b. Dermatitis Atopik

Gatal-gatal , muncul pada beberapa bula pertama setelah bayi lahir, yang
mengenai wajah, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan dan kaki.

c. Dermatitis Perioral
Gatal-gatal bahkan menyengat, di sekitar bibir tampak beruntus-beruntus kecil
kemerahan.

d. Dermatitis Statis

Awalnya kulit merah dan bersisik, setelah beberapa minggu / bulan , warna
menjadi coklat.

6. KOMPLIKASI

Katarak; Infeksi oleh bakteri , virus dan jamur

7. PENGOBATAN

a. Terapi umum

 Hindari faktor penyebab.

 Jaga kulit jangan sampai terlalu kering atau lembab.

 Berikan pengertian untuk tidak digaruk.

b. Terapi Lokal

Salep / krim / losio kortikosteroid.

c. Terapi Sistemik

 Anti histamin.

 Kortikosteroid ; dosis 40-60 mg.

 Antibiotik ; Eritromisin, Dewasa 4x 250 mg/hr. Anak 4x 125 mg/hr.

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Kaji faktor penyebab terjadinya gangguan.

b. Kaji pengetahuan tentang faktor penyebab dan metode kontak.

c. Kaji adanya pruritas, nyari dan rasa terbakar.

d. Kaji peningkatan stress yang diketahui pasien.

e. Kaji tanda-tanda infeksi.


f. Riwayat infeksi yang berulang-ulang.

g. Kaji faktor yang memperparah.

h. Pada reaksi ringan kulit terlihat merah dan terdapat vesicle.

i. Pada reaksi berat terdapat ulceration, bulla buosion.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri : gatal berhubungan dengan inflamasi pada kulit.

b. Gangguan body image berhubungan dengan lesi pada kulit.

c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


alergen-alergen dikulit.

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tahanan primer tidak adekuat.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1

Nyeri ; Gatal berhubungan dengan inflamasi pada kulit.

Tujuan : Mengurangi rasa gatal.

Tindakan :

 Hindarkan semua bahan yang menyebabkan.

 Jelaskan pengertian untuk tidak digaruk.

 Kolaborasi dokter pemberian anti histamin.

Diagnosa 2

Gangguan body image berhubungan dengan lesi pada kulit.

Tujuan : Menyatakan penerimaan situasi diri, pasien memiliki konsep diri yang
positif.

Tindakan :

 Kaji makna kehilangan / perubahan pada pasien.


 Berikan penguatan positif terhadap kemampuan dan dorong usaha untuk
mengikuti tujuan rehabilitasi.

 Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat dan beri informasi


bagaimana mereka dapat membantu pasien.

Diagnosa 3

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


alergen-alergen .

Tujuan : Menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatan.

Tindakan :

Penkes yang meliputi pengetahuan pasien untuk mengenali agen penyebab,


perjalanan penyakit, faktor yang memperberat dan cara perawatan.

Diagnosa 4

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.

Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu, bebas eksudat – purulen dan
tidak demam.

Tindakan :

 Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik.

 Periksa area terkena.

 Kaji adanya tanda-tanda infeksi.

 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotik.


DAFTAR PUSTAKA

Junaidi Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi kedua. Jakarta :

Media Aesculapius

Mulyono. (1986). Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi pertama.
Jakarta : Meidian Mulyajaya

A. Kenneth. (1984). Pedoman Terapi Dermatologis. Yogyakarta : Yayasan Essentia


Medica :

Anderson Sylvia. (1985). Patofisiologi. Bagian I. Edisi pertama. Jakarta : EGC

Doengoes, Marilyn E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai