PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas,
anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal
ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi
pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu: mobilisasi
orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana
Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada pasien atau
mobilisasi
1
Dari latar belakang tersebut kami tertarik mengambil sebagai kasus
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Memperoleh gambaran nyata dalam menerapkan asuhan
Mimika.
C. METODE PENULISAN
1. Study Perpustakaan
Dalam metode ini ami memperoleh inormasi dari buku sumber
Fisik.
2
2. Study Khasus mobilitas
Kami memberi asuhan keperawatan secara langsung pada pasien
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan secara umum yaitu pengkajian secara menyeluruh
dokumentasi.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Penulis / Kelompok II
3
Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan
pendidikan.
2. Rumah Sakit
Dapat menjadi masukan bagi perawat-perawat yang ada di rumah sakit
3. Pasien
Membantu pasien untuk dapat memperoleh pengetahuan dan
4
perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi
DAFTAR PUSTAKA.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
gangguan pada alat/organ tubuh yang bersifat fisik atau mental. Dapat juga
diartikan sebagai suatu keadaan tidak bergerak / tirah baring yang terus –
(Bimoariotejo, 2009).
2. Anatomi Fisiologi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi
sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot
6
berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua
gambar 2.1
berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat
tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem
merah.
a. Sendi adalah perhubungan 2 buah tulang atau beberapa tulang
membungkusnya.
7
klasifikasi sendi menurut fungsinya :
mempunyai vaskuler.
e. Sistem saraf mengatur pergerakan dan postur tubuh, jaringan saraf
terdiri dari neuron dan sel sara dan serat saraf. Fungsi system saraf
f. Otot
Otot ialah Jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu
Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama
dengan sel dari jaringan yang lain, semua ini di ikat menjadi berkas –
8
keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah
merah.
3. Etiologi
Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kognitif berat seperti pada demensia dan gangguan fungsi mental seperti
a. Kelainan postur
b. Gangguan perkembangan otot
c. Kerusakan system saraf pusat
d. Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular
e. Kekakuan otot
4. Klasifikasi
a. Mobilitas penuh
Merupakan keadaan di mana kemampuan ses orang untuk bergerak
9
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area
jantung,sinkop
2) penurunan volume sekuncup menghasilkan penurunan kapasitas
kebugaran
3) perlambatan fungsi usus menghasilkan konstipasi
4) pengurangan miksi menghasilkan penurunan evakuasi kandung
kemih
5) gangguan tidur menghasilkan bermimpi pada siang
hari,halusinasi
b. Efek Imobilisasi pada Berbagai Sistem Organ
1) Muskuloskeletal perubahan yang terjadi akibat imobilisasi
10
sendi, ankilosis, peningkatan tekanan intraartikular,
metabolisme vitamin/mineral
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan
11
(mis: tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang.
Dll.
d. Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑,
tulang.
3) Gangguan nutrisi (hipoalbuminemia)
4) Gannguan gastrointestinal
b. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit.
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai
12
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya
zat makanan pada tingkat sel menurun, dan tidak bisa melaksanakan
aktivitas metabolisme,
pembentukan trombus.
langsung.
2) Gangguan Skeletal: adanya imobilitas juga dapat menyebabkan
dan osteoporosis.
h. Perubahan Sistem Integumen
13
Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan
i. Perubahan Eliminasi
j. Perubahan Perilaku
8. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksana Umum
1) Kerjasama tim medis interdisiplin dengan partisipasi pasien,
terapi.
4) Temu dan kenali tatalaksana infeksi, malnutrisi, anemia,
14
6) Berikan nutrisi yang adekuat, asupan cairan dan makanan
mineral.
7) Program latihan dan remobilisasi dimulai ketika kestabilan
terbatas.
8) Bila diperlukan, sediakan dan ajarkan cara penggunaan alat-
atau toilet
b. Tatalaksana Khusus
1) Tatalaksana faktor risiko imobilisasi
2) Tatalaksana komplikasi akibat imobilisasi.
3) Pada keadaan-keadaan khusus, konsultasikan kondisi medik
15
4) Posisi supinasi (terlentang)
5) Posisi pronasi (tengkurap)
6) Posisi lateral (miring)
7) Posisi sim
8) Posisi trendelenbeg (kepala lebih rendah dari kaki)
d. Ambulasi dini
otot.
16
Latihan-latihan itu, yaitu :
17
pasien untuk mengekspresikan kecemasannya, memberikan
berikutnya.
a. Riwayat Keperawatan Sekarang. Pengkajian riwayat pasien saat
mobilitas
18
c. Riwayat Keperawatan Keluarga. Pengkajian riwayat penyakit
d. Kemampuan Mobilitas
ekstensi, hiperekstensi)
tidak.
19
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
dipalpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan
topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan tahanan penuh
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan menggambarkan respon manusia
20
1) Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas atau aks
menyelesaikan tugas.
R/ Memperngaruhi pilihan intervensi/bantuan
2) Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan,
kelemahan otot.
R/ Menunjukan perubahan neurologi karena devisiensi
sebagainya)
R/ Manifestasi kardio pulmunal dari upaya jantung dan paru
pusing.
R/ Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat
cedera.
6) Priritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk meningkatkan
21
7) Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu,
mungkin.
R/ Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien
menimbulkan dekompensasi/kegagalan.
11) dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien
R/ memudahkan pasien untuk menjangkau dan mengurangi
pasien
13) berikan suatu alat agar pasien mampu untuk meminta
22
14) konsul dengan ahli terapi fisik.
R/ berguna dalam membuat aktivitas individual / program
latihan
15) berikan obat sesuai kebutuhan
R/ memberi vitamin untuk sel-sel saraf
b. Intoleransi Aktivitas
1) kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/AKS normal,
menyelesaikan tugas.
R/ Mepemgaruhi pilihan intervensi/bantuan
2) kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan,
kelemahan otot
R/ Menunujukan perubahan neurologi karena deisiensi
sebagainya)
R/ Manifestasi kardio pulmunal dari upaya jantung dan paru
puing
R/ Hipotensi postural dan hipoksia serebral dapat
cedera.
5) berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu,
23
R/ Regangan/ stress kardiopulmonal berlebihan/stress dapat
menimbulkan dekompensasi/kegagalan
BAB III
24
TINJAUAN KASUS
No Register : RI 1503100022
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.A
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Agama : Khatolik
Pekerjaan : Petani
Alamat : Intan jaya
Diagnose KDM : MOBILITAS
25
Pasien mengatakan kedua kaki bawah tidak dapat di gerakan
yang dirasakan sejak lama akibat terkena panah pada saat perang
26
b. Genogram
3
0
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
27
: Tinggal serumah
30 : Umur Pasien
terkena panah.
b. Pola nutrisi
nasi, lauk, sayur dan kadang-kadang ada buah dan prosi makanan
kg
c. Pola eliminasi
warna coklat.
28
d. Pola kebersihan diri
bantuan perawat.
dapat di gerakan.
29
h. Pola konsep diri
7. Pemeriksaan Fisik
30
sklera tampak putih , konjungtiva anemis,
4) telinga
a) inspeksi : tampak simetris ki/ka, canalis
bersih, tidak adanya tanda peradangan
31
tampa baik karena bisa membedakan rasa
pembesaran tyroid.
7) thoraks/dada
a) inspeksi : simetris ki/ka, tidak terdapat
retraksi dinding, terdapat bekas
ada dispnea.
b) palpasi : teraba getaran simetris ki/ka
c) perkusi : sonor, lokasi : pada jaringan paru
d) auskultasi : bunyi nafas normal vaskuler
tidak terdengar suara tambahan
8) jantung
a) inspeksi : tampak ictus kordis
b) palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5
Medio clavikularis sinistra, HR :
80x/menit
c) perkusi : kanan atas ICS II linea Para
Sternalis dekstra,kanan bawah ICS
clavikularis sinistra.
d) auskultasi : Bunyi jantung II A : di ICS 2
32
linea sternalis kanan, Bunyi
klavicularis kiri.
9) abdomen
a) inspeksi : tampak datar dan ada bekas luka,
bayangan vena tidak tampak, tidak
teraba linen.
c) perkusi : tidak terdapat nyeri pada saat
perkusi ginjal.
d) auskultasi : peristaltic 16x/menit
10) Ekstremmitas
5 5
MṂ 2 2
keterangan :
nilai 5 : kekuatan penuh
nilai 4 : kekuatan kurang di banding sisi lain
nilai 3 : mampu menahan gerak tapi tidak mampu
melawan tekanan
33
nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan
9. terapi
a. neurobat 1 x 1 tab ( vitamin untuk melindungi sel-sel saraf)
b. cefixime 2 x 1 cap (antibiotic untuk pengobatan infeksi yang disebabkan
oleh microorganisme)
34
5 5
2 2
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/m
S : 36,5 ‘C
R : 22 x /m
35
Ds :
pasien mengatakan
kedua kaki tidak dapat
di gerakan.
pasien mengatakan
sebagian aktivitas di
bantu oleh keluarga
dan perawat
.
Do :
5 5
2 2
TTV
TD :120/80mmHg
N : 82 x/m
S : 36,5 ‘C
R : 22 x /m
B. Diagnosa keperawatan
1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Gangguan
Neuromuskular
36
C. Rencana asuhan Keperawatan
2015
1503100022
37
bantu oleh keluarga dan AN. 3. bantu pasien dalam 3. mencegah kelelahan,
perawat AO. pemenuhan kebutuhan memberikan kesempatan
O. . Kedua Kaki Dapat aktivitas sehari-hari untuk berperan seerta
P. Bergerak Secara Bertahap BJ. melakukan upaya yang
Q. AP. BK. maksimal
R. Pasien mampu melakukan BL. CC.
S.
aktivitas secara bertahap 4. ganti posisi secara CD.
T.
U. dengan bantuan minimal periodic walaupun dalam 4. mengurangi tekanan pada
AQ. keadaan duduk. salah satu area dan
V. Do :
AR.
W. BM. meningkatkan sirkulasi
AS.
X. AT. BN. perifer
BO. CE.
aktivitas di bantu oleh Pasien dapat melakukan
BP. CF.
perawat dan keluarga aktivitas sehari-hari
kedua kaki tidak dapat di 5. dekatkan alat-alat yang CG.
secara bertahap
gerakan dengan maksimal dibutuhkan pasien 5. memudahkan pasien untuk
AU.
pasien beraktivitas BQ. menjangkau dan
AV.
dengan kursi roda BR. mengurangi perasaan
AW.
pasien tampak BS. ketergantungan dengan
kekuatan otot naik secara
6. anjurkan keluarga pasien orang lain.
berbaring di tempat bertahap
untuk selalu mendampingi CH.
tidur. AX.
AY. pasien dalam melakukan 6. support dari orang terdekat
Y.
AZ. E. F. aktivitasnya. akan meningkatkan mental
kekuatan otot.
BA. G. H. BT. pasien.
Z.
A. B. BU. CI.
AA.
C. D. CJ.
AB. 7. berikan suatu alat agar
7. Membuat pasien memiliki
AC. pasien mampu untuk
rasa aman, dpat mengatur
TTV meminta pertolongan,
AD. TD : diri dan mengurangi
seperti bel atau almpu
kekuatan karena di tinggal
38
120/80 mmHg pemanggil sendiri
AE.N : 82 x/m BV. CK.
AF. S : 36,5 ‘C 8. kolaborasi dengan ahli 8. berguna dalam membuat
AG. R : terapi fisik aktivitas/program latihan
22 x /m BW. CL.
AH. 9. berikan obat sesuai 9. member vitamin untuk sel-
AI. kebutuhan sel saraf
AJ. CM.
2015
1503100022
39
1 amis, 16 30 fungsi motorik dengan HF. Jam 15.00 WIT s Pagi
-04-2015 CZ. menginstruksikan pasien HG. S: IE.
DA. untuk melakukan gerakan HH. Pasien mengatakan masih merasa IF. -
DB. lemah dan belum bisa beraktifitas seperti Marthanti
seperti menggoyangkan kaki.
DC. biasa karena kedua kaki masih sulit untuk di IG.
DD. FZ.
gerakan dan pasien masih di bantu oleh IH. -
DE. GA. Hasil :
keluarga dalam melakukan aktivitas seperti Sipriana
DF. terdapat sedikit II.
DG. gerakan tetapi tidak mandi, berpindah ke kursi roda, BAB, BAK.
IJ. -
DH. HI.
dapat melawan Marlince
DI. HJ. O:
gravitasi. 1. pasien tampak lemah dan berbaring IK.
DJ. GB. IL. -
DK. di tempat tidur
GC. Yopie
DL. I. J. 2. keluarga sering membantu membantu
GD.
DM. K. L. pasien dalam melakukan
DN. GE.
aktivitasnya.
DO. 08. GF.
HK.
00 GG.
HL.
DP. 2. Mengobservasi tanda-tanda
HM.
DQ. vital
DR. HN.
GH. Hasil :
DS. GI. TD : 120/80 HO.
DT. mmHg HP.
DU. GJ. N : 82 x/m HQ.
DV. GK. S : 3. TTV
DW. 08. 36,4 ‘C HR. TD : 120/80 mmHg
25 GL.R : 22 x /m HS. N : 76 x/menit
DX. GM. HT.S : 36, 2 ‘c
DY. 3. Membantu pasien dalam HU. R : 20x/m
DZ. pemenuhan kebutuhan 4. kekuatan otot.
EA. HV.
M. N. aktivitas sehari-hari
EB.
O. P.
40
EC. GN. Hasil : HW.
ED. 08. membantu dalam HX.
30 pemenuhan BAK dan HY.
EE. BAB dan berpindah HZ.
EF. IA. A : masalah belum teratasi
ke kursi roda.
EG.
GO. IB.
EH. 4. Mengganti posisi secara IC. O : lanjutkan 1,2,3,4,5,6
EI.
EJ. periodic walaupun dalam
EK. keadaan duduk.
EL. GP. Hasil : posisi pasien
EM. 08. di uabh setiap 2 jam
45 (mika/miki,semi
EN. fowler)
EO. GQ.
EP. GR.
EQ. 5. Mendekatkan alat-alat yang
ER.
dibutuhkan pasien
ES.
GS. Hasil : alat-alat
ET.
EU. 09. makan dan minum
05 yang di butuhkan
EV. pasien diletakan pada
EW. meja dekat pasien.
EX. GT.
EY. GU.
EZ. 6. Menganjurkan keluarga
FA. pasien untuk selalu
FB.
mendampingi pasien dalam
FC.
FD. melakukan aktivitasnya.
FE. GV.
41
FF. GW.
FG. GX. Hasil :
FH. 09. keluarga pasien
15 selalu ada
FI. mendampingi pasien
FJ.
FK. dan membantu
FL. pasien dalam
FM. pemenuhan
FN. kebutuhan.
FO. GY.
FP. 7. Memberikan suatu alat agar
FQ.
pasien mampu untuk
FR. 09.
meminta pertolongan, seperti
20
FS. bel atau almpu pemanggil
FT. GZ.Hasil : pasien
FU. menggunakan bel
FV. yang di sediakan
FW. untuk memanggil
FX. perawat
FY. 12. HA.
00 8. kolaborasi dengan ahli terapi
fisik
HB. Hasil :
mengantar pasien
untuk
fisioterapi,pasien
merasa nyaman
setelah di fisioterapi
HC.
42
9. berikan obat sesuai
kebutuhan
HD. Hasil :
Neurobat 1 x 1 tab
IM.
IN.
43
JN. LB. TD : 120/80 3. TTV
JO. mmHg LX.TD : 110/70 mmHg
JP. LC. N : 84 x/m LY. N : 72 x/menit
JQ. LD.S : 36 ‘C LZ. S : 36,7 ‘c
JR. LE. R : 22 x /m MA. R : 18x/m
JS. 1 LF. MB.
5.30 4. kekuatan otot.
LG.
JT. MC.
3. Membantu pasien dalam
JU. MD.
JV. pemenuhan kebutuhan
U. V. ME.
JW. aktivitas sehari-hari
W. X. MF.
JX. LH.Hasil : :
MG.
JY. membantu dalam MH.
JZ. pemenuhan BAK, MI.
KA. 1 BAB, dan MJ. A : masalah belum
5.45 berpindah ke kursi
KB. teratasi
roda. MK.
KC.
LI. ML. P : lanjutkan
KD.
KE. 4. Mengganti posisi secara intervensi 1,2,3,4,5,6
KF. periodic walaupun dalam
KG. keadaan duduk.
KH. 1 LJ. Hasil : posisi
5.50 pasien di uabh
KI. setiap 2 jam
KJ. (mika/miki,semi
KK. fowler)
KL.
LK.
KM.
KN. 5. Mendekatkan alat-alat
KO. yang dibutuhkan pasien
KP. 1 LL. Hasil : alat-alat
44
6.00 makan dan minum
KQ. yang di butuhkan
KR. pasien diletakan
KS. pada meja dekat
KT.
KU. pasien.
LM.
LN.
6. Menganjurkan keluarga
pasien untuk selalu
mendampingi pasien
dalam melakukan
aktivitasnya.
LO.Hasil : keluarga
pasien selalu ada
mendampingi
pasien dan
membantu pasien
dalam pemenuhan
kebutuhan.
MR.
MS.
45
-04-2015 NC. menginstruksikan pasien QE. RB.
ND. untuk melakukan gerakan QF. S: RC. -
NE. seperti menggoyangkan QG. Pasien mengatakan masih merasa Agustina
NF. lemah dan belum bisa beraktifitas seperti RD.
kaki.
NG. biasa karena kedua kaki masih sulit untuk RE. -
PC. Hasil : terdapat
NH. Arnold
sedikit gerakan di gerakan dan pasien masih di bantu oleh
NI. RF.
NJ. tetapi tidak dapat keluarga dalam melakukan aktivitas
seperti mandi, berpindah ke kursi roda, RG.
NK. melawan gravitasi.
NL. BAB, BAK. -
PD.
NM. PE. Y. Z. QH.
NN. PF. AA. AB. QI. RH.
NO. QJ.
PG.
NP. 0 QK. O: RI.
PH. 1. pasien tampak lemah dan
8.30 -
2. Mengobservasi tanda- berbaring di tempat tidur
NQ.
NR. tanda vital 2. keluarga sering membantu pasien
NS. PI. Hasil : dalam melakukan aktivitasnya.
NT. PJ. TD : 120/80 3. TTV
NU. mmHg QL.TD : 110/80 mmHg
NV. PK. N : 88 x/m QM. N : 72 x/menit
NW. PL. S : 37 ‘C QN. S : 36,8 ‘c
NX. 0 PM. R : QO. R : 20x/m
8.45 22 x /m QP.
NY. PN. 4. kekuatan otot.
NZ. 3. Membantu pasien dalam QQ.
OA. pemenuhan kebutuhan QR.
OB. AC. AD. QS.
aktivitas sehari-hari
OC. PO. Hasil AE.: AF. : QT.
OD. QU.
membantu dalam
OE. QV.
OF. pemenuhan BAK
46
OG. 0 dan BAB QW.
9.15 PP. QX. A : masalah
OH. PQ. belum teratasi
OI. PR. QY.
OJ. PS. QZ.O : lanjutkan intervensi
OK.
4. Mengganti posisi secara 1,2,3,4,5
OL.
OM. periodic walaupun dalam
ON. 0 keadaan duduk.
9.25 PT. Hasil : posisi
OO. pasien di uabh
OP. setiap 2 jam
OQ. (mika/miki,semi
OR. fowler)
OS. PU.
OT.
5. Mendekatkan alat-alat
OU. 0
yang dibutuhkan pasien
9.29
PV. Hasil : alat-alat
OV.
OW. makan dan minum
OX. yang di butuhkan
OY. pasien diletakan
OZ. pada meja dekat
PA. pasien.
PB. 1 PW.
2.00 6. kolaborasi dengan ahli
terapi fisik
PX. Hasil : mengantar
pasien untuk
fisioterapi,pasien
merasa nyaman
47
setelah di
fisioterapi
PY.
7. berikan obat sesuai
kebutuhan
PZ. Hasil : Neurobat 1
x 1 tab
QA.
QB.
48
AW. No dx AX. Hari/Tgl AY. Jam AZ. Implement BA. Evaluasi BB. Paraf
asi
BC. BD. Ju BE. 1. Mengkaji secara teratur DT. Jumat, 16 april 2015 ES. Din
1 mat, 17 15.45 fungsi motorik dengan DU. Jam 21.00 WIT as siang
-04-2015 BF. menginstruksikan pasien DV. ET.
BG. untuk melakukan gerakan DW. S : EU. -
BH. DX. Pasien mengatakan masih merasa Martanti
seperti menggoyangkan
BI. lemah dan belum bisa beraktifitas seperti EV.
BJ. kaki.
CX. Hasil : biasa karena kedua kaki masih sulit untuk EW. -
BK. di gerakan dan pasien masih di bantu oleh Marlince
BL. terdapat sedikit
gerakan tetapi keluarga dalam melakukan aktivitas
BM.
BN. tidak dapat seperti mandi, berpindah ke kursi roda,
BO. melawan gravitasi BAB, BAK.
BP. CY. . DY.
BQ. CZ. EX. EY. DZ.
BR. DA. EZ. FA. EA.
BS. EB.
BT. EC. O:
DB.
15.55 1. pasien tampak lemah dan
DC.
BU. berbaring di tempat tidur
DD. 2. keluarga seiring membantu pasien
BV.
2. Mengobservasi tanda-
BW. dalam melakukan aktivitasnya.
BX. tanda vital
ED.
BY. DE. Hasil :
DF. TD : 110/70 3. TTV
BZ. EE.TD : 120/80 mmHg
CA. mmHg
EF. N : 72 x/menit
CB. DG. N :
EG. S : 36 ‘c
16.05 80 x/m EH. R : 24x/m
CC. DH. S : EI.
CD. 36,4 ‘C 4. kekuatan otot.
CE. DI. R : 20 x /m EJ.
CF. DJ.
EK.
CG. 3. Membantu pasien FB. dalamFC. EL.
CH. pemenuhan kebutuhan
FD. FE.
CI. EM.
aktivitas sehari-hari EN.
CJ. DK. Hasil : :
CK. EO.
membantu dalam
17.15 EP. A : masalah belum
pemenuhan BAK
CL. teratasi
CM. dan BAB
EQ.
CN. DL.
ER.O : lanjutkan intervensi
CO. DM.
49 1,2,3,4,5
CP. DN.
CQ. DO.
CR. 4. Mengganti posisi secara
17.30 periodic walaupun dalam
RK.
RL.
RM.
RN.
RO.
RP.
RQ.
RR.
RS.
RT.
50
SA. SB. S SC. 0 1. Mengkaji secara teratur WT. Sabtu , 16 april 2015 XR. Din
1 abtu, 18- 8.05 fungsi motorik dengan WU. Jam 15.00 WIT as pagi
04-2015 SD. menginstruksikan pasien WV. XS.
SE. WW. S : XT. -
untuk melakukan gerakan
SF. WX. Pasien mengatakan mulai merasas Martanti
seperti menggoyangkan
SG. segar, pasien mampu untuk mendi sendiri XU.
SH. kaki.
dengan alat mandi yang sudah disiapkan, XV. -
SI. VI.
pasien dapat berpindah ke kursi roda Marlince
SJ. VJ. Hasil : terdapat XW.
dengan sendirinya
SK. sedikit gerakan XX. -
WY.
SL. tetapi tidak dapat WZ. Arnold
SM. melawan gravitasi. XA. XY.
SN. VK. XB. O: XZ. -
SO. VL. 1. pasien tampak lebih segar Agustina
SP. VM. AG. AH. 2. keluarga masih berusaha
SQ. VN. AI. AJ.
SR. 0 membantu pasien dalam
VO. melakukan aktivitasnya.
8.15
2. Mengobservasi tanda- 3. pasien dapat mandi sendiri
SS.
ST. tanda vital XC.
SU. VP. Hasil : 4. TTV
SV. VQ. TD : XD. TD : 110/70
SW. 110/70 mmHg mmHg
SX. VR. N : XE.N : 84 x/menit
SY. 80 x/m XF. S : 37 ‘c
SZ. 0 VS. S : 36,5 ‘C XG. R : 24x/m
8.35 VT.R : 22 x /m XH.
TA. VU. 5. Kekuatan otot.
TB. 3. Membantu pasien dalam XI.
TC. pemenuhan kebutuhan XJ.
TD. AK. AL.
aktivitas sehari-hari XK.
TE. AM. AN.
VV.Hasil : membantu
51
TF. dalam pemenuhan XL.
TG. BAK dan BAB XM.
TH. VW. XN.
TI. 0 VX. XO. A : Sebagian
9.00 VY. masalah teratasi
TJ. 4. Mengganti posisi secara
TK. XP.
periodic walaupun dalam
TL. XQ. O : lanjutkan
keadaan duduk.
TM. VZ.Hasil : posisi intervensi 1,2,3,4,5
TN.
pasien di uabh
TO.
TP. setiap 2 jam
TQ. 0 (mika/miki,semi
9.15 fowler)
TR. WA.
TS. WB.
TT. 5. Mendekatkan alat-alat
TU. yang dibutuhkan pasien
TV. WC. Hasil :
TW. alat-alat makan
TX.
dan minum yang
TY. 0
di butuhkan pasien
9.20
TZ. diletakan pada
UA. meja dekat pasien.
UB. WD.
UC. WE.
UD. 6. Menganjurkan keluarga
UE. pasien untuk selalu
UF.
mendampingi pasien
UG.
UH. dalam melakukan
52
UI. aktivitasnya.
UJ. WF. Hasil :
UK. keluarga pasien
UL. selalu ada
UM.
mendampingi
UN.
UO. pasien dan
UP. 0 membantu pasien
9.25 dalam pemenuhan
UQ. kebutuhan.
UR. WG.
US. WH.
UT. WI.
UU.
WJ.
UV.
UW. WK.
UX. WL.
UY. WM.
UZ. 0 7. Memberikan suatu alat
9.30 agar pasien mampu untuk
VA. meminta pertolongan,
VB. seperti bel atau almpu
VC.
pemanggil
VD.
WN. Hasil :
VE.
VF. pasien
VG. 1 menggunakan bel
2.00 yang di sediakan
VH. untuk memanggil
perawat
WO.
8. kolaborasi dengan ahli
53
terapi fisik
WP. Hasil :
mengantar pasien
untuk
fisioterapi,pasien
merasa nyaman
setelah di
fisioterapi
WQ.
9. berikan obat sesuai
kebutuhan
WR. Hasil :
Neurobat 1 x 1 tab
WS.
YA.
YB.
YC.
54
YQ. kaki. dengan alat mandi yang sudah disiapkan, ADH.
YR. AAZ. pasien dapat berpindah ke kursi roda ADI. -
YS. ABA. Hasil : dengan sendirinya Yopie
YT. ACL.
terdapat sedikit
YU. ACM.
YV. gerakan tetapi
ACN.
YW. tidak dapat
ACO. O :
YX. melawan gravitasi. 1. pasien tampak lebih rileks
YY. ABB. 2. keluarga masih berusaha
YZ. ABC.
AO. AP. membantu pasien dalam
ZA. ABD.
ZB. 1 ABE. AQ. AR. melakukan aktivitasnya.
3. pasien dapat mandi sendiri
5.30 ABF.
4. TTV
ZC. ABG. ACP. TD : 110/70
ZD. 2. Mengobservasi tanda-
ZE. mmHg
tanda vital ACQ. N : 80 x/menit
ZF. ABH. Hasil :
ZG. ACR. S : 37 ‘c
ABI. TD : ACS. R : 24x/m
ZH.
120/80 mmHg ACT.
ZI.
ABJ. N : ACU.
ZJ.
ZK. 1 88 x/m 5. Kekuatan otot.
ABK. S : ACV.
5.55
ZL. 36,8 ‘C ACW.
ZM. ABL. RAS. AT.: ACX.
ZN. 22 x /m AU. AV. ACY.
ZO. ABM. ACZ.
ZP. ABN.
ADA.
ZQ. 3. Membantu pasien dalam
ADB. A : Sebagian
ZR. 1 pemenuhan kebutuhan
masalah teratasi
6.00 aktivitas sehari-hari
ZS. ABO. Hasil : ADC.
55
ZT. membantu dalam ADD. P : lanjutkan
ZU. pemenuhan BAK intervensi 1,2,3,4,5
ZV. dan BAB
ZW. ABP.
ZX. ABQ.
ZY. 4. Mengganti posisi secara
ZZ. 1
periodic walaupun dalam
6.30
keadaan duduk.
AAA. ABR. Hasil :
AAB.
AAC. posisi pasien di
AAD. uabh setiap 2 jam
AAE. (mika/miki,semi
AAF. fowler)
AAG. ABS.
AAH. 1 ABT.
6.45 5. Mendekatkan alat-alat
AAI. yang dibutuhkan pasien
AAJ. ABU. Hasil :
AAK.
alat-alat makan
AAL.
AAM. dan minum yang
AAN. di butuhkan pasien
AAO. diletakan pada
AAP. meja dekat pasien.
AAQ. ABV.
AAR. ABW.
AAS.
6. Menganjurkan keluarga
AAT.
AAU. pasien untuk selalu
AAV. mendampingi pasien
AAW. dalam melakukan
56
AAX. aktivitasnya.
AAY. 1 ABX. Hasil :
7.50 keluarga pasien
selalu ada
mendampingi
pasien dan
membantu pasien
dalam pemenuhan
kebutuhan.
ABY.
ABZ.
ACA.
ACB.
ACC.
ACD.
ACE.
7. Memberikan suatu alat
agar pasien mampu untuk
meminta pertolongan,
seperti bel atau almpu
pemanggil
ACF. Hasil :
pasien
menggunakan bel
yang di sediakan
untuk memanggil
perawat
57
ADJ. BAB IV
ADK. PEMBAHASAN
hari yaitu dari tanggal 16 april sampai dengan tanggal 18 april 2015.
A. Pengkajian
berikutnya. Pada dasarnya pengkajian bisa dilaksanakan sesuai dengan teori seperti
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi
Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan,
panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda pada setiap
58
gerakan (Abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi), Kekuatan Otot dan
Gangguan Koordinasi .
mengatakan kedua kaki bawah tidak dapat di gerakan yang dirasakan sejak lama
akibat terkena panah pada saat perang suku 10 tahun yang lalu kelumpuhan tersebut
mengatakan seirng berbaring ditempat tidur dan aktivitas sehari-hari di bantu oleh
perawat dan keluarga, kedua kaki tidak dapat digerakan dengan maksimal, pasien
beraktivitas dengan kursi roda, kekuatan otot tangan kanan dan kiri : 5, kaki kanan
ADP. Maka disimpulkan bahwa pada teori dan kasus nyata dapat di
temukan kesamaan namun ada pula perbedaan, dimana teori tidak selamanya
muncul pada kasus nyata, akrena pada teori membahas masalah secara umum,
sedangkan pada kasus memebahas pasien dan tergantung pula pada respon tubuh
penyakit.
B. Diagnosa
ADQ. Diagnose keperawatan menggambarkan respon manusia (keadaan sehat
atau perubahan pola interaksi actual dan potensial dari individu atau kelompok
intervensi secara pasti untuk menjaga status keadaan atau untuk mengurangi,
59
menyingkirkan atau mencegah perubahan, dalam teori, penulis menemukan 2
Diagnosa Yaitu :
1. Hambatan Mobilitas Fisik
2. Intoleransi Aktivitas
ADS. Dari diagnose keperawatan diatas dapat disimpulkan bahwa pada tinjuan
teori dan tinjauan kasus dapat di temukan persamaan dan juga perbedaan di mana
C. Perencanaan
beberapa kesenjangan yang muncul antara teori dan tinjauan kasus. Pada tinjauan
Fisik perencanaannya adalah Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas atau
otot.,Awasi td, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap
60
tingkat aktivitas (missal : peningkatan denyut jantung/td, disritmia, pusing, dispnea,
tindakan yang tak di rencanakan.Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau
istirahat. Pilih periode istirahat dengan periode aktivitas, Berikan bantuan dalam
pasien pandang perlu. Tingkatkan aktivitas sesuai dengan toleransi, Gunakan teknik
penghematan energy, missal : mandi dengan duduk, dudk untuk melakukan tugas-
tugas, Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas
seperti bel atau almpu pemanggil,konsul dengan ahli terapi fisik,berikan obat sesuai
kebutuhan
diagnosa Hambatan Mobilitas Fisik perencanaanya adalah Kaji secara teratur fungsi
jari, mengangkat kaki, observasi tanda-tanda vital, bantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan aktivitas sehari-hari, ganti posisi secara periodic walaupun dalam keadaan duduk,
61
dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien, anjurkan keluarga pasien untuk selalu
mendampingi pasien dalam melakukan aktivitasnya, berikan suatu alat agar pasien mampu
untuk meminta pertolongan, seperti bel atau almpu pemanggil, antar pasien untuk
ADV. Dari pencatatan diatas dapat disimpulkan bahwa pada teori dan
kasus nyata dapat ditemukan perbedaan, namuna ada pula kesamaan dimana
perencanaan diteori tidak selamanya muncul pada kasus nyata karena pada teori
membahas masalah secara umum dan memberikan intervensi secara umum pula,
sedangkan pada kasus nyata hanya membahas satu pasien saja dan intervensi yang
D. Impelmentasi
mencapai tujuan yang di tetapkan.Pada tahap ini kami melaksanakan apa yang telah
keluarga pasien dan tim kesehatan lainya.Pada diagnose Hambatan Mobilitas Fisik
Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien, Menganjurkan keluarga pasien untuk selalu
mendampingi pasien dalam melakukan aktivitasnya., Memberikan suatu alat agar pasien
62
mampu untuk meminta pertolongan, seperti bel atau almpu pemanggil, mengkolaborasi
E. Evaluasi
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan criteria hasil yang
di buat pada tahap perencanaan. Pada tahap ini penulis mengevaluasi pelaksanaan
keperawatan yang dilakukan pada pasien dari 1 diagnosa yang d ipakai dan sebagian
Neuromuskular
ADY. Hasil evaluasi : tanggal 18 april 2015 setelah 3 hari dilaksanakan asuhan
keperawatan di rumah sakit di peroleh hasil masalah belum teratasi semua dengan
dasar pasien Pasien mengatakan mulai merasas segar, pasien mampu untuk mendi sendiri
dengan alat mandi yang sudah disiapkan, pasien dapat berpindah ke kursi roda dengan
ADZ.
AEA.
AEB.
AEC.
63
AED.
AEE.
AEF. BAB V
AEG. PENUTUP
A. Kesimpulan
bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi
pakai adalah metode diskriptif yaitu metode yang menggambarkan suatu keadaan
atau kondisi yang nyata dengan berdasarkan atas suatu teori yang dilakukan melalui
penulisan adalah berdasarkan prioritas masalah yang temukan pasien Tn.A. adapun
diagnose keperawatan yang ditemukan pada pasien Tn. A yaitu hambatan mobilitas
64
fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuscular pada tahap perencanaan
keperawatan, kami memfokuskan sesuai dengan masalah dan keadan pasien secara
lainnya. pada tahap evaluasi tidak hasil yang diharapkan dapat teratasi oleh karena
keterbatasan waktu.
AEN.
B. Saran
AEO.
1. Bagi penulis
AEP. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di teori dan
65
AET. Di harap kan dapat menambah sumber buku perpustakaan di
ilmiah
AEU.
AEV.
66