Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE NATAL CARE (ANC)

Disusun Oleh
MUSDALIFAH
19.04.059

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

STIKES PANAKUKKANG MAKASSAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
T.A2019/2020
KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Antenatal
care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen
kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa
Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standart minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 5 T yaitu; timbang berat badan, ukur tinggi
badan, ukur tekanan darah, pemberian iminisasi TT, ukur tinggi fundus, dan
pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

B. Tujuan Antenatal Care


1. Bagaimana kita mengawasi dan mengontrol keadaan ibu
hamil dan masa konsepsi kehamilan aterm, sehingga apa yang terjadi
dapat diketahui sendiri.
2. Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang
mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3. Agar pada saat persalinan dapat melahirkan dengan
normal dan bayinya dalam keadaan sehat.
C. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di
bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1) Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
geneta-bridge.
2) Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma
dapat bergerak dengan cepat.
3) Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel
telur di tuba pallofi.
4) Nidasi (implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
D. Tanda-Tanda Kehamilan
1. Tanda presumsi
Tanda dan gejala presumsi kehamilan dapat muncul akibat kondisi
selain gestasi. Oleh karena itu, tanda dan gejala ini saja tidak cukup valid
untuk menegakkan diagnosis.
a) Subyektif:
1) Amenorrhea. Dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin,
penyakit infeksi, anemia, obstruksi servik, atau ketegangan emosi
2) Kelemahan/dan keletihan dapat diakibatkan karena anemia atau
infeksi.
3) Mual dan muntah (morning sickness) dapat disebabkan karena
gangguan pada saluran cerna atau alergi.
4) Perubahan payudara terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi
areola mammae, perubahan nipple, sekresi kolostrum, pelebaran
vena.
5) Peningkatan sekresi berkemih. Penyebab selain gestasi dapat pula
disebabkan oleh penyakit infeksi saluran kencing, trauma dan
pertumbuhan tumor vesika urinaria.
6) Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
7) Quickening yaitu sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada
minggu ke-16 dan ke-20.
b) Obyektif:
1) Peningkatan fisiologis dan anatomis.
2) Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
3) Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma,
linea nigra)
4) Perubahan payudara
5) Pembesaran abdomen
6) Perubahan rahim dan vagina
2. Tanda kemungkinan hamil
Tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila digabung
dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi
dugaan kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:
a) Pembesaran rahim
b) Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas
uterus ibu hamil
c) Kontraksi Braxton Hicks
d) Ballotement → pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin
berenang menjauh dan kemudian kemudian kembali ke posisinya
semula.
e) Test kehamilan positif.
3. Tanda positif kehamilan
Tanda positif kehamilan menurut Bobak (2005), yaitu:
a) Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-
Ray
b) Terdengar detak jantung janin
c) Teraba bagian-bagian janin
d) Teraba gerakan janin.

E. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil


1. Sistem kerja hormon
a. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang
memepengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan, banyak perubahan
yang terjadi pada kelenjar ini.
b. Ovarium dan plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita
tidak hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus
luteum tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan
progesteron. Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi
sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk
steroid dan tiga jenis hormon lainnya: human chorionic gonadotropin
(hCG), human placental lactogen (hPL) juga disebut chorionic
somatomotropin (hCS), dan human chorionic thyrotropin (hCT).
c. Kelenjar tyroid
Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR) meningkat
hampir 20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah hormon
yang dihasilkan tetap sama. Ukurannya meningkat karena
pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya metabolic rate
disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih banyak.
d. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama kehamilan, terutama
selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium jenin
lebih besar. Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan
kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut metabolisme
tulang dan otot terganggu.
e. Pankreas
Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut pulau
langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa
kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian,
karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil
kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga
beberapa dari mereka mengeluarkannya ke dalam urine. Bagi ibu yang
diabetes, kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan
pengawasan medis yang berkelanbjutan.
f. Kelenjar pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengal;ami sedikit pembesaran
selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropic,
tetapi juga dengan jumlah uang sedikit berbeda. Follicle stimulating
hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotropin (hCG) yang
dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan
hormon melanotropok meningkat, menyebabkan peningkatan
pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan prolaktin
meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama
menyusui.Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh
lobus posterior meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi
kontraksi otot uterus dalam proses persalinan.
g. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama
bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan
kalium dalam darah diatur oleh kortin.Bagian medula dari kelenjar
adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat penting.
Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
a) dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
b) puncaknya pada minggu ke-9 – 13
c) mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil
alih
2) hPL (human placental lactogen)
a) Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
b) Kerjanya berlawanan dengan insulin
c) Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan
menurunkan metabolisme glukosa
3) Estrogen
a) Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta
b) Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae,
meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta
menurunkan hidrokloric asam lambung.
4) Progesteron
a) Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan ovarium
b) Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memlihara
endometrium, dan merelaksasikan otot-otot uterus
c) Menurunkan tonus dan motilitas lambung dan saluran cerna
d) Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah ekstremitas
5) Relaksin
a) Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta, dan desidua
b) Berfungsi untuik menurunkan kontraksi uterus, melunakkan
serviks, dan pengubahan kolagen
6) Prostaglandin
Substansi lipid yang disimpan dalam desidua selama hamil
dan juga terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk
memulai persalinan.
2. Perubahan berat badan
Penambahan berat badan optimal selama kehamilan tidak diketahui
secara pasti. pola kenaikan berat badan selama trimester rata-rata
kenaikan hanya 1 – 2,5 kg kemudian meningkat 0,3 – 0,5 kg/minggu.
Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat penting, BB yang kurang
selama kehamilan memudahkan resiko lahir kecil untuk masa kehamilan.
3. Perubahan uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah
pembesaran uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus
tumbuh dari kecil, organ yang hampir padat menjadi berdinding tebal,
kantung muskular yang mengandung janin, plasenta dan sekitar 1000 ml
air ketuban. Beratnya meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat
500 kali. Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-
serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan
fibroelastik, darah dan saraf.
4. Perubahan vagina
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada
vagina menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda
chadwick’s, corak yang berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh
pemeriksa.
5. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil
adalah rasa kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap
mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan
alveolar dan suplay darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras,
dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih, (kolostrum). Area
berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh lebih gelap, dan kelenjar-
kelenjar montgomery menonjol keluar.
6. Sistem perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan
darah bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter
bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter
menurun. Sebagai akibat, gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat.
Stasis urine ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
7. Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke
atas, bentuk dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya
lebih kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti
sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan
pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume
ventilasi permenit, dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari
rongga thoraks berubah dan karena bernapas lebih cepat, sekitar 60%
wanita hamil mengeluh sesak napas.
8. Kulit
Striae gravidarum. Sebagai janin tumbuh, uterus membesar,
menonjol keluar.hal ini menyebabkan tonjolan dan kemudian
membusung. Serabut-serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah
dan putus karena tegangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae
gravidarum yang terlihat pada abdomen dan bokong.
9. Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga
kalsium dan fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut
terpenuhi dengan baik. Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi,
sejak kalsium gigi telah terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang
asam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran email yang
menyebabkan caries.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat
bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan
karena janin membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi
penambahan berat ini, bahu lebih tertari ke belakang dan tulang belakang
lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat
menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
10. Sistem kardiovaskuler
Sebagaimana kehamilan berlanjut, volume darah meningkat sampai
mencapai 30 – 50% di atas tingkat pada keadaan tidak hamil. Estrogen
menstimulasi adrenal untuk mensekresi aldosteron menyebabkan retensi
garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah dan
edema jaringan. Namun demikian, tekanan darah relatif tidak mengalami
perubahan. Peningkatan yang signifikan menandakan preeklampsia.
11. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena
kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan
cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi
otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan
asam lambung menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma,
lambung, dan intestin.
12. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks
menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda
Goodell’s). Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental
disebut operkulum.( Hutahaean, 2009).

F. Tanda – Tanda Bahaya dalam Kehamilan


1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan
dengan kehamilan dapat berupa:
a. Abortus
1) Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah
tanpa interval luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan
tersebut.
2) Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang
disengaja, baik dengan memakai obat–obatan mau pun alat–alat.
3) Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri,
dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan
jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu mendapat
persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
4) Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena
tindakan–tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis.
5) Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian
dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah
desidua atau plasenta.
6) Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah:
abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka
dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat dipertahankan
lagi.
7) Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran
membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih
dapat dicegah dengan memberikan obat–obat hormonal dan anti
spasmodika serta istirahat
8) Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan
atau lebih.
b. Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik,
sehingga sering kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik,
missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.(Sarwono,
2007 : 142)
Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah
ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi
jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan
infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan
preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi
terhadap pengosongan uterus secara cepat).(Saifudin,2002:17)
2. Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. namun jika
berlebihan merupakan tanda bahaya.Jika muntah terus menerus bisa
terjadi kerusakan hati.Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina
yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita
muntah. (Rochjati, 2003:2)
3. Sakit kepala yang hebat
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-
eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan
jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,
koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
4. Penglihatan Kabur dan Selaput Kelopak Mata Pucat
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap
janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia
dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital,
abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009
5. Nyeri perut yang hebat
6. Gerakan Janin Berkurang
7. Bengkak Pada Wajah, Kaki Dan Tangan
8. Demam Tinggi, Kejang
9. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

G. Pemeriksaan PadaAnte Natal Care

1. Laboratorium
a) Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
b) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
c) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)
2. USG
a) Jenis kelamin
b) Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion
3. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil
1) Inspeksi.
a. Daerah kepala : kebersihan, bentuk, keadaan rambut
b. Daerah muka : apakah ada clausma garvidarum, keadaan
konjungtiva, edema pada wajah dan bagaimana keadan lgigi serta
lidah.
c. Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe distensi vena
jugolaris.
d. Payudara : bentuk, pigmentasi, puting susu, pengeluaran
kolestrum.
e. Abdomen : membesar kedepan atau kesamping, linea alba, stie
grafidarum, kontraksi uterus.
f. Vulva : varices, tanda chekwic, flour albus, kebersihan dan
keadaan perineum.
g. Tungkai bawah : varices, edema
2) Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit
lebih tinggi dengan memakai bantal, pemeriksa berdiri disebelah kanan
ibu hamil dengan sikap hormat melakukan palpasi bimanual terutama
padapemeriksaan perut dan mamae, palpasi perlu untuk menentukan :
1) Besardan konsistensi rahim
2) Bagian-bagian janin, letak persentasi
3) Gerakan janin,
4) Kontraksi rahim.
Cara palpasi ada bermacam-macam yakni menurut Leopold,
menurut Knebel, menurut Budin, menurut Ahlfied. Namun cara yang
paling sering digunakan adalah leopold :
a. Leopold I
Tujuan : untuk menentukan tinggi fundus uteri, untuk menentukan
presentasi dengan caramengidentifikasi bagian tubuh fetus apa
yang teraba di fundus.
Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi fundus Uteri diatas Simfhisi,
menurut Mur sprelgelberg :
a. 22 -28 Minggu (24 – 26 cm)
b. 28 Minggu (26,7 cm)
c. 30 - 32 Minggu (29,5 - 30 cm)
d. 34 - 36 Minggu (31 - 32 cm)
e. 38 Minggu (33 cm)
f. 40 Minggu (37,7 cm)
b. Leopold II
Tujuan : untuk menentukan batassamping rahim kiri dan kanan,
menentukan letak punggung janin dan letak lintang tentukan
dimana kepala janin
c. Leopold III
Tujuan : menentukan bagian terbawajanin apakah bagian terbawah
sudah masuk atau masih goyang.
d. Leopold IV
Tujuan : menetukan bagian terbawah apa dan berapa jauh janin
masuk masuk PAP
3) Auskultasi
Dilakukan dengan mengunakan steteskop monokuler, kepala atau
deptone dengan steteskop dapatdidengarbermacam-macam bunyi yang
berasal dari :
a. Dari anak
a. Bunyi jantung anak : dapat didengar pada akhir bulan ke V
b. Sifat bunyi jantung anak : mendengar 3x 5 detik kemudian
dijumlahkan kemudian dikalikan 4
c. Gerakan anak : bersifat pukulan dari dalam rahim
b. Dari ibu
a. Bising rahim
b. Bunyi aorta dan Bising usus
4) Perkusi
Dilakukan pada refleks lutut : lutut (-) pada hypovitaminose BI
dan penyakit urat saraf
5) Pemeriksaan pangul
a. Untuk mengetahui pangul sesesorang normal atau tidak
b. Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c. Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Ukuran-ukuran pangul : Distansia spinarum ( 23 – 26 cm ), distansia
kristarum ( 26 – 29 cm ), conyugata eksterna ( 18 – 20 cm ) dan
lingkar panggul ( 80 – 90 cm ).
6) Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)
a. Hari  + 7
b. Bulan  (1-3) + 9,    Bulan (4-12) – 3
c. Tahun (1-3) + 0,    Tahun (4-12) + 1
7) Perhitungan Taksiran Berat Janin
a. TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
b. TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
8) Frekuensi Kunjungan
a. Kunjungan I (12-24 minggu) ; Anamnesis lengkap,
pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaan laboratorium,
antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE
b. Kunjungan II (28-32 minggu) ; Anamnesis, USG, penilaian
resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara dan senam
hamil), vaksin TT I
c. Kunjungan III (34 minggu) ; Anamnesis, pemeriksaan ulang
laboratorium, vaksin TT II
d. Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 minggu) ; Anamnesis ,
perawatan payudara dan persiapan persalinan
Jadwal pemeriksaan kehamilan :
1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin
ketika haidnya terlambat 1 bulan.
2) Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
3) Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
4) Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber,
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien
(Nursalam, 2001).
1. Identitas
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan
alamat.
2. Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya pendarahan
pervaginam berulang
3. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT, HTP
b. Gerakan janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada perubahan yang
terjadi)
c. Masalah atau tanda-tanda bahaya
d. Keluhan-keluhan lazim pada kehamilan
e. Penggunaan oba-obatan
f. Kehawatiran-kehawatiran yang dirasakan
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam
di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
b. Riwayat kesehatan masa lalu yaitu menegenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilan sekarang
c. Riwayat pembedahan; Kaji adanya pembedahan yang pernah di alami
oleh klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan dimana tindakan
tersebut berlangsung.
d. Riwayat penyakit yang pernah dialami; Kaji adanya penyakit yang
pernah di alami oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi, masalah
ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga; Yang dapat di kaji melalui genogram dan
dari genogram tersebut dapat di identifikasi mengenai penyakit
turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
f. Riwayat  mentruasi; Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe
serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluhan yang
menyertainya.
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas; Kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya.
h. Riwayat seksual; Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis
kontrasepsi yang di gunakan serta keluhan yang menyertainya.
i. Riwayat pemakaian obat; Kaji riwayat pemakaian obat-obatan
kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
j. Pola aktivitas sehari-hari; Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istrahat tidur, hygiene, ketergantungan,
baik sebelum dan saat sakit.
k. Riwayat imunisasi; Memberikan imunisasi TT 0,5 cc, jika sebelumnya
telah mendapatkan.Dengan jadwal sebagai berikut :
Antigen Interval Lama          %
(selang Waktu minimal) perlindungan Perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
antenatal
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4  25 99
tahun/seumur
hidup

Keterangan : *artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut


melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terilndung dari TN
(Tetanus Neonatorum).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan denganAgen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis),
kerusakan/trauma jaringan, dan pembesaran jaringan atau distensi efek-
efek hormonal, Kontraksi Uterus.
2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran
diagfragma sekunder kehamilan
3. Ketidakseimbangan Nutrisi; Kurang Dari Kebutuhan Tubuhb/d perubahan
nafsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolic.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi; KurangLebih Dari Kebutuhan Tubuh b/d
intake berlebihan, obesitas.
5. Kekurangan Volume Cairanb/d output berlebihan (muntah), peningkatan
kebutuhan cairan.
6. Kelebihan Volume Cairan b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi
natrium/air, edema.
7. Perubahan eliminasi urine b/d penekanan pada vesika urinaria.
8. Gangguan Pola Tidurb/d stress psikologik, perubahan pola tingkat
aktivitas, sesak.
9. Gangguan Mobilitas Fisikberhubungan dengan Gangguan metabolisme
sel, Pengobatan , Kehilangan integritas struktur tulang, Terapi
pembatasan gerak, Tidak nyaman, Penurunan kekuatan otot.
10. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman
pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.

C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Nyeri berhubungan NOC : NIC :
dengan:  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri
Agen injuri (biologi,  pain control, secara komprehensif termasuk
kimia, fisik, psikologis),  comfort level lokasi, karakteristik, durasi,
pembesran jaringan, Setelah dilakukan frekuensi, kualitas dan faktor
perubahan fisik, pengaruh tinfakan keperawatan presipitasi
hormonal, kontraksi selama …. Pasien tidak  Observasi reaksi nonverbal
uterus. mengalami nyeri, dengan dari ketidaknyamanan
kriteria hasil:  Observasi adanya kram pada
DS:  Mampu mengontrol kaki dan anjurkan klien
- Laporan secara verbal nyeri (tahu penyebab meluruskan kaki.
DO: nyeri, mampu  Bantu pasien dan keluarga
- Posisi untuk menahan menggunakan tehnik untuk mencari dan
nyeri nonfarmakologi untuk menemukan dukungan
- Tingkah laku berhati- mengurangi nyeri,  Kontrol lingkungan yang
hati mencari bantuan) dapat mempengaruhi nyeri
- Gangguan tidur (mata  Melaporkan bahwa seperti suhu ruangan,
sayu, tampak capek, nyeri berkurang dengan pencahayaan dan kebisingan
sulit atau gerakan kacau, menggunakan  Kurangi faktor presipitasi
menyeringai) manajemen nyeri nyeri
- Terfokus pada diri  Mampu mengenali  Kaji tipe dan sumber nyeri
sendiri nyeri (skala, intensitas, untuk menentukan intervensi
- Fokus menyempit frekuensi dan tanda  Ajarkan tentang teknik non
(penurunan persepsi nyeri) farmakologi: napas dala,
waktu, kerusakan proses  Menyatakan rasa relaksasi, distraksi, kompres
berpikir, penurunan nyaman setelah nyeri hangat/ dingin
interaksi dengan orang berkurang  Berikan analgetik untuk
dan lingkungan)  Tanda vital dalam mengurangi nyeri: ……...
- Tingkah laku distraksi, rentang normal  Tingkatkan istirahat
contoh : jalan-jalan,  Tidak mengalami  Berikan informasi tentang
menemui orang lain gangguan tidur nyeri seperti penyebab nyeri,
dan/atau aktivitas, berapa lama nyeri akan
aktivitas berulang- berkurang dan antisipasi
ulang) ketidaknyamanan dari
- Respon autonom prosedur
(seperti diaphoresis,  Monitor vital sign sebelum
perubahan tekanan dan sesudah pemberian
darah, perubahan nafas, analgesik pertama kali
nadi dan dilatasi pupil)  Observasi untuk beberapa
- Perubahan autonomic gejala, yaitu : dispneu,
dalam tonus otot mual/muntah, pusing,
(mungkin dalam rentang palpitasi, keinginan untuk
dari lemah ke kaku) BAK
- Tingkah laku ekspresif  Anjurkan pada pasien
(contoh : gelisah, memberitahukan kepada
merintih, menangis, perawat ketika terjadi chest
waspada, iritabel, nafas pain
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan

2. Ketidakefektifan pola pernafasan


Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Pola Nafas tidak efektif NOC: NIC:
berhubungan dengan : Respiratory status :  Monitor pola nafas atau Kaji
- Hiperventilasi Ventilation status pernapasan
- Penurunan Respiratory status :  Posisikan pasien untuk
energi/kelelahan Airway patency memaksimalkanventilasi
- Perusakan/pelemahan Vital sign Status  Lakukan fisioterapi dada jika
muskulo-skeletal Setelah dilakukan perlu
- Kelelahan otot tindakan  Auskultasi suara nafas, catat
pernafasan keperawatan selama adanyasuara tambahan
- Hipoventilasi sindrom ………..pasien  Pertahankan jalan nafas yang
- Nyeri menunjukkan
- Kecemasan keefektifan pola nafas, paten
- Disfungsi dibuktikan dengan  Observasi adanya tanda
Neuromuskuler kriteria tandahipoventilasi
- Obesitas hasil:  Monitor adanya kecemasan
- Injuri tulang belakang  pasienterhadap oksigenasi
DS: Menunjukkan jalan  Monitor vital sign
- Dyspnea nafas  Informasikan pada pasien
- Nafas pendek yang paten (klien tidak dan keluargatentang tehnik
DO: merasa tercekik, irama relaksasi nafass dalam
- Penurunan tekanan nafas, frekuensi untukmemperbaiki pola
inspirasi/ekspirasi pernafasan dalam nafas.
Penurunan pertukaran rentang normal, tidak  Ajarkan bagaimana batuk
udara per menit ada suara nafas efektif
- Menggunakan otot abnormal)  Pantau riwayat medis (alergi,
pernafasan tambahan Tanda Tanda vital rinitis, asma, TBC)
- Orthopnea dalam
 Kaji kadar HB atau tekankan
- Pernafasan pursed-lip rentang normal (tekanan
pentingnya vit.
- Tahap ekspirasi darah, nadi, pernafasan)
 Informasikan hubungan
berlangsung sangat lama
program latihan & kesullitan
- Penurunan kapasitas
pernafasan
vital
 Anjurkan istirahat & latihan
- Respirasi: < 16/ >24
berimbang
x /mnt

3. Ketidakseimbangan Nutrisi; Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Ketidakseimbangan NOC: NIC
nutrisi kurang dari a. Nutritional status:  Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient  Kolaborasi dengan ahli gizi
Berhubungan dengan : b. Nutritional Status : untuk menentukan jumlah
Ketidakmampuan untuk food and Fluid Intake kalori dan nutrisi yang
memasukkan atau c. Weight Control dibutuhkan pasien
mencerna nutrisi Setelah dilakukan  Yakinkan diet yang dimakan
- Intake tidak tindakan keperawatan mengandung tinggi serat
adekuat / anoreksia, selama…. untuk mencegah konstipasi
mual/muntah, nutrisi kurang teratasi  Ajarkan pasien bagaimana
kelemahan. dengan indikator: membuat catatan makanan
 Nutrisi Adekuat harian.
DS:  Nafsu Makan  Monitor adanya penurunan
- Nyeri abdomen meningkat BB dan gula darah
- Muntah  Albumin serum  Monitor lingkungan selama
- Kejang perut  Pre albumin serum makan
- Rasa penuh tiba-tiba  Porsi makan klien  Jadwalkan pengobatan dan
setelah makan dihabiskan tindakan tidak selama jam
DO:  Tidak terjadi Mual / makan
- Diare muntah  Monitor turgor kulit
- Rontok rambut yang  BB dalam batasan  Monitor kekeringan, rambut
berlebih normal. kusam, total protein, Hb dan
- Kurang nafsu makan kadar Ht
- Bising usus berlebih  Monitor mual dan muntah
- Konjungtiva pucat  Monitor pucat, kemerahan,
- Denyut nadi lemah dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat
nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
 Kelola pemberan anti
emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval

4. Ketidakseimbangan Nutrisi; Lebih dari Kebutuhan


Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi Nutritiona Weight Management
lebih dari kebutuhan l Status : food and Diskusikan bersama pasien
tubuh Fluid Intake mengenai
Berhubungan dengan : Nutritiona hubungan antara intake
Intake yang berlebihan l Status : nutrient makanan,
terhadap kebutuhan Intake latihan, peningkatan BB dan
metabolisme tubuh, Weight penurunan
obesitas. control BB
DS : Setelah dilakukan Diskusikan bersama pasien
- Laporan adanya sedikit tindakan mengani
aktivitas atau tidak ada keperawatan selama …. kondisi medis yang dapat
aktivitas Ketidak seimbangan mempengaruhi
DO: nutrisi BB
- Lipatan kulit tricep > 25 lebih teratasi dengan Diskusikan bersama pasien
mm untuk wanita dan > kriteria hasil: mengenai
15 mm untuk pria Mengerti kebiasaan, gaya hidup dan
- BB 20 % di atas ideal factor yang factor
untuk tinggi dan meningkatkan berat herediter yang dapat
kerangka tubuh ideal badan mempengaruhi BB
- Makan dengan respon Mengiden Diskusikan bersama pasien
eksternal (misalnya : tfifikasi tingkah laku mengenai
situasi sosial, sepanjang dibawah kontrol klien risiko yang berhubungan
hari) Memodifi dengan BB
- Dilaporkan atau kasi diet dalam berlebih dan penurunan BB
diobservasi adanya waktu yang lama Dorong pasien untuk
disfungsi pola makan untuk mengontrol merubah kebiasaan makan
(misal : memasangkan berat badan Perkirakan BB badan ideal
makanan dengan Penuruna pasien
aktivitas yang lain) n berat badan 1-2 Nutrition Management
- Konsentrasi intake pounds/mgg Kaji adanya alergi makanan
makanan pada menjelang Menggun Kolaborasi dengan ahli gizi
malam akan energy untuk untuk
aktivitas sehari hari menentukan jumlah kalori dan
nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat
untukmencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat
catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan
kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Beri pujian/reward saat
pasien berhasil
mencapai tujuan
Ajarkan pemilihan makanan

5. Kekurangan volume Cairan


Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan: Fluid balance Pertahankan catatan
- Kehilangan volume Hydration intake dan
cairan Nutritional Status : output yang akurat
secara aktif Food Monitor status hidrasi
- Kegagalan mekanisme and Fluid Intake ( kelembaban
Pengaturan Setelah dilakukan membran mukosa, nadi
- Intake yang tidak adekuat tindakan adekuat,
dan output cair yang keperawatan selama….. tekanan darah ortostatik ), jika
berlebih (mual dan defisit volume cairan diperlukan
muntah). teratasi dengan kriteria Monitor hasil lab yang
DS : hasil: sesuai
- Haus Mempertahankan urine dengan retensi cairan (BUN ,
DO: output sesuai dengan Hmt ,
- Penurunan turgor usia dan BB, BJ urine osmolalitas urin, albumin, total
kulit/lidah normal, protein )
- Membran mukosa/kulit Tekanan darah, nadi, Monitor vital sign setiap
kering suhu tubuh dalam batas 15menit – 1
- Peningkatan denyut nadi, normal jam
penurunan tekanan darah, Tidak ada tanda tanda Kolaborasi pemberian
penurunan dehidrasi, Elastisitas cairan IV
volume/tekanan nadi turgor kulit baik, Monitor status nutrisi
- Pengisian vena menurun membran mukosa Berikan cairan oral
- Perubahan status mental lembab, tidak ada rasa Berikan penggantian
- Konsentrasi urine haus yang berlebihan nasogatrik
meningkat Orientasi terhadap sesuai output (50 – 100cc/jam)
- Temperatur tubuh waktu dan tempat baik Dorong keluarga untuk
meningkat Jumlah dan membantu
- Kehilangan berat badan iramapernapasan dalam pasien makan
secara tiba-tiba batas normal Kolaborasi dokter jika
- Penurunan urine output Elektrolit, Hb, Hmt tanda cairan
- HMT meningkat dalam batas normal berlebih muncul meburuk
- Kelemahan pH urin dalam batas Atur kemungkinan
normal tranfusi
Intake oral dan Persiapan untuk tranfusi
intravena adekuat Pasang kateter jika perlu
Monitor intake dan urin
output
setiap 8 jam

6. Kelebihan Volume Cairan


Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Kelebihan Volume NOC : NIC :
Cairan Electrolit Pertahankan catatan
Berhubungan dengan : and acid base intake dan
- Mekanisme balance output yang akurat
pengaturan melemah Fluid Pasang urin kateter jika
- Asupan cairan balance diperlukan
berlebihan Hydration Monitor hasil lab yang
DO/DS : Setelah dilakukan sesuai
Berat badan tindakan dengan retensi cairan (BUN ,
meningkat pada waktu keperawatan selama …. Hmt ,
yang Kelebihan volume cairan osmolalitas urin )
singkat teratasi dengan kriteria: Monitor vital sign
Asupan berlebihan Terbebas Monitor indikasi retensi /
dibanding output dari edema, efusi, kelebihan
Distensi vena jugularis anaskara cairan (cracles, CVP , edema,
Perubahan pada pola Bunyi nafas distensi
nafas, dyspnoe/sesak bersih, tidak ada vena leher, asites)
nafas, dyspneu/ortopneu Kaji lokasi dan luas
orthopnoe, suara nafas Terbebas edema
abnormal (Rales atau dari distensi vena Monitor masukan
crakles), jugularis, makanan / cairan
, pleural effusion Memelihara Monitor status nutrisi
Oliguria, azotemia tekanan vena sentral, Berikan diuretik sesuai
Perubahan status tekanan kapiler paru, interuksi
mental, kegelisahan, output jantung dan Kolaborasi pemberian
kecemasan vital sign DBN obat:
Terbebas ....................................
dari kelelahan, Monitor berat badan
kecemasan atau Monitor elektrolit
bingung Monitor tanda dan gejala
dari
Odema

7. Perubahan eliminasi urine


Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Perubahan Pola NOC: NIC :
eleminasi Urinary elimination Urinary Retention Care
Urineberhubungan Urinary Contiunence - Monitor intake dan output
dengan: Setelah dilakukan tiap 24 jam
Tekanan uretra tindakan - Monitor penggunaan obat
tinggi,blockage, hambatan keperawatan selama …. antikolinergik
reflek, spingter kuat retensi urin - Monitor derajat distensi
DS: pasien teratasi dengan bladder
- Disuria kriteria hasil: - Anjurkan berkemih 6-8 jam
- Bladder terasa penuh Kandung kemih post partum
DO : kosong - Instruksikan pada pasien dan
- Distensi bladder secarapenuh keluarga
- Terdapat urine residu Tidak ada residu urine untuk mencatat output urine
- Inkontinensia tipe >100-200 cc - Sediakan privacy untuk
luapan Intake cairan dalam eliminasi
- Urin output rentang normal - Stimulasi reflek bladder
sedikit/tidak ada Bebas dari ISK dengan
Tidak ada spasme kompres dingin pada abdomen.
bladder - Kateterisaai jika perlu
Balance cairan - Monitor tanda dan gejala ISK
seimbang (panas,
hematuria, perubahan bau dan
konsistensi urine)
- Berikan teknik merangsang
berkemih seperti rendam
duduk, aliran air keran

8. Gangguan Pola Tidur


Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Gangguan pola tidur NOC: NIC :
berhubungan dengan:  Anxiety Control Sleep Enhancement
- Psikologis : usia tua,  Comfort Level - Determinasi efek-efek
kecemasan, agen  Pain Level medikasi terhadap pola
biokimia, suhu tubuh,  Rest : Extent and tidur
pola aktivitas, depresi, Pattern - Jelaskan pentingnya tidur
kelelahan, takut,  Sleep : Extent ang yang adekuat
kesendirian. Pattern - Fasilitasi untuk
- Lingkungan : Setelah dilakukan mempertahankan aktivitas
kelembaban, kurangnya tindakan keperawatan sebelum tidur (membaca)
privacy/kontrol tidur, selama …. gangguan - Ciptakan lingkungan yang
pencahayaan, medikasi pola tidur pasien nyaman
(depresan, teratasi dengan kriteria - Kolaburasi pemberian obat
stimulan),kebisingan. hasil: tidur
- Fisiologis : Demam,  Jumlah jam tidur
mual, nyeri, posisi, dalam batas normal
urgensi urin.  Pola tidur,kualitas
DS: dalam batas normal
- Bangun lebih  Perasaan fresh
awal/lebih lambat sesudah
- Secara verbal tidur/istirahat
menyatakan tidak  Mampu
fresh sesudah tidur mengidentifikasi
DO : hal-hal yang
- Penurunan meningkatkan tidur
kemempuan fungsi
- Penurunan proporsi
tidur REM. Penurunan
proporsi pada tahap 3
dan 4 tidur

9.Gangguan Mobilitas Fisik


Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Gangguan mobilitas fisik NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Joint Movement : Exercise therapy :
- Gangguan metabolisme Active ambulation
sel  Mobility Level
 Monitoring vital sign
- Keterlembatan  Self care : ADLs
sebelm/sesudah latihan
perkembangan  Transfer
dan lihat respon pasien
- Pengobatan performance
saat latihan
- Kurang support Setelah dilakukan
 Konsultasikan dengan
lingkungan tindakan keperawatan
terapi fisik tentang rencana
- Keterbatasan ketahan selama….gangguan
ambulasi sesuai dengan
kardiovaskuler mobilitas fisik teratasi
kebutuhan
- Kehilangan integritas dengan kriteria hasil:
 Bantu klien untuk
struktur tulang  Klien meningkat
menggunakan tongkat saat
- Terapi pembatasan dalam aktivitas fisik
berjalan dan cegah
gerak  Mengerti tujuan dari
terhadap cedera
- Kurang pengetahuan peningkatan
tentang kegunaan mobilitas  Ajarkan pasien atau tenaga
pergerakan fisik  Memverbalisasikan kesehatan lain tentang
- Indeks massa tubuh perasaan dalam teknik ambulasi
diatas 75 tahun sesuai meningkatkan  Kaji kemampuan pasien
dengan usia kekuatan dan dalam mobilisasi
- Kerusakan persepsi kemampuan  Latih pasien dalam
sensori berpindah pemenuhan kebutuhan
- Tidak nyaman, nyeri  Memperagakan ADLs secara mandiri
- Kerusakan penggunaan alat sesuai kemampuan
muskuloskeletal dan Bantu untuk  Dampingi dan Bantu
neuromuskuler mobilisasi (walker) pasien saat mobilisasi dan
- Intoleransi bantu penuhi kebutuhan
aktivitas/penurunan ADLs ps.
kekuatan dan stamina  Berikan alat Bantu jika
- Depresi mood atau klien memerlukan.
cemas  Ajarkan pasien bagaimana
- Kerusakan kognitif merubah posisi dan
- Penurunan kekuatan berikan bantuan jika
otot, kontrol dan atau diperlukan
masa
- Keengganan untuk
memulai gerak
DO:
- Penurunan waktu reaksi
- Kesulitan merubah
posisi
- Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
langkah)
- Keterbatasan ROM
- Gerakan disertai nafas
pendek atau tremor

10. Ansietas
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria
Masalah Kolaborasi Intervensi
Hasil
Kecemasan berhubungan NOC : NIC :
dengan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
Faktor keturunan, Krisis - Koping (penurunan kecemasan)
situasional, Stress, Setelah dilakukan asuhan
 Gunakan pendekatan yang
perubahan status selama ……………klien
menenangkan
kesehatan, ancaman kecemasan teratasi dgn
 Nyatakan dengan jelas
kematian, perubahan kriteria hasil:
harapan terhadap pelaku
konsep diri, kurang  Klien mampu
pasien
pengetahuan dan mengidentifikasi dan
 Jelaskan semua prosedur
hospitalisasi mengungkapkan
dan apa yang dirasakan
gejala cemas
selama prosedur
DO/DS:  Mengidentifikasi,
- Insomnia mengungkapkan dan  Temani pasien untuk

- Kontak mata kurang menunjukkan tehnik memberikan keamanan

- Kurang istirahat untuk mengontol dan mengurangi takut

- Berfokus pada diri cemas  Berikan informasi faktual

sendiri  Vital sign dalam mengenai diagnosis,

- Iritabilitas batas normal tindakan prognosis

- Takut  Postur tubuh,  Libatkan keluarga untuk

- Nyeri perut ekspresi wajah, mendampingi klien

- Penurunan TD dan bahasa tubuh dan  Instruksikan pada pasien


denyut nadi tingkat aktivitas untuk menggunakan tehnik
- Diare, mual, kelelahan menunjukkan relaksasi
- Gangguan tidur berkurangnya  Dengarkan dengan penuh
- Gemetar kecemasan perhatian
- Anoreksia, mulut kering  Identifikasi tingkat
- Peningkatan TD, denyut kecemasan
nadi, RR  Bantu pasien mengenal
- Kesulitan bernafas situasi yang menimbulkan
- Bingung kecemasan
- Bloking dalam  Dorong pasien untuk
pembicaraan mengungkapkan perasaan,
- Sulit berkonsentrasi ketakutan, persepsi
 Kelola pemberian obat anti
cemas:........
IV. Pathway Kehamilan
(Konsepsi dan nidasi)

Perubahan hormonal
(peningkatan hormon estrogen progesteron)

Metabolisme
Meningkat Aktifitas kelenjar Pembesaran uterus Penekakan pada Tonus otot saluran Perubahan
meningkat vesika urinaria pencernaan menurun psikologis

Cardiak out Produksi Hcl


put meningkat lambung dan saliva Diafragma Peran baru
Frekuensi miksi Motilitas usus
meningkat tertekan dalam keluarga
meningkat menurun

Frekuensi nadi Rangsangan Pengembangan diafragma Keterbatasan


meningkat Inhibisi refluks kognitif
terhadap medula tidak optimal
spingter menurun
vomiting center
meningkat
Intake nutrisi
Sisa pencernaan Cemas
berkurang Ekspansi paru tertahan lama pada
Mual dan muntah menurun usus
Kelemahan Gangguan pola
fisik tidur dan
Intolerasi Kekurangan Pola napas tidak istirahat
Konstipasi
aktivitas volume cairan efektif
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, M.I. 2005. Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Bandung: Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.
Mansjoer. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : EGC
Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
(Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC). Penerbit Buku
kedokteran EGC Jakarta
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis.Jakarta : Salemba Medika.
Farrer, H. 2008. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Mansjoer, Arif dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Ed.3. Media Aesculapius
FK UI. Jakarta.
Raden. 2010. Proses persalinan. http://radenbeletz.com/proses-kehamilan.html. Diakses
tanggal 03 Desember 2013
Salmah at all (2006). Asuhan kebidanan antenatal care. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai