MAKASSAR
DIANA YANENGGA
CLAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
PROFESI NERS
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
(Dengue Haemoragic Fever (DHF)
A. Pengertian
DHF adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengan cirri demam dan
manifestasi perdarahan ( Pusdiknakes. Dep Kes RI, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks
Keluarga, 1992)
Dengue Haemoragic Fever adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus dan ditularkan
melalui nyamuk Aedes Aegypti (Ngastiyah, 1997)
Dengue adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2 FKUI, 1982)
Dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa DHF adalah suatu penyakit
infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti)
dan Arbovirus (Anthropoda virus) yang ditandai dengan adanya demam 5-7 hari dan tidak atau
disertai perdarahan atau renjatan, sehingga dapat meimbulkan kematian jika tidak ditanggulangi
sedini mungkin.
C. Patofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah
virernia yang menyebabkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-
pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekia), hipertermi dan hal lain
yang mungkin terjadi seperti pembesaran limfe (spleromegali), peningkatan permiabilitas
dinding kafiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi
dan hipoproteinemia serta effuse plevro dan renjatan syok.
Haemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit lebih dari 20 % menunjukkan
atau mengakibatkan adanya kebocoran plasma (perembesan) plasma (plasma kakage) sehingga
nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah
trombosit menunjukkan kebocoran plasma.
Tingginya nilai hematokrit penderita DHF disebabkan karena :
1. Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstraselular melalui kafiler yang rusak dengan
mengakibatkan menurunnya plasma dan meningkatnya nilai hemotokrit bersamaan dengan
menghilangnya plasma melalui endotekal dinding pembuluh darah.
2. Adanya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu dalam rongga peritoneum pleura pada
otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.
Pathway of DHF
A. Klasifikasi DHF
Berdasarkan patokan dari WHO (1975) DHF dibagi menjadi 4 derajat :
1. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan. Uji toniket positif
2. Derajat II
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit disertai perdarahan lain.
D. Komplikasi
Komplikasi yang sering timbul adalah DDS ( Dengue Syok Sindrome) yang disebabkan oleh
karena kebocoran dinding pembuluh darah sehingga cairran atau serum elektrolit serta ke luar
dari pembuluh darah sampai menimbulkan hypovolemia syok
F. Penatalaksanaan
Penderita DHF memerlukan perawatan yang serius dan bisa berakibat fatal atau
kematian jika terlambat diatasi. Oleh karena itu seharusnya penderita dirawat di RS terutama
penderita DHF derajat II, III, IV penderita sebaiknya dipisahkan dari pasien penyakit lain dan
dirungan yang bebas nyamuk (berkelambu)
Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan DHF bersifat simptomatik dan
suportif diantaranya :
1. Tirai baring yaitu klien tidak melakukan aktivitas seperti biasanya, aktivitas terbatas
2. Diet makanan lunak
3. Berikan minum yang banyak 2 liter perhari dapat berupa susu, teh manis, syrup
4. Pemberian cairan intravena
Dengan indikasi : pasien sering muntah
Haematokrit terus meningkat
5. Pemberian antipiretik sebaiknya dari golongan antipiretik dan kompres dingin
6. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam, jika KU memburuk observasi ketat per jam
7. Pemberian Antibiotik bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi dengan dokter)
8. Pemeriksaan HB, HT dan trombosit setiap hari
G. Diagnosis
Menurut WHO (1975) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut :
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari
Manifestasi perdarahan, termasuk setidaknya uji toniquet (+) salah satu bentuk lain (peteke,
pirpura, ekimoris, epistaksis dan perdarahan gusi) hematemesis dan melena
2. Perbesaran hati
3. Renjatan yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat disertai tekanan darah menurun (tekanan
systole menjadi 80 mmHg atau kurang dan tekanan Diastole 20 mmHg atau kurang) disertai
kulit yang teraba dingin dan lembab pada ujung hidung, jari kaki, penderita gelisah timbul
sianosis di dekitar mulut
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK
DENGAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER
DI RUANG ANAK RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
Pengkajian :
Tanggal : 14/04 April 2020
No. RMK : 229569
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan 3 hari yang lalu badan anaknya panas. Ada mual dan muntah serta sakit
kepala. Anak tidak mau makan dan muncul bintik-bintik berwarna merah di sekitar lengan,
kadang menggigil.
J. Riwayat Neonatal
Anak lahir secara spontan, segera menangis dengan berat badan lahir 3100 gram dan panjang
badan 52 cm
2. Pola aktivitas
a. sebelum sakit : Anak senang bermain dan lincah
b. selama sakit : Anak hanya diam/bebaring di tempat tidur
3. Pola istirahat
a. Sebelum sakit
- Tidur Siang : 2 jam sehari (jam 13.00-15.00 WITA)
- Tidur Malam : 9 jam ( jam 21.00-06.00 WITA)
b. Setelah sakit
-TIdur Siang : ½ - 1 jam sehari (jam 13.00-14.00 WITA)
-Tidur Malam : 4-5 jam (jam 22.00-03.00 WITA)
4. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
BAB
Frekuensi : 1 – 2 x sehari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek
Masalah : tidak ada
BAK
Frekuensi : 3 – 4 x sehari
Warna : kuning jernih
Bau : amoniak
Masalah : tidak ada
b. Saat Sakit
BAB
Frekuensi : 1 x sehari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : agak cair
Masalah : tidak ada
BAK
Frekuensi : 2 – 3 x sehari
Warna : kuning jernih
Bau : amoniak
Masalah : tidak ada
c. Personal Hygene
Sebelum Sakit
Mandi : 2 x sehari
Gosok gigi : 2 x sehari
Ganti pakaian : 2 kali sehari sehabis mandi atau sesuai kebutuhan
Saat Sakit
Anak tidak bisa mandi, gosok gigi dan ganti pakaian sendiri. Anak hanya
dibersihkan dengan cara menyekanya dan diganti pakaian oleh orang
tuanya.
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid dan tidak teraba pembesaran
kelenjar limfe dan pelebaran vena jugularis.
Abdomen : Kulit perut cepat kembali, tidak ada nyeri tekan
Ekstrimitas : Teraba akral hangat, jari tangan tidak oedem
a. Auskultasi
Thorax : Bunyi ronki positif kanan kiri
d. Perkusi
Tidak dilakukan
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 8 Juli 2012 jam 13:19 WITA
Hasil Lab Normalnya
HB 11,7 g/dl 12.0 – 15.5
Leukosit 2,100 /u/ 4.000-10.500
Eritrosit 4.57 juta/u/ 390-550
Trombosit 48.000 /u/ 150.000-350.000
Haematokrit 33 vol% 35-45
Tes Torniquet Positif
III. ASSESMENT
Anak sakit umur 7 tahun dengan DHF derajat II
IV. PLANNING
1. Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarganya dengan bersikap ramah, sopan, dan
terbuka serta mendengarkan keluhan pasien.
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada keluarga hasil pemeriksaan anaknya yaitu Suhu :
38,7 0C, Nadi : 128 x/menit, Pernapasan : 38 x/menit ,TD : 90/70 mmHg ,BB : 22 Kg, serta hasil
pemeriksaan laboratorium yaitu :
Dan member tahukan ibu bahwa dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan anaknya
dinyatakan mengalami demam berdarah derajat II yang disebabkan oleh virus yang ditularkan
melalui nyamuk Aedes Aegypti
3. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan Pada pasien.
4. Menganjurkan pada penderita untuk banyak minum dan makan makanan yang mudah dicerna
dengan frekuensi lebih sering, sedikit demi sedikit dan dalam keadaan hangat
5. Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan HB, HT dan trombosit setiap 24
jam/hari.
6. Menganjurkan pada keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
7. Menganjurkan pada keluarga untuk melakukan kompres hangat pada anak saat suhu badan
tinggi.
8. Melaksanakan / meneruskan program pengobatan pada anak sesuai resep dokter
Infus RL 30 tetes/menit
Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Cefotaxime 3 x 500 mg
Untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri dan virus
Antrain 400 mg
Sebagai anti nyeri yang meringankan rasa sakit
Ulsikur 3 x ½ mg
Untuk mengobati nyeri pada ulu hati karena asam lambung
Dexametason 3 x ½ Amp
Untuk mengurangi peradangan
9. Menganjurkan pada penderita untuk banyak istirahat yang cukup, karena
penderita demam berdarah harus istirahat total agar cepat sembuh dari sakitnya.
10. Mensosialisasikan pencegahan DHF dengan 3 M yaitu :
Menguras bak dan tempat penampungan air
Menutup bak dan tempat penampungan air
Mengubur kaleng / botol-botol bekas
11. Menyarankan pada keluarga untuk meningktkan kebersihan ruang rumah dengan tidak
membiarkan pakaian bergelantungan, melakukan abatisasi dan togging missal di sekitar
lingkungan tempat tinggal penderita.
12. Mendokumentasikan Asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
1. Senin, 09 Juli 2012 S : OS mengatakan badan Anaknya terasa panas, tidak
Jam 14.00 mau makan, perut terasa perih dan mual, ada
muntah 1 x warna kecoklatan dan bintik-bintik
merah pada daerah lengan
O : Keadaan Umum : Anak tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital
T : 38,7 0C N : 128 x/menit
R : 38 x/menit TD : 90/70 mmHg
BB : 22 Kg TB : 132 Cm
Lila : 18 cm
Lingkar kepala : 49 Cm
Rumplee Ieed Test (+)
Hasil Laboratorium 09 Juli 2012 jam 13.00 Wita
Hasil Lab Normalnya Satuan
HB : 11,7 12.0-15.5 g/dl
Leukosite : 2100 4.000-10.500 /u/
Eritrosite : 4.57 3.90-5.50 juta/u/
Haematokrit : 33 35-45 vol %
Trombosit : 48.000 15.000-350.000 /u/
A : Anak umur 7 tahun dengan DHF drajat II hari
1
P :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan dan menjelaskan
pada keluarga tentang penyakit yang diderita
anaknya sekarang
2. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda
perdarahan tiap 3 jam
4. Menganjurkan pada penderita untuk banyak minum
minimal 8 gelas sehari dengan sari buah (seperti
buah vila rasa jambu biji) dan makan makanan
yang mudah dicerna (bubur) dengan frekuensi
lebih sering dengan porsi sedikit demi sedikit dan
dalam keadaan hangat
5. Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan
diri anak dengan cara menyeka 2 x sehari dan
mengganti pakaian yang bersih, serta lingkungan
tempat perawatan anak
6. Menganjurkan pada keluarga untuk banyak istirahat
minimal 8 jam / hari
7. Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan
kompres pada anak jika suhu badannya panas.
10. Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk
pemeriksaan HB, HT dan trombosit setiap 24
jam/hari
11. Melaksanakan / meneruskan program pengobatan
pada anak sesuai dengan resep dokter.
- Infus RL 30 tts/mt
- Cefotaxime 3 x 500 mg
- Antrain 400 mg
- Ulsikur 3 x ½ mg
- Dexametason 3 x ½ amp
2. Selasa, 10 Juli 2012 S : Os. Mengatakan panas, nyeri perut, mual dan
Jam 14.00 WITA muntah berkurang mulai mencoba makan namun
masih sedikit-sedikit.
O : Keadaan umum : masih lemas
Kulit : masih terlihat bintik merah
Tanda vital
T : 37 0C N : 92 x/menit
R : 28 x/menit TD : 100/60 mmHg
Hasil Lab Tanggal 10 juli 2012 jam 14.00 Wita
Hasil Lab
HB : 11,6
Leukosite : 2600
Eritrosite : 4.62
Trombosit : 73
Haematokrit : 33
1. Staf Pengajar FKUI. 1985. Kuliah Ilmu Kesehatan Anak II. Jakarta
2. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : CGC
3. Marsjoer A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II Jilid I. Jakarta : Media Aesculopius
4. Doenges, ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Panduan Untuk Perencanaan dan
Pendomentasian Perawatan Pasien Edisi III. DiIndonesiakan oleh made Kariasa dan Ni made
Sumarwati. Jakarta : CGC
5. Pusdiknakes Dep Kes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam konteks Keluarga. 1992