a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan
a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes
2. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan
mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan
sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan
untuk memberikan pengertian visual. Mata memiliki berbagai organ
seperti
a. Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi
menggerakan mata kita keatas.
b. Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian
luar bola mata.
c. Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam
atau warna biru jika orang Eropa.
d. Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e. Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea
tidak ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk
membiaskan sinar yang masuk ke mata.
f. Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g. Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h. Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea
dan kornea.
i. Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j. Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang
mengisi bola mata kita.
k. Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh
mata kita
l. Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya
untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m. Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk
di terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
3. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal
suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh.
Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu
a. Telinga Luar
Daun telinga (pinna), dan Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b. Telinga Tengah
1. Tulang landasan (incus),
2. Gendang telinga (membran timpani),
3. Malleus (tulang martil),
4. Tulang sanggurdi (stapes), dan
5. Saluran eustachius.
c. Telinga Dalam
1. Skala timpani,
2. Tingkap oval,
3. Tingkap bulat,
4. Rumah siput (koklea), dan
5. Labirin osea.
4. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai
indra pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di
permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput
lendir
5. Mulut dan gigi
Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses
perncernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan
makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam
perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat
gigi dan lidah. Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan makanan
yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang memiliki jari
ngan seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari kerangka.
Bagian-bagian gigi yaitu:
Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam procesusal
veolaris,
Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang
ditutupi oleh gusi,
Email : merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi
mahkota,
Dentin : lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,
Sementum : lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan
Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.
Fungsi gigi yaitu:
Mengunyah : Biasany agigi molar dan geraham
Memotong : Gigi Insisivus(seri)
Merobek : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)
6. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme
sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan
reproduksi aseksual atau vegetatif yang individunya terbentuk tanpa
melakukan peleburan sel kelamin dan dengan reproduksi seksual atau
generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan persatuan sel
kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya.
1. Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin,
kelenjar tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi
sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron.
a. Saluran kelamin
Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung
sperma untuk disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 – 20
buah.
Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang
antara 5-6 meter. Saluran ini berfungsi menyimpan sperma untuk
sementara (minimal selama 3 minggu).
Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40
cm. Saluran ini berfungsi menghubungan epididimis dengan
uretra pada penis dan bagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi.
b. Kelenjar tambahan
Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani) yang
dindingnya menyekresi cairan lendir yang banyak mengandung
fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam amino.
Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang
mengelilingi bagian pangkal saluran uretra.
Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran
sebesar butir kacang yang terletak di bagian proksimal atau
pangkal uretra.
2. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur)
yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus
atau rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar.
a. Organ kelamin luar
Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia
minor (bibir kecil),
Uretra merupakan saluran kemih,
Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina, dan
Fundus merupakan bagian lipatan paha.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Tarwoto Wartonah faktor-faktor yang mempengaruhi personal
Hygiene adalah :
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
Diabetes Melitus, ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
Menurut Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S.Kep dalam buku
KDM menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi personal Hygiene
adalah :
1. Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat
individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah
penyakitnya.
2. Status sosial-ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan
prasarana yang memadai. Itu semua membutuhkan biaya. Dengan kata
lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya
mempertahankan personal hygiene yang baik.
3. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasaan sehari-hari. Agama Islam miasalnya, umat Islam selalu
diperintah untuk menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian
dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu untuk mengingat
pentingnya kebersihan diri bagi kelangsunganhidup.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu
Kedewasaan seseorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang
tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang baik. Pengetahuan itu
penting dalam meningkatkan status individu. Sebagai contoh, agar
terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan
Kondisi sakit ataucedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya
akan jatuh sakit.
6. Kebiasaan
Ini ada kaitanya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan
produk-produk tertentu dalam melakukan perawatan diri misalnya
menggunakan shower, sabun padat, sabun cair, shampo, dll. (Taylor,
1989)
7. Cacat jasmani atau mental bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu
untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
D. Dampak Yang Di Timbulkan
Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene meliputi
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering
timbul adalah gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa
mulut,infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada luka.
2. Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri
dan gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial.
E. Macam-Macam Gangguan Yang Terjadi Pada Personal Hygiene
a. Fisik
1. Badan bau, pakaian kotor
2. Rambut dan kulit kotor
3. Kuku panjang dan kotor
4. Gigi kotor dan mulut bau
5. Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1. Malas, tidak ada inisiatif
2. Menarik diri
3. Merasa rendah diri
c. Sosial
1. Interaksi kurang
2. Tidak mampu berperilaku sesuai dengan norma (misalnya: cara
makan berantakan dan BAB sembarangan).
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat keperawatan
1) Identitas klien
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan sekarang
4) Riwayat penyakit terdahulu
5) Riwayat kesahatan keluarga
b. Pola pemenuhan KDM
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
2) Pola nutrisi-metabolik
3) Pola eleminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola kognitif dan persepsi
6) Pola persepsi - konsep diri
7) Pola tidur dan istirahat
8) Pola peran – hubungan
9) Pola seksual – reproduksi
10) Pola toleransi stress – koping
11) Pola nilai – kepercayaan
c. Pengkajian Fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda – tanda vital
3) Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
Amati kondisi rambut.
Keadaan rambut yang mudah rontok.
Keadaan rambut yang kusam.
Tekstur rambut.
b. Kepala
Amati dengan benar kebersihan kulit kepala
Normosepal
Ketombe
Berkutu
Kebersihan
Apakah ada nyeri tekan
c. Mata
Apakah mata kanan dan kiri simetris
Konjungtiva ananemis
Seklera aninterik
Seklera pada kelopak mata.
d. Hidung
Apakah pilek
Apakah ada perubahan penciuman
Kebersihan hidung
Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi
e. Mulut
Keadaan mukosa mulut
Kelembapan
Adanya lesi
Kebersihan
f. Gigi
Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut
Apakah ada karang gigi
Apakah ada carries
Kebersihan.
g. Telinga
Amati telinga kanan kiri apa simetris
Apakah ada lesi
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgon, kelembaban)
Apakah ada lesi
Apakah ada luka
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
Amati kebersihan kuku
Perhatikan adanya luka
j. Genetalia
Kebersihan
Pertumbuhan rambut pubis
Keadaan kulit
Keadaan lubang urethra
Keadaan skrotum, testis pada pria
Cairan yang dikelurkan
k. Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien
2. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Hemoglobin 13,7 g/dl 14-18 g/dl Kurang
Leukosit 4000/mm3 4.800-10.800/mm3 Kurang
Trombosit 127.000/mm3 150.000-450.000/mm3 Kurang
Hematokrit 40% 42-52% Kurang
Therapi Injeksi : Ceftriaxone (2X1000 mg)
Ranitidin (2X50 mg)
Ketorolac (2x30 mg)
Tablet : Paracetamol (3x500 mg)
Infus : RL 500 ml dengan 20 tpm
3. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa 1
Defisit perawatan diri b/d kelemahan
Defisit Perawatan Diri : Mandi (00108)
Definisi : hambatan melakukan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas mandi secara mandiri
Domain 4 : Aktivitas/istirahat
Kelas 5 : Perawatan Diri
Batasan Karateristik : ketidakmampuan untuk mandi,mengeringkan
tubuh,dan membasuh tubuh
4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Domain 4 : Domain I : Domain I : Fisiologi Dasar
Aktivitas/istirah Fungsi Kelas F : Fasilitasi Perawatan
at Kesehatan Diri
Kelas 5 : Kelas D : (1801) Bantuan Perawatan Diri
Perawatan Diri Perawatan Diri Mandi/Kebersihan :
Kode : 00108 (0305) 1. Monitor integritas kulit
Defisit Perawatan Diri 2. Monitor kebersihan kuku,sesuai
perawatan diri Kebersihan : dengan kemampuan merawat diri
b/d personal Setelah dilakukan pasien
hygiene kurang tindakan 3. Fasilitasi pasien untuk mandi
baik keperawatan sendiri dengan tepat
DS : selama 1x24 jam 4. Fasilitasi pasien untuk
- Klien diharapkan menggosok gigi dengan tepat
mengatak perawatan diri 5. Sediakan barang pribadi pasien
an tidak mandi pasien yang
pernah dapat terpenuhi diinginkan(misalnya,deodoran,sik
mandi dengan kriteria : at gigi,sabun
saat di 1. 030504 mandi,sampo,lotion,dan lain-
rumah Membersi lainnya
sakit hkan 6. Letakkan
- Klien telinga handuk,sabun,deodoran,alat
mengatak 2. 030506 bercukur dan asesoris lain yang
an jarang Memperta diperlukan disisi tempat tidur atau
melakuka hankan kamar mandi
n keramas kebersiha
saat sakit n mulut
dan 3. 030508
sebelumsa Mengera
kit mas
DO : rambut
- Klien 4. 030509
nampak Menyisir
kotor rambut
karna 5. 030512
lemah Memperh
- Klien atikan
jarang kuku jari
keramas tangan
dan mandi 6. 030516
karna Memperh
lemah atikan
kuku kaki
7. 030514
Memperta
hankan
penampila
n yang
rapi
8. 030517
Memperta
hankan
kebersiha
n tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC :
Jakarta
Bouwhuizen, M, 1999.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam
Konteks Keluarga. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian
Kesehatan Anak FKUI: Jakarta.
Elis J.R, Nowlis E.A. 1985. Nursing a Human Needs Approach. Third Edition.
Houghton Mefflin Company. Boston.
Achmad S. (2010). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa & Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.