H DENGAN
DIAGNOSA HIPERTENSI DI RUANG CEMPAKA
Oleh :
GUSTI AYU PUTU SEPTIARI
C2221115
Diajukan Oleh
Preceptor Klinik
Preceptor Akademik
Mengetahui,
STIKES Bina Usada Bali
Profesi NersKetua
I. KONSEP LANSIA
A. Proses Menua
Seiring dengan meningkatnya usia, sistem kerja pada jantung dan pembuluh
darah pun akan mengalami perubahan dari segi struktur dan fungsinya.
Perubahan pada lansia khususnya sistem kerja pada jantung meliputi perubahan
pada ventrikel kiri dan katup jantung yang mengalami penebalan dan membentuk
klinisnya akan menimbulkan disritmia pada lansia, kemudian terdapat arteri dan
vena yang menjadi kaku ketika dalam kondisi dilatasi sehingga katup jantung
tidak kompeten yang akibatnya akan menimbulkan implikasi klinis berupa edema
dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu
usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu
telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba
2011).
Seseorang dikatakan sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah yang
sebagai berikut :
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang
kesehatan).
2. Kebutuan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kondisi maladaptif.
(Maryam, 2012).
D. Teori Menua
1. Teori Biologi
a. Teori Seluler
jumlah sel–sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan membelah
akan terlihat sedikit. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem
muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem
itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati.
Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko akan mengalami proses penuaan
dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk
beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat
oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang
lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada
c. Keracunan Oksigen
di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat
sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan
d. Sistem Imun
sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor
maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap
pertumbuhan.
2. Teori Penuaan Psikososial
mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada
lanjut usia yang sukses adalah meraka yang aktif dan ikut banyak dalam
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.
pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau
yaitu:
umurnya.
tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan sekual
(Azizah, 2011).
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Indra
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
b. Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
c. Sistem Muskuloskeletal
e. Tulang
f. Otot
g. Sendi
Pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan
h. Sistem Kardiovaskuler
i. Sistem Respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru
1) Kehilangan gigi,
k. Sistem Perkemihan
l. Sistem Saraf
m. Sistem Reproduksi
dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat
berangsur-angsur.
2. Perubahan Kognitif
b. IQ (Intellegent Quocient)
g. Kebijaksanaan (Wisdom)
h. Kinerja (Performance)
i. Motivasi
3. Perubahan Mental
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan
dan famili.
4. Perubahan Spiritual
makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam berfikir
5. Kesehatan Psikososial
a. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama
pendengaran.
b. Duka cita (Bereavement)
c. Depresi
kemampuan adaptasi.
d. Gangguan cemas
e. Parafrenia
sosial.
f. Sindroma Diogenes
bau karena lansia bermain- main dengan feses dan urin nya,
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90
Tensi (tekanan darah) adalah banyaknya darah yang dipompakan jantung dikalikan
tahanan di pembuluh darah perifer. Adapun hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah keadaan
ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau tekanan sistolik
lebih tinggi dari 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg (Fitriani dan Nilamsari, 2017).
Hananta I.P.Y, & Freitag H,(2011) mengatakan hipertensi adalah suatu peningktan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu
periode. Hipertensi dipengaruhi oleh factor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti
usia, jenis kelamin dan genetic/keturunan, maupun yang bersifat eksogen seperti obesitas,
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (kemenkes, 2014)
Menurut Perry dan Patter (2014) Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan
sangat bermacam macam pada setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-
gejala tersebut adalah sakit kepala, atau rasa berat ditengkut , vertigo, jantung berdebar debar,
mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging, atau tinnitus dan mimisan.
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah, dimana tekanan
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran
limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara peredaran
melalui saluran tubuh.Arteri membawa darah dari jantung,Vena membawa darah ke jantung.
Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu
lintas antara makanan dan bahan buangan.Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan
kembali ke dalam limfenya yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk
membersihkan jaringan.Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem
peredaran. Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa
keluar jantung.Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal atau
arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki.Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat
denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali
per menit.
Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya
dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga
darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang
menetap.Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh
vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantung berlangsung dengan
cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah
dan sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri kenaikan arteri pada puncaknya sekitar
120 mmHg tekanan ini disebut tekanan stroke.Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami
distensi sehingga tekanan didalamnya turun sedikit.Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta
cenderung menurun sampai dengan 80 mmHg.Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut dengan
tekanan diastole.
Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah.Darah
dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler,
dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler. Faktor lain yang membantu
aliran darah kejantung maupun gerakan otot kerangka mengeluarkan tekanan diatas vena,
gerakkan yang dihasilkan pernafasan dengan naik turunnya diafragma yang bekerja sebagai
pemopa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu diastole menarik darah
dari vena dan tekanan darah arterial mendorong darah maju. Perubahan tekanan nadi
pengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi tekanan darah, misalnya pengaruh usia dan
penyakit arteriosklerosis.
sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat. Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan
pada bagian tepi (ferifer) yang dekat dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah
sama, aliran bersifat sejajar yang konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu aliran
darah dalam arteri yang mengarah kesegala jurusan sehingga memberikan gambaran aliran
yang tidak lancar. Keadaan dapat terjadi pada darah yang mengatur melalui bagian pembuluh
C. ETIOLOGI / PREDISPOSISI
MenurutHidayat (2016), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat dan
1) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi
lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi
adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormone estrogen setelah
menopause (Marliani,2011). Peran hormone estrogen adalah meningkatkan kadar HDL yang
hormone estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini
terus berlanjut dimana terjadi perubahan kuantitas hormone estrogen sesuai dengan umur
wanita secara alami. Umumnya, proses ini mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun
(kowalski,2010).
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang
lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih
muda.. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis
obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi
banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50
tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause. Kondisi yang
berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosclerosis dari arteri-arteri
utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-
arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.
Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan
(kowalski ,2010). Prevalensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu
didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2011). Menurut elsanti (2012), mengatakan
bahwa Tekanan darah tinggi cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika salah seorang
dari orang tua ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka akan mempunyai peluang
sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup anda. Jika kedua orang tua mempunyai tekanan
darah tingi maka peluang untuk terkena penyakit ini akan meningkat menjadi 60%.
A. Merokok
Fakta otentik menunjukan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin. Asap rokok (CO) memiliki
kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari kemampuan menarik oksigen, sehingga
dapat menurunkan kapasitas sel darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan
lainnya. Laporan dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa upaya menghentikan kebiasaan
merokok dalam jangka waktu 10 tahun dapat menurunkan insiden penyakit jantung koroner
(PJK) sekitar 24.4% (Karyadi 2010). Menurut Tandra (2014) menyatakan bahwa nikotin
denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung, merangsang pelepasan
adrenalin, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf,
B. Status Gizi
Masalah kekurangan atau kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah
penting karena selain mempunyai resiko penyakit penyakit tertentu juga dapat mempengaruhi
produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara
berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal
atau normal. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah salah satu cara untuk mengukur status gizi
seseorang. Seseorang dikatakan kegemukan atau obesitas jika memiliki nilai IMT≥25.0.
Obesitas merupakan faktor risiko munculnya berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi,
penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus. Data dari studi Farmingham (AS) yang diacu
dalam Khomsan (2010) menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10% pada pria
akan meningkatkan tekanan darah 6.6 mmHg, gula darah 2 mg/dl, dan kolesterol darah 11
mg/dl. Prevalensi hipertensi pada seseorang yang memiliki IMT>30 pada laki-laki sebesar
38% dan wanita 32%, dibanding dengan 18% laki-laki dan 17% perampuan yang memiliki
plasma, curah jantung dan tekanan darah. Faktor lain yang ikut berperan yaitu sistem renin
angiotensin yang berperan penting dalam pengaturan tekanan darah. Produksi rennin
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain stimulasi saraf simpatis. Renin berperan dalam
aldosteron yang mengakibatkan menyimpan garam dalam air. Keadaan ini yang berperan
D. Stres
Hubungan antara stress dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stres
yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah yang menetap tinggi. Walaupun hal
ini belum terbukti tetapi angka kejadian masyarakat di perkotaan lebih tinggi dari pada di
pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota (Roehandi, 2012). Menurut Anggraini (2010) mengatakan
stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
Menurut Smeltzer dan Bare (2015), sebagian besar penderita hipertensi pada
umumnya, tidak mempunyai keluhan khusus dan tidak mengetahui dirinya menderita
1. Sakit kepala terutama pada waktu bangun tidur dan kemudian hilang sendiri beberapa
jam
3. Cepat capek
Sedangkan gejala yang mungkin timbul akibat adanya penyakit lain yang yang
menyebabkan hipertensi adalah sindrom chusing yaitu peningkatan berat badan, emosi yang
labil serta gejala lain seperti sering buang air kecil dan ingin minum terus pada kelainan
khusus. Menurut Sutanto (2012), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu : gejala
ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal,
mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah
E. PATOFISIOLOGI
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
sphygmomanometer.
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada
ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain
itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal
tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah
menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab
hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia darah
(kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL, LDL
dapat dilakukan pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH
dan ekordiografi.
protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi)
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Afif (2018), mengemukakan bahwa tujuan dari tiap program penanganan
atau penatalaksanaan pasien hipertensi adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas
penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
Menurut Kurniawan (2010), penatalaksanaan pasien hipertensi dapat dilakukan dengan dua
1) Penatalaksanaan non-farmakologis
Misalnya telur asin, ikan asin, terasi, minuman dan makanan yang mengandung
dalam melakukan diet ini adalah komposisi makanan harus tetap mengandung
cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral, maupun vitamin yang seimbang.
menjadi 3 yaitu diet garam rendah I, diet garam rendah II dan diet garam rendah
III :
Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan /
asites, dan / atau hipertensi tidak berat. Pemberian makanan sehari sama
kadar natriumnya.
Diet garam rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan atau
dapur.
terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama-kelamaan
jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi. Diet ini bertujuan
untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan menurunkan berat badan bagi
Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis jeroan lainnya serta sea
Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir dalam seminggu
c) Makan banyak buah dan sayuran segar Buah dan sayuran segar
memberikan efek penurunan darah. Selain itu, pemberian kalium juga membantu
b. Olahraga
hari atau berolahraga secara teratur. Manfaat olahraga teratur terbukti bahwa
jantung, gagal ginjal, gagal jantung, dan penyakit pembuluh darah lainya.
c. Berhenti merokok
darah. Berdasarkan penelitian bahwa ada hubungan yang linear antara jumlah
dengan efek samping sekecil mungkin. Obat yang ideal adalah obat yang tidak
mengurangi risiko morbiditas dan mortalitas akibat stroke, gagal jantung, meskipun
terapi terhadap hipertensi ringan dengan obat belum memperlihatkan banyak harapan
dalam mengurangi risiko penyakit koroner. Jenis obat antihipertensi yang sering
a. Diuretika
garam (NaCl). Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang
sehingga dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretika yang hemat kalium.
Indopanide.
b. Alfa-blocker
hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya agak kuat (hipotensi ortostatik dan
takikardi) maka jarang digunakan. Obat yang termasuk dalam Alfa-blocker adalah
c. Beta-blocker
kerjanya berdasarkan beta blokade pada jantung sehingga mengurangi daya dan
frekuensi kontraksi jantung. Dengan demikian, tekanan darah akan menurun dan
daya hipotensinya baik. Obat yang terkenal dari jenis Beta-blocker adalah
daya tahan perifir berkurang dan tekanan darah menurun. Obat yang termasuk dalam
e. Antagonis kalsium
dalam sel otot polos pembuluh darah dengan efek vasodilatasi dan turunnya tekanan
darah. Obat jenis antagonis kalsium yang terkenal adalah Nifedipine dan Verapamil.
f. Penghambat ACE
jenis penghambat ACE yang popular adalah Captopril (Capoten) dan Enalapril.
A. PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, usia, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, agama, dll
2) Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Pada pasien hipertensi biasanya datang dengan keluhan sakit
kepala
penggunaan obat-obatan
Pola Aktivitas dan Latihan
Pada klien HT terkadang mengalami lemas, pusing, klelahan, kelemahan otot, dan
kesadaran menurun
Pada Pasien dengan Hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah berat badan
Pada Pasien Hipertensi jarang ditemukan masalah dalam istirahat dan tidur. Pasien
HT biasanya memerlukan banyak waktu untuk tidur terkait dengan rasa pusing/
Pola Eliminasi
gelisah, otot muka tegang (khusus sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernapasan
Perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses pikir, atau memori
(ingatan). Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan dan /atau reflex
ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau papiledema,
bawah). Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri
abdomen/massa (feokromositoma)
Pola hubungan dan peran : Dapat terganggu karena klien HT membutuhkan istirahat
ibadah
4) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Pasien tampak lemah, pucat, adanya sianosis, pasien tampak sesak
(adanya pernafasan cuping hidung, tampak ada retraksi dada, RR >16-20 kali/menit),
Palpasi : Tekanan darah >160/90 mmHg, turgor kulit >2 detik, CRT > 2 detik, nadi
Auskultasi : Terdengar suara jantung S3S4, terdengar suara crackles pada paru,
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ResikoPenurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume sekuncup
curah jantung b/d keperawatan selama …..x24 1. Catat tanda dan gejala dirinya sudah merasa lebih
perubahan volume jam, diharapkan penurunan penurunan curah jantung. 1. Dengan mengetahui gejala, nyaman dan tidak mengalami
sekuncup curah jantung klien dapat maka kita dapat melakukan keletihan.
NOC Label: Cardiac Pump 2. Monitor frekuensi tanda 2. Untuk mengetahui keadaan baik dan pernapasan klien tampak
Dengan kriteria hasil: menentukan tindakan selanjutnya. - Klien tidak tampak kelelahan.
diastole normal. (120/80 3. Melakukan penilaian 3. Pengkajian menyeluruh dapat -TD: 120/80 mmHg
mmHg) yang komprehensive memperkuat data yang sudah ada. - RR: 16x/ menit
temperature ekstremitas)
dan RR normal.
x/menit) nadi, suhu, dan RR. tanda-tanda vital klien agar dapat
tertekan Management
diaphoresis) sesuai
b/d hipertensi jam diharapkan perfusi 1. Kenali adanya perubahan 1. Untuk mengetahui faktor yang O: Nadi klien normal, CRT < 2
d/d perubahan jaringan perifer pada klien tekanan darah dapat mempengaruhi perfusi detik, tekanan systolic dan diastolic
b. Tekanan systolic dan sekeliling, kapiler dan suhu terjadi perubahan perfusi pada
d. Tidak ada tanda kepucatan keseimbangan cairan balance cairan dan tidak
tepat
3 Nyeri akut b/d agens Setelah dilakukan tindakan NIC Label: Pain S: pasien mengatakan bahwa rasa
cedera d/d melaporkan keperawatan selama ……x Management nyerinya sudah berkurang setelah
nyeri secara verbal 24 jam, diharapkan nyeri 1. Mengkaji nyeri secara 1. Lokasi, karakteristik, durasi, diberikan intervensi
yang dirasakan dapat komprehensif termasuk frekuensi, kualitas dan faktor
berkurang dengan: lokasi, karakteristik, durasi, presipitasi nyeri merupakan hal
frekuensi, kualitas dan yang dijadikan ukuran untuk O: pasien sudah tidak tampak
NOC label: Pain Level faktor presipitasi. melihat kondisi klien. meringis kesakitan dan tidak
Dengan kriteria hasil: memegang lokasi nyeri
a. Skala nyeri pasien 2. Mengobservasi aspek 2. Untuk menilai skala nyeri
berkurang dari 4menjadi 2 nonverbal terhadap nyeri yang dirasakan klien.
dari rentangan 1-10. yang dirasakan.
b. Pasien melaporkan bahwa
nyeri berkurang 3. Mengajarkan teknik non 3. Dapat meminimalisir
c. Menyatakan rasa nyaman farmakologi: napas dalam, penggunaan teknik farmakologi
setelah nyeri berkurang relaksasi, distraksi, dan untuk mengurangi skala nyeri
kompres panas atau dingin. klien.
NOC label: Pain Control
Dengan kriteria hasil: 4. Kolaborasikan 4. Untuk mengoptimalkan
a. Pasien mampu mengontrol penggunaan analgetik penanganan nyeri pada klien.
dan menangani nyeri dengan dokter.
(mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari NIC Label: Analgesic
bantuan) administration
b. Mampu mengenali nyeri 1. Mengkaji lokasi, 1. Untuk dapat menentukan
(skala, intensitas, frekuensi karakteristik, kualitas, dan medikasi yang tepat agar tujuan
dan tanda nyeri derajat nyeri sebelum tercapai maksimal.
memberikan pasien
medikasi
5 Risiko Ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan NIC Label: Cerebral S: Klien mengatakan bahwa nyeri
Perfusi Jaringan Otak keperawatan selama …x24 Perfusion Promotion akibat pusing berkurang dan tidak
b/d hipertensi jam, diharapkan perfusi 1. Berkonsultasi dengan 1) Untuk menurunkan TIK. muntah selama perawatan.
jaringan otak pasien kembali dokter untuk menentukan
baik dengan: posisi HOB (head of Bed) O: Raut wajah klien sudah tidak
klien yang optimal. meringis akibat nyeri kepala.
NOC label: Tissue 2. Memberikan obat 2) Mengurangi hipertensi dengan
Perfussion: Cerebral penambah volume memperbesar volume darah.
Dengan kriteria hasil: intravaskuler.
a. TIK klien berkisar 0-10 3. Memonitor TIK klien dan 3) Untuk memastikan keadaan
mmHg. respon neurologis. TIK dan status neurologis klien
b. Tekanan sistolik berkisar
100-120 mmHg.
c. Tekanan diastolic berkisar
60-80.
6 Risiko jatuh b/d Setelah dilakukan asuhan NIC Label: Fall S: pasien mengatakan bahwa fungsi
kesulihatan melihat keperawatan selama …x24 Prevention penglihatannya sudah membaik
jam, diharapkan klien tidak 1. Identifikasi kebiasaan dan 1) Untuk mengetahui kebiasaan
mengalami risiko jatuh, factor yang dapat yang dapat menyebabkan terjatuh O: pasien terlihat mampu berjalan
dengan: menyebabkan resiko sehingga dapat memperkecil dengan baik
terjatuh risiko terjatuh
NOC Label: Fall Prevention 2. Identifikasi karakteristik 2) Untuk mengetahui kondisi
Behaviour lingkungan yang mungkin lingkungan yang dapat
Dengan kriteria hasil : meningkatkan potensi jatuh menyebabkan resiko terjatuh
a. Adanya penggunaan alat
pengelihatan secara tepat 3. Sediakan pencahayaan 3) Mengoptimalkan penglihatan
b. Tersedianya pencahayaan yang adekuat untuk klien untuk menghindari resiko
yang adekuat meningkatkan jarak terjatuh
penglihatan
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Ruang : Cempaka
Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2021
Tanggal Praktik : 10 Oktober 2021 Pukul 08.00 Wita
Paraf :
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : NY.K
No. Rekam Medis : 213346
Tempat/ tanggal lahir : kubu tambahan, 03 Maret 1948
Umur : 73 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Tamat SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Banjar Dinas Kubuanyar Desa Kubu Tambahan
Buleleng
Tgl. Masuk ke RS : 03 Oktober 2021
Diagnosa medis : HIPERTENSI
b. Penanggung jawab
Nama : Tn.H
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 67 Tahun
Pendidikan terakhir : Sarjana
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Banjar Dinas Kubuanyar Desa Kubu Tambahan,
Buleleng
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri pada kepala hingga leher.
3. GENOGRAM
Keterangan :
: Laki- laki : Meninggal ------- : Tinggal serumah
O:
I : tidak ada masalah
P : Posisi lutut masih bagus, krepitasi tidak ada
f. Kepala
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan kepalanya tekadang merasakan
sedikit pusing dan sakit sampai ke leher belakang terasa berat
O:
I : Bentuk kepala simetris, warna kulit merata
P : Pembengkakkan tidak ada, nyeri tekan tidak ada, massa tidak ada
g. Mata
S : Pasien mengatakan penglihatannya agak kabur, Tn Ek tidak menggunakan kaca
O:
I : Kedua mata sejajar saat melihat, konjungtiva tidak anemis, warna iris hitam,
pupil isokor
P : Nyeri tekan tidak ada
h. Telinga
S : Pasien mengatakan pendengarannya baik
O:
I : Ukuran dan bentuk telinga simetris kanan dan kiri, warna kedua telinga sama,
alat bantu dengar tidak ada
P : Nyeri tekan tidak ada, fungsi pendengaran baik
i. Hidung dan Sinus
S : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada hidungnya
O:
I : Hidung simetris, kesulitan bernafas tidak ada, tarikan nafas cuping hidung tidak
ada, polip tidak ada, mimisan tidak ada
P : Nyeri tekan sinus tidak ada
j. Mulut dan tenggorokan
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah dimulut dan tenggorokan
O:
I : Lesi tidak ada, bau mulut tida ada, perdarahan tidak ada, gigi tidak lengkap
P : Nyeri tekan pipi tidak ada, nyeri tekan mulut tidak ada
k. Leher
S : Pasien mengatakan saat ini lehernya terasa kaku dan berat
P: merasa pusing
Q:seperti di tindih beban berat
R:diareal kuduk belakang
S: skala 5 dari 10
T: sewaktu namum cenderung menetap
O:
I : Bentuk simetris, lesi tidak ada, pembengkakkan tidak ada
P : Nyeri tekan tidak ada, pembesaran thyroid dan lymphoid tidak ada
l. Payudara
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah di payudaranya
O:
I : Lesi tidak ada, edema tidak ada, penonjolan tidak ada
P : Nyeri tekan tidak ada
m. Pernapasan
S : Pasien mengatakan pernafasannya normal dan tidak ada gangguan
O:
I : Pola nafas regular, edema tidak ada, penonjolan tidak ada
P : Peradangan tidak ada, nyeri tekan tidak ada
P : Suara sonor tidak ada
A: Bunyi nafas vesikuler dengan frekuensi teratur, sumbatan nafas tidak ada
n. Kardiovaskuler
S : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada jantungnya
O:
I : Bentuk dada simetris, warna kulit merata
P : Nyeri tekan tidak ada, massa tidak ada
P : Suara perkusi sonor
A: Terdengar bunyi jantung S1 dan S2, bunyi tambahan tidak ada
o. Gastrointestinal
S : Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pada gastrointestinal
O:
I : Warna perut merata, lesi tidak ada, edema tidak ada, kembung tidak ada
A: Suara bising usus 20x/ menit
P : Suara perkusi timpani
P: Nyeri tekan tidak ada
p. Perkemihan
S : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada BAK
O:
I : Perdarahan tidak ada
P : Nyeri tekan tidak ada
q. Muskuloskeletal
S : Pasien mengatakan tidak ada gangguan gerak
O:
I : Lesi tidak ada, edema tidak ada
P : Nyeri tekan, atropi otot tidak ada
5555 5555
5555 5555
c. Spiritual
Pasien mengatakan rajin berdoa disanggah (merajan) karena beragama hindu
9 Menggunakan pakaian 5
Keterangan :
110 : mandiri
65-105 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan Total
Kesimpulan:
Pasien termasuk mandiri dalam melakukan aktivitas sehari hari tanpa dibantu oleh
anggota keluarganya.
b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maks Klien
1 ORIENTASI 5 5 Menyebutkan dengan benar:
Tahun 2020
Musim Hujan
Tanggal 10
Hari kamis
Bulan desember
2 ORIENTASI 5 5 Dimana kita sekarang?
Negara Indonesia
Provinsi Bali
buleleng
Desa kubutambahan
Banjar kubuanyar
3 REGISTRASI 3 3 Sebutkan 3 objek (oleh pemeriksa) 1 detik
untuk mengatakan masing-masing objek,
kemudian tanyakan kepada klien ketiga
objek tadi (untuk disebutkan)
Objek Pulpen
Objek Kertas
Objek Baju
4 PERHATIAN 5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
DAN kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali
KALKULASI 93 Benar
86 Benar
79 Benar
72 Benar
65 Benar
5 MENGINGAT 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada nomer 2 (registrasi) tadi,bila benar 1
poin untuk 1 objek
6 BAHASA 9 6 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien (misal jam
tangan atau pensil)
Kesimpulan:
Pasien termasuk aspek kognitif dan fungsi mental baik
c. Status Psikologis (skala depresi pada lansia)
Pilih jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan dalam seminggu terakhir
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup 0
YA TIDAK*
anda saat ini?
2 Apakah anda membatalkan banyak dari 0
YA* TIDAK
rencana kegiatan/minat anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda ini hampa? YA* TIDAK 0
4 Seringkah anda merasa kebosanan? YA* TIDAK 0
5 Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa 0
depan? YA TIDAK*
Cara
No Terapi Dosis Fungsi Terapi
Pemakaian
1 Infus RL 20ts/mnt Cairan kristaloid IV
2 Ranitidine 2x 4mg Untuk lambung IV
1 x 2,5
3 Bisoprolol Beta blockers/anti hipertensi Oral
mg
4 Amlodipine 1x 10mg Antihipertensi Oral
Penyebab
No Tanggal /Jam Data Fokus Masalah
(pathway)
1 04/10/2021 DS: Pasien mengatakan Nyeri akut arteridklerosis
2020 nyeri pada leher belakang
Pukul 09.00 dan kaku kuduk
wita Q : Nyeri seperti ditindih penyempitan
beban berat pembuluh darah
R : Nyeri pada kuduk
S : Skala 5 (0-10) peningkatan
T : Hilang timbul terkadang tekanan darah
menetap
DO: Pasien tampak
menahan nyeri dan memijat Nyeri Akut
bagian leher belakang
TD:150/90mmHg,
Nadi:98x/menit
RR:18 x/menit
Suhu:36 C
Defisiensi Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengetahui lokasi nyeri
pengetahuan keperawatan selama 3 kali pasien mengnai penyakit dan ketidak nyamanan
berhubungan dengan pertemuan diharapkan ketika bergerak
2. Jelaskan kepada pasien dan
ketdak mampuan defisiensi pengetahuan
pasien mencari keluarga manfaat melakukan 2. Agar pasien mengetahui
teratasi :
sumber informasi tensi berkala pada pasien manfaat dan tujuan dan
mengenai NOC label hipertensi melakukan pergerakan atau
penyakitnya aktivitas
2 1. Mampu 3. Lakukan latihan ROM
mengtahuan dengan bantuan dan indikasi 3. Membantu
penyebab penyakit mempertahankan mobilitas
4. Mendukung ambulan jika
yang diderita sendi dan mencegah
memungkinkan
kontraksi
2. Mamapu
menjelaskan cara 4. Menggunakan metode
penangan hipertensi berpindah yang aman
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny.k Ruang : Cempaka
Usia : 73tahun Tanggal :10 Oktober 2021
Dx Nama/
No Tanggal/Jam Implementasi Respon Klien
Kep TTD
1 10 Oktober 2021 1 Melakukan pengkajian nyeri yang RS : Pasien mengatakan nyeri pada leher
Pukul 09.00 wita komprehensif yang meliputi lokasi, belakang dan kaku kuduk
karakteristik, frekuensi, kualitas beratnya Q : Nyeri tindih beban berat
nyeri dan factor pencetus R : Nyeri pada kuduk
S : Skala 5 (0-10)
T : Hilang timbul terkadang menetap
Pukul 09.30 wita
1 Menggali bersama pasien factor- factor RO : Pasien tampak menahan nyeri
yang dapat menurunkan dan memperberat RS : Pasien mengatakan nyeri meningkat
nyeri saat berjalan, nyeri akan menurun jika
diam
RO : Pasien antusias bercerita
Pukul. 10.35 wita 1 Berkolaborasi dengan pasien, orang RS : Pasien masih mengatakan merasakan
terdekat untuk mengimplementasikan nyeri
tindakan penurunan nyeri (tindakan RO: Pasien tampak meringis
relaksasi nafas dalam) sesuai kebutuhan RS: Pasien mengatakan bersedia
Pukul. 11.10 wita 1 Melakuan pemeriksaan TTV RO: pasien tampak menahan nyeri
TD:150/80 mmHg, RR: 19 x/menit HR: 90
x/menit
Pukul. 13.30 wita 2 Mengkaji pengetahuan hipertensi - RS : Pasien mengatakan tidak ada masalah
Mengkaji tanda dan gejala - Mengukur dan bersedia.
tekanan darah RO : Lingkungan pasien tampak
mendukung saat diberikan asuha dan
KIE
Ns. I Dewa
Agung
Gde Fanji
P,
S.Kep.,M.
Kep 2 06 2 S : Pasien mengatakan tidak ada lagi keluhan sakit
NIK : Oktober ketika sudah mulai merubah pola hidupnya
18.12.0143
2021 O : -Pasien tampak tenang
Pukul. -Pasien dapat melakukan aktivitas
13.20 wita -Pasien tampak tidak merasakan kesakitan dan
kekakuan pada lehernya
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi