Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONSEP DEGENERATIF

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Patofisiologi

DOSEN PENGAMPU :

Susi Ernawati, S.Kep., Ns., M.Kes.

Oleh :

Kelompok 6

Diah Ayu Aprilia Nastasyah (2225050003)


Niyan Ayu Saharani (2225050005)
Nia Vera Liananda (2225050023)
Dyah Arifta (2225050024)
Ainnur Gijati Alpapa (2225050029)
Muhammad Beny Adam (2225050047)

KELAS 1 A

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Susi Ernawati, S.Kep., Ns., M.Kes.
sebagai dosen pengampu mata kuliah patofisiologi yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Tujuan dari pendidikan tinggi adalah mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
terampil, kompeten dalam dunia kesehatan sesuai dengan mata kuliah yang diampu. Terkait
dengan tujuan tersebut, mata kuliah tentang patofisiologi perlu dikembangkan untuk tujuan
yang lebih khusus.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Berbekal pertanyaan ‘Konsep Degeneratif’ kami mencoba menyajikan karya tulis ini.
semoga tulisan ini bermanfaat.

Kediri, 07 Juni 2023

Kelompok 6

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah
lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.Datangnya penyakit merupakan
hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa dicegah atau dihindari. Penyakit
degeneratif merupakan salah satu penyakit yang sekarang menjadi masalah utama baik itu di
negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh
perubahan pola dan gayahidup manusia seperti mengkonsumsi makanan siap saji, gaya hidup
yangsantai dan kurang aktivitas olahraga.Secara umum dikatakan bahwa penyakit ini yaitu
suatu proses penurunan fungsi organ tubuh yang umumnya terjadi pada usia tua. Namun ada
kalanya juga bisa terjadi pada usia muda, akibat yang ditimbulkan adalah penurunan derajat
kesehatan yang biasanya diikuti dengan penyakit. Akibat yang paling bahaya dari penyakit ini
adalah rasa sakit dan juga sangat menyita biaya terutama saat masa tua, dan bisa juga akan
berakhir dengan kematian

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan degeneratif?


2. Apa saja jenis-jenis degeneratif?
3. Apa saja faktor penyebab penyakit degeneratif?
4. Apa saja jenis-jenis penyakit degeneratif?
5. Bagaimana cara mencegah penyakit degeneratif?
6. Apa yang dimaksud dengan apoptosis?
7. Apa saja fungsi apoptosis?
8. Apa saja pemicu mekanisme apoptosis?
9. Apa saja tahapan dalam apoptosis?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan degeneratif


2. Untuk mengetahui faktor penyebab penyakit degeneratif
3. Untuk mengetahui jenis-jenis degeneratif
4. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit degeneratif
5. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit degeneratif
6. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan apoptosis
7. Untuk mengetahui fungsi apoptosis
8. Untuk mengetahui pemicu mekanisme apoptosis
9. Untuk mengetahui tahapan dalam apoptosis

BAB II PEMBAHASAN

3
2.1 Pengertian Degeneratif
Degeneratif merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia dalam sel, jaringan
atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya. Degeneratif sel atau kemunduran sel
adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur
dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma akan mengganggu proses metabolisme
sel.Kerusakan ini sifatnya reversible artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya segera
dihilangkan. Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan menjadi
ireversibel, dan sel akan mati.
Kelainan sel pada cedera ringan yang bersifat reversible inilah yang dinamakan kelainan
degeneratif. Degeneratif ini akan menimbulkan tertimbunnya berbagai macam bahan di dalam
maupun di luar sel.
Degeneratif dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pembengkakan seldan perubahan
perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel tidak dapatmengatur keseimbangan ion dan
cairan yang menyebabkan hidrasi sel. Sedangkan perubahan perlemakan bermanifestasi
sebagai vakuola-vakuola lemakdi dalam sitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan
toksik. Perubahan perlemakan dijumpai pada sel yang tergantung pada metabolism lemak
seperti sel hepatosit dan sel miokard. (Sudiono dkk, 2003)

2.2 Jenis-jenis Degeneratif


1. Degenerasi Albuminosa
Pembengkakan sel adalah manifestasi awal sel terhadap semua jejas sel. Perubahan
morfolofi yang terjadi sulit dilihat dengan mikroskopcahaya. Bila pembengkakan sel
sudah mengenai seluruh sel dalam organ, jaringan akan tampak pucat, terjadi
peningkatan turgor, dan berat organ. Gambaran mikroskopis menunjukkan sel
membengkakmenyebabkan desakan pada kapiler-kapiler organ. Bila penimbunan
airdalam sel berlanjut karena jejas sel semakin berat, akan timbul vakuola-vakuola
kecil dan nampak cerah dalam sitoplasma. Vakuola yang terjadi disebabkan oleh
pembengkakan reticulum endoplasmik. Awalnya terjadiakibat terkumpulnya butir-
butir protein di dalam sitoplasma, sehingga selmenjadi bengkak dan sitoplasma
menjadi keruh (cloudy swelling: bengkak keruh). Contohnya adalah pada penderita
pielonefritis atau pada beberapa jam setelah orang meninggal. Banyak ditemukan
pada tubulus ginjal. (Halim, 2010)

2. Degeneratif Hidrofik (Degeneratif Vakuolar)


Degeneratif hidrofik merupakan jejas sel yang reversible dengan penimbunan
intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasi albumin. Merupakan suatu
cedera sel yang menyebabkan sel itu tampak bengkak. Hal itu dikarenakan
meningkatnya akumulasi air dalam sitoplasma.
Sel yang mengalami degenerasi hidropik secara mikroskopistampak sebagai berikut :
1. Sel tampak membesar atau bengkak karena akumulasi air dalamsitoplasmanya.
2. Sitoplasma tampak pucat.
3. Inti tetap berada di tengah.
4. Pada organ hati, akan tampak lumen sinusoid itu menyempit.
5. Pada organ ginjal, akan tampak lumen tubulus ginjal menyempit.
6. Pada keadaan ekstrim sitoplasma sel akan tampak jernih dan ukuransel makin
membesar (Balloning Degeneration) sering ditemukan pada sel epidermal yang
terinfeksi epitheliotropic virus, seperti pada pox virus.

4
Sedangkan secara makroskopis, sel akan tampak normal sampai bengkak, bidang
sayatan tampak cembung, dan lisis dari sel epidermal. Degeneratif Hidropik sering
dijumpai pada sel endothel, alveoli, sel epitel tubulus renalis, hepatosit, sel-sel neuron
dan glia otak. Dari kesekian selitu, yang paling rentan adalah sel-sel otot jantung dan
sel sel pada otak. Etiologinya sama dengan pembengkakan sel hanya intensitas
rangsangan patologik lebih berat dan jangka waktu terpapar rangsangan patologik
lebih lama.
Secara miokroskopik organ yang mengalami degeneratif hidrofik menjadi lebih besar
dan lebih berat daripada normal dsan juga nampak lebih pucat. Nampak juga vakuola-
vakuola kecil sampai besar dalam sitoplasma.
Degeneratif ini menunjukkan adanya edema intraseluler, yaitu adanya peningkatan
kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan air pada
mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada mola hedatidosa telihat banyak sekali.
gross (gerombolan) moleyang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya
generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh
osmotik.

3. Degeneratif Lemak
Degeneratif lemak dan perubahan perlemakan (fatty change)menggambarkan adanya
penimbunan abnormal trigliserid dalam sel parenkim. Perubahan perlemakan sering
terjadi di hepar karena heparmerupakan organ utama dalam metabolisme lemak selain
organ jantung,otot dan ginjal.Etiologi dari degenerasi lemak adalah toksin, malnutrisi
protein,diabetes mellitus, obesitas, dan anoksia. Jika terjadi gangguan dalam proses
metabolisme lemak, akan timbul penimbunan trigliserid yang berlebihan. Akibat
perubahan perlemakan tergantung dari banyaknyatimbunan lemak. Jika tidak terlalu
banyak timbunan lemak, tidakmenyebabkan gangguan fungsi sel, tetapi jika timbunan
lemak berlebihan,terjadi perubahan perlemakan yang menyebabkan nekrosis.

4. Degeneratif Hyalin (Perubahan Hyalin)


Istilah hyaline digunakan untuk istilah deskriprif histologik dan bukan sebagai tanda
adanya jejas sel. Umumnya perubahan hyalin merupakan perubahan dalam sel atau
rongga ekstraseluler yang memberikan gambaran homogeni, cerah dan berwarna
merah mudadengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Keadaan ini terbentuk akibat
berbagai perubahan dan tidak menunjukkan suatu bentuk penimbunanyang spesifik.
Contoh: degeneratif hialin pada otot ( penyakit Boutvuur).

5. Degeneratif Zenker
Dahulu dikenal sebagai degenerasi hialin pada otot sadar yangmengalami nekrosis.
Otot yang mengalami degeneratif zenker adalah ototrektus abdominis dan diafragma.

6. Degeneratif Mukoid (Degenerasi Miksomatosa)


Degeneratif mukoid mukus adalah substansi kompleks yangcerah, kental, dan
berlendir dengan komposisi yang bermacam-macamdan pada keadaan normal
disekresi oleh sel epitel serta dapat pula sebagai bagian dari matriks jaringan ikat
longgar tertentu.Musin dapat dijumpai di dalam sel, dan mendesak inti ke tepiseperti
pada adenokarsinoma gaster yang memberikan gambaran difusterdiri atas sel-sel
gaster yang memiliki sifat ganas dan mengandungmusin. Musin tersebut akan
mendesak inti ke tepi sehingga selmenyerupai cincin dinamakan Signet Ring Cell.

5
Musin di jaringan ikat,dahulu dinamakan degeneratif miksomatosa. Keadaan ini
menunjukkanadanya musin di daerah interselular dan memisahkan sel-sel
Stelata(Stellate Cell/ Star Cell). (Sudiono dkk, 2003).

7. Degneratif Amnoid
Degneratif amnoid adalah timbunan berupa bahan-bahan lilinterdiri dari protein
abnormal di jaringan ekstra sel, terutama: sekitar jaringan penyokong pembuluh
darah, sekitar membrane basalis. Bersifatamiloid, tidak gampang rusak, tidak
gampang bergerak. Degeneratifamnoid dibagi dua tipe: primer (tidak diketahui)
8. Infiltrasi (degenerasi) glikogen
Glikogen normal terdapat dalam semua sel dan terutama selotot dan hati. Pada
keadaan-keadaan tertentu glikogen mengumpul dalam jumlah banyak dibawah
mikroskop terlihat sebagai vakuol-vakuol inti sel.Sel tidak menunjukan gangguan
fungsi, dianggap bahwa kelainan inidisebabkan oleh ketidakseimbangan metabolik
antara glikogenisis danglikogenosis. Infiltrasi glikogen ditemukan terutama pada
diabetes mellitus dan golongan penyakit yang disebut “glycogen storage diseases”
(penyakit von cierke).

2.3 Faktor Penyebab Penyakit Degeneratif


Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atausebaliknya, sel tidak
memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Di bawahini merupakan penyebab-penyebab
dari jejas sel :
1. Kekurangan oksigen.
2. Kekurangan nutrisi/malnutrisi.
3. Infeksi sel.
4. Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi.
5. Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan)dan kimia (bahan-
bahan kimia beracun).
6. Defect (cacat / kegagalan) genetic.
7. Penuaan.
Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dibedakan menjadi duakategori utama, yaitu jejas
reversible (degeneratif sel) dan jejas irreversible(kematian sel). Contoh degeneratif sel ialah
mola hidatidosa termasuk jejas selyang reversible yaitu apabila penyebabnya dihilangkan
organ atau jaringan bisa berfungsi normal. Sel dapat cedera akibat berbagai stressor. Cedera
terjadi apabila stensor tersebut melebihi kapasitas adaptasif sel.

2.4 Jenis-jenis Penyakit Degeneratif


1. Diabetes Mellitus
a. Pengertian
Diabetes mellitus diperoleh dari bahasa latin yang berasal dari kataYunani, diabetes,
yang berarti pancuran, dan mellitus yang berartimadu, karena gambaran yang tidak
terawat adalah bahwa orangtersebut mengeluarkan sejumlah besar urine yang
mengandung kadar gula yang tinggi.

Urine dari seorang penderita diabetes mengandunggula, terutama glukosa, karena


terjadi kesalahan pada sistem kimiawitubuh bagian dalam. terdapat beberapa
kemungkinan penyebabdiabetes mellitus, tetapi yang paling umum ditemukan adalah

6
bahwagula dalam hal ini glukosa, terkumpul dalam aliran darah dan akandibuang
dalam urine.

Menurut American Diabetes Association (ADA) dalam Mayfield(1998), Diabetes


mellitus merupakan kelompok gangguan metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainansekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. Hiperglikemi kronik tersebut berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang, disfungsi beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf dan
pembuluhdarah. Jadi pada dasarnya diabetes mellitus adalah sekumpulan gejalayang
ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah sebagai akibatdifidiensi insulin baik
relatif maupun absolut (Perkeni, 2006). Diabetes mellitus bisa juga diartikan sebagai
sekelompok metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula
darah/hiperglikema akibat jumlah dan atau fungsi insulin terganggu.

b. Tipe tipe diabetes mellitus


1) Tipe 1 (Insulin dependent diabetes), insulin dependent diabetes paling banyak
menyerang orang muda,walaupun ini dapat juga timbul pada usia beberapa saja,
diabetes tipe 1 menyerang kira-kira 0,25% dari populasi. Kondisi diatas
disebabkan oleh faktor lingkungan, mungkin berupa virus yang menyerang
seseorang yang mudah terkena karena mereka mempunyai pola gen tertentu.

2) Tipe 2 (Noninsulin dependent diabetes), noninsulin dependent diabetes paling


banyak menyerang orang dewasa, walaupun ini dapat timbul pada usia beberapa
saja, kira-kira 4% dari populasi menderita penyakit ini. diabetes tipe 2 biasanya
merupakan kondisi yang diturunkan. Biasanya mereka yang menderita diabetes
tipe ini sering mempunyai anggota keluarga yang juga terkena, sifat dari gen
yang menyebabkan diabetes tipe ini belum diketahui.

3) Diabetes mellitus gestational (DMG), wanita hamil yang belum pernah mengidap
diabetes mellitus,tetapi memiliki angka gula darah cukup tinggi selama
kehamilan dapat dikatakan telah menderita diabetes gestasional, kadar gula darah
biasanya kembali normal setelah melahirkan.

4) Diabetes tipe lain, penyakit diabetes mellitus tipe lainnya dapat berupa diabetes
mellitus yang spesifik yang disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kelainan
genetik yang spesifik (ketusakan genetik sel beta pankreas dan kerja insulin),
penyakit pada pankreas, gangguan endokrin lain, infeksi, obat-obatan dan
beberapa bentuk lain yang jarang terjadi (Karyadi, 2002).

c. Gejala
Gejala penyakit diabetes mellitus dibagi menjadi dua kelompok,yaitu gejala akut dan
kronis :

1) Gejala akut dan tanda dini, meliputi :


a) Penurunan berat badan, rasa lemas dan cepat lelah
b) Sering kencing (poliuri) pada malam hari dengan jumlah air seni banyak.
c) Banyak minum (polidipsi)
d) Banyak makan (polifagi)

2) Gejala kronis meliputi :

7
a) Gangguan pengelihatan, berupa pandangan yang kabur danmenyebabkan
sering ganti kacamata.
b) Gangguan saraf tepi berupa rasa kesemutan, terutama padamalam hari
sering terasa sakit dan kesemutan di kaki.
c) Gatal-gatal dan bisul. Gatal umumnya dirasakan pada daerah lipatan kulit
di ketiak, payudara dan alat kelamin. Bisul dan luka lecet terkena sepatu
atau jarum yang lama sembuh.
d) Rasa tebal pada kulit, yang menyebabkan penderita lupamemakai sandal
dan sepatunya.
e) Gangguan fungsi seksual. Dapat berupa gangguan ereksi,impten yang
disebabkan gangguan pada saraf bukan karena kekurangan hormon seks
(testosteron).
f) Keputihan. Pada penderita wanita, keputihan dan gatal sering dirasakan,
hal ini disebabkan daya tahan tubuh penderita menurun.

d. Faktor risiko diabetees mellitus ada 2:


1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah : umur, keturunan.
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi/ diubah : pola makan yangsalah, aktivitas
fisik kurang gerak, obesitas, stres, pemakaian obat-obatan.

e. Pencegahan
Secara terperinci upaya pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
1. Pencegahan primer
Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya diabetes mellitus adalah
melakukan modifikasi gaya hidup, diantaranya menurunkan berat badan, latihan
fisik dan mengurangi konsumsi lemak dan kalori.
a) Membiasakan makan dengan pola makan gizi seimbang
b) Mempertahankan berat badan dalam batas normal
c) Menghindari zat atau obat yang dapat mencetus timbulnya diabetes

2. Pencegahan sekunder
Bertujuan mendeteksi diabetes secara dini, mencegah penyakit tidak menjadi
lebih parah dan mencegah timbulnya komplikasi. Hal yang perlu dilakukan :
a) Tetap melakukan pencegahan primer
b) Pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes
c) Mengatasi gula darah dengan obat-obatan baik oral maupun suntikan

3. Pencegahan tersier
Bertujuan mencegah kecacatan lebih lanjut dari komplikasi yang sudah terjadi,
seperti pemeriksaan pembuluh darah pada mata (pemeriksaan funduskopi 6-12
bulan), pemeriksaan otak, ginjal serta tungkai.

2. Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi


a. Pengertian
Jika sistem kompleks yang mengatur tekanan darah tidak berjalandengan
semestinya, maka tekanan dalam arteri akan meningkat.Peningkatan tekanan
dalam arteri yang berlanjut dan menetap disebuttekanan darah tinggi. dalam
istilah kedokteran disebut hipertensi yangartinya tekanan tinggi dalam arteri
(Mayo Clinic, 2002). Tekanandarah dinyatakan tinggi bila tekanan sistolik adalah

8
140 mmHg ataulebih secara terus menerus, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih
secara terus menerus atau keduanya.Tekanan sistole dan diastole bervariasi untuk
tiap individu. Namunsecara umum ditetapkan tekanan darah normal untuk orang
dewasa(>_ 18 tahun) adalah 120/80 mmHg. Menurut WHO, batasan-batasannilai
sistole dan diastole yaitu :
1. Nilai sistole < 140 mmHg dan diastole < 90 mmHg disebutnormotensi.
2. Sistole berkisar 140-159 mmHg dan diastole antara 91-94 mmHgdisebut
perbatasan (border line)
3. Nilai sistole > 95 mmHg disebut hipertensi.
Untuk mengukur tekanan secara umum digunakan tensimeter.

b. Gejala- gejala Hipertensi


Julukan “the silent disease” diberikan kepada penyakit hipertensiini. Hal ini
sesuai dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan tanpamenunjukkan adanya
gejala tertentu. Seringkali para penderita hipertensi baru menyadari atau
mengetahui setelah penyakit hipertensi yang dideritanya menyebabkan berbagai
penyakit komplikasi. Pada beberapa hipertensi, tekanan darah meningkat dengan
cepatsehingga tekanan diastole menjadi lebih besar dari 140 mmHg(hipertensi
malignant). Gejala yang sering muncul adalah pusing, sakit kepala, serasa akan
pingsan, tinnitus (terdengar suara mendengungdalam telinga) dan penglihatan
menjadi kabur.

c. Komplikasi
Tempat-tempat utama yang paling dipengaruhi hipertensi adalah: pembuluh
arteri, jantung, otak, ginjal dan mata.
Faktor-faktor resiko hipertensi :
1. Faktor yang dikontrol berkaitan dengan gaya hidup
a. Kegemukan (obesitas)
b. Kurang olahraga
c. Konsumsi garam berlebihan
d. Merokok dan mengkonsumsi alkohol
e. Stres

2. Faktor yang tidak dapat dikontrol


a. Keturunan (genetika)
b. Jenis kelamin
c. Umur

d. Pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari darah tinggi adalah denganmengadopsi pola hidup
sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet (rendah garam, rendah kolestrol dan
lemak jenuh) serta mengupayakan perubahan kondisi (menghindari stress dan
mengobati penyakit).

3. Aterosklerosis
a. Pengertian
Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana dinding arteri menebalsebagai dari
akumulasi bahan lemak seperti kolestrol. Proses pengapuran dan penimbunan
elemen-elemen kolestrol tidak jarangsudah mulai terjadi pada usia masih sangat

9
muda. Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan suatu proses yang
berjalan diam-diam, perlahan namun pasti.

b. Faktor resiko
1. Hipertensi
2. Kolestrol dan trigliseride tinggi
3. Diabetes
4. Merokok
5. Umur

c. Pencegahan
1. Menjaga pola makan gizi seimbang
2. Makan makanan yang dapat menurunkan kadar kolestrol
3. Menjaga tetap melakukan aktivitas fisik/ berolahraga
4. Mengelola stres
5. Berhenti merokok
6. Menjaga

4. Penyakit Jantung
a. Pengertian
Penyakit kardiovaskular menyadi penyebab terbesar kematian diseluruh dunia,
penyakit ini menurun di banyak negara berpendapatan tinggi dan meningkat pada
tingkat yang menakjubkan cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Biasanya penyakit ini mempengaruhi orang dewasa yang lebih tua.

b. Gejala
Berikut adalah gejala-gejala penyakit jantung (Sutanto, 2010) :
1. Rasa nyeri
2. Sesak nafas
3. Mudah lelah
4. Mudah terkejut dan jantung berdebar
5. Pusing dan pingsan

c. Faktor resiko
Hampir semua penyakit kardiovaskular pada populasi dapat dijelaskan dalam hal
sejumlah faktor resiko: umur, jenis kelamin,tekanan darah tinggi, kadar kolestrol
serum, merokok tembakau,konsumsi alkohol yang berlebihan, riwayat keluarga,
obesitas,kurangnya aktivitas fisik, faktor psikososial, diabetes mellitus, polusi
udara. Sementara kontribusi individu masing-masing faktor resiko bervariasi
antara komunitas yang berbeda atau kelompok etnis konsistensi kontribusi
keseluruhan dari faktor-faktor resiko adalah sangat kuat. Beberapa faktor-faktor
resiko, seperti sejarah usia, jeniskelamin atau keluarga yang berubah, namun
banyak penting faktor resiko kardiovaskular yang dimodifikasi dengan perubahan
gaya hidup, pengobatan atau perubahan.

5. Kanker
1. Pengertian
Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat,

10
tidak terkendali dan akan terusmembelah diri selanjutnya menyusup ke jaringan
iket, darah danmenyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan sel normal dapat berubah menjadi sel
kanker antara lain :
1. Kesalahan pertumbuhan atau replikasi yang terjadi pada saat sel-sel yang
mati/ rusak digantikan oleh sel baru.
2. Mutasi/ kesalahan pada gen sel yang merupakan kesalahangenetika yang
diturunkan dari gen orang tua.
3. Adanya faktor luar yang dapat merusak gen sel (bisa berupa virus,infeksi
berkelanjutan, polusi udara dan makanan, radiasi, bahan- bahan kimia asing
yang tidak diperlukan oleh tubuh)
Karsenogenik atau bahan penyebab kanker ini dapat berasal darimakanan,
lingkungan, diturunkan (genetic) atau dari dalam reaksi tubuh sendiri.

2. Jenis-jenis kanker
1. Karsinoma
Jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuhatau
permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit,testis, ovarium,
kelenjar mucus, sel melamin, payudara, leher rahim, kolon, rectum, lambung,
pancreas, dan esofagus.
2. Limfoma
Kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah,misalnya jaringan
limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe,timus, dan sumsum tulang.
Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe
dan limfa).
3. Leukemia
Kanken jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh
pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darahnormal.
4. SarkomaJaringan penunjang yang berada dipermukaan tubuh seperti jaringan
ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan diotot dan tulang.
5. Glioma
Kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel gila (jaringan penunjang)di susunan
syaraf pusat.
6. Karsinoma in situ
Istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnnormal yang masih
terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggaplesi prainvasif (kelainan/
luka yang belum menyebar).

3. Tahap perkembangan
1. Tahap awal (inisiasi)
2. Tahap kedua (progesi)
3. Tahap kerja (metastasi)

4. Gejala
Tanda-tanda/ gejala kanker merupakan awal proses pendeteksiankanker baik
yang berlaku pada penderita kanker awal maupun penderita kanker yang sudah
lama. Tanda-tanda tersebut antara lain(Budiyanto, 2002) :
1. Pengeluaran darah atau nanah yang tidak normal.

11
2. Adanya benjolan baru, baik dipayudara atau bagian tubuh lain.
3. Luka yang tidak sembuh-sembuh.
4. Perubahan yang menetap pada pola buang air besar.
5. Suara serak atau batuk menetap.
6. Gangguan menetap pada pencernaan atau adanya kerusakan menelan.
7. Perubahan pada kulit atau tahi lalat
8. Rasa nyeri yang sangat sulit untuk diceritakan karena disebabkanoleh tekanan
otot-otot yang ditangkap oleh sensor-sensor syaraf.

5. Faktor resiko
1. Usia
2. Obesitas
3. Merokok
4. Gemetik

6. Pencegahan
Upaya pencegahan penyakit kanker dapat dilakukan dengan memulai hidup sehat
serta menghindari faktor resikonya. Beberapa upaya pencegahan upaya dapat
dilakukan antara lain :
1. Menghindari polusi udara, air dan makanan baik di rumah,lingkungan sekitar,
kantor dan sebagainya.
2. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat hidup untuk mencegah
infeksi
3. Memperbaiki konsumsi sehari-hari
4. Menambah porsi sayuran dan buah-buahan sampai 400-800 gr per hari
(vitamin, mineral, antioksidan dan komponen bioaktif intikanker).
5. Mengurangi konsumsi sumber karbohidrat.
6. Menghindari pencemaran dan penggunaan bahan kimia padamakanan.
7. Menjaga berat badan ideal.
Dari segi pengaturan makanan, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
adalah :
1. Tingkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung serat.
2. Sertakan biji-bijian ( whole grains) pada menu makanan setiapharinya.
3. Batasi konsumsi lemak (3% dari masukan kalori dalam makanananda).
4. Tidak mengkonsumsi alkohol.
5. Konsumsi kacang-kacangan 1x sehari.
6. Campurkan rempah-rempah (dari tumbuhan) untuk penyedap makanan.

6. Penyakit stroke
a. Pengertian
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian sel – sel saraf
neurologic akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak, secara
spesifik itu terjadi karena terhentinya aliran darah ke otak karena sumbatan atau
pendarahan. Gangguan saraf /kelumpuhan yang terjadi bergantung pada bagian
otak maka yang terkena.

b. Jenis – jenis

12
1. Stroke hemoragik
Pada stroke ini pembuluh darah pecah sehingga aliran darahmenjadi tidak
normal, darah yang keluar akan merembes masuk kedalam suatu daerah
diotak dan merusaknya. Sebagian besar kasusstroke terjadi secara mendadak,
sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit.
2. Stroke non hemoragik
Pada stroke ini aliran darah ke otak terhenti karena penumpukan kolestrol
pada dinding pembuluh darah atau bekuandarah yang telah menyumbatsuatu
pembuluh darah ke otak.

c. Akibat stroke
Stroke dapat menyebabkan edema atau pembengkakan otak.Tekanan yang timbul
bisa lebih jauh merusak otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun
stroke nya sendiri tidak bertambahluas, kelainan neurologis yang terjadi akibat
serangan stroke lebih berat atau lebih luas. Berhubungan dengan koma atau
stupor dansifatnya menetap. Selain itu stroke bisa menyebabkan depresi atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.

d. Gejala dan tanda stroke


Faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jeniskelamin, ras,
riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya.Semakin tua usia seseorang
akan semakin mudah terkena stroke.Stroke dapat terjadi pada semua usia, lebih
dari 70% kasus stroke terjadi pada usia diatas 65 tahun.
1. Adanya serangan deficit neurologis/ kelumpuhan fokal, sepertihemiparesis,
lumbuh sebelah badan yang kanan atau yang kiri saja.
2. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terken
cabai, rasa terbakar.
3. Mulut, lidah mencong bil diluruskan
4. Gangguan menelan, seperti sulit menelan bila minum sukatersedak
5. Sulit berbahas, gangguan bicara seperti pelo.
6. Tidak memahami pembicaraan orang lain.
Gejala stroke dibedakan menjadi ( tiga) macam. Gejala – gejala stroke
muncul akibat dari bagian otak tertentu yang tidak berfungsi karena aliran
darah ke bagian otak terganggu gejala – gejala yang muncul bervariasi,
tergantung bagian otak yang terganggu.

e. Pencegahan
Upaya pencegahan penyakit stroke ini adalah untuk menurunkankejadian
penyakit, kecacatan dini dan kematian, sehingga dapat memperpanjang hidup
dengan kualitas yang memadai. Pencegahan dibagi atas dua kategori yaitu
pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer dilakukan pada
mereka yang masih sehat dan belum pernah mengalami penyakit stroke.
Sedangkan pencegahan sekunder, dilakukan terhadap mereka yang sudah pernah
mengalami penyakit stroke.

7. Osteoporosis
a. Pengertian

13
Tulang adalah organ tubuh yang sangat penting, fungsi utama nyaadalah
penyokong jaringan – jaringan yang lunak, melindungi organ – organ tubuh yang
vital, jaringan yang sangat lunak, misalnya otot,membantu pergerakan terutama
persendian serta membantu metabolism kalsium dengan adanya pengendapan
mineral terutama zat kapur.Osteoporosis merupakan kelainan metabolic tulang,
ini paling sering ditemukan pada masyarakat berkembang terutama pada wanita
tua pasca menopause.
Menurut definisi WHO osteoporosis adalah gangguan tulangdengan ciri
penipisan tulang dan gangguan arsitektur tulang yang berdampak tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.

b. Gejala
Perapuhan tulang tidak memberi gejala yang khas sehingga banyak orang tidak
menyadari adanya kemunduran ini.
1. Nyeri pada tulang saat melakukan gerakan atau membungkuk atau jongkok
yang biasanya tidak pernah terjadi
2. Nyeri pada tulang belakang sebagai akibat tulang rawan diantararuas tulang
belakang semakin tipis dan mengeras.

c. Faktor Resiko
1. Penggunaan obat – obatan
Osteoporosis bisa terjadi karena pengobatan penyakit tertentu seperti obat
kortison yaitu obat untuk penyakit rematik dan asma. Heparin untuk penyakit
jantung dan tekanan darah tinggi ataupun pengobatan dengan sinar radiasi
dan kemoterapi.
2. Usia
Usia lanjut sangat berpotensi untuk terkena osteoporosis
3. Jenis kelamin
Penderita osteoporosis adalah kebanyakan perempuan daripadalaki – laki, hal
ini terkait dengan mekanisme penuruna hormoneestrogen pada masa
menopause terkait dengan penurunan cepat mineral kepadatan tulang.

d. Pencegahan
Mencegah osteoporosis harus dimulai sejak usia muda karena kepadatan tulang
terbentuk secara maksimal pada usia 20-35 tahun dan kemudian stabil sampai
menopause.Pada masa pembentukan tulang tersebut tubuh harus memperoleh zat
– zat gizi yang cukup, melakukan olahraga secara teratur dan menghindari factor
yang menyebabkan osteoporosis.
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup selama masa pertumbuhan
merupakan hal yang baik dilakukan, sehingga tulangmempunyai simpanan
kalsium yang tinggi. Namun bila dikonsumsikalsium berkurang maka tubuh akan
mengambil kalsium dari tulang.

8. Gout dan hiperurisemia


a. Pengertian
Gout yang berasal dari kata ‘’ Gutta ‘’ yang berarti tetesan. Goutmerupakan salah
satu penyakit arthristis (radang sendi). Gout adalah penyakit kelainan metabolism
purin dimana terjadi produksi asam urat berlebihan atau penumpukan asam urat

14
dalam tubuh secra berlebihan. Peningkatan produksi asam urat menyebabkan
peradangan sendidengan pembengkakan sendi.
Penyakit Gout dimasyarakat lebih dikenal dengan istilah penyakit “asam urat” hal
ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi asam urat.
Asam urat adalah asam yang terbentuk Kristal – Kristal yang merupakan hasil
akhir dari metabolisme yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat
pada inti sel – sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh dan
dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman
(sayur, buah dan kacang – kacangan) ataupun hewan, jadi asam urat merupakan
hasil metabolism didalam tubuh yang jumlahnya tidak boleh berlebih. Asam urat
merupakan sampah hasil metabolism normal pencernan protein atau hasil akhir
metabolism purin, baik purin berasal dari bahan makanan maupun purin yang
berasal dari pemecahan asam nukleat tubuh.

b. Gejala asam urat


1. Kesemutan dan linu
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
3. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas, nyeri luar
biasa.

c. Pencegahan
Usaha pencegahan terbaik adalah dengan makan tidak berlebihan, jika sudah
terlanjur menderita gangguan asam urat maka sebaiknyamembatasi diri terhadap
hal – hal yang dapat memperburuk keadaan.

9. Rheumatoid Arthritis
a. Pengertian
Rheumatoid arthritis ( RA) adalah gangguan kronis, inflamasisistematik yang
dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ.Tetapi terutama menyerang
fleksibel sendi. Proses ini melibatkansuatu respon inflamasi dari kapsul sekitar
sendi sekunder pembengkakan sel synovial, cairan synovial berlebih, dan
pengembangan jaringan fibrosa disinovium.Penyakit ini juga dapat menghasilkan
peradangan difus diparu – paru, membrane disekitar jantung, selaput paru – paru,
dan putih mata.

b. Gejala
Gejala awal Rheumatoid arthritis ( RA) meliputi kelelahan, nyerisendi dan
kekakuan. Gejala lainnya yang mungkin dirasakan sepertiflu, dengan perasaan
sakit, nyeri otot dan kehilangan nafsu makan.

c. Pencegahan
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan mengurangi factor
resiko seperti mengatasi obesitas, melakukanaktivitas fisik, mengontrol factor
metabolic seperti asam urat, lemak dan gula darah.

2.5 Cara Mencegah Penyakit Degeneratif


Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah polamakan yang tidak sehat,
kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pada pola makan yang tidak sehat misalnya

15
mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol
lainnya. Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong banyaknya jenis pekerjaan
yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas fisik.
Ada tiga cara upaya-upaya pencegahan penyakit degeneratif, yakni melakukan pola makan
yang baik, olah raga yang teratur, dan tidak mengkonsumsi rokok.
Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak mengkonsumsi ikan.
Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa mutu proteinikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di
bawah mutu proteintelur dan di atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan adalah
sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3 yangmempunyai peran dalam
pencegahan penyakit generatif, seperti jantungkoroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke,
kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga dapat menunjang perkembangan kesehatan
dan kecerdasan otak.
Sebagian masyarakat di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai bubuk sebagai therapy nutrisi
untuk Penyakit Degeneratif, seperti hipertensi,strooke, diabetes dan kegemukan. Bubuk
kedelai ditengarai mengandung banyak vitamin dan mineral serta unsur-unsur lainnya yang
terkandung di dalamnya. Kedelai bubuk banyak digunakan orang untuk meningkatkan
vitalitas kebugaran dan imunitas daya tahan tubuh, serta mencegah gangguan pencernaan.
Berikut ini, ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai
macam penyakit degeneratif :
1. Batasi asupan gula (baik camilan, soft drink, coklat, dll)
2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya jerohan, alkohol,sarden burung
dara, ungags, kaldu daging, emping, tape).
3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting,udang, kerang,
cumi, susu dan santan)
4. Cegah kegemukan (untuk orang asia BMI ideal = 8,5-22,9 kgm2)
5. Hindari asupan garam yang berlebihan
6. Berhenti merokok
7. Melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur

2.6 Pengertian Apoptosis


Apoptosis adalah suatu proses kematian sel yang terjadi pada sel tunggal secara terencana
yang ditandai dengan gambaran morfologi dan biokimiawi khas sebagai akibat dari
inisiasi oleh stimuli fisiologis maupun patologis tanpa menimbulkan reaksi radang (Alison
dan Saraf,1992; Cotran et al.,1999; Zeiss, 2003). Pada peristiwa apoptosis sitoplasma
sel tidak keluar sehingga berbagai respon radang tidak terjadi (Chang dan Yang, 2000).
Apoptosis atau kematian sel terprogram berasal dari bahasa Yunani yang berarti gugur
(falling off). Sel yang apoptosis akan mengalami perubahan morfologi seperti: sel mengecil,
terjadi kondensasi kromatin dan fragmentasi inti (Kaipia dan Hsueh, 1997). Apoptosis
memiliki peran dalam proses fisiologis autodestruksi seluler yang penting bagi
perkembangan, pemeliharaan homeostasis dan pertahanan hospes organisme multiseluler
(Daniel dan Krosmeyer, 2004; Kramer,2000). Apoptosis merupakan bagian dari
perkembangan fisiologis tubuh normal selama masa perkembangan serta sebagai mekanisme
homeostasis jaringan dan mekanisme pertahanan tubuh.

2.7 Fungsi Apoptosis


Kematian sel melalui apoptosis merupakan fenomena yang normal, yaitu terjadi eliminasi sel
yang tidak diperlukan lagi. Proses apoptosis secara fisiologis diperlukan untuk :

16
1. Terminasi sel
Apoptosis dapat terjadi pada sel yang mengalami kerusakan yang tidak bisa direpair,
infeksi virus, dan keadaan yang mengakibatkan stress pada sel. KerusakanDNA
akibat ionisasi radiasi maupun bahan kimia toxic juga dapat mencetuskanapoptosis
melalui aktivasi tumor supresor gen p53. Keputusan untuk apoptosis dapat berasal
dari sel itu sendiri, dari jaringan disekitarnya ataupun dari sel yang termasukdalam
immune system. Pada keadaan ini fungsi apoptosis adalah untuk mengangkatsel yang
rusak, mencegah sel menjadi lemah oleh karena kurangnya nutrisi danmencegah
penyebaran infeksi virus.
2. Mempertahankan homeostasis
Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan harus berada
dalam keadaan yang relatif konstan. Proses keseimbangan ini termasuk dalam
homeostasis yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan
lingkungan internalnya. Keseimbangan (homeostasis) ini dapat tercapai bila
kecepatan mitosis pada jaringan seimbang dengan kematian sel. Bila keseimbangan
ini terganggu, makaakan dapat mengakibatkan :
• Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan kematian sel
→terbentuk tumor.
• Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah dari kecepatan kematian sel →
jumlahsel menjadi berkurang.
3. Perkembangan embrional
Kematian sel yang terprogram merupakan bagian dari perkembangan jaringan.Pada
masa embrio, perkembangan suatu jaringan atau organ didahului oleh pembelahan sel
dan diferensiasi sel yang besar-besaran dan kemudian dikoreksimelalui apoptosis.
Contoh: bila terjadi gangguan proses apoptosis, berupa diferensiasiinkomplit pada
pembelahan jari-jari akan mengakibatkan syndactyly
4. Interaksi limfosit
Perkembangan limfosit B dan Limfosit T pada tubuh manusia merupakansuatu proses
yang kompleks, yang akan membuang sel-sel yang berpotensi menjadirusak.
Cytotoksik T sel dapat secara langsung menginduksi apoptosis pada sel
melaluiterbukanya suatu celah pada targetmembran dan pelepasan zat-zat kimia
untukmengawali proses apoptosis. Celah ini dapat terjadimelalui adanya sekresi
perforin,granul yang berisi granzyme B,serine protease yang dapat mengaktivasi
caspasemelalui pemecahan residu aspartat.
5. Involusi hormonal pada usia dewasa.Apoptosis dapat terjadi misalnya pada pelepasan
sel endometrium selamasiklus menstruasi, regresi pada payudara setelah masa
menyusui dan atresia folikelovarium pada menopause (Kumar
et al.,2005).

2.8 Pemicu Mekanisme Apoptosis


Proses apoptosis dikendalikan oleh berbagai tingkat sinyal sel, yang dapat berasal dari
pencetus ekstrinsik maupun intrinsik. Yang termasuk pada sinyal ekstrinsik antara lain
hormon, faktor pertumbuhan, nitric oxide dan cytokine. Semua sinyal tersebut harus
dapatmenembus membran plasma ataupun transduksi untuk dapat menimbulkan respon.
Sinyal intrinsik apoptosis merupakan suatu respon yang diinisiasi oleh sel sebagai
responterhadap stress dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.
Sebelum terjadi proses kematian sel, sinyal apoptosis harus dihubungkan dengan pathway
kematian sel melalui regulasi protein. Pada regulasi ini terdapat dua metode yangtelah

17
dikenali untuk mekanisme apoptosis, yaitu : melalui mitokondria dan penghantaransinyal
secaralangsung melalui adapter protein.
1. Ektrinsik Pathway (di inisiasi oleh kematian receptor)
Ikatan antara FasL, suatu TNF (Tumor Necrosis Factor) dengan reseptornya.TNF
adalah molekul penginduksi interseluler yang berupa asam amino-157,dihasilkan
terutama oleh makrofag yang teraktivasi, merupakan mediator apoptosisekstrinsik
utama. Fas (Apo-1 atau CD 95) adalah reseptor untuk signal apoptosisekstrinsik lain
pada membran sel, dan termasuk famili reseptor TNF. FasL (Fasligan) adalah protein
yang berikatan dengan Fas untuk mengaktifkan jalur Fas.

Gambar 1. Ikatan reseptor Fas dengan FasL (Fas Ligan)


Pada saat Fas berikatan dengan ligandnya, membran menuju ligand (FasL).Tiga atau
lebih molekul Fas bergabung dan cytoplasmic death domain membentuk binding site
untuk adapter protein, FADD (Fasassociated death domain). FADD ini melekat pada
reseptor kematian dan mulai berikatan dengan bentuk inaktif daricaspase 8. Molekul
procaspase 8 ini kemudian dibawa keatas dan kemudian pecahmenjadi caspase 8
aktif. Caspase 8 yang ini akan mengaktifkan enzim lain untukmediator pada fase
eksekusi fagositosis. Pengaktifan caspase 8 dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Pengaktifan caspase 8 (Ekstrinsik Pathway)

2. Faktor Intrinsik ( Mitokondrial Pathway)


Pathway ini (gambar 3) terjadi oleh karena adanya permeabilitas mitokondria dan
pelepasan molekul pro-apoptosis ke dalam sitoplasma, tanpa memerlukan reseptor
kematian. Faktor pertumbuhan (
Growth factor) dan sinyallainnya dapat merangsang pembentukan protein
antiapoptosis Bcl2, yang berfungsi sebagai regulasi apoptosis. Protein anti apoptosis
yang utama adalah : Bcl-2 dan Bcl-x, yang pada keadaan normal terdapat pada
membran mitokondria dan sitoplasma.
Pada saat sel mengalami stress, Bcl-2 dan Bcl-x menghilang dari membran
mitokondria dan digantikan oleh pro-apoptosis protein, seperti Ba-k, Ba-x, Bi-m.
Sewaktu kadar Bcl-2 dan Bcl-x menurun, permeabilitas membran mitokondria

18
meningkat. Beberapa protein dapat mengaktifkan cascade caspase. Salah satu protein
tersebut adalah cytochrom-c yang diperlukan untuk proses respirasi pada
mitokondria. Di dalam cytosol, cytochrom-c berikatan dengan protein Apaf-1
(Apoptosis activating factor-1) dan mengaktivasi caspase-9 yang selanjutnya
digunakan sebagai mediator pada fase eksekusi fagositosis.

Gambar 3. Intrinsik Pathway

2.9 Tahapan Apoptosis


Setelah sel menerima sinyal yang sesuai untuk apoptosis, selanjutnya organelaorganela sel
akan mengalami degradasi yang diaktifasi oleh caspase proteolitik. Sel yangmulai apoptosis,
secara mikroskopis akan mengalami perubahan :
a. Pengerutan sel
Sel menjadi bulat (sirkuler). Ini terjadi karena struktur protein yang
menyusunsitoskeleton dicerna oleh enzim peptidase spesifik yang disebut
caspaspseyang telah diaktifkan di dalam sel. Sel mengerut dan lebih bulat, karena
pemecahan protein sitoskeleton oleh caspase.
b. Kondensasi kromatin (Piknotik)
Kromatin mengalami kondensasi dan fragmentasi menjadi semakin
memadat.Kromatin berkelompok dibagian perifer. Pada tahap ini, membran yang
mengelilingi inti sel masih tampak utuh, walaupun caspase tertentu telah melakukan
degradasi protein pori inti sel. DNA yang ada didalamnya pecah menjadi fragmen-
fragmen (karyorheksis). Degradasi DNA ini mengakibatkan inti terpecah menjadi
beberapa nukleosomal unit.
c. Pembentukan tonjolan sitoplasma dan badan apoptosis
Membran sel memperlihatkan tonjolan-tonjolan yang iregular / blebs pada
Sitoplasma. Sel terpecah menjadi beberapa fragmen, yang disebut dengan apoptotic
bodies.
d. Fagositosis badan apoptosis
Apoptotic bodies ini akan difagosit oleh sel-sel yang sehat maupun selmakrofag yang
ada disekitarnya. Badan apoptosis akan didegradasi di dalamlisosom dan sel-sel yang
berdekatan bermigrasi atau berproliferasi untukmenggantikan ruangan yang
sebelumnya diisi oleh sel apoptosis yang hilang(Lumongga, 2008).Secara ringkas,
tahapan apoptosis dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini, dan gambar 5 merupakan
kenampakan sel apoptosis di bawah mikroskop:

19
Gambar 4. Proses/tahapan apoptosis.

Gambar 5. Hasil pendeteksian apoptosis menggunakan reaksi imununologis pada sel


timus mencit (Nurhayati & Lusiyanti, 2006

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Degeneratif merupakan penyakit yang bisa diturunkan, contohnya diabetes mellitus,
hipertensi, aterosklerosis dan lain sebagainya. Yang dimana Degeneratif itu memiliki jenis-
jenis, faktor penyebab dan cara mencegahnya.

20
Apoptosis sendiri merupakan proses kematian sel yang terjadi pada sel tunggal secara
terencana yang ditandai dengan gambaran morfologi dan biokimiawi khas sebagai
akibat dari inisiasi oleh stimuli fisiologis maupun patologis tanpa menimbulkan reaksi radang.
3.2 Saran
1. Saran untuk Pembaca
Diharapkan pembaca mampu memahami dan memperhatikan tentang konsep
degeneratif.
2. Saran untuk penulis
Diharapkan penulis bisa lebih baik lagi dalam penulisan makalah ini dengan kritik
dan saran pembaca agar penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

DAFTAR ISI

Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Farmasi UGM File. Mekanisme Dan
Regulasi Apoptosis: 1-17.

21
Chandrasoma, P. & Taylor C.R. 1995. Cell Degeneration & Necrosis. In: Concise
Pathology.3rd. McGraw-Hill:4-5.

DeVita,V., Rosenberg, S. 2005. Cancer Principal & Practice of Oncology Book 1, 7thEd.
Lippincott Williams and Wilkins: 95-102.

Kumar,V., Abbas, A.K., Fausto, N., Neoplasia. 2005. In: Robbins and Cotran Pathology
Basisof Disease. 7th Ed. Philadelphia. Elsevier Saunders:1041- 1042.

Lumongga, F. 2008. Apoptosis. Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara Medan. Medan: USU Repository.

McKusick, V.A. 2000. On-line Mendelian inheritance in man (OMIM) National Center for
Biotechnology Information. Nat Inst of Health. Bethesda.

Nurhayati, S & Lusiyanti, Y. 2006. Apoptosis Dan Respon Biologik Sel Sebagai Faktor
Prognosa Radio terapi Kanker. Buletin Alara. 7(3):57 – 66

Makalah Apoptosis. https://www.academia.edu/36788984/Makalah_Apoptosis. Diakses pada


7 Juni 2023.

MAKALAH PENYAKIT DEGENERATIF. 2019.


https://www.academia.edu/42864988/Penyakit_Degeneratif. Diakses pada tanggal 7 Juni
2023.

Makalah Patofisiologi (Degeneratif). 2019.


https://id.scribd.com/document/417995052/Makalah-Patofisiologi-Degeneratif. Diakses pada
tanggal 7 Juni 2023.

22

Anda mungkin juga menyukai