Anda di halaman 1dari 65

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai
dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai
dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh
darah, pernafasan, pencernaan, endokrin, perkemihan dan lain sebagainya. Hal
tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Pada usia lanjut terjadi
perubahan anatomik-fisiologik dan dapat timbul pula penyakit-penyakit pada
sistem perkemihan khususnya penyakit CKD (Gagal Ginjal Kronik) Perubahan
tersebut pada umumnya berpengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga
secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2016). Usia
harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat karena pengaruh status
kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial ekonomi
yang semakin meningkat sehingga populasi lansia pun meningkat.
Berdasarkan World Health Organization (WHO,2015) dengan kenaikan dan
tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011 sebanyak 36 juta orang
warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic Kidney Disease (CKD).
(Data survey, 2011). Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang
cukup tinggi. Menurut data dari Penetri (Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2
Januari 2011 di perkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia yang
membutuhkan cangkok ginjal. Menurut data Perhimpunan Nefrologi Indoneisa
(PERNEFRI) tahun 2010, diperkirakan sebanyak 36 juta orang di dunia
meninggal akibat penyakit gagal ginjal kronik. Di Indonesia pasien hemodialisa
(cuci darah) mencapai 2.260 orang dari tahun yang sebelumnya 2.148 pasien.
Chronic Kidney Disease (CKD), merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.
CKD adalah kondisi dimana fungsi ginjal mulai menurun secara dalam beberapa
bulan atau beberapa tahun yang sering hilang timbul. Kerusakan ginjal dan
penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Dampak dari CKD
adalah pasien akan mengalami kelebihan kalium, terjadi pembengkakan paru-
paru, pasien akan mengalami asidosis atau tingginya kadar asam dalam tubuh,
gangguan pada otak, dan anemia.
Penatalaksanaan pasien dengan GGK dapat dilakukan secara farmakologis
dan non-farmakologis. Secara farmakologis dapat dilakukan control tekanan
darah yang memadai, terapi antihipertensi, control gula darah pada pasien DM,
koreksiasidosis metabolic, pemberian hormone kalsitrol, pembatasan fosfat,
pemberian pengikat fosfat, terapi pengganti ginjal seperti hemodialisa, peritoneal
dialysis atau transplantasi ginjal. Secara non-farmakologi dapat dilakukan
dengan pembatasan protein, pengaturan asupan kalori, asupan lemak, batasi
jumlah cairan yang masuk. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita
GGK agar gagal ginjal tidak bertambah buruk dengan menjaga berat badan ideal,
menghentikan kebiasaan merokok, mengatur pola makan, dan istirahat yang
cukup. Tindakan keperawatan dapat dilakukan disesuaikan dengan diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja karakteristik yang ditemukan pada Ny. Y dengan Diagnosa medis
CKD di Panti Werdha Usia Anugerah Surabaya?
2. Apa saja diagnosa yang muncul pada Ny. Y dengan Diagnosa medis CKD
di Panti Werdha Usia Anugerah Surabaya?
3. Apa saja intervensi yang diberikan pada Ny. Y dengan Diagnosa medis
CKD di Panti Werdha Usia Anugerah Surabaya?
4. Apa saja implementasi yang diberikan pada Ny. Y dengan Diagnosa medis
CKD di Panti Werdha Usia Anugerah Surabaya?
5. Bagaimana evaluasi keperawatan yang diberikan pada Ny. Y dengan
Diagnosa medis CKD di Panti Werdha Usia Anugerah Surabaya?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia dengan
diagnosa medis CKD.

Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada Ny. Y dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
2. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada Ny. Y dengan
Cronic Kidney Disease (CKD).
3. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada Ny. Y dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada Ny. Y dengan
Cronic Kidney Disease (CKD).
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada Ny. Y
dengan Cronic Kidney Disease (CKD)
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Lansia


2.1.1. Pengertian Lansia
Usia lanjut (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun (Maryam dkk, 2008). Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas
baik pria maupun wanita,yang masih aktif beraktifitas dan bekerja ataupun mereka
yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada
orang lain untuk menghidupi dirinya (Ineko, 2012).
2.1.2. Proses Menua
Penuaan adalah suatu proses normal yang ditandai dengan perubahan fisik
dan tingkah laku yang dapat diramalkan akan terjadi pada semua orang pada saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Hal ini
merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat di
observasi setiap sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem (Stanley dan
Gauntlet, 2017)
2.1.3. Teori Proses Menua
Teori-teori proses menua menurut Stanley (2006), antara lain:
2.1.3.1. Teori Biologi
1. Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang di
program oleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin
(terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
2. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh rusak (lelah).
3. Reaksi dari Kekebalan Sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4. Teori Immunologi Slow Virus (Immumology Slow Virus Theory)
Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
5. Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,
kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
6. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas (kelompok atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
7. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.
8. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
2.1.3.2. Teori Kejiwaan Sosial
1. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka
yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum ( pola hidup)
dilanjutkan pada cara hidup dari lansia. Mempertahankan hubungan antara sistem
sosial dan individu pagar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
2. Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimiliki.
3. Teori Pembebasan (Disenagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (tripleloss) yaitu : kehilangan
peran, hambatan kontak sosial dan berkurangnya kontak komitmen.
2.1.4. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia
Menurut Hardiwinoto dan Setiabudi (2005), berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain:
2.1.4.1. Permasalahan Umum
1. Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
2. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
3. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut
usia.
2.1.4.2. Permasalahan Khusus
1. Berlangsungnya proses menua yang berakibat di dunia masalah baik fisik,
mental maupun sosial.
2. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
3. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
2.1 Konsep GGK (Gagal Ginjal Kronik)
2.1.1 Definisi
Gagal Ginjal Kronik atau penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
Glomerulus Filtration Rate (GFR) (Nahas & Levin, 2010). Sedangkan menurut
Terry & Aurora, 2013 GGK merupakan suarau perubahan fungsi ginjal yang
progresif dan ireversibel. Pada gagal ginjal kronik, ginjal tidak mampu
memepertahankan keseimbangan cairan sisa metabolisme sehingga menyebabkan
penyakit ginjal stadium akhir.
Gagal ginjal yaitu ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan
makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi 2 kategori, yaitu akut dan
kronik. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif
dan lambat (biasanya berlangsung bertahun - tahun), sebaliknya gagal ginjal akut
terjadi dalam beberapa hari atau minggu (Price & Wilson, 2006).
GGK didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan
fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana
kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan dan
keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).
2.1.2 Etiologi
2.1.2.1 Infeksi misalnya pielonefritis kronik (Infeksi saluran kemih),
glomerulonefritis (penyakit peradangan). Pielonefritis adalah proses infeksi
peradangan yang biasanya mulai direnal pelvis, saluran ginjal yang
menghubungkan kesaluran kencing (ureter) dan parencyma ginjal atau jaringan
ginjal. Glomerulusnefritis disebebakan oleh salah satu dari banyak penyakit yang
merusak baik glomerulus maupun tubulus. Pada tahap penyakit berikutnya
kesuluran kemampuan penyaringan ginjal sangat berkurang.
2.1.2.2 Penyakit vaskuler hipertensi misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis. Disebabkan karena terjadinya
kerusakan vaskularisasi diginjal oleh adanya peningkatan tekanan darah akut dan
kronik.
2.1.2.3 Gangguan jaringan ikat misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif. Disebabkan oleh kompleks imun dalam
sirkulasi yang ada dalam membran basalis glomerulus dan menimbulkan
kerusakan (Price 2006).
Penyakit peradangan kronik dimana sistem imun dalam tubuh menyerang jaringan
sehat, sehingga menimbulkan gejala diberbagai organ.
2.1.2.4 Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubulus ginjal. Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan kista multiple,
bilateral dan berekspansi yang lambat laun akan mengganggu dalm
menghancurkan parenkim ginjal normal akibat penekanan, semakin lama ginjal
tidak mampu mempertahankan fungsi ginjal sehingga ginjal akan menjadi rusak.
2.1.2.5 Penyakit metabolik misalnya DM (Diabetes Melitus), gout,
hiperparatiroidisme, amiloidosis. Penyebab terjadinya ini dimana kondisi genetik
yang ditandai dengan adanya kelainan dalam proses metabolisme dalam tubuh
akibat defisisensi hormon dan enzim. Proses metabolisme ialah proses
memecahkan karbohidrat protein, dan lemak dalam makanan untuk menghasilkan
energi.
2.1.2.6 Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal.
Penyebab penyakit yang dapat dicegah bersifat refersibel, sehingga penggunaan
berbagai prosedur diagnostik.
2.1.2.7 Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah : hipertropi
prostat ; striktur uretra, anomali kongenital perifer pada leher kandung kemih dan
uretra.
2.1.2.8 Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolytyasis. Merupakan
penyebab gagal ginjal dimana benda padat yang dibentuk oelh presipitasi berbagai
zat terlarut dalam urin pada saluran kemih.
2.1.3 Manifestasi Klinik
2.1.3.1 Manifestasi Klinik antara lain :
Gejala dini : sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
berkurang, mudah tersinggung, depresi. Sakit kepala awalnya pada penyakit GGK
memang tidak akan mengganggu aktifitas. Penyebabnya adalah ketika tubuh tidak
bisa mendapatkan oksigen dalam cukup akibat kekurangan sel darah merah,
bahkan otak juga tidak bisa memiliki kadar oksigen dalam jumlah yang cukup.
Sakit kepala akan menjadi lebih berat jika penderita juga bermasalah dengan
anemia.
Gejala yang lebih lanjut : anoreksia atau mual disertai muntah, nafsyu
makan turun, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak,
udem yang disertai lekukan, pruiritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat
parah. Anoreksia adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa
kekurangan nafsu makan mesti sebenarnya lapar dan berselera terhadap makanan.
Gejala mula muntah ini biasanya ditandai dengan bau mulut yang kuat menjadi
tidak nyaman, bahkan keinginan muntah bisa bertahan sepanjang waktu hingga
sama sekali tidak bisa makan. Pada nafsu makan menurun disebabkan karena
penurunan nafsu makan berlebihan, ginjal yang buruk untuk menyaring semua
racun menyebabkan ada banyak racun dalam tubuh. racun telah mempengaruhi
proses metabolisme dalam tubuh.
2.1.3.2 Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2009) antara lain : hipertensi,
(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas system renin - angiotensi -
aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan
berlebihan) dan perikarditis (akibat irirtasi pada lapisan perikardial oleh toksik,
pruritis, anoreksia, mual, muntah dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan
tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
2.1.3.3 Manifestasi Klinik menurut Nahas & Levin (2010) adalah sebagai berikut :
1. Gangguan kardiovaskular
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiak
dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
Kondisi bengkak bisa terjadi pada bagian pergelangan kaki, tangan, wajah, dan
betis. Kondisi ini disebabkan ketika tubuh tidak bida mengeluarkan semua cairan
yang menumpuk dalam tubuh, gejala ini juga sering disertai dengan beberapa
tanda seperti rambut yang rontok terus – menerus, berat badan yang turun
meskipun terlihat lebih gemuk.
2. Gangguan pulmoner
Nafas dangkal, kusmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
kreleks.
3. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan
perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
4. Gangguan muskuloskeletal
Resiles reg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan),
burning feet syndrom (rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki),
tremor, miopati (rasa kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas).
5. Gangguan integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia kekuning – kuningan akibat
penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
6. Gangguan endokrin
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan
menstruasi dan aminore. Gangguan metabolik glukosa, gangguan metabolik
lemak dan vitamin D.
7. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium
dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
8. System hematologi
Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi aritopoetin,
sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis
akibat berkurangnya masa hidup eritosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga
terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
2.1.4 Patofisiologi
Disfungsi ginjal mengakibatkan keadaan patologik yang komplek
termasuk diantaranya penurunan GFR ( Glumerular Filtration Rate ), pengeluaran
produksi urine dan eksresi air yang abnormal, ketidakseimbangan elektrolit dan
metabolik abnormal. Homeostatis dipertahankan oleh hipertropi nefron. Hal ini
terjadi karena hipertrofi nefron hanya dapat memperthankan ekresi solates dan
sia-sia produksi dengan jalan menurunkan reaborsi air sehingga terjadi
hipostenuria (kehilangan kemampuan memekatkan urin) dan poliuria adalah
peningkatan ouput ginjal. Hipostenuria atau poliuria adalah tanda awal GGK dan
dapat menyebabkan dehidrasi ringan. Perkembangan penyakit selanjutnya,
kemampuan memekatkan urine menjadi semakin berkurang. Osmolitas jika fungsi
ginjal mencapai tingkat ini serum BUN meningkat secara otomatis dan pasien
akan bersiko kelebihan beban cairan seiring dengan ouput urin yang makin tidak
adekuat. Pasien dengan GGK mungkin menjadi dehidrasi / mengalami kelebihan
cairan tergantung pada tingkat gagal ginjal.
Perubahan metabolik pada gagal ginjal juga menyebabkan gangguan
eksresi BUN dan kreatin. Kreatin sebagian diekresikan oleh tubulus ginjal dan
penurunan fungsi ginjal berdampak pada pembentukan serum kreatin. Adanya
peningkatan konsentrasi BUN dan kreatin dalah darah disebut azotemia dan
merupakan salah satu petunjuk gagal ginjal.
Perubahan kardiak pada GGK menyebabkan sejumlah gangguan sytem
kardiovaskuler. Manisfestasi umum diantaranya anemia, hipertensi, gagal jantung
kongesti dan perikaraitis, anemia disebabkam oleh penurunan tingkat eritropin,
penurunan masa hidup sel darah merah akibat dari uremia, defisiensi besi dan
asam laktat dan pendarahan gastrointestinal.
Hipertropi terjadi karena peningkatan tekanan darah akibat overlood cairan
dan sodiom dan kesalahan fungsi sytem renin. Angiostin aldosteron CRF
menyebabkan peningkatan beban kerja jantung karena anemia, hipertensi dan
kelebihan cairan (Brunner & Suddart,2007).
1. Tahap 1 : Diminishid Renal Reserve
Tahap ini penurunan fungsi ginjal, tetapi tidak terjadi penumpukan sia-sisa
metabolik dan ginjal yang sehat akan melakukan kompensasi terhadap gangguan
yang sakit tersebut.
2. Tahap II : Renal Insuffuciency (insufisiensi ginjal)
Pada tahp ini dikategorikan ringan apabila 40-80% fungsi normal,
sedangkan apabila 15-140 % fungsi normal dan berat bila fungsi normal hanya 2-
20%. Pada insufisiensi ginjal sia-sia metabolik mulai berakumulasi dalam darah
karena jaringan ginjal yang lebih sehat tidak berkompensasi secara terus menerus
terhadap kehilangan fungsi ginjal karena adanya penyakit tersebut. Tingkat BUN,
kreatin, asam urat dan fosfor mengalami peningkatan tergantung pada tingkat
penurunan fungsi ginjal.
3. Tahap III : End Stage Renal Desease (penyakit ginjal tahap lanjut)
Sejumlah besar sisa nitrogen (BUN, kreatin) berakumulasi dalam darah dan
ginjal tidak mampu mempertahankan hemostatis. Ketidakseimbangan cairan dan
elekrolit terjadi bila segera dianalisa akan menjadi fatal/ kematian.
WOC
Diabetes melitus Glomerulonefritis kronis Nefropati toksik

Gula darah tinggi Reaksi antigen antibodi Fungsi filtrasi menurun

Fungsi nefron menurun Terbentuk Kerusakan nefron


agregat molekul

Kerusakan nefron
Beberapa
terperangkap
GFR menurun di ginjal

Ginjal kehilangan Respon inflamasi


fungsi

Jaringan parut
sisa korteks

Glomeruli dan tubulus


menjadi jaringan parut
Kerusakan
glomerulus parut

GGK (Gagal Ginjal Kronik) Prognosis penyakit

Pasien banyak Pasien gelisah


bertanya

MK: Ansietas
MK: Kurang
pengetahuan

Glukosa muncul diurin Fungsi eritropotein Uremia Retensi caian


dan natrium

Pengeluaran cairan dan Eritrosit menurun Mempengaruhi semua


elektrolit berlebih organ dan jaringan Odem

Anemia
Pada kulit MK: Kelebihan
volume cairan
Polisuria Polidipsi Turgor kulit
Suplai O2 dan
nutrisi ke jaringan Pruritis
MK: Gangguan MK: Gangguan
MK: Gangguan integitas kulit citra tubuh
pola eliminasi
MK: Gangguan
integitas kulit

Mekanisme kompensasi Hipoksia Hipoaktif nausea Penurunan suplai


tubuh, merangsang O2 ke otak
pusat pernafasan
Mekanisme aerob
Peningkatan RR ATP Nafsu makan Penurunan frekuensi
menurun, BB defekasi, perubahan
menurun karakteristik dan jumlah
Hiperventilasi MK: Intoleransi
aktivitas
MK:
MK: Pola nafas Ketidakseimbangan MK: Konstipasi
tidak efektif nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Sianosis Penurunan Iskemik
perifer kesadaran jaringan
otak

MK: Perfusi MK: Gangguan


jaringan perifer perfusi cereberal Muncul
tidak efektif stimulus-
stimulus
nyeri

MK: Gangguan
rasa nyaman nyeri
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun
kolaborasi antara lain :
 Hematologi
 RFT (Renal Fungsi Test)
 LFT (Liver Fungsi Test)
 Elektrolit
 Koagulasi studi
 BGA
 Urine rutin
 Urine khusus : benda keton, analisa kristal batu
 ECG
 ECO
 EKG
 USG abdominal
 CT scan abdominal
 BNO/IVP, FPA
 Renogram
 RPG (Retio Pielografi)
2.1.6 Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD di bagi 3 yaitu :
2.1.6.1 Konservatif
1. Dilakukan pemeriksaan lab darah dan urin
2. Observasi balance cairan
3. Observasi adanya odema
4. Batasi cairan yang masuk
2.1.6.2 Dyalisis
1. Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis
yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD
(Continues Ambulatori Peritonial Dialysis).
2. Hemodialisis
Yaitu dialysis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodialisis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
a. Av fistule : menggabungkan vena dan arteri
b. Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung)
Tujuannya yaitu untuk menggantikan fungsi ginjal dalam tubuh fungsi eksresi
yaitu membuang sisa – sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin,
dan sisa metabolisme yang lain.
2.1.6.3 Tindakan operasi
1. Pengambilan batu
2. Transplantasi ginjal

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Teori


2.2.1 Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70thn), usia muda,
dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70% pada pria.
2. Keluhan utama
Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan (anoreksia),
mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas berbau (ureum), gatal pada
kulit.
3. Riwayat penyakit
a. sekarang: diare, muntah, perdarahan, luka bakar, reaksi anafilaksis, renjatan
kardiogenik
b. dahulu: riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah
jantung, hipertensi, penggunaan obat-obat nefrotoksik, benign prostactic
hyperplasia, prostatektomi.
c. keluarga: adanya penyakit keturunan diabetes melitus (DM)
4. Tanda vital: peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah, hipertensi, nafas
cepat dan dalam (kusmaul), dsypnea
5. Body System
a. Pernafasan (B1: Breathing)
gejala: nafas pendek, dispneu nokturm]nal, paroksimal, batuk dengan atau
tanpa sputum, kental dan banyak tanda: takhipneu, dispneu, peningkatan
frekuensi, batuk produktif dengan atau tanpa sputum
b. Cardiovaskular (B2: Blood)
gejala: riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi nyeri dada atau angina dan
sesak nafas, gangguan irama jantung, edema. Tanda: hipertensi, nadi kuat,
oedema jaringan umum, piting pada kaki, telapak tangan, disritmia jantung,
nadi lemah halus, hipotensi ortostatik, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning,
kecenderungan perdarahan.
c. Persyarafan (B3: Brain)
kesadaran: disorientasi, gelisah, apatis, letargi, somnolen sampai koma.
d. Perkemihan (B4: Bladder)
Kencing sedikit (kurang dari 400cc/hari), warna urine kuning tua dan pekat,
tidak dapat kencing. Gejala: penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal
tahap lanjut) abdomen kembung, diare atau konstipasi. Tanda: perubahan
warna urine (pekat, merah, coklat, berawan)
e. Pencernaan (B5: Bowel)
Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis erosiva dan
diare
f. Tulang-otot-integumen (B6: Muskuloskeletal)
Gejala : nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki (memburuk saat
malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi. Tanda: pruritus, demam
(sepsis, dehidrasi), petekie, area ekimosis pada kulit, fraktur tulang, defosit
fosfat kalsium pada kulit, jaringan lunak, keterbatasan sendi.
g. Pola aktivitas sehari-hari
a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada pasien gagal ginjal kronik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana
hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gagal ginjal kronik
sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan
kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan
yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah
dimengerti pasien.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Anoreksia, mual, muntah dan rasa pahit pada rongga mulut, intake minum yang
kurang, dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan
klien.
c) Penggunaan diuretik
Tanda: gangguan status mental, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan
memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, kejang, rambut tipis, kuku rapuh
d) Pola eliminasi
Kencing sedikit, warna urine kuning tua dan pekat, tidak dapat kencing
e) Pola tidur dan istirahat
Gelisah, cemas, gangguan tidur
f) Pola aktivitas dan kelemahan
Kelelahan ekstremitas, kelemahan, malaise, kelemahan otot, kehilangan tonus,
penurunan rentang gerak
g) Pola sensori dan kognitif
Klien dengan gagal ginjal kronik cenderung mengalami neuropati/mati rasa
pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma. Klien mampu melihat
dan mendengar dengan baik/tidak, klien mengalami disorientasi/tidak.
2.3.1 Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet berlebih dan
retensi cairan serta natrium.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah,
pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
4. Gangguan pertukaran gas.
5. Kerusakan integritas kulit.
2.3.2 Intervensi Keperawatan
1. Hipervolemia b.d penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan
serta natrium.
Tujuan : diharapkan hipervolemia teratasi.
Kriteria Hasil :
- Haluaran urine meningkat
- Terbebas dari edema, efusi, anaskara
Intervensi :
1. Identifikasi penyebab hipervolemia
R/ : hipervolemia / meningkatnya volemu cairan
2. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (ukur denyut jantung dan awasi TD)
R/ : Perawatan invasif diperlukan untuk mengkaji volume intravaskuler
khususnya pada pasien dengan fungsi jantung buruk.
3. Kaji adanya edema
R/ : Oedema menunjukan adanya kelebihan volume cairan.
4. Monitor pemasukan cairan intake dan output
R/ : menentukan fungsi ginjal
5. Ajarkan Batasi asupan cairan dan garam
R/ : tidak kelebihan cairan
6. Kolaborasi pemberian diuretik
R/ : mempercepat pengeluaran urine

2. Defisit nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan
diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
Tujuan : mempertahankan/meningkatkan berat badan dan selera untuk makan.
Kriteria hasil : tidak ada penurunan berat badan
Intervensi :
1. Kaji pemasukan diet.
R/ : Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet.
2. Tawarkan perawatan mulut / sering cuci mulut.
R/ : memberi kesegaran pada mulut dan miningkatkan selera makan.
3. Anjurkan / berikan makan sedikit tapi sering.
R/ : meminimalkan anoreksia dan mual.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet rendah protein dan rendah garam
R/ : diet untuk pasien gagal ginjal.
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
Tujuan : pasien mampu melakukan aktifitas.
Kriteria Hasil :
- Mampu melakukan aktivitas sehari - hari ( ADL) secara mandiri.
Intervensi :
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
R/ : mengurangi aktivitas yang berlebihan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
R/ : pemantauan aktivitas
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
R/ : agar dapat melancarkan pernafasan
4. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
R/ : tidak menyebabkan keletihan yang maksimal
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
R/ : Memulihkan kembali otot yang mengalami kekakuan.

4. Gangguan pertukaran gas


Tujuan : Gangguan pertukaran pasien teratasi.
Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat.
Intervensi :
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
R/ : memperlancar ventilasi
2. Monitor pola napas
R/ : adanya kelainan
3. Auskultasi bunyi napas
R/ : mengetahui adanya kelainan
4. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
R/ : adanya kelainan
5. Jelaskan tujuan prosedur pemantauan
R/ : mengetahui perkembangan kondisi pasien.
5. Resiko gangguan intregitas kulit
Tujuan : kerusakan integritas kulit pasien teratasi.
Kriteria Hasil :
- Integritas kulit yang baik bias dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi).
Intervensi :
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
R/ : mengetahui adanya kelainan
2. Ubah posisi tiap 2 jam sekali
R/ : mencegah dekubitus
3. Anjurkan minum air yang cukup
R/ : agar kulit tidak hidrasi
4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
R/ : pigmentasi kulit terlihat sehat
5. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
R/ : kulit terlihat sehat.
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 25 dari 19

A.Karakteristik Demografi Tanggal Pengkajian: 04 – 09 - 2020

1. Identitas Klien Jam : 10.00 WIB


Nama : Ny. Y

Tempat Tanggal Lahir : 20 Juli 1965

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan terakhir : SD

Golongan darah :O

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin

Alamat : Gayungan

No. Telpon/HP :-

Orang yang paling dekat dihubungi : Tn. J

Hubungan dengan usila : Suami

Alamat dan jenis kelamin orang/keluarga: Gayungan

2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi: Pasangan:
 Nama : Tn J
 Alamat : Gayungan
 No. Telpon : -
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 26 dari 19

 Hubungan dengan Klien : Suami


 Genogram :

Keterangan :

= Laki – laki

= perempuan

= pasien

= tinggal serumah

a. Riwayat Kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)


 tidak ada anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir
3. Riwayat Pekerjaan dan Status ekonomi
 Pekerjaan saat ini : ibu rumah tangga
 Pekerjaan sebelumnya : ibu rumah tangga
 Sumber pendapatan : dari Tn J
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 27 dari 19

 Kecukupan pendapatan : Cukup


4. Aktivitas rekreasi
 Hobi : Memasak
 Bepergian/wisata : luar kota / mall
 Keanggotaan/organisasi : selama sakit tidak mengikuti organisasi
 Lain-lain : selama sakit tidak pernah liburan
B. Pola Kebiasaan Setiap Hari
1. Nutrisi
 Frekuwensi makan : 3x sehari
 Nafsu makan : berkurang
 Jenis makanan : nasi, sayur, lauk
 Kebiasaan sebelum makan: minum air putih
 Makanan yang tidak disukai: durian
 Alergi terhadap makanan : tidak ada alergi
 Pantangan makanan : tidak ada pantangan
 Keluhan yang berhubungan dengan makan: selama sakit mengalami mual
kadang muntah
Masalah Keperawatan : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh

2. Eliminasi
a. BAAK
 Frekuensi dan Waktu : 200 ml dalam sehari
 Kebiasaan BAAK pada malam hari : Ny.Y mengatakan sering terbangun
karena sering kencing sedikit - sedikit

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 28 dari 19

 Keluhan yang berhubungan dengan BAK: Ny. Y mengatakan susah


kencing
Masalah Keperawatan : kelebihan volume cairan

BAB

 Frekuensi dan waktu : 2x sehari


 Konsisten : cair, jernih, warna kuning
kecoklatan
 Keluhan yang berhubungan dengan BAB: tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

3. Personal hygiene
a. Mandi :
 Frekwensi dan waktu mandi : 2x sehari dibantu oleh perawat
 Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya
b. Oral Hygiene :
 Frekwensi dan gosok gigi : 2x sehari dibantu oleh perawat
 Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci Rambut :
 Frekwensi : 2 hari sekali dibantu oleh perawat
 Penggunaan shampoo : ya
d. Kuku dan Tangan :
 Frekwensi gunting kuku : 1 minggu sekali
 Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun: ya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Istirahat dan Tidur


Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 29 dari 19

 Lama tidur malam : 3 – 4 jam


 Tidur siang : 1 jam
 Keluhan yang berhubungan dengan tidur : sering terbangun karena sering
kecing sedikit – sedikit
Masalah Keperawatan : gangguan pola tidur

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


a. Olah raga : terkadang pagi hari
b. Nonton TV : pada waktu luang dan tidak malas
c. Berkebun/memasak : selama tidak kambuh
d. Lain-lain :
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis/frekuensi/jumlah/lama
pakai)
a. Merokok (ya/tidak) : tidak
b. Minuman keras (ya/tidak): tidak
c. Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : ya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

7. Urologi kronologi kegiatan sehari-hari


Jenis kegiatan Lama Waktu untuk Setiap kegiatan

1. Memasak 1. 1 – 2 jam
2. Olahraga 2. 1 jam
3. Nonton TV 3. 1 jam
4. Tidur 4. 3 - 5 jam

C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 30 dari 19

a. Keluhan utama dalam satu tahun : susah kencing


b. Gejala yang dirasakan : pasien terlihat lemas
c. Faktor pencetus :
d. Timbul keluhan ( ) mendadak ( ) bertahap : mendadak
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : sebelum masuk panti kira – kira 5 hari
sebelumnya
f. Upaya mengatasi :
 Pergi ke RS/klinik pengobatan : Ke RS /Puskesmas
 Pergi ke Bidan atau perawat : Perawat
 Mengkonsumsi obat-obatan sendiri ( ) nama obat : Furosemid
 Mengkonsumsi obat-obatan tradisional ( ) nama obat: Kulit manggis
 Lain-lain :
Masalah Keperawatan : kelebihan volume cairan

2. Riwayat kesehatan masa lalu


a. Penyakit yang pernah diderita : tidak ada
b. Riwayat alergi obat (obat debu, makanan, dan lain-lain: tidak ada
c. Riwayat kecelakaan : tidak ada tahun : -……. Meninggal bekas : -
d. Riwayat di rawat RS : tidak pernah
e. Riwayat pemakaian obat : Furosemide
3. Pengkajian pemeriksaan fisik (observasi,pengukuran,auskultasi,perkusi dan
palpasi)
a. Keadaan umum (TTV) : TD 130/90mmHg Nadi : 84 x/menit
RR : 22x/menit Suhu: 36,6oC
Kesadaran umum : composmentis

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 31 dari 19

Penampilan umum : terdapat pruritus ditubuh, tampak lemas, asites


dibagian perut

Kondisi klien tampak sehat/sakit/baru sakit

b. BB/TB : 56kg / 161 cm


Sistem Pernafasan B1 (Breath)

-bentuk dada : Normochest


-pasien tidak menggunakan alat bantu nafas
-ekspansi paru simetris
-tidak terdapat retraksi intercostae (meningkatnya pemakaian otot leher dan bentuk
dada untuk usaha bernapas)
-tidak terdapat pernapasan cuping hidung
-tidak ada clubbing dan peningkatan vena jugularis
-tidak terdapat nyeri tekan pada dada
-vokal/ taktil fremitus simetris
- RR: 22
-irama nafas teratur
-suara nafas vesikuler
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

Sistem Kardiovaskuler B2 (Blood)

-anemis
-HB :10,2
-wajah tidak menyeringai

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 32 dari 19

-nadi 84x/menit
-akral hangat
-suara jantung lub dub
-lemas
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

Sistem Persyarafan B3 (Brain)

-GCS Eye: 4, Verbal: 5, Motorik:6 total 15


-terdapat keluhan pusing
-konjungtiva anemis
-terdapat kantung mata
-kelopak mata tampak sayu
-tidak terdapat gangguan pendengaran
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Maalah Keperawatan

Sistem Perkemihan B4 (Bladder)

-kebersihan kurang
-Ny. Y mengatakan BAK hanya sedikit 1-2x/hari dan berwarna kuning tua
-tidak menggunakan alat bantu kateter
-intake oral 200cc/hari
-adema pada perut
-tidak ada nyeri tekan pada bagian kandung kemih
Masalah Keperawatan : Kelebihan voume cairan

Sistem Pencernaan B5 (Bowel)

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 33 dari 19

-kondisi mulut bersih


-lidah bersih
-gigi pasien tidak lengkap
-tidak ada bekas luka pada perut
-pasien lemas
-pasien mual/muntah
-peristaltik 18x/menit
-tidak terdapat pembesaran tonsil
-edem pada perut
Masalah Keperawatan : ketidakseimbangan nutrisi

Sistem Muskoloskeletal / Integumen B6 (Bone)

-kemampuan pergerakan sendi bebas


-pasien tampak lemas
-kekuatan otot 5/5/5/5
-tidak terdapat kelainan ekstremitas
-terdapat luka pruritus
-tidak terdapat fraktur
-nadi 85x/menit
-reflek patella positif
-pusing jika lama lama beraktivitas
-jika berkeringat kulit gatal – gatal
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas dan Resiko Integritas Kulit

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 34 dari 19

D. Hasil Pengkajian Khusus (format terlampir)


1. Masalah kesehatan kronis : CKD
2. Fungsi koknitif : Cukup
3. Status fungsional : Cukup
4. Status psikologis (skala depresi) : terkadang pasien gelisah
5. Dukungan keluarga : ada
Masalah Keperawatan : CKD

E. Lingkungan Tempat Tinggal :


1. Kebersihan dan kerapihan kronis: terjaga
2. Penerangan : terjaga
3. Sirkulasi darah : terjaga
4. Keadaan kamar mandi dan WC: terjaga
5. Pembuangan air kotor : terjaga
6. Sumber air minum : ada
7. Pembuangan sampah : ada
8. Sumber pencemaran : ada
9. Penataan halaman(kalau ada): tidak ada
10. Privasi :terjaga
11. Resiko injuri : tidak ada
12. Resume :-
Catatan :-

1. Hasil pengkajian disajikan dalam bentuk narasi :

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 35 dari 19

Sebelum masuk panti kira – kira 5 hari sebelumnya pasien mengatakan BAK
sedikit dan sakit untuk BAK , dan 2 hari kemudian pasien mengatakan demam dan pusing
serta mual muntah dan pada malam hari sampai menggigil pada saat pengkajian tanggal
04 September 2020 pasien mengalami mual muntah saat makan, pasien mengatakan
nafsu makan berkurang , makan sedikit terasa penuh. Pasien mengatakan selama sakit
BAK berkurang hanya sedikit – sedikit volume BAK sehari mencapai 200 ml. Pasien
mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas, perawatan personal hygine selama sakit
dibantu oleh keluarganya, 2x sehari dan dibantu perawat. Pasien mengatakan lemas.
Pasien mengatakan gatal – gatal pada tubuh apalagi bila berkeringat. Saat pengkajian,
pasien terlihat lemas, asites dibagian perut dengan lingkar perut 88 cm, terdapat pruritus
di tubuhnya. Hasil TTV : TD : 130 / 90 mmHg , Suhu : 36,6 C , RR : 22 x / menit , Nadi :
84x/menit.

2. Format selanjutnya mengikuti pola asuhan keperawatan secara umum

F. Pemeriksaan penunjang :
1. Uruem : 243 mg/dL
2. Kreatin : 12,2 mg/dL
3. Clearen creatinin : 4,35%
4. Hemoglobin : 10,2 mg/dl

Mahasiswa Pembimbing

( ) ( )

ANALISIS DATA
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 36 dari 19

Nama Pasien : Ny. Y No reg : …………………..


Umur : 55 tahun No. RM : …………………..
Data Gayut Etiologi Masalah
1.DS : pasien mengatakan GGK Hipervolemia
selama sakit BAK
berkurang hanya sedikit –
sedikit, volume BAK
Kehilangan fungsi ginjal
sehari mencapai 200 ml
DO :
- Ureum : 243 mg/dL
- Kreatinin : 12,2 mg/dL Disfungsi glomerolus
- Clearen creatinin :
4,44%
- Terdapat asites di GFR menurun
bagian perut

Sekresi rennin

Retensi air dan natrium

Peningkatan tekanan
hidrostatik

Edema

Kelebihan volume cairan


Sindrome uremia Defisit Nutrisi.
2. DS : pasien mengatakan
nafsu makan berkurang ,
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 37 dari 19

makan sedikit terasa


penuh, mual kadang
muntah. Pasien hanya Anoreksia mual muntah
makan 2 – 4 sendok
makan saja sudah terasa
penuh
DO : Intake turun

- Mukosa bibir kering


- Terdapat stomatitis
A : lingkar perut : 88 cm Gangguan nutrisi kurang dari
B : ureum : 243 mg/dl kebutuhan tubuh
Kreatinine : 12,2 mg/dl
Clearen creatinin :
4,44%
Hemoglobin : 10,2
mg/dl
C : mual muntah
D : diet rendah garam
dan rendah protein

3. DS : pasien mengatakan Okesihemoglobin turun Intoleransi Aktivitas


tidak bisa melakukan
aktivitas, perawatan
personal hygiene selama
sakit dibantu oleh Suplai O2 jaringan menurun
keluarga dan perawat 2x
sehari, pasien
mengatakan lemas. Kelelahan otot
DO : pasien terlihat
lemas
Intoleransi Aktivitas

Penurunan fungsi ekskresi Resiko Gangguan


4. DS : Pasien mengatakan ginjal Integritas Kulit
gatal – gatal pada tubuh
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 38 dari 19

apalagi bila berkeringat


DO : Kulit pasien
terlihat kering, terdapat Sindrom uremia
pruritus di tubuhnya,
asites dibagian perut,
Pruritus
lingkar perut 88 cm,
muncul bintik bintik
pada daerah ekstremitas Resiko integritas kulit
atas

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 39 dari 19

Nama Pasien : Ny.Y No reg : …………………..


Umur : 55 tahun No. RM : …………………..

No Prioritas Masalah

1. Hipervolemia b.d penurunan haluaran urin, retensi urin dan natrium


sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal ditandai dengan pasien
mengatakan selama sakit BAK berkurang hanya sedikit – sedikit,
volume BAK sehari mencapai 200 ml, terdapat asites dibagian perut,
Ureum : 243 mg/dL, Kreatinin : 12,2 mg/dL, Clearen creatinin : 4,44%

2. Defisit Nutrisi b.d anoreksia, mual dan muntah ditandai dengan pasien
mengatakan nafsu makan berkurang , makan sedikit terasa penuh, mual
kadang muntah. Pasien mengatakan makan 2 – 4 sendok makan saja
sudah terasa penuh, mukosa bibir kering, terdapat stomatitis, A : lingkar
perut : 88 cm , B : ureum : 243 mg/dl, Kreatinine : 12,2 mg/dl, Clearen
creatinin : 4,44%, Hemoglobin : 10,2 mg/dl, C : mual muntah, D : diet
rendah garam dan rendah protein

3. Intoleransi Aktivitas b.d penurunan produksi energi dari anemia


ditandai dengan pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas,
perawatan personal hygiene selama sakit dibantu oleh keluarga dan
perawat 2x sehari, pasien mengatakan lemas. Pasien terlihat lemas

4. Resiko Gangguan Integritas Kulit b.d status metabolik dan pruritus


ditandai dengan Pasien mengatakan gatal – gatal pada tubuh apalagi bila
berkeringat. Kulit pasien terlihat kering, terdapat pruritus di tubuhnya,
asites dibagian perut, muncul bintik bintik pada daerah ekstremitas atas

NCP (NURSING CARE PLANING)


Nama Pasien : Ny. Y
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 40 dari 19

Alamat : Gayungan
Dx. Medis : CKD

No Diagnosa Tindakan dan Intervensi dan Tanda


Keperawatan Criteria hasil Rasional Tangan

1. Hipervolemia Setelah dilakukan 1. Identifikasi penyebab Hasto


tindakan keperawatan hipervolemia
selama 3 x 24 R/ : mengetahui adanya
diharapkan masalah hipervolemia
kelebihan volume 2. Periksa tanda dan gejala
hipervolemia (ukur
cairan dapat teratasi
denyut jantung dan awasi
dengan kriteria hasil: TD)
- Haluaran urine R/ : Perawatan invasif
meningkat diperlukan untuk
- Terbebas dari mengkaji volume
edema, efusi, intravaskuler khususnya
anaskara pada pasien dengan
fungsi jantung buruk.
3. Kaji adanya edema
R/ : Oedema menunjukan
adanya kelebihan volume
cairan.
4. Monitor pemasukan
cairan intake dan output
R/ : menentukan fungsi
ginjal
5. Ajarkan Batasi asupan
cairan dan garam
R/ : tidak kelebihan
cairan
6. Kolaborasi pemberian
diuretik

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 41 dari 19

R/ : mempercepat
pengeluaran urine

2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan 1. Kaji pemasukan diet. Hasto


tindakan keperawatan R/ : Membantu dalam
selama 3 x 24 jam mengidentifikasi
diharapkan masalah defisiensi dan kebutuhan
defisit nutrisi dapat diet.
teratasi dengan 2. Tawarkan perawatan
kriteria hasil : mulut / sering cuci mulut.
R/ : memberi kesegaran
- tidak ada pada mulut dan
penurunan berat miningkatkan selera
badan makan.
3. Anjurkan / berikan makan
sedikit tapi sering.
R/ : meminimalkan
anoreksia dan mual.
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk diet rendah
protein dan rendah garam
R/ : diet untuk pasien
gagal ginjal.

3. Intoleransi Setelah dilakukan 1. Identifikasi gangguan Hasto


tindakan keperawatan fungsi tubuh yang
Aktivitas
selama 3 x 24 jam mengakibatkan kelelahan.
R/ : mengurangi aktivitas
diharapkan masalah
yang berlebihan
intoleransi aktivitas
2. Monitor kelelahan fisik
dapat teratasi dengan
dan emosional
kriteria hasil : R/ : pemantauan aktivitas
- Mampu melakukan 3. Berikan aktivitas distraksi
aktivitas sehari – yang menenangkan
hari (ADL) secara R/ : agar dapat
mandiri.

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 42 dari 19

melancarkan pernafasan
4. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
R/ : tidak menyebabkan
keletihan yang maksimal
5. Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi
R/ : Memulihkan kembali
otot yang mengalami
kekakuan.

4. Resiko Setelah dilakukan 1. Identifikasi penyebab Hasto


tindakan keperawatan gangguan integritas kulit
Gangguan
selama 3 x 24 jam R/ : mengetahui adanya
Integritas Kulit kelainan
diharapkan masalah
resiko gangguan 2. Ubah posisi tiap 2 jam
sekali
integritas kulit dapat
R/ : mencegah dekubitus
teratasi dengan
3. Anjurkan minum air yang
kriteria hasil : cukup
- - Integritas kulit yang R/ : agar kulit tidak hidrasi
baik dipertahankan 4. Anjurkan meningkatkan
(sensasi, elastisitas, asupan nutrisi
temperatur, hidrasi, R/ : pigmentasi kulit
pigmentasi).
terlihat sehat
5. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
R/ : kulit terlihat sehat.

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 43 dari 19

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN (SOP)


Nama Pasien : Ny.Y
Alamat : Gayungan

Hari / Diagnosa
Waktu Implementasi T.T
tanggal Keperawatan

Jumat, Hipervolemia 11.00 1. Mengidentifikasi


04 – 09 – penyebab hipervolemia
2020 R/ : klien sudah
mengetahui
penyebabnya.
11.05 2. Memeriksa tanda dan
gejala hipervolemi
(ukur denyut jantung
dan awasi TD)
R/ : TTV :
TD : 130/90 mmHg
Suhu : 36,5oC
RR : 26x/menit
Nadi : 88x/menit
11.05 3. Mengkaji adanya
oedema.
R/ : adanya oedema
bagian perut
11.10 4. Memonitor pemasukan
cairan intake dan
output.
R/ : klien mengatakan
minum 2 gelas air
mineral (400 ml)
11.10 5. Mengajarkan Batasi
asupan cairan dan
garam
R/ : klien mengatakan
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 44 dari 19

makanan terasa
hambar karena tidak
ada garamnya.
11.10 6. Kolaborasi pemberian
diuretik
R/ : klien sering lupa
dan harus diingatkan
untuk meminum
obatnya.
Jumat, Defisit Nutrisi 11.10 1. Mengkaji pemasukan
04 – 09 – diet.
2020 R/ : klien masih tidak
dapat membatasi
makanannya.
11.10 2. Menawarkan perawatan
mulut / sering cuci
mulut.
R/ : klien mau tetapi
dengan bantuan
perawat.
11.15 3. Memberikan makan
sedikit tetapi sering.
R/ : klien hanya makan
3 sendok saja
11.15 4. berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk diet
rendah protein dan
rendah garam
R/ : klien sering
mengatakan kalau
makananya hambar
Jumat, Intoleransi Aktivitas 11.10 1. Mengidentifikasi
04 – 09 – gangguan fungsi tubuh
2020 yang mengakibatkan
kelelahan.
R/ : klien mengatakan
sering lelah padahal
hanya berjalan dan
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 45 dari 19

tidak jauh.
11.10 2. Memonitor kelelahan
fisik dan emosional.
R/ : klien bisa bekerja
sama dengan perawat.
11.15 3. Memberikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan.
R/ : klien bisa bekerja
sama dengan perawat
dan mengerti
11.15 4. Menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap.
R/ : klien mengerti dan
paham.
11.15 5. Berkolaborasi dengan
ahli fisioterapi.
R/ : klien mengikuti
dengan baik

Jumat, Resiko Gangguan 11.15 1. Mengidektifikasi


04 – 09 – Integritas Kulit penyebab gangguan
2020 integritas kulit
R/ : klien tau penyebab
dari gangguan tersebut
11.15 2. Ubah posisi tiap 2 jam
sekali
R/ : klien bisa
melakukannya secara
mandiri
11.20 3. Menganjurkan minum
air yang cukup
R/ : klien mengatakan
kadang tidak tahan bila
harus minum sedikit
dan kadang tetap
minum banyak
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 46 dari 19

11.20 4. Menganjurkan untuk


meningkatkan asupan
nutrisi
R/ : klien mengatakan
nafsu makan tidak ada
11.20 5. Menganjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya
R/ : klien mengerti
tetapi masih dibantu
oleh perawat

EVALUASI
Nama Pasien : Ny. Y
Umur : 55 tahun

N Hari/ Waktu EVALUASI TT


O
Tanggal

1. Jumat, 11.10 S : pasien mengatakan BAK masih sedikit – Hasto


sedikit
04 – 09
– 2020

O:

- Pasien tampak lemas,


- Konjungiva anemis
- Terdapat asites di bagian perut
- TTV :
TD : 130/90mmHg,

N : 88x/menit,

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 47 dari 19

RR : 26x/menit,

Suhu : 36,50c,

- Ureum : 243 mg/dl.


- Kreatinin : 12,2 mg/dl,
- Clearen creatinin: 4,35%,
- Hemoglobin : 10,2 mg/dl

A : Masalah hipervolemia belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

2 Jumat, 11.00 S : pasien mengatakan nafsu makan masih Hasto


berkurang, masih mual, pasien mengatakan
04 – 09 makan 3 sendok makan saja sudah terasa penuh
– 2020

O:

- Mukosa bibir kering


- terdapat stomachtitis
- A : lingkar perut : 88 cm
- B : ureum : 243 mg/dl
Kreatinine : 12,2 mg/dl

Clearen creatinin : 4,44%

Hemoglobin : 10,2 mg/dl

- C : mual muntah
- D : diet rendah garam dan rendah protein

A : Masalah Defisit Nutrisi belum teratasi

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 48 dari 19

P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

3 Jumat, 11.15 S : pasien mengatakan masih tidak bisa Hasto


melakukan aktivitas, perawatan personal
04 – 09 hygiene masih dibantu oleh keluarga dan
– 2020 perawat, pasien mengatakan lemas.

O : pasien terlihat lemas

A : Masalah Intoleransi Aktivitas belum


teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

4 Jumat, 11.20 S : Pasien mengatakan masih gatal – gatal pada Hasto


tubuh apalagi bila berkeringat.
04 – 09
– 2020 O : Kulit pasien tampak kering, terdapat
pruritus di tubuhnya, asites dibagian perut,
lingkar perut 88cm, muncul bintik bintik pada
daerah ekstremitas atas.

A : masalah Integritas Kulit belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

CATATAN PERKEMBANGAN
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 49 dari 19

Nama Pasien : Ny. Y


Umur : 55 tahun

No Hari / CATATAN PERKEMBANGAN T.T


Tanggal

1 Sabtu, 05 – S : pasien mengatakan BAK sudah mulai banyak Hasto


09 - 2020
O : pasien tampak lemas, konjungiva anemis,
terdapat asites dibagian perut
TTV : TD : 130/80mmHg, N : 68x/menit, RR :
22x/mnt, suhu : 36,50c

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5


I:
1. Mengidentifikasi penyebab meningkatnya
volume cairan
2. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemi
(ukur denyut jantung dan awasi TD)
3. Mengkaji adanya oedema.

4. Memonitor pemasukan intake dan output


cairan.
5. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian
diuretik.
2 Sabtu, 05 – S : pasien mengatakan sudah bisa makan dan Hasto
tidak mual muntah tetapi porsi tidak habis
09 - 2020
O : nafsu makan masih berkurang, mukosa bibir
lembab

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4


I:
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 50 dari 19

1. Mengkaji pemasukan diet.


2. Menawarkan perawatan mulut / sering cuci
mulut
3. Memberikan makan sedikit tetapi sering.
4. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk diet
rendah protein dan rendah garam
3 Sabtu, 05 – S : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas Hasto
tetapi tidak banyak, perawatan personal hygiene
09 - 2020
kadang masih dibantu oleh keluarga dan
perawat, pasien mengatakan lemas berkurang

O : pasien tampak tidak lemas

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5


I:
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan.
2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional.
3. Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
4. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap.
5. Berkolaborasi dengan ahli fisioterapi
4 Sabtu, 05 – S : Pasien mengatakan gatal – gatal berkurang Hasto
karena sudah tidak berkeringat.
09 - 2020
O : Kulit pasien tampak kering, terdapat pruritus
di tubuhnya, asites dibagian perut, lingkar perut
88cm, muncul bintik bintik pada daerah
ekstremitas atas

A : masalah integritas kulit belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5


I:
1. Mengidektifikasi penyebab gangguan
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 51 dari 19

integritas kulit
2. Ubah posisi tiap 2 jam sekali
3. Menganjurkan minum air yang cukup
4. Menganjurkan untuk meningkatkan asupan
nutrisi
5. Menganjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya

CATATAN PERKEMBANGAN 2
Nama Pasien : Ny. Y
Umur : 55 tahun

No Hari / CATATAN PERKEMBANGAN T.T


Tanggal

1 Minggu, 06 S : pasien mengatakan BAK sudah Hasto


– 09 - 2020
O : pasien tidak lemas, konjungiva tidak anemis,
TTV : TD : 110/80mmHg, N : 65x/mnt, RR :
22x/mnt, suhu : 360c

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan
2 Minggu, 06 S : pasien mengatakan sudah bisa makan dan Hasto
tidak mual muntah porsi habis
– 09 – 2020
O : mukosa bibir lembab, tidak mual pada saat
dikasih makan

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan
3 Minggu, 06 S : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas Hasto
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 52 dari 19

– 09 – 2020 banyak, perawatan personal hygiene tidak


dibantu oleh keluarga dan perawat, pasien
mengatakan lemas berkurang

O : sudah bisa melakukan aktivitas sendiri tetap


dipantau

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikann
4 Minggu, 06 S : Pasien mengatakan gatal – gatal berkurang Hasto
karena sudah tidak berkeringat
– 09 - 2020
O : Kulit pasien tidak kering , terdapat pruritus
di tubuhnya, asites dibagian perut, lingkar perut
88cm, tidak muncul bintik bintik pada daerah
ekstremitas atas.

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4


I:
1. Mengidektifikasi penyebab gangguan
integritas kulit
2. Ubah posisi tiap 2 jam sekali
3. Menganjurkan minum air yang cukup dan
meningkatkan asupan nutrisi
4. Menganjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya

Catatan :

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 53 dari 19

Pertanyaan yang diajukan pada saat pengkajian ini hanya salah satu cara supaya
dapat hasil pengkajian yang baik, bisa dimodifikasi dengan referensi lain.
1. Masalah kesehatan kronis

No Keluhan kesehatan atau gejala yang Selalu Sering Jarang Tidak


dirasakan klien dalam waktu 3 bulan (3) (2) (1) Pernah
terakhir berkaitan dengan fungsi- (0)
fungsi

A. Fungsi Penglihatan √
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair
3. Nyeri pada mata
B. Fungsi Pendengaran √
1. Pendengaran berkurang
2. Telinga berdenging

C Fungsi paru (pernapasan) √


1. Batuk lama disertai keringat
malam
2. Sesak napas
3. Berdahak atau sputum
D Fungsi Jantung √
1. Jantung berdebar-debar
2. Cepat lelah
3. Nyeri dada
E Fungsi Pencernaan √
1. Mual/muntah
F 1. Nyeri ulu hati √
2. Makan dan minum banyak
(berlebihan)
3. Perubahan kebiasaan buang air
besar ( mencret atau sembelit)

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 54 dari 19

G Fungsi pendengaran √
1. Nyeri kaki saat berjalan
2. Nyeri pinggang atau tulang
belakang
3. Nyeri persendian/bengkak
H. Fungsi persyarafan √
1. Lumpuh/kelemahan pada kaki
atau tangan
2. Kehilangan rasa
3. Gemetar / tremor
4. Nyeri / pegel pada daerah
tengkuk
I. Fungsi saluran perkemihan √
1. Buang air kecil banyak

2. Fungsi Kognitif
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien
berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respon klien:

No Item pertanyaan Benar Salah

1 Jam berapa sekarang ? √


Jawab : 10.00

2. Tahun berapa sekarang ? √


Jawab : 2020

3. Kapan bapak/ibu lahir ? √


Jawab : 1967

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 55 dari 19

4. Berapa umur bapak/ibu sekarang ? √


Jawab : 55

5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang ? √


Jawab : gayungan

6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama √


bapak/ibu sekarang?
Jawab: 1

7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama √


bapak/ibu sekarang?
Jawab: bayu

8. Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia? √


Jawab : 1945

9 Siapa nama presiden Indonesia sekarang ? √


Jawab : bapak jokowi

10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 √


Jawab :

JUMLAH BENAR 8

Analisis Hasil:
Skor benar : 8-10 : Tidak ada gangguan
Skor benar : 0-7 : Ada gangguan

3. Status Fungsional
Modifikasi indeks kemandirian KAZT

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 56 dari 19

Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam, menjalankan


aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemudian berarti tanpa pengawasan, pengarahan,
atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi actual klien dan
bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi,
dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.

No Aktivitas Mandiri Mandiri


. (1) (2)

1. Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan, -


dan mengeringkan badan

2. Menyiapkan pakaian, dan mengenakannya √

3. Memakan makanan yang telah disiapkan √

4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri √


(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis)

5. Buang air besar di WC (membersihkan dan √


mengeringkan daerah bokong)

6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) √

7. Buang air kecil dikamar mandi (membersihkan dan √


membersihkan daerah kemaluan)

8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih - -

9. Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar √


ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat

10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan √


yang dianut

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 57 dari 19

11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti :merapikan √


tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan
membersihkan ruangan.

12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan -


keluarga

13 Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan -


uang sendiri)

14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk √


berpergian

15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan √


aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)

16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk √


kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang,
aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan.

17. Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan √


keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga, dan
menyalurkan hobi)

JUMLAH POIN MANDIRI 14

Analisa hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan.

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 58 dari 19

4. Status Psikologis (Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)


No Apakah bapak/ibu dalam satu minggu terakhir

1. Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani √

2. Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas anda? √

3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa? √

4. Sering merasa bosan? √

5. Penuh pengharapan akan masa depan? √

6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? √

7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan? √

8. Merasa bahagia disebagian besar waktu? √

9. Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? √

10. Sering kali merasa tidak berdaya? √

11. Sering merasa gelisah dan gugup? √

12. Memilih tinggal di rumah dari pada pergi melakukan sesuatu yang √
bermanfaat?

13. Sering kali merasa khawatir akan masa depan? √

14. Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat √


dibandingkan orang lain?

15. Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang? √

16. Sering kali merasa merana? √

17. Merasa kurang bahasia? √

18. Sangat khawatir terhadap masa lalu? √

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 59 dari 19

19. Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan? √

20. Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru? √

21. Merasa dalam keadaan penuh semangat? √

22. Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? √

23. Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik darp pada anda? √

24. Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele? √

25. Sering kali merasa ingin menangis? √

26. Merasa sulit untuk berkonsentrasi? √

27. Menikmati tidur? √

28. Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? √

29. Mudah mengambil keputusan? √

30. Mempunyai pikiran yang jernih ? √ 5\

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 13 17

Analisis Hasil :
Nilai 0 : Tergantung
Nilai 1 : Normal
Nilai 6 – 15 : Depresi ringan sampai sedang
Nilai 16 – 30 : Depresi Berat
Nilai 0 – 5 : Normal

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014

Status Revisi : 01 Halaman : 60 dari 19

Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di bahas perbedaan pada askep secara teori dengan askep pada
kasus Ny. Y dengan diagnosa medis CKD mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Karakteristik pasien dengan masalah CKD yaitu pasien tampak lemah, susah
kencing, konjungtiva anemis, RR meningkat, takikardi, oedema, anoreksia, stomatitis,
asidosis metabolik, turgor jelek, terasa gatal – gatal diseluruh tubuh jika berkeringat
muncul bintik – bintik merah. Sedangkan secara teori menurut (Nanda, 2015) data yang
akan didapatkan pada saat pengkajian pada pasien CKD adalah lemas, pucat, tidak bisa
BAK, anoreksia, odem, turgor jelek. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa tidak
ditemukan kesenjangan antara kasus nyata dan teori, yaitu masalah pada CKD menurut
(Nanda,2015) adalah lemas, pucat, tidak bisa BAK, anoreksia, odem. faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena ginjal adalah salah
satu organ pembentuk sel darah merah sehingga pasien CKD pasien lemas dan pucat.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD secara teori yaitu Kelebihan
volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan serta
natrium, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah,
pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut, Intoleransi aktivitas b.d
keletihan, anemia, retensi, produk sampah, Gangguan pertukaran gas, dan Kerusakan
integritas kulit. Dan pada kasus nyata yaitu Kelebihan volume cairan b.d penurunan
haluaran urin, retensi urin dan natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal,
Intoleransi aktivitas b.d penurunan produksi energi dari anemia, Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, dan Resiko tinggi kerusakan
integritas kulit b.d status metabolik dan pruritus. Pada data diatas terdapat kesenjangan
pada diagnosa. Pada teori terdapat diagnosa pertukaran gas sedangkan pada kasus nyata
pertukaran gas tidak muncul karena tidak ada data dari pasien yang menunjang untuk
mengambil diagnosa tersebut.
4.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan hipervolemia yaitu Identifikasi penyebab hipervolemia /
meningkatnya volume cairan, Periksa tanda dan gejala hipervolemia (ukur denyut jantung
dan awasi TD), Kaji adanya edema, Monitor pemasukan cairan intake dan output,
Ajarkan Batasi asupan cairan dan garam, dan Kolaborasi pemberian diuretik. Intervensi
intoleransi aktivitas yaitu Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, Monitor kelelahan fisik dan emosional, Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan, Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap dan Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi. Intervensi defisit nutrisi yaitu Kaji pemasukan diet, Tawarkan perawatan
mulut / sering cuci mulut, Anjurkan / berikan makan sedikit tapi sering, dan Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk diet rendah protein dan rendah garam. Intervensi resiko gangguan
integritas kulit yaitu Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit, Ubah posisi tiap 2
jam sekali, Anjurkan minum air yang cukup, Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, dan
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya.
4.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan diagnosa kelebihan volume cairan yaitu
Mengidentifikasi penyebab hipervolemia / meningkatnya volume cairan, Memeriksa
tanda dan gejala hipervolemia (ukur denyut jantung dan awasi TD), Mengkaji adanya
edema, Memonitor pemasukan cairan intake dan output, Mengajarkan cara membatasi
asupan cairan dan garam, dan Melakukan kolaborasi pemberian diuretik. Implementasi
diagnosa intoleransi aktivitas yaitu Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan, Memonitor kelelahan fisik dan emosional, Memberikan
aktivitas distraksi yang menenangkan, Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap. Implementasi diagnosa ketidaksemibangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yaitu Mengkaji pemasukan diet, Menawarkan perawatan mulut / sering cuci mulut,
Menganjurkan / berikan makan sedikit tapi sering, dan Melakukan Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk diet rendah protein dan rendah garam. Implementasi diagnosa resiko
integritas kulit yaitu Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit, Mengubah
posisi tiap 2 jam sekali, Menganjurkan minum air yang cukup, Menganjurkan
meningkatkan asupan nutrisi, dan Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya.
4.5 Evaluasi
Evaluasi secara kasus nyata untuk diagnosa kelebihan volume cairan yaitu pasien
mengatakan lemasnya berkurang dan sudah bisa kencing, TD: 110/80 mmHg,
N:65x/menit, RR:22x/menit, Suhu : 360C. Pada diagnosa intoleransi aktivitas yaitu pasien
mengatakan bisa melakukan aktivitas banyak, perawatan personal hygiene tidak dibantu
oleh keluarga dan perawat, pasien mengatakan lemas berkurang. Pada diagnosa
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu pasien mengatakan sudah
bisa makan dan tidak mual muntah dan porsi habis. Pada diagnosa resiko integritas kulit
yaitu Pasien mengatakan gatal – gatal berkurang karena sudah tidak berkeringat, sudah
tidak muncul bintik – bintik merah. Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan
bahwa dari keempat diagnosa yang muncul yang teratasi hanya diagnosa kelebihan
volume cairan, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh dan pada resiko integritas kulit hanya teratasi sebagian dikarenakan pasien masih
gatal – gatal dan muncul bintik – bintik merah Dan mengacu pada tujuan dan criteria
hasil yang telah dicapai.
BAB 5
PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari laporan asuhan
keperawatan yang telah dibuat.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian
Karakteristik yang didapat pada Ny. Y yang terdiagnosa CKD adalah terlihat ada
pruritus, pasien terlihat lemas, susah kencing, sering mual dan kadang muntah, badan
terasa gatal jika berkeringat.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Pada kasus Ny. Y terdapat 4 diagnosa yaitu kelebihan volume cairan, intoleransi
aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan resiko tinggi integritas kulit.
5.1.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi pada Ny. Y dengan CKD sudah sesuai dengan teori yang diambil dari
SDKI – SLKI – SIKI.
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi pada Ny. Y dengan CKD dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
intervensi yang telah dibuat, serta respon pasien kooperatif dalam menerima tindakan
keperawatan sehingga dapat mencapai criteria hasil yang telah ditetapkan pada setiap
masalah.
5.1.5 Evaluasi
Pada kasus nyata Ny. Y dari keempat diagnosa yang muncul hanya 3 yang teratasi.
Evaluasi tersebut mengacu pada tujuan dan criteria hasil yang telah tercapai.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Mahasiswa
Saran bagi mahasiswa agar lebih memperdalam pengetahuan tentang CKD dan
bagaimana penanganan dari penyakit tersebut terutama dalam mengatasi masalah
keperawatan yang muncul pada pasien akibat penyakit tersebut. Hal itu dapat membantu
mahasiwa ketika dilapangan menemukan pasien dengan CKD.
5.2.2. Bagi Perawat
Saran bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien CKD,
lebih memperhatikan lagi masalah keperawatan yang muncul dan perlu dilakukan
pengkajian yang lebih teliti agar masalah keperawatan yang dialami pasien dapat diatasi
dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
5.2.3. Bagi PWU
Saran bagi Panti Werda Usia untuk menambah tenaga kerja terutama perawat agar dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para lansia di PWU

Anda mungkin juga menyukai