PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai
dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai
dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh
darah, pernafasan, pencernaan, endokrin, perkemihan dan lain sebagainya. Hal
tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Pada usia lanjut terjadi
perubahan anatomik-fisiologik dan dapat timbul pula penyakit-penyakit pada
sistem perkemihan khususnya penyakit CKD (Gagal Ginjal Kronik) Perubahan
tersebut pada umumnya berpengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga
secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2016). Usia
harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat karena pengaruh status
kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial ekonomi
yang semakin meningkat sehingga populasi lansia pun meningkat.
Berdasarkan World Health Organization (WHO,2015) dengan kenaikan dan
tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011 sebanyak 36 juta orang
warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic Kidney Disease (CKD).
(Data survey, 2011). Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang
cukup tinggi. Menurut data dari Penetri (Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2
Januari 2011 di perkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia yang
membutuhkan cangkok ginjal. Menurut data Perhimpunan Nefrologi Indoneisa
(PERNEFRI) tahun 2010, diperkirakan sebanyak 36 juta orang di dunia
meninggal akibat penyakit gagal ginjal kronik. Di Indonesia pasien hemodialisa
(cuci darah) mencapai 2.260 orang dari tahun yang sebelumnya 2.148 pasien.
Chronic Kidney Disease (CKD), merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.
CKD adalah kondisi dimana fungsi ginjal mulai menurun secara dalam beberapa
bulan atau beberapa tahun yang sering hilang timbul. Kerusakan ginjal dan
penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Dampak dari CKD
adalah pasien akan mengalami kelebihan kalium, terjadi pembengkakan paru-
paru, pasien akan mengalami asidosis atau tingginya kadar asam dalam tubuh,
gangguan pada otak, dan anemia.
Penatalaksanaan pasien dengan GGK dapat dilakukan secara farmakologis
dan non-farmakologis. Secara farmakologis dapat dilakukan control tekanan
darah yang memadai, terapi antihipertensi, control gula darah pada pasien DM,
koreksiasidosis metabolic, pemberian hormone kalsitrol, pembatasan fosfat,
pemberian pengikat fosfat, terapi pengganti ginjal seperti hemodialisa, peritoneal
dialysis atau transplantasi ginjal. Secara non-farmakologi dapat dilakukan
dengan pembatasan protein, pengaturan asupan kalori, asupan lemak, batasi
jumlah cairan yang masuk. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita
GGK agar gagal ginjal tidak bertambah buruk dengan menjaga berat badan ideal,
menghentikan kebiasaan merokok, mengatur pola makan, dan istirahat yang
cukup. Tindakan keperawatan dapat dilakukan disesuaikan dengan diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada Ny. Y dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
2. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada Ny. Y dengan
Cronic Kidney Disease (CKD).
3. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada Ny. Y dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada Ny. Y dengan
Cronic Kidney Disease (CKD).
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada Ny. Y
dengan Cronic Kidney Disease (CKD)
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kerusakan nefron
Beberapa
terperangkap
GFR menurun di ginjal
Jaringan parut
sisa korteks
MK: Ansietas
MK: Kurang
pengetahuan
Anemia
Pada kulit MK: Kelebihan
volume cairan
Polisuria Polidipsi Turgor kulit
Suplai O2 dan
nutrisi ke jaringan Pruritis
MK: Gangguan MK: Gangguan
MK: Gangguan integitas kulit citra tubuh
pola eliminasi
MK: Gangguan
integitas kulit
MK: Gangguan
rasa nyaman nyeri
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun
kolaborasi antara lain :
Hematologi
RFT (Renal Fungsi Test)
LFT (Liver Fungsi Test)
Elektrolit
Koagulasi studi
BGA
Urine rutin
Urine khusus : benda keton, analisa kristal batu
ECG
ECO
EKG
USG abdominal
CT scan abdominal
BNO/IVP, FPA
Renogram
RPG (Retio Pielografi)
2.1.6 Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD di bagi 3 yaitu :
2.1.6.1 Konservatif
1. Dilakukan pemeriksaan lab darah dan urin
2. Observasi balance cairan
3. Observasi adanya odema
4. Batasi cairan yang masuk
2.1.6.2 Dyalisis
1. Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis
yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD
(Continues Ambulatori Peritonial Dialysis).
2. Hemodialisis
Yaitu dialysis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodialisis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
a. Av fistule : menggabungkan vena dan arteri
b. Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung)
Tujuannya yaitu untuk menggantikan fungsi ginjal dalam tubuh fungsi eksresi
yaitu membuang sisa – sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin,
dan sisa metabolisme yang lain.
2.1.6.3 Tindakan operasi
1. Pengambilan batu
2. Transplantasi ginjal
2. Defisit nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan
diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
Tujuan : mempertahankan/meningkatkan berat badan dan selera untuk makan.
Kriteria hasil : tidak ada penurunan berat badan
Intervensi :
1. Kaji pemasukan diet.
R/ : Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet.
2. Tawarkan perawatan mulut / sering cuci mulut.
R/ : memberi kesegaran pada mulut dan miningkatkan selera makan.
3. Anjurkan / berikan makan sedikit tapi sering.
R/ : meminimalkan anoreksia dan mual.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet rendah protein dan rendah garam
R/ : diet untuk pasien gagal ginjal.
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
Tujuan : pasien mampu melakukan aktifitas.
Kriteria Hasil :
- Mampu melakukan aktivitas sehari - hari ( ADL) secara mandiri.
Intervensi :
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
R/ : mengurangi aktivitas yang berlebihan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
R/ : pemantauan aktivitas
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
R/ : agar dapat melancarkan pernafasan
4. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
R/ : tidak menyebabkan keletihan yang maksimal
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
R/ : Memulihkan kembali otot yang mengalami kekakuan.
Pendidikan terakhir : SD
Golongan darah :O
Agama : Islam
Alamat : Gayungan
No. Telpon/HP :-
2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi: Pasangan:
Nama : Tn J
Alamat : Gayungan
No. Telpon : -
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Keterangan :
= Laki – laki
= perempuan
= pasien
= tinggal serumah
2. Eliminasi
a. BAAK
Frekuensi dan Waktu : 200 ml dalam sehari
Kebiasaan BAAK pada malam hari : Ny.Y mengatakan sering terbangun
karena sering kencing sedikit - sedikit
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
BAB
3. Personal hygiene
a. Mandi :
Frekwensi dan waktu mandi : 2x sehari dibantu oleh perawat
Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya
b. Oral Hygiene :
Frekwensi dan gosok gigi : 2x sehari dibantu oleh perawat
Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci Rambut :
Frekwensi : 2 hari sekali dibantu oleh perawat
Penggunaan shampoo : ya
d. Kuku dan Tangan :
Frekwensi gunting kuku : 1 minggu sekali
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun: ya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
1. Memasak 1. 1 – 2 jam
2. Olahraga 2. 1 jam
3. Nonton TV 3. 1 jam
4. Tidur 4. 3 - 5 jam
C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
-anemis
-HB :10,2
-wajah tidak menyeringai
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
-nadi 84x/menit
-akral hangat
-suara jantung lub dub
-lemas
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
-kebersihan kurang
-Ny. Y mengatakan BAK hanya sedikit 1-2x/hari dan berwarna kuning tua
-tidak menggunakan alat bantu kateter
-intake oral 200cc/hari
-adema pada perut
-tidak ada nyeri tekan pada bagian kandung kemih
Masalah Keperawatan : Kelebihan voume cairan
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Sebelum masuk panti kira – kira 5 hari sebelumnya pasien mengatakan BAK
sedikit dan sakit untuk BAK , dan 2 hari kemudian pasien mengatakan demam dan pusing
serta mual muntah dan pada malam hari sampai menggigil pada saat pengkajian tanggal
04 September 2020 pasien mengalami mual muntah saat makan, pasien mengatakan
nafsu makan berkurang , makan sedikit terasa penuh. Pasien mengatakan selama sakit
BAK berkurang hanya sedikit – sedikit volume BAK sehari mencapai 200 ml. Pasien
mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas, perawatan personal hygine selama sakit
dibantu oleh keluarganya, 2x sehari dan dibantu perawat. Pasien mengatakan lemas.
Pasien mengatakan gatal – gatal pada tubuh apalagi bila berkeringat. Saat pengkajian,
pasien terlihat lemas, asites dibagian perut dengan lingkar perut 88 cm, terdapat pruritus
di tubuhnya. Hasil TTV : TD : 130 / 90 mmHg , Suhu : 36,6 C , RR : 22 x / menit , Nadi :
84x/menit.
F. Pemeriksaan penunjang :
1. Uruem : 243 mg/dL
2. Kreatin : 12,2 mg/dL
3. Clearen creatinin : 4,35%
4. Hemoglobin : 10,2 mg/dl
Mahasiswa Pembimbing
( ) ( )
ANALISIS DATA
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Sekresi rennin
Peningkatan tekanan
hidrostatik
Edema
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
No Prioritas Masalah
2. Defisit Nutrisi b.d anoreksia, mual dan muntah ditandai dengan pasien
mengatakan nafsu makan berkurang , makan sedikit terasa penuh, mual
kadang muntah. Pasien mengatakan makan 2 – 4 sendok makan saja
sudah terasa penuh, mukosa bibir kering, terdapat stomatitis, A : lingkar
perut : 88 cm , B : ureum : 243 mg/dl, Kreatinine : 12,2 mg/dl, Clearen
creatinin : 4,44%, Hemoglobin : 10,2 mg/dl, C : mual muntah, D : diet
rendah garam dan rendah protein
Alamat : Gayungan
Dx. Medis : CKD
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
R/ : mempercepat
pengeluaran urine
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
melancarkan pernafasan
4. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
R/ : tidak menyebabkan
keletihan yang maksimal
5. Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi
R/ : Memulihkan kembali
otot yang mengalami
kekakuan.
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Hari / Diagnosa
Waktu Implementasi T.T
tanggal Keperawatan
makanan terasa
hambar karena tidak
ada garamnya.
11.10 6. Kolaborasi pemberian
diuretik
R/ : klien sering lupa
dan harus diingatkan
untuk meminum
obatnya.
Jumat, Defisit Nutrisi 11.10 1. Mengkaji pemasukan
04 – 09 – diet.
2020 R/ : klien masih tidak
dapat membatasi
makanannya.
11.10 2. Menawarkan perawatan
mulut / sering cuci
mulut.
R/ : klien mau tetapi
dengan bantuan
perawat.
11.15 3. Memberikan makan
sedikit tetapi sering.
R/ : klien hanya makan
3 sendok saja
11.15 4. berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk diet
rendah protein dan
rendah garam
R/ : klien sering
mengatakan kalau
makananya hambar
Jumat, Intoleransi Aktivitas 11.10 1. Mengidentifikasi
04 – 09 – gangguan fungsi tubuh
2020 yang mengakibatkan
kelelahan.
R/ : klien mengatakan
sering lelah padahal
hanya berjalan dan
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
tidak jauh.
11.10 2. Memonitor kelelahan
fisik dan emosional.
R/ : klien bisa bekerja
sama dengan perawat.
11.15 3. Memberikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan.
R/ : klien bisa bekerja
sama dengan perawat
dan mengerti
11.15 4. Menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap.
R/ : klien mengerti dan
paham.
11.15 5. Berkolaborasi dengan
ahli fisioterapi.
R/ : klien mengikuti
dengan baik
EVALUASI
Nama Pasien : Ny. Y
Umur : 55 tahun
O:
N : 88x/menit,
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
RR : 26x/menit,
Suhu : 36,50c,
O:
- C : mual muntah
- D : diet rendah garam dan rendah protein
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
CATATAN PERKEMBANGAN
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
integritas kulit
2. Ubah posisi tiap 2 jam sekali
3. Menganjurkan minum air yang cukup
4. Menganjurkan untuk meningkatkan asupan
nutrisi
5. Menganjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
CATATAN PERKEMBANGAN 2
Nama Pasien : Ny. Y
Umur : 55 tahun
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 Minggu, 06 S : pasien mengatakan sudah bisa makan dan Hasto
tidak mual muntah porsi habis
– 09 – 2020
O : mukosa bibir lembab, tidak mual pada saat
dikasih makan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
3 Minggu, 06 S : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas Hasto
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikann
4 Minggu, 06 S : Pasien mengatakan gatal – gatal berkurang Hasto
karena sudah tidak berkeringat
– 09 - 2020
O : Kulit pasien tidak kering , terdapat pruritus
di tubuhnya, asites dibagian perut, lingkar perut
88cm, tidak muncul bintik bintik pada daerah
ekstremitas atas.
Catatan :
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Pertanyaan yang diajukan pada saat pengkajian ini hanya salah satu cara supaya
dapat hasil pengkajian yang baik, bisa dimodifikasi dengan referensi lain.
1. Masalah kesehatan kronis
A. Fungsi Penglihatan √
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair
3. Nyeri pada mata
B. Fungsi Pendengaran √
1. Pendengaran berkurang
2. Telinga berdenging
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
G Fungsi pendengaran √
1. Nyeri kaki saat berjalan
2. Nyeri pinggang atau tulang
belakang
3. Nyeri persendian/bengkak
H. Fungsi persyarafan √
1. Lumpuh/kelemahan pada kaki
atau tangan
2. Kehilangan rasa
3. Gemetar / tremor
4. Nyeri / pegel pada daerah
tengkuk
I. Fungsi saluran perkemihan √
1. Buang air kecil banyak
2. Fungsi Kognitif
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien
berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respon klien:
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
JUMLAH BENAR 8
Analisis Hasil:
Skor benar : 8-10 : Tidak ada gangguan
Skor benar : 0-7 : Ada gangguan
3. Status Fungsional
Modifikasi indeks kemandirian KAZT
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Analisa hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan.
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
12. Memilih tinggal di rumah dari pada pergi melakukan sesuatu yang √
bermanfaat?
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
23. Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik darp pada anda? √
Analisis Hasil :
Nilai 0 : Tergantung
Nilai 1 : Normal
Nilai 6 – 15 : Depresi ringan sampai sedang
Nilai 16 – 30 : Depresi Berat
Nilai 0 – 5 : Normal
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
STIKES William Booth Surabaya
Format Pengkajian
Keperawatan Gerontik
Nomor Dokumen : 134/RM/MR Tanggal Pembuatan : 19 November 2014
Rekaman Mutu ini merupakan milik STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA dan DILARANG dengan cara dan alasan apapun
membuat salinan
tanpa ijin Management Representative
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di bahas perbedaan pada askep secara teori dengan askep pada
kasus Ny. Y dengan diagnosa medis CKD mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Karakteristik pasien dengan masalah CKD yaitu pasien tampak lemah, susah
kencing, konjungtiva anemis, RR meningkat, takikardi, oedema, anoreksia, stomatitis,
asidosis metabolik, turgor jelek, terasa gatal – gatal diseluruh tubuh jika berkeringat
muncul bintik – bintik merah. Sedangkan secara teori menurut (Nanda, 2015) data yang
akan didapatkan pada saat pengkajian pada pasien CKD adalah lemas, pucat, tidak bisa
BAK, anoreksia, odem, turgor jelek. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa tidak
ditemukan kesenjangan antara kasus nyata dan teori, yaitu masalah pada CKD menurut
(Nanda,2015) adalah lemas, pucat, tidak bisa BAK, anoreksia, odem. faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena ginjal adalah salah
satu organ pembentuk sel darah merah sehingga pasien CKD pasien lemas dan pucat.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD secara teori yaitu Kelebihan
volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan serta
natrium, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah,
pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut, Intoleransi aktivitas b.d
keletihan, anemia, retensi, produk sampah, Gangguan pertukaran gas, dan Kerusakan
integritas kulit. Dan pada kasus nyata yaitu Kelebihan volume cairan b.d penurunan
haluaran urin, retensi urin dan natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal,
Intoleransi aktivitas b.d penurunan produksi energi dari anemia, Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, dan Resiko tinggi kerusakan
integritas kulit b.d status metabolik dan pruritus. Pada data diatas terdapat kesenjangan
pada diagnosa. Pada teori terdapat diagnosa pertukaran gas sedangkan pada kasus nyata
pertukaran gas tidak muncul karena tidak ada data dari pasien yang menunjang untuk
mengambil diagnosa tersebut.
4.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan hipervolemia yaitu Identifikasi penyebab hipervolemia /
meningkatnya volume cairan, Periksa tanda dan gejala hipervolemia (ukur denyut jantung
dan awasi TD), Kaji adanya edema, Monitor pemasukan cairan intake dan output,
Ajarkan Batasi asupan cairan dan garam, dan Kolaborasi pemberian diuretik. Intervensi
intoleransi aktivitas yaitu Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, Monitor kelelahan fisik dan emosional, Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan, Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap dan Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi. Intervensi defisit nutrisi yaitu Kaji pemasukan diet, Tawarkan perawatan
mulut / sering cuci mulut, Anjurkan / berikan makan sedikit tapi sering, dan Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk diet rendah protein dan rendah garam. Intervensi resiko gangguan
integritas kulit yaitu Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit, Ubah posisi tiap 2
jam sekali, Anjurkan minum air yang cukup, Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, dan
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya.
4.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan diagnosa kelebihan volume cairan yaitu
Mengidentifikasi penyebab hipervolemia / meningkatnya volume cairan, Memeriksa
tanda dan gejala hipervolemia (ukur denyut jantung dan awasi TD), Mengkaji adanya
edema, Memonitor pemasukan cairan intake dan output, Mengajarkan cara membatasi
asupan cairan dan garam, dan Melakukan kolaborasi pemberian diuretik. Implementasi
diagnosa intoleransi aktivitas yaitu Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan, Memonitor kelelahan fisik dan emosional, Memberikan
aktivitas distraksi yang menenangkan, Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap. Implementasi diagnosa ketidaksemibangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yaitu Mengkaji pemasukan diet, Menawarkan perawatan mulut / sering cuci mulut,
Menganjurkan / berikan makan sedikit tapi sering, dan Melakukan Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk diet rendah protein dan rendah garam. Implementasi diagnosa resiko
integritas kulit yaitu Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit, Mengubah
posisi tiap 2 jam sekali, Menganjurkan minum air yang cukup, Menganjurkan
meningkatkan asupan nutrisi, dan Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya.
4.5 Evaluasi
Evaluasi secara kasus nyata untuk diagnosa kelebihan volume cairan yaitu pasien
mengatakan lemasnya berkurang dan sudah bisa kencing, TD: 110/80 mmHg,
N:65x/menit, RR:22x/menit, Suhu : 360C. Pada diagnosa intoleransi aktivitas yaitu pasien
mengatakan bisa melakukan aktivitas banyak, perawatan personal hygiene tidak dibantu
oleh keluarga dan perawat, pasien mengatakan lemas berkurang. Pada diagnosa
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu pasien mengatakan sudah
bisa makan dan tidak mual muntah dan porsi habis. Pada diagnosa resiko integritas kulit
yaitu Pasien mengatakan gatal – gatal berkurang karena sudah tidak berkeringat, sudah
tidak muncul bintik – bintik merah. Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan
bahwa dari keempat diagnosa yang muncul yang teratasi hanya diagnosa kelebihan
volume cairan, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh dan pada resiko integritas kulit hanya teratasi sebagian dikarenakan pasien masih
gatal – gatal dan muncul bintik – bintik merah Dan mengacu pada tujuan dan criteria
hasil yang telah dicapai.
BAB 5
PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari laporan asuhan
keperawatan yang telah dibuat.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian
Karakteristik yang didapat pada Ny. Y yang terdiagnosa CKD adalah terlihat ada
pruritus, pasien terlihat lemas, susah kencing, sering mual dan kadang muntah, badan
terasa gatal jika berkeringat.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Pada kasus Ny. Y terdapat 4 diagnosa yaitu kelebihan volume cairan, intoleransi
aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan resiko tinggi integritas kulit.
5.1.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi pada Ny. Y dengan CKD sudah sesuai dengan teori yang diambil dari
SDKI – SLKI – SIKI.
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi pada Ny. Y dengan CKD dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
intervensi yang telah dibuat, serta respon pasien kooperatif dalam menerima tindakan
keperawatan sehingga dapat mencapai criteria hasil yang telah ditetapkan pada setiap
masalah.
5.1.5 Evaluasi
Pada kasus nyata Ny. Y dari keempat diagnosa yang muncul hanya 3 yang teratasi.
Evaluasi tersebut mengacu pada tujuan dan criteria hasil yang telah tercapai.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Mahasiswa
Saran bagi mahasiswa agar lebih memperdalam pengetahuan tentang CKD dan
bagaimana penanganan dari penyakit tersebut terutama dalam mengatasi masalah
keperawatan yang muncul pada pasien akibat penyakit tersebut. Hal itu dapat membantu
mahasiwa ketika dilapangan menemukan pasien dengan CKD.
5.2.2. Bagi Perawat
Saran bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien CKD,
lebih memperhatikan lagi masalah keperawatan yang muncul dan perlu dilakukan
pengkajian yang lebih teliti agar masalah keperawatan yang dialami pasien dapat diatasi
dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
5.2.3. Bagi PWU
Saran bagi Panti Werda Usia untuk menambah tenaga kerja terutama perawat agar dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para lansia di PWU