Di Susun Oleh :
3. Prinsip bermain
a. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan
c. Kelompok umur yang sama
d. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak
e. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak
2
f. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
keterampilan tangan lebih majemuk.
g. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain
h. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
4. Karekteristik permainan.
Jenis karakteristik permainan anak ini adalah kooperatif play yaitu Anak
bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.
5. Fungsi bermain.
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-
motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan
kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi
(Soetjiningsih, 1995).
1. Perkembangan Sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan aktivitas sensoris-motoris
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak sehingga
kemampuan penginderaan anak dimulai meningkat dengan adanya
stimulasi-stimulasi yang diterima anak seperti: stimulasi visual,
stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi
kinetik.
2. Perkembangan Intelektual (Kognitif)
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan memanipulasi
segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal
warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi
dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar
memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu
anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar
memecahkan masalah dari hubungan tersebut.
3
4. Perkembangan Kreativitas
Dimana melalui kegiatan bermain anak akan belajar
mengembangkan kemampuannya dan mencoba merealisasikan ide-
idenya.
5. Perkembangan Kesadaran diri
Melalui bermain anak akan mengembangkan kemampuannya dan
membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain.
6. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap
perkembangan walaupun dalam kondisi sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit anak mampu:
a. Bersosialisasi dengan perawat baru
b. Menunjukkan ekspresi nonverbal dengan tertawa, tersenyum dan
saling bercanda
4
3. Tempat :Lab anak
4. Jumlah Peserta :
5. Jumlah Perawat : 8 Perawat.
e) Pengorganisasian.
a. Leader : Hesti.
b. Co-Leader : Fandi.
c. Fasilitator 1: Anggun, pratiwi.
d. Fasilitator 2: Fajrus, Nandy.
e. Pemberi hadiah : Ardi.
f. Opserver : Agung.
f) Pembagian tugas
3. Leader
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
dalam kegiatan.
4. Co-leader.
a. Mengidentifikasi isu penting dalam proses
5. Fasilitator.
5
a. Mempertahankan kehadiran peserta
6. Observer.
a. Mengamati keamanan jalannya kegiatan terapi bermain
terapi bermain.
7. Pemberi hadiah
Memberikan hadiah ke anak-anak karna sudah mau mengikuti jalanya
permainan tanpa ada kendala sedikitpun.
g) Setting tempat (gambar/denah ruangan)
Keterangan :
: Leader : orang tua
6
: Co-leader : anak
: fasilitator : Observer.
h) Untuk kegiatan ini peserta yang di pilih adalah yang memnuhi kriteria :
1. Anak Usia adolesce
2. Tidak memiliki keterbatasan fisik
3. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
4. Pasien kooperatif.
5. Pasien terdiri dari 4 orang yang di damping oleh keluarganya.
i) Kegiatan bermain.
No Waktu kegiatan Respon Anak
.
1 10 Pembukaan 1. Ruangan, alat,
menit 1. Persiapan anak dan keluarga
a.Mempersiapkan alat untuk terapi siap.
bermain. 2. Mendengarkan
b. Mempersiapkan tempat kontrak
bermain 3. Mendengarkan
c.Mempersiapkan anak. tujuan dari
2. Perkenalan. penyuluhan.
a. Leader memperkenalkan anggota 4. Mendengarkan
kelompok pada anak-anak. kontrak.
b. Leader dan fasilitator membantu 5. Mendengarkan
anak untuk memperkenalkan diri instruksi.
pada teman –teman.
3. Penjelasan.
a. Fasilitator mengenalkan media
menggambar dengan berbagai
warna.
b. Fasilitator memberikan contoh
bagaimana cara mempergunakan
7
alat tersebut
2 30 Pelaksanaan Bermain bersama
menit a. Anak-anak bersama sama dengan antusias.
memulai menggambar ke dalam
sebuah kreatifitas dengan
imajinasi yang ada pada anak.
b. Anak diberi kesempatan untuk
berkreatifitas sendiri.
c. Memberikan rewart kepada anak
jika gambaranya bagus
3 5 menit Penutup Selesai bermain
Mengungkapkan
1. Leader menghentikan permainan
perasaan
2. Menanyakan perasaan anak
Mendengarkan
3. Menyampaikan hasil permainan
Senang
4. Memberikan hadiah pada anak yang
cepat dan bagus dalam menggambar
Senang
5. Membagikan hadiah pada semua
anak yang bermain
Mengungkapkan
6. Menanyakan perasaan anak
perasaan
7. Co leader menutup acara
Mendengarkan
Mengucapkan salam
Menjawab salam
4 5 menit Evaluasi.
a. Evaluasi pelaksanaan oleh
Leader.
b. Evaluasi akhir oleh observer.
c. Evaluasi Umum :
1. Keaktifan anak.
2. Respon anak.
3. Proses bermain.
4. Situasi saat pelaksanaan
j) Antisipasi Masalah.
1. Anak berselisih.
a. Antara anak yang berselisih di lerai.
8
b. Tanyakan penyebab perselisihan terjadi.
c. Jika tidak berhasil libatkan pendamping atau orang tua.
2. Anak Menagis.
a. Mendekati anak dan menghibur anak.
b. Berusaha menenangkan anak dan memberikan mainan.
c. Libatkan pendamping sama orang tua.
3. Anak marah
a. Meredam esmosi dengan mengajak anak bercanda.
b. Menanyakan penyebab marah.
4. Anak pasif.
a. perawat memotivasi anak untuk ikut bermain dengan memberikan
pujian.
5. Anak bermain sendiri.
a. Anak dibimbing untuk mengikuti permainan.
b. Membujuk anak untuk mau bergabung dengan teman yang lain.
A. Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 1998).
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah
anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak,
yaitu:
1. Aspek fisik
2. Aspek motorik
3. Aspek bahasa
4. Aspek kognitif
5. Aspek sosialisasi
9
berperan penting dalam proses pengembangan kognitif klien dan emosional
klien, serta membantu klien untuk menggunakan kemampuan bahasanya
dengan bertanya sehingga klien akan terbiasa dengan proses sosialisasi
dengan orang, lingkungan dan kondisi disekitarnya.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun pazel secara lancar maka dia
sudah siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih lanjut
seperti bersosialisasi dengan orang lain seperti mengenalkan diri
B. Stimulasi Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun
Stimulasi yang diperlukan anak usia 3-5 tahun adalah:
1. Gerakan kasar, dilakukan dengan memberi kesempatan anak melakukan
permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan.
2. Gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar
menggambar.
3. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak
mengerti satu separuh dengan cara membagikan kue.
4. Bergaul dan mandiri, dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya
bermain ke tetangga (Suherman, 2000)
10
memegang sesuatu benda; Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan;
Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor) adalah aspek yang berhubungan
dengan pergerakan dan sikap tubuh.
11
1. Terapi bermain menyusun balok dapat merangsang keterampilan proses
berfikir dan motorik anak
2. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat
3. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk
mandiri. Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan
mandiri pada anak
4. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa
senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan
perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri
5. Permainan yang terapeutuk akan dapat meningkatkan kemampuan anak
untuk mempunyai tingkah laku yang positif.
1.3 Scenario role play terapi bermain.
1. Langkah kegiatan :
a. Persiapan
1. Membuat kontrak dengan Anak dan Keluarga .
2. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
Leader
“ Assalamualaikum, selamat pagi, adik-adikku sekalian?
“Perkenalkan nama saya Endang Hestiani biasa dipanggil dengan
kak Hesti, saya disini sebagai Leader atau pemimpin yang akan
memimpin jalannya kegiatan. Disini saya tidak sendirian, saya bersama
teman-teman. Mas Fandi sebagai Co-Leader atau Wakil yang akan
membantu saya dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ada Mbak Anggun,
Mbak Pratiwi, Mas fajrus dan Mbak Nandy yang mendampingi kegiatan
bermain, kemudian ada Mas Agung yang akan menilai, dan Mas Ardi
yang akan memberikan hadiah Kecil-kecilan.
Leader
“ Bagaimana perasaan adik- adik sekarang?”.
“Semua sudah makan apa belum?”
Leader
12
“Disini kita akan melakukan suatu kegiatan yaitu Bermain sekaligus
Lomba Menggambar yang tujuannya yaitu biar adik-adik tidak
bosan.”
“kita nanti akan melaksanakan terapi bermain Menggambar ini
selama 30 menit di ruang ini”
“Kemudian untuk tata tertibnya akan dijelaskan oleh Mas Fandi.”
Co leader
“Terimakasih mbak Hesti, baik disini saya akan menjelaskan tata
tertibnya yaitu :
1). Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
2). Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
3). Tidak diperkenankan makan, minum, selama kegiatan
berlangsung.
4). Jika ingin bertanya adik-adik bisa mengangkat tangan kanan dan
berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
Apakah adik-adik mengerti?
c. Tahap kerja
Leader
“Baik adik-adik, mari kita mulai kegiatan ini. Dalam kegiatan ini kita
akan memainkan sebuah permainan dengan menggunakan Alat
menggambar.”
“Jadi, permainannya seperti ini yang pertama nanti adik” diberikan alat
Menggambar berupa kertas putih dan krayon sama mas dan mbak yang
ada disamping adik, nanti adik-adik setelah saya beri aba-aba Mulai adik
adik langsung bisa menggambar apa yang ingin di gambar adik-adik.
Setelah waktu habis adik-adik tidak boleh menggambar lagi ya dikk…
nanti hasil gambaran di kasihkan atau dikumpulkan ke kakak-kakak atau
mbak-mbaknya biar bisa di nilai …..
13
Nanti yang nilai atau gambaranya paling bagus akan di kasih surprise deh
oleh kakak-kakak.
Co Leadear
Apakah adik” sudah paham?
14
REFERENSI
Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A. 2000. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan
Perilaku, Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W,edisi Wiguna .
Whaley L.F, Wong D.L. 2001. Nursing Care of infants and children in-ed. St
Louis : Mosby year book
15