Disusun oleh :
Muthia Octaviana Widianti
1506779031
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Nama
: Ny. M
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Bojong, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur
Tgl MRS
: 1 Desember 2016
TglPengkajian
: 2 Desember 2016
Waktupengkajian
: 10.00 WIB
Diagnosa medis
: CKD, hipertensi, DM
b. Keluhan utama
: Lemas, sesak, tangan kanan bengkak
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mempunyai tangan kanan bengkak, badan lemas, kadang-kadang juga sesak
apabila belum HD. Klien riwayat HD 2x seminggu rabu sabtu.
d. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi.
Namun, tidak minum obat dan tidak memeriksakan diri ke dokter. Pasien hanya
merasakan dada berdebar-debar jika kelelahan sampai lemas, keringat dingin, dan
menembus sampai punggung. Riwayat ayah dan ibu klien menderita hipertensi, dan
diabetes mellitus.
1. Mode Fisiologis
a) Oksigenasi
Patient Claim :
Klien tidak mengalami batuk.
Klien mengatakan terkadang nyeri dada kalau kelelahan, keringat dingin, dan lemas
Klien mengatakan terkadang juga nadi cepat berdenyut ketika kaget, banyak pikiran,
dan kelelahan.
Physical Assesment
Inspeksi :
RR = 20x/menit, kedalaman napas normal, irama pernapasan reguler
Konfigurasi dada AP/lat 2:1, tidak ada jejas, luka
Tidak tampak retraksi dinding dada, tidak ada peningkatan JVP
Tidak ada sianosis, anemis pada area wajah, tidak ada clubbing finger dan
sianosis pada kuku
Capillary refill < 2 detik
Palpasi :
Pengembangan dada simetris
Taktil fremitus simetris kanan/kiri
Tidak ada nyeri tekan pada area dada, ictus cordis teraba di SIC V midclavicula
sinistra
Perkusi :
Pada area lapang paru terdengar sonor
Pada area jantung terdengar dullness
Auskultasi :
Terdengar suara bronchial area dekat trachea.
Terdengar suara bronkhovesikuler area SIC 1 dan 2
Terdengar suara vesikuler seluruh lapang paru, tidak terdengar ronkhi, wheezing,
dan suara napas tambahan lain
Terdengar bunyi jantung I/II normal, tidak ada gallop maupun murmur.
Pemeriksaan lab : 1 Desember 2016
pH
Nilai
7,43
Nilai normal
7,35 7,45
H/L
N
PCO2
28,10
35,00 45,00 mm Hg
PO2
96,50
HCO3
18,40
Total CO2
23,30
SaO2
99,40
95 100%
BE
-4,2
2 smp 2 mEq/liter
4,56
9,6
28,2
5,98
9,8
29,8
L
L
L
N
L
L
Klien mengatakan dahulu suka masak dan makan makanan yang berlemak, penyedap
rasa, rasa asin, serta bersantan.
Klien mengatakan mengkonsumsi garam 3-4 sendok makan saat memasak.
Klien mengatakan tidak menggunakan suplemen atau vitamin.
Physical Assesment :
BB=56 kg, TB=165 cm, IMT=20,56 (normal)
Inspeksi :
Perut cembung, ada striae, tidak ada asites, tidak ada caput medusa, tidak ada bekas
luka operasi, dan tidak ada spider nevi
Auskultasi :
Bising usus 15 x/menit di keempat kuadran, suara aktif
Tidak ada bruit di aorta, arteri iliaka, dan femoral.
Perkusi :
Lambung terdengar timpani, hati terdengar pekak.
Palpasi :
Ada nyeri tekan area ulu hati, palpasi lembut, perut teraba lunak, tidak ada
pembesaran hati, spleen.
Diagnostic Test :
Hasil lab tanggal 1 Desember 2016
JenisPemeriksaan
HEMATOLOGI
DarahLengkapPerifer
Haemoglobin
Hematokrit
MCHC
Trombosit
Leukosit
KIMIA KLINIK
SGOT (AST)
SGPT (ALT)
Kreatinin darah
Ureum darah
GlukosaSewaktu
Albumin
ELEKTROLIT
Natrium (Na) Darah
Kalium (K) darah
Klorida (Cl) Darah
HEMOSTASIS
Masa Protrombin (PT)
Pasien
Kontrol
APTT
Pasien
Kontrol
Hasil
9,6
28,2
32,8
289
5,98
Satuan
g/dl
%
g/dl
10^3/L
10^3/L
1 Desember 2016
27
U/L
30
U/L
2,6
mg/dL
47
mg/dL
263
mg/dL
3,5
%
1 Desember 2016
140
mEq/L
3,9
mEq/L
105
mEq/L
NilaiRujukan
Kesan
13.0 - 17.0
40.0 - 50.0
32.0 36.0
150 400
5.00 10.00
Rendah
Rendah
Normal
Normal
Normal
< 33
< 50
0.60 1.30
< 50
<140
4-6
Normal
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi
Rendah
135 145
3.50 5.0
98.0 107.0
Normal
Normal
Normal
9,8
12,5
Detik
Detik
9.8 12.6
Normal
29,8
31
Detik
Detik
31.0 47.0
Rendah
Kadar fibrinogen
d-Dimer Kuantitatif
398,4
11,70
mg/dL
g/dL
136.0 384.0
0.0 0.3
Tinggi
Tinggi
Pemeriksaan diagnostik lain (USG abdomen dan Bone Marrow Puncture (BMP))
Tidak dilakukan
c) Eliminasi
Patient Claim
Klien mengatakan untuk BAK tidak ada keluhan, frekuensi 6-7 x/hari, berwarna
kuning jernih, berjumlah 700 cc, dan tidak menggunakan obat diuretic.
Klien mengatakan untuk BAB agak susah biasanya sehari sekali, berwarna kuning
kecoklatan, konsistensi lunak. Klien tidak pernah menggunakan obat pencahar.
d) Aktivitas dan istirahat
Patient Claim :
Klien mengatakan kemampuan ADL masih dibantu sebagian karena merasa lemah
dan tidak kuat berjalan sendiri.
Physical Assesment :
Klien kemampuan rentang gerak ekstrimitas atas, bawah kanan dan kiri bisa
mengikuti perintah perawat.
Kekuatan otot ekstrimitas atas, bawah kanan dan kiri masing-masing adalah 5555.
Klien mengatakan ada keluhan tidur sering terbangun karena merasa nyeri ulu hati
dan pusing.
Klien mengatakan kebiasaan tidur malam hari jam 21.00-05.00 WIB, siang tidak bisa
tidur hanya memejamkan mata karena merasa kesakitan pada kepala dan mual.
Klien mengatakan tidak ada kegiatan pengantar tidur dan kebiasaan mengkonsumsi
obat tidur.
Physical Assesment :
Inspeksi :
Klien tampak meringis kesakitan karena nyeri.
Klien tampak lemas, konjungtiva anemis, pucat
e) Proteksi atau perlindungan
Patient Claim :
Klien mengatakan badan sering merasa panas.
Klien mengatakan merasa lemas.
Physical Assesment
Inspeksi :
Klien tampak lemah, terpasang Infus RL 10 tpm.
Tidak terdapat luka
Diagnostic Test :
Lab (1 Desember 2016)
Hematologi
Eosinofil
Nilai
Nilai normal
H/L
2,4
13%
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Leukosit
63,5
23,8
7,2
5,98x103
50 70 %
20 40 %
28%
5-10x103
N
N
N
N
Lain-lain :
Pengkajian Risiko Lika Dekubitus (Skala Norton)
Penilaian
Kondisi fisik
Status mental
Aktifitas
Mobilitas
Inkontinensia
1
Baik
2
Sedang
3
Buruk
4
Sangat
Score
2
Bingung
Kursi roda
buruk
Stupor
Ditempat
1
2
Sadar
Jalan
Apatis
Jalan
sendiri
dengan
Bebas
bantuan
Agak
Sangat
Tidak
bergerak
terbatas
terbatas
mampu
Selalu
bergerak
Inkontinen
Kontinen
Kadang
inkontinensi
urin
Total
tidur
2
alvi
8
Kesimpulan :
16 20 = tidak ada risiko terjadi dekubitus
12 15 = rentan terjadi dekubitus
< 12
= resiko tinggi terjadi dekubitus
Penilaian Pasien Risiko Jatuh (Morse Fall Scale)
No
Risiko
1
Mempunyai riwayat jatuh, baru, atau dalam 3 bulan terakhir
Tidak
Ya
2
Diagnosis sekunder > 1
Tidak
Ya
3
Ambulasi berjalan
Bedrest dibantu perawat
Penyangga / tongkat / walker / threepot / kursi roda
Mencengkeran furniture
4
Terpasang IV Line / pemberian heparin / obat lin yang
Score
0
0
25
30
0
20
10
0
85
f) Penginderaan
Patient Claim :
Klien mengatakan nyeri pada area kepala dan ulu hati
P : Nyeri pada area kepala dan ulu hati saat aktifitas maupun tidur.
Q : Nyeri seperti menekan, mencengkeram sering muncul, belum hilang.
R : Nyeri tidak menjalar ke bagian lainnya.
S : skala nyeri 3
T : terus menerus, kadang berkurang sedikit lalu muncul kembali
Physical Assesment :
Penglihatan dicek ketajaman penglihatannya, visusnya normal, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik.
Penciuman tidak ada sumbatan dan perdarahan di hidung.
Pengecapan, klien bisa merasakan manis, asin, asam, dan pahit.
Pendengaran, klien tidak mengalami gangguan pendengaran.
g) Cairan dan elektrolit
Patient Claim :
Klien mengatakan minum hanya 2 gelas/hari untuk air putih.
Physical Assesment :
Inspeksi :
Mukosa bibir lembab, kulit normal, turgor kulit <3 detik, tidak ada distensi vena
jugularis, tidak ada edema.
Intake
Minum
Intravena
Makan
Total
: 1100 ml/24 jam
Balance
:-525 cc
Diagnostic Test
Lab : Tanggal 1 Desember 2016
Nilai
Output
Urine
Drain
IWL
BAB
Muntah
Perdarahan
Total
Nilai normal
KESAN
140 .mEq/L
3,9 .mEq/L
105 .mEq/L
135 145
3.50 5.00
98.0 107.0
Normal
Normal
Normal
h) Fungsi Neurologis
Patient Claim :
Klien mengatakan hanya merasa nyeri kepala dan mual.
Physical assessment :
Kesadaraan compos mentis E4M6V5
Klien tampak mengingat kejadian jangka pendek dan jangka panjang.
Klien tampak bisa berbicara baik, bisa menyebutkan orientasi orang, waktu, dan
tempat dengan baik.
Klien tidak mengalami gangguan saraf cranial, dapat menyebutkan kembali benda dan
penjelasan yang disampaikan oleh perawat.
Klien mempunyai refleks fisiologis patella, Achilles, bisep, trisep, brakhioradialis
positif, refleks babinsky negative.
i) Fungsi endokrin
Patient Claim :
Klien mengatakan tidak mengalami gejala polidipsi, poliuria, dan polifagia.
Physical Assesment :
Inspeksi tidak tampak ulcus DM
Palpasi tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid
Diagnostic Test :
GDS 263 mg/dl
2. Mode KonsepDiri
a) Sensasi tubuh
Patient Claim :
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam penginderaan penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan.
Klien mengatakan nyeri kepala dan nyeri ulu hati yang terjadi tidak hilang-hilang.
b) Citra Tubuh
Patient Claim :
Klien mengatakan merasa khawatir ada benjolan di bawah pusar dan takut semakin
besar, tetapi tidak bisa hilang.
c) Konsistensi diri
Patient Claim :
a) Pengembangan peran
Patient Claim :
Klien mengatakan selama di rumah sakit tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai ibu
dan istri.
b) Pengambilan peran
Patient Claim :
Klien mengatakan selama rumah sakit tidak bisa mengurus rumah tangganya,
digantikan oleh anaknya untuk kegiatan memasak dan membersihkan rumah.
c) Integrasi peran
Patient Claim :
Klien mengatakan karena selama sakit tidak bisa menjadi ibu dan istri hanya bisa
berkomunikasi dengan suami dan anaknya.
4. Mode Interdependensi
a) Orang lain yang bermakna
Patient Claim :
Klien mengatakan orang yang berharga adalah suami dan anaknya.
b) Sikap memberi
Patient Claim :
Klien mengatakan selama sakit memberikan keputusan mengenai rencana perawatan
dan tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya kepada suami dan anaknya.
c) Sikap menerima
Patient Claim :
Klien mengatakan selama sakit menerima mengenai rencana perawatan dan tindakan
yang akan dilakukan terhadap dirinya karena memberikan kepercayaan kepada suami
dan anaknya yang telah memutuskan.
d) Sikap mendukung
Patient Claim :
Klien mengatakan selama sakit mendukung kepada tenaga kesehatan rencana
perawatan dan tindakan yang akan dilakukan terhadap meskipun agak takut dioperasi.
TERAPI
Infus RL 10 tpm
Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
Injeksi Ranitidine 50 mg/8 jam
Oral :
amlodipine 5 mg/24 jam
Sucralfate 1 sendok makan/8 jam
Bicnat 1 tablet/24 jam
Heparin 15.000 unit/24 jam
Diagnosa
Keperawatan
1 Ketidakefektifan
perfusi
jaringan
perifer berhubungan
dengan perubahan
afinitas hemoglobin
terhadap oksigen,
gangguan
aliran
darah vena ditandai
dengan Hb=6,9; usg
Doppler gambaran
resistensi dari vena
sentral, stenosis
Intervensi
NIC :
Manajemen Sensasi Perifer
1. Pantau
ketajaman,
ketumpulan, sensasi panas
atau dingin
2. Kaji adanya parestesia,
kebas,
kesemutan,
hiperestesia
dan
hiporestesia.
3. Kaji adanya thrombosis
atau stenosis vena profunda
atau vena sentral
4. Elevasi ekstrimitas yang
terkena 20 derajat atau
diatas
jantung
sesuai
3 Nyeri
akut
berhubungan
dengan
gejala
terkait
penyakit
ditandai
dengan
NOC :
Keseimbangan cairan
Hidrasi
Fungsi ginjal
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 7x24 jam
ganggun keseimbangan cairan &
elektrolit teratasi dengan kriteria
hasil sebagai berikut :
1. Terbebas dari edema, efusi,
anasarka
2. Bunyi nafas bersih, tidak ada
dyspneu/ortopneu
3. Terbebas dari distensi vena
jugularis,
4. Memelihara tekanan vena
sentral, tekanan kapiler paru,
output jantung dan vital sign
DBN
5. Terbebas dari kelelahan,
kecemasan atau bingung
6. Keseimbangan intake dan
output
7. Tidak terjadi peningkatan
ureum, kreatinin, glukosa
urin, keton urin
NIC :
Monitor cairan
1. Monitor CRT dan turgor
kulit
2. Monitor membran mukosa
3. Monitor pengeluaran urin
4. Batasi
asupan
dan
alokasikan
penggunaan
cairan
5. Kolaborasi
:
berikan
dialysis sesuai indkasi.
Manajemen cairan
1. Monitor tanda vital
2. Monitor indikasi retensi /
kelebihan cairan (cracles,
CVP , edema, distensi vena
leher, asites)
3. Kaji lokasi dan luas edema
4. Monitor tanda dan gejala
dari odema
5. Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
6. Monitor hasil lab yang
sesuai dengan retensi cairan
(BUN,
Hematokrit,
osmolalitas urin)
7. Monitor elektrolit
8. Berikan diuretik sesuai
intruksi
9. Kolaborasi pemberian obat
pemberian cairan intravena
NOC :
NIC :
Tingkat nyeri
Monitor tanda-tanda vital :
Tanda-tanda vital
1. Monitor tanda vital (tekanan
Kontrol nyeri
darah, nadi, pernapasan,
Pengetahuan manajemen nyeri
suhu).
Manajemen nyeri :
2. Observasi ekspresi non
verbal
tanda
ketidaknyamanan.
3. Kaji lokasi, karakteristik,
kualitas, dan keparahan
nyeri.
4. Berikan informasi mengenai
nyeri yang dirasakan.
5. Ajarkan
teknik
non
farmakologi untuk nyeri
seperti relaksasi, distraksi.
Pengurangan kecemasan :
6. Menggunakan pendekatan
tenang dan meyakinkan.
7. Memberikan
informasi
mengenai
diagnosis,
perawatan, dan prognosis.
8. Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien.
9. Kaji tanda verbal dan non
verbal kecemasan.
Pemberian Analgesik :
10. Kolaborasi : pemberian
analgesic sesuai indikasi
NIC :
Manajemen Mual
1.
Lakukan
pengkajian
lengkap rasa mual termasuk
frekuensi, durasi, tingkat
mual, dan faktor yang
menyebabkan pasien mual.
2.
Evaluasi efek mual
terhadap
nafsu
makan
pasien, aktivitas sehari-hari,
dan pola tidur pasien
3.
Anjurkan makan sedikit
tapi sering dan dalam
keadaan hangat
4.
Anjurkan
pasien
mengurangi
jumlah
makanan
yang
bisa
menimbulkan mual.
5.
Berikan istirahat dan
tidur yang adekuat untuk
mengurangi mual
6.
Kolaborasi pemberian
antiemetik : ondansentron 4
mg IV atau ranitidine jika
mual
No
Waktu
Implementasi
1.
Jumat, 2
Desember
2016
10.00 WIB
Minggu,
4Desember
2016
10.00
....
Tanda
tangan
Muthia
Muthia
No
Waktu
Implementasi
1.
Jumat, 2
Desember
2016
10.00 WIB
Tanda
tangan
Muthia
No
Waktu
Evaluasi
Tanda
tangan
No
Waktu
Implementasi
1.
Jumat, 2
Desember
2016
10.00 WIB
1.
Jumat, 2
Desember
2016
14.30 WIB
Tanda
tangan
Muthia
Muthia
No
Waktu
Implementasi
1.
Jumat, 2
Desember
2016
10.00 WIB
Tanda
tangan
Muthia
No
Waktu
Implementasi
1.
Jumat, 2
Desember
2016
10.00 WIB
2.
Minggu, 4
Desember
2016
16.00 WIB
Tanda
tangan
Muthia
Muthia
No
Waktu
Implementasi
1.
Jumat, 2
Desember
2016
10.00 WIB
Tanda
tangan
Muthia