PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip ADL (Activity Daily Living) pada lansia.
2. Untuk mengetahui bentuk dan sifat bantuan ADL (Activity Daily Living) pada
lansia.
3. Untuk mengetahui indikasi klien kelompok lansia yang membutuhkan ADL
(Activity Daily Living) pada lansia.
4. Untuk mengetahui evaluasi dan rencana tindak lanjut tindakan keperawatan
dalam memberikan batuan ADL (Activity Daily Living) pada lansia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi ADL
Menurut Darmojo dan Martono, 2015, Faktor yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari
pada lansia yaitu Kelenturan, keseimbangan, dan self efficacy atau keberdayagunaaan
mandiri lansia. Self efficacy adalah suatu istilah untuk menggambarkan rasa percaya atas
keamanan dalam melakukan aktivitas, rasa percaya diri untuk mampu mandiri pada lansia
dapat meningkatkan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Menurut Kemp dan Michel,12007, menyebutkan bahwa aktivitas sehari-hari pada
lansia di pengaruhi oleh depresi. Kemp dan Michel juga menyebutkan kemampuan
aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan ketakutan, kemarahan, kecemasan, penolakan
dan ketidakpastiaan. Kemauan dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
pada lansia adalah sebagai berikut :
A. Faktor dari dalma diri sendiri.
1. Umur
Perubahan yang terjadi pada sistem musculoskletal terkait usia pada lansia
termasuk penrunan tinggi badan dan redistribusi massa otot dan lemak subkutan,
pengurangan kekuatan dan kekakuan sendi sehingga menyebabkan kelemahan dan
lambatnya dalam pergerakan.
2. Kesehatan fisiologis
Dapat mempengaruhi kemampuan partisipasi dalam beraktifitas. Sistim
musculoskletal mengkoordinasikan dengan sistem nervus sehingga seseorang
dapat merespon sensori yang masuk dengan melakukan gerakan.
3. Fungsi kognitif
Kognitif adalah kemampuan berfikir dan member rasional dan termasuk proses
mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. Tingkat fungsi
kognitif dapat mempengaruhi kemampuan lansia untuk menunjukan proses
menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensor stimulus untuk
berfikir dan menyelesaikan masalah.
4. Fungsi psikologis
Menunjukan kemampuan lansia untuk mengingat sesuatu hal yang lalu dan
memberikan informasi pada seseorang secara realistik. Kebutuhan psikologis
berhubungan dengan kehidupan emosional. Meskipun lansia sudah terpenuhi
kebutuhan material nya tetapi bila kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi, maka
dapat mengakibatkan dirinya merasa tidak senang dengan kehidupan sehingga
kebutuhan psikologi harus terpenuhi.
4
5. Tingkat stress
Stress merupakan respon fisik terhadap berbagai macam kebutuhan. Faktor yang
menyebabkan stress di sebut stressor, dapat timbul dari tubuh atau lingkungan dan
dapat menganggu keseimbangan tubuh.
B. Faktor dari luar
1. Lingkungan keluarga
sifat dari perubahan social yang mengikuti kehilangan orang yang dicintai
tergantung pada jenis hubungan dan definisi peran social dalam suatu hubungan
keluarga selain rasa sakit psikologi mendalam, seseorang yang berduka harus
sering belajar keterampilan yang baru untuk mengelola tugas hidup yang baru
dengan perubahan social hidup yang terjadi di lingkungan keluarga.
2. Lingkungan tempat kerja
Kerj asangat mempengaruhi keadaan dii dalam lingkungan tempat ia bekerja.
Tempat yang nyaman akan membawa lansia mendorong untuk bekerja dengan
giat dan senang.
3. Ritme biologi
Irama biologi membantu lansia untuk mengatur lingkungan fisik disekitarnya.
Beberapa faktor yang berperan pada irama diantaranya seperti hari terang dan
gelap.
2.4 Bentuk dan Sifat Bantuan ADL Pada Lansia
Untuk menentukan bentuk dan sifat bantual ADL yang akan diberikan kepada
lansia terlebih dahulu kita harus mengetahui tingkat ketergantungan lansia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dengan melakukan pengkajian ADL yang umumnya
mengikuti index pengukuran yang dikembangkan oleh barthel dan kaltz. Pengukuran
kemandirian ADL lebih mudah di nilai dan di evaluasi secara kuantitatif dengan sistim
skor yang sudah banyak dikemukakan oleh para ahli seperti kaltz index, yang
dimodifikasi dan fungsional. Untuk menilai ADL diperlukan alat ukur yang andal. Suatu
alat ukur yang baik dapai di pakai secara luas. (
5
kuantitatif denagn sistem skor yang sudah banyak dikemukakan oleh berbagai
penulis ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus
dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum,
toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan
buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga
disertakan kemampuan mobilitas (Sugiarto,2005)
Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang berfungsi
mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas. Indeks
Barthel menggunakan 10 indikator ADL, sebagai berikut:
1. Makan (Feeding)
2. Mandi (Bathing)
3. Perawatan diri (Grooming)
4. Berpakaian (Dressing)
5. Buang air kecil (Bowel)
6. Buang air besar (Bladder)
7. Penggunaan toilet
8. Transfer (Berpindah dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya)
9. Mobilitas
10. Naik turun tangga
mentega dll
2 = Mandiri
2. Mandi 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
6
1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
baju)
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
terkontrol
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
3 = Mandiri
9. Mobilitas (berjalan di 0 = Immobile (tidak mampu)
permukaan datar)
1 = Menggunakan kursi roda
7
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
2 = Mandiri
Keterangan :
1. Skor 20 : Mandiri
2. Skor 12-19 : Ketergantungan Ringan
3. Skor 9-11 : Ketergantungan Sedang
4. Skor 5-8 : Ketergantungan Berat
5. Skor 0-4 : Ketergantungan Total
8
2.5 Indikasi Lansia yang Membutuhkan ADL
1. Immobility (kurang bergerak)
2. Instability (mudah jatuh)
3. Incontinence (Beser BAB dan BAK)
4. Intellectual Impairment (gangguan intelektual/demensia)
5. Impairement of Hearing, Vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan
dan penciuman)
6. Isolation
7. Impecunity (kemiskinan)
8. Infection (infeksi)
9. Latrogenic (menderita penyakit akibat pengaruh obat)
10. Insomnia (susah tidur )
11. Immunodeficiency (Penurunan sistem kekebalan tubuh )
12. Impotent (gangguan seksual)
13. Impaction (Kebutuhan BAB)
ADL terdiri dari aspek motorik yaitu kombinasi gerakan volunter yang terkoordinasi dan
aspek propioseptif sebagai umpan balik gerakan yang dilakukan.
ADL dasar dipengaruhi oleh :
1. ROM sendi
2. Kekuatan otot
3. Tonus otot
4. Propioseptif
5. Persepti visual
6. Kognitif
7. Koordinasi
8. Keseimbangan (Sugiarto,2005)
Menurut Hadiwynoto (2005) faktor yang mempengaruhi penurunan Activities Daily
Living adalah:
1) Kondisi fisik misalnya penyakit menahun, gangguan mata dan telinga
2) Kapasitas mental
3) Status mental seperti kesedihan dan depresi
4) Penerimaan terhadap fungsinya anggota tubuh
5) Dukungan anggota keluarga.
9
Indikasi kelompok lansia membutuhkan ADL, yaitu:
a. Gangguan Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Penyebab pada lansia adalah penurunan alat penciuman dan pengecapan,
pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap, rasa penuh pada perut dan
susah buang air besar, otot-otot lambung dan usus melemah.
Rencana tindakan :
1) Berikan makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan.
2) Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.
3) Berikan makanan yang mengandung serat.
4) Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
5) Batasi minum kopi dan teh.
10
11) Letakkan meja kecil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat
yang biasa digunakannya.
12) Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah.
13) Pasang pegangan dikamar mandi/wc.
14) Hindari lampu yang redup/ menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100
watt
15) Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan
mata sesaat.
c. Gangguan kebersihan diri.
Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia:
1) Penurunan daya ingat
2) Kurangnya motivasi
3) Kelemahan dan ketidakmampuan fisik
Rencana tindakan:
1) Bantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri.
2) Anjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung minyak
atau berikan skin lotion.
3) Ingatkan lansia untuk membersihkan telinga dan mata
4) Membantu lansia untuk menggunting kuku
11
4) Memberikan kesempatan lansia untuk mengekspresikan atau perawat
tanggap terhadap respon verbal lansia
5) Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan
lansia
6) Menghargai pendapat lansia
12
Jenis evaluasi menurut zieger, voughan-wrobel&erlen terbagi menjadi tiga jenis
yaitu :
A. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan.
B. Evaluasi proses
Evaluasi ini berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakaah
perawat memberikan pelayanan keperawatan yang cocok, tanpa
tekanan dan sesuai wewenang.
C. Evaluasi hasil
evaluasi hasil berfokus pada respond an fungsi klien. Respon prilaku
lansia merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan
terlihat paada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.
13
BAB III
PENUTUP
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Activity Daily Living (ADL)
merupakan suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukakan
activity of daily living secara mandiri.penentuan kemandirian fungsional dapat
mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien sehingga memudahkan
pemilihan intervensi yang tepat. , Faktor yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari
pada lansia yaitu Kelenturan, keseimbangan, dan self efficacy atau keberdayagunaaan
mandiri lansia
kemampuan aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan ketakutan, kemarahan,
kecemasan, penolakan dan ketidakpastiaan
14
DAFTAR PUSTAKA
15