PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami perubahan
biologis,fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh
terhadap seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu
kesehatan pada usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap
memberikan motivasi agar lansia dapat hidup secara produktif sesuai
kemampuannya (Darmajo,2009)
Penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat meliputi berbagai aspek yaitu
orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, memori dan juga bahasa, penurunan ini
dapat mengakibatkan masalah antara lain memori panjang dan proses informasi,
dalam memori jangka panjang lansia akan kesulitan dalam mengungkapkan
kembali informasi baru atau cerita maupun kejadian yang tidak begitu menarik
perhat1iannya.
Terapi kognitif dikembangkan pada tahun 1960-an oleh Aaron Beck dan
berkaitan dengan terapi rasional emotif dari Albert Ellis. Terapi kognitif akan
lebih bermanfaat jika digabungkan dengan pendekatan perilaku kognitif (cognitive
behavior therapy). Terapi ini memperlakukan individu sebagai agen ang berpikir
positif dan berinteraksi dengan dunianya.
B. Tujuan
1) untuk mengetahui Prinsip latihan kognitif pada kelompok lansia
2) Indikasi kebutuhan latihan kognitif,privacy,prosedur bantuan pada
kelompok lansia
3) Evaluasi dan rencana tindak lanjut latihan kognitif pada lansia
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian terapi kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan secara teratur yang
memberikan dasar berfikir pada pasien untuk mengekspresikan perasaan
negatifnya, memahami masalahnya, mampu mengatasi perasaan negatifnya serta
mampu memecahkan masalah tersebut.
2
3. Menurunkan perilaku yang tidak diinginkan
4. Meningkatkan keterampilan sosial
C. Prinsip latihan kognitif pada kelompok lansia
3
2) Atensi terbagi (divided attention) adalah kemampuan
berkonsentrasi pada lebih dari satu aktifitas di dalam waktu yang
bersamaan
3) Atensi berkesinambungan (sustained attention) adalah keterlibatan
dalam waktu panjang dan fokus pada objek, tugas, peristiwa, atau
aspek aspek lainnya dilingkungan
c) Memori
Dimensi- dimensi utama dari memori dan proses menjadi tua yang
telah dipelajari meliputi episodic memori, sematic,sumber daya
kognitif (seperti working memori dan kecepatan perseptual), memori
belliefs, dan faktor-faktor non kognitif seperti faktor kesehatan,
pendidikan, dan sosial ekonomi
1) Memori episodic adalah retensi informasi mengenai dimana dan
kapan peristiwa-peristiwa hidup terjadi.
2) Memori sematic adalah pengetahuan seseorang mengenai dunia,
memori sematic meliputi bidang-bidang keahlian seseorang, seperti
pengetahuan tentang scatur oleh pemain catur propesionla, serta
pengetahuna sehari hari mengenai makna kata- kata, orang-orang
terkenal,tempat tempat yang penting, dan hal hal yang umum.
3) Sumber daya kognitif : memori kerja dan kecepatan perseptual
memori kerja lebih menyerupai bangku kerja yang memungkinkan
individu individu untuk memanipulasi dan menggabungkan
informasi ketika mengambil keputusan, menyelasaikan masalah,
dan menguasai bahasa tertulis dan bahasa lisan
4) Memori sumber adalah kemampuan mengigat dimana seseorang
mempelajari sesuatu.
5) Memori prospektif meliputi kemampuan untuk mengingat dan
melakukan sesuatu diwaktu mendatang, seperti menginat untuk
meminum obat atau mengingat untuk mengerjakan pekerjaan
rumah.
4
Prinsip Latihan Kognitif Pada Kelompok Lansia
1. Gejala sama
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan
terlalu ramai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun,
terapi akan terasa sepi interaksi dan tujuannya sulit tercapai
5
Contoh terapi kognitif pada lansia:
6
6) Komunikasi inkoheran dan ide/topik yang berpndah pindah
(fight of idea)
7) Delusi,hslusinasi terkontrol, tidak ada manik depresi, tidak
mendapat ECTS
8) Gangguan psikoseksual
1. Fase Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien.
2) Mengingatkan kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan tempat pertemuan untuk terapi terapi
4) Mempersiapkan alat : kartu puzzle dan papan nama klien
2. Fase Orientasi
1) Memberi salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Peserta memakai papan nama yang sudah disediakan terapis
3. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
4. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan memperkenalkan diri
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
ijin kepada terapis.
2. Lama kegiatan 1 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
5. Tahap Kerja
1) Membagi klien dalam beberapa tim, 1 tim terdiri dari 3 orang
2) Memberikan penjelasan mengenai cara bermain puzzle
7
3) Membagikan puzzle yang berbeda ke masing-masing kelompok,
dan meminta klien menyusun dan menyebutkan gambar puzzle.
Kelompok yang sudah menyelesaikan puzzlenya, dapat menukar
puzzle dengan kelompok yang juga sudah menyelesaikan susunan
puzzlenya.
4) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan
6. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi
bermain puzzle dan meminta menyebutkan gambar dari masing-
masing puzzle
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok .
2. Rencana tindak lanjut
1) Kegiatan dilakukan 2x dalam 2 hari selama 1 jam dalam 1 kali
pertemuan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan secara teratur yang
memberikan dasar berfikir pada pasien untuk mengekspresikan perasaan
negatifnya, memahami masalahnya, mampu mengatasi perasaan negatifnya serta
mampu memecahkan masalah tersebut.
Tujuan dari terapi kognitif pada lansia adalah untuk :mengubah pikiran dari
tidak logis dan negatif menjadi objektif,rasional dan positif, meningkatkan
aktifitas, menurunkan perilaku yang tidak diinginkan, serta meningkatkan
keterampilan sosial pada lansia yang mengalami masalah pada fungsi kognitifnya.
9
Daftar Pustaka
10