Disusun oleh :
POPPY WENDA SUWANDI
A. Latar Belakang
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mepertahankan
hidup dan ativitas berbagai organ sel tebuh.
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari
peranan fungsi sitem pernfasan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan
oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatn diharapkan
lebih memahami apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien
dengan gangguan oksigenasi da bagaimana praktek keperawatan yang
mengalami kmasalah atau gangguan oksigenasi.
A. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengurangi sesak nafas yang dialami pada pasien
2. Untuk mengembalikan pola nafas yang efektif pada pasien
3. mengurangi tingkat kecemasan pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia dan digunakan untuk
mendukung kehidupan. Ada dua organ yang penting dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen ke dalam tubuh dan sel, organ tersebut adalah paru dan
jantung, paru sebagai organ tempat pertukaran gas (O2 dan CO2) dari dan ke
dalam darah jantung berperan dalam menghantar atau lebih tepat sebagai
pemompa darah.
Terapi oksigenasi adalah memberikan tambahan aliran gas oksigen
lebih dari 20% pada tekanan 1 atm sehingga konsentrasi oksigen meningkat
dalam darah pada kondisi klien yang membutuhkan.
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam system (kimia
atau fisika). Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna atau tidak berbau
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya
terbentuknya karbondioksida (CO2), energy dan air, akan tetapi penambahan
CO2 yang melebihi batas normal dari tubuh akan memberikan dampak yang
cukup bermakma terhadap aktivitas sel (Wahid Label Mubarok dan Nurul
Choyatin,2007).
Pernapasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara
antara atmosfer dengan darah serta darah dengan sel (Potter & perry, 2008).
Secara harfiah pernapasan berarti pergerakan oksigen dari atmosfer
menuju ke sel-sel dan keluarnya karbondioksida dari sel ke udara bebas (Silvia
& Wilson, 2009).
Ketidakefektifan jalan nafas merupakan suatu keadaan dimana seorang
individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara
efektif. Respirasi atau pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas antara
individu dengan lingkungan disekitarnya (Kozier,2010).
Ada 2 tipe pernafasan yaitu:
1. Respirasi eksternal /pernafasan luar
Yaitu bentuk pertukaran gas dimana oksigen dan paru-paru berpindah
ke dalam darah, karbondioksida dan air berpindah dari dalam ke paru-
paru.
2. Respirasi internal/pernafasan dalam
Yaitu proses dimana sel tubuh menukar karbondioksida dengan oksigen
di dalam tubuh.
B. Etiologi
1. Faktor fisiologi
Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada anemia
Menurunya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran pernafasan bagian atas.
Hipovolemi sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggu O2
Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi demam luka
Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, musculoskeletal yang apnormal, penyakit kronis
seperti TBC paru
2. Factor perilaku
Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehinga daya ikat
oksigennya berkurang
Eksersize akan meningkatkan kebutuhan O2
Merokok, nikotin dapat menyebabkan vasokontriksi pembulu darah
perifer dan koroner
Alcohol dan obat-obatan menyebabkan intake nutrisi
Kecemasan menyebabkan metabolismenya meningkat.
C. Patofisiologi
Proses pertukran gas dipengaruhi oleh ventilasi ,difusi dan transportasi.
Proses ventilasi ( proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksien
idak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan
napas sebgai benda asing yang menimbulkan pengeluran mucus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, divusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti pada perubahan volume sekuncup, afterload, preload dan kontraktilitas
miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & suddarth,2007).
D. Manifestasi klinis
Suara napas tidak normal
Perubahan jumlah pernapasan
Batuk disertai dahak
Penggunaan otot tambahan pernapasan
Dispnea
Penurunan ekspansi paru
Takipnea
E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang dapar dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu
Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien
Oksimetri
Untuk menggukur saturasi oksigen kapiler
Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, ftaktuk dan proses-proses
abnormal
Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda
asing yang menghambat jalan napas
Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi
Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal misalnya : kerja jantung
dan kontraksi paru
CT- scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal
F. Penatalaksanaan(medis dan keperawatan)
1. Penatalaksanaan medis
a. Hematologi : mengetahui
Infeksi : LED (laju endap darah), leukosit
Alergi : Eosinofil
Pertukaran gas : BGA (blood gas analize)
Analisa gas darah (AGD)
Peningkatan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dan
penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan kronis.
Pemeriksaan gas darah digunakan untuk menilai keseimbangan asam
basa dalam tubuh, kadar oksigen dalam darah, dan kadar
karbondioksida dalam darah.
Ukuran- ukuran dalam analisa gas darah yaitu:
pH normal 7,35 – 7,45
PaCO2 normal 35 – 45 mmHg
PaO2 normal 80 – 100 mmHg
Total CO2 dalam plasma normal 24 – 31 mEq/l
HCO3 normal 22 – 26 mEq/l
Base axces normal -2 s.d + 2
Saturasi oksigen 95% - 100%
Pemeriksaan analisa gas darah dilakukan melalui
pengambilan darah arteri, yaitu arteri radialis, brachialis dan
arteri femoralis.
b. Radiologi
Foto rontegen atau X-ray
Broncoscopy : pada hidung dimasukkan selang sampai
bronkus yang dihubungkan dengan computer
Scaning paru :untuk mengetahui keadaan otak dan paru
Tromogafi :CT-scen menggunakan computer
Angeografi :untuk mengetahui emboli
Biopsi : mengetahui histologi sel
Thoracocentesis :mengetahui cairan
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Prinsip
Bersih
Melembabkan
Memasang oksigen
Merangsang saluran pernapasan.
b. Pedoman penanganan gangguan kebutuhan dasar manusia
(oksigenasi).
1) Terapi oksigen
Memberikan tambahan aliran oksigen lebih dari 20% pada
tekanan atm sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
darah pada kondisi pasien yang membutuhkan.
2) Tujuan
- Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat
- Menurunkan kerja nafas
- Menurunkan kerja jantung
3) Indikasi
- Pada penurunan PaCO2 dengan gejala dan tanda hipoksia,
dispnea, gelisah, apatis, atau penurunan kesadaran,
takikardi, bradikardi.
- Keadaan lain gagal nafas akut, syok dan keracunan CO2.
4) Kontra indikasi
- Hipoventilasi
5) Metode pemberian oksigen
Low flow system
a) Nasal kanul
Untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi
relative rendah saat kebutuhan oksigen minimal,
memberikan oksigen yang tidak terputus pada saat
klien makan atau minum.
1 liter/menit 22%-24%
2 liter/menit 26%-28%
3 liter /menit 28%-30%
4 liter /menit 32%-36%
5 liter /menit 36%-40%
6 liter /menit 40%-44%
b) Masker
Untuk memberikan tambahan oksigen dengan kadar
sedang konsentrasi dan kelembaban yang tinggi
dibandingkan dengan kanul.
1) Simple face
5-6 liter /menit 40%
6-7 liter /menit 50%
7-8 liter /menit 60%
2) Partial rebreathing
8 liter /menit 40-50%
10-12 liter/menit 60%
3) Non rebreathing
6 liter /menit 55-60%
8 liter /menit 60-80%
10 liter /menit 80-90%
12-15 liter /menit 90-100%
High flow system
Untuk memberikan kelembaban tinggi, memberika
oksigen bila masker tidak ditoleransi, serta memberikan
oksigen aliran tinggi saat dihubungkan dengan system
venturi.
a) Venture mask
3 liter /menit 24-28%
4 liter /menit 30-40%
8 liter /menit 50%
b) Oksigen hood (nasal kateter)
10-12 liter /menit
G. Asuhan keperawatan sesuai teori
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a) Riwayat keperawatan yang pernah dialami
- Pernah mengalami batuk dengan sputum
- Pernah mengalami nyeri dada
b) Riwayat penyakit pernapasan
- Factor risiko penyakit paru
- Penggunaan obat
- Batuk, obesitas
c) Riwayat kardiovaskuler
Pernah mengalami penyakit jantung
d) Gaya hidup
Merokok, keluarga perokok, dan lingkungan kerja dengan perokok.
2. Pemeriksaan fisik
a) Mata
- Konjungtiva pucat
- Konjungtiva terdapat ptechik (karena emboli lemak,
endokarditis)
b) Kulit
- Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah
perifer)
- Penurunan turgor (dehidrasi)
- Edema
c) Jari dan kuku
- Sianosis
- Clubbing finger
d) Mulut dan bibir
- Membrane mukosa sianosis
- Bernafas dengan mengerutkan mulut
e) Hidung
Pernafasan cuping hidung
f) Vena leher
Adanya distensi / bendungan
g) Dada
- Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas
pernafasan, dispnea, dan obstruksi jalan nafas).
- Pergerakan tidak simetris antara dada kanan dan dada kiri.
- Suara nafas normal (vesikuler, bronchovasikuler, bronchial)
- Suara nafas tidak normal (krekels, ronchi, wheezing)
- Bunyi perkusi ( resonan, hipersonan).
h) Pola pernafasan
- Pernapasan normal (bronchial, bronkovasikuler, vasikuler)
- Pernafasan cepat (tachipnea)
- Pernafasan lambat (bradipnea)
3. Pemeriksaan penunjang
a. EKG
b. Ro Thorax
c. CT Scan paru
d. Px penyakit jantung
e. Pemeriksaan laboratorium
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi adalah:
1) Gangguan pertukaran gas b/d dyspnea
2) Ansietas b/d perubahan lingkungan
3) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya sekret pada jalan nafas
4) Pola tidak efektif b/d penurunan fungsi paru nafas
C. Implementasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan Setelah dilakukan 1.Kaji KU pasien 1. Untuk
pertukaran gas tindakan 2. Monitor TTV memengetahui
b/d dyspnea keprawatan napas perkembangan
klien kembali 3.Kaji kedalaman penyakit pasien.
normal pernapasan 2. Untuk mengetahui
4. Lakukan posisi semi keadaan umum
fowler. pasien
5. Kolaborasi pemberian 3. Untuk mengetahui
obat dengan dokter. frekuensi
pernapsan klien
4. Untuk mengurangi
sesak
5. Untuk membantu
proses
penyembuhan
5. Berikan analgetik
sesuai indikasi.
D. Evaluasi
1) Mempertahankan jalan napas tentang kepekaan dengan mengatasi sekresi.
a. Melaporkan penurunan kongesti
b. Mengambil posisi terbaik untuk kebutuhan drainase sekresi.
2) Melaporkan perasaan lebih nyaman
a. Mengikuti tindakan agar mendapat kenyamanan, analgesic, dan istirahat.
b. Mempertahankan hygiene mulut yang adekuat.
3) Menganjurkan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan perawatan
tingkat kenyamanan.
4) Mempertahankan masukan cairan yang adekuat
5) Menganjurkan tingkat pengetahuan yang cukup dan melakukan perawatan diri secara
adekuat.
6) Bebas dari tanda dan gejala infeksi
a. Menunjukan tanda-tanda vital yang normal
b. Bebas dari nyeri (Smletzer, Bare, 2008).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien :Tn” S”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Aranganyar RT1/V Gunung Pati Semarang
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny “T”
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 57 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Aranganyar RT1/V Gunung Pati Semarang
Hubungan dengan klien : Istri
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Sesak nafas
2. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh sesak nafas 2 hari dan mudah lelah SMRS
yang disertai dengan mual (+), muntah (-).
3. Riwayat penyakit dahulu : Klien pernah menderita hipertensi, Asam urat, DM
4. Riwayat kesehatan keluarga : Ayah klien pernah menderita penyakit jantung dan DM
Genogram :
G1
G2
G3
Ket :
G1 : nenek pasien meninggal karena factor usia
G2 : orang tua pasien memiliki riwayat penyakit DM.
G3 : pasien anak ke 3 dari 5 bersaudara
= Perempuan =Meninggal
= Laki Laki =Pasien
III. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR
1. Oksigenasi
Sesak napas : Tidak (√)
Ya ( )
Frekuensi : 28x/menit
Kapan terjadi : Tidak menentu
Kemungkinan faktor pencetus : Aktivitas berlebihan
Faktor yang memperberat : Jika pasien melakukan aktivitas
Faktor yang meringankan : Pada saat klien beristirah, semi fowler, setelah mandi
Batuk : Tidak
Sputum : Tidak, warna : normal tanpa dahak
Nyeri dada : Ya karena sesak
Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada :
Riwayat penyakit : Asma (-)
TB (-)
Batuk darah (-)
Chest surgery/trauma dada (-)
Paparan dengan penderita TB (-)
Riwayat merokok : aktif
2. Nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari
BB/TB : -
BB dalam 1 bulan terakhir : tetap (√ )
Meningkat ( - ) : Kg, alasan :
Menurun ( - ) : Kg, alasan :
Jenis makanan : Nasi RS
Makanan yang disukai : Nasi + sayur + Tempe/daging
Makanan pantang : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Nafsu makan : baik (√ )
Kurang (- ), alasan :….
Masalah pencernaan : mual ( )
Muntah (-)
Kesulitan menelan (-)
Sariawan (√)
Riwayat operasi/trauma GI : -
Diit RS : Nasi RS
Habis (-)
½ porsi (-)
¾ porsi (√ )
Tidak habis (-)
Kebutuhan pemenuhan ADL makan : Mandiri
3. Cairan, elektrolit dan asam basa
Frekuensi minum : 6-7 kali Konsumsi air/hari : >1 Lt/hr
Turgor kulit : Normal
Support IV line : Ya, jenis : Ringer Laktat
Dosis : 20 tpm
4. Eliminasi Bowel
Frekuensi : 7x/hari Penggunaan pencahar : -
Waktu : Pagi-sore hari
Warna : Kuning pucat dengan konsisten : cair
Gangguan eliminasi bowel : Konstipasi (-)
Diare (√ )
Inkontinensia bowel (-)
Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri
5. Eliminasi Bladder
Frekuensi : 7-8 x/hr penggunaan pencahar : -
Warna : Kuning tanpa darah
Gangguan eliminasi bowel : Nyeri saat BAAK (-)
Burning Sensation (-)
Bladder terasa penuh stl BAK (-)
Riwayat dahulu : penyakit Ginjal (-)
Batu ginjal (-)
Injuri/trauma (-)
Penggunaan kateter : tidak
Kebutuhan pemenuhan ADL bladder : Mandiri
6. Aktivitas dan latihan
Pekerjaan : kariyawan swasta
Olahraga rutin : Tidak ada
Alat bantu : walker (-)
Kruk (-)
Kursi roda (-)
Tongkat (-)
Terapi : traksi (-)
Gips (-)
Kemampuan melakukan ROM : aktif
Kemampuan ambulasi : Mandiri
7. Tidur dan istirahat
Lama tidur : 4-5 jam sehari
Kesulitan tidur di RS : Ya
Alasan : Karena diare dan nyeri pada perut
Kesulitan tidur : Menjelang tidur (-)
Mudah/sering terbangun (√ )
Merasa tidak segar saat bangun (-)
8. Kenyamanan dan nyeri
Nyeri : ya, skala nyeri (1-10) : 4 – 6 (sedang)
Paliatif/provokatif : Spontan
Quality : Seperti dikremas-kremas.
Region : Diperut (ulu hati)
Severity : Skala nyeri sedang
Time : Hilang timbul
Ambulasi di tempat tidur : Mandiri
9. Sensori, persepsi dan kognitif
Gangguan penglihatan : Tidak
Gangguan pendengaran : Tidak
Gangguan penciuman : Tidak
Gangguan sensasi taktil : Tidak
Gangguan pengecap : Tidak
Riwayat penyakit : Eye surgery (-)
Otitis media (-)
Luka sulit sembuh (-)
Persepsi klien terhadap penyakitnya :
- Klien merasa sakitnya dikarenakan meminum jeruk nipis dan
campuran untuk obat sariwan.
Respon klien mencari solusi untuk masalah kesehatannya :
- Klien sudah tau harus kerumah sakit.
10. Komunikasi
Hubungan klien dengan keluarga dan sekitarnya :
- Klien memiliki hubungan yang baik dengan orang disekitarnya
Cara klien menyatakan emosi, kebutuhan, dan pendapat :
- Klien bercerita kepada istri tentan yang dirasakan.
11. Aspek spiritual dan dukungan sosial
Kepercayaan klien dan aspek ibadah :
- Klien beragama katolik dan taat beribadah.
Dukungan keluarga terhadap klien :
- Keluarga klien selalu mendampingi klien dan memotivasi klien agar lekas
sembuh.
12. Kebutuhan rekreasi
- Klien dan sekeluarga kadang-kadang melakukan rekreasi di waktu luang.
5) Telinga
Fungsi pendengaran : Normal
Bentuk : Normal
Kebersihan : Baik
Serumen : Tidak ada
Nyeri telinga : Tidak ada
6) Leher
Bentuk : Normal
Pembesaran tyroid : Tidak ada
Kelenjar getah bening : Tidak ada
Nyeri waktu menelan :Tidak
7) Dada (thorax)
a. Paru-paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
b. Jantung
Inspeksi : Tidak dikaji
Perkusu : Tidak dikaji
Palpasi : Tidak ada nyeri dada
Auskultasi : Terdengar bunyi lup dup
8) Genetalia : Tidak dikaji
9) Anus dan rectum : Tidak dikaji
10) Ekstremitas :
a) Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : 4/4
ROM kanan dan kiri : Fasif
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
Pergerakan sendi bahu : Aktif
Perabaan akral : Hangat
Pitting edema : Tidak ada
Terpasang infuse : Ya, tangan sebelah kanan
b) Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : 4/4
ROM kanan dan kiri : Fasif
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Perabaan akral : Hangat
Pitting edema : Tidak ada
11) Integumen : Turgor kulit baik
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 25 april 2017 jam 08:41
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Metode
Rujukan
Rutin
Darah Rutin
Hemoglobin L 11.6 13.0-17.5 gr/dl Elek Impedance
Lekosit 4.1 4.0-11 10^3/ul Elek Impedance
Trombosit 175 150-440 10^3/ul Elek Impedance
Hematokrit 51.4 39.0-54.0 % Integral Volume RI
Eritrosit L 4.18 4.4-5.9 10^6/ul Elek Impedance
Hitung Jenis
Granulosit H 73.0 50-70 % Elek Impedance
Limfosit 21.9 20-40 % Elek Impedance
Monosit 4.4 2-8 % Elek Impedance
Index Eritrosit
MCV 85 82-92 Fl Elek Impedance
MCH 27.5 27-31 Pq Elek Impedance
MCHC 32.4 32-36 g/dl Elek Impedance
RDW 14.2 11.6-14.8 % Elek Impedance
B. ANALISA DATA
Nama : Tn’S” No CM : 085xxx
Umur : 60 tahun Dx Medis : obs.dyspnea
N: 82 x/i
S: 36°C
P : 28 x/mnt
SPO2 : 85 %
2 Selasa, 25 DS : Klien mengatakan Intoleransi Ketidak Intoleransi
april 2017 gelisah dengan lingkungan aktifitas seimbangan aktifitas b/d
sekitar kebutuhan ketidak
& suplai O2 seimbangan
DO : TD : 160/90 mmhg,
kebutuhan &
wajah pasien nampak
suplai O2
tegang.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b/d dyspnea
2. Ansietas b/d perubahan lingkungan
D. INTERVENSI
Nama : Tn’S” No CM : 085xxx
Umur : 60 tahun Dx Medis : obs.dyspnea
Jam
13.25
(5)
15.30 2 1. S: klien mengatakan cemas dengan lingkungan
(1) Mengobservas sekitar
i Ttv
15.35 2.Mengkaji O: TTV
(2) tingkat
TD: 140/100 mmgh
kecemasan
N:85x/mnt P:28x/mnt
3.Memberikan
S:36,5°
15.40(3 penjelasan
) pada klien dan SPO2 : 98 % pasien dan keluarga tampak
keluarga mengerti.
mengenai
S: klien mengatakan tidak sesak
keshatan klien
saat ini O: TTV
4.Membantu
TD: 140/90mmhg
pasien
N:80x/mnt P:24x/mnt
15.50 mengenal
S:36,5°
(4) situasi yang
1 menimbulkan SPO2 : 96%
kecemasan.
- obat. Ceftrixone, omeprazole, lasix,ondan,OBH
dalaman
13.15 pernapasan
(3) 5.Mengkolabo
rasi
pemberian O2
13.20 2 dan obat
(5) dengan dokter
15.30
(1) 1.Mengobserv
asi TTV
15.35 2.Mengkaji
tingkat
kecemasan.
F. EVALUASI
Nama : Tn’S” No CM : 085xxx
Umur : 60 tahun Dx Medis : obs.dyspnea
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis Obs dyspnea
di ruang perawatan dahalia RSUD Ungaran, pada tanggal 25 April 2017 melalui pendekatan
kesengajaan secara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah –
langkah keperawatan sebagai berikut:
A. Pengkajian
Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis Obs dyspnea yang
dapat meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa masalah di
antaranya:
1. Gangguan pertukaran gas b/d dyspnea
2. Ansietas b/d perubahan lingkungan
C. Intervensi
Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien yang kooperator.
Perencanaan berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung.
D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi
keperawatan diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alat serta adanya
bimbingan dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang
menentukan diagnosa medis.
E. Pelaksanaan
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan dan
melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain dengan menggunakan sarana
dan prasarana yang disediakan oleh institusi Stikes Kusuma Husada Surakarta dan RSUD
Ungaran.
F. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah
dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh
pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam system (kimia atau fisika).
Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna atau tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuknya karbondioksida (CO2), energy dan air,
akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal dari tubuh akan memberikan dampak
yang cukup bermakma terhadap aktivitas sel (Wahid Label Mubarok dan Nurul
Choyatin,2007).
B. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola hidup yang
sehat dapat mencegah penyakit Obs dyspnea, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan
melakukan pencegahan terhadap penyakit Obs dyspnea dari pada kita sudah terkena
dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2010, Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Johnson Marion , Meridean Maas, Sue Moorhead, 2011, NOC. Edisi 2. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Perry & Potter, 2010, Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis
Price, Sylvia. (2012). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :EGC
Sintadewayu.blogspot.co.id/2014/10/LP-oksigenasi.html