Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti istirahat.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. KONSEP DASAR Fisiologi Pergerakan Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan system persarafan. 1. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai : a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru c. Tempat melekatnya otot dan tendon d. Sumber mineral seperti garam dan posfat e. Tempat produksinya sel darah 2. Sistem Otot Berfungsi Sebagai : a. Pergerakan b. Membentuk postur c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi
C. NILAI NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Aktivitas / Mobilisasi Kategori Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
D. RENTANG GERAK SENDI
Gerak Sendi Derajat Rentang yang Normal Bahu : Aberhubungan denganuksi
180 Siku : Fleksi
150 Pergelangan Tangan : Fleksi Ekstensi Hiperekstensi Aberhubungan denganuksi Adduksi
80 90 80 90 70 90 0 20 30 50 Tangan Dan Jari : Fleksi Ekstensi Hiperekstensi Aberhubungan denganuksi Adduksi
90 90 30 20 20
Keterangan : Fleksi : Menekuk persendian Ekstensi : Meluruskan persensian Aberhubungan denganuksi : Gerakkan anggota tubuh ke arah atas Adduksi : Gerkana anggota tubuh menjauhi aksis Rotasi : Memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar aksis Pronasi : Memutar ke bawah Supinasi : Memutar ke atas Infers : Menggerakkan ke dalam Efersi : Menggerakkan ke luar
E. DERAJAT KEKUATAN OTOT
Untuk mengetahui seberapa derajat kekuatan otot dapat digunakan dengan sekala sebagai berikut :
Skala Kakuatan Otot (%) Keternagan 0 0 Paralisis sempurna 1 10 Tidak ada gerakkan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat 2 25 Gerakkan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan 3 50 Gerkkan yang normal melawan gravitasi 4 75 Gerakkan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal 5 100 Kekuatan normal, gerkkan penh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh
F. POSTUR TUBUH (BODY ALIGMENT)
Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian,, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dala posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Potur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik, mengurangi jumlah energy yang digunakan, memperthaankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya : 1. Gravitasi Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi: Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi. Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh
2.Keseimbangan Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan. 3.Berat Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh. G. BODY MECHANIC
Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan. Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan menurunkan tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi. a.Body aligment/postur Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll. b.Keseimbangan Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah gravitasi. c. Koordinasi pergerakan tubuh Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.
H. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POSTUR TUBUH DAN PERGERAKKAN 1. Tingkat perkembangan tubuh Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neorumuskuler dan tubuh secara proporsional, postur, pergerakan dan refleks akan berfungsi secara optimal. 2. Kesehatan fisik Penyakit, cacat tubuh dan immobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh 3. Keadaan nutrisi Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas 4. Emosi Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang. Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang kemudian sering dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas
5. Kelemahan neorumuskel dan skeletal Adanya abnormal postur seperti scoliosis, lordosis dan kiposis dapat berpengaruh terhadap pergerakan
6. Pekerjaan Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan dengan petani atau buruh. 7. Status kesehatan 8. Gaya hidup 9. Perilaku dan nilai
I. MOBILISASI 1. Pengertian Mobilisasi Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (Kosier, 1989) 2. Tujuan dai mobilisasi antara lain : a. Memnuhi kebutuhan dasar manusia b. Mencegah terjadinya trauma c. Mempertahankan tingkat kesehatan d. Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari hari e. Mencegah hilangnya kamampuan funsi tubuh. 3. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi : a. Gaya hidup b. Proses penyakit dan injuri c. Kebudayaan d. Tingkat energy e. Usia dan status perkembangan
J. IMOBILISASI
Imobilisasi adalah ketidakmamapuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat / organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental. Imobilisasi juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tidak bergerak/tirah baring yang terus menerus selama 5 hari akibat perubahan fungdi fisiologis (Lindgren et al, 2004)
K. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERGERAKAN ATAU IMMOBILISASI 1. Gangguan musculoskeletal a. Osteoporosis b. Atropi c. Kontraktur d. Kekakuan dan sakit sendi 2. Gangguan kardiovaskuler a. Postural hipotensi b. Vasodilatasi vena c. Peningkatan penggunaan valsava maneuver 3. Gangguan system respirasi a. Penurunan gerak pernafasan b. Bertambahnya sekresi paru c. Atelektasis d. Hipotesis pneumonia
L. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOLERANSI AKTIVITAS
1. Faktor fisiologis a. Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan b. Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir c. Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada ) d. Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot ) e. Pola tidur f. Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri g. Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke tingkat istirahat dalam 5 menit setelah latihan, tekanan darah kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah latihan h. Tipe dan frekuensi aktivitas latihan i. Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri, penurunan kadar hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal 2. Faktor emosional a. Suasasana hati (mood), depresi, cemas b. Motivasi c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin ) d. Gambaran diri 3. Faktor Perkembangan a. Usia b. Jenis kelamin c. Kehamilan d. Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan e. Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.
M. ETIOLOGI Postur abnormal: a.Tortikolis: kepala miring pada satu sisi, di mana adanya kontraktur pada otot sternoklei domanstoid b.Lordosis: kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/ anterior c.Kifosis: peningkatan kurva spinal torakal d.Kipolordosis: kombinasi dari kifosis dan lordosis e.Skolioasis: kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya tinggi hip/ pinggul dan bahu f.Kiposkoliosis: tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral g.Footdrop: plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan saraf peroneal h.Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muskular, terjadi karena gangguan yang disebabkan oleh degenerasi serat otot skeletal i.Kerusakan sistem saraf pusat j.Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal: kontusio, salah urat, dan fraktur.
N. PEMERIKSAAN FISIK a. Tingkat Kesadaran b. Postur / bentuk tubuh Skoliosis Kiposis Lordosis Cara Berjalan c. Ekstermitas Kelemahan Gangguan Sensorik Tonus otot Atropi Tremor Gerakan tak terkendali Kekuataan otot Kemampuan jalan Kemampuan duduk Kemampuan berdiri Nyeri sendi Kekakuan sendi
O. MANIFESTASI KLINIS a. Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi, adalah perubahan pada: muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi dan abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan pembentukan thrombus pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah beraktifitas metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat, lemak dan protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan (seperti konstipasi) eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia jaringan neurosensori: sensori deprivation
b. Respon psikososial dari antara lain meningkatkan respon emosional, intelektual, sensori, dan sosiokultural. Perubahan emosional yang paling umum adalah depresi, perubahan perilaku, perubahan dalam siklus tidur-bangun, dan gangguan koping. c. Keterbatasan rentan pergerakan sendi d. Pergerakan tidak terkoordinasi e. Penurunan waktu reaksi ( lambat )
P. PATOFISIOLOGI a. Kaki tidak mampu menopang berat badan b. Perlu bantuan kursi roda untuk berpindah tempat c. Tangan belum mampu untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri d. Tidak mampu melakukan kegiatan secara mandiri
R. THERAPHY (tindakan penanganan) Fisiotheraphy Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri
S. PENATALAKSANAAN UMUM 1. Pencegahan primer Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsug sepanjang kehidupan dan episodic. Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang kehidupan, moblilitas dan aktivitas tergantung pada fungsi system musculoskeletal, kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang dapat tImbul akibat imoblitas atau ketidak aktifan. a. Hambatan terhadap latihan Berbagai hambatan mempengaruhi partisipasi dalam latihan secara teratur. Bahaya-bahaya interpersonal termasuk isolasi social yang terjadi ketika teman-teman dan keluarga telah meninggal, perilaku gaya hidup tertentu (misalnya merokok dan kebiasaan diet yang buruk) depresi gangguan tidur, kurangnya transportasi dan kurangnya dukungan. Hambatan lingkungan termasuk kurangnya tempat yang aman untuk latihan dan kondisi iklim yang tidak mendukung. b. Pengembangan program latihan Program latihan yang sukses sangat individual, diseimbangkan, dan mengalami peningkatan. Program tersebut disusun untuk memberikn kesempatan pada klien untuk mengembangkan suatu kebiasaan yang teratur dalam melakukan bentuk aktif dari rekreasi santai yang dapat memberikan efek latihan.Ketika klien telah memiliki evaluasi fisik secara seksama, pengkajian tentang factor-faktor pengganggu berikut ini akan membantu untuk memastikan keterikatan dan meningkatkan pengalaman Aktivitas sat ini dan respon fisiologis denyut nadsi sebelum, selama dan setelah aktivitas diberikan) Kecenderungan alami (predisposisi atau penngkatan kearah latihan khusus) Kesulitan yang dirasakan Tujuan dan pentingnya latihan yang dirasaka Efisiensi latihan untuk dirisendiri (derajat keyakinan bahwa seseorang akan berhasil)
c. Keamanan Ketika program latihan spesifik telah diformulasikan dan diterima oleh klien, instruksi tentang latihan yang aman harus dilakukan. Mengajarkan klien untuk mengenali tanda-tanda intoleransi atau latihan yang terlalu keras sama pentingnya dengan memilih aktivitas yang tepat. 2. Pencegahan Sekunder Spiral menurun yang terjadi akibat aksaserbasi akut dari imobilitas dapat dkurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan. Keberhasilan intervensi berasal dri suatu pengertian tentang berbagai factor yang menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas dan penuaan. Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi. Diagnosis keperawaqtan dihubungkan dengan poencegahan sekunder adalah gangguan mobilitas fisik.
DAFTAR PUSTAKA Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,2000 Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998 http://nursingart.blogspot.com/2008/08/askep-intoleransi-aktivitas.html http://xdegadinx.blogspot.com/2011/09/laporan-pendahuluan-gangguan-aktivitas.html Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I. Jakarta : Salemba Medika A. Aziz Alimul Hidayat. 2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta : EGC Nanda NOC-NIC