Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. PENGERTIAN
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan
kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti istirahat.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. KONSEP DASAR
Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan
system persarafan.
1.

Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :


a.
b.
c.
d.
e.

2.

Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh


Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
Tempat melekatnya otot dan tendon
Sumber mineral seperti garam dan posfat
Tempat produksinya sel darah

Sistem Otot Berfungsi Sebagai :


a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi

C. NILAI NILAI NORMAL


Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Aktivitas / Mobilisasi
Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4

Kategori
Mampu merawat diri sendiri secara
penuh
Memerlukan penggunaaan alat
Memerlukan
bantuan
atau
pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
orang lain dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan
atau
berpartisipasi
dalam perawatan

D. RENTANG GERAK SENDI


Gerak Sendi

Derajat Rentang yang Normal

Bahu :
Aberhubungan denganuksi
Siku :
Fleksi
Pergelangan Tangan :
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Aberhubungan denganuksi
Adduksi
Tangan Dan Jari :
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Aberhubungan denganuksi
Adduksi
Keterangan :
Fleksi
Ekstensi
Aberhubungan denganuksi
Adduksi
Rotasi
Pronasi
Supinasi
Infers
Efersi

180
150
80 90
80 90
70 90
0 20
30 50
90
90
30
20
20

: Menekuk persendian
: Meluruskan persensian
: Gerakkan anggota tubuh ke arah atas
: Gerkana anggota tubuh menjauhi aksis
: Memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar aksis
: Memutar ke bawah
: Memutar ke atas
: Menggerakkan ke dalam
: Menggerakkan ke luar

E. DERAJAT KEKUATAN OTOT


Untuk mengetahui seberapa derajat kekuatan otot dapat digunakan dengan sekala sebagai
berikut :

Kakuatan
Otot (%)
0

10

25

50

75

100

Skala

Keternagan
Paralisis sempurna
Tidak ada gerakkan, kontraksi otot
dapat dipalpasi atau dilihat
Gerakkan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan
Gerkkan yang normal melawan
gravitasi
Gerakkan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal
Kekuatan normal, gerkkan penh yang
normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan penuh

F. POSTUR TUBUH (BODY ALIGMENT)


Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan
dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian,,
tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan
terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dala posisi
duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Potur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik, mengurangi jumlah
energy yang digunakan, memperthaankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan,
memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk
mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,
diantaranya :
1. Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh
dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh
Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat
gravitasi.
Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan
istirahat untuk menopang atau menahan tubuh
2.Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan
posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3.Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot
benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.

G. BODY MECHANIC
Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya. Melakukan
aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh seperti pada orang
yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan menurunkan tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
a.Body aligment/postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya
pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
b.Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi.
c. Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan
mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.
H. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POSTUR TUBUH DAN
PERGERAKKAN
1. Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neorumuskuler dan tubuh secara
proporsional, postur, pergerakan dan refleks akan berfungsi secara optimal.
2. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan immobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh
3. Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas dapat menyebabkan
pergerakan menjadi kurang bebas
4. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang. Keresahan dan
kesusahan dapat menghilangkan semangat yang kemudian sering dimanifestasikan dengan
kurangnya aktivitas

5. Kelemahan neorumuskel dan skeletal


Adanya abnormal postur seperti scoliosis, lordosis dan kiposis dapat berpengaruh
terhadap pergerakan

6. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan dengan
petani atau buruh.
7. Status kesehatan
8. Gaya hidup
9. Perilaku dan nilai

I.

MOBILISASI

1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas
(Kosier, 1989)
2. Tujuan dari mobilisasi antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.

Memnuhi kebutuhan dasar manusia


Mencegah terjadinya trauma
Mempertahankan tingkat kesehatan
Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari hari
Mencegah hilangnya kamampuan funsi tubuh.

3. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi :


a.
b.
c.
d.
e.

Gaya hidup
Proses penyakit dan injuri
Kebudayaan
Tingkat energy
Usia dan status perkembangan

J. IMOBILISASI
Imobilisasi adalah ketidakmamapuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit
atau impairment (gangguan pada alat / organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental.
Imobilisasi juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tidak bergerak/tirah baring yang terus
menerus selama 5 hari akibat perubahan fungdi fisiologis
(Lindgren et al, 2004)
K. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERGERAKAN
ATAU IMMOBILISASI
1. Gangguan musculoskeletal
a.
b.
c.
d.

Osteoporosis
Atropi
Kontraktur
Kekakuan dan sakit sendi

2. Gangguan kardiovaskuler
a. Postural hipotensi
b. Vasodilatasi vena
c. Peningkatan penggunaan valsava maneuver
3. Gangguan system respirasi
a.
b.
c.
d.

Penurunan gerak pernafasan


Bertambahnya sekresi paru
Atelektasis
Hipotesis pneumonia

L. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOLERANSI AKTIVITAS

1. Faktor fisiologis
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan


Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir
Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada )
Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot )
Pola tidur
Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke tingkat istirahat dalam
5 menit setelah latihan, tekanan darah kembali seperti semula dalam 5-10 menit
setelah latihan
h. Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
i. Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri, penurunan
kadar hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal
2. Faktor emosional
a.
b.
c.
d.

Suasasana hati (mood), depresi, cemas


Motivasi
Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
Gambaran diri

3. Faktor Perkembangan
a.
b.
c.
d.
e.

Usia
Jenis kelamin
Kehamilan
Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.

M. ETIOLOGI
Postur abnormal:
a.Tortikolis: kepala miring pada satu sisi, di mana adanya kontraktur pada otot sternoklei
domanstoid
b.Lordosis: kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/ anterior
c.Kifosis: peningkatan kurva spinal torakal
d.Kipolordosis: kombinasi dari kifosis dan lordosis
e.Skolioasis: kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya tinggi hip/ pinggul dan
bahu
f.Kiposkoliosis: tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral
g.Footdrop: plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan saraf
peroneal
h.Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muskular, terjadi karena gangguan
yang disebabkan oleh degenerasi serat otot skeletal
i.Kerusakan sistem saraf pusat
j.Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal: kontusio, salah urat, dan fraktur.

N. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tingkat Kesadaran
b. Postur / bentuk tubuh
Skoliosis
Kiposis
Lordosis
Cara Berjalan
c. Ekstermitas
Kelemahan
Gangguan Sensorik
Tonus otot
Atropi
Tremor
Gerakan tak terkendali
Kekuataan otot
Kemampuan jalan
Kemampuan duduk

Kemampuan berdiri
Nyeri sendi
Kekakuan sendi

O.
a.

MANIFESTASI KLINIS
Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi, adalah perubahan pada:
muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi dan
abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium
kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan
pembentukan thrombus
pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah beraktifitas
metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan
gangguan pencernaan (seperti konstipasi)
eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan
batu ginjal
integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia jaringan
neurosensori: sensori deprivation

b.

Respon psikososial dari antara lain meningkatkan respon emosional, intelektual,

sensori, dan sosiokultural. Perubahan emosional yang paling umum adalah depresi,
perubahan perilaku, perubahan dalam siklus tidur-bangun, dan gangguan koping.
c.

Keterbatasan rentan pergerakan sendi

d.

Pergerakan tidak terkoordinasi

e.

Penurunan waktu reaksi ( lambat )

P. PATOFISIOLOGI
a. Kaki tidak mampu menopang berat badan
b. Perlu bantuan kursi roda untuk berpindah tempat
c. Tangan belum mampu untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri
d. Tidak mampu melakukan kegiatan secara mandiri

Q. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK / PENUNJANG


pemeriksaan kekekuatan otot (neuthopografi)

R. THERAPHY (tindakan penanganan)


Fisiotheraphy
Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri

S.

PENATALAKSANAAN UMUM

1. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsug sepanjang kehidupan dan episodic.
Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang kehidupan, moblilitas dan aktivitas
tergantung pada fungsi system musculoskeletal, kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu
proses episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang dapat
tImbul akibat imoblitas atau ketidak aktifan.
a. Hambatan terhadap latihan
Berbagai hambatan mempengaruhi partisipasi dalam latihan secara teratur. Bahaya-bahaya
interpersonal termasuk isolasi social yang terjadi ketika teman-teman dan keluarga telah
meninggal, perilaku gaya hidup tertentu (misalnya merokok dan kebiasaan diet yang buruk)
depresi gangguan tidur, kurangnya transportasi dan kurangnya dukungan. Hambatan
lingkungan termasuk kurangnya tempat yang aman untuk latihan dan kondisi iklim yang
tidak mendukung.
b. Pengembangan program latihan
Program latihan yang sukses sangat individual, diseimbangkan, dan mengalami peningkatan.
Program tersebut disusun untuk memberikn kesempatan pada klien untuk mengembangkan
suatu kebiasaan yang teratur dalam melakukan bentuk aktif dari rekreasi santai yang dapat
memberikan efek latihan.Ketika klien telah memiliki evaluasi fisik secara seksama,
pengkajian tentang factor-faktor pengganggu berikut ini akan membantu untuk memastikan
keterikatan dan meningkatkan pengalaman
Aktivitas sat ini dan respon fisiologis denyut nadsi sebelum, selama dan setelah
aktivitas diberikan)
Kecenderungan alami (predisposisi atau penngkatan kearah latihan khusus)
Kesulitan yang dirasakan
Tujuan dan pentingnya latihan yang dirasaka

Efisiensi latihan untuk dirisendiri (derajat keyakinan bahwa seseorang akan


berhasil)

c.

Keamanan

Ketika program latihan spesifik telah diformulasikan dan diterima oleh klien, instruksi
tentang latihan yang aman harus dilakukan. Mengajarkan klien untuk mengenali tanda-tanda
intoleransi atau latihan yang terlalu keras sama pentingnya dengan memilih aktivitas yang
tepat.
2. Pencegahan Sekunder
Spiral menurun yang terjadi akibat aksaserbasi akut dari imobilitas dapat dkurangi atau
dicegah dengan intervensi keperawatan. Keberhasilan intervensi berasal dri suatu pengertian
tentang berbagai factor yang menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas dan
penuaan. Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan
komplikasi. Diagnosis keperawaqtan dihubungkan dengan poencegahan sekunder adalah
gangguan mobilitas fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,2000
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi ,
Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998
http://nursingart.blogspot.com/2008/08/askep-intoleransi-aktivitas.html
http://xdegadinx.blogspot.com/2011/09/laporan-pendahuluan-gangguan-aktivitas.html
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Edisi I. Jakarta : Salemba Medika
A. Aziz Alimul Hidayat. 2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta : EGC
Nanda
NOC-NIC

Anda mungkin juga menyukai