Anda di halaman 1dari 9

FISIOLOGI OLAH RAGA (kajian-kajian atau pembahasan dalam fisiologi olahraga akan berhubungan

dengan organ yang terlibat dalam pergerakan seperti tulang, otot rangka, sistem respirasi, dan
fisiologi jantung.)

 Volume olahraga tidak hanya berkaitan dengan durasi olahraga tetapi juga meliputi aspek jarak
tempuh atau beban per unit waktu dan aspek jumlah repitisi (pengulangan) dari olahraga.
Sehingga volume adalah implikasi dari kuantitas total performa aktivitas selama olahraga.
Intensitas latihan menunjukan komponen kualitatif performa kerja yang dilakukan selama
latihan waktu tertentu. Semakin banyak kerja yang dilakukan pada unit waktu tertentu, maka
intensitas akan semakin tinggi. Frekuensi latihan merupakan jumlah latihan dalam satu minggu.
Frekuensi latihan dapat dilakukan 1 sampai 5 kali perminggu tergantung tujuan yang ingin
dicapai. (hal yg mempengaruhi kemampuan olah raga seseorang)

MENGAPA ADA ORANG YANG MENYELESAIKAN DENGAN SUSAH PAYAH DAN ADA YG TIDAK 
ADAPTASI

 Berolahraga melakukan suatu kegiatan tubuh yang melibatkan organ-organ tubuh (Jantung,
paru, otot, syaraf, pembuluh darah, otot, kelenjar dst). Aktivitas olahraga akan menimbulkan
reaksi dari organ-organ tubuh berupa usaha-usaha penyesuaian diri (adaptasi).
 Kegiatan olahraga yang dilakukan merupakan aktivtas gerak yang akan merangsang peningkatan
fungsi organ-organ dalam tubuh, dan bila dilakukan secara terprogram dan terukur maka dalam
jangka panjang organ tubuh akan menjadi terbiasa melakukan kinerja berat sehingga tubuh
beradaptasi sebagai akibat dari kegitan olahraga yang dilakukan. Pada saat melakukan aktivitas
biasa yang tidak seberat olahraga makan organ-organ tubuh akan bekerja lebih baik. (adaptasl)
 Fox (1993) mengatakan olahraga dengan intensitas rendah menyebabkan perkembangan
performa yang lambat namun menyediakan cukup waktu untuk adaptasi dan performa yang
konsisten. Olahraga dengan intenstitas tinggi menyebabkan peningkatan performa dengan
cepat namun adaptasi yang tidak stabil dan konsisten performa yang rendah. (adaptasi)
 American Collage of Sport Medicine merekomendasikan latihan fisik untuk kesehatan bagi
remaja cukup dengan intensitas 50-85% dari VO2 mak, frekuensi 3-5 kali perminggu, dan durasi
15-60 menit.
 Dalam melakukan kegiatan sehari-hari manusia senantiasa bergerak. Gerak adalah ciri
kehidupan, meningkatakan kualitas gerak berarti meningkatkan kualitas hidup. (bagaimana OR
meningkatkan produktivitas). Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana
untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Dengan melakukan aktivitas
jasmani maka akan memicu pertumbuhan dan perkembangan gerak tubuh dengan begitu
aktivitas jasmani berkontribusi langsung dalam peningkatan kebugaran seseorang.
 Dalam melakukan aktivitas jasmani tidak hanya tubuh yang bergerak namun disamping itu untuk
melakukan gerakan juga harus berphikir jadi aspek kognitif juga bekerja sehingga akan
berpengaruh pada aspek kognitif seseorang yang melakukan aktivitas jasmani.

HOMEOSTASIS PADA OR (Organ-organ dalam tubuh bekerja membentuk sistem-sistem yang


melaksanakan fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh manusia, namun perlu diingat
suatu organ tidak dapat bekerja tanpa bantuan dari sistem atau organ lain. Otot misalnya bekerja
membutuhkan nutrien yang didapatkan dari sistem pencernaan dan oksigen dari lingkungan eksternal
yang diperoleh melaluli sistem respirasi. Agar setiap organ atau komponen dalam tubuh kita dapat
bekerja dengan baik tubuh kita dianugrahi satu kemampuan yang dinamakan homeostasis.


 Jika suatu faktor mulai menggerakan lingkungan internal menjadi tidak normal, maka sistem-
sistem tubuh akan memulai reaksi tandingan yang sesuai untuk memperkecil perubahan
tersebut sehingga masih dalama batas-batas yang masih bisa ditolerir lingkungan internal.
 Homeostasis diatur di otak terutama pada bagian hipotalamus, yang apabila terangsang akan
merangsang koordinasi tubuh. Sebuah mekanisme homeostasis bekerja beriringan dimulai dari
reseptor yang bekerja mengenali perubahan yang mulai tidak normal. Informasi yang didapat
oleh reseptor ini akan disampaikan menuju ke otak pada bagian hipotalamus yang akan
mengolah informasi tersebut dan mencari solusi yang dapat dilakukan oleh tubuh untuk
menghadapi perubahan itu. Setelah itu otak akan mengaktifkan efektor yang memulai tugas
mengembalikan keadaan internal ke keadaan semula. Jika berhasil selanjutnya efektor akan
dinonaktifkan kembali. Koordinasi tubuh yang mengontrol homeostatis dilakukan oleh sistem
saraf dan endokrin (hormon). Kontrol dari kedua sistem ini yang memungkikan terjadinya
regulasi terpadu beberapa organ-organ yang berperan sebagai efektor untuk bekerja
mengembalikan tubuh ke keadaan yang stabi.
 Sebagai contoh untuk pada saat berolahraga tubuh memerlukan oksigen dan nutrient dengan
cepat untuk menghasilkan energi bagi otot untuk bergerak. Otot yang merupakan reseptor
dalam hal ini mengirimkan impuls saraf ke otak. Selanjuntnya sabagai solusi agar kadar oksigen
dan nutrient dapat terpenuhi maka otak akan merangsang sistem respirasi untuk dapat
menghirup oksigen secara cepat, selain itu otak juga merangsang kinerja jantung agar dapat
memompa darah lebih cepat sehigga oksigen dan nutrient dalam darah dapat dialirkan menuju
otot-otot yang membutuhkannya. Peristiwa ini yang menyebabkan jantung seseorang berdetak
lebih cepat dan proses penghirupan (inspirasi) udara juga menjadi lebih cepat ketika
berolahraga.

JENIS KONTRAKSI OTOT


Prinsip dasar otot kontraksi otot adalah menahan atau melawan kepanjangan otot ( kontraksi otot
adalah menuju ke arah pendek ), di karenakan aktin ditarik ke arah pusat sarcomere oleh myosin.
Melalui proses kontraksi otot, ketegangan berkembang dalam jaringan otot, yang mungkin atau
mungkin tidak menyebabkan pergerakan bagian tubuh. Kontraksi, istilah yang sering berarti memadat,
namun, selama kontraksi ketegangan otot dapat menyebabkan otot tetap sama, lebih panjang atau
menjadi lebih pendek. Proses fisik kontraksi otot terjadi dengan cepat dan hanya dalam beberapa
langkah. Ada 5 Jenis kontraksi otot yaitu Isotonik (memendek), Isometrik (tetap), Eksentrik
(memanjang), Isokinetik, dan Plyometrik

1. Isotonik
Dalam kegiatan olahraga salah satu contoh nyata kontraksi isotonik adalah ketika lengan
seseorang mengangkat dumble. Untuk mengangkat dumble dari posisi lengan lurus menjadi
lengan di tekuk, otot biceps brachii berkontraksi dalam pola kerja isotonik. Isotonik diartikan
sebagai pola kontraksi yang berpegang pada tonusnya tetap, sebaliknya panjang ukuran oto
berubah/memendek. Kontraksi isotonik juga disebut kontraksi otot kontraksi konsentris atau
dinamis
2. Isometrik
Dalam olahraga, menggemgam raket tenis merupakn salah satu contoh kontraksi isometrik otot
lengan bawah. Pada saat ini otot lengan bekerja mampertahankan agar raket tidak lepas.
Musculus fleksor digitorum superficialis dan profondus adalah otot yang berlokasi dibagian
anterior lengan bawah. Keduanya memiliki origo di tulang humerus, ulna dan radius (didaerah
siku), sedangkan insersinya ada pada basic phalangea I dan II. Dalam memegang raket tenis, otot
ini mula – mula berkontraksi secara isotonik yang menghasilkan fleksi pada jari – jari tangan.
Selanjutnya otot ini berkontraksi isometrik yang menghasilkan dipertahankannya fleksi jari – jari
untuk menggemgam gagang raket. Disebut isometrik di ambil dari istilah Iso yang artinya ”tetap”
dan metric yang mengambarkan ”ukuran”. Kontraksi Isometrik adalah kontraksi dimana otot
tidak mengalami perubahan ukuran
3. Eksentrik
Ketika lengan mengangkat sebuah dumbel merupakan contoh nyata kontraksi isotonik, maka
jika dumbel diturunkan kembali otot biceps brachii mengalami kontraksi eksentrik Untuk dapat
turun secara perlahan atau lengan kembali ekstensi, maka otot biceps brachii harus bekerja
dalam pola kerja eksentrik. Disebut eksentrik sebab serabut – serabut otot bergeser keluar dari
pusat/centranya.
4. Isokinetik
Dasar Pola Isokinetik adalah Pola Isokinetik, yakni otot mengalami pemendekan. Perbedaan
yang nyata adalah bila kontrakasi isotonik setiap lintasan gerak otot menanggung beban yang
sama, pada kontraksi isokinetik beban yang ditanggung tidak sama dan bila pada kontraksi
isotonik kecepatan dalam menempuk lintasan gerak tidak rata, pada kontraksi isokinetik
kecepatan dalam menempuh jarak lintasan adalah rata. (idk sakjane)
5. Plyometrik
Pada dasar pola plyometrik adalah pola isotonik, yakni otot mengalami pemendekan ke arah
pusat sarcomere dengan didahului tarikan pemanjangan. Dalam kegiatan olahraga kontraksi ini
diwujudkan dalam kerja yang meledak (melempar, meloncat) Disebut plyometrik dari istilah piyo
dan metrik. Piyo berarti berlapis – lapis, sedangkan metrik artinya ukuran panjang.sehingga
plyometrik artinya suatu kontraksi yang mempunyai lapisan-lapisan kecepatan gerak pada setiap
perubahan ukuran panjang.Artinya dalam berkontraksi kecepatan antara meter pertama,kedua
adan seterusnya ditempuh dengan yang makin pendek(tidak sama).

ADAPTASI OTOT RANGKA PADA LATIHAN/ OR

 Latihan yang dilakukan secara teratur dan sistematis sesuai dengan program yang telah dibuat
dengan baik mampu memberikan efek yang signifikan terhadap otot-otot yang terlibat dalam
pelaksanaan latihan. Dengan menerapkan program latihan yang memperhatikan prinsip ini,
maka otot senantiasa akan memperoleh rangsang yang memungkinkannya berubah, atau
dengan kata lain mengalami adaptasi. Adapun perubahannya berupa
a. Perubahan anatomis : peningkatan hemoglobin otot, peningkatan jumlah kapiler darah,
menurunnya jaringan lemak sekitar otot dan meningkatnya ukuran myofibril terutama
serabut putih otot.
b. Perubahan fisiologis : Menigkatkan oksidasi karbohidrat (ukuran mitokondrian dan
enzim-enzim siklus kreb meningkat), Meningkatkan oksidasi lemak otot, Meningkatnya
kapasitas sistem ATP-PC (simpanan ATP-PC dan aktivitas enzim pemecah ATP
meningkat) dan meningkatnya kapasitas glikolitik
c. Perubahan relative (dipengaruhi oleh tipe Latihan, intensitas dan durasi Latihan) 
berhubungan dengan tipe serabut sarafnya.

Dimana serabut otot putih (otot yang cepat lelah) memiliki kemampuan oksidatif lebih
rendah dr pd serabut otot merah sehingga saat olah raga kapasitas oksidatifnya
meningkat tp akan terjadi peningkatan lebih pd serabut otot merah.
Perubahan relative lainnya yaitu hipertropi atau peningkatan masa otot. Dimana
hipertropi serabut otot putih dieroleh dari Latihan kekuatan dan hipertopi serabut otot
merah diperoleh dari Latihan daya tahan,

KELELAHAN OTOT (fatig)

Nawawi (2008) menjelaskan kelelahan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu otot untuk
mempertahankan tenaga yang diperlukan pada saat melakukan aktivitas. Hal ini ditandai dengan
semakin menurunnya kapasitas kerja yang dilakukan, misalnya saat sedang berlari maka kecepatan lari
melambat bahkan bisa berhenti, ini menunjukan otot-otot yang terlibat dalam melakukakn gerakan lari
tidak memiliki tenaga yang cukup dalam melaksanakan gerakan tersebut.

Penyebab :

1. Syaraf motor, yaitu serabut syaraf yang mengirimkan impuls (ransangan) dari otak ke otot
berkurang sehingga otot tidak terangsang untuk bergerak.
2. Neomuscular junction (sambungan syaraf dan otot) kemungkinan di daerah ini terjadi
penurunan kapasitas transfer impuls dari syaraf ke otot
3. Kelelahan bisa juga terjadi pada unit kontraktil itu sendiri yang melibatkan actin dan myosin
dengan dukungan dari ATP sebagai sumber energi. Habisnya persedian ATP merupakan salah
satu penyebab kelelahan, selain itu bahan-bahan untuk menghasilkan energi terutama glukosa
juga sudah habis. Penumpukan asam laktat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya juga dapat
menyebabkan konsentrasi pH menurun sehingga menyababkan terganggunya proses kontraksi
yang juga menimbulkan kelelahan
4. Faktor-faktor lain yang ikut menyebabkan kelelahan adalah kurang tersedianya oksigen baik
dilingkungan maupun oksigen yang ada di dalam jaringan tubuh. Rendahnya oksigen ini
menyebabkan menurunnya metabolisme energi secara aerobik, sehingga produksi energi juga
menurun. Disamping itu menurunnya aliran darah ke otot yang sedang aktif ternyata juga dapat
menjadi penyebab timbulnya kelelahan pada otot itu sendiri.

KELAINAN PADA OTOT

Effendi (2009) menjelaskan beberapa kelainan otot terjadi akibat penggunaan yang diluar batas (over
uses) biasanya terjadi pada saat aktivitas yang berat seperti olahraga. Beberapa kelaianan otot
diantaranya :

1. Spasme otot rangka (muscle cramp) adalah terjadi bila otot sedang melakukan kontraksi kuat
atau maksimal yang tidak diikuti dengan relaksasi, Keadaan tersebut akibat kekurangan dalam
penyediaan ATP.
2. Hipertropi terjadi bila otot melakukan kerja secara terus menerus maka otot akan membesar,
setiap diameter serabut syaraf juga akan membesar, tetapi jumlah serabut serabut di dalamnya
tetap atau tidak bertambah
3. Hiperplasia adalah membesarnya otot, karena jumlah serabut yang bertambah.
4. Atropi terjadi bila otot tidak digunakan (misalnya sakit shg tidak berjalan karena sakit) maka otot
akan mengecil. Hal ini sering terjadi pada pasien-pasien yang harus beristirahat dalam waktu
yang lama (long bed rest

* Kerusakan Otot yang Diinduksi Latihan

Perbandingan mikrograf elektron jaringan otot yang diambil dari atlet sebelum dan sesudah latihan
intensif mengungkapkan kerusakan otot yang disebabkan oleh latihan yang cukup besar, termasuk
sarkolema yang robek di beberapa serat otot , miofibril yang rusak, dan cakram Z yang terganggu.
Kerusakan otot mikroskopis setelah latihan juga ditunjukkan oleh peningkatan kadar protein dalam
darah, seperti mioglobin dan enzim creatine kinase, yang biasanya terkurung di dalam serat otot . Dari
12 hingga 48 jam setelah periode latihan berat, otot rangka sering menjadi sakit. Nyeri otot onset
tertunda (DOMS) seperti itu disertai dengan kekakuan, nyeri tekan, dan pembengkakan. Meskipun
penyebab DOM tidak sepenuhnya dipahami, kerusakan otot mikroskopis tampaknya menjadi faktor
utama. Sebagai respons terhadap kerusakan otot akibat olahraga, serat otot mengalami perbaikan:
daerah baru sarkolema dibentuk untuk menggantikan sarkolema yang robek , dan lebih banyak protein
otot (termasuk miofibril) disintesis dalam sarkoplasma serat otot . [ tortora ]

KONSEP PENGGUNAAN OKSIGEN SAAT OR

Pada umumnya pada saat berolahraga kebutuhan ATP akan mengalami peningkatan. Makin berat
olahraga yang dilakukan makin tinggi lonjakan kebutuhan ATP. Untuk menghasilkan ATP secara aerobic
diperlukan oksigen yang mencukupi.

Peningkatan ventilasi paru terjadi sejak sebelum kerja


fisik dimulai. Hal ini disebabkan rangsangan dari
korteks serebri akibat adanya stres. Peningkatan
ventilasi terjadi sangat cepat pada detik-detik pertama
kerja fisik. Keadaan ini disebabkan karena rangsangan
yang berasal tendon dan sendi yang ada dalam
keadaan aktif.

Pada fase pemulihan, ventilasi paru turun secara cepat


di awal, kemudian melambat mendekati kondisi
istirahat. Keadaan ini diperlukan untuk pengembalian
hutang oksigen alaktasid dan hutang oksigen laktasid.
Pada fase recovery/pemulihan terjadi proses
membentuk kembali sistem fosfagen dan membayar
kembali bagian cadangan oksigen dari hutang oksigen yang ada didalam tubuh atau hutang oksigen
alaktasid. Kemudian untuk waktu berikutnya dengan kecepatan yang lebih rendah terjadi pengembalian
hutang oksigen untuk proses memindahkan asam laktat, disebut hutang oksigen asam laktat.

DENYUT JANTUNG (HR), ISI SEKUNCUP (STROKE VOLUME), DAN CURAG JANTUNG (CARDIAC OUTPUT)
Dalam dunia olahraga ketiga istilah ini sering diperhitungkan karna mempengaruhi peforma atlet untuk
melakukan latihan fisik.

1. Denyut Jantung/ Denyut nadi dipakai sebagai parameter untuk menentukan tingkat:
 Kesehatan seseorang, biasanya denyut nadi pada orang yang sakit lebih cepat dibandingkan
dengan orang sehat.
 Kesegaran jasmani, semakin segar seseorang makan sedikit denyut nadi normalnya permenit
 Intensitas latihan, penentuan intesitas latihan dengan menggunakan denyut nadi lebih tepat
pada aktivitas latihan tanpa menggunakan beban seperti lari, renang, bersepeda, dan lainnya.
Biasanya untuk menentukan intensitas latihan terlebih dahulu harus diketahui denyut jantung
maksimal dengan cara menggunakan rumus 220 dikurang usia. Setelah mengetahui denyut nadi
maksimal baru setelah itu intensitas latihan diukur dengan menpresentasekanya sesuai dengan
karekteristik masing-masing intensitas
2. Isi Sekuncup : Isi sekuncup adalah jumlah darah yang dikeluarkan jantung dalam satu denyutan.
Pada orang yang tertlatih dengan baik, jumlah darah yang dikeluarkan jantung dalam satu
denyutan bisa mencapai 111 ml sedangkan pada orang tidak terlatih hanya 70 ml. Jumlah darah
yang mampu dikeluarkan jantung dalam satu denyut sangat tergantung bagaimana kekuatan
dari otot jantung untuk dapat mempompa darah keluar jantung. Parah ahli fisiologi berpendapat
meningkatnya volume pembuluh darah pada waktu melakukan aktivitas fisik (olahraga)
menyebabkan pengisian darah pada jantung menjadi lebih besar, ventrikel manjadi lebih lentur,
sehingga semakin banyak darah yang dapat dikeluarkan dalam setiap denyutan, ini disebut
hukum Frank Starling.
3. Curah Jantung : Curah jantung adalah jumlah darah yang dikeluarkan oleh jantung selama satu
menit. Secara matematis curah jantung merupakan denyut jantung permenit dilalikan isi
sekuncup. Curah jantung bisa dipakai sebagai indikator utama dari kapasitas fungsi sirkulasi
untuk memenuhi kebutuhan darah selama melakukan aktivitas fisik. Dalam keadaan normal
jumlah rata-rata curah jantung setiap menitnya adalah sekitar 500 ml (5 liter). Namun selama
melakukan olahraga curah jantung akan meningkat dari 5 liter menjadi 40 liter permenit dan ini
tergantung derajat beban olahraga yang dilakukan serta terlatih atau tidaknya seseorang.
Perbedaan ini disebabkan olej perbedaan darah yang mampu dipompa keluar oleh otot jantung,
untuk orang yang terlatih otot jantung akan lebih kuat sehingga mampu memompa darah lebih
banyak dibandingkan otot jantung orang yang tidak terlatih.

SUMBER : buku
THERMOREGULATOR SAAT OR

Pengaturan panas, terjadi secara alami (reflek) tapi jg dpt diatur secara kehendak, co alami di udara
suhu panas  tubuh berusaha mendinginkan tubuh, di udara dingun  tubuh berusaha memanaskan
tubuh. Salah satu termoregulasi terjadi saat or, berkeringat merupakan cara tubuh untuk menurunkan
panas akibat dr gerakan otot yg menghasilkan panas agar metabolisme kembali normal

Fungsi termoregulasi : Jaringan khususnya otot memerlukan suhu tertentu supaya optimal kerjanya
(39.5 0 Celcius)  sehingga jika kurang akan terjadi produksi panas, jika berlebih akan terjadi
pembuangan panas.

Produksi panas : tergantung pada Basal metabolisme, tingkat kerja dan effisiensi kerja. Tingkat kerja
semakin besar = produksi panas semakin besar. Atlit terlatih : effisiensi kerja 37 %. Tidak terlatih :
effisiensi kerja 25 %. Sehingga pada orng yg sering berolah raga kalau di daerah dingin termoregulasinya
akan lebih cepat.

Pembuangan panas : Kehilangan panas paling besar lewat kulit (87%). Panas hilang melalui : radiasi,
konduksi, konveksi dan evaporasi.

Keuntungan suhu tubuh meningkat : Frekuensi jantung meniningkat, Pertukaran cairan dan gas
meningkat, Mamacu pusat nafas, sehingga ventilasi meningkat, Kerja otot optimal, Vasodilatasi kulit Æ
pembuangan panas meningkat, Secresi (excresi) keringat bertambah, Vasokontraksi pada alat-alat
dalam,

zProduks panas dapat mencapai 700 Kcal/jam Æ pembuangan panas normal hanya 600 Kcal/jam

OR BUAT BAHAGIA DAN TENANG (STRESS BERKURANG)

Ketika kita berolahraga, akan terjadi peningkatan hormon endorfin. Istilah hormon endorfin pertama kali
ditemukan pada tahun 1970 oleh Roger Gulemin dan Andrew W. Hormon ini berfungsi sebagai
neurotransmiter (pembawa sinyal-sinyal pada sistem saraf manusia), diproduksi oleh kelenjar pituitari
dan memiliki struktur yang unik menyerupai morfin sehingga endorfin juga memiliki kemampuan untuk
mengurangi rasa sakit.

Hormon endorfin inilah yang menjadi kunci mengapa olahraga bikin bahagia sekaligus menurunkan
kadar stres Anda.

Selain meningkatkan hormon endorfin, olahraga ternyata juga dapat meningkatkan hormon dopamin,
serotonin, dan triptofan. Dopamin sering kali disebut hormon kebahagiaan, karena memang akan
menyebabkan seseorang merasa bahagia. Sedangkan serotonin berfungsi untuk mengatur emosi, daya
ingat, dan menurunkan kadar stres pada tubuh akibat kelelahan fisik.

Dopamin dan serotonin kemudian akan bekerja sama dalam mengatur mood eseorang dan
menimbulkan perasaan senang serta menciptakan pikiran-pikiran positif pada diri Anda. Hal ini tentu
akan sangat bagus bagi kehidupan sosial dan karier Anda. Melakukan olahraga secara teratur dapat
meningkatkan produksi dan metabolisme serotonin pada korteks otak dan batang otak.

Baixauli E. Happiness : Role of Dopamine and Serotonin on Mood and Negative Emotions.  Emergency
Medicine. 2017 (7): 1-3

Anda mungkin juga menyukai