Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH LATIHAN TERHADAP FUNGSI OTOT DAN

PERNAPASAN
Herman
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya
No.14. e-mail: hermandody94@yahoo.co.id.

Abstract: Pengaruh Latihan Terhadap Fungsi Otot Dan Pernapasan.


Pertambahan masa otot bukanlah disebabkan pertambahan jumlah sel otot
melainkan karena pertambahan dari myofibril (anak tersebut). Sehingga otot
yang membesar akibat dari latihan bukanlah karena bertambah banyaknya sel
otot (hiperplasi) melainkan karena bertambah nya polume otot (hipertropi).
Sesuai dengan kontraksi otot dan mamfaat dari gerak badan dapat terbagi
kedalam lima macam program , yaitu latihan isometric, atau isotonic, isokinetik,
anaerobic, dan aerobic. Pernapasan betujuan menghantarkan O2 dari udara
kesel-sel didalam tubuh seta mengangkut CO2 yang dihasilkan dalam
pertukaran zat didalam sel-sel keudara luar. Hawa masuk kedalam paru
melewati berturut-turut: rongga hidung,faring, laring, trakea, bronkus besar,
bonkrus kecil, bronkialus sampai ke alveolus. Kemampuan mengangkut oksigen
tergantung dari jumlah hemoglobin dan jumlah darah. Apabila hemoglobin
meningkat, maka kemampuan mengikat oksigen juga meningkat. Namun
peningkatan hemoglobin akan menyebabkan viskositas darah meningkat
sehingga akan memnyebabkan meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah
yang berakibat kapasitas mengangkut oksigen justru menurun.Terdapat
kenaikan volume pernapasan per menit, yang disebabkan oleh kenaikan
frekuensi pernapasan maupun volume tidal. Volume dan kapasitas paru serta
kemampua berdifusi terbesar dimiliki oleh orang terlatih.

Kata Kunci: otot, latihan, pernafasan.

Tubuh kita dirancang untuk bergerak dan melakukan aktivitas fisik, sehingga latihan fisik
merupakanan bagian dan gaya/pola hidup kita(David A Hall,1984). Fisik gerak, emosi dan social
tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan fungsi-fungsi organ
yang ada dalam tubuh, untuk mendukung pelaksanaan aktivitas dalam hidupnya, fisik merupakan
sarana untuk melakukan aktivitas didalamnya terjadi proses biologis dan proses psikologis yang
menghasilkan atau menimbulkan aktivitas berupa gerakan tubuh,pemikiran emosi dan perasaan
serta berkomunikasi dengan sesama manusia. Otot merupakan alat gerak aktif, dan gerakan
tubuh hanya dapat terjadi jika ada kontraksi (pemendekan ) otot . Berapa kali otot mampu
melakukan gerakan tergantung pada tubuh menyediakan energi (bahan bakar dan oksigen) dan
membuang sisa pembakaran, terutama asam laktat. Disamping kedua paktor tersebut terlatih dan
tidak nya otot juga akan mempengaruhi kerja otot. Semakin lama dan berat kerja otot, maka
kebutuhan nya pun akan semakin banyak pula. Jika kemampuan

tubuh untuk menyediakan energi dan membuang sisa baik, serta ototnya terlatih maka
kemampuan kerjanya juga makin lama. Latihan atau melatih kondisi fisik atlet adalah suatu
upaya yang sistematis dan ditunjukkan kepada peningkatan kemampuan fungsional atlet sesuai
dengan tuntunan cabang olahraga yang ditekuni sehingga dapat mencapai standar yang telah
ditentukan. Lamp dalam bukunya Phisiologi of Exercise (1984:19) menyatakan bahwa selama
latihan berat, otot rangka mengkonsumsi sebahagian oksigen dan aliran darah, sehingga fungsi
bagian tubuh lain seperti hati, ginjal, dan pencernaan makanan akan menyesuaikan pada apa
yang berlangsung di otot. Selanjutnya rasa lelah akan terjadi bila energi habis atau asam laktat
yang tertumpuk sudah tidak dapat dinetralisir. Ahli lain yang mendukung pendapat Lamp adalah
Jack Meager (1990:194), yang menulis bahwa latihan (kontraksi otot) yang lama atau keras dan
mendadak, menyebabkan rasa lelah .Hal tersebut merupakan ketidak mampuan organ lain untuk
mendukungnya, seperti keterlambatan pengantar energi atau kecepatan pembuangan kalah
dibanding kecepatan penumpukannya.

PEMBAHASAN

Kita dapat bergerak karena otot dan persendian. Kekuatan kontraksi tergantung dari otot. Otot
merupakan 40-45% dari berat tubuh seseorang.Didalam tubuh kita terdapat 217 pasang otot
rangka. Otot terdiri dari empat macam komponen; Jaringan otot yang terdiri dari sel-sel otot,
Jaringan ikat, Saraf, Urat-urat darah. Hampir 50 % dari berat badan manusia terdiri atas organ ini
yang paling berperan adalah otot dan tulang serta sendi. Otot yang dapat berkontraksi dengan
demikian gerakan dapat terjadi. Dari penelitian menunjukkan bahwa otot akan dapat
berkontraksi optimal pada suhu 39 derajat celcius.. karena itu dianjurkan setiap orang
berolahraga melakukan pemanasan termasuk pelemasan atau streaching agar otot dapat bekerja
dengan baik dan terhindar dari cedera olahraga. Pemanasan berguna sekali kaerna menimbulkan:
Keuntungan pada kerja otot, Jumlah asam yang naik sedikit akan melebarkan pembuluh darah,
Jantung berdenyut lebihkuat dan cepat, Pernapasan lebih siap bekerja secara optimal, Sendi lebih
leluasa. Seorang yang rajin berlatih akan menjadi pertambahan kekuatan, kecepatan dan besar
masa otot. Perubahan tersebut banyak dipengaruhi macam dan lama latihan serta hormon laki-
laki yang ada dalam tubuhnya. Anak yang dalam pertumbuhan pertambahan masa otot sukar
terjadi tetapi pertambahan kekuatan dan kecepatan dapat lebih nyata hasilnya. Karena inilah
berhati- hati melatih beban anak yang sedang dalam pertumbuhan dan menginginkan otot nya
besar. Pertumbuhan otot orang dewasa akan tampak apabila berlatih dengan beban diluar,
sedangkan pertumbuhan kecepatan akan tampak hasilnya apabila latihan dengan beban yang
ringan namun dengan kecepatan tinggi .(proses adaptasi) Pertambahan masa otot bukanlah
disebabkan pertambahan jumlah sel otot melainkan karena pertambahan dari myofibril (anak
tersebut). Sehingga otot

yang membesar akibat dari latihan bukanlah karena bertambah banyaknya sel otot (hiperplasi)
melainkan karena bertambah nya polume otot (hipertropi). Dalam menjalankan pungsinya otot
dibedakan menjadi otot sinergis dan otot antogonis . Otot sinergis adalah otot yang mempunya
kerja sama umpamanya otot- otot untuk menekuk.Otot Antagonis adalah otot yang mempunyai
kerja yang berlawanan .Sebagai contoh otot untuk menekuk dan meluruskan. Sesuai dengan
kontraksi otot dan mamfaat dari gerak badan dapat terbagi kedalam lima macam program , yaitu
latihan isometric, atau isotonic,isokinetik,anaerobic, dan aerobic. Latihan isotonic. Kegiatan ini
ditandai dengan gerak badan dimana otot dikontraksikan, teteapi persendian kaki dan tangan
tidak digerakkan. Penelitian menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk menambah ukuran otot
dan kekuatan melalui latihan isometric. Akan tetapi atau gerak badan yang demikian bila
bermamfaat maka mamfaatnya hanya kecil untuk system kardiovaskuler. Sebaliknya justru
latihan isometric pada tangan dengan menggemgam sesuatu dengan ketat untuk beberapa detik
dapat menyebabkan penambahan tekanan adalah singkat yang dapat membahayakan seseorang
yang mempunyai problema tekanan darah tinggi. Keuntungan latihan ini adalah tidak
memerlukan alat-alat yang khusus. Latihan isotonic atau iso fasik. Latihan ini menuntut
kontraksi dari suatu otot dan poersendian kaki dan tangan, atau keduanya dalam proses
kontraksi. Latihan ini menolong untuk membangun otot dan tenagaa , dengan kata lain, latihan
ini tidak memerlukan daya tahan dalam jangka panjang, menambah volume darah , menambah
kapasitas paru-paru dalam mendapatkan darah , atau menurunkan tekanan darah dan denyut
jantung . Dengan demikian meskipun otot kuat, besar dan kekar , kita tetap memerlukan system
gerak badan lain yang akan menguatkan jantung, menurunkan tekanan darah dan melancarkan
peredaran darah. Latihan Isokinetik. Anaerobik berarti tanpa oksigen dengan demikian latihan
yang dilakukan tanpa menggunakan oksigen saat bernapas, Yang membatasi antara latihan
anaerobic dan aerobic tergantung pada tingkatan kondisi seseorang dalam hubungan dengan
jarak dan waktu yang dibutuhkan selama seseorang lari atau melakukan gerak badan yang lain.
Maksud latihan ini adalah meningkatkan persediaan ATP-PC dalam otot. Peningkatan kadar
glikogen maupun peningkatan nilai ambang anaerobick dengan cara pembentukan asam laktat
yang lebih sedikit pada beban yang sama maupun ketahanan terhadap kesaman yang disebabkan
asam laktat. Otot dapat bekerja dengan baik apabila asupan energi yang cukup yang dibawa
melalui peredaran darah. Otot sendiri memiliki cadangan energi instan berupa keratin fospat dan
ATP (Adenosin Triphospat) namun cadangan ini hanya dapat digunakan beberapa detik saja
disamping itu juga ada cadangan bahan berupa glikogen yang jumlahnya sangat terbatas
sedangkan selebihnya harus ada asupan dari pembuluh darah.. Memang bila kita melakukan
olahraga cepat dan dalam waktu yang singkat otot masih mampu menyediakan energi, setelah
selesai otot mengisi kembali cadangan energi yang terpakai sumber tenaga tersebut berupa zat
gizi(Hidrat arang, lemak, protein) dan oksigen yang dibawa oleh darah. Latihan Aerobik ialah
kegiatan atau gerak badan atau olahrga yang menuntut lebih banyak oksigen untuk
memperpanjang waktu dan memaksa tubuh untuk menuntut lebih banyak oksigen untuk
memperpanjang waktu dan memaksa tubuh untuk memperbaiki sistemnya sehingga bertanggung
jawab untuk transpormasi lebih banyak oksigen. Melalui latihan aerobic dapat diperoleh
keuntungan yaitu: Jumlah Volume darah bertambah sehingga badan dapat lebih terlengkapi
untuk mentransportasikan oksigen sehingga seseorang akan mempunyai daya tahan yang lebih
kuat bila berhadapan dengan kegiatan fisik yang berat. Kapasitas paru- paru bertambah. Otot
jantung akan lebih kuat dan dapat lebih baik dalam menyalurkan darah. HDL bertambah dan
perbandingan jumlah kolesterol dan HDL akan berkurang, sehingga dapat mengurangi resiko
untuk mengembangkan

arteosclerosis atau pengerasan arteri yang menyebabkan serangan jantung. Pendapat yang
menyatakan bahwa seorang atlit yang sudah beprestasi tinggi hanya perlu latihan sebentar saja.
Berapa lama sebenarnya kita dapat mempertahankan kekuatan itu tanpa latihan? Kekuatan yang
sudah dicapai dapat dipertahankan dengan latihan sekali dalam seminggu dan bila tidak berlatih
akan menurun. Tetapi untuk ketahanan penurunannya lebih cepat apabila tidak berlatih. Jadi
yang paling sulit untuk otot ialah latihan untuk meningkatkan kekuatan maupun ketahanan. Pada
orang yang tidak terlatih kenaikan kadar asam laktat akan terjadi pada sekitar 4 mM/L = 50 %
dan kapasitas maximum anaerobiknya, sedangkan pada orang yang terlatih peningkatan kadar
asam laktat tersebut pada 80 – 90% dari kapasitas anaerobik maximal. Pelepasan energi pada
proses glikolosis ini lebihkecil dibandingkan dengan proses metabolisme aerobik namun berjalan
lebih cepat dan tidak memerlukan oxygen. Dapat dikatan bahwa proses metabolisme aerobic
penting pada penggunaan pada latihan yang intensitasnya tidak terlalu berat sehingga dapat
berlangsung relatif lama, sedangkan proses metabolisme anaerobic yang ditimbulkan dalam
proses ini dapat dioxidasi kemabali menjadi glikogen pada waktu istirahat/pemulihan/recopery.
Pada latihan yang berlangsung cukup lama dimana persediaan glikogen dalam otot habis
selanjutnya energi diambil dari cadangan lemak. Untuk mempelajari metabolisme energi pada
otot yang sedang bekerja dapat dipergunakan spektroskopi resonansi magnetic (magnetic
Resonance Spectroscopy). Akhir-akhir ini dipergunakan untuk mempelajari cedera otot,
metabolisme glikolosis dan efek latihan terhadap metabolisme otot. Pernapasan mempunyai
tujuan menghantarkan O2 dari udara kesel-sel didalam tubuh seta mengangkut CO2 yang
dihasilkan dalam pertukaran zat didalam sel-sel keudara luar. Hawa masuk kedalam paru
melewati berturut-turut: rongga hidung,faring, laring, trakea, bronkus besar, bonkrus kecil,
bronkialus sampai ke alveolus. Hawa yang masuk dalam rongga hidung dihangatkan dan
dilembabkan serta bagian-bagian yang kasar ditahan oleh rambut-rambut halus yang terdapat
disekitar lubang hidung dan juga oleh lendir. Dari rongga hidung hingga ke bronkiolus hanya
merupakan jalannya hawa dan belum terjadi pertukaran gas. Pertukaran gas terjadi didalam
alveolus. Otot-otot yang ambil bagian dalam pernapasan ialah otot inspirasi: Diafragma, Otot
intercostalis exsterni, Otot sterno cleido maestrideus, Otot elevator scapula dan lain-lain. Otot
eksperasi terdiri dari: Otot dinding perut, Otot intercostalis interni, Otot saratus ibferior posterior.
Oleh karena pembesaran dan pengecilan rongga dada, terjadilah pemasukan dan pengeluaran
udara kedalam dari paru atau yang biasanya dikenal dengan ventilasi. Oleh karena kemampuan
kontraksi otot pernapasan itu beraneka macam, maka terdapat bermacam volume dan kapasitas
paru. Volume paru terdiri dari 4. Volume cadangan inspirasi : 3000cc, Volume cadangan
ekspirasi : 1100 cc, Volume pernapasan biasa (tidal) : 500cc, Volume residu : 120cc, Biasanya
dalam pemeriksaan faal paru dikenal kapasitas paru: Kapasitas inspirasi : hawa cadangan
inspirasi + hawa tidal, Kapasitas residu fungsional : volume residu cadangan ekspirasi, Kapasitas
vital : Kapasitas inspirasi + volume cadangan ekspirasi, Kapasitas Total : Kapasitas vital +
volume residu. Oleh karena pembesaran dan pengecilan rongga dada, terjadilah pemasukan
pengeluaran udara kedalam dari paru atau yang biasanya dikenal dengan ventilasi. Oleh karena
kemampuan kontraksi otot pernapasan itu beraneka macam, maka terdapat bermacam volume
dan kapasitas paru: Volume paru 4 terdiri dari: Volume cadangan inspirasi : 3000cc, Volume
cadangan ekspirasi: 1100cc, Volume pernapasan biasa (tidal) : 500cc, Volume residu: 120cc.
Biasanya dalam pemeriksaan faal paru dikenal kapasitas paru. Kapasitas inspirasi : hawa
cadangan inspirasi + hawa tidal, Kapasitas residu fungsional : Volume

residu + Volume cadangan ekspirasi, Kapasitas vital + Volume residu. Pada waktu berolahraga
secara ototmatis pernapasan akan semakin cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Orang
yang memiliki kapasitas vital besar akan lebih untung karena frekuensi nafas takperlu
terlalucepat, ventilasi paru yang pada waktu istirahat sekitar 8 litar udara/menit pada waktu
berolahraga dapat meningkat hingga 200 liter udara permenit ini diperlukan atau untuk
meresintesa asam laktat yang telah terbentuk selama latihan untuk menjadi asam pirufat Terdapat
hubungan langsung secara linier antara peningkatan pernapasan dengan pengangkatan kerja
sampai pada 80 – 90 % kapasitas individu. Setalah itu sampai akhir kerja pernapasan meningkat
lebih cepat dan akhirnya menurun pelan- pelan pada saat pendinginan. Yang menyebabkan ini
semua adalah reseptor kimia yang peka terhadap tekanan O2 dan Baroreseptor yang
berhubungan dengan tekanan udara dan Cardiovaskuler. Volume paru yang perlu diketahui dan
dapat diukur besarnya antara lain: Tidal volume adalah udara yang keluar masuk selama orang
bernapas biasa pada saat istirahat. Biasanya sekitar 500 cc. Inspiratory Reserve Volume (IRV)
adalah udara yang masih dapat dihirup lagi setelah setaha orang menghirup udara secara biasa.
Vital capacity (VC) Volume dapat diukur dari pengeluaran/expresi maksimal setelah sekali
menghirup udara sedalam - dalamnya. Expiratory Reserve Volume (ERV) adalah volume udara
yang masih dapat dikeluarkan setelah mengeluarkan safas seperti biasa. Residual volume adalah
udara yang selalu ada dalam paru dan tidak dapat dikeluarkan selama masih hidup. Force
Expiratory Flow (FEF) kecepatan aliran udara selama mengeluarkan napas dalam satuan liter
perdetik. Minute Ventilation adalah Volume udara yang dikeluarkan dalam satuan menit satuan
liter per menit. Respiratory Rate (RR) adalah irama pernapasan setiap satuan waktu. Maximaum
Breathing Capacity (MBC) atau Maximum Ventilations Volume (MVV) adalah volume udara
maximum yang dapat dihirup dan dikeluarkan pada waktu bernapas cepat dan dalam satuan

waktu (12 detik). Peak Inspiratory Flow adalah kecepatan maximum saat menghirup napas (liter
per detik). Selama itu perlu diketahui sebagai bahan rujukan apabila ada kelainan faal paru
seperti terjadi pada orang asma, batuk, atau penyakit paru lainnya.

Pengaruh Latihan

Latihan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan, kelentukan, kelincahan


dan kecepatan. Kalau latihan itu dikerjakan secara teratur dan sesuai dengan cara berlatih, maka
diharapkan adanya perubahan-perubahan yang menunjang tercapainya kekuatan- kekuatan
tersebut. Disamping itu perlu pula diketahui cara-cara mempertahankan perubahan-perubahan
tersebut sehingga tidak perlu berlatih seperti awal. Disamping itu tentu ada pengaruh-pengaruh
lain dalam tubuh. Terjadi perubahan pada otot meliputi : Perubahan otonomi, melakukan latihan
akan terlihat pembesaran pada otot (hypertrophy). Karena pada otot itu ada dua macam otot,
Yaitu lambat (slow twitch fiber) dan otot cepat (fast twitch fiber), maka dengan sendirinya juga
terjadi hipertropi pada kedua macam otot tersebut. hipertropi itu tergantung dari macam
latihannya: Perubahan kapasitas anaerobic yang meliputi, Peningkatan kapasitas fosfasen(ATP-
PC). Peningkatan ini disebabkan oleh lebih banyaknya persediaan ATP-PC dan oleh lebih
eferktifnya system enzim yang perlu dalam system ATP-PC. Peningkatan enzim-enzim meliputi
peningkatan penguraian ATP maupun pembentukan kembali ATP. Penguraian ATP dipercepat
oleh enzim ATP-ase sedangkan pembentukan kembali dipercepat oleh enzim miokinase maupun
keratin kinase. Peningkatan glikolisi anaerobik yaitu asam laktat, Enzim yang paling penting
dalam glikolisa ini adalah PFK (phosphoftruktokinase), Peningkatan enzim ini meningkatkan
glikogen menjadi asam laktat. Perubahan aerobik yang meliputi: Peningkatan mioglobin,
Mioglobin adalah pigmen pengikat O2 dalam otot yang berpungsi sebagai penimbun O2.
Peningkatan oksidasi karbohidrat, latihan meningkatkan kapasitas otot untuk mengubah glikogen
menjadi CO2 dan H2O serta ATP dengan pertolongan oksigen. Peningkatan ini disertai dengan:
peningkatan jumlah mitokondria, peningkatan diameter mitokondria. Peningkatan oksidasi
lemak, Energi yang tertimbun didalam lemak kira- kira sebesar 40 kali dibandingkan dengan
yang tertimbun sebagai karbohidrat. Peningkatan kemampuan oksidasi lemak ini disebabkan
karena: lebih banyak lemak tertimbun didalam otot, peningktan pelepasan asam, peningkatan
aktivitas enzim yang menyangkut lemak serta pemecahan lemak.
Kesimpulan

Aktifitas dapat memelihara organ- organ tubuh, tubuh mengatur frekuensi dan dalam pernafasan,
mengakibatkan PO2,PCO2,pH darah normal (istirahat dan aktivitas), aktivitas ektrim, dapat
menimbulkan mekanisme control, kadang- kadang gagal. Kerja otot meningkat, kebutuhan
oksigen meningkat (didalam otot yang aktif), meningkatnya ventilasi semenit, RR dan VT.
Perubahan ukuran jantung. Pada individu terlatih, ukuran jantung lebih besar dari pada individu
tak terlatih. Pembesaran ukuran jantung disebabkan peningkatan volume ventrikel tanpa
peningkatan tebal otot. Bersamaan dengan peningkatan ukuran jantung juga didapatkan
peningkatan jumlah kapilaria dan dengan begitu merupakan pencegahan terhadap sakit jantung
koroner. Penurunan frekuensi jantung. Dengan penurunan frekuensi jantung, maka jantung
mempunyai cadangan denyut jantung (Heart Rate Reserve) lebih tinggi.Penurunan frekuensi
jantung disebabkan oleh peningkatan tonus saraf parasimpatis, penurunan saraf simpatis atau
kombinasi keduanya. Juga terjadi penurunan dari frekuensi pengeluaran impuls dari paru
jantung. Kemampuan mengangkut oksigen tergantung dari jumlah hemoglobin dan jumlah
darah. Apabila hemoglobin meningkat, maka kemampuan mengikat oksigen juga meningkat.
Namun peningkatan hemoglobin akan menyebabkan viskositas darah meningkat sehingga akan
memnyebabkan meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah yang berakibat kapasitas
mengangkut oksigen justru menurun. Terdapat kenaikan volume pernapasan per menit, yang
disebabkan oleh kenaikan frekuensi pernapasan maupun volume tidal. Volume dan kapasitas
paru serta kemampua berdifusi terbesar dimiliki oleh orang terlatih. Perubahan-perubahan
tersebut diatas dapat dipertahankan, tetapi akan mengalami kemunduran jika tidak melakukan
latihan. Vo2max menurun sesudah istirahat 7 hari. Cepatnya kemunduran, maka latihan harus
terus dilakukan secara kontinyu.
DAFTAR RUJUKAN

Bompa, Tudor O., Theory and Metodology of Training, Kendall publishing


company, dubugue, lowa,1983 Dick FW, 1995. Sport Training Principles,
second ed. London : A & C black,pp.167-168, 248-257. Fox EL, Bowers RW,
Foss ML, 1993. The physiological basis for Exercise and Sport, fifth ed. Lowe:
WBC Brown & Benchmark,pp. Guyton, 1993 Fiologi Kedokteran edisi 7 alih
bahasa dr.Ken Ariata Tengadi, DKK Hall. D.A. 1991. The Biomedical BasisOf
Gerontogy, W.B. Saunders Company, Harcovert Brace Jopvanovich. Inc.

Harsono, Ilmu Coaching, Pusat Ilmu Olahraga, Koni Pusat Jakarta, 1982
Janssen PGJM, 1989. Training Lactate Pulase-Rate, Finland: Polar Electron Oy,
pp20-96. Jonathan Kuntaraf, Kathleen L:. Kuntaraf. 1992. Olahraga Sumber
Kesehatan. Adven Indonesia, Bandung Kent M, 1994. The Oxford Dictionary of
Sport Scince and medicine, New York :Oxford University Press, Lamb DR,
1984. Physiology of Exercise : Responses and Adaptations. New
York:Macmillan Publishing Company. Meager, J.1990. Sport Massae. Station
Hill Press, Inc. Barryton Oy. Findland. Pate Rote M, 1993. Dasar-dasar ilmiah
kepelatihan diterjemahkan Drs.kasiyo Dwijowinoto.MS Rushall BS, Pyke
FS,1990 Training For Sport and Fitness, 1st ed. Melbourne : Macmillan Co.
Sherwood L, 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, alih bahasa Brahm U.
Pendit JakartaPenerbit Buku Kedokteran EGC. Shepard, R.J. 1969. The Validity
Of the Oxygen Conductance Equation. Dalam Internationale Zeitschrift fur
Angewandte Physiologie Einschlesslich Arbeitphysiologie. Soekarman,R. 1989.
Dasar Olahraga Untuk Pembina Pelatih dan Atlit. Haji Masagung. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai