A. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiwa mampu mempersiapkan alat dan bahan praktikum mekanika tubuh dan
ambulasi dini secara tepat
2. Mahasiswa mampu melakukan mekanika tubuh dan ambulasi dini secara tepat
B. Dasar Teori
A. Mekanika Tubuh (Body Mechanic)
1. Pengertian Mekanika Tubuh (Body Mechanic)
Mekanika tubuh/Body mechanic merupakan penggunaan tubuh yang efisien,
terkoordinir aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan
keseimbangan selama beraktivitas (Kozier, 2010).
Body mechanic digunakan untuk menggambarkan efesiensi pergerakan tubuh
seseorang yang digunakan untuk memindahkan tubuh orang lain atau benda.
Mekanika tubuh dan ambulasi dini merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia dan dikoordinasikan oleh sistem muskuloskeletal dan sistem saraf.
3. Posisi Sims
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan
klavikula.
a. Tujuan
1. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
2. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot
pinggang
3. Memasukkan obat supositoria
4. Mencegah decubitus
b. Indikasi
1. Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
2. Pasien paralisis
4. Posisi Lateral
Posisi lateral adalah posisi miring dimana pasien bersandar ke samping
dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu
a. Tujuan
1. Mempertahankan body aligement
2. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3. Meningkatkan rasa nyaman
4. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat
posisi yang menetap
5. Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang
baik, baik untuk posisi tidur dan membantu menghilangkan tekanan
pada sakrum dan tumit.
b. Indikasi
1. Pasien yang ingin beristirahat
2. Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
3. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.
5. Posisi Trendelenberg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak..
a. Indikasi
1. Pasien shock
2. Pasien hipotensi
Gambar. Posisi Trendelenberg
6. Posisi Supinasi
7. Posisi pronasi
Pasien klien dalam posisi telungkup. osisi pronasi adalah posisi klien
berbaring di atas abdomen dengan kepala menoleh ke samping Posisi
pronasi bertujuan untuk memberikan ekstensi penuh pada persendian
pinggul dan lutut, mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul
dan lutut dan membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi
klien pascaoperasi mulut atau tenggorokan.
a. Tujuan
1. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
4. Masalah Keperawatan
1. Gangguan mobilisasi fisik
2. Risiko jatuh
3. Risiko cedera
4. Risiko kerusakan integritas kulit
FASE ORIENTASI
2 Mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri dan
identifikasi pasien.
Mengidentifikasi pasien
menggunakan dua identitas (nama
dan tanggal lahir, nama dan nomor
rekam medis)
3 Menjelaskan tujuan pemeriksaan,
prosedur yang akan dilakukan serta
kontrak waktu
4 Mendekatkan alat-alat di dekat
pasien
5 Menanyakan keluhan pada pasien
6 Menjaga privacy klien, menutup
sampiran/menutup pintu
FASE KERJA
4 Mencuci Tangan dengan prinsip 6
langkah.
FASE TERMINASI
17 Evaluasi respon pasien ;
a Menanyakan pada pasien apa
yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan
b.Melakukan kontak dengan klien
untuk tindakan selanjutnya
PENILAIAN
0 1 2
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN (Tidak (Dilakukan (Dilakukan
dilakukan) tapi belum dengan baik)
sempurna)
1. Persiapan Alat :
1. Kursi roda
2. Spygmomanometer
3. Stetoscope,
4. Bantal
5. Pat Slide (jika dibutuhkan)
PENILAIAN
0 1 2
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN (Tidak (Dilakukan (Dilakukan
dilakukan) tapi belum dengan baik)
sempurna)
Belt (jika dibutuhkan)
FASE ORIENTASI
2. Mengucapkan salam.Memperkenalkan diri dan
identifikasi pasien. Mengidentifikasi pasien
menggunakan dua identitas (nama dan tanggal
lahir, nama dan nomer rekam medis)
3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan, dan prosedur
yang akan dilakukan, kontrak waktu
4. Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
5 Menanyakan keluhan pada pasien
6 Menjaga privacy klien, menutup sampiran/menutup
pintu
FASE KERJA
5. Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah
6 Mengukur TTV pasien terlebih dahulu
7 Tinggikan bagian atas kepala tempat tidur dan atur
posisi duduk atau sesuai yang ditoleransi klien. Beri
bantal di belakang punggung klien jika diperlukan
8 Perhatikan dan kaji keluhan klien apabila merasa
pusing.
FASE TERMINASI
17 Evaluasi respon pasien ;
a Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan
setelah dilakukan tindakan
b.Melakukan kontak dengan klien untuk tindakan
selanjutnya
c. Membereskan alat-alat
18 Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30 detik, sedangkan
Handwash selama 40-60 detik.
19 Dokumentasi.
Identitas pasien, jenis tindakan, waktu (jam, hari,
tanggal) hasil pemeriksaan, respon pasien, nama
jelas dan tanda tangan perawat yang melakukan
tindakan keperawatan.
TOTAL
Sumber : Perry, Potter & Ostendof (2014)
PENILAIAN
0 1 2
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN (Tidak (Dilakukan (Dilakukan
dilakukan) tapi belum dengan baik)
sempurna)
1. Persiapan Alat :
1. Sarung tangan
2. Ikat pinggang pengaman
3. Alat bantu jalan seperti kruk, walker, atau
tongkat
4. Meteran
5. Alas kaki sesuai indikasi.
FASE ORIENTASI
2 Mengucapkan salam. Memperkenalkan diri dan
identifikasi pasien. Mengidentifikasi pasien
menggunakan dua identitas (nama dan tanggal
lahir, nama dan nomor rekam medis)
3 Menjelaskan tujuan pemeriksaan, prosedur yang
akan dilakukan serta kontrak waktu
4 Mendekatkan alat-alat di dekat pasien
5 Menanyakan keluhan pada pasien
6 Menjaga privacy klien, menutup sampiran/menutup
pintu
FASE KERJA
7 Mencuci Tangan dengan prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30 detik, sedangkan
Handwash selama 40-60 detik.
8 Memakai sarung tangan sesuai kebutuhan
9 Kaji motivasi dan kondisi psikologis klien berjalan
untuk menentukan kemampuan klien terlibat dalam
aktivitas (Depresi, takut, kelelahan, dll)
10 Mengkaji kekuatan otot, ROM, ketajaman
penglihatan, keseimbangan dan hambatan atau
kesulitan yang mungkin dialami klien saat berjalan
menggunakan kruk/tongkat/walker
MOBILISASI DENGAN ALAT BANTU KRUK
1 Mencocokkan jenis kruk yang sesuai. Apabila
pasien dari posisi supine, mengukur dari tumit
hingga ke aksila. Dan apabila posisi pasien berdiri,
ukur posisi kruk menggunakan meteran dengan
jarak 4 - 5 inches (10 - 13 cm) lateral dan 4 - 5
inches di depan kaki klien. Bantalan kruk harus
PENILAIAN
0 1 2
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN (Tidak (Dilakukan (Dilakukan
dilakukan) tapi belum dengan baik)
sempurna)
berada pada jarak 1.5 - 2 inches di bawah aksila (3 -
4 jari).