Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BODY MEKANIK DAN POSISI

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Kebutuhan


Dasar Manusia
Dosen pengampuh: Firda Kalzum Kiah, SST

Oleh:
Kelompok 2
1. Yuniati Cendana Bulu Bani
2. Kristina Tarajawa
3. Leli Gloria Sine
4. Windy Adiputri Lay Doma
5. Nanda Oematan
6. Alan Josefa Atok
7. Joes Baunsele
8. Orlince Oetemusu
9. Sheriligia Nirka Awang
10. Mardisra Koamesah
11. Hesti Neno
12. Fransisca Louisa Nina Ulu

POLTEKES KEMENKES KUPANG 2023


TAHUN 2023
PRODI DIII KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan kasihnya yang besar kepada kita Tuhan masih memberikan kesempatan
kepada kelompok 2 untuk mengerjakan makalah ini dan selesai tepat pada
waktunya. Terimakasih juga kami ucapkan untuk semua pihak yang membantu dan
mendukung kami dalam membuat makalah ini khususnya orangtua kami dan dosen
pengampuh mata kuliah Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan serta semua pihak
yang terlibat .

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis penulis
mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam
penulisan.

Kupang, 14 Oktober 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mekanika tubuh dan ambulansi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia.Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang cara kerja kelompok otot
tertentu yang digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara
aman. Sehingga perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk
bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari
system skeletal, otot skelet, dan system saraf.Selain itu, ada kelompok otot tertentu
yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk
postur/bentuk tubuh.
Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, prinsip-
prinsip body mekanik, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, efek body
mekanik yang buruk, dan pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan body mekanik?
2. Bagaimana prinsip-prinsip body mekanik?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik?
4. Apa efek body mekanik yang buruk?
5. Bagaimana pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang pengertian body mekanik
2. Mendeskripsikan tentang prinsip-prinsip body mekanik
3. Mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik
4. Mendeskripsikan tentang akibat body mekanik yang buruk
5. Mendeskripsikan pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Body Mekanik


Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang terkoordinir dan aman
untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama
aktivitas. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan
bagian tubuh yang lain.
2. Balance (Keseimbangan)
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity
dan base of support.
3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan
sistem syaraf.

B. Prinsip-prinsip Body Mekanik


Mekanika tubuh berpengaruh terhadap tingkat kesehatan perawat dan klien
serta mencegah kecacatan. Misalnya dalam menjalankan tugasnya perawat
menggunakan berbagai kelompok otot seperti berjalan selama ronde keperawatan,
memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien, serta menggerakan objek.
Aktivitas tersebut mempengaruhi pergerakan tubuh seorang perawat. Jika
digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi tenaga seorang
perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu aktivitas perawat.
Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut:
1. Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan yaitu memandang
gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakkan tubuh. Terdapat tiga factor yang
perlu diperhatikan dalam gravitasi:
a. Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada
dipertengahan tubuh.
b. Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer
vertikal melalui pusat gravitasi.
c. Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat
seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan
tubuh.
2. Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan cara mempertahankan posisi
garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan
adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan
mempengaruhi mekanika tubuh.

Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang
harus diperhatikan, di antaranya :
1. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar akan mampu untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh. Misal, orang yang berdiri akan lebih mudah stabil
daripada orang yang berjalan karena pada posisi berjalan terjadi
perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain.
2. Menahan (squating)
Dalam menahn sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk
mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerak yang akan dilakukan.

3. Menarik (pulling)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda
diantaranya ketinggian, letak benda, posisi kaki, dan tubuh sewaktu
menarik, sodorkan telapak dan tangan dan lengan atas di bawah pusat
gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakan pada permukaan tempat
tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.

4. Mengangkat (lifting)
Merupakan pergerakan gaya tarik. Gunakan otot-otot besar dari
tumit, paha bagian atas dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk
mengurangi rasa sakit pada tubuh bagian belakang.

5. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan
bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik
memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi
pengaruh buruk pada postur tubuh.

C. Faktor yang Mempengaruhi Body Mekanik dan Ambulasi


1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan
tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari – hari sehingga dapat mempengaruhi mekanika
tubuh.
2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses
pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat
menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit.
sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah
mengalami fraktur.

3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan
mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, misalnya seseorang yang
mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah,
akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.

4. Situasi dan Kebiasaan


Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering
mengankat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika
tubuh dan ambulasi.

5. Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas
yang dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan
neurologi sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan
mekanika tubuh.

6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan
mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga
mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang
kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan
seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan
muskulusletal.

D. Akibat Body Mekanik yang Buruk


Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran
energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan
mekanika tubuh yang salah adalah sebagai berikut:
1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan
gangguan dalam sistem muskulusletal.
2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang salah
dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya
gangguan dalam struktur muskulusletal, misalnya kelainan pada tulang
vertebrata.

E. Pengaturan Posisi

1. Posisi fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau di naikkan. Fungsinya untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
✓ Tujuan
• Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan
pernafasan dan cardiovaskuler
• Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca,
menonton televisi)

✓ Peralatan
• Tempat tidur
• Bantal kecil
• Gulungan handuk
• Bantalam kecil
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme
• Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan. Mencegah klien melorot kebawah ketika
kepala dinaikkan.
• Naikkan kepala bed 45˚ sampai 60˚sesuai kebutuhan.
(semi fowler 15-45˚, fowler tinggi 60˚)
• Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal jika ada celah disana. Bantal akan mencegah
kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
• Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan
menyangnya kurva cervical dari columna vertebra.
Sebagai alternatif kepala klien dapat diletakkan diatas
kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala
akan menyebabkan fleksi kontraktur dari leher.
• Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai
tumit. Memberikan landasan yang lembut dan fleksibel,
mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya hiper
ekstensi lutut, membantu klien supaya tidak melorot
kebawah.
• Pastikan bahwa tidak ada pada area popliteal dan lutut
dalam keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan
pada persyarafan pada dinding vena. Fleksi lutut
membantu supaya klien tidak melorot kebawah.
• Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha
klien. Bila ekstrimitas bawah pasien mengalami paralis
atau tidak mampu mengontrol ekstremitas bawah,
gunakan gulungan trochanter selain tambahan bantal
dibawah panggulnya. Mencegah hiperekstensi dari lutut
damn oklusi arteri popliteal yang disebabkan oleh
tekanan dari berat badan. Gulungan
trochanter mencegah eksternal rotasi dari pinggul.
• Topang telapak kaki dengan menggunakan
footboard. Mencegah plantar fleksi.
• Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan
tangan,bila klien memiliki kelemahan pada kedua lengan.
Mencegah dislokasi bahu kebawah karena tarikan
gravitasi dari lengan yang tidak disangga, meningkatkan
sirkulasi dengan mencegah pengumpulandarah dalam
vena, menurunkan edema pada lengan dan tangan,
mencegah kontraktur fleksi pergelangan tangan.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

✓ Berikut ini masalah umum yang yerjadi pada klien dengan


posisi Fowler:
• Meningkatnya fleksi servikal karena bantal di kepala
terlalu tebal dan kepala terdorong ke depan.
• Ekstensi lutut memungkinkan klien meluncur kebagian
kaki tempat tidur.
• Tekaknan lutut bagian posterior, menurunkan sirkulasi
ke kaki.
• Rotasi luar pada pinggul.
• Lengan menggantung di sisi klien tanpa disokong
• Kaki yang tidak tersokong.
• Titik penekanan di sakrum atau di tumit yang tidak
terlindungi.
2. Posisi sims
Adalah Posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk
memeberi kenyamanan dan untuk memberikan obat melalui anus.

✓ Tujuan :
• Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak
sadar.
• Mengurangi penekanan pada sacrum dan trochanter
besar pada klien yang mengalami paralisis.
• Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perwatan
pada area parineal.
• Untuk tindakan pemberian enema.

✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Bantal kecil
• Gulungan handuk
• Sarung tangan (bila diperlukan)

✓ Cara pelaksanaan :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan.
• Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur.
• Gulungkan klien pada posisi setengah telungkup, bagian
berbaring pada abdomen.
• Letakkan bantal dibawah kepala klien.
• Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi.
• Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi.
Bantal harus melebihi dari tangan sampai sikunya.
Mencegah rotasi inrternal bahu.
• Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan
menyangga tungkai setinggi pinggul. Mencegah rotasi
interna pinggul dan adduksi tungkai. Mencegah tekanan
pada lutut dan pergelangan kaki pada kasur.
• Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak
kaki klien. Mempertahankan kaki pada posisi dorso fleksi.
Menurunkan resiko foot-drop.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
• Dokumentasikan tindakan yang yang telah dilakukan.

✓ Masalah umum pada posisi Sims adalah sebagai berikut :


• Fleksi lateral pada leher.
• Rotasi dalam, adduksi, atau kurang soskongan di bahu
dan pinggul.
• Kurang sokongan di kaki.
• Kurang perlindungan dari titik pertekanan di tulang
ilium, humerus klavikula, lutut dan pergelangan kaki.

3. Posisi trendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepla lebih rendah
daripada bagian kaki.

✓ Tujuan :
• Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah
ke otak

4. Posisi dorsal recumbent


Adalah Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi ( ditarik
atau direnggangkan) diatas tempat tidur.
✓ Tujuan :
• ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia
serta proses persalinan.

✓ Berikut ini bebrapa masalah umum yang terjadi pada posisi


terlentang:
• Bantal di kepala terlalu tebal dapat meningkatkan fleksi
pada servikal.
• Kepala datar pada matras.
• Bahu tidak disokong dan berotasi dalam.
• Siku melebar.
• Ibu jari tidak berlawanan dengan jari-jari lain.
• Pinggul berotasi luar.
• Tidak tersokongnya pinggul.
• Titik penekanan di bagian oksiput kepala, vertebra
lumbal, siku dan tumit yang tidak terlindungi.

5. Posisi litotomi
Adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut.

✓ Tujuan :
• Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia dan
memasang alat kontrasepsi.

6. Posisi genu pectural


kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
✓ Tujuan :
• Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan
sigmoid.

7. Posisi terlentang (supinasi)


Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan
kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.

✓ Tujuan :
• Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi
spinal.
• . Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat
pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.

✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Gulungan handuk
• Bantal angin
• Footboard
• Sarung tangan (bila diperlukan)

✓ Prosedur kerja :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
• Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat
tidur.
• Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
• Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien.
• Mempertahankan body alignment yang benar dan
mencegah kontraktur fleksi pada vertebra cervical.
• Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal, jika ada celah disana. Bantal akan menyangga
kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
• Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai
tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut dan
fleksibel, mencegah ketidaknyamanan dari adanya
hiperektensi lutut dan tekanan pada tumit.
• Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
footboard. Mempertahankan telapak kaki
dorsofleksi, mengurangi resiko foot-droop.
• Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
Posisi ini mencegah terjadinya edema dan memberikan
kenyamanan. Bantal tidak diberikan pada lengan atas
karena dapat menyebabkan fleksi bahu.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

8. Posisi orthopneu
Merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien duduk di bed atau
pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
✓ Tujuan :
• Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan
memberikan ekspansi dada yang maksimal
• Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi

✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Bantal angin
• Gulungan handuk
• Footboard
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
• Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan. Mencegah klien merosot kebawah saat kepala
dinaikkan.
• Naikkan kepala bed 90
• Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang
diatas bed.
• Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai
tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut dan
fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya
hiperekstensi lulut dan tekanan pada tumit.
• Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lulut
dalam keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan
pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut
membantu klien supaya tidak melorot kebawah.
• Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing
paha. Mencegah eksternal rotasi pada pinggul.
• Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
footboard. Mencegah plantar fleksi
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
9. Posisi pronasi (telungkup)
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen
dengan kepala menoleh kesamping.
✓ Tujuan :
• Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan
lutut.
• Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan
lutut
• Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi
klien post operasi mulut atau tenggorokan.

✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Bantal angin
• Gulungan handuk
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmismikroorganisme.
• Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur.
Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
• Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan
tubuhnya dengan siku lurus dan tangan diatas pahanya.
Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur yang datar.
Memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh
dapat dipertahankan.
• Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan
bantal. Bila banyak drainase dari mulut, mungkin
pemberian bantal dikontra indikasikan. Menurunkan
fleksi atau hiperektensi vertebra cervical.
• Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara
diafragma (atau payudara pada wanita) dan illiac crest.
Hal ini mengurangi tekanan pada payudara pada beberapa
klien wanita, menurunkan hiperekstensi vertebra lumbal,
dan memperbaiki pernafasan dengan menurunkan
tekanan diafragma karena Kasur.
• Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai
dengan tumit. Mengurangi plantar fleksi, memberikan
fleksi lutut sehingga memberikan kenyamanan dan
mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
• Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan serta mencegah tekanan yang
berlebihan pada patella.
• Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan
dibawah lengan atas karena dapat menyebabkan
terjadinya fleksi bahu.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
✓ Potensial masalah yang terjadi, antara lain:
• Hiperekstensi leher.
• hiperekstensi spinal lumbal.
• Plantar fleksi pergelangan kaki.
• Titik penekanan di dagu, siku, pinggul, lutut dan jari-jari
kaki tidak terlindungi.
10. Posisi lateral (side lying)
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi
bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
✓ Tujuan :
• Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment
punggung yang baik
• Baik untuk posisi tidur dan istirahat
• Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan
tumit.

✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Bantal angin
• Gulungan handuk
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
• Baringkan klien terlentang ditengah tempat tidur.
Memberikan kemudahan akses bagi klien dan
menghilangkan pengubahan posisi klien tanpa melawan
gaya gravitasi.
• Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan
klien untuk posisi yang tepat
• Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien.
Mempertahankan body aligment, mencegah fleksi lateral
dan ketidaknyamanan pada otot-otot leher.
• Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga
tubuh tidak menopang pada bahu tersebut. Mencegah
berat badan klien tertahan langsung pada sendi bahu.
• Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal
rotasi dan adduksi dari bahu serta penekanan pada dada.
• Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga
ekstremitas berfungsi secara paralel dengan permukaan
bed. Mencegah internal rotasi dari paha dan adduksi kaki.
Mencegah penekanan secara langsung dari kaki atas
terhadap kaki bawah.
• Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien
untuk menstabilkan posisi. Memperlancar kesejajaran
vertebra. Juga menjaga klien dari terguling ke belakang
dan mencegah rotasi tulang belakang.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
✓ Masalah umum yang terjadi pada posisi miring :
• Flesi lateral pada leher.
• Lengkung tulang belakang keluar dari kesejajaran
normal.
• Persendian bahu dan pinggul berotasi dalam, adduksi,
atau tidak disokong.
• Kurangnya sokongan kaki.
• Titik penekanan di telinga, tulang ilium, lutut dan
pergelangn kaki kurang terlindungi.

F. Memindahkan Dan Menata Posisi Klien


Teknik memindahkan. Tenaga medis harus memnerikan perawatan pada
klien imobilisasi yang harus diubah posisi, dipindahkan di atas tmpat tidur dan
harus dipindahkan dari tempat tidur ke kursi atau brankar. Mekanika tubuh yang
sesuai memungkinan tenaga medis untuk menggerakan, mengangkat atau
memindahkan klien denga naman dan juga melindungi tenaga medis dari cedera
musculoskeletal. Meskipun tenaga medis menggunakan beberapa Teknik
memindahkan, berikut ini merupakan prosedur yan harus diikuti saat memindahkan
pada setiap prosedur memindahkan:
1. Naikan sisi bergerak ada posisi tempat tidur pada posisi berlawanan dengan
bidan untuk mencegah terjatuh dari tempat tidur.
2. Tinggikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman
3. Kaji mobilisasi dan kekuatan klien untuk menentukan bantuan klien yang
dapat digunakan saat memindahkan.
4. Tentukan kebutuhan akan bantuan.
5. Jelaskan kaji kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap
kali memindahkan.
Tenaga medis yang melakukan Teknik memindahkan atau menggerakan untuk
pertama kalinya harus meminta pertolongan untuk mengurangi resiko cedera pada
klien dan bidan. Tenaga medis juga harus mengetahui kekuatan dirinya dan
keterbatasannya. Memindahkan klien imobilisasi sendirian merupakan hal yang
sulit dan berbahaya.
Memindahkan klien. Klien membutuhkan tingkat bantuan yang bervariasi untuk
mengangkat dari tempat tidur, menggerakan ke posisi miring atau duduk di sisi
tempat tidur. Contoh Wanita mudah dan sehat lebih sedikit bantuan untuk duduk
pertama kali di sisi tempat tidur setelah melahirkan, sedangkan Wanita tua mungkin
membutuhkan bantuan satu atau lebih bidan untuk melakukan hal yang sama satu
hari setelah appendiktomi.
Untuk menentukan apakah klien mampu melakukan sendiri dan beberapa
banyak orang yang dibutuhkan untuk membantu mengankat klien diatas tempat
tidur tenaga medis perlu mengkaji klien untuk menentukan apakah penyakit klien .
Ada kontraindikasi dalam pengerahan tenaga (seperti penyakit kardiovaskuler).
Kemudian, perawat menentukan apakah klien memahami apa yang diharapkan.
Contohnya, klien yang baru saja mendapatkan pengobatan nyeri pascaoperasi
mungkin terlalu lesu untuk mengerti instruksi, sehingga untuk menjamin keamanan,
dibutuhkan dua tenaga medis untuk menggerakkan klien diatas tempat tidur.
Tenaga medis kemudian menentukan tingkat kenyamanan klien. Tenaga medis juga
mengevaluasi kekuatan pribadi dan pengetahuan prosedur. Pada akhirnya tenaga
medis menentukan apakah klien terlalu berat atau tidak bisa bergerak sehingga
tenaga medis menyelesaikan prosedur sendirian. Pada kasus yang meragukan,
tenaga medis harus selalu meminta bantuan orang lain.
Memindahakan Klien dari Tempat Tidur ke Kursi. Memindahkan klien dari
tempat tidur ke kursi oleh tenaga medis membutuhkan bantuan klien dan tidak
dilakukan Pada klien yang tidak dapat membantu. Tenaga medis menejelaskan
prosedur pada klien sebelum pemindahan. Lingkungan juga dipersiapkan dengan
memindahkan penghalang jalan. Kursi ditempatkan dekat tempat tidur dengan
punggung kursi sejajar dengan bagian kepala tempat tidur. Penempatan kursi
memungkinkan tenaga medis berputar dengan klien dan memindahkan berat badan
klien dengan cepat. Pemindahan yang aman adalah prioritas pertama. Tenaga medis
yang ragu-ragu dengan kekuatannya ataupun kemampuan klien untuk membantu,
harus meminta bantuan. Klien harus duduk dan menjutaikan kakinya di sisi tempat
tidur untuk beberapa menit sehingga klien dapat dengan cepat menurunkan
punggungnya ke tempat tidur pada kasus pusing atau pingsan.
Ketika memindahkan klien imobilisasi dari tempat tidur ke kursi roda, tenaga medis
harus menggunakan mekanika tubuh yang tepat dan apabila memungkinkan
kerjasama diperoleh sebanyak mungkin dari klein.
Memindahkan Klien dari Tempat Tidur ke Brankar. Klien imobilisasi yang
dipindahkan dari tempat tidur ke brankar atau dari tempat tidur ke tempat tidur
harus membutuhkan tiga orang pengangkat. Teknik ini bagus dilakukan jika orang-
orang memindahkan mempunyai kesamaan tinggi. Jika pusat gravitasi mereka
sama, mereka mengangkat sebagai satu tim. Cara lain memindahkan klien adalah
dengan menggunakan kain pengangkat yang ditempatkan dibawah klien. Kain
pengangkat berguna sebagai “ayunan” ketika klien dipindahkan ke brankar. Pada
tekinik ini, tenaga medis perlu berada di sisi berlawanan dari tempat tidur
ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengang cepat dan
mudah dengan menggunkan kain perangkat.
Klien harus dipersiapkan untuk pemindahan dan minta bantuan jika
memungkinkan, contoh, dnegan melipat lengan diatas dada. Lingkungan harus
bebas dari penghalang dan alat-alat yang tidak dibutuhkan harus dipindahkan dari
tempat tidur. Brankar harus ditempatkan seudut kanan tempat tidur sehinggan
pengangkat dapat berputar ke depan brankar dan memindahkan klien dengan cepat.
Pada semua prosedur, keamanan merupaka proiritas. Keamanan dapat ditingkatkan
pada tiga orang pengangkat apabila bekerja sama. Oleh karena itu salah seorang
harus memimpin.
BAB III
PENUTUP

A,Kesimpulan
Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf
untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi
merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak
mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan
mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
1. Gravitasi
2. Keseimbangan
3. Berat
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar
yang harus diperhatikan, di antaranya :
1. Gerakan ( ambulating ).
2. Menahan ( squating ).
3. Menarik ( pulling ).
4. Mengangkat ( lifting ).
5. Memutar ( pivoting ).
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi
secara berlebihan.

B.Saran
Seluruh tenaga Kesehatan khususnya bidan, harus mampu menguasai matei
body mekanik dan mengatur posisi dengan baik dan benar agar mampu
menjalankan praktik dengan benar dan tidak menimbulkan cedera pada klien
maupun tenaga Kesehatan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika


Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan ( Mobilisasi dan
Imobilisasi Bab 37).Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai