Oleh:
Kelompok 2
1. Yuniati Cendana Bulu Bani
2. Kristina Tarajawa
3. Leli Gloria Sine
4. Windy Adiputri Lay Doma
5. Nanda Oematan
6. Alan Josefa Atok
7. Joes Baunsele
8. Orlince Oetemusu
9. Sheriligia Nirka Awang
10. Mardisra Koamesah
11. Hesti Neno
12. Fransisca Louisa Nina Ulu
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis penulis
mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam
penulisan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mekanika tubuh dan ambulansi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia.Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang cara kerja kelompok otot
tertentu yang digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara
aman. Sehingga perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk
bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari
system skeletal, otot skelet, dan system saraf.Selain itu, ada kelompok otot tertentu
yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk
postur/bentuk tubuh.
Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, prinsip-
prinsip body mekanik, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, efek body
mekanik yang buruk, dan pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan body mekanik?
2. Bagaimana prinsip-prinsip body mekanik?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik?
4. Apa efek body mekanik yang buruk?
5. Bagaimana pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang pengertian body mekanik
2. Mendeskripsikan tentang prinsip-prinsip body mekanik
3. Mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik
4. Mendeskripsikan tentang akibat body mekanik yang buruk
5. Mendeskripsikan pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien
BAB II
PEMBAHASAN
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang
harus diperhatikan, di antaranya :
1. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar akan mampu untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh. Misal, orang yang berdiri akan lebih mudah stabil
daripada orang yang berjalan karena pada posisi berjalan terjadi
perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain.
2. Menahan (squating)
Dalam menahn sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk
mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerak yang akan dilakukan.
3. Menarik (pulling)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda
diantaranya ketinggian, letak benda, posisi kaki, dan tubuh sewaktu
menarik, sodorkan telapak dan tangan dan lengan atas di bawah pusat
gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakan pada permukaan tempat
tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.
4. Mengangkat (lifting)
Merupakan pergerakan gaya tarik. Gunakan otot-otot besar dari
tumit, paha bagian atas dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk
mengurangi rasa sakit pada tubuh bagian belakang.
5. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan
bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik
memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi
pengaruh buruk pada postur tubuh.
3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan
mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, misalnya seseorang yang
mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah,
akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
5. Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas
yang dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan
neurologi sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan
mekanika tubuh.
6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan
mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga
mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang
kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan
seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan
muskulusletal.
E. Pengaturan Posisi
1. Posisi fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau di naikkan. Fungsinya untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
✓ Tujuan
• Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan
pernafasan dan cardiovaskuler
• Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca,
menonton televisi)
✓ Peralatan
• Tempat tidur
• Bantal kecil
• Gulungan handuk
• Bantalam kecil
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme
• Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan. Mencegah klien melorot kebawah ketika
kepala dinaikkan.
• Naikkan kepala bed 45˚ sampai 60˚sesuai kebutuhan.
(semi fowler 15-45˚, fowler tinggi 60˚)
• Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal jika ada celah disana. Bantal akan mencegah
kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
• Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan
menyangnya kurva cervical dari columna vertebra.
Sebagai alternatif kepala klien dapat diletakkan diatas
kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala
akan menyebabkan fleksi kontraktur dari leher.
• Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai
tumit. Memberikan landasan yang lembut dan fleksibel,
mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya hiper
ekstensi lutut, membantu klien supaya tidak melorot
kebawah.
• Pastikan bahwa tidak ada pada area popliteal dan lutut
dalam keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan
pada persyarafan pada dinding vena. Fleksi lutut
membantu supaya klien tidak melorot kebawah.
• Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha
klien. Bila ekstrimitas bawah pasien mengalami paralis
atau tidak mampu mengontrol ekstremitas bawah,
gunakan gulungan trochanter selain tambahan bantal
dibawah panggulnya. Mencegah hiperekstensi dari lutut
damn oklusi arteri popliteal yang disebabkan oleh
tekanan dari berat badan. Gulungan
trochanter mencegah eksternal rotasi dari pinggul.
• Topang telapak kaki dengan menggunakan
footboard. Mencegah plantar fleksi.
• Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan
tangan,bila klien memiliki kelemahan pada kedua lengan.
Mencegah dislokasi bahu kebawah karena tarikan
gravitasi dari lengan yang tidak disangga, meningkatkan
sirkulasi dengan mencegah pengumpulandarah dalam
vena, menurunkan edema pada lengan dan tangan,
mencegah kontraktur fleksi pergelangan tangan.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
✓ Tujuan :
• Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak
sadar.
• Mengurangi penekanan pada sacrum dan trochanter
besar pada klien yang mengalami paralisis.
• Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perwatan
pada area parineal.
• Untuk tindakan pemberian enema.
✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Bantal kecil
• Gulungan handuk
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Cara pelaksanaan :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan.
• Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur.
• Gulungkan klien pada posisi setengah telungkup, bagian
berbaring pada abdomen.
• Letakkan bantal dibawah kepala klien.
• Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi.
• Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi.
Bantal harus melebihi dari tangan sampai sikunya.
Mencegah rotasi inrternal bahu.
• Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan
menyangga tungkai setinggi pinggul. Mencegah rotasi
interna pinggul dan adduksi tungkai. Mencegah tekanan
pada lutut dan pergelangan kaki pada kasur.
• Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak
kaki klien. Mempertahankan kaki pada posisi dorso fleksi.
Menurunkan resiko foot-drop.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
• Dokumentasikan tindakan yang yang telah dilakukan.
3. Posisi trendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepla lebih rendah
daripada bagian kaki.
✓ Tujuan :
• Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah
ke otak
5. Posisi litotomi
Adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut.
✓ Tujuan :
• Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia dan
memasang alat kontrasepsi.
✓ Tujuan :
• Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi
spinal.
• . Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat
pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.
✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Gulungan handuk
• Bantal angin
• Footboard
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
• Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat
tidur.
• Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
• Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien.
• Mempertahankan body alignment yang benar dan
mencegah kontraktur fleksi pada vertebra cervical.
• Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal, jika ada celah disana. Bantal akan menyangga
kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
• Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai
tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut dan
fleksibel, mencegah ketidaknyamanan dari adanya
hiperektensi lutut dan tekanan pada tumit.
• Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
footboard. Mempertahankan telapak kaki
dorsofleksi, mengurangi resiko foot-droop.
• Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
Posisi ini mencegah terjadinya edema dan memberikan
kenyamanan. Bantal tidak diberikan pada lengan atas
karena dapat menyebabkan fleksi bahu.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
8. Posisi orthopneu
Merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien duduk di bed atau
pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
✓ Tujuan :
• Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan
memberikan ekspansi dada yang maksimal
• Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi
✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Bantal angin
• Gulungan handuk
• Footboard
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
• Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan. Mencegah klien merosot kebawah saat kepala
dinaikkan.
• Naikkan kepala bed 90
• Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang
diatas bed.
• Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai
tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut dan
fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya
hiperekstensi lulut dan tekanan pada tumit.
• Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lulut
dalam keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan
pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut
membantu klien supaya tidak melorot kebawah.
• Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing
paha. Mencegah eksternal rotasi pada pinggul.
• Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
footboard. Mencegah plantar fleksi
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
9. Posisi pronasi (telungkup)
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen
dengan kepala menoleh kesamping.
✓ Tujuan :
• Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan
lutut.
• Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan
lutut
• Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi
klien post operasi mulut atau tenggorokan.
✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Bantal angin
• Gulungan handuk
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmismikroorganisme.
• Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur.
Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
• Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan
tubuhnya dengan siku lurus dan tangan diatas pahanya.
Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur yang datar.
Memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh
dapat dipertahankan.
• Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan
bantal. Bila banyak drainase dari mulut, mungkin
pemberian bantal dikontra indikasikan. Menurunkan
fleksi atau hiperektensi vertebra cervical.
• Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara
diafragma (atau payudara pada wanita) dan illiac crest.
Hal ini mengurangi tekanan pada payudara pada beberapa
klien wanita, menurunkan hiperekstensi vertebra lumbal,
dan memperbaiki pernafasan dengan menurunkan
tekanan diafragma karena Kasur.
• Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai
dengan tumit. Mengurangi plantar fleksi, memberikan
fleksi lutut sehingga memberikan kenyamanan dan
mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
• Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan serta mencegah tekanan yang
berlebihan pada patella.
• Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan
dibawah lengan atas karena dapat menyebabkan
terjadinya fleksi bahu.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
✓ Potensial masalah yang terjadi, antara lain:
• Hiperekstensi leher.
• hiperekstensi spinal lumbal.
• Plantar fleksi pergelangan kaki.
• Titik penekanan di dagu, siku, pinggul, lutut dan jari-jari
kaki tidak terlindungi.
10. Posisi lateral (side lying)
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi
bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
✓ Tujuan :
• Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment
punggung yang baik
• Baik untuk posisi tidur dan istirahat
• Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan
tumit.
✓ Peralatan :
• Tempat tidur
• Bantal angin
• Gulungan handuk
• Sarung tangan (bila diperlukan)
✓ Prosedur kerja :
• Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila
diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
• Baringkan klien terlentang ditengah tempat tidur.
Memberikan kemudahan akses bagi klien dan
menghilangkan pengubahan posisi klien tanpa melawan
gaya gravitasi.
• Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan
klien untuk posisi yang tepat
• Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien.
Mempertahankan body aligment, mencegah fleksi lateral
dan ketidaknyamanan pada otot-otot leher.
• Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga
tubuh tidak menopang pada bahu tersebut. Mencegah
berat badan klien tertahan langsung pada sendi bahu.
• Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal
rotasi dan adduksi dari bahu serta penekanan pada dada.
• Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga
ekstremitas berfungsi secara paralel dengan permukaan
bed. Mencegah internal rotasi dari paha dan adduksi kaki.
Mencegah penekanan secara langsung dari kaki atas
terhadap kaki bawah.
• Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien
untuk menstabilkan posisi. Memperlancar kesejajaran
vertebra. Juga menjaga klien dari terguling ke belakang
dan mencegah rotasi tulang belakang.
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
✓ Masalah umum yang terjadi pada posisi miring :
• Flesi lateral pada leher.
• Lengkung tulang belakang keluar dari kesejajaran
normal.
• Persendian bahu dan pinggul berotasi dalam, adduksi,
atau tidak disokong.
• Kurangnya sokongan kaki.
• Titik penekanan di telinga, tulang ilium, lutut dan
pergelangn kaki kurang terlindungi.
A,Kesimpulan
Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf
untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi
merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak
mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan
mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
1. Gravitasi
2. Keseimbangan
3. Berat
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar
yang harus diperhatikan, di antaranya :
1. Gerakan ( ambulating ).
2. Menahan ( squating ).
3. Menarik ( pulling ).
4. Mengangkat ( lifting ).
5. Memutar ( pivoting ).
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi
secara berlebihan.
B.Saran
Seluruh tenaga Kesehatan khususnya bidan, harus mampu menguasai matei
body mekanik dan mengatur posisi dengan baik dan benar agar mampu
menjalankan praktik dengan benar dan tidak menimbulkan cedera pada klien
maupun tenaga Kesehatan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA