Anda di halaman 1dari 18

Makalah Body Alignment

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok
otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman.
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang
pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi
integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot
tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk
postur/bentuk tubuh.
Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti ekspresikan emosi dengan
gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari
dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system
saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.
Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, prinsip-prinsip body
mekanik, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, akibat body mekanik yang buruk,
dan asuhan keperawatan pada klien gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan
status, kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki
berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting
bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel.
Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang di harapkan
dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-
hari terpenuhi.
Selain itu, orang yangmengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur
lebih dari biasanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mekanika tubuh dan prinsip- prinsipnya?
2. Jelaskan apa yang dimaksud body alignment?
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi body alignment?
4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan ketika membantu klien untuk berjalan?
(keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan tubuh)
1.3 Tujuan :
Setelah mempelajari dan membahas makalah ini maka di harapkan :
a. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur.
b. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
c. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan mekanika
tubuh,ambulasi dan mobilitas serta pemenuhan istirahat dan tidur klien
1.4 MetodePenulisan :
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada
penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh, sebagai berikut :
1. Lebih menjaga postur tubuh
2. Terhindar dari masalah yang mempengaruhi postur tubuh
3. Dapat merubah gaya hidup dalam melakukan kegiatan apapun demi kesehatan postur tubuh

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.Kebutuhan Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf
untuk mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah
cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga,
terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama
beraktivitas. Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi tubuh
terhadap susunan muskuloskeletal, mengurangi energi yang dikeluarkan, dan megurangi
kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi
kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari kecelakaan, seperti jatuh.
2.1.1 Prinsip Mekanika Tubuh
Prinsip yang di gunakan dalam mekanika tubuh adalah sebagai berikut:
a. Gravitasi. Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan
mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan
tubuh. Terdap at tiga faktor yang perlu di perhatikan dalam gravitasi:
Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada di pertengahan tubuh.
Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.
Dasar diri tumpuan (base of suppert), merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat
untuk menopang/menahan tubuh.
b. Keseimbangan. Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara
mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
c. Berat. Dalam menggunaka mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah berat atau
bobot bendan yang akan diangkat karena berat benda tersebut akan memengaruhi mekanika
tubuh.

2.1.2 Pergerakan Dasar dalam Mekanika tubuh


Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus
diperhatiakan, di antaranya:

a. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Sebagai
contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan akan berada. Orang
yang berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan dengan oarng yang berjalan karena pada
saat berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi lain dan pusat gravitasi
selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase, yaitu fase menahan
berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.
b. Menahan (squatting)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang
yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok, dan tentunya berbeda dengan posisi
membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang
tepat dalam menahan. Dalam menahan, sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk
mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

c. Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan dalam memindahkan benda terdapat hal yang
diperhatikan sebelum menarik benda. Diantaranya ketinggian, letak benda (sebaiknya berada
didepan orang yang akan menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong ke
depan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi
pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, seperti pinggul, lutut
dan pergelangan kaki ditekuk.

d. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan dengan menggunakan daya tarik ke atas. Ketika
melakukan pergerakan ini, gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian
bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
e. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk berputarnya anggota tubuh dengan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik adalah dengan memerhatikan ketiga unsur gravitasi
dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk dapa postur tubuh.
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Mekanika Tubuh
a. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem
saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh peyakit,
berkurangnya kemampuan untuk malakukan aktifitas sahari-hari, dan lain-lain.
b. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat meyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya peyakit. Sebagai contoh, tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih
mudah mengalami fraktur.
c. Emosi
Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku individu sehingga dapat
menjadi penyebab menurunnya kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.
Seseorang yang mengalami perasaan tidakl aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang
rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambula.
d. Situasi dan kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering mengangkat benda-
benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.

e. Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan setres dan kemungkinan besar
akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi
antara sistem muskuloskeletal dan saraf. Hal tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan
perubahan mekanika tubuh.
f. Pengetahuan
Pengetahuan yang biak terhadap mekanika tubuh akan mrndorong seseorang untuk
menggunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yang telah dikeluarkan.
Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memedai dalam penggunaan mekanika tubuh akan
menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem muskuloskeletal dan
saraf.
2.1.4 Dampak Mekanika Tubuh
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara
berkelebihan. Kesalahan dalam penggunaan mekanika tubuh dapat menimbulkan dampak
sebagai berikut:
a. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem
muskuloskeletal.
b. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Apabila seseorang salah dalam
berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur
muskuloskeletal. Misalnya, kelainan pada tulang vertebrae.
2.1.5 POSTUR (BODY ALIGNMENT)
Postur tubuh merupakan susunangeometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan
dengan bagian tubuh lain.bagian yang di pelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon,
ligamen, dan otot. Apabila ke empat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi
keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk,
berdiri, dan berbaring yang benar.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik, mengurangi
jumlah energi yang di gunakan, mempertahankan keseimbangan sirkulasi renal dan
gastrointestinal.untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang
perlu di perhatikan, antara lain :
a. Keseimbangan dapat di pertahankan jika garis gravitasi (line of gravity-garis imajiner
vertikal) melewati pusat gravitasi ( center of gravity-titik yang berada di pertengahan garis
tubuh) dan dasar tumpuan (base of support-posisi menyangga atau menopang tubuh).
b. Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan
akan lebih besar.
c. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak di gunakan untuk
mempertahankan keseimbangan.
d. Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang baik akan menghemat
energi dan mencegah kelelahan otot.
e. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot.
f. Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen.
g. Posisi dan aktifitas yang berfariasi dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah
kelelahan.
h. Pergantian antara masa aktifitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
i. Membagi keseimbangan antara aktifitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban
belakang.
j. Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot,
dan kontraktur.

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh


Pembentukan postur tubuh dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
a. Status kesehatan. Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak
optimal pada organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga
memengaruhi pembentukan postur tubuh. Hal ini dapat di jumpai pada orang sakit yang
banyak mengalami ketidakseimbangan dalam pergerakan.
b. Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasikan energi yang di gunakan dalam
membantu proses pengaturan keseimbangan organ otot, tendon, ligamen, dan persendian.
Apabila status nutrusi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga
memengaruhi proses keseimbangan.
c. Emosi. Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendala dalam menjaga keseimbngan tubuh.
Hal tersebut dapat memengaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, persendian, dan
tulang.
d. Gaya hidup. Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang menjadi lemah baik atau bahkan
sebaliknya, menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat, misalnya
selalu menggunakan alat bantu dalam malakukan kegiatan sahari-hari, dapat mengalami
ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
e. Perilaku dan nilai. Adapun perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat memengaruhi
pembentukan postur tubuh sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang
tempat dapat memengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk
selalu bersih dari sampah.
2.1.7 PengaturanPosisi
a. Posisi fowler
Posisipowleradalah posisi setengah duduk atau duduk,dimana bagian kepalatempat
tidur lebih tinggi atau di naikkan.posisi ini di lakukan untuk mempertahankan kenyamanan
dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
Carapelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan di lakukan
b. Dudukkan pasien.
c. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur,untuk
d. posisi untuk fowler(900)dan semifowler(30-450).
e. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.
Gambar 7.1 Cara posisipowler
b. Posisis Sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri.Posisi ini dilakukan untuk member
kenyamanan dan memberikan obat(Supositoria)melalui anus.
Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan .
b. Pasien dalam keadaan berbaring.kemudian apabila dimiringkan kekiri dengan posisi badan
setengah telungkup,maka lutut kaki kiridiluruskan serta paha kanan ditekuk diarahkan ke
dada.Tangankiri dibelakang punggung dan tangan kanan di depan kepala.
c. Bila pasien miring kekanan,posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan
lurus,sedangkan lutut dan paha kiri ditekuk dandiarahkan ke dada.tangan kanan di belakang
punggung dan tangankiri di depan kepala.
Gambar 7.2 Cara posisiSim
c.Posisi Trendelenburg
Posisitrendelenburgadalahposisipasienterbaring di
tempattidurdenganbagiankepalalebihrendahdari padabagian
kaki.Posisiinidilakukanuntukmemperlancarperedarandarahkeotak.
Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang.letakkan bantal dikepala dan ujung tempat
pasien,serta berikan bantal di bawah lipatan lutut.
c. Pada bagian kaki tempat tidur,berikan balok penopang atau atur
tempat tidur secara khusus dengan meninggikan bagian kakipasien.
d.Posisi Dorsal Recumbent
Posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring telentang dengan Kedua lutut
fleksi(ditarik atau di renggangkan)di atas tempat tidur.Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memeriksa genitalia sertaProses persalinan.
Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang,pakaian bawah di buka
c. Tekuk lutut,renggangkan paha,telapak kaki menghadap ketempat tidur dan renggangkan
kedua kaki.
d. Pasang selimut.

Gambar 7.4 posisi dorsal recumbent


e. Posisi Litotomi
Posisi Litotomi adalah posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut.Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan,dan memasang alat kontrasepsi.
Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. pasien dalam keadaan berbaring telentang,kemudian angkat keduapaha dan tarik ke arah
perut.
c. tungkai bawah membentuk sudut 900 terhadap paha.
d. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untukposisilitotomi.
e. Pasang selimut.
f. Posisi Genu Pektoral
Posisi genu oektoral adalah posisi menungging dengan ke dua kakidan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur.posisi iniDilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.
Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Anjurkan pasien untuk berada dalam posisi menunggingdengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada kasur tempat tidur
c.
Pasang selimut pada pasien.
Gambar 7.6 posisi genu pektoral

2.2.AMBULASI DAN MOBILITAS


Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan untuk
berpindah tempat. Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.
2.2.1. Jenis-Jenis Mobilitas :
1. Mobilitas penuh
Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk beegerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran-peran sehari-hari.
Mobilitas ini merupakan fungsi saraf motoris volunter dan sensoris untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang .
2. Mobilitas Sebagian
Mobilita sebagian merupakan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas
sehingga tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf
motoris dan sensoris pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah
tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada
ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motoris dan sensoris. Mobilitas sebagian ini
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebu dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada
sistem muskuloskeletal, seperti adanya dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas sebagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya tetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang
irreversibel. Contohnya terjadi hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang
belakang, dan untuk kasus poliomielitis terjadi karena terganggunya sistem saraf motoris dan
sensoris.
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas :
1. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang,
karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2. Proses penyakit/injury. Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena
dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur
akan mengalami keterbatasan pergerakan pada ekstremitas bagian bawah.
3. Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan.
Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan
mobilitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena
adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat energi seseorang. Energi adalah sumber melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat
melakukan mobolitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan
kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.

2.2.3. Tindakan yang berhubungan dengan ambulasi dan mobilitas :


A. Latihan Ambulasi
1. Duduk ditempat di atas tempat tidur
Cara pelaksanaan :
a. Jelaskan ada pasien mengalami prosedur yang akan dilakukan.
b. Anjrkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya, dengan telapak tangan
menghadap ke bawah.
c. Berdirilah di samping tempat tidur, kemudian letakkan tangan pada bahu pasien.
a. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/bantal.
2. Turun dan berdiri
Cara pelaksanaan
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Ayur kursi roda dalam posisi terkunci.
c. Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang.
d. Fleksikan lutut dan pinggang Anda.
e. Berdirilah menghadap pasien untuk meletakkan keua tangannnya di bahu Anda untuk
letakkan kedua tangan Anda di samping kanan kiri pinggang pasien.
f. Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut Anda pada lutut pasien.
g. Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi.
h. Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman.
3. Membantu berjalan
Cara pelaksanaan :
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Anjurkan pasien utnuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan
Anda.
c. Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien.
d. Bantu pasien untuk jalan.

B. Membantu Ambulasi Dengan Memindahkan Pasien


Tindakaninidilakukandenganmemindahkanpasien yang
tidakdapatatautidakbolehberjalandaritempattidurkeBranchard .
Cara pelaksanaan :
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosesdur yang akan dilakukan.
b. Atur branchard dalam posisi terkunci.
c. Bantu pasien dengan 2-3 orang.
d. Berdiri menghadap pasien.
e. Silangkan tangan pasien di depan Anda.
f. Tekuk lutut Anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
g. Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher/bahu dan bawah pinggang, orang kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien dan orang ketiga meletakkan
tangan di bawah pinggul dan kaki.
h. Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard.
i. Atur posisi pasien di branchard.
C.PrinsipPemenuhanKebutuhanIstirahat Dan Tidur
1.Kebutuhanistirahat
a. Pengertian istirahat
Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional dan bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas, melainkan juga berenti sejenak. Kondisi tersebut
membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti menyegarkan diri atau dian setelah
melakukan kerja keras, suatu keadaan untuk melepaskan lelah bersantai untuk menyegarkan
diriatau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan
bahkan menjengkelkan.
b. Karakteristik istirahat
Terdapat beberapa karakteristik istirahat. Pada tahun 1967, narrow mengemuksksn
enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat (dalam Potter dan Perry 1997) :
a. Merasakan bahwa segaa sesuatu dapat diatasi.
b. Merasa diterima,
c. Mengetahui apa yang sedang terjadi.
d. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan.
e. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan.
f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila karakteristik tersebut di atas terpenuhi. Hal
ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi, adanya
pengawasan, dan penerimaan dan tindakan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sehingga
dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut di atas,
maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan yang dapat
meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur. Misalnya mendengarkan secara
hati-hati tentang kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankannya jika
memungkinkan.
Pasien yang mempunysi perasaan tidak diterima, tidak mungkin dapat beristirahat
dengan tenang. Oleh sebab itu, maka tenaga kesehatan terus sensitif terhadap kekhawatiran
pasien. Pengenalan pasien terhadap apa yang akan terjadi merupakan keadaan lain yang
penting diketahui sehingga pasien dapat beristirahat. Adanya ketidaktahuan akan
menimbulkan gangguan pada istirahat pasien dengan kecemasan pada tingkat yang berbeda-
beda. Tenaga kesehatan harus membantu memberikan penjelasan kepada pasiennya.
Agar pasien merasa diterima dan mendapatkan kepuasan, maka pasien harus
dilibatkan dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang mempunyai tujuan. Hal tersebut
dapat membuat pasien merasa diterima dan dihargai tentang kompetensi yang ada pada
dirinya. Pasien akan merasa aman jika ia mengetahui bahwa ia akan mendapat bantuan sesuai
dengan yang diperlukannya.pasien yang merasa terisolasi dan kurang bantuan, tidak akan
dapat beristirahat. Oleh karenanya, tenaga kesehatan harus dapat menciptakan suasana agar
pasien tidak merasa terisolasi dengan melibatkan keluarga dan teman-teman pasien. Keluarga
dan teman-teman pasien dapat meningkatkan kebuthan istirahat pasien dengan dalam tugas
sehari-hari dan mengambil keputusan yang sukar.
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan. Tabel berikut
ini merangkum kebutuhan tidur manusia berdasarkan.
2. KebutuhanTidur
Kebutuhantidurpadamanusiabergantungpadatingkatperkembangan.Tabelberikutinimera
ngkumkebutuhantidurmanusiaberdasarkanusia.

Umur Tingkat Perkembangan Jenis kebutuhan tidur


0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari
1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masalah sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari
18-40 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari

a.Pengertiantidur
tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton 1986).Tidur memiliki cirri,yaitu adanya aktivitas
yang minim,memiliki kesadaran yang bervariasi,terhadapnya perubahan proses fasiologis,dan
terjadinya penurunan respons terhadap rangsangan dari.luar.

b. FisiologiTidur
fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan
mekanisme serebral secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat
tdur dan bangun. Sistem tersebut mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf
pusat,termasuk pengatiran kewaspadaan dan tidur.Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan
dan tudur terletak dalamn mesensefalon dan bagian atas pons.
3.JenisJenisTidur
Berdasarkan prosesnya ,terdapat dua jenis tidur .Pertama,jenis tidur yang disebabkan
oleh menurunnya kegiatan didalam system pengaktivasi retikularis.Jenis tidur tersebut
disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang otaknya sangat lambat ,atau
disebut tidur nonrapid eye movement(NREM).
1. Tidur gelombang lambat (slow wave sleep) /nonrapid eye movement (NREM). Jenis tidur ini
dikenal dengan tidur yang dalam ,istirahat penuh,dengan gelombang otak yang lebih
lambat,atau juga dikenal dengan tidur nyenyak .
Tahapan tidur jenis NREM
a. Tahap 1
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai berikut ;rilek
s,masih sadar dengan lingkungan ,merasa mengantuk ,bola mata bergerak dari samping ke
samping ,frekuensi nadi dan napas sedikit menurun ,serta dapat bangun segera selama tahap
ini berlangsung sekitar 5 menit.
b. Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai
berikut: mata pada umumnya menetap,denyut jantung dan frekuensi nafas
menurun,temperature tubuh menurun,metabolisme menurun,serta berlangsung pendek dan
berakhir 10-15 menit.
Tahap III
tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi ,frekuensi napas ,dan proses tubuh
lainnya lambat .hal ini disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga
sulit untuk bangun.
c. Tahap IV
Tahap ini merupakan taahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernafasan
turun,jarang bergerak,sulit dibangunkan ,gerak bola mata cepat,sekresi lambung menurun,dan
tonus otot menurun.

2.Tidur paradox / tidur rapid eye movement (REM)


Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit,
rata-rata timbul 90 menit.Periode pertama terjadi selama 80-100 menit. Namun apabila
kondisi orang sangat lelah, maka tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur
REM adalah sebagai berikut.
a. biasanya disertai dengan mimpi aktif.
b. Lebih sulit dibabgunkan dari pada selam tidur nyenyak NREM.
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat terlekan ,menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal
atas system pengaktivasi retikularis.
d. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
e. Pada otot perifer,terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
f. Mata cepat tertutup dan terbuka ,nadi cepat dan irregular,tekanan darah meningkat atau
berfluktuasi ,sekresi gaster meningkat ,dan metabolism meningkat.
g. Tidur ini untuk keseimbangan mental,emosi, juga berperan dalam belajar ,memori, dan
adaptasi.
Secaraumum, siklustidur normal adalahsbb :

Bangun
(pratidur)

NREM I Tidur REM

NREM II NREM II

NREM III NREM III

NREM IV
4.Fungsi Dan Tujuantidur
Fungsi dan tujuan masih belum diketahui secara jelas.Meskipun demikian,tidur diduga
bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental ,emosional,dan kesehatan.Secara umum
terdapat dua efek fisiologis tidur,pertama efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagau susunan saraf. Kedua
,efek pada struktur tubuh yang dapat memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam
tubuh,karena selama tidur telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut.
5.Faktor faktor yang Mempengaruhi Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa factor. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlahistirahat
sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini merupakan factor yang dapat memengaruhi
pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain :
a. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat
memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama
infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan
lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan
pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
b. Latihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energy yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang
yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Dengan demikian, orang tersebut
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya ( NREM )
diperpendek.
c. Stres Psikologis
Kondisi stress psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit
untuk tidur.
d. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi
proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat menyebabkan insomnia;
antidepresan yang dapat menekan REM; kafein yang dapat meningkatkan saraf simpatis
sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur; golongan beta bloker dapat berefek pada
timbulnya insomnia; dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah
mengantuk.
e. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein
yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur
karena dihasilkan triptofan. Triptofan merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang
dapat membantu kemudahan dalam tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang
dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
f. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses
terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat
menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga memengaruhi proses tidur.
g. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, sehingga
dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat
menimbulkan gangguan proses tidur.
6.Gangguan / Masalah Kebutuhan Tidur
Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu
mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga individu
tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi atas tiga jenis, yaitu inisial
insomnia, intermiten insomnia, dan terminal insomnia. Inisial insomnia merupakan
ketidakmampuan individu untuk jatuh tidur atau mengawali tidur. Intermiten insomnia
merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari sedangkan
terminal insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur
pada malam hari. Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar disebabkan adanya rasa
khawatir dan tekanan jiwa.
Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan. Pada
umumnya, lebih dari 9 jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah
psikologis, depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan
metabolisme.
Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola
tidur. Misalnya, somnambulisme ( berjalan-jalan dalam tidur ) yang banyak terjadi pada
anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM. Somnambulisme ini dapat
menyebabkan cidera.
Enuresis
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur atau disebut
juga dengan istilah mengompol. Enuresis ada dua macam, yaitu enuresis nocturnal dan
enuresis diurnal. Enuresis nocturnal merupakan mengompol pada waktu tidur. Umumnya,
enuresis nocturnal terjadi sebagai gangguan tidur NREM. Sedangkan enuresis diurnal
merupakan mengompol pada saat bangun tidur.
Apnea Tidur dan Mendengkur
Pada umumnya, mendengkur tidak termasuk gangguan dalam tidur, tetapi mendengkur
yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh
adanya rintangan dalam pengaliran udara dihidung dan mulut pada waktu tidur. Rintangan
tersebut seperti adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot dibelakang mulut.
Terjadinya apnea dapat mengacaukan saat bernapas dan bahkan bisa menyebabkan henti
napas. Apabila kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam
darah dapat menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.
Narkolepsi
Narkolepsi merupakan keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan. Seperti saat
seseorang tidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau ditengah suatu
pembicaraan. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.
Mengigau
Mengigau merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering dan diluar
kebiasaan menyebabkan kualitas dan kebutuhan tidur berkurang sehingga dapat mengganggu
fungsi organ dalam tubuh ( perbaikan sel ) dan dapat mudah menyebabkan masalah
psikologis. Hasil pengamatan dapat menunjukan bahwa hampir semua orang pernah
mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.
Gangguan pola tidur secara umum
Suatu keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan
jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau menganggu gaya
hidup yang diinginkan ( carpenito 1995 ). Gangguan ini terlihat pada pasien menunjukkan
perasaan lelah, mudah terangsang, dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah sekitar
mata,kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah pecah, sakit
kepala, serta sering menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara
lain adalah kerusakan transport oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi,
pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki,takut operasi ,terganggu oleh kawan
sekamar,dan lain-lain.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Mekanika Tubuh


Mekanika tubuh merupakan suatu gambaran mengenai tubuh dalam kehidupan
terutama pada saat tidur. Mekanika tubuh ini berguna untuk mengatur posisi-posisi pada saat
tidur agar kerangka tubuh, otot otot dan termasuk sendi, ligamen, tendon,dan saraf yang
bekerja tidak terganggu. Inilah sebabnya mekanika tubuh dibahas. Mekanika tubuh pada
dasarnya adalah bagaimana tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga
menghasilkan gerakan yang baik dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
Contohnya Perawat sangat beresiko mengalami cedera tulang belakang karena aktifitas /
pekerjaan yang di lakukan. Misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur dan membawa alat-
alat berat.
3.2. Prinsip Mekanika Tubuh
a. Gravitasi
Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh
- Pusat gravitasi, titik yang ada dipertengahan tubuh.
- Garis gravitasi, merupakan garis imagines vertical melalui pusat gravitasi.
- Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk
menopang atau menahan tubuh.
b. Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi, diantara garis
gravitasi dan pusat tumpuan.
c. Berat
Dalam penggunaan mekanika tubuh kita harus memperhatikan berat/bobot benda atau barang
yang akan kita angkat karena berpengaruh pada mekanika tubuh.
3.3. Pergerakan Dasar Mekanika Tubuh
Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh, sebagai berikut :
a. Gerakan (ambulating) gerakan yang benar akan membantu mempertahankan keseimbangan
tubuh. Contohnya, keseimbangan tubuh seseorang pada saat berdiri akan lebih mudah stabil
dibandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan
dari sisi satu ke sisi yang lain,dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki.
b. Menahan (squatting)dalam melakukan pergantian,posisi menahan selalu berubah.
Contoh : Posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok dan tentunyaberbeda
dengan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang
tepat.
c. Mena2rik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan
benda.Yang perlu kita perhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh dalam
menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi pasien. Lengan atas dan
siku di letakkan pada permukaan tempat tidur,pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk
lalu dilakukan penarikan.
d. Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik.
Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut ,dan pinggul
untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang pasien.
e. Memutar (pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada
tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar tidak
berpengaruh buruk pada postur tubuh. Gerakan ini biasanya bisa dilakukan oleh bagian sendi
putar pada anggota tubuh kita

3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh


a. Status Kesehatan
Berubahnya status kesehatan pada tubuh kita akan menimbulkan suatu keadaan yang tidak
optimal pada bagian tubuh kita yang terlalu mengalami kelelahan sehingga akan berpengaruh
terhadap postur tubuh. Misalnya orang sakit yang kurang beraktifitas atau bergerak.
b. Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karenamempengaruhi produksi
energi yang digunakan untuk mobilisasi.Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan
otot, obesitas danmemudahkan terjadi penyakit sehingga menyebabkan pergerakan
menjadikurang bebas. contoh: tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudahmengalami
fraktur.
c. Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan suatu pola/ cara kita dalam mengatur kegiatan sehari-hari baik itu
berupa pola makan, olahraga, maupun istirahat. Apabila kita tidak dapat mengatur gaya hidup
maka dapat dikatakan bahwa gaya hidup kita tidak sehat. Perubahan pola hidup seseorang
dapat menyebabkan stress dankemungkinan besar akan menyebabkan kecerobohan dalam
beraktifitas.
d. Perilaku Dan Nilai
Perilaku merupakan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan hidup menurut aturan yang
telah ada baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Contohnya, apabila kita membuang
kulit pisang sembarangan, maka dapat berakibat mengubah postur tubuh seseorang yang jatuh
akibat kulit pisang tersebut. Contoh lainnya, duduk yang tidak benar juga dapat mengubah
postur tubuh kita.
3.5. Membantuambulasi dengan memindahkan klien
Dilakukan pada klien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur,ke
branchard atau ke tempat lain.
Perlu memperhatikan keadaan umum klien senelum melakukan pemindahan.
Perhatikan keamanan bagi klien dan perawat sendiri.
Meminta bantuan orang lain jika tidak memungkinkan bekerja sendirian.
3.6. Dampak mekanika Tubuh
Dampak terhadap mekanika tubuh jika terjadi kesaahan pengeluaran energi secara berlebihan.
Tejadinya ketegangan sehingga dapat mudah timbul rasa kelelahan dan gangguan dalam
sistem muskuloskeletal serta terjadinya resiko kecelakaan pada sistem muskuloskeletal.
3.7. Postur
Postor tubuh merupakan susunan geometris,bagian dari postur tubuh adalah
persendian,tendon ligamen,dan otot.
Apabila ke empat bagian tersebut di gunakan dengan bener dan seimbang maka bisa
menjadikan fungsi tubuh dengan maksimal,seperti duduk,berdiri dan berbaring yang benar.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik.
3.8. PENGATURAN POSISI
1 Posisi Fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidurnya lebih tinggi
atau di naikan. Posisi ini di lakukan untuk mempertahankan keyamanan dan memperbaiki
fungsi pernafasan klain.

2 Posisi Sim
Posisi Sim adalah Posisi tidur dalam keadaan miring ke kiri miring ke kanan posisi ini di
lakukan untuk memberi keyamanan pada tubuh serta dapatmemberikan obat melalui anus.
3 Posisi Trendelenburg
Posisi Trendelenburg adalah posisi berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah dari pada bagian kaki. Berfungsi untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
4 Posisi Dorsal Recundem
Posisi Dorsal Recundem berfungsi untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
persalinan dengan bering terlentang kedua lutut ditarik atau direnggangkan di atas tempat
tidur.
5 Posisi Litotomi
Posisi litotomi berfungsi untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan dan memasang
kontrasepsi dengan dalam keadaanberbaring terlentang kemudian mengangkat kedua paha ke
arah perut tungkai bawah menghadap 90o terhadap paha.
6 Posisi Genu pektoral
Posisi ini berfungsi untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid dengan posisi menungging
dan kedua kaki ditekuk dada menempel pada bagian alas temapat tidur.posisi ini dilakukan
untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid dalam posisi menungging dengan kedua kaki di
tekuk dan dada menempel pada kasur tempat tidur.
7 Ambulasi dan Mobilitas
Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat.
Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,mudah,dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan
kesehatannya.
Jenis-jenis mobilitas
1.mobilitas penuh
Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergarak secara penuh dan bebas.
2.mobilitas sebagian
Mobilitas sebagian meruakan kemamuan seseorang untuk bergerk dengan batasan yang jelas
sehingga tidak mampu bergerak secara bebas.mobilitas sebagian ini dibagi menjadi 2 jenis
yaitu :
a. Mobilitas sebagian temporer ,merupakan kemampuan individu untuk bergarak dengan
batasan yang sifatnya sementara.
b. Mobilitas sebagian permanen ,merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas
1.Gaya hidup .
perubahan ini dapat mempengaruhi kemampuam mobilitas seseorang ,karna gaya hidup
berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2.proses penyakit / injury .
proses penyakit ini dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas ,karna mempenaruhi sistem
tubuh.
3.kebudayaan .
kemampuan untuk melakukan mobilitas dapat mempengaruhi oleh kebudayaan.
4.tingkat energi seseorang .
energi adalah sumber mobilitas .
5.usia dan status pengembangan .
terdapat perbedaankemampuam mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.
Tidakan yang berhubungan dengan ambulasi dan mobilitas
1. Latian ambulasi
a. Duduk di atas tempat tidur
b. Turun dan berdiri
c. Membantu berjalan
2. Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien ,tindakan ini dilakukan dengan
memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan dari tempat tidur.

Kebutuhan tidur
Pengertian istirahat.
Istirahat merupakan keadaan yang rileks tanpa adanya teanan emosional dan bukan hanya
dalam kEadaan tidak beraktifitas,melainkan dengan berhenti sejenak.
Karakteristik istirahat
Pada tahun 1997,NARROW mengemukakan 6 karakteristik yang berhubungan dengan
istirahat.
1 . merasakan bahwasegala sesuatu dapat di atasi.
2 Merasa di terima
3 Mengetahui apa yang terjadi
4 Bebas dari gangguan ketidak nyamanan
5 Mempunyai sejumlah kepuasan terhada aktifitas yang mempunyai tujuan
6 Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan
Pengertian tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau
sensori yang sesuai(guyton 1986). Dengan perkataan lain tidur merupakan suatu keadaan
yang tidak sadarkan diri yang relatif.
Fisiologi tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme
serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan
bangun.
Jenis-jenis tidur
1. Tidur gelombang lambat (slow wavesleep) atau non rapid eye movement (NREM) jenis tidur
ini dikenal tidur yang dalam ,istirat penuh atau juga dikenal dengan tidur nyenyak.
2. Tidur paradoks / tidur rapid ye movement (REM) ,tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur
malam yang terjadi selama 5-20 menit.
Ciri-ciri tidur REM adalah :
a. Biasanya di sertai dengan mimpi aktif
b. Lebih sulit di bangunkan dari pada selama tidur nyenyak NERM
c. Tonus otot selam tidur nyenyak sangat tertekan
d. Frekuuensi jantung dan penafasan menjadi tidak teratur
e. Pada otot perifer ,terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
f. Mata cepet tertutup dan terbuka nadi cepat dan irregular tekanan darah meningkat atau
berfluktuasi dan metabolisme meningkat

Fungsi dan tujuan tidur


Funsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas ,meskipun demikian tidur diduga
bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental,emosional,dan kesehatan.
Fakto-faktor yag mempengaruhi tidur
a. Penyakit
Penyakit dapat mempengaruhi tidur seseorang.
b. Latihan damn kelelahan ,
kelelahan akibat aktifitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga
keseimbangan energi yang telah di keluarkan.
c. Stress psikologis
stress psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa
d. Obat
obat dapat juga mempengaruhi proses tidur.
e. Nutrisi
.terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur.
f. Lingkunan
keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses
terjadinya tidur.
MOTIFASI
Motifsi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur ,sehingga dapat
mempengaruhi proses tidur.

Gangguan /masalan kebutuhan tidur


1. Insomnia ,insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu
mendapatkan tidur yang baik secara kualitas maupun kuantitas,sehingga individu tersebut
hanya tidur sebentar atau susah tidur
2. Hiporsomnia ,hiporsomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan
3. Parasomnia ,parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu
pola tidur.
4. Enuresis ,enuresis merupakan buang air kecil yang tidak di sengaja pada waktu tidur/
disebut juga (mengompol).
5. Apnea tidur dan mendengkur , mendengkur tidak termasuk gangguan dalam tidur tetapi
mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjdi masalah.
6. Narkolepsi , narkolepsi merupkan keadaan tidur yang tidak dapat di kendalikan seperti saat
seorang tidur dalam keadaan berdiri atau di tengah suatu pembicaraan.
7. Mengigau , mengigaumerupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering dan di luar
kebiasaan menyebabkan kualitas kebutuhan tidur berkurang sehingga dapat mengganggu
fungsi organ dalam tubuh dan mudah menyebabkan masalah psikologis,
8. Gangguan pola tidur secara umum

BABIV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan cara
menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi
serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum
melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di
antaranya
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energy.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap
individumempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat dan
tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu
efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal
dan keseimbangan diantara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan
memulihkankesegaran dan fungsi organ tubuh.
4.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para
pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Setiap individu Dan harus menjaga kecukupan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
maupun mobilitas serta stirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya.Dengan kondisi jiwa dan
fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik.Perawat perlu
berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengandengan
prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkaitdengan
kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik
dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul, Alimul Hidayat, A.Azis.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik, Edisi
2. Jakarta : Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai