Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ELEKTIF

PENGKAJIAN DAN MANAGEMEN VENA ULCER

KELOMPOK 6 :
1. Agustiyan A (1720004)
2. Himayatus S (1720036)
3. Rofina A (1720066)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengkajian Dan Managemen Vena Ulcer” dengan tepat waktu.
Makalah “Pengkajian Dan Managemen Vena Ulcer” disusun untuk
melengkapi tugas Mata Kuliah Elektif. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada pembimbing Mata Kuliah Elektif serta pihak yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu karena beliau banyak membantu dalam proses penulisan,
penyusunan dan diskusi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Surabaya, 20 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDALUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 2
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat penulisan ...................................................................................... 2
1.4.1 Manfaat Mahasiswa ................................................................................ 2
1.4.2 Manfaat Perawat ..................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ..................................................................................................... 3
2.2 Etiologi ..................................................................................................... 4
2.3 Menifestasi Klinis ..................................................................................... 4
2.4 Patofisiologi .............................................................................................. 5
2.5 Fase Penyembuhan Luka .......................................................................... 6
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi penyembuhan Luka ......................... 6
2.7 Penyebab Lambatnya Penyembuhan ........................................................ 8
2.8 Penatalaksanaan......................................................................................... 12
2.9 Asuhan Keperawatan ................................................................................ 13
2.10SOP vena ulcer atau ulkus vena ................................................................ 13
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan .................................................................................................. 17
3.2 Saran ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi, permukaan organ atau
jaringan yang ditimbulkan oleh terkelupasnya jaringan. Ulkus lebih dalam
daripada ekskoriasi (ekskoriasi mencapai stratum papilare). Ulkus sering
menyerang ekstremitas bawah maupun ekstremitas atas karena beberapa sebab
seperti infeksi, gangguan pembuluh darah, kelainan saraf dan keganasan. Ulkus
vena merupakan luka yang terjadi karena gangguan fungsi katup vena, biasanya
terjadi di kaki. Luka vena adalah luka yang mengenai lapisan kulit sampai dengan
jaringan subkutan dan terjadi pada bagian kaki akibat terhambat aliran darah vena.
Ulkus statis atau ulkus vena adalah ulkus pada tungkai bawah yang
disebabkan oleh gangguan darah dalam vena tungkai bawah yang disebabkan
insufisiensi vena kronik sehingga terjadi peningkatan tekanan vena. Pada
penderita insufisiensi vena kronik, 30%-50% akan menimbulkan ulserasi.
Penderita pada umumnya orang dewasa dan orang tua, dan wanita lebih sering
dibandingkan pria.Lebih dari 80% timbulnya ulkus ini didahului oleh trombosis
pada vena-vena profunda.Setelah trombus menghilang, terjadi rekanalisasi, tetapi
katup vena tetap rusak sehingga aliran darah terganggu.
Penyebab gangguan aliran darah balik pada tungkai bawah secara garis
besar dibagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari pembuluh darah dan yang bukan
berasal dari pembuluh darah.Yang berasal dari pembuluh darah sendiri yang
paling sering karena trombosis atau tromboflebitis. Sebab lain adalah karena
kelainan katup vena yang tidak dapat berfungsi dengan sempurna atau memang
tidak terbentuk. Penyebab yang berasal dari luar pembuluh darah misalnya
bendungan di daerah proksimal tungkai bawah oleh karena tumor, kehamilan atau
striktur di lipat paha. Sebab lain ialah pekerjaan yang dilakukan dengan berdiri,
obesitas, dan herediter.
Selain ulkus, pada penderita insufisiensi vena kronik, juga bisa terdapat
dermatitis statis dan edema.Dermatitis statis terjadi apabila terjadi di tungkai
bawah atau sekitar ankle.Gambarannya adalah papul dengan dasar inflamasi,

1
bersisik dan terdapat krusta erosi.Sedangkan edema terjadi karena adanya
ekstravasasi cairan dari vena yang mengalami bendungan.Ekstravasasi cairan juga
diikuti keluarnya fibrinogen dan sel darah merah, yang bisa membuat kulit sekitar
menjadi berwarna merah kehitaman dan timbul purpura.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori vena ulcer atau ulkus vena ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan dari vena ulcer atau ulkus vena ?
3. Bagaimana SOP dari penanganan dari vena ulcer atau ulkus vena ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum.
Meningkatkan konsep pengetahuan dan pemahaman dalam keperawatan
luka vena ulcer atau ulkus vena serta melaksanakan proses asuhan keperawatan
pada klien dengan Ulkus tungkai.
1.3.2 Tujuan Khusus.
1. Mengetahui konsep keperawatan vena ulcer atau ulkus vena
2. Mengetahui proses asuhan keperawatan dalam vena ulcer atau ulkus vena
3. Mengetahui SOP penaganan dari vena ulcer atau ulkus vena
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai salah satu media
pembelajaran tentang vena ulcer atau ulkus vena serta dapat mengaplikasikannya
ketika praktik di lapangan rumah sakit.
1.4.2 Bagi Perawat
Perawat dapat memperoleh tambahan ilmu pengetahuan melalui makalah
ini serta dapat memperbarui ilmu tentang vena ulcer atau ulkus vena di rumah
sakit.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ulkus vena merupakan luka yang terjadi karena gangguan fungsi katup vena,
biasanya terjadi di kaki. Luka vena adalah luka yang mengenai lapisan kulit
sampai dengan jaringan subkutan dan terjadi pada bagian kaki akibat terhambat
aliran darah vena. Ulkus statis atau ulkus varikosum adalah ulkus pada tungkai
bawah yang disebabkan oleh gangguan darah dalam vena tungkai bawah yang
disebabkan insufisiensi vena kronik sehingga terjadi peningkatan tekanan vena.
2.2 Etiologi
Luka vena dapat disebabkan meningkatnya tekanan hidrostatik, dan kemudian
berkembang yang akan menimbulkan hipertensi vena dan memicu terjadinya vaso
kontriksi. Adapun penyebab lain adalah trombus, kehamilan, postplebitis sindrom,
gagal jantung, pembuluh yang tidak kompeten, kegemukan, kelemahan otot
(paralisis atau atritis).
Penyebab gangguan aliran darah balik pada tungkai bawah secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua yaitu, berasal dari pembuluh darah seperti trombosis
atau kelainan katup vena dan yang berasal dari luar pembuluh darah seperti
bendungan di daerah proksimal tungkai bawah oleh karena tumor di abdomen,
kehamilan atau pekerjaan yang dilakukan dengan banyak berdiri.
Bila terjadi bendungan di daerah proksimal atau terjadi kerusakan katup vena
tungkai bawah maka tekanan vena akan meningkat. Akibat keadaan ini akan
timbul edema yang dimulai dari sekitar pergelangan kaki. Tekanan kapiler juga
akan meningkat dan sel darah merah keluar ke jaringan sehingga timbul
perdarahan di kulit, yang semula terlihat sebagai bintik-bintik merah lambat laun
berubah menjadi hitam. Vena superfisialis melebar dan memanjang berkelok-
kelok seperti cacing (varises). Keadaan ini akan lebih jelas terlihat ketika pasien
berdiri. Bila hal ini berlangsung lama, jaringan yang semula sembab akan
digantikan jaringan fibrotik, sehingga kulit teraba kaku atau mengeras. Hal ini
akan mengakibatkan jaringan mengalami gangguan suplai darah karena iskemik,
lambat laun terjadi nekrosis.

3
2.3 Menifestasi Klinis
Terdapat beberapa karakteristik luka pada vena adalah sebagia berikut :
1. Sekeliling luka tampak kemerahan atau kecoklatan dan kedalamnya dangkal
2. Lukanya tidak beraturan
3. Eksudatnya sedikit dan bisa banyak
4. Adanya pitting edema
5. Inflamasi dan selulitis
6. Adanya granulasi pada jaringan
7. Nyeri yang minimal hingga berat
8. Nadi perifer dapat dipalpasi
9. Pemeriksaan ABI normal
10. Lokasinya sedikit dibawah bettis, diatas lateral dan medial mata kaki.
Keluhan lain biasanya terdapat riwayat trombosis vena, trauma operasi dan
multiparitas. Juga adanya riwayat obesitas dan gagal jantung kongestif. Ulkus
biasanya memilki tepi yang tidak teratur, ukurannya bervariasai, dan dapat
menjadi luas. Di dasar ulkus terlihat jaringan granulasi atau bahan fibrosa. Dapat
juga terlihat eksudat yang banyak. Kulit sekitarnya tampak merah kecoklatan
akibat hemosiderin. Kelainan kulit ini dapat mengalami perubahan menjadi lesi
eksema (dermatitis statis). Kulit sekitar luka mengalami indurasi, mengkilat, dan
fibrotik.
Daerah predileksi yaitu daerah antara maleolus dan betis, tetapi cenderung
timbul di sekitar maleolus medialis. Dapat juga meluas sampai tungkai atas.
Sering terjadi varises pada tungkai bawah. Ulkus yang telah berlangsung
bertahun-tahun dapat terjadi perubahan pinggir ulkus tumbuh menimbul, dan
berbenjol-benjol. Dalam hal ini perlu dipikirkan kemungkinan ulkus tersebut telah
mengalami pertumbuhan ganas. Perubahan keganasan pada ulkus tungkai
biasanya sangat jarang.
Kelainan kulit berupa; ulkus dikelilingi oleh eritema dan hiperpigmentasi.
Ulkus soliter tetapi dapat pula multipel. Bentuk ulkus bulat atau oval, kadang-
kadang berbentuk tidak teratur. Tepi luka lunak dan meninggi oleh karena radang
akut dan dasar kotor. Pada umumnya ulkus tidak terasa nyeri, kecuali bila disertai
selulitis atau infeksi sekunder lainnya.

4
Gambar 2.1 Ulkus Vana
2.4 Patofisiologi
Hasil tekanan tinggi vena dilakukan melalui vena komunikan kedalam sistem
superfisial. Kondisi kronik terpaparnya sistem vena superfisial dengan tekanan
tinggi dan berdilatasi sepanjang vena dan vena-ven kecil dan jaringan subkutaneus
dan menyebabkan gangguan normal mikrosirkulasi. Otot bagian betis mempunyai
peranan yang dapat memacu darah bergerak kearah jantung bila berkontraksi.
Kemudian klep pembuluh untuk mencegah terjadinya aliran darah balik dari
jantung yang menuju kebagian distal dan vena superfisial.
Selama melakukan aktivitas seperti berjalan, otot pada betis berkontraksi dan
tekanan vena dapat menurun, darah akan menuju ke sistem vena yang dalam dari
vena superfisial melalui vena komunikan. Pada pasien yang mengalami luka vena,
disebabkan karena vena mengalami insufisiensi sekunder dari aliran balik dan
menyebabkan terjadinya vena hipertensi. Vena hipertensi akan berdampak pada
peningkatan tekanan hidrostatis dan akan memicu untuk terjadinya vaso kontriksi.
Adanya vaso kontriksi menghasilkan penurunan perfusi jaringan, terjadinya
iskemik epidermal hingga mengalami perlukaan. Pada pasien dengan luka vena di
kaki disebabkan oleh disfungsi segmen katup dan sistem pembuluh vena dalam.
2.5 Fase penyembuhan luka
Fase penyembuhan luka dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase infl amasi
1. Fase Inflamasi
a. Hari ke-0 sampai 5.
b. Respons segera setelah terjadi injuri berupa pembekuan darah untuk
mencegah kehilangan darah.
c. Karakteristik: tumor, rubor, dolor, color, functio laesa.
d. Fase awal terjadi hemostasis
e. Fase akhir terjadi fagositosis

5
f. Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi.
2. Fase Proliferasi
a. Hari ke-3 sampai 14
b. Disebut juga fase granulasi karena ada nya pembentukan jaringan
granulasi; luka tampak merah segar, mengkilat.
c. Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi: fi broblas, sel infl amasi,
pembuluh darah baru, fi bronektin, dan asam hialuronat.
d. Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan
epidermis pada tepian luka.
e. Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi.
3. Fase Maturasi
a. Berlangsung dari beberapa minggu sampai 2 tahun.
b. Terbentuk kolagen baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan
kekuatan jaringan (tensile strength).
c. Terbentuk jaringan parut (scar tissue) 50- 80% sama kuatnya dengan
jaringan sebelumnya.
d. Pengurangan bertahap aktivitas seluler and vaskulerisasi jaringan yang
mengalami perbaikan.
2.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
Pada waktu membuat riwayat pasien dan mengkaji kondisi fisik umum pasien
saat itu, ada manfaatnya juga mencatat faktor lain yang dapat memperlambat
penyembuhan luka diantara lain :
1. Bukti- bukti atau kecurigaan malnutrisi
2. Mobilitas buruk, apapun sebabnya yang dapat berpengaruh buruk terhadap
pompa otot betis dan aliran balik vena.
3. Pekerjaan atau aktivitas yang menuntut berdiri terlalu lama, khusunya pada
kondisi yang sangat hangat
4. Turunnya daya tahan terhadap infeksi.
5. Keadaan sosial yang buruk
Pekerjaan pasien dan keadaan sosial juga harus dipertimbangkan pada saat
memutuskan perencanaan praktis untuk mengelola ulkus. Pengaruh dari

6
bertambahnya usia pada angka penyembuhan luka, bahkan didalam individu yang
sehat sekalipun, juga tidak boleh diremehkan.
1. Status imunologi atau kekebalan tubuh
Penyembuhan luka adalah proses biologis yang kompleks, terdiri dari
serangkaian peristiwa berurutan bertujuan untuk memperbaiki jaringan yang
terluka. Peran sistem kekebalan tubuh dalam proses ini tidak hanya untuk
mengenali dan memerangi antigen baru dari luka, tetapi juga untuk proses
regenerasi sel.
2. Kadar gula darah
Peningkatan gula darah akibat hambatan sekresi insulin, seperti pada
penderita diebetes melitus, juga menyebabkan nutrisi tidak dapat masuk ke
dalam sel, akibatnya terjadi penurunan protein dan kalori tubuh.
3. Rehidrasi dan pencucian luka
Dengan dilakukan rehidarasi dan pencucian luka, jumlah bakteri di dalam
luka akan berkurang, sehingga jumlah eksudat yang dihasilkan bakteri akan
berkurang.
4. Nutrisi
Nutrisi memainkan peran tertentu dalam penyembuhan luka. Misalnya,
vitamin C sangat penting untuk sintesis kolagen, vitamin A meningkatkan
epitelisasi, dan seng (zinc) diperlukan untuk mitosis sel dan proliferasi sel.
Semua nutrisi, termasuk protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral,
baik melalui dukungan parenteral maupun enteral, sangat dibutuhkan.
Malnutrisi menyebabkan berbagai perubahan metabolik yang mempengaruhi
penyembuhan luka.
5. Kadar albumin darah
Albumin sangat berperan untuk mencegah edema, albumin berperan besar
dalam penentuan tekanan onkotik plasma darah. Target albumin dalam
penyembuhan luka adalah 3,5-5,5 g/dl.
6. Suplai oksigen dan vaskulerisasi
Oksigen merupakan prasyarat untuk proses reparatif, seperti proliferasi sel,
pertahanan bakteri, angiogenesis, dan sintesis kolagen. Penyembuhan luka
akan terhambat bila terjadi hipoksia jaringan.

7
7. Nyeri
Rasa nyeri merupakan salah satu pencetus peningkatan hormon
glukokortikoid yang menghambat proses penyembuhan luka.
8. Kortikosteroid
Steroid memiliki efek antagonis terhadap faktor-faktor pertumbuhan dan
deposisi kolagen dalam penyembuhan luka. Steroid juga menekan sistem
kekebalan tubuh/sistem imun yang sangat dibutuhkan dalam penyembuhan
luka.
2.7 Penyebab lambatnya penyembuhan
Penyebab lain adanya penyembuhan meliputi infeksi luka seperti sensitivitas
terhadap produk perawatan luka dan sejumlah faktor umum pasien. Faktor yang
secara khusus yang penting bagi pasien dengan ulkus tungkai adalah terbatasnya
mobilitas, edema pada ekstremitas, malnutrisi, masalah psikososial. Berikut ini
merupakan penjelasan dari faktor-faktor tersebut, antara lain :
1. Mobilitas terbatas
Buruknya mobilitas merupakan masalah umum bagi pasien lansia yang
menderita ulkus tungkai, baik akibat kekakuan sendi, gangguan
neuromuskuler, obesitas ataupunn masalah respirasi. Memperbaiki mobilitas
pasien dengan jenis ulkus tungkai apapun dapat membantu aliran balik vena,
yaitu dengan mengaktifkan pompa otot betis dan mengurangi resiko dari
masalah lainnya yang berhubungan dengan imobilitas yang berkepanjangan,
seperti infeksi dada dan trobosis vena profunda.
Pasien harus didorong untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan
mereka. Untuk pasien dengan ulkus vena yang mampu berjalan 3 - 5
kilometer per hari, juga harus didorong untuk tetap melakukan kebiasaaan
tersebut. Hal tersebut memang ideal dan barangkali tidak dapat dicapai oleh
kebanyakan pasien lansia, khususnya bila buruknya mobilitas dijadikan satu
dengan masalah respirasi kronik.
Ahli fisioterapi mungkin perlu diikutsertakan bila pasien mengalami
keterbatasan pergerakan pergelangan kaki atau masalah muskulus skeletal
lainnya. Untuk pasien yang dirawat di rumah dapat diberi dorongan agar
dapat berjalan di tempat selama beberapa menit setiap jam. Berdiri terlalu

8
lama pada satu tempat harus dihindari. Mencuci dan menyetrika dapat
dikerjakan sambil duduk diatas kursi apabila kursi yang tingginya cocok di
sediakan. Untuk para pasien yang terpaksa harus selalu duduk diatas kursi
apabila kursi yang tingginya cocok dapat disediakan. Untuk para pasien yang
harus selalu duduk di kursi, maka dapat diajarkan latihan ekstensi
pergelangan kaki, fleksi, rotasi oleh ahli fisiotepai atau perawat.
2. Edema perifer
Penyebab dari edema perifer ialah gagal jantung, penyakit hati,
penyakit vena dan malnutrisi. Edema perifer pada ekstremitas yang
menggantung, dapat juga dijumpai pada seorang pasien dengan hemiparesis
akibat stroke. Identifikasi oleh dokter tentang penyebab yang mendasari
terjadinya edema merupakan hal yang penting, karena merupakan bagian
penting dalam menentukan pengobatan.
Apapun penyebabnya edema perifer pada ekstremitas inferior dapat
memperlambat penyembuhan yaitu dengan meningkatkan jangka waktu difusi
antara kapiler darah dan jaringan yang dilayaninya, sedemikian rupa sehingga
jaringan menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi serta produk buangan
metbolik menjadi bertambah banyak.
Tidak ada usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi edema dengan
menggunakan perban kompresi, karena hal tersebut dapat menyebabkan
iskemia lebih lanjut dan menyebabkan rusaknya jaringan, khususnya jaringan
prominensia tulang.
Memperbaiki mobilitas merupakan salah satu cara yan gpaling penting
untuk menurangi edema. Bagi para pasien dengan ulkus vena, butuh dengan
tungkai ditinggikan diatas tingginya panggul. Hal ini dapat membantu
mengurangi edema, dengan membantu aliran balik vena dara ke jantung. Jadi
tidak cukup mengangkat tungkai beberapa sentimeter saja diatas lantai dan
menempatkannya diatas sandaran kaki yang pendek.
Sangat bermanfaat bagi kebanyakan pasien bila dapat tidur dengan
bagian kaki tempat tidur di tinggikan 12,5 cm, hal tersebut dapat membantu
aliran balik vena dapat mengurangi edema pada saat malam hari. Meskipun
demikian aliran balik cairan yang tiba - tiba kejangpun akibat elevasi tungkai

9
dapat mencetuskan terjadinya gagal jantung atau gagal pernafasan pada
pasien lansia yang sangat lemah. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk
menanyakan kepada dokter apakah peninggian tungkai bukan merupakan
kontraindikasi. Hal tersebut tidak mungkin dapat di toleransi oleh pasien yang
sirkulasi arterinya buruk yang seringkali merasa perlu menurunkan
ekstremitas yang terkena sampai di bawah jantung guna mengurangi nyeri
iskemik pada waktu istrirahat.
3. Malnutrisi
Terlambatnya penyembuhan semua luka tidak akan dapat dihindari
apabila diet pasien mengalamii defisiensi protein, kalori, vitamin serta
mineral. Pasien yang mengalami kelebihan berat badan juga dapat mengalami
malnutrisi, kontrol obesitas dapat menjadikan kontribusi yang sangat penting
untuk penyembuhan ulkus yaitu dengan mengurangi tekanan balik yang
berkepanjangan dalam sistem vena, yang disebabkan oleh obstruksi vena
profunda pada area pelvis dan dengan peningkatan obesitas.
4. Masalah psikososial
Kebanyakan pasien yang menderita ulkus tungkai adalah lansia, miskin,
dan hidup sendirian. Maka banyak pasien yang akan menerima dengan baik
perawat komunitas yang akan merawat luka mereka, karena dengan begitu
kontak sosial akan terjalin. Banyak pasien yang terganggu dengan perban
yang digunakan untuk membalut luka mereka. Pasien mungkin merasakan
tekanan yang terlalu besar, dan menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien.
Tekanan yang terlalu besar bisa menyebabkan kontriksi dan nyeri di tulang.
Pasien yang merasakan ketidaknyamanan ini, akan berusaha untuk
menggaruk luka yang dibalut dengan perban karena pasien merasakan gatal.
Sehingga jika pasien tinggal sendiri dan tidak ada orang yang memperhatikan
maka tidak ada yang mencegah lansia untuk menghentikan tindakan itu dan
perawatan yang dilakukan oleh tim kesehatan tidak ada gunanya. Setelah
alasan dibalik kekesalan pasien terhadap perban dan balutan diketahui dan
pasien menyadari semakin bertambah sulit untuk mengatasi kesepian di
rumah, maka beberapa bentuk perawatan harian mungkin patut
dipertimbangkan.

10
2.8 Penatalaksanaan
Pembersihan luka dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yakni irigasi
dengan normal salin.
1. Pemakaian dressing
Pemakaian dressing dapat diterima pada ulkus vena dan dapat mencegah
infeksi silang. Dressing dipilih yang tidak menimbulkan alergi dan tidak
merusak dasar luka. Pada kasus ulkus yang memiliki eksudat lebih sesuai bila
memakai dressing yang bersifat absorpsi. Pada luka yang terinfeksi apabila
gejala dan tanda infeksi sistemik muncul dapat digunakan antibiotik sistemik
dan bila hanya lokal, dapat digunakan antimikroba lokal. Antimikroba lokal
lebih tepat digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri pada luka kronis
dengan infeksi aktif dan terlokalisasi.
2. Terapi kompresi
Terapi kompresi merupakan terapi konservatif pada ulkus vena yang tidak
terkomplikasi (ABPI>0.8). Terapi ini dapat mengurangi hipertensi vena
superfisial, mengurangi edema serta memperbaiki aliran balik vena dengan
meningkatkan kecepatan aliran vena dalam. Pada kebanyakan kasus ulkus
vena dapat sembuh dengan cara tersebut. Namun pada beberapa kasus terapi
kompresi tidak adekuat dalam penyembuhan ulkus vena, sehingga diperlukan
terapi operasi.
3. Terapi bedah
Terapi bedah yang dianggap sesuai bagi penderita ulkus vena yakni
revaskularisasi, ligasi vena yang mengalami perforasi, amputasi dan
rehabilitasi. Ligasi vena superficial terbukti dapat mengurangi angka
rekurensi ulkus vena, dimana angka rekurensi sebesar 56% terjadi pada ulkus
vena yang diterapi dengan kompresi saja yang menurun hingga 31% bila
diterapi dengan kompresi dan bedah.

11
2.9 Asuhan Keperawatan Ulkus Vena
1. Pengkajian
A. Identitas
Nama, usia, alamat, tanggal lahir, pekerjaan, jenis kelamin, agama
B. Keluhan Utama
Yang dirasakan pasien pada ulkus yang diderita (gatal, panas, bau, nyeri),
letak ulkus.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Penyebab utama terjadinya ulkus
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit medis pasien (Diabetes Melitus, vena profunda,
tromboflebitis, fraktur tungkai atau kaki)
E. Mengkaji ulkus
1. Vena superfisial tungkai yang menonjol atau gejala varises vena
a. Terasa nyeri atau berat di tungkai, dapat menyeluruh atau
terlokalisir
b. Pembengkakan ringan pada pergelangan kaki
c. Rasa gatal diatas varises
d. Kemerahan
2. Kulit sekitar ulkus
a. Pergelangan kaki mengkilat
b. Pigmentasi kulit sekitar ulkus
c. Mengerasnya dermis dan lemak subkutan yang mendasarinya
d. Ekzema stasis
e. Kulit memucat atau tidak
3. Letak ulkus
4. Karakteristik ulkus
a. Kedalaman, tepi luka dan bentuknya
b. Edema atau tidak
c. Warna luka
Bila luka kronis bisa menggunakan pengkajian luka Bates Janshon
Assessment Tolls

12
2.10 SOP Vena Ulcer atau Ulkus Vena
1. Pengertian
Ulkus pada tungkai adalah penyakit arteri, vena, kapiler dan pembuluh darah
limfe yang dapat menyebabkan kelainan pada kulit. Insiden penyakit ini
meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Ulkus vena merupakan luka
yang terjadi karena gangguan fungsi katup vena, biasanya terjadi di kaki.
Luka vena adalah luka yang mengenai lapisan kulit sampai dengan
jaringan subkutan dan terjadi pada bagian kaki akibat terhambat aliran
darah vena. Trauma, higiene yang buruk, gizi buruk, gangguan pada pembuluh
darah dan kerusakan saraf perifer dianggap sebagai penyebab yang paling sering.
Kerusakan saraf perifer biasanya terjadi pada penderita diabetes mellitus dan
penderita kusta. Hipertensi juga dikaitkan sebagai salah satu penyebab rusaknya
pembuluh darah.
2. Tujuan
Prosedur ini sebagai acuan dalam melakukan penanganan terhadap pasien
dengan ulkus pada tungkai.
3. Alat dan Bahan
a. Hanscoon
b. Larutan Yodium Povidon 1%
c. Bengkok
d. Kapas
e. Alkohol 70%
f. NaCl 0,9%
g. Minor Set
4. Prosedur dan langkah-langkah
a.Tanyakan keluhan pasien
Keluhan :
Pasien datang dengan luka pada tungkai bawah. Luka bisa disertai
dengan nyeri atau tanpa nyeri. Terdapat penyakit penyerta lainnya yang
mendukung kerusakan pembuluh darah dan jaringan saraf perifer.
Anamnesa :
1) Dapat ditanyakan kapan luka pertama kali terjadi. Apakah pernah
mengalami hal yang sama di daerah yang lain.

13
2) Perlu diketahui apakah pernah mengalami fraktur tungkai atau
kaki. Pada tungkai perlu diperhatikan apakah ada vena tungkai
superfisial yang menonjol dengan tanda inkompetensi katup.
3) Perlu diketahui apakah penderita mempunyai indikator adanya
penyakit yang dapat memperberat kerusakan pada pembuluh darah.
2.Faktor Risiko:
usia penderita, berat badan, jenis pekerjaan, penderita gizi buruk,
mempunyai higiene yang buruk, penyakit penyerta yang bisa
menimbulkan kerusakan pembuluh darah.
3.Pemeriksaan fisik
Penyebab :
Kelainan pembuluh seperti trombosis atau kelainan katup vena yang
berasal dari luar pembuluh darah seperti bendungan daerah proksimal
karena tumor di abdomen, kehamilan atau pekerjaan yang dilakukan
berdiri.
Gejala klinis : Ada edema, bengkak pada kaki yang meningkat saat
berdiri. Kaki terasa gatal, pegal, rasa terbakar tidak nyeri dan berdenyut.
Ulkus yang terjadi akan mempunyai tepi yang tidak teratur. Dasar ulkus
terdapat jaringan granulasi, eksudat. Kulit sekitar akan nampak merah
kecoklatan. Terdapat indurasi, mengkilat, dan fibrotik pada kulit sekitar
luka.
4.Pemeriksaan penunjang
a.Pemeriksaan darah lengkap
b.Urinalisa
c.Pemeriksaan kadar gula dan kolesterol
d.Biakan kuman
5.Diagnosis klinis
Dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, Pemeriksaan biakan kuman pada ulkus sangat membantu
dalam diagnosa dan pemberian terapi.
6.Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
a.Non medikamentosa

14
1)Perbaiki keadaan gizi dengan makanan yang mengandung kalori
dan protein tinggi, serta vitamin dan mineral.
2)Hindari suhu yang dingin
3)Hindari rokok
4)Menjaga berat badan
5)Jangan berdiri terlalu lama dalam melakukan pekerjaan
b.Medikamentosa
Pengobatan yang akan dilakukan disesuaikan dengan tipe dari ulkus
tersebut.
1) Pada ulkus varikosum lakukan terapi dengan meninggikan letak
tungkai saat berbaring untuk mengurangi hambatan aliran pada
vena, sementara untuk varises yang terletak di proksimal dari ulkus
diberi bebat elastin agar dapat membantu kerja otot tungkai bawah
memompa darah ke jantung.
2) Pada ulkus arteriosum, pengobatan untuk penyebabnya dilakukan
konsul ke bagian bedah.
7.Konseling dan Edukasi
a. Edukasi perawatan kaki
b. Olah raga teratur dan menjaga berat badan ideal
c. Menghindari trauma berulang, trauma dapat berupa fisik, kimia
dan panas yang biasanya berkaitan dengan aktivitas atau jenis
pekerjaan.
d. Menghentikan kebiasaan merokok.
e. Merawat kaki secara teratur setiap hari, dengan cara :
1) Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih.
2) Membersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan air
mengeringkan dengan sempurna dan hati-hati terutama
diantara jari-jari kaki.
3) Memakai krim kaki yang baik pada kulit yang kering atau
tumit yang retak-retak. Tidak memakai bedak, sebab ini akan
menyebabkan kering dan retak-retak.

15
4) Menggunting kuku, lebih mudah dilakukan sesudah mandi,
sewaktu kuku lembut.
5) Menghindari penggunaan air panas atau bantal panas.
6) Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir.
8.Kriteria Rujukan
Respon terhadap perawatan ulkus tungkai akan berbeda. Hal ini terkait
lamanya ulkus, luas dari ulkus dan penyebab utama

16
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ulkus merupakan penyakit yang ditandai dengan hilangnya epidermis dan
sebagian atau seluruh dermis yang dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok yaitu; ulkus tropikum, ulkus varikosum, ulkus arteriosum dan ulkus
neurotrofik.
Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada beberapa faktor
mempengaruhi seperti trauma, hygiene, gizi, infeksi, gangguan aliran darah balik,
ateroma pembuluh darah abdominal dan tungkai, serta kerusakan saraf perifer.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis yang terarah dan gejala
klinis. Pemeriksaan lain diperlukan untuk menentukan penyebabnya, misalnya
hipertensi, diabetes mellitus, dan faktor resiko yang lain.
Penetalaksanaan ulkus vena terdiri dari penatalaksanaan umum dan khusus.
Pada penatalaksanaan umum pasien diharapkan memperbaiki status gizi,
meletakkan tungkai lebih tinggi dari kepala saat berbaring, hindari dingin dan
hindari rokok. Sedangkan penatalaksanaan khusus terdiri dari pengobatan
sistemik dan topikal.

3.2 Saran
Memberikan edukasi yang jelas pada pasien tentang penyakitnya dan faktor-
faktor yang dapat memperberat penyakitnya. Penatalaksanaan yang efektif dan
efisien pada penderita untuk mendapatkan hasil yang baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, H. 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC


Morison, Moya .2003 .Manajemen Luka .Jakarta : EGC
Sudirman, U. 2000. Ulkus Kulit dalam Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai