Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PADA Ny.

“ T ”
DENGAN PENYAKIT HEMORRHOID DI LANTAI II
RSU ELPI AL - AZIS RANTAUPRAPAT
TAHUN 2023

DOSEN : NAILATUN NADRAH ,SST,MKM


NAMA :DESI RAMA DEWI RITONGA
NIM :22013011039

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN INSTITUT


TEKNOLOGI DAN KESEHATAN IKA BINA
LABUHANBATU
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek ini telah di setujui oleh Pembibing Praktek Lapangan dan Bagian
lapangan.

Rantau parapat Juli 2023

Pembimbing Praktek Lapangan Bagian lapangan

(Nailatun Nadrah, SST,MKM) (Fitriyani Nasution, SST, MKM)

Diketahui:
Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Ika Bina

(Rani Darma Sakti Tanjung SST,M.KES)

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa. Karena
Berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Lapangan ini
yang berjudul “Hemoroid di Rumah sakit umum Elpi Al Azis Rantauprapat”.
Dalam Pembuatan laporan ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Sehingga penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam
Penulisan maupun Dalam pembuatan laporan ini penulis juga mendapat Bantuan
dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak tertentu.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nailatun Nadrah , SST, MKM
selaku dosen pembimbing saya yang telah membantu saya membantu Saya
dalam pembuatan laporan ini sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Rantauprapat, Mei 2023

(DESI RAMA DEWI RITONGA )

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... I
KATA PENGANTAR ................................................................................... Ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. Iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2.1. Definisi ................................................................................................... 5
2.2. Etiologi ................................................................................................... 5
2.3. Patofisiologi............................................................................................ 6
2.4. Faktor Resiko.......................................................................................... 7
2.5. Tanda dan Gejala .................................................................................... 8
2.6. Pencegahan ............................................................................................. 8
2.7. Derajat Hemoroid ................................................................................... 9
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 10
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 12
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 12
4.2. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUA
N
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, pola makan masyarakat semakin berubah sesuai dengan
tuntutan Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila Sudah mulai
menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.
Hemorrhoid dari kata „‟haima‟‟ dan „‟rheo‟‟. Dalam medis, Berarti pelebaran
pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis
yang ada di daerah anus. Dibedakan menjadi 2, yaitu hemorrhoid interna dan
hemorrhoid eksterna yang pembagiannya Berdasarkan letak pleksus
hemorrhoidalis yang terkena.Hemorrhoid merupakan gangguan sirkulasi darah
yang berupa pelebaran pembuluh (dilatasi) vena. Pelebaran pembuluh vena yang
terjadi di daerah anus sering terjadi. Pelebaran tersebut disebut venecsia atau
Varises daerah anus dan perianus. Pelebaran tersebut disebabkan oleh bendungan
darah dalam susunan pembuluh vena. Pelebaran pembuluh vena di daerah anus
sering disebut wasir, ambeien atau hemorrhoid. Hemorrhoid dapat dibagi atas
hemorrhoid interna dan hemorrhoid eksterna. Hemorrhoid dapat disebabkan
karena bendungan sentral seperti bendungan susunan Portal pada sirosis hepatic,
herediter atau penyakit jantung koroner, serta Pembesaran kelenjar prostate pada
pria tua, atau tumor pada rektum.
Hemorrhoid interna adalah pleksus vena hemorrhoidalis superior di atas
mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemorrhoid interna ini merupakan
bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rectum sebelah bawah.
Hemorrhoid interna sering terletak di kanan depan, kanan Belakang dan kiri
lateral. Hemorrhoid eksterna merupakan pelebaran dan Penonjolan pleksus
hemorrhoidalis inferior, terdapat di sebelah distal pada mukokutan di dalam
jaringan di bawah epitel anus. Hemoroid dapat menyebabkan kesulitan untuk
defekasi.Hemorrhoid tidak hanya terjadi pada pria usia tua, tetapi wanita bisa
terjadi Hemorrhoid. Usia muda dapat pula terjadi hemorrhoid Diperkirakan
bahwa 50 % dario populasi yang berumur lebih dari 50 Tahun menderita
hemorrhoid

secara nyata atau minimal. Kebanyakan dari Mereka tidak memberikan keluhan
keadaan. Banyak para pekerja yang hanya mengutamakan rasa kenyang di
banding gizi dari makanan yang hendak dimakan. Yang penting, cepat dan bisa
langsung kenyang. Kebanyakan makanan-makanan itu sangat rendah kandungan
seratnya. Padahal mengonsumsi makanan rendah serat terlalu banyak dapat
menyebabkan susah buang air besar. Bila sudah mengalami kesulitan dalam
buang air besar, maka pada akhirnya untuk mengeluarkan faeses kita harus
mengejan.
Hal ini menyebabkan pembuluh darah di daerah anus, yakni pleksus
hemorrhoidalis akan merenggang, membesar karena adanya tekanan yang tinggi
dari dalam. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus, maka pembuluh darah itu
tidak akan mampu kembali ke bentuk semula. Kejadian ini dialami pula oleh
wanita yang sedang hamil Dan seseorang yang obesitas. Lama kelamaan, akan
terjadi penonjolan hemorrhoid yang tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam
anus, sehingga harus dilakukan operasi Hemorrhoid yang membesar dapat
disertai dengan prolaps yang melalui anus. Bila prolaps tidak segera diobati dapat
menjadi kronik dan bisa terinfeksi atau mengalami trombosis. Bila prolaps sudah
terinfeksi akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan akan terjadi pendarahan
yang banyak. Penderita hemorrhoid yang sudah prolaps pada saat defekasi akan
keluar darah yang banyak dan rasa nyeri hemorrhoid dapat dicegah dengan
minum air putih yang cukup, Makan sayuran yang banyak, dan buah-buahan yang
banyak, sehingga membuat feces tidak mengeras. Apabila banyak memakan
makanan yang mengandung serat dan banyak minum air putih yang banyak dapat
meperlancar defekasi, selain itu ginjal menjadi sehat, Selain itu hemorrhoid dapat
dicegah dengan cara olah raga yang cukup, duduk tidak terlalu lama dan berdiri
tidak terlalu lama.
Faktor risiko kejadian lainnya adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat
dipengaruhi oleh pekerjaan, Orang-orang dengan pekerjaan terlalu lama duduk,
terlalu lama berdiri atau pekerjaan berat seperti kuli berada pada risiko tinggi
untuk kejadian hemoroid Seseorang dengan pekerjaan yang berat tentu akan
memiliki aktivitas fisik yang berat pula. Aktivitas fisik berat memiliki risiko 2,79
kali terhadap kejadian hemoroid, hemoroid merupakan penyakit yang cukup

banyak ditemukan dalam praktik sehari-hari, namun sudah dalam keadaan lanjut.
Hemoroid merupakan jaringan normal pada setiap orang. Namun, hemoroid dapat
menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan karena banyak faktor. Beberapa faktor
risiko terjadinya hemoroid antara lain adalah keturunan, kurangnya makanan
yang berserat, kurang minum air, proses mengedan yang sulit, pola buang air
besar yang salah (lebih menggunakan jamban duduk & terlalu lama duduk di
jamban), adanya tekanan intraabdomen yang meningkat karena kehamilan, usia
tua, konstipasi kronik, kurang olahraga dan pergerakan.
Faktor usia merupakan faktor yang tidak dapat diubah, dengan
bertambahnya usia terjadi banyak perubahan-perubahan pada saluran
gastrointestinal seperti jaringan ikat pada kanalis anal melemah sehingga
hemoroid menonjol ke dalam lumen kanalis anal. Selain itu, riwayat hemoroid
pada keluarga merupakan faktor risiko terjadinya hemoroid, namun belum di
ketahui hal apa yang mendasari. Hal ini dihubungkan dengan kebiasaan yang
sama di keluarga tersebut.Feses lebih sulit dieliminasi akibat konsumsi serat yang
rendah, diikuti dengan konsumsi air yang kurang dapat menyebabkan feses
menjadi kering dan keras. Hal ini menyebabkan terjadinya konstipasi yang
merupakan risiko terjadinya hemoroid karena harus mengejan lebih kuat saat
defekasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran karakteristik pasien hemoroid ?
2. Bagaimana hubungan riwayat hemoroid pada keluarga terhadap
Kejadian hemoroid ?
3. Bagaimana hubungan asupan serat terhadap kejadian hemoroid ?
4. Bagaimana hubungan asupan air terhadap kejadian hemoroid ?
5. Bagaimana hubungan konstipasi terhadap kejadian hemoroid ?
6. Bagaimana hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian hemoroid ?
7. Bagaimana hubungan posisi defekasi terhadap kejadian hemoroid ?
8. Apa faktor risiko yang paling dominan mempengaruhi kejadian Hemoroid ?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penderita
hemorrhoid berdasarkan jenis suku dan tingkat kesulitan pekerjaan di
Rumah Sakit umum Elpi Al Azis Rantauprapat

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Menjelaskan konsep hemoroid, klasifikasi, etiologi, dan patofisiologi.
b. Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan hemoroid
danpendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
Keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

2.1 Definisi
Hemorrhoid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal
kanal.hemorrhoid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu
mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena.
Hemorrhoid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang
meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan
hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita,
hemorrhoid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang
berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemorrhoid
diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemorrhoid internal yaitu hemorrhoid yang
terjadi diatas sfingter anal Sedangkan yang muncul di luar sfingter anal disebut
hemorrhoid eksternal.Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen
atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar
pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan
beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar.
Hemoroid dibagi menjadi hemoroidinterna dan hemoroid eksterna
hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan v.hemoroid inferior yang
terdapat disebelah distal garis mukokutan yang berada dalam jaringan di dalam
epitel anus.Hemoroidinterna adalah vena yang di latasi olehpleksus rektalis
superior dan media yang timbul di atas linea dentata dan mukosa yang
mendasarinya.

2.2 Etiologi
Etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara pasti, beberapa
faktor pendukung yang terlibat diantaranya adalah penuaan, konstipasi atau diare
kronik, penggunaan toilet yang berlama-lama, dan posisi tubuh misal duduk
dalam waktu yang lama Kondisi hemorrhoid biasanya tidak berhubungan dengan
kondisi medis atau penyakit, namun ada beberapa predisposisi penting yang dapat
meningkatkan risiko hemorrhoid seperti peradangan pada usus, kehamilan,

konsumsi makanan rendah serat, pekerjaan, obesitas dan hipertensi


portal.Hemoroid utamanya disebabkan karena terlalu lama duduk, berjalan dalam
jarak jauh, aktivitas kerja yang berlebihan, kesukaan pada makanan pedas dan
berminyak, diare kronis dan konstipasi memiliki peran penting pada pembesaran
tendon dan pembuluh darah sekitar anus.Penyebab hemoroid diantaranya adalah
keturunan, anatomi vena yang tidak memiliki katup, pekerjaan yang berat,
pertambahan usia, endokrin seperti pada wanita hamil, mekanis seperti keadaan
yang mengakibatkan timbulnya tekanan meninggi dalam rongga perut, fisiologis
seperti bendungan pada peredaran darah portal, dan radang adalah faktor penting
yang menyebabkan vitalitas jaringan di daerah berkurang.

2.3 Patofisiologi
Hemoroid dikatakan sebagai penyakit keturunan. Namun sampai Saat ini
blum terbukti kebenarannya. Akhir-akhir ini, keterlibatan bantalan anus (anal
cushion) makin dipahami sebagai dasar terjadinya penyakit ini.bantalan anus
merupakan jaringan lunak yang kaya akan pembuluh darah.Agar stabil,
kedudukannya disokong oleh ligamentum Treitz dan lapisan muskularis
submukosa. Bendungan dan hipertrofi pada bantalan anus menjadi mekanisme
dasar terjadinya hemoroid. Pertama, kegagalan Pengosongan vena bantalan anus
secara cepat saat defekasi. Kedua,bantalan anus terlalu mobile, dan ketiga,
bantalan anus terperangkap oleh Sfingter anus yang ketat. Akibatnya, vena
intramuskular kanalis anus akan terjepit (obstruksi). Proses pembendungan diatas
diperparah lagi apabila seseorang mengedan atau adanya feses yang keras melalui
dinding rektum.
Pleksus hemorroidalis merupakan sistem artereriovenous anastomosis
yang terletak didaerah submukosa kanalis analis. Terdapat dua buah pleksus yaitu
pleksus hemorrhoidalis internal dan eksternal yang terpisah satu dengan yang
lainnya, sebagai batas adalah linea dentata. Ada 3 hal untuk diketahui, yaitu
pertama adalah mukosa rektum atau mukosa anodermal, kemudian stroma
jaringan yang berisi pembuluh darah, otot polos dan jaringan ikat penunjang serta
ketiga adalah jangkar (anchor) yang akan melindungi pleksus hemorrhoid dari
mekanisme kerja sfinkter ani.Dengan bertambah usia dan berbagai faktor
pemburuk (seperti bendungan sistem porta, kehamilan, PPOK, konstipasi kronik,
keadaan yang menimbulkan tekanan intrapelvis meningkat) maka jaringan
penunjang dapat menjadi rusak akibatnya pleksus akan menonjol dan turun dan
memberikan faktor risiko.

2.4 Faktor Resiko


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hemoroid adalah:
a. Diet tinggi serat.
Rendahnya mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi mengakibatkan
feses mengeras sehingga dapat menyebabkan trauma pada plexus
hemoroidalis.
b. Konstipasi
Konstipasi merupakan suatu keadaan kesulitan untu melakukan buang air
besar dan di perlukan mengedan yang kuat ketika buang air besar. Hal ini
disebabkan oleh feses yang kering dan keras pada colon descenden yang
menumpuk karena absorpsi cairan yang berlebihan. Keadaan konstipasi
menyebabkan waktu mengedan yang lebih lama sehingga tekanan yang kuat
pada saat mengedan dapat mengakibatkan trauma pada plexus
hemoroidalisdan terjadi penyakit Hemoroid.
c. Diet tinggi serat.
Rendahnya mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi mengakibatkan
feses mengeras sehingga dapat menyebabkan trauma pada plexus
hemoroidalis.
d. Konstipasi
Konstipasi merupakan suatu keadaan kesulitan untu melakukan buang air
besar dan di perlukan mengedan yang kuat ketika buang air besar. Hal ini
disebabkan oleh feses yang kering dan keras pada colon descenden yang
menumpuk karena absorpsi cairan yang berlebihan. Keadaan konstipasi
menyebabkan waktu mengedan yang lebih lama sehingga tekanan yang kuat
pada saat mengedan dapat mengakibatkan trauma pada plexus
hemoroidalisdan terjadi penyakit Hemoroid.
e. Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi degenerasi jaringan-jaringan tubuh.
Musculussphincter menjadi tipis dan terjadi penurunan kontraksi m.sphincter.
Kedua hal di atas menyebabkan kelemahan m.sphincter dan timbul prolaps
pada
f. Aktifitas fisik berat.
Seseorang yang mempunyai aktifitas fisik berat,dalam jangka waktu yang
lama dan frekuensi rutin,maka akan menyebabkan peningkatan tekanan
venahemoroid sehingga menyebabkan penyakit hemoroid.
g. Kehamilan.
Wanita hamil mengalami peningkatan hormon progesteron yang
mengakibatkan peristaltik saluran pencernaan melambat dan otot-ototnya
berelaksasi. Relaksasi mengakibatkan konstipasi. Wanita hamil juga.
h. Diet tinggi serat.
Rendahnya mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi mengakibatkan
feses mengeras sehingga dapat menyebabkan trauma pada plexus
hemoroidalis.
i. Konstipasi
Konstipasi merupakan suatu keadaan kesulitan untu melakukan buang air
besar dan di perlukan mengedan yang kuat ketika buang air besar. Hal ini
disebabkan oleh feses yang kering dan keras pada colon descenden yang
menumpuk karena absorpsi cairan yang berlebihan. Keadaan konstipasi
menyebabkan waktu mengedan yang lebih lama sehingga tekanan yang kuat
pada saat mengedan dapat mengakibatkan trauma pada plexus
hemoroidalisdan terjadi penyakit Hemoroid.
j. Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi degenerasi jaringan-jaringan tubuh.
Musculussphincter menjadi tipis dan terjadi penurunan kontraksi m.sphincter.
Kedua hal di atas menyebabkan kelemahan m.sphincter dan timbul prolaps
pada
k. Aktifitas fisik berat.
Seseorang yang mempunyai aktifitas fisik berat,dalam jangka waktu yang
lama dan frekuensi rutin,maka akan menyebabkan peningkatan tekanan
venahemoroid sehingga menyebabkan penyakit hemoroid.
l. Kehamilan.
Wanita hamil mengalami peningkatan hormon progesteron yang
mengakibatkan peristaltik saluran pencernaan melambat dan otot-ototnya
berelaksasi. Relaksasi mengakibatkan konstipasi. Wanita hamil juga
mengalami peningkatan tekanan intra abdomen yang akan menekan dari vena
di rektum. Proses melahirkan juga dapat menyebabkan hemorid karena
adanya penekanan yang berlebihan pada Plexus hemoroidalis.
mengalami peningkatan tekanan intra abdomen yang akan menekan dari vena
di rektum. Proses melahirkan juga dapat menyebabkan hemorid karena
adanya penekanan yang berlebihan pada Plexus hemoroidalis.
m. Diet tinggi serat.
Rendahnya mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi mengakibatkan
feses mengeras sehingga dapat menyebabkan trauma pada plexus
hemoroidalis.
n. Konstipasi
Konstipasi merupakan suatu keadaan kesulitan untu melakukan buang air
besar dan di perlukan mengedan yang kuat ketika buang air besar. Hal ini
disebabkan oleh feses yang kering dan keras pada colon descenden yang
menumpuk karena absorpsi cairan yang berlebihan. Keadaan konstipasi
menyebabkan waktu mengedan yang lebih lama sehingga tekanan yang kuat
pada saat mengedan dapat mengakibatkan trauma pada plexus
hemoroidalisdan terjadi penyakit Hemoroid.
o. Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi degenerasi jaringan-jaringan tubuh.
Musculussphincter menjadi tipis dan terjadi penurunan kontraksi m.sphincter.
Kedua hal di atas menyebabkan kelemahan m.sphincter dan timbul prolaps
pada
p. Aktifitas fisik berat.
Seseorang yang mempunyai aktifitas fisik berat,dalam jangka waktu yang
lama dan frekuensi rutin,maka akan menyebabkan peningkatan tekanan
venahemoroid sehingga menyebabkan penyakit hemoroid.
q. Kehamilan.
Wanita hamil mengalami peningkatan hormon progesteron yang
mengakibatkan peristaltik saluran pencernaan melambat dan otot-ototnya
berelaksasi. Relaksasi mengakibatkan konstipasi. Wanita hamil juga
mengalami peningkatan tekanan intra abdomen yang akan menekan dari vena
di rektum. Proses melahirkan juga dapat menyebabkan hemorid karena
adanya penekanan yang berlebihan pada Plexus hemoroidalis.

2.5 Tanda dan Gejala


- Terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar.
- Rasa sakit atau hemoroid (benjolan tidak dapat kembali) dari
dubur terjepit karena adanya trombus.
- Perih.
- Segar disekitar anus .menjadi terjadi karena adanya pecah bervariasi
- Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama
- Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar
semua.
- Rasa gatal pada rektal
- Konstipasi.
- Sakit.
- Berwarna merah terang .
- Prolaps dapat terjadi pada kasus berat

2.6 Pencegahan
Pencegahan hemoroid dapat dilakukan antara lain dengan :
a. Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur-sayuran, buah- buahan dan
kacang-kacangan karena dapat membuat feses menjadi lunak sehingga
mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena anus
b. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari agar tubuh kita tidak kekurangan cairan
tubuh.
c. Melakukan kegiatan seperti olahraga rutin (seperti joging, senam, berenang).
d. Mengubah kebiasaan buang air besar. Bila ingin buang air besarsegeralah ke
kamar mandi karena akan menyebabkan Feses menjadi keras dan jangan
duduk terlalu lama.

2.7 Derajat Hemoroid


Derajat Hemoroidinterna dibagi menjadi 4 derajat, yaitu :
a. Hemoroid derajat I : Berdarah, tidak menonjol keluar anus.
b. Hemoroid derajat II : Berdarah, menonjol keluar anus dan reposisi secara
spontan.
c. Hemoroid derajat III : Berdarah, menonjol keluar anus dan reposisi
Manual
d. Hemoroid derajat IV : Berdarah, menonjol keluar anus dan anus sudah.
tidak dapat direposisi lagi.
BAB III
TINJAUAN
KASUS
S [subjektif]
Tanggal : 7 Juni 2023
Nama pasien : Ny. T
Umur : 45 Tahun
Alamat : Padang Matinggi
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Keadaan umum : Pasien datang dengan keadaan lemas, Pasien datang
mengatakan bengkak dan meradang di anus
yang menyebabkan ketidak nyamanan dan
pendarahan
O [objektif]
TD : 110/60 mmHg (Normal 120/80 mmHg)
Temp : 36° c (Normal 36,5-37,5°c)
RR : 20 x/menit (Normal16-24 x/menit)
HR : 66 x/menit (Normal 60-90 x/menit)

A [assessment]
 Ny.Td engan hemorid menyatakan bengkak dan meradang di anus
yang menyebabkan ketidak nyamanan dan pendarahan
 Masalah : Ibu merasa nyeri dan tidak nyaman
 Kebutuhan - ketorolac 3×1
- Transamin 3×500
- Vitamin C 3×400
- Vitamin K 3×1
- Infus NACL 500 cc

P [planning]
1. Memberikan teraphy dan berkolaborasi dengan dokter evaluasi
2. Keluarga telah mengatahui keadaan umum dan vital sign ibuk
3. Beri support mental kepada ibu
4. Ibu telah di beri traphy obat obat injeksi dokter

Evaluasi
- Pasien sudah diberitahu bahwa ia mengalami Hemorroid
- Pasien sudah diberikan cairan berupa Inf NACL
- Pasien sudah diberikan cairan berupa Inf keterolac
- Pasien sudah mengerti untuk mengatur pola makan yang sehat
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hemoroid adalah pembesaran bantalan vaskular dari anal kanal. Hemoroid
terdiri dari dua jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas linea dentata dan
hemoroid eksterna yangterletak di bawah linea dentata. Diagnosis ditegakkan dengan
anamnesa, inspeksi, colok duburdan penilaian anoskop. Bila perlu dilakukan
pemeriksaan proktosigmoidoskopi untukmenyingkirkan kemungkinan radang dan
keganasan. Manifestasi klinis hemoroid yaitu perdarahan lewat anus berwarna merah
segar dan tidak tercampur dengan feses. Penatalaksanaan hemoroid yaitu dengan
konservatif, membuat nekrosis jaringan, dan terapi operatif. Prognosishemoroid baik
bila diberikan terapi yang sesuai.

4.2 Saran
Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan
pengobatannya pada penderita hemoroid. Menginformasikan tentang pencegahan-
pencegahan terjadinya hemoroid dengan cara :
1. Makan makanan tinggi serat, vitamin K, dan vitamin B12
2. Sarankan untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan
daerah bokong.
3. Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat
menambah besar Hemoroid.
4. Sarankan agar mengurangi makan makanan pedas yang dapat
mengiritasi hemoroid
5. Sarankan untuk melakukan hemoroidektomi apabila stadium hemoroid
telah mencapai derajat 3 hemoroid interna untuk mencegah terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart (2020) ” Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”,
Jakarta : AGC
Doenges M. E.., Moorhouse M.F. & geissler, A. C. (2022) “Rencana Asuhan
Keperawatan, “Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (2021) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran” Jakarta : EGC
Price, S & wilson L. M. (2020) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses proses
Penyakit Jakarta: EGC.
Reeves, C. J ., Roux G & lockhart, R.(2022) “Keperawatan Medikal Bedah”
Buku Satu, Jakarta : Selemba Medika

Anda mungkin juga menyukai