KELOMPOK 4
FAKULTAS KESEHATAN
KOTA KUPANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat dan karunianya,sehinggah kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Konsep Suction dan pemasangan Oksigen tepat waktu.Terima Kasih juga kami
ucapkan kepada Dosen pengampu yang selalu memberikan dukungan dan
bimbinganya.Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas mata
kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskular, Respirasi dan Hematologi. Tidak
hanya itu kami juga berharap Makalah ini bias bermanfaat untuk penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata,kami berharap semoga makalah ini bias memberikan informasi dan ilmu
yang bermafaat bagi kita semua.kami juga mengucapkan Terima Kasih kepada pembaca
yang telah membaca ini hinggah akhir.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
iii
2.21...............................................................................................................................PER
SIAPAN PASIEN..................................................................................................12
2.22............................................................................................................................... EV
ALUASI................................................................................................................12
2.23............................................................................................................................... DO
KUMENTASI........................................................................................................13
1.1 KESIMPUALN.....................................................................................................14
1.2 SARAN..................................................................................................................14
DAFTARPUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
Pada manusia, proses pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan
cara pemberian oksigen melalui saluran pernapasan, memulihkan dan memperbaiki
organ pernapasan agar berpungsi secara normal serta membebaskan saluran
pernapasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen. Mengingat oksigen
merupakan kebutuhan dasar manusia, maka dalam lingkup keperawatan, perawat
harus paham dengan manifestasi tingkat pemenuhan kebutuhan oksigen pada
kliennya, serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan
kebutuhan tersebut. Itulah sebabnya, perawat perlu memahami secara mendalam
konsep oksigenasi pada manusia. (Andina & Yuni 2017).
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
vii
menggunakan ventilator mekanis, jika pola gigi gergaji (sawtooth pattern) yang dapat
dilihat pada monitor dan atau terdapat suara pernapasan atas trakea hasil berarti
menunjukkan bahwa adanya sekresi tertahan. Adanya peningkatan tekanan puncak
inspirasi selama volume control ventilasi mekanik atau penurunan tidal volume
selama ventilasi pressure-control, penurunan saturasi oksigen dan atau nilai analisa
gas darah, sekresi yang kelihatan pada jalan napas, ketidakmampuan klien untuk
menghasilkan batuk spontan yang efektif, distress pernapasan akut, aspirasi lambung
atau sekresi jalan napas bagian atas.
1. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup karena kelemahan otot
epiglotis.
2. Pasien yang koma dengan produksi sputum meningkat.
3. Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.
4. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun dengan produksi sputum meningkat.
5. Pasien yang sekretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit
untuk mengeluarkannya
1. Hipoksia.
Merupakan suatu kondisi dimana tidak ada oksigen yang cukup dalam
jaringan untuk mempertahankkan fungsi tubuh
2. Trauma jaringan.
viii
Mungkin pernah mengalami cedera yang mengakibatkan taruma
3. Meningkatkan resiko infeksi.
Merupakan keadaan dimana seorang beresiko terserng oleh agen penyakit
4. Stimulasi vagal (menurunkan heart rate) dan bronkospasme.
Merupakan perawatan medis yang melibatkan pegiraman inpuls listrik
kesaraf vagus
ix
bangunan. Pada umumnya suction jenis ini ada pada tempat-tempat yang
dimana sang pasien tidak dalam kondisi yang perlu untuk berpindah-pindah.
c. Remaja-dewasa : 10-16
tekanan suction pada tekanan 140 mmhg. tekanan suction antara 100-150
mmhg. suction untuk dewasa pada tekanan 100-140 mmhg. Pada sekret yang kental
jangan meningkatkan tekanan suction tetapi sektet yang kental dapat diimobiliasi
dengan tindakan nebulizer dan humidifikasi. Tekanan suction dapat diatur
x
berdasarkan jumlah dan karakteristik dari sekret yang terdapat pada jalan napas dan
dimulai dari tekanan minimum sampai tekanan maksimal 150 mmhg. Jika tekanan
suctionlebih tinggi bisa menyebabkan trauma jalan napas dan hipoksia,
2.7 Pengkajian
1. Kaji status respirasi pasien : apakah ada secret,suara nafas tambahan,dan lain-
lain
2. Kaji kemampuan batuk efektif
3. Kaji pemahaman pasien tentang prosedur suction
4. Kaji kesiapan pasien sebelem dilakukan tindakan
1. Mesin suction
2. Handscoon steril/bersih
3. Cairan steril
4. Pelumas (jelly)
5. Wadah steril
6. Tisu atau lap pengering
7. Handuk steril /perlak
8. Botol penampung/bengkok
9. Monometer(mengukur jumlah daya hisab)
10.Kateter pengisapan sesuai ukuran (dilengkapi dengan alat penutup/pembuka)
11.Stetoskop
12.Staple lidah (0ksigen)
13.Larutan disenfektan
14.Set oksigen
15.Baki
xi
2. Memmastikan kembali alat-alat yang akan digunakan Perawat mendatangi
pasien kemudian
3. mengucapkan salam serta menyapa pasien sesui namanya.
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
5. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
6. Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien
7. Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien (semi fowler,jika pasien
dalam keadaan terlentang hadapkan pasien kearah perawat Auskultasi bunyi
nafas pasien
8. Memberikan oksigen 2-5 menit
9. Meletakan pengalas di bawah dagu pasien
10.Memakai sarung tangan
11.Menghidupkan mesin mengecek tekanan dan botol penampung
12.Memasukan kanule suction dengan hati-hati (hidung +/- 5 cm,mulut -/+ 10cm)
13.Menghisap lendir dengan menutup lubang kanule,menarik keluar perlahan
14.sambil memutar (5 detik untuk anak-anak 10 derik untuk orang dewasa)
15.Membilas kanule dengan NaCl atau cairan steril,berikan kesempatan
pasien bernapas
2.11 evaluasi
1. Status pernapasan
2. Kebersihan jalana nafas (adanya suara nafas tambahan)
3. Karakteristik secret
2.12 Dokumentasi
xii
2.13 DESKRIPSI OKSIGEN
Oksigen murni merupakan satu agen terapiutik yang memberikan efek yang
berlawan apabila diberikan dengan indikasi-indikasi pengguna oksigen dan macam-
mcam peralatan dalam pemberian oksigen
2.14 Tujuan
2.15 Indikasi
xiii
2. ppok (penyakit paru obstruktif koronis) : penyeakit ini mentebabkan
terhambatnya aliran udarah disaluran nafas secara bertahap dan berlangsung
lama
3. serangan asma,asma sendiri terjadi karena penyempitan pada saluran nafas
4. pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang mengakibatkan peradangan dam
kerusakan paru-paru yang parah.
5. Bayi premature,bayi yang lahir premature bisa saja mengalami sindrom distress
pernapasan atau kelainan paru yang disebut dysplasia bronkopulmoner
6. Sleep apnea,jika suplai oksigen dalam darah selama tidur berada di bawah
normal,terapi oksigen mungkin diperlukan
2,16 Kontraindikasi
xiv
Terapi ini dilakukan dengan cara memberikan oksigen murni di dalam rungan
bertekanan tinggi.pada ruangan tersebut udara akan ditmbahkan 3-4 kali lebih
tinggi di bnding tekanan udara normal.ini akan mengahantarkan oksigen lebih
banyak ke adalam jaringan-jaringan tubuh,terapi ini biasanya dilakukan untk
mengobati luka,infeksi parah atau ganguan pada pembuluh darah pada pasien
proses ini harus dilakukan dengan hai-hati untuk mencegah kadar oksigen jadi
berlebihan di dalam darah.
2.18 Pengkjian
xv
Nasal kateter
Merupakan alat bantu pemeberian oksigen yang digunakan untuk
memberikan konsentrasi dari rendah sampi sedang.nasal kateter dapat
mengirim konsentrasi lebih tinggi dari pada nasa kanul,yaitu 1-5 liter/menit
dengan konsentrasi 30%.masalah yang sering timbul pada pengguna nasal
kateter adalah pembengkakan laring dan peregangan lambung yang
disebbkn oleh udara dan oksigen yang masuk lambung
Masker
Pemeberian oksigen dengan masker oksigen digunakan dengan menutupi
hidung dan mulut.kelemahan dari lat ini yaitu dapat menyebabkan kesulitan
untuk makan,minum dan juga berbicara.adapun macam-macam dari
a. masker oksigen sederhana (simple mask)
dapat memberika oksigen konsentrasi 40-60% dengan
kecepatan lairan 6-10 l/menit (kecepatan kurang dari %
l/menit dapat menyebabkan tertahannya CO2 di ruangan
vakum masker)
paling murah,terbuat dari plastik,dan sekali pakai
terdapat lubang untuk mengeluarkan udara yang terhembus
xvi
b. Non-rebreathing mask
Alat untuk mnghasilkan oksigen kecepatan rendah pada pasien yang
bisa brnapas spomtan
c. Rebreathing mask
Masker yang mencegah seseorang menghirup kembali udara yang
di hembuskan
xvii
4. Humidifier (pelembaP)
5. Air/ cairan steril
6. Tanda “terapi O2 dan DILARANG MEROKOK”
7. Kain kasa
8. Plester
9. Pelumas (librikan) untuk nasal kteter diberikan bila perlu
2.23 evaluasi
2.24 dokumentsi
xviii
1. Catat waktu pemberian tindakan
2. Catat satus krdiopulmonal
3. Catat metode pemberian oksigen dn kecepatan aliranya
4. Catat adanya tanda-tanda hipoksia
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Perawat harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melaukan
pemberian Tindakan suction dan pemberian oksigen pada pasien yang memiliki
gangguan pada system pernapsan. Untuk itu, perawat memiliki kewajiban untuk
mempelajari dan memahami konsep teori dan pelaksanaan succtian dan pemasangan
oksigen pada pasien yang memiliki gangguan pada system pernapasan dengan terus
mencari literatus untuk menambah wawasan.
xix
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, A. R., dan Hidayat, F. R. 2016. Analisis Perbandingan Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien
Respiratory Failure dengan Tindakan Intervensi Inovasi Suction (Penghisapan Lendir)
Sebelum Dilakukan, Nebulizer Dan Tidak Dilakukan Terhadap Kadar Saturasi Oksigen.
KTI. Samarinda: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda.
Stafler, P., Davies, JC, Balfour‐Lynn, IM, Rosenthal, M., & Bush, A. (2011). Bronkoskopi pada bayi
fibrosis kistik yang didiagnosis melalui skrining bayi baru lahir. Pulmonologi anak ,
Mawarti, D., & Budi Setyawan, A. (2020). Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir(Suction)
terhadap Perubahan Saturasi Oksigen pada Pasien Penurunan Kesadaran
dRuang Intensive Care Unit (ICU) Literature Review.
Perry, AG, Potter, PA, Ostendorf, WR, & Laplante, N. (2021). Keterampilan dan teknik
keperawatan klinis-E-Book . Ilmu Kesehatan Elsevier.
Perry, AG, Potter, PA, Ostendorf, WR, & Laplante, N. (2021). Keterampilan dan teknik
keperawatan klinis-E-Book . Ilmu Kesehatan Elsevier.
Debora, Y., Leksana, E., & Sutiyono, D. (2012). Perbedaan Jumlah Bakteri pada Sistem
Closed Suction dan Sistem Open Suction pada Penderita dengan Ventilator
Mekanik. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pravana, N. E., & Febriani, P. (2019). Analisis Praktek Klinis Keperawatan pada Pasien Tn.
N dengan Meningocephalitis dengan Intervensi Inovasi Tindakan Close Suction
dan Hiperoksigenasi Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen si Ruang ICU RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019.
xx
Hidayato et.(2014). Praktik laboratoorium keperawatan jilid 2. penerbit
xxi