Anda di halaman 1dari 30

2023

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK


Judul: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Pada Ny.U Ruang Mina 3
Di RS PKU Aisyiyah Boyolali

Disusun Oleh:
Nama mahasiswa / NIM :
1. Lintang Faturohmah / 202102063
2. Merlin / 202102064
3. Mulia Abdillah Sunarya / 202102066
i
Ruang / RS:
VK/RS PKU Asyiyah Boyolali

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN
2023

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim, puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada kehadiran


Allah SWT, sholawat dan salam saya panjatkan kepada junjungan nabi besar kita sayyidina
Muhammad SAW.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan dan laporan tentang pekerjaan
yang penulis lakukan selama praktik klinik Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia di RSUD
Muntilan, yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
Pada Pasien Dyspnu Asma Attec Ht Diruang Anggrek Kamar 2C RSUD Muntilan. Kami
menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Marwanti., S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Pembimbing Akademik
2. Ibu Lina Candra Dewi., Amd.Kep Selaku Pembimbing Klink Ruang Mawar
3. Ibu Eni S., Amd.Kep Selaku Pembimbing Klinik Ruang Anggrek
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kami harap laporan
ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua. Amin.

ii
Muntilan, 24 Juli 2022

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................................ 1

BAB 2 TEORI................................................................................................................................ 2

A. Definisi.............................................................................................................................. 2
B. Anatomi fisiologi............................................................................................................... 2
C. Pathofisiologi .................................................................................................................... 4
D. Pathways............................................................................................................................ 5
E. Manifestasi klinis............................................................................................................... 5
F. Pemeriksaan penunjang..................................................................................................... 5
G. Penatalaksanaan medis / terapi.......................................................................................... 5
H. Fokus pengkajian keperawatan.......................................................................................... 6
I. Diagnosa keperawatan....................................................................................................... 7
J. Perencanaan ...................................................................................................................... 7
K. Evaluasi ............................................................................................................................ 8

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................ 9


A. Identitas ............................................................................................................................ 9
B. Riwayat keperawatan ........................................................................................................ 9
C. Pemeriksaan fisik............................................................................................................... 13
D. Pemeriksaan penunjang..................................................................................................... 15
E. Terapi yang diberikan........................................................................................................ 16

BAB 4 PENUTUP.......................................................................................................................... 25

iii
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 25
B. Saran ................................................................................................................................. 25

Daftar pustaka................................................................................................................................ 26

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan hidup dan kesehatan. Teori hirarki kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan
Abraham Maslow mengembangkan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan fisiologis (oksigen, cairan, nutrisi, keseimbangan tubuh, eliminasi, tempat tinggal, istirahat
dan tidur, serta kebutuhan seksual), kebutuhan rasa aman dan perlindungan terhadap ancaman,
kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki, kebutuhan aktualisasi diri (Alimul Hidayat,
2009).

Kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan oksigen. Oksigen (O2)
merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigenasi
diperlukan untuk proses metabolism tubuh secara terus-menerus. Oksigen diperoleh dari atmosfer
melalui proses bernafas (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh (Syaifuddin,2009).

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam pemenuhan oksigenasi yang
digunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai
organ atau sel (Potter dan Perry, 2009). Oksigenasi (O2) merupakan gas yang sangat vital dalam
kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolism tubuh
secara terus-menerus. Oksigenasi diperoleh dari atmosfer melalui proses pernafasan. Pada atmosfer,
gas selain oksigen juga terdapat karbon dioksida (CO), nitrogen (N), dan unsur-unsur lain seperti
argon dan helium (Tarwoto dan Wartonah, 2015).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pemenuhan


Kebutuhan Oksigenasi pada pasien dengan Penyakit Dyspnu Asma Attec Ht di Ruang Anggrek
kamar 2c Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan pada tahun 2022”

C. Tujuan

Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pemenuhan oksigenasi pada pasien dengan


Penyakit Dyspnu Asma Attec Ht di Ruang Anggrek kamar 2c Rumah Sakit Umum Daerah
Muntilan pada tahun 2022

1
BAB 2

TEORI

A. TINJAUAN TENTANG MASA KIFAS


1. Pengertian
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi. plasenta serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil. dengan waktu kurang lebih 6 minggu (wayani puravoortuti. 2015) Masa nifas
(puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Amru.
2013).
Menurut Departement Kesehatan Ri dalam padila (2019). postpartum atau masa
paspartum adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan
sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya masa
Postpartum kurang lebih 6 minggu.
2. Klasifikasi
a. Periode Immediate post partum terjadi dalam 24 jam pertama setelah
melahirkan.
b. Periodle Early post partum terjadi setelah 24 jam post partum sampai akhir
minggu pertama sesudah melahirkan, dimana resiko sering terjadi pada ibu
post partum, hampir seluruh Sistem tubuh mengalami perubahan secara
drastis.
c. periode late post partum terjadi mulai minggu kedua sampai minggu ke enam
sesudah melahirkan dan terjadinya perubahan secara bertahap (mitayani,
2018)

3. Perubahan fisiologis masa nifas


Salah satu perubahan fislogis masa nifas adalah perubahan sistem reproduksi
dimana meliputi perubahan corpus uteri, cervix, vulva, dan vagina serta otot-otot
pendukung pelvis. Kemudian perubahan pada corpus uteri salah satunya adalah involusi
uteri yaitu pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal setelah kelahiran bayi yang
diketahui sebagai involusi (cunningham, 2013)
Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
post partum, organ-organ tubuh itu yang mengalami perubahan setelah melahirkan antara
lain (Anggraeni. 2010):
a. Perubahan sistem produksi
1) Uterus
involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil.
2) Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas
a) .lokhea rubra : keluar pada hari pertama sampai hari ke 4
masa post partum cairan keluar berwarna merah karena

2
terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo ( rambut bayi ) dan meconium.
b) lokhea sanguinocenta : lokhea berwarna kuning kecoklatan
dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke 4 – hari ke 7
post partum
c) lokhea serosa : lokhea berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit dan robekan laserasi plasenta,
keluar pada hari ke 7 – hari ke 14.
d) lokhea alba : lokhea mengandung leukosit, sel desidua. Sel
epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang
mati. lokhea berlangsung selama 2 – 6 minggu post partum.
b. Perubahan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi
c. Perubahan perinium
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.
d. Perubahan sistem pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Disebabkan waktu
melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong.
e. Perubahan sistem perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung biasanya ibu akan sulit untuk buang
air kecil dalam 24 jam pertama.
f. Perubahan sistem muskolokeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh darah yang
berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan
menghentikan pendarahan
g. Perubahan sistem kardiovaskular
Setelah persalinan shunt akan tiba-tiba hilang.
h. Perubahan tanda tanda vital
1) Subu badan
2) Nadi
3) Tekanan darah
4) Pernafasan
4. Perubahan psikologis masa nifas
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh seorang wanita dalam menghadapi aktivitas dan
peran barunya sebagai ibu pada beberapa minggu atau bulan pertama setelah melahirkan,
baik dari segi fisik maupun psikologis. Pada masa nifas terjadi suatu adaptasi psikologis
yaitu :
a. Fase taking in
Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai
hari ke 2
b. Fase taking hold

3
Ibu merasa kawatir akan ketidakmampuan merawat bayi, muncul perasaan
sedih, berlangsung dihari ke 3 sampai hari ke 10
c. Fase letting go
Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya, berlangsung dihari
ke 10 sampai akhir masa nifas

Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik tetapi sebagian lainnya tidak berhasil
menyesuaikan diri bahkan mengalami gangguan gangguan psikologis, antara lain :
 Post partum blues
 Depresi post partum
 Psikosis post partum (marmpphi, 2013)

5. Pathway

6. Rencana Asuhan Keperawatan


Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan dengan mengumpulkan
data-data yang akurat, dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.
a.Data subjectif
1) Biodata yang mencakup identitas pasien menurut Anggraini ( 2018) meliputi :
a) Nama: untuk mengetahui nama jelas dan lengkap

4
b) Umur : Dicatat dalam tahun
c) Agama : untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
d) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan keperawatan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya
e) Pekerjaan : untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya
f) Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bisa diperlukan

2) Keluhan utama : untuk mengetahui masalah yang dihadapi berkaitan dengan masa nifas
3) Riwayat kesehatan menurut Ambarwati ( 2010) riwayat kesehatan meliputi :
a) Riwayat kesehatan yang lalu data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung, diabetes, mellitus, hipertensi, asma yang
dapat mempengaruhi pada masa post partum ini.
b) Riwayat kesehatan sekarang data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa post partum dan
bayinya.
c) Riwayat kesehatan keluarga data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya.
d) Riwayat menstruasi
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui jumlah kehamilan
dan kelahirannya
f) Riwayat kehamilan sekarang menurut Saifudin ( 2016) meliputi :
 Hari pertama, haid terakhir serta kapan taksiran persalinannya.
 Keluhan keluhan pada trimester I, II, III
 Dimana ibu biasa memeriksakan kehamilannya.
 Selama hamil berapa kali ibu periksa
 Penyuluhan yang pernah didapat selama kehamilan
 Pergerakan anak pertama kali dirasakan pada kehamilan berapa minggu
 Imunisasi : sudah/belum berapa kali telah dilakukan
Imunisasi selama hamil
 Keadaan psikologis untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang, apakah ibu
merasa takut atau cemas dengan keadaan sekarang
 Penggunaan obat obatan/rokok untuk mengetahui apakah ibu mengkomsumsi obat
terlarang atau ibu merokok

b. Data Objective yaitu data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat
1) Status generalis
a) keadaan umum untuk mengetahui untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan
baik, cukup atau kurang
b) kesadaran untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah compass
mentis,apatis,somnolen,spair
c) tanda tanda vital
d) tinggi badan dan berat badan
2) Pemeriksaan esktremitas
a) inspeksi

5
 Rambut untuk mengetahui warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak
 Muka untuk mengetahui

B. Patofisiologi
C.
D. Pathways
E. Manifestasi klinis
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fungsi paru untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan
pertukaran gas secara efektif
2. Oksimetri untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
3. Endoskopi untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi
4. CT-Scan untuk mengintifikasi adanya masa abnormal
G. Penatalaksaan medis / terapi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terapi oksigen adalah tindakan pemberian
oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir atauFiO2 > 21 %. Tujuan terapi oksigen
adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah respirasi respiratorik, mencegah
hipoksia jaringa,menurunkan kerja napas dan kerja otot jantung, serta mempertahankanPaO2 > 60
% mmHg atau SaO2 > 90 %. Indikasi pemberian oksigen dapatdilakukan pada :

1. Perubahan frekuensi atau pola napas


2. Perubahan atau gangguan pertukaran gas
3. Hipoksemia
4. Menurunnya kerja napas
5. Menurunnya kerja miokard
6. Trauma berat

Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan beberapametode, diantaranya


adalah inhalasi oksigen (pemberian oksigen),fisiotrapi dada, napas dalam dan batuk efektif, dan
penghisapan lender atausubtioning (Abdullah ,2014)

Inhalasi oksigen Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatandengan cara


memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran pernapsan dengan menggunakan alat
bantu oksigen. Pemberianoksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
melaluikanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhanoksigen dan mencega
terjadinya hipoksia.Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terdapat dua sistem inhalasioksigen
yaitu sistem aliran rendah dan sistem aliran tinggi.

6
1. Sistem aliran rendah Sistem aliran rendah ditujukan pada klienyang memerlukan
oksigen dan masih mampu bernapas sendiridengan pola pernapasan yang normal.
Sistem ini diberikan untukmenambah konsentrasi udara ruangan. Pemberian
oksigendiantaranya dengan menggunakan nasal kanula, sungkup muka sederhana,
sungkup muka dengan kantong rebreathing dansungkup muka dengan kantong non
rebreathing
a. Nasal kanula/binasal kanula. Nasal kanula merupakanalat yang sederhana dan
dapat memberikan oksigendengan aliran 1 -6 liter/menit dan konsentrasi
oksigensebesar 20% - 40%
b. Sungkup muka sederhana Sungkup muka sederhanadiberikan secara selang-
seling atau dengan aliran 5-10 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 40 - 60
%
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing Sungkupmuka dengan kantong
rebreathing memiliki kantongyang terus mengembang baik pada saat
inspirasi danekspirasi. Pada saat pasien inspirasi, oksigen akanmasuk dari
sungkup melalui lubang antara sungkup dankantong reservoir, ditambah
oksigen dari udara kamaryang masuk dalam lubang ekspirasi pada
kantong.Aliran oksigen 8-10 liter/menit, dengan konsentrasi60-80%
d. Sungkup muka dengan kantong nonrebreathingSungkup muka
nonrebreathing mempunyai dua katup,satu katup terbuka pada saat inspirasi
dan tertutup padasaat ekspirasi dan satu katup yang fungsinya
mencegahudara masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat
ekspirasi. Pemberian oksigen dengan aliran10-12 liter/menit dengan
konsentrasi oksigen 80-100%
2. Sistem aliran tinggi Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan O2 lebih
stabil dan tidak terpengaruh oleh tipe pernapasan, sehingga dapat menambah
konsentrasi oksigen yanglebih tepat dan teratur. Contoh dari sistem aliran tinggi
adalahdengan ventury mask atau sungkup muka dengan ventury denganaliran sekitar
2-15 liter/menit.
H. Fokus pengkajian keperawatan
1. Pengumpulan data
2. Identitas pasien
3. Keluhan utama
4. Riwayat kesehatan sekarang dan dulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
I. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas (D.0005)
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus kapiler (D.0003)
J. Perencanaan

No DX Keperawatan Tujuan Rencana tindakan


1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor pola napas
efektif berhubungan keperawatan selama 3x 24 2. Monitor sputum
dengan hambatan jam pola nafas pada klien 3. Berikan/pantau oksigen 3

7
upaya nafas membaik, yang ditanda liter/mnt dengan nasal
(D.0005) dengan kriteria hasil : kanule
- Dispnea menurun 4. Atur posisi klien dalam
- Penggunaan otot posisi semi fowler
bantu napas menurun 5. Anjurkan klien tekhnik
- Frekuensi napas napas dalam
membaik dalam 6. Kolaborasi pemberian
rentang normal (RR : bronkodilator,
16-20 x/mnt) ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
(L.01004)
(I.01011)
1. Monitor kecepatan aliran
2. Gangguan Setelah dilakukan asuhan oksigen
pertukaran gas keperawatan selama 3x 24 2. Monitor posisi alat terapi
berhubungan jam pola nafas pada klien oksigen
dengan perubahan membaik, yang ditanda 3. Monitor aliran oksigen
membran alveolus dengan kriteria hasil : secara periodic dan
kapiler (D.0003) - Dispnea menurun pastikan fraksi yang
- Pusing diberikan cukup
menurun/menghilang 4. Monitor efektifitas terapi
- Pola napas membaik oksigen (mis. oksimetri,
analisa gas darah ), jika
(L.01003)
perlu
5. Pertahankan kepatenan
jalan nafas
6. Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
7. Tetap berikan oksigen saat
pasien ditransportasi
8. Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengat tingkat mobilisasi
pasien
9. Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
10. Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur

8
(I.01026)

K. Evaluasi
1. Pola nafas tidak efektif teratasi pola nafas pasien membaik
2. Mampu melakukan perbaikan jalan nafas
3. Gangguan pertukaran gas membaik
4. Tidak ada sumbatan

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Senin, 18 Juli 2022


Jam : 11.00 WIB
Tempat : Bangsal Anggrek RSUD Muntilan
Oleh : Keysha Najwa H & Merlin

9
Sumber data : Pasien, Keluarga, Rekam Medis, dan tim kesehatan

A. PENGKAJIAN
IDENTITAS
Pasien
Nama : Ny. P
Usia : 54 tahun
Tempat, tanggal lahir : Magelang, 01 Juli 1958
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD/ Sederajat
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Ngawen, Muntilan
Diagnosa medis : Dyspnu Asma Attec Ht
Nomor RM : 26****
Tanggal masuk RS : 15 Juli 2022

PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. R
Umur : tahun
Pekerjaan : Buruh
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Wonoboyo Keji, Muntilan Magelang
Hubungan dengan pasien : Cucu
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan pasien
b. Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak nafas, merasa pusing dan batuk, jika batuk pasien
langsung merasa sesak napas/sulit bernapas.

c. Riwayat kesehatan sekarang


Pada tanggal 15 Juli 2022 pukul 20.30 WIB pasien mengatakan mulai merasa
sesak nafas dan batuk tak kunjung henti dan pukul 21.30 WIB pasien langsung
dibawa menuju ke IGD RSUD Muntilan dikarenakan keluhan yang timbul
semakin parah. Setelah dari IGD dan mendapatkan penanganan pertama dengan
pemberian nebulizer pasien mengatakan merasa napas lebih lega, setelah kondisi
stabil pasien dirawat di bangsal Anggrek dan tiba di bangsal jam 23.55 Sampai
saat ini tanggal 16 Juli 2022, keluhan yang dirasakan sesak nafas masih ada,

10
pusing dan batuk berdahak dengan konsistensi kental cair berwarna putih
kekuningan.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah dirawat di RS 2 kali 3th yang lalu karena sesak,
pasien juga mengatakan baru tahu kalua memiliki Riwayat hiperglikemia selama
2th. Kaget karena belum tahu memiliki gula darah sangat tinggi. Pasien
mengatakan rutin cek Kesehatan di puskesmas
2. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan almarhum ibunya dulu juga memiliki penyakit asma. Pasien memiliki
riwayat penyakit asma dan hipertensi serta pernah dirawat di rumah sakit.

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Laki laki yang sudah meninggal

: Perempuan

: Perempuan yang sudah meninggal

: Klien yang sakit


11
: Keluarga yang hidup di satu rumah

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

3. Pengkajian pola fungsi gordon


a. Pola terhadap kesehatan dan manajemen kesehatan
Pasien dan keluarga mengatakan tau tentang penyakit yang diderita pasien,
yaitu asma. Tau faktor pemicu dari penyakit yang diderita pasien dan dapat
menjelaskan diet yang tepat untuk pasien.
b. Pola aktivitas dan latihan
1) Pasien mandi sibin dengan air diatas tempat tidur setiap pagi dan sore hari
2) Pasien selalu ganti pakian
3) Sebelum pasien masuk rumah sakit pasien adalah seorang ibu rumah tangga
yang mengerjakkan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring dll.
Setelah pasien masuk rumah sakit pasien terbaring di tempat tidur.
4) Kemampuan perawatan diri

KETERANGAN
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakian / √
berdandan
Mobilisasi √
ditempat tidur
Pindah √
Ambulasi √
Makan / Minim √
Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Dibantu sebagian
2 = Perlu dibantu orang lain
3 = Perlu dibantu orang lain dan alat
4 = Tergantung / tidak mampu

c. Pola istirahat dan tidur

12
1) Pasien mengatakan istirahat dan tidurnya kurang, sebelum masuk rumah sakit
pasien tidur 8 jam dan di siang hari pasien tidur 3 jam
2) Pasien tidur kurang lebih 4 jam dan terbangun saat nafas sesek
d. Pola nutrisi metabolik
1) Sebelum sakit
a) Pasien mengatakan makan 1 kali sehari di seringi ngemil
b) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan
c) Pasien tidak memiliki masalah dalam mengunyah dan menelan
d) Pasien meminum air sebanyak 8 gelas sehari
e) Pasien mengatakan sering mengkonsumsi buah dan sayur
2) Selama sakit
a) Pasien mengatakan makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore
b) Pasien mengatakan selalu menghabiskan makanan atau rangsuman yang
diberikan rumah sakit
c) Pasien minum air putih 6 gelas sehari
e. Pola eliminasi
1) Sebelum sakit
a) Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari setiap pagi
b) Pasien mengatakan BAK kurang lebih 5 kali sehari
c) Konsistensi feses lunak, bewarna kuning, dan berbau khas
d) Warna urine bening dan berbau khas
2) Selama sakit
a) Pasien mengatakan selama 2 hari dirawat di rumah sakit belum bisa BAB
b) Pasien mengatakan BAK 4 kali lebih dalam sehari
c) Warna urine kuning bening, tidak terlihat kemerahan, dan berbau khas
f. Pola kognitif dan perceptual
Pasien mudah menyerap informasi, tidak ada gangguan memori, pasien
dapat mengambil keputusan dan berkomunikasi dengan baik.
g. Kemampuan konsep diri
1) Pasien mengatakan dirinya merasa lemah
2) Pasien ingin sehat
3) Pasien memposisiskan dirinya dengan nyaman supaya tidak sesek
h. Pola koping
Pasien selalu berdoa, istighfar dan berdzikir saat menghadapi masalah
i. Pola seksual reproduksi
Pasien sudah menopouse
j. Pola peran berhubungan
1) Pasien berperan dalam keluarga sebagai istri dan ibu, dan berperan di
masyarakat sebagai warga
2) Pasien ikut andil dalam kegiatan di masyarakat
k. Pola nilai dan kepercayaan
13
1) Pasien beragama islam
2) Pasien selalu meminta pertolongan kepada Allah.swt
3) Pasien tidak mengalami hambatan dalam ibadah

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemas, sesak napas (+)
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda Vital : TD = 163/91 mmHg
Nadi = 98% x/mnt
Suhu = 36,7 °C

RR = 24 x/mnt

2. Pemeriksaan secara sistematik (Chepalo-Caudal)


a. Kulit

Kulit sawo matang, warna kulit merata, tidak ada lesi, turgor baik, tidak ada edema.

b. Kepala
1) Bentuk oval
2) Kulit kepala bersih dan tidak terdapat ketombe
3) Warna rambut hitam dan tidak mudah rontok
4) Hidung simetris dan tidak ada sumbatan
5) Telinga simetris, dan tidak mengeluarkan cairan, dan pendengaran baik
6) Penciuman tidak ada gangguan
7) Sklera bewarna merah muda
c. Leher
1) Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2) Tidak ada lesi
3) Tonsil masih utuh
d. Dada
Paru-paru
Inspeksi :
1) Saat respirasi tidak ada pembesaran sebelah

14
2) Dada kanan dan kiri simetris
3) Nafas cepat dan dangkal
Palpasi : Taktil fremitus teraba dibagian depan atau belakang
Perkusi : Bunyi sonor pada bagian paru
Auskultasi : Tidak terdengar suara napas tambahan
Jantung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran
Palpasi : Ictus cordis dapat teraba pada ruang intercostal kiri V,
medial (2 cm) dari lineal midclavicularis kiri
Perkusi : Saat di perkusi terdengar suara dall/ redup
Auskultasi : Reguler ( S1 lup dan S2 dug)
e. Payudara
Tidak terdapat kelainan pada payudara kanan dan kiri, payudara kanan-kiri
simetris, tidak terdapat benjolan dan masa, turgor kulit baik, warna kulit
sawomatang, tidak terdapat luka.
f. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, bentuk perut buncit, tidak
ada luka jahitan
Auskultasi : Bising usus 15 kali/ menit
Perkusi : Terdengar suara timpani
Palpasi : Tidak ada pengerasan, nyeri tekan atau lepas
g. Genitalia
Tidak terpasang kateter
h. Ekstremitas
Kekuatan otot

5 5
5 5

a. Atas
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari, capilary refill < 2 detik,
turgor kulit baik. Terpasang infus Kaen 3B di tangan sinistra.
15
b. Bawah
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari, capilary refill < 2 detik,
turgor kulit cukup, dan tidak ada edema.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium Ny. P di Ruang Anggrek di RSUD Muntilan
(Tanggal : 19 Juli 2022)

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Pemeriksaan
19 Juli 2022 HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Leukosit 9.10 * ribu/uL 4.79-11.34
Eritrosit 5.05 10*6uL 4.11-5.55
Hemoglobin 14.4 g/dl 10.85-14.9
Hematokrit 43.8 % 34-45.1
Trombosit 279 ribu/uL 216-541
MPV 7.24* fL 7.2-11.1
Index Eritrosit
RDW-CV 11.4 % 11.3-14.6
MCV 86.8 fL 71.8-92
MCH 28.5 pg 24.2-31.2
MCHC 7.24 g/dL 32-36
Hitung Jenis
Neutrofil 78.3 % 42.5-71
Limfosit 86.8 % 20.4-44.6
Monosit 6.5 % 3.6-9.9
Eosinofil 0.8 % 0.7-5.4
Basofil 1.0 % 0-1

KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium (Na) 134.0 mmol/L 135-147
Kalium (K) 4.10 mmol/L 35-5
Klorida (Cl) 99.0 mmol/L 95-105
Ureum 51 * mg/dL 15-40
Kreatinin 1.26 * mg/dL 0.45-0.75
AST (SGOT) 25 U/L 0-35
ALT (SGPT) 28 U/L 0-35

E. TERAPI YANG DIBERIKAN

Hari/tanggal Nama Obat Dosis Cara Manfaat


pemberian

16
Selasa , 18 1. Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV 1. Untuk mengatasi
juli 2022 2. Azitromisin 1x500 mg IV penyakit akibat
3. Pantoprazol 40 mg/ 24 jam IV infeksi bakteri
4. Nebul Meprovent 2,5 mg/8 jam Inhalasi seperti gonore,
5. Nebul Flixotid 0,5 mg/24 jam Inhalasi meningitis, otitis
6. Resfar 1200 mg/12 jam IV media, sifilis dan
penyakit lyme
2. untuk mengobati
infeksi bakteri pada
saluran pernafasan
3. untuk meredakan
gejala akibat
peningkatan asam
lambung
4. untuk pengobatan
bronkospasme
akibat penyakit
penyumbatan paru
kronis
5. untuk mengobati
profilaksis pada
asma ringan, sedang
dan berat
6. untuk tujuan
mengencerkan
dahak sekaligus
mengobati
keracunan
paracetamol

Rabu , 19 juli 1. Methylprednizolon 62,5 mg/12 jam IV 1. untuk meredakan


2022 (MP 6) peradangan pada
2. Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV berbagai kondisi
3. Azitromisin 1x500 mg IV termasuk radang
4. Pantoprazol 40 mg/ 24 jam IV sendi, asma,
5. Nebul Meprovent 2,5 mg/ 8 jam Inhalasi psoriasis
6. Nebul Flixotid 0,5 mg/24 jam Inhalasi 2. Untuk mengatasi
7. Resfar 1200 mg/12 jam IV penyakit akibat
8. Nebu Nacl /12 jam Inhalasi infeksi bakteri
9. Infus Kaen 3B 15 tpm IV seperti gonore,
meningitis, otitis
media, sifilis dan
penyakit lyme
3. untuk mengobati
infeksi bakteri pada
saluran pernafasan
4. untuk meredakan
gejala akibat
peningkatan asam
lambung
5. untuk pengobatan

17
bronkospasme
akibat penyakit
penyumbatan paru
kronis
6. untuk mengobati
profilaksis pada
asma ringan, sedang
dan berat
7. untuk tujuan
mengencerkan
dahak sekaligus
mengobati
keracunan
paracetamol
8. untuk
melembabkan
hidung agar uap
yang masuk bisa
terhirup dan dengan
sendirinya akan
mengencerkan
dahak
9. untuk membantu
menyalurkan atau
memelihara
keseimbangan air
dan elektrolit pada
keadaan dimana
asupan makanan
tidak cukup atau
tidak dapat
diberikan secara per
oral
Kamis , 20 1. Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV 1. Untuk mengatasi
juli 2022 2. Azitromisin 1x500 mg IV penyakit akibat
3. Pantoprazol 40 mg/ 24 jam IV infeksi bakteri
4. Nebul Meprovent 2,5 mg/ 8 jam Inhalasi seperti gonore,
5. Nebul Flixotid 0,5 mg/24 jam Inhalasi meningitis, otitis
6. Resfar 1200 mg/12 jam IV media, sifilis dan
7. Nebu Nace /12 jam Inhalasi penyakit lyme
8. Infus Kaen 3B 15 tpm IV 2. untuk mengobati
infeksi bakteri pada
saluran pernafasan
3. untuk meredakan
gejala akibat
peningkatan asam
lambung
4. untuk pengobatan
bronkospasme
akibat penyakit
penyumbatan paru

18
kronis
5. untuk mengobati
profilaksis pada
asma ringan, sedang
dan berat
6. untuk tujuan
mengencerkan
dahak sekaligus
mengobati
keracunan
paracetamol
7. untuk
melembabkan
hidung agar uap
yang masuk bisa
terhirup dan dengan
sendirinya akan
mengencerkan
dahak
8. untuk membantu
menyalurkan atau
memelihara
keseimbangan air
dan elektrolit pada
keadaan dimana
asupan makanan
tidak cukup atau
tidak dapat
diberikan secara per
oral

1. Analisa data

DATA PENYEBAB MASALAH


DS : Hambatan upaya nafas Pola nafas tidak efektif
- Klien mengatakan (D.0005;hal 26)
sesak nafas berkurang
atau hilang timbul
- Klien mengatakan
belum bisa mengatur
untuk menarik dan
menghembuskan nafas
- Klien mengatakan
sesak nafas saat
berbaring
DO :
- Klien sedikit
kesulitan dalam
bernapas

19
- Terpasang nasal
kanul
- O2 : 3 ltr/mnt
- HR : 88 kali/ menit
- RR : 22 kali/ menit
- SPO2 : 94 %
DS : Perubahan membran Gangguan pertukaran gas
- Klien mengatakan alveolus-kapiler (D.0003; hal 22)
sesak nafas
berkurang dan
hilang timbul
- Klien mengatakan
pusing
DO :
- Klien nampak
tersengal-sengal saat
berbicara menahan
sesak napas
- Terpasang nasal
kanul
- O2 : 3 ltr/mnt
- HR : 88 kali/ menit
- RR : 22 kali/ menit
- SPO2 : 94 %

2. Diagnosa keperawatan
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (D.0005)
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus
kapiler (D.0003)
3. Intervensi keperawatan

No DX Keperawatan Tujuan Rencana tindakan


1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Monitor pola napas
efektif asuhan keperawatan 2. Monitor sputum
berhubungan selama 3x 24 jam pola 3. Berikan/pantau oksigen 3
dengan hambatan nafas pada klien liter/mnt dengan nasal kanule
upaya nafas membaik, yang ditanda 4. Atur posisi klien dalam
(D.0005; hal 26) dengan kriteria hasil : posisi semi fowler
- Dispnea menurun 5. Anjurkan klien tekhnik
- Penggunaan otot napas dalam
bantu napas 6. Kolaborasi pemberian
menurun bronkodilator, ekspektoran,
- Frekuensi napas mukolitik, jika perlu
membaik dalam

20
rentang normal (RR (I.01011)
: 16-20 x/mnt)

(L.01004)

1. Monitor kecepatan aliran


2. Gangguan Setelah dilakukan oksigen
pertukaran gas asuhan keperawatan
berhubungan selama 3x 24 jam pola 2. Monitor posisi alat terapi
dengan perubahan nafas pada klien oksigen
membran alveolus membaik, yang ditanda
kapiler (D.0003; dengan kriteria hasil : 3. Monitor aliran oksigen
hal 22) - Dispnea menurun secara periodic dan pastikan
- Pusing fraksi yang diberikan cukup
menurun/menghila
ng 4. Monitor efektifitas terapi
- Pola napas oksigen (mis. oksimetri,
membaik analisa gas darah ), jika perlu
(L.01003) 5. Pertahankan kepatenan
jalan nafas

6. Berikan oksigen tambahan,


jika perlu

7. Tetap berikan oksigen saat


pasien ditransportasi

8. Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai dengat
tingkat mobilisasi pasien

9. Kolaborasi penentuan dosis


oksigen

10. Kolaborasi penggunaan


oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur

(I.01026)

4. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ Diagnosa Pelaksanaan Evaluasi

21
Tgl/Jam Keperawatan
Selasa, Pola nafas tidak 1. Mengatur posisi S : Klien mengatakan
18 Juli efektif berhubungan klien dalam posisi nafas lebih terasa lega/
2022/ dengan hambatan semi fowler tidak terlalu ngo-ngosan
08.00 upaya nafas O : posisi klien saat ini
(D.0005; hal 26) semi fowler
Rtl : lanjutkan intervensi
1. Monitor kondisi
umum
2. Monitor tanda-tanda
vital (Tekanan darah,
nadi, suhu, respirasi,
saturasi oksigen)

Selasa, Gangguan 1. Memonitor kondisi S:


18 Juli pertukaran gas umum 1. Kien mengatakan
2022/ berhubungan 2. Memonitor sesak napas
14.30 dengan perubahan kecepatan aliran berkurang
membran alveolus oksigen 2. Klien mengatakan
kapiler (D.0003; hal 3. Memonitor posisi kepala terasa pusing
22) alat terapi oksigen O:
1. Ku : lemah
2. Kesadaran :
Composmentis
3. Terpasang oksigen 3
ltr/mnt dengan nasal
kanul
Rtl : lanjutkan intervensi
1. Memonitor
kecepatan aliran
oksigen
2. Memonitor posisi
alat terapi oksigen
3. Memonitor
efektifitas terapi
oksigen
Rabu, Pola nafas tidak 1. Memonitor kondisi S:
19 Juli efektif berhubungan umum 1. Klien mengatakan
2022/ dengan hambatan 2. Memonitor tanda- sesak napas
08.30 upaya nafas tanda vital berkurang, tapi masih
(D.0005; hal 26) (Tekanan darah, batuk ngikil tadi
nadi, suhu, malam
respirasi, saturasi 2. Klien mengatakan
oksigen) tidak bisa tidur tadi
malam karena batuk

22
yang menyebabkan
sesak napas
O:
TD : 123/80 mmhg
N : 88x/ mnt
T : 36,2 oC
RR : 22
SPO2 : 94-96 %
Terpasang oksigen 3
ltr/mnt (Intermiten)
Rtl : lanjutkan intervensi
1. Berikan terapi
inhalasi nebulizer
Obat : Meprovent
2,5 mg /8 Jam
2. Atur posisi semi
fowler
Kolaborasi dengan dokter
sesuai terapi oksigen
yang diberikan
Rabu, Gangguan 1. Memonitor S:
19 Juli pertukaran gas kecepatan aliran 1. Kien mengatakan
2022/ berhubungan oksigen sesak napas
14.00 dengan perubahan 2. Memonitor posisi berkurang
membran alveolus alat terapi oksigen 2. Klien mengatakan
kapiler (D.0003; hal 3. Memonitor kepala terasa pusing
22) efektifitas terapi kadang- kadang
oksigen O : Terpasang oksigen 3
ltr/mnt dengan nasal
kanul
Rtl : lanjutkan intervensi
1. Monitor kecepatan
aliran oksigen
2. Monitor posisi alat
terapi oksigen
3. Monitor efektifitas
terapi oksigen
Kamis, Pola nafas tidak 1. Memonitor kondisi S:
20 Juli efektif berhubungan umum 1. Klien mengatakan
2022/ dengan hambatan 2. Memonitor tanda- sesak napas
08.30 upaya nafas tanda vital berkurang
(D.0005; hal 26) (Tekanan darah, 2. Klien mengatakan
nadi, suhu, tidak bisa tidur tadi
respirasi, saturasi malam karena batuk
oksigen) yang menyebabkan
sesak napas

23
3. Klien mengatakan
enggorokan terasa
gatal
O:
1. TTV :
TD : 163/111 mmhg
N : 69x/ mnt
T : 36,2 oC
RR : 22
SPO2 : 96 %
2. Terpasang oksigen 3
ltr/mnt dengan nasal
kanul (Intermiten)
Rtl : lanjutkan intervensi
1. Berikan terapi
inhalasi nebulizer
Obat : Meprovent 2,5
mg /8 Jam
2. Atur posisi semi
fowler
3. Kolaborasi dengan
dokter sesuai terapi
oksigen yang
diberikan
Kamis, Gangguan 1. Memonitor kondisi S:
20 Juli pertukaran gas umum 1. Klien mengatakan
2022/ berhubungan 2. Memonitor sesak berkurang
13.30 dengan perubahan kecepatan aliran 2. Klien mengatakan
membran alveolus oksigen batuk berkurang
kapiler (D.0003; hal 3. Memonitor posisi O:
22) alat terapi oksigen 1. Terpasang oksigen 3
ltr/ mnt dengan nasal
kanul
2. Posisis klien semi
fowler
3. RR : 20 x /mnt
Rtl : pertahankan hasil
Hasil visite dokter : RPL
Jumat, 15 Juli 2022

24
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
pemenuhan kebutuhan oksigen, yaitu sebagai berikut: Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan
fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atausel.
Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan
bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dansaluran pernapasan bagian bawah yaitu,
trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru- paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan
transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam
mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi dada.

B. Saran

25
Sebagai perawat diharapkan mampu membuat asuhan keperawatan dengan baik terhadap
penderita penyakit saluran pernapasan terutama Dyspnu Asma Attac Ht. Oleh karena itu, perawat
juga harus mampu berperan sebagai pendidik dalam hal ini melakukan penyuluhan ataupun
memberikan edukasi kepada pasien maupun keluarga pasien terutama mengenai tanda-tanda,
penanganan dan penceganhanya.

Daftar Pustaka

Buku SDKI, SLKI, SIKI

Ambara, Y. (2019). Konsep Kebutuhan Dasar Oksigenasi

Haswita & Reni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Tim

Tortora, GJ, Derrickson, B. 2014. Principles of Anatomy & Physiology13th Edition. United States of
America: John Wiley & Sons, Inc

Pradana, F. A. A. (2019). PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI

26

Anda mungkin juga menyukai