DI SUSUN OLEH
NIM : 202102066
Tinjauan Teori
1. Pengertian
peningkatan cairan yang luar biasa di antara ruang pleura. Pleura adalah
selaput tipis yang melapisi permukaan paru-paru dan bagian dalam dinding
lapisan pleura. Biasanya, jumlah cairan yang tidak terdeteksi hadir dalam
keduanya, ini disebabkan oleh satu dari lima mekanisme berikut (Morton 2012)
a) Infeksi
(1) Tuberkulosis
(2) Pneumonitis
b) Non infeksi
(8) Hipotiroidisme
(9) Kilotoraks
c. Efusi hemoragi dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru
dan tuberculosis
keluhan:
a. Batuk
b. Sesak napas
c. Nyeri pleuritis
g. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi
napas bronkus.
karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang
damoiseu)
4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal tidak ada rongga kosong antara pleura parietalis
dan pleura viceralis, karena di antara pleura tersebut terdapat cairan antara
teratur. Cairan yang sedikit ini merupakan pelumas antara kedua pleura,
sehingga pleura tersebut mudah bergeser satu sama lain. Di ketahui bahwa
ini bisa terjadi karena adanya tekanan hidrostatik dan tekanan osmotic
primer. Dari infeksi primer ini akan timbul peradangan saluran getah
subpleura yang robek atau melalui aliran getah bening. Sebab lain dapat
juga dari robekkan kearah saluran getah bening yang menuju rongga
eksudat, yaitu berisi protein yang terdapat pada cairan pleura tersebut
karena kegagalan aliran protein getah bening. Cairan ini biasanya serous,
karena adanya bakteri tubukolosis, tapi karena akibat adanya efusi pleura
dada asimetris, dada yang lebih cembung, fremitus raba melemah, perkusi
redup. Selain hal - hal diatas ada perubahan lain yang ditimbulkan oleh
suhu, batuk dan berat badan menurun (Nair & Peate, 2015).
5. Pemeriksaan Diagnostik
dengan lebih jelas, serta bisa menunjukkan adanya pneumonia, abses paru
atau tumor.
maka dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil
untuk dianalisa.
ditentukan.
6. Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Thoraksentesis
nyeri,dispneu, dan lain lain. Cairan efusi sebanyak 1 - 1,5 liter perlu
cairan efusi pleura lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutnya baru
c. Antibiotic
d. Pleurodesis
Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberi obat melalui
menggunakan water seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum
7. Komplikasi
a. Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase
yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan
pleura viseralis. Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika
pada jaringan
pleura tersebut.
b. Atalektasis
c. Fibrosis paru
ikat paru dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara
d. Kolaps Paru
e. Empiema
dalam rongga pleura. Cairan yang terinfeksi dapat mencapai satu gelas
bir atau lebih, yang menyebabkan tekanan pada paru-paru, sesak napas
9. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat Keperawatan
Pengkajian pada efusi pleura ini mengacu pada 11 pola Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Data subjektif : riwayat kebiasaan penggunaan obat-obatan, merokok,
minum alcohol.
- Data objektif : ada obat-obatan
b. Pola nutrisi dan metabolik
- d ata subjektif : kebiasaan makan dan minum, terjadinya penurunan nafsu
makan
- data objektif : turgor kulit jelek, mukosa kering dan penurunan berat badan
c. Pola eliminasi
- data subjektif : penurunan frekuensi BAB, penurunan peristaltik usus,
otot-otot traktus digestivusdan peningkatan BAK
- data objektif : perubahan jumlah urine yang meningkat
d. Pola aktifitas dan latihan
- data subjektif : sesak napas, kelelahan, nyeri dada, penurunan aktifitas
- data objektif : penurunan aktifitas secara mandiri
e. Pola tidur dan istirahat
- d ata subjektif : sulit tidur, penurunan kebutuhan tidur karena adanya
sesak, nyeri dada dan peningkatan suhu tubuh.
- Data objektif : palpebra inferior warna gelap dan wajah mengantuk
f. Pola persepsi dan kognitif
- Data subjektif : perasaan nyeri
- Data objektif : bingung dan gelisah
g. Pola hubungan dan peran
Data subjektif : perubahan peran interpersonal
Data objektif : kurang berinteraksi
h. Pola persepsi dan konsep diri
- Data subjektif : perubahan persepsi diri
- Data objektif : perhatian kurang, kontak mata
i. Pola mekanisme koping
- Data subjektif : stress, bertanya-tanya tentang penyakitnya
- Data objektif : ansietas
j. Pola reproduksi dan seksualitas
- Data subjektif : penurunan libido
- Data objektif : keterbatasan gerak
k. Pola system dan kepercayaan
- d ata subjektif : kemampuan pasien dalam menjalankan ibadah, tanggapan
pasien atau keluarga mengenai agamanya
- data objektif : agama yang dianut oleh pasien.
Suara perkusi redup sampai peka tegantung jumlah cairannya. Bila cairannya
tidak mengisi penuh rongga pleura, maka akan terdapat batas atas cairan
berupa garis lengkung dengan ujung lateral atas ke medical penderita dalam
posisi duduk. Garis ini disebut garis Ellis-Damoisseaux. Garis ini paling jelas
di bagian depan dada, kurang jelas di punggung.
b) Sistem kordiovaskuler
Pada inspeksi perlu diperhatikan letak ictus cordis, normal berada pada ICS –
5 pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran jantung. Palpasi untuk
menghitung frekuensi jantung (health rate) dan harus diperhatikan kedalaman
dan teratur tidaknya denyut jantung, perlu juga memeriksa adanya thrill yaitu
getaran ictus cordis. Perkusi untuk menentukan batas jantung dimana daerah
jantung terdengar pekak. Hal ini bertujuan untuk menentukan adakah
pembesaran jantung atau ventrikel kiri. Auskultasi untuk menentukan suara
jantung I dan II tunggal atau gallop dan adakah bunyi jantung III yang
merupakan gejala payah jantung serta adakah murmur yang menunjukkan
adanya peningkatan arus turbulensi darah. Adanya takipnea, takikardia,
sianosis, bunyi P2 yang mengeras.
c) Sistem neurologis
Pada inspeksi tingkat kesadaran perlu dikaji Disamping juga diperlukan
pemeriksaan GCS. Adakah composmentis atau somnolen atau comma.
refleks patologis, dan bagaimana dengan refleks fisiologisnya. Selain itu
fungsi-fungsi sensoris juga perlu dikaji seperti pendengaran, penglihatan,
penciuman, perabaan dan pengecapan.
Kesadaran penderita yaitu komposments dengan GCS : 4 – 5 – 6.
d) Sistem gastrointestinal
Pada inspeksi perlu diperhatikan, apakah abdomen membuncit atau datar, tepi
perut menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, selain itu juga
perlu di inspeksi ada tidaknya benjolan-benjolan atau massa.
Auskultasi untuk mendengarkan suara peristaltik usus dimana nilai
normalnya 5-35 kali permenit. Pada palpasi perlu juga diperhatikan, adakah
nyeri tekan abdomen, adakah massa (tumor, feces), turgor kulit perut untuk
mengetahui derajat hidrasi pasien, apakah hepar teraba, juga apakah lien
teraba. Perkusi abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cairan
akan menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika urinarta, tumor).
Adanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan turun.
e) Sistem muskuloskeletal
Pada inspeksi perlu diperhatikan adakah edema peritibial, palpasi pada kedua
ekstremetas untuk mengetahui tingkat perfusi perifer serta dengan
pemerikasaan capillary refil time. Dengan inspeksi dan palpasi dilakukan
pemeriksaan kekuatan otot kemudian dibandingkan antara kiri dan kanan.
Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan
sehari – hari yang kurang meyenangkan.
f) Sistem integumen
Inspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, warna ada tidaknya lesi pada
kulit, pada Pasien dengan effusi biasanya akan tampak cyanosis akibat
adanya kegagalan sistem transport O2. Pada palpasi perlu diperiksa mengenai
kehangatan kulit (dingin, hangat, demam). Kemudian texture kulit (halus-
lunak-kasar) serta turgor kulit untuk mengetahui derajat hidrasi seseorang.
Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun.
keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
operasi)(D.0077)
(PPNI, 2017)
c. Rencana Keperawatan
upaya nafas.(D.0005)
nafas membaik.
2. Kriteria hasil
a. Dyspnea menurun
d. Otopnea menurun
3. Intervensi
Observasi
ronchi kering)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian bronkodilator,ekspektoran, mukolitik, jika
perlu.
menurun
2. Kriteria hasil :
c. Meringis menurun
3. Intervensi
Observasi
intensitas nyeri.
Terapeutik
meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
pasien meingkat
2. Kriteria hasil :
3. Intervensi
Observasi
Terapeutik
suara, kunjungan)
Edukasi
kembali membaik
2. Kriteria hasil :
a. Mengigil menurun
c. Takikardia menurun
d. Takipnea menurun
3. Intervensi
Observasi
Terapeuik
Edukasi
membaik
2. Kriteria hasil
a. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
3. Intervensi
Observasi
Terapeutik
Kolaborasi
makanan
terpapar informasi(D.0111)
diharapkanpengetahuan meningkat
2. Kriteria hasil
mengingkat
3. Intervensi
Observasi
terapeutik
(proseduroperasi) (D.0077)
menurun
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi
Observasi
intensitas nyeri
Terapeutik
meredakan nyeri
Edukasi
nyeri
Kolaborasi
b. Kriteria hasil :
1) Demam menurun
4) Kemerahan menurun
c. Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Arif Muttaqin. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
Haugen, N & Galura, S.J. (2012).Ulrich & Canale's Nursing Care Planning Guides
(7th Ed). Diakses pada 19 februari 2020 pada
http://www1.us.elsevierhealth.com/SIMON/Ulrich/Constructor/diagnos
es.cfm?did=320
Juall Lynda, 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Buku kedokteran
EGC
Martha & Smith Kelly, 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan. Yogyakarta: Digna
pustaka
NANDA-I, 2010. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta: Buku kedokteran EGC
Nair, M., & Peate, I. (2015). Dasar-dasar Patofisiologi Terapan Edisi 2. Jakarta:
Bumi Medika.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). NANDA NIC-NOC edisi refisi jilid 1 2015.
Jakarta: Media Action Publishing.
Sherwood, L. (2010). Human physiologi: From cell to system. USA: Brooks and
Cole
The British Thoracic Society. (2010). Pleural Disease Guideline 2010 A Quick
Reference Guide. British Thoracic Society Reports, Vol 2, No 3, 2010.
Diakses pada tanggal 19 februari 2020 pada http://www.brit-
thoracic.org.uk/clinical-information/pleural-disease.aspx