PERAWATAN NIFAS
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien mengerti dan mampu
melakukan perawatan pada ibu nifas dirumah.
2. Tujuan khusus
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian nifas
b. Peserta mampu menjelaskan tujuan dilakukan perawatan nifas
c. Peserta mampu mengenali tanda-tanda bahaya pada masa nifas
d. Peserta mampu melakukan perawatan pada masa nifas
B. Sasaran
Ibu Hamil yang ada di Posyandu Ramania jl.otista Samarinda
C. Materi
Pokok bahasan : perawatan ibu nifas
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian nifas
2. Tujuan perawatan nifas
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas
4. Perawatan nifas
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. LCD
2. Leaflet
3. Laptop
4. Phantom
F. Kegiatan penyuluhan
08.00-08.05
08.05-08.10
08.30-08.35
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa program profesi pendidikan bidan
bekerja sama dengan penanggung jawab VK-IRD RSUD Dr soetomo surabaya
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan selesai
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias teradap materi yang disampaikan oleh penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Peserta terliat aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan perannya
dengan baik.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyaji.
H. Pengorganisasian
Moderator : Maya agustia
Penyaji : Minah
Anggota : Mahasiswi Kebidanan Stikes Wiyata Husada Samarinda
Pembimbing : Sulastri, A.MD.Keb
I. Sumber
Cunningham, F. Gary et al. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Alih bahasa: Andry Hartono, Joko
Suyono, Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC
Pusdiknakes. 2003. Buku 4. Asuhan Kebidanan Postpartum. Jakarta: Pusdiknakes-WHO-J
HPIEGO
Saifuddin, AB. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi
1. Jakarta: YBPSP
Sarwono, P. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
Materi Penyuluhan
PERAWATAN NIFAS
1. Pengertian Nifas
Puerperium (nifas) adalah masa sesudah persalinan untuk pulihnya kembali alat-alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri Fisiologi : 315)
Puerperium (nifas) adalah masa dimulai setelah persalinan dan berakhir kira-kira 6 minggu,
akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 5 bulan. (Ilmu Kebidanan : 237)
a. Mobilisasi
Ibu yang baru melahirkan mungkin enggan bergerak karena letih dan sakit. Berdasarkan
penelitian ibu sudah diperbolehkan miring kekanan dan kekiri pada 2 jam setelah melahirkan
dan ibu boleh turun dari tempat tidur dalam kurun waktu 3 jam setelah persalinan dengan
bantuan keluarga atau bidan / perawat. Pasien sectio caesarea mobilisasi dilakukan dalam
kurun waktu 24 – 36 jam setelah melahirkan.
b. Diet/ Nutrisi
Dalam periode nifas diperlukan nutrisi yang keseluruhan baik , kaya protein, vitamin dan
karbohidrat. Ibu menyusui harus mendapatkan paling sedikit 2500 kalori dalam satu hari,
dengan tambahan 500 ml susu per hari (Derek J, 2005)
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin (Saifuddin AB, 2002)
Nutrisi dan cairan pada ibu nifas:
§ Kebutuhan gizi ibu nifas adalah 700 kkal/hari.
§ Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
§ Minum setiap sebelum menyusui sedikitnya 3 liter/hari.
§ Pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
§ Minum kapsul vit. A (2000000 unit) agar bisa memberikan vit. A kepada bayi melalui ASI.
§ Vit. C 100 mg, B1 1,3 mg dan B2 1,3 mg.
§ Makanan yang mengandung asam lemak omega 3 yang banyak terdapat pada ikan laut
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan dalam 6-8 jam PP, kadang-kadang wanita sulit kencing,
karena spingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme sehingga terjadi iritasi dan nyeri,
bila kandung kemih penuh dapat menyebabkan terganggunya kontraksi uterus sehingga dapat
terjadi perdarahan, infeksi kandung kemih, jadi upayakan untuk mempercepat BAK. Jika tidak
bisa dilakukan kateterisasi.
d. Hygiene
Masa nifas adalah masa yang rentan terjadi infeksi pada ibu. Oleh karena itu, ibu nifas
disarankan :
1) Menjaga kebersihan seluruh tubuh dengan mandi
2) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Untuk membersihkan daerah disekitar
kelamin dilakukan dari arah depan ke belakang kemudian didaerah sekitar anus setiap selesai
buang air kecil maupun buang air besar. Keringkan dengan handuk dengan cara ditepuk –
tepuk dari arah muka ke belakang.
3) Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari
4) Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
e. Seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti
dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai hubungan suami istri kapan
saja ibu siap.
g. Perawatan Payudara
Perawatan payudara dilakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan payudara
dilakukan dengan cara :
§ Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
§ Menggunakan BH yang menyokong payudara.
§ Apabila putting lecet oleskan kolostrum/ASI yang keluar pada sekitar putting susu tiap kali
selesai menyusui.
§ Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
§ Untuk menghilangkan nyeri, minum parasetamol 1 tablet tiap 4 – 6 jam.
h. Kontrasepsi
Sebaiknya sebelum memilih kontrasepsi dikonsulkan terlebih dahulu ke bidan atau dokter.
Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD/spiral, implan,suntik 3 bulanan dan steril. Yang tidak
dianjurkan adalah pil kombinasi dan suntik 1 bulanan.
2. Mengganti kasa pembungkus tali pusat jika basah atau terkena kotoran bayi. Jangan
menunggu diganti saat memandikan bayi saja.
3. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih untuk mencegah
terjadinya infeksi.