Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dimana berkat
pembuatan laporan ini. Laporan ini merupakan salah satu tugas pokok padasaat
Kudus.
BBL patologis pada By Ny. R dengan asfiksia berat. Semoga laporan ini dapat
Segala kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini mohon untuk dapat
dimaafkan, karena kemampuan saya sebagai penulis terbatas dan masih dalam
proses belajar. Untuk itu saya sangat menyambut segala masukan dan saran yang
Wassalamualaikum Wr Wb
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lahir yang mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak
dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya. Salah satu faktor
dari ibu ke janin karena ketuban telah pecah atau ketuban pecah dini
120 juta bayi lahir di dunia, kira-kira 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi
meninggal sebab asfiksia. Di Indonesia, Asfiksia pada pada bayi baru lahir
menjadi penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian bayi baru lahir
infeksi (25-30%), bayi dengan berat lahir rendah (25-30%), dan trauma
yang paling tinggi yaitu sebesar 142 kematian per 1000 kelahiran setelah
tertinggi kelima untuk negara ASEAN pada tahun 2011 yaitu 35 kematian
ventilasi dan sedikit saja yang membutuhkan intubasi dan kompresi dada
(Saifudin, 2012).
2016 sebanyak 6,94 per 1.000 kelahiran hidup dan di kabupaten kudus
sebanyak 5,30 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2016 jumlah kematian bayi
menjadi 1.056 bayi atau 7,23 per 1000 kelahiran hidup, maka masih perlu
peran dari semua 3 pihak yang terkait dalam rangka penurunan angka
tersebut sehingga target (Millinium Development Goals) MDGs
baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatatan Dokter Anak Indonesia) adalah
kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa
saat setelah lahir. Berbagai faktor pada ibu dan bayi berperan sebagai
dan penanganan perinatal yang baik pada kehamilan risiko tinggi sangat
fatal pada bayi baru lahir. Redistribusi sirkulasi yang ditemukan pada
pasien hipoksia dan iskemia akut telah memberikan gambaran yang jelas
didapatkan kerusakan pada satu organ, 34% bayi pada dua organ, dan 9%
adalah ginjal (50%), otak (28%), kardiovaskular (25%) dan paru (23%).
ibu khususnya, agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang
karena dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir.
Selain itu angka kematian dikarenakan Asfiksia juga masih tinggi dan
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
bidan.
2. Tujuan Khusus
Kudus.
D. Manfaat penulisan
selanjutnya.
Asfiksia.
5. Manfaat bagi pembaca khususnya ibu Nifas Sumber informasi dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram (Saleha 2012). Aspek penting dari asuhan segera
b. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi
c. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut
15 menit.
40kali/menit.
sempurna.
&Marmi2014).
lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan
dalam suhu kamar 25° C maka bayi akan kehilangan panas melalui
meningkat.
c. Perubahan pernafasan.
pertama ialah :
d. Perubahan Struktur
dari plasenta melalui vena cava interior dan foramen oval antrium
kiri terhenti sirkulasi darah bayi sekarang berubah menjadi seperti
d. Warna kulit(colour)
APGAR 7-10), asfiksia sedang- ringan (nilai APGAR 4-6) atau bayi
akan lebih besar, maka penilaian APGAR selain dilakukan pada menit
pertama juga dilakukan pada menit ke-5 setelah bayi lahir (Tando
2013).
a. Kulit
Integritas kulit (tidak ada luka, kering dll). Termasuk berikut ini :
kuning).
ringan pada bayi aterm, berat pada bayi premature, dan sedikit
hingga tidak ada pada bayi post term), suhu umunya di atas
36,5°C (97,7°F).
b. Rambut
posisi tidur.
c. Jari-jari
mengindikasi dehidrasi.
struktur nagian luar dan jarak antara mata, laporkan deviasi dari
2) Kelopak mata harus licin tanpa terasa berat atau salah posisi,
selaput pelangi (bintik hitam dan putih seperti yang dilhat pada
sindrom Down).
4) Lensa mata normalnya tidak tampak, titik hitam atau putih dapat
mengindikasi katarak.
berlebihan.
mengindikasi candidialisis.
h. Dada
gangguan pernapasan.
volumenya.
6) Kisaran denyut nadi istirahat pada bayi baru lahir adalah 110
sampai 160 denyut permenit dengan ketidak teraturan tipis.
7) Tekanan darah mungkin tidak dinilai pada bayi baru lahir yang
i. Paru-paru pernapasan
1) Suara nafas harus jelas. Suara nafas yang menurun atau tidak
konsolidasi.
per menit.
atau infeksi.
k. Genitourinary
kemungkinan infeksi.
selanjutnya.
a. Mata
Pada bayi baru lahir normal, refleks fisiologis yang
1) Mengisap
Bayi harus memulai gerakan mengisap kuat pada area sirkumoral
sebagai respon terhadap rangsagan. Refleks ini harus tetap ada selama
masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti saat tidur.
2) Muntah
3) Rooting
mulai mengisap. Refleks ini harus hilang pada usia kira-kira 3-4
bulan.
4) Menguap
sepanjang hidup.
5) Ekstruksi
6) Batuk
Refleks ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah
c. Ekstremitas
Adapun refleks fisiologi yang berkaitan dengan ekstremitas
1) Menggenggam.
2) Babinski
3) Masa Tumbuh
Ada beberapa refleks pada masa tubuh. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
(1) Refleks moro, yaitu kejutan atau perubahan tiba-tiba dalam
telunjuk dan ibu jari membentu “C” diikuti dengan fleksi dan
abduksi ekstremitas , kaki dapat fleksi dan lemah.
salah satu sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi
salah satu sisi, maka bahu dan batang tubuh akan membalik
dalam klorin 0,5% untuk membersihkan dari darah dan sekret lainnya.
Kemudian bilas dengan air DTT, lalu keringkan dengan handuk bersih
dari dinding perut bayi (pusat). Gunakan benang atau klem plastic
DTT/steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan
tali pusat, lingkaran benang disekeliling puntung tali pusat dan ikat
untuk kedua kalinya dengan simpul mati bagian di bagian berlawanan.
Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan dalam klorin 0,5%.
kulit bayi segera setelah lahir selama sedikitnya satu jam dan
ASI lebih dari satu jam dalam 24 jam pertama kala bayi lahir akan
dini yaitu :
1. Pengertian Asfiksia
Asfiksia merupakan kegagalan nafas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai
dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosi. Asfiksia yang terjadi pada
bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksida/hipoksia janin.
Diagnosis anoksida/hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan
dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu
mendapat perhatian ( Maryunani,2013).
Denyut jantung janin, frekuensi normal ialah antara 120 dan 160
denyutan semenit. Apabila frekuensi denyutan menurun sampai di
bawah 100 permenit di luar his dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu
merupakan tanda bahaya.Mekonium dalam air ketuban, adanya
mekonium pada prseentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan
oksigenasi dan gawat janin, karena terjadi rangsangan nervus X,
sehingga peristaltic usus meningkat dan sfingter ani terbuka. Adanya
mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan
indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan
dengan mudah. Pemeriksaan PH darah janin, adanya asidosis
menyebabkan turunnya PH. Apabila PH itu turun sampai di bawah 7,2
hal itu dianggap sebagai tanda bahaya (Rukiyah 2013).
Nilai 0 1 2
Appereance Seluruh Badan merah Seluruh tubuh
tubuh biru ekstremitas biru kemerahan
atau putih
Pulse (nadi) Tidak ada <100 kali permenit >100kali
permenit
Greemace Tidak ada Perubahan mimic Bersin/menangis
(menyeringai)
Activity Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan
(tonus otot) fleksi aktif/ekstremitas
fleksi
Respiratory Tidak ada Lemah/tidak teratur Menangis
(pernafasan) kuat/keras
(Sumber: Rukiyah dan Yulianti, 2014)
3. Pengertian Asfiksia Berat
f. Denyut jantung tidak ada atau lambat (bradikardia) (kurang dari 100
a. Faktor ibu
a. Faktor plasenta
(1)Plasenta tipis
(2)Plasenta kecil
(4)Solutio plasenta
(5)Perdarahan plasenta
(1)Premature
(2)IUGR
(3)Gemeli
(4)Tali pusat menumbung
(5)Kelainan congenital
c. Faktor persalinan
(1)Partus lama
(2)Distosia bahu
(3)Lilitan talipusat
6. Patofiologi Asfiksia
setelah lahir bayi akan menarik nafas yang pertama kali (menangis),
pada saat ini paru janin mulai berfungsi untuk resoirasi. Alveoli akan
mengembang udara akan masuk dan cairan yang ada di dalam alveoli
menghilang.
bayi juga mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas. Pernafasan
7. Manifestasi klinik
organ lain.
persalinan.
8. Diagnosis Asfiksia
k. Anamnesis
Anamnesis diarahkan untuk mencari faktor risiko terhadap
2) Cara dilahirkan.
(Ghai,2012)
l. Pemeriksaan fisik.
4) Bayi tidak bernafas atau menangis.
m. Pemeriksaan penunjang
gliserin (Sudarti,2013).
u. Persiapan keluarga
v. Persiapan tempat
w. Persiapan alat
11.Penatalaksanaan Asfiksia
Untuk semua bayi baru lahir, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4
pertanyaan :
a. Sebelum bayi lahir
bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu,
2) Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi (satu atau
dua kali).
terhadap bayi.
bitu atau pucat, denyut jantung kurang dari 100 kali per menit,
Positif(VTP).
yang hangat.
5) Periksa ulang posisi bayi dan pastikan kepala telah dalam posisi
7) Tekan balon resusitasi dengan dua jari atau dengan seluruh jari
selama ventilasi.
11) Bila dinding dada naik turun dengan berarti ventilasi berjalan
secara adekuat.
12) Bila dinding dada tidak naik, periksa ulaang dan betulkan posisi
kurang.
warna kulit.
14) Ventilasi dengan balon dan sungkup dalam waktu yang cukup
menyebabkan:
berkembang.
PASAL 11
b. Bimbingan senamhamil.
c. Episiotomi.
d. Penjahitan lukaepiotomi.
dengan rujukan.
f. Pencegah ananemia.
yang dijalankan oleh Bidan yang profesional (hal ini menyangkut SDM),
(Sianturi 2015).
data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir secara
apakah kurang bulan atau cukup bulan, selain itu diperlukan data
megap, tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada, dan bayi tidak
bergerak aktif.
bahkan hampir tidak ada, dan bayi tidak bergerak aktif maka
bisa bernafas dengan spontan, dan tonus otot lemah bahkan hampir
pada janin.
based terkini serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien.
asfiksia adalah:
kain).
>100kali/menit.
vitamin K1.
seperti deele.
asfiksia antara lain, keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital dalam
batas normal,tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada kendala dan tidak
ada komplikasi pada saat setelah bayi lahir dan tetap memantau tanda-
melalui anamnesa. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya
orang yang bisu, dibagian data belakang “S” diberi tanda “O” atau “X” ini
dibuat.
hasil lab, dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk
auskultasi. Data ini memberi bukti gejalah klinis pasien dan fakta yang
lain- lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan
dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi
itu, data objektif pun termasuk kedalam asuhan kebidanan pada bayi dengan
asfiksia yang terdiri pemeriksaan umum bayi, pemeriksaan tanda-tanda vital
bayi, apakah bayi segera menangis setelah lahir, apakah bayi bernafas
megap-megap, tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada, dan bayi tidak
bergerakaktif.
Keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru bagi subjektif
menjamin suatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga
bahwa benar pasien menderita asfiksia pada bayi baru lahir berdasarkan dari
diagnosa asfiksia pada bayi baru lahir kita perlu mengantisipasi terjadinya
dimasukkan dalam “P”. Pada tahap terakhir ini melakukan kunjungan ulang
Tekanan Positif (VTP) untuk membuat bayi dapat bernafas secara spontan.
Pada pasien dengan kasus asfiksia yang ditangani di rumah sakit dan
personal hygene pada bayi agar tidak terjadi infeksi, dan pemantauan berat
badan bayi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 30 September 2019
Jam : 10.45 WIB
Tempat : Picu Nicu Peristi
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Bayi : ByNy.R
Umur Bayi : 0 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal/Jam Lahir : 30 September 2019/ 10.15 WIB
No. Register : 816287
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Somnolen
3. Score apgar :
Tanda I II III
Apperance 0 0 2
(warna kulit)
Pulse (nadi) 2 2 2
Grimace (refleks) 0 1 1
Activity (tonus 0 1 1
otot)
Respiration 1 1 1
(usaha bernafas)
Total 3 5 7
4. Tanda-tanda vital
a. Suhu : 36,6 ̊C
b. Pernafasan : 36 x/menit
c. Nadi : 164 x/menit
5. Antropometri
a. Berat badan : 4.500 gr
b. Panjang badan : 53 cm
c. Lingkar kepala : 36 cm
d. Lingkar dada : 37 cm
e. LILA : 14 cm
6. Status present
a. Kepala : mesochepal, tidak ada caput, tidak ada cephal
hematoma tidak
ada benjolan.
b. Rambut : hitam, lurus, penyebaran merata.
c. Muka : simetris, bulat, tidak anemis, tidak ikterik, dan
tidak ada kelainan
d. Mata : simetris, tidak ada secret, conjungtiva tidak putih,
sclera terdapat
bercak merah.
e. Hidung : simetris, tidak ada kelainan pada hidung, tidak ada
secret
menumpuk, tampak terpasang selang kanul.
f. Mulut : bibir pucat, tidak ada celah antara mulut dengan
hidung maupun
langit-langit dengan hidung, lidah tidak menjulur,
tidak ada
bercak pada mukosa mulut, tidak ada pengeluaran
air liur
berlebihan.
g. Telinga : simetris, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada
kelainan pada
daun telinga.
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe.
i. Dada : simetris, ada retraksi dinding dada, nafas cepat.
j. Perut : tidak kembung, tali pusat basah, turgor kulit baik.
k. Punggung : tidak ada benjolan pada tulag belakang, tidak ada
spina bifida
(celah pada tulang belakang).
l. Genetalia : testis sudah turun kedalam skrotum.
m. Anus : terdapat lubang pada anus, hasil colok dubur
positif.
n. Ekstremitas :
1) Atas : simetris, jari-jari lengkap masing-masing ada 5,
kuku pucat, akral
dingin
2) Bawah : simetris, jari-jari lengkap masing-masing ada 5,
kuku pucat, akral
dingin
7. Refleks
a. Refleks moro : Reflek kaget atau kejut (+)
b. Refleks rooting : Reflek mencari puting susu (+)
c. Refleks Swallowing : Reflek menelan (+)
d. Refleks plantar : Reflek dorsofleksi jempol kaki (+)
e. Refleks sucking : Reflek menghisap (+ tapi masih lemah)
f. Refleks tonick neck : Reflek posisi leher menengadah (+)
8. Eliminasi
a. Miksi : sudah, warna kuning jernih
b. Meconeum : sudah, warna hitam
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal/jam : 30-09-2019/14.42 WIB
Jenis Pemeriksaan : Hematologi dan Elektrolit
Golongan darah : AB Rh (D) Positif
Pemeriksaan Salih Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hema Rutin 5 Diff
Hemoglobin 17,6 g/dl 12,0-15,0
Eritrosit 4,97 jt/ul 4,0-5,1
Hematokrit 52,6 % 36-47
Trombosit 248 ul/3^10 150-400
Leokosit 25,6 ul/3^10 0,4-0,12
Netrofil L 48,1 % 50-70
Limfosit H 40,1 % 25-40
Monosit H 9,3 % 2-8
Eosinofil L 1,0 % 2-4
Basofil H 1,5 % 0-1
MCH H 35,4 pg 27,0-31,0
MCHC 33,5 g/dl 33,0-37,0
MCV H 105,8 fL 79,0-99,0
RDW H 18,7 % 10,0-15,0
MPV H 11,3 fL 6,5-11,0
PDW 12,6 fL 10,0-18,0
ELEKTROLIT
Calsium 2,42 mmol/L 0,20-1,20
Kalium 4,8 mmol/L 0,0-0,40
Natrium L 132 mmol/L 0-0,75
Klorida 100 mmol/L 0-50
Magnesium H 1,1 mmol/L 0-50
V. INTERVENSI
1. Lakukan resusitasi
2. Suntikkan Hb0
3. Lakukan observasi KU dan TTV
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan resusitasi bayi baru lahir dengan teknik HAIKAL dan
VTP
a. Menghangatkan bayi dengan infant warmer.
b. Mengatur posisi bayi setengah ekstensi.
c. Mengisap lendir menggunakan suction.
d. Mengeringkan dengan menggunakan underpad.
e. Mengatur posisi kembali bayi setengah ekstensi.
f. Menilai keadaan bayi dan lakukan VTP.
2. Menyuntikan Hb0 di 1/3 paha luar sebelah kanan secara IM.
3. Melakukan observasi KU dan TTV meliputi suhu, denyut jantung,
SPO2, dan pernafasan.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak melalui
telepon dengan advis sebagai berikut :
5. Infus umbilical D10%, 10 tpm
a. Injeksi cefotaxcim 2x125mg, gentamicin 2x12mg,
dexsametasone 2x1/4ampul melalui bolus.
b. Pasang ventilator, NCPAP 80%
c. Stabilisasi airway
d. Cek lab darah rutin dan elektrolit
VII. EVALUASI
Tanggal/jam : 30 September 2019 jam 10.45
1. Hasil penilaian bayi Apgar score yaitu 7, sebagai berikut :
a. warna kulit :2
b. Nadi :2
c. Reflex :1
d. Tonus otot :1
e. Usaha bernafas : 1
1. Pasien 1. KU : Lemah, 1. Dx : BY. Ny R 1. Beritahu keadaan 14.10 1. Memberitahukan keadaan 14.11 1. Keluarga sudah
tidak 2. Kesadaran : Somnolen umur 0 hari bbl pasien pada keluarga. WIB pasien pada keluarga. WIB mengetahui keadaan
dapat 3. TTV : spontan dengan pasien.
dikaji a. Suhu : 36,4̊C makrosomia dan 2. Observasi KU, TTV,
b. Denyut jantung : asfiksia berat. Balance cairan. 14.07 2. Mengobservasi KU, TTV, 14.10 2. Hasil observasi :
153x/menit WIB Balance cairan. WIB - KU : lemah
c. SPO2 : 87% 2. Masalah: 3. Advis dokter Sp.A : - Kesadaran :
d. Pernafasan: a. Cek lab GDS, apatis
32x/menit - Pemenuhan darah rutin dan - Denyut jantung :
e. Status present : nutrisi elektrolit. 123 x/menit
Bayi merintih, - pemenuhan b. Injeksi - Suhu : 36,7̊C
nafas sesak, kedua oksigenasi cefotaxcim - RR : 30x/menit
tangan lemah, 2x125mg, - Spo2 : 92
terpasang infus di 3. Dx. Potensial : gentamicin - Balance cairan :
umbilical D10%, - Gagal nafas 2x12mg,
10 tpm BAB (+), dexsametasone 14.20 3. Melakukan advis dokter Sp.A: 14.45 3. Hasil advise dokter :
BAK (+) 4. Tindakan 2x1/4ampul WIB a. Memberikan Injeksi WIB a. Injeksi cefotaxcim
segera: melalui bolus. cefotaxcim 2x125mg, 2x125mg,
- Lakukan c. Rontgen torax. gentamicin 2x12mg, gentamicin
kolaborasi dexsametasone 2x12mg,
dengan 2x1/4ampul melalui dexsametasone
dokter bolus. 2x1/4ampul
Sp.A, oleh b. Menunggu hasil cek lab melalui bolus
dr Hakam GDS, darah rutin dan sudah masuk.
Sp.A elektrolit b. Hasil GDS : 166
c. Melakukan Rontgen torax 16.30 gr/dl
dengan menghubungi WIB Hasil Lab darah
petugas radiologi . rutin:
- Hb : 17,6 gr/dl
- Eritrosit : 4,97
gr/dl
- Hematocrit : 52,6
gr/dl
- Trombosit : 248
- Leokosit : 25,6
Hasil lab
elektrolit :
- Calcium : 2,42
mmol/L
- Kalium : 4,8
mmol/L
- Natrium : 132
mmol/L
- Klorida : 100
mmol/L
- Magnesium : H
1,1 mmol/L
c. Petugas radiologi
belum dihubungi.
d. Lapor radiologi
untuk foto torax.
e. Koreksi natrium
132 mmol/L
f. Lanjut terapi dan
observasi.
Pukul 20.00 1. KU : Lemah, 1. Dx : BY. Ny R 1. Observasi KU, TTV, 20.05 1. Mengobservasi KU, TTV, dan 20.12 1. Hasil observasi :
WIB 2. Kesadaran : Somnolen umur 0 hari bbl Balance cairan. Balance cairan WIB - KU : lemah
3. TTV : spontan dengan 2. Lanjutkan advis - Kesadaran :
Pasien tidak a. Suhu : 36,4̊C makrosomia dan dokter apatis
dapat dikaji b. Denyut jantung: asfiksia berat. - Denyut jantung :
125x/menit 125 x/menit
c. SPO2 : 90% 2. Masalah : - Suhu : 36,7̊C
d. Pernafasan: pemenuhan - RR : 33x/menit
32x/menit nutrisi dan - Spo2 : 90
4. Status present : pemenuhan - Balance cairan : -
Bayi merintih, nafas oksigenasi Lanjutkan observasi KU,
sesak, terdapat luka TTV, dan Balance cairan
lecet di leher kiri, kedua 3. Dx. Potensial : oleh jaga malam.
tangan lemah, terpasang - Gagal nafas
infus di umbilical 20.15 2. Melanjutkan advis dokter 20.30 2. Advis dokter
D10%, 10 tpm BAB 4. Tindakan WIB WIB dilanjutkan oleh jaga
(+), BAK (+) segera: - malam.
CATATAN PERKEMBANGAN
Pasien tidak a. KU : Lemah Dx Kebidanan : 1. Monitor TTV 07.00 1. Melakukan 07.00 1. Monitoring TTV tiap 1 jam sudah
dapat dikaji b. Kesadaran : Somnolen By Ny. R usia 1 tiap 1 jam WIB monitoring TTV tiap WIB dilakukan pada 7 jam awal dengan hasil :
c. TTV hari BBL spontan selama 24 jam 1 jam selama 24 jam,
- S : 36,3C dengan 2. Pasang OGT dengan hasil 7 jam Nx/mnt S C Px/mnt SpO2%
- P : 30x/menit makrosomia dan untuk awal 08.00 120 36,3 30 90
- HR : 120x/menit asfiksia berat pemberian diit 09.00 119 36,2 27 98
- SpO2 : 90% 3. Berikan diit 10.00 120 36,6 30 97
d. Pemeriksaan fisik Masalah : nutrisi sesuai 11.00 120 36,6 30 94
- Hidung : Terpasang - Pemenuhan dengan anjuran 12.00 120 36,5 29 95
alat bantu nafas nutrisi dokter Sp.A 13.00 126 36,7 27 94
NCPAP FiO2: 80% - Pemenuhan 4. Berikan terapi
- Dada : tampak oksigenasi sesuai advice
retraksi dinding dokter. 08.00 2. Memaasang OGT 08.20 2. OGT sudah terpasang pada mulut bayi,
dada Dx Potensial : 5. Penuhi ukuran 8 untuk
- Gagal nafas kebutuhan pemberian diit
- Perut : tidak ada - Kematian personal 08.21 3. Memberikan diit 08.25 3. Pemberian diit nutrisi sesuai dengan
pembesaran otak hygiene nutrisi sesuai dengan anjuran dokter Sp. A yaitu ASI tiap 3
abnormal, 6. Hitung balance anjuran dokter Sp. A jam sebanyak 30cc melalui OGT sudah
umbilical kering, Tindakan segera cairan. yaitu ASI tiap 3 jam dilakukan.
tidak berbau, - Tidak ada sebanyak 30cc Jam Jumlah Kesan
tampak terpasang melalui OGT 08.00 40 cc Tidak muntah
infus di umbilical 11.00 30 cc Tidak muntah
08.26 4. Observasi tetesan 08.30 4. Terapi sesuai advice dokter Sp. A sudah
WIB infuse sesuai advice WIB diberikan, dan habis 1 plabot dalam 24
dokter yaitu infuse jam.
D5% 10 tpm dengan
menggunakan syringe
pump
13.00 5. Memenuhi personal 13.10 5. Pampers sudah diganti dan ditimbang
WIB hygiene bayi dengan WIB dengan jumlah urin 110cc, oral hygiene
cara mengganti sudah dilakukan.
pampers dan oral
hygienie
Catatan :
Intake = 1 jam kumulatif
140 cc
- Infus 70cc
- Makan/Minum 70cc
Output = 1 jam kumulatif
175cc
- Urin 110cc
- IWL 65cc
(BBx50x7/24)
(4,5x50x7/24)
(65,6)
CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan :
Intake = 1 jam kumulatif
160 cc
1. Infus 70cc
2. Makan/Minum 90cc
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
antara teori dan hasil tujuan kasus pelaksanaan asuhan kebidanan pada
anamnesis yang meliputi identitas bayi dan orang tua, data biologis atau
tersedia. Data yang dikumpulkan adalah data yang tepat yaitu data yang
relevan dengan situasi yang sedang ditinjau atau data yang memiliki
“R” orang tua, maupun keluarga serta bidan dan dokter yang ada di
kehamilan ini. Menurut hasil anamnesa gula darah ibu pernah mencapai
235 g/dl. Keadaan ini bisa berdampak pada bayi yang dikandung sesuai
dengan teori menurut Robins & Cotran (2006), pada ibu dengan
glukosa darah yang masuk melalui sawar plasenta. Glukosa darah yang
seharusnya.Pada kasus ini bayi Ny. R lahir dengan berat badan 4.500gr.
menangis dan merintih, warna kulit kebiruan, tonus otot lemah, denyut
(2013) bahwa, tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia adalah
frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 x/menit, tidak ada usaha nafas, tonus
otot lemah bahkan hampir tidak ada, bayi tidak dapat memberikan
bahu, dan bayi lahir dengan BB 4.500 gram, sesuai dengan teori diatas
dari data pertama, maka diagnosa atau masalah aktual pada bayi Ny “R”
1) Diagnosa bayi cukup bulan mengacu pada konsep teori bahwa bayi
cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42
minggu (259-293 hari), maka hal ini sesuai dengan data yang ada
yaitu dari hasil bila dihitung dari HPHT : 30-01-2019 sampai bayi
bulan.
3) Dari tinjauan kasus diperoleh data : bayi lahir dengan tidak segera
kulit dengan ekstremitas biru, hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka
yang membahas mengenai tanda dan gejala yang sering muncul pada
\
faktor persalinan.
masih belum bernafas secara spontan, tidak dapat menangis, tonus otot
kasus.
yang lain sesuai dengan kondisi klien. Pada langkah ini mencerminkan
baru dapat saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data dapat
68).
segera yang dilakukan bidan bersama dokter adalah resusitasi bayi baru
lahir mengingat bayi tidak dapat menangis spontan, tonus otot lemah,
syok.
peralatan dan obat-obatan yang selalu dalam kondisi siap pakai. Jika
Langkah V : INTERVENSI
misalnya deele, keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering, setelah
itu gunakan kain kering yang baru untuk bayi sambil melakukan
kemudian nilai: usaha nafas, frekuensi denyut jantung dan warna kulit,
didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau bola karet penghisap yang baru
secara singkat. Pastikan posisi bayi diletakkan dalam posisi yang benar
dan jalan nafasnya telah bersih. Jika bayi terus mengalami kesulitan
membuka alveoli untuk bernafas secara spontan dan teratur. Bila bayi
tidak menangis atau megap-megap. Warna kulit bayi bitu atau pucat,
denyut jantung kurang dari 100 kali per menit, lakukan langkah
segera tentang upaya bernafas spontan dan warna kulit (Sudarti 2013).
teori dan kasus yang didapatkan. Dimana rencana asuhan yang teori
bayi masih sesak, tonus otot sudah membaik, refleks moro dan refleks
umur 0 hari BBL spontan cukup bulan dengan makrosomia dan asfiksia
\
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
tindakan lanjut.
NCPAP 80% .
rangsangan.
B. SARAN
& AKB.
2. Bagi Institusi
kesehatan.
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Sukarni, I dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Tando, Naomy. (2013). Mutu Layanan Kebidanan Dan Kebijakan Kesehatan. Jakarta: In
Media.
Yongky, dkk. (2012). Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi dan
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.