Disusun Oleh :
NIM : 2101042027
Laporan Kasus Praktek Kebidanan Komprehensif pada ibu bersalin patologi Ny.F
dengan retensio plasenta di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten
Aceh Timur. Telah Disetujui Oleh Pembimbing Institusi Dan Pembimbing Lahan
Praktik.
Mengetahui Ka Prodi
NIDN 101511840
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini tanpa suatu halangan
apapun. Laporan yang berjudul “Laporan Kasus Praktek Kebidanan
Komprehensif pada Ibu Bersalin Patologi Ny.F dengan Retensio Plasenta di
RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten Aceh Timur.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga loparan ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Medan, ..................
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
Daftar Tabel.......................................................................................................iii
Daftar Lampiran...............................................................................................vi
Daftar Singkatan...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Ruang Lingkup Asuhan........................................................................6
C. Tujuan Penyusunan Laporan Kasus.......................................................6
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan...................................7
E. Manfaat..................................................................................................7
1. Bagi Penulis.
2. Bagi Klinik.
3. Bagi Institusi Pendidikan.
4. Bagi Klien.
BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................8
A. Kehamilan.....................................................................................................8
1. Pengertian Kehamilan.............................................................................8
2. Terjadinya Kehamilan.............................................................................8
3. Diagnosa Kehamilan...............................................................................14
a. Tanda dan gejala kehamilan.
b. Usia kehamilan
c. Asuhan kehamilan.
B. Persalinan......................................................................................................37
1. Pengertian Persalinan...............................................................................37
2. Prosedur Persalinan Normal…………………………………………….39
3. Tahapan Persalinan…………………………………….…………….…40
D. Retensio Placenta………………………………………….………...…41
1. Pengertian………………………………………………….……….…..41
2. Penyebab Retensio Placenta…………………………….……….….….42
3.Tanda / gejala klinik Retensio Placenta…………………………..……..42
4. Jenis-jenis Retensio Placenta……………………………………...……43
a. Placenta Adhesiva…………………………………………...……...…..44
b. Placenta Akreta…………………………………………………….…...44
c. Placenta Inkreta……………………………………………………...….44
d. PlacentaPerkreta…………………………………………………..….…44
e. Placenta Inkarserata………………………………………………...…...44
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelepasan Placenta………...….…..46
6. Penatalaksanaan Retensio Placenta…………………………..……....…46
7. Penanganan Retensio Placenta………………………………...…….….48
8. Metode Pelepasan Placenta………………………………………….….48
a. Metode Schulze……………………………………………………..…..50
b. Metode Duncan……………………………………………………..…..50
9. Tekhnik Pelepasan Plasenta……………………………………..…..….52
a. Kustner………………………………………………………………….54
b. Klein………………………………………………………….……..…..54
c. Strassman………………………………………………………………..54
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN......................55
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan.......................................................................55
2. Asuhan Kebidanan Persalinan.........................................................................67
3. Asuhan Kebidanan Nifas.................................................................................79
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................90
1. Asuhan Masa Kehamilan................................................................................90
2. Asuhan Masa Persalinan.................................................................................91
3.Asuhan Masa nifas...........................................................................................93
BAB V PENUTUP.............................................................................................99
A. Kesimpulan.....................................................................................................99
B. Saran..............................................................................................................99
Daftar Pustaka
Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi
baru lahir. Asuhan kebidanan ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui hal
– hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas ,
bayi baru lahir sampai dengan keluarga berencana serta melatih mahasiswa dalam
melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah
yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan
tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta mampu melakukakan evaluasi terhadap
tindakan yang telah dilakukan.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015
Angka Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia diperkirakan 216/100.000 kelahiran
hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan
jumlah tertinggi berada di negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian.
Dan angka kematian neonatal turun 47% antara tahun 1990-2015, yaitu dari
36/1000 kelahiran hidup menjadi 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Angka Kematian Ibu di Indonesia tergolong tinggi jika dibandingkan
dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 2018-2019 AKI di Indonesia
305/100.000 kelahiran hidup. Target MDGs 2015 untuk angka kematian ibu
adalah menurunkan rasio hingga tiga perempat dari angka 1990, sekitar 110
kematian ibu di setiap 100 ribu kelahiran. Padahal sampai sekarang Indonesia
masih berkutat diatas angka 305.
AKI di negara-negara ASEAN sudah menempati posisi 40-60 / 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) 2015 masih menempati posisi 305 / 100.000 kelahiran hidup.
Sementara itu, data capaian kinerja Kemenkes RI tahun 2015-2017
menunjukkan telah terjadi penurunan jumlah kasus kematian ibu. Jika di tahun
2015 AKI mencapai 4.999 kasus, maka di tahun 2017 mengalami penurunan
tajam menjadi sebanyak 1.712 kasus AKI. Meski mengalami penurunan,
nampaknya AKI masih menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia sehat.
Upaya menurunkan AKI yaitu dengan konsep Safe Motherhood yakni
mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol dan panduan pemberian
pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima layanan
ginekologis, layanan KB, serta layanan prenatal, delivery dan postpartum yang
berkualitas, dengan tujuan untuk menjamin kondisi kesehatan ibu.
Safe Motherhood sendiri memiliki enam pilar utama, yaitu :
KB : Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap
informasi dan layanan KB untuk merencanakan waktu, jumlah dan jarak
kehamilan.
Menurut Permenkes No. 97 Tahun 2014 Pasal 14 ayat (1) yang berbunyi
persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan Faslitas Pelayanan
pada Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) menjelaskan adanya 5 aspek dasar dalam
persalinan yang merupakan bagian dari standar Asuhan Persalinan Normal (APN),
yakni, membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan
infeksi, pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan, dan rujukan pada kasus
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Semua aspek tersebut hanya dapat dilakukan
di Faslitas Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan laporan Riskesdes 2013 Kementerian Kesehatan, sebagian
besar kematian ibu terjadi pada masa nifas. Pelayanan masa nifas berperan
penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu yang diberikan selama
periode 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Periode masa nifas yang
beresiko terhadap komplikasi pasca persalinan terutama terjadi pada periode 3
hari pertama setelah melahirkan.
Dalam laporan capaian kinerja Kemenkes RI tahun 2015-2017 lalu,
mengungkapkan bahwa jumlah kasus kematian ibu menurun. Angka kematian ibu
melahirkan di tahun 2015 berjumlah 4.999 kasus, sedangkan di tahun 2016
menjadi 4.912 kasus. Di tahun 2017 angkanya menurun lagi menjadi 1712 kasus.
Selama tiga tahun angka kematian ibu melahirkan menurun sekitar 3287 kasus.
Menurut Menkes Pelayanan kesehatan bagi ibu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan ketentuan waktu pemeriksaan meliputi: 1 (Satu)
kali pada periode 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan.1 (Satu) kali pada
periode 4 hari sampai dengan 28 hari pasca persalinan. 1 (Satu) kali pada periode
29 hari sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
Berdasarkan data Kematian Ibu yang diperoleh dari RSUD Sultan Abdul
Aziz Syah Peureulak periode Januari – Desember tahun 2022 sebanyak 2 orang
yang disebabkan oleh CHF dan Anemia berat.
Berdasarkan latar belakang di atas, dengan masih adanya Kejadian
persalinan dengan retensio plasenta walaupun kejadiannya hanya sedikit, namun
memerlukan penanganan dengan tindakan kegawatdaruratan obstetrik khususnya
ibu bersalin patologi dengan Retensio Plasenta maka penulis bermaksud untuk
melakukan studi kasus dengan judul “Laporan Kasus Praktek Kebidanan
Komprehensif pada Ibu Bersalin Patologi Ny.F dengan Retensio Plasenta di
RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten Aceh Timur.
1). Melakukan pengkajian terhadap ibu bersalin patologi Ny.F dengan Retensio
Plasenta di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten Aceh Timur.
2). Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan pada ibu bersalin patologi pada Ny.F dengan Retensio Plasenta di
RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten Aceh Timur.
3). Merumuskan diagnosa potensial pada ibu bersalin patologi pada Ny.F dengan
Retensio Plasenta di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten
Aceh Timur.
4). Mengidentifikasi antisipasi atau tindakan segera pada ibu bersalin patologi
pada Ny.F dengan Retensio Plasenta di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah
Peureulak Kabupaten Aceh Timur.
5). Merencanakan tindakan yang menyeluruh sesuai dengan pengkajian data pada
ibu bersalin patologi pada Ny.F dengan Retensio Plasenta di RSUD Sultan
Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten Aceh Timur.
6). Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi pada
Ny.F dengan Retensio Plasenta di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak
Kabupaten Aceh Timur.
7). Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi pada Ny.F
dengan Retensio Plasenta di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak
Kabupaten Aceh Timur.
2. Tempat
Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan pada Ny.F
adalah di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten Aceh Timur.
3. Waktu
Waktu yang diperlukan dalam melaksanakan Asuhan kebidanan Ibu Bersalin
Patologi pada Ny.F dengan Retensio Plasenta yaitu bulan Januari 2023
1.5 Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengalaman wawasan dan pengetahuan mahasiswi
dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Contuinity of
Care) pada ibu hamil, bersalin dan nifas.
4. Bagi Klien
Sebagai informasi dan motivasi bagi klien, bahwa perhatian pemeriksaan
dan pemantauan kesehatan sangat penting khususnya asuhan kebidanan pada saat
hamil, bersalin dan nifas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. Kehamilan.
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan kehamilan yang
alami akan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita
selama kehamilan normal dan itu bersifat fisiologis bukan patologis
(Pantiawati, 2015).
Kehamilan di defenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi
dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Prawirohardjo,2010).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. (Dewi dan
Sunarsi,2011).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu (Saifuddin,2010)
B. Terjadinya Kehamilan.
C. DIAGNOSA KEHAMILAN
3. Usia Kehamilan.
Menentukan usia kehamilan bisa dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya adalah :
a. Rumus Naegle : Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) ditambah
7,bulan dikurang 2,tahun ditambah 1. – Berdasarkan Tinggi
Fundus Uteri (TFU).
b. Rumus Mc.Donald : Fundus uteri diukur dengan pita. TFU x 2
dibagi 7 = umur kehamilan (bulan). TFU x 8 dibagi 7 = umur
kehamilan (minggu).
c. Mengukur Taksiran Berat Badan Janin (TBJ). (TFU dalam cm-n)
x 155 = berat janin (gram).
Keterangan : Jika kepala janin belum masuk panggul n-12. Jika
kepala janin sudah masuk panggul n- 11.
d. Ultrasonografi. (Kusmiyati, dkk, 2009).
5T:
14T:
8. Tes/pemeriksaan Hb
9. Tes/pemeriksaan urin protein
10. Tes reduksi urin.
II. Persalinan.
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Hidayat, 2015).
3. Kala III
Kala III adalah watu dari keluarnya bayi hingga pelepasan dan pengeluaran uri
(plasenta) yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir
untuk memantau kondisi ibu.
E. Retensio Placenta.
A. Definisi
2). Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam
waktu 1 jam setelah bayi lahir (Pudiastuti, 2012).
3). Retensio plasenta adalah jika plasenta tidak keluar dalam waktu 30 menit
bidan dapat melakukan tindakan manual plasenta yaitu tindakan untuk
mengeluarkan atau melepaskan plasenta secara manual (menggunakan
tangan) dari tempat implatansinya dan kemudian melahirkan keluar dari
kavum uteri (Rukiyah, 2010).
2. Metode Duncan ;
Lepasnya plasenta dimulai dari bagian pinggir plasenta, diikuti bagian tengah
sampai lahir keseluruhan, kemudian darah akan mengalir keluar antara selaput
ketuban.
2. Klein :
Yaitu sewaktu ada his, rahim didorong sedikit, bila tali pusat kembali berarti
plasenta belum lepas, tetapi bila diam atau turun berarti plasenta sudah lepas.
3. Strassman :
Yaitu dengan menegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat
bergetar berarti plasenta belum lepas, tetapi bila tidak bergetar berarti plasenta
sudah lepas
a. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny. F Nama : Tn. H
Umur : 29 Tahun Umur : 32 Tahun
Suku/Bangsa : Aceh / Indonesia Suku/Bangsa : Aceh / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani.
Alamat : Matang Gluem.
3500
1. 4 tahun Aterm Normal Di Klinik - - Bidan Baik
gram Ada -
4500
2 3 tahun Aterm Normal Di Klinik - - Bidan Baik
gram Ada -
3. H A M I L I N I
II.INTERPRETASI DATA
Data Subjektif :
Data Objektif :
N : 82 x/mnt R : 22 x/mnt
- Masalah :
Ibu mengatakan cemas karena plasenta belum lahir dan pendarahan yang
banyak
- Kebutuhan :
Memberikan dukungan moril pada ibu dan memberitahu ibu bahwa plasenta
akan segera dilahirkan serta menghentikan perdarahan.
b.Manual Plasenta
V. KOLABORASI / RUJUKAN
VI. PERENCANAAN
VII. PELAKSANAAN
S : Subyektif
O : Obyektif
4. KU : Baik
5. Kesadaran : Composmentis
N : 82x/mnt R : 22x/mnt
9. Perdarahan ± 60 cc
A : Assesment
Ny. F PIII A0, umur 29 tahun, partu kala IV dengan riwayat retensio plasenta.
P : Planning
1. Mengobservasi tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada
jam kedua yaitu keadaan umum, TTV, TFU, kontrkasi, kandung kemih
dan perdarahan.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar tidak merasa lelah
misal ikut tidur jika bayi tidur.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules pada perut yang terjadi adalah hal
yang normal yang merupakan proses kembalinya ukuran rahim seperti
sebelum hamil dan menganjurkan ibu untuk BAK apabila terasa pipis agar
proses pengembalian ukuran rahim tidak terhambat.
4. Mengnjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri yaitu membersihkan
daerah kelamin dengan air bersih dari depan kebelakang kemudian
dikeringkan dan mengganti pembalut setiap habis BAK/BAB atau bila
pembalt terasa penuh serta cuci tangan dengan sabun sebelum dan
sesudah menyentuh daerah kelamin.
5. Menganjurkan ibu dan keluargan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan
tidak pantang makanan apapun.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas yaitu perdarahan, keluar cairan
berbau busuk, sakit perut bagian bawah dan punggung, sakit kepala yang
hebat, nyeri ulu hati, bengkak pada muka,kak dan tangan, demam, nyeri
dan panas pada payudara, kehilangan nafsu makan, nyeri dan panas pada
betis, dan perasaan tidak mampu mengasuh bayi.
7. Mengnjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin sesuai
dengan kebutuhan bayi.
8. Memberitahu dan mengajari ibu untuk mobilitas dini mulai dari miring
kanan, kiri, duduk, berdiri dan berjalan.
9. Memberikan terapi obat yaitu :
a).Inbion 1 x 1
b).Asam mefenamat 3 x 1
c).Metylergometrin 3 x 1
d).Clindanycin 2 x 1
Evaluasi
Tanggal :16-01-2023 Pukul : 20.30 wib
1. Hasil observasi pemantauan kala IV pada 15 menit pertama
a. Kesadaran umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV : TD : 110/70 S : 36⁰ WIB
N : 82x/mnt R : 22x/mnt
d. TFU : 2 jari bawah pusat
e. Kontraksi : keras
f. Kandung kemih : kosong
g. Perineum : ada laserasi derajat 2 dan sudah dijahit
h. PPV : lochea rubra ± 60 cc
2. Ibu mengatakan belum bisa tidur
3. Ibu sudah mengerti bahwa mules yang terjadi merupakan hal yang
normal.
4. Ibu sudah mengetahui cara menjaga kebersihan diri dan bersedia
melakukannya
5. Ibu sudah mengetahui tentang tanda bahaya masa nifas dan bersedia
segera ke bidan atau dokter bila mengalami salah satu tanda bahaya
tersebut.
6. Ibu mengatakan bersedia menyusui bayinya sesering mungkin sesuai
kebutuhan bayi dan bayi sudah mau menyusui.
7. Ibu sudah mengetahui cara mobilisasi dini dan bersedia untuk
melakukannya.
8. Ibu bersedia meminum terapi obat yang sudah di berikan.
DATA PERKEMBANGAN
Data Dasar :
S : Subyektif :
O : Obyektif :
A : Assesment
Ny. F PIII A0 umur tahun post partum 1 hari dengan riwayat retensio plasenta
P : Planning
Tanggal : 16-01-2023
Evaluasi
Tanggal : 16-01-2023
1. Ibu sudah mengetahui kondisinya baik dan bersedia segera ke bidan atau
ke dokter bila mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.
2. Ibu bersedia untuk tetap makan makanan yang bergizi dan seimbang
serta tidak pantang makanan.
3. Ibu bersedia tetap menjaga kebersihan diri dirumah
4. Ibu dan keluarga sudah mengerti cara perawatan bayi sehari-hari dan
bersedia menerapkannya dirumah serta membawa anaknya ke bidan atau
dokter bila mengalami salah satu tanda bahaya tersebut
5. Terapi obat telah di berikan yaitu
Inbion 1 x 1
Asam mefenamat 3 x 1
Metylergometrin 3 x 1
Clindanycin 2 x 1
6. Ibu bersedia kembali 1 minggu lagi
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah menghimpun informasi tentang klien/ orang yang
meminta asuhan. Kegiatan pengumpulan data di mulai saat klien
masuk dan dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan
kebidanan berlangsung. Data dapat di kumpulkan dari berbagai sumber
( Mufdlilah dkk, 2012). Data Subjektif adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan wawancara yang dilakukan langsung kepada pasien
(Matondang,2013). Keluhan utama pada kasus ini yaitu ibu bersalin
dengan retensio plasenta adalah mengalami perdarahan yang lebih
banyak, mengeluh lemah, letih, berkeringat dingin, menggigil
(Saifuddin, 2009). Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan
diliat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2011). Denyut nadi pada kasus
retensio plasenta antara 60-100 x/ menit (Prawirohardjo,2009).Pernafasan
pada kasus retensio plasenta adalah 18-24 x /menit
(Saifuddin, 2010).Suhu pada kasus retensio plasenta adalah 35,8⁰C-
37⁰C (Mandriwati, 2010). Pada kasus retensio plasenta batas normal
tekanan darah antara 110/60-140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2013).
Pada kasus ini di dapat data subjektif yaitu Ny. F dengan
retensio plasenta ibu mengatakan merasa lemah, berkeringat dingin, dan
cemas karena ari-arinya belum dapat lahir lebih dari setengah jam setelah
bayi lahir. Data objektif dari Ny. F adalah KU : Sedang, TD :
110/70 mmHg, Nadi : 82x/ menit, Suhu : 36⁰ C, Respirasi : 22x/menit,
Kontraksi lembek, Pengeluaran pervaginam ± 150 cc, panjang tali pusat
± 30 cm.
Pada kasus ibu bersalin pada Ny. F Umur 29 tahun dengan
retensio plasenta, hasil dari pengkajian tersebut dapat diambil
kesimpulan penulis tidak menemukan adannya kesenjangan antara teori
dengan kasus yang dilahan praktik.
2. Interpretasi Data
Menurut Mufdlilah (2009), Langkah ini dilakukan identifikasi yang
benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien.Diagnosa
kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan (Mufdlilah dkk, 2009). Diagnosa kebidanan pada
kasus adalah ibu bersalin Ny. F Umur 29 tahun GIII PII A0 dengan
retensio plasenta. Masalah yang muncul pada ibu dengan retensio
plasentaadalah rasa cemas karena ari-ari belum lahir (Rohani dkk,
2011). Kebutuhan dalam bagian ini yaitu hal-hal yang dibutuhkan
pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang
didapatkan dengan menalukan analisis data (Sulistyawati, 2011).
Kebutuhan yang diberikan pada ibu bersalin adalah informasi tentang
keadaan ibu dukungan dan suport mental (Rohani dkk, 2012).
Pada kasus ibu bersalin pada Ny. F diagnosa kebidanannya
adalah Ny. F GIII PII A0 umur 29 tahun inpartu kala III dengan Retensio
plasenta, sedangkan masalah yang muncul pada Ny. F adalah cemas
karena ari-arinya belum dapat lahir sehingga kebutuhan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah tentang informasi ibu tentang
keadaannya dan tindakan yang akan dilakukan, dukungan moril pada
ibu, pemenuhan kebutuhan cairan ibu.
Pada kasus ibu bersalin pada Ny. F umur 29 tahun dengan
retensio plasenta tahap ini tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan.
3. Diagnosa potensial
Diagnosa Potensial adalah Mengidentifikasi diagnosa atau
masalah yang mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasi
masalah dan diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila
memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap hal tersebut benar-
benar terjadi (Wulandari, 2011). Pada kasus bersalin dengan retensio
plasenta yang mungkin terjadi perdarahan postpartum dan
infeksi, namun pada Ny. F tidak terjadi perdarahan postpartum dan
infeksi (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Pada kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta tahap ini tidak
ada kesenjangan antara teori dan prktik dilahan.
4. Antisipasi
Menurut Wulandari (2011), Langkah ini memerlukan
kesinambungan dari manajemen kebidanan. Identifikasi dan
menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
lain sesuai dengan kondisi pasien. Pada kasus retensio plasenta
antisipasi yang diperlukan adalah pemeriksaan keadaan umum ibu,
tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu), kontraksi
uterus dan perdarahan, kemudian dilakukan pemberian oksitosin 20 unit
dalm 500 cc NS/RL dengan tetesan 40 tpm pemberian antibiotik
profilaksis (ampicilin 2 gram IV/oral + metronidazol 1 gram per oral)
serta dilakukan manual plasenta (Rohani dkk, dalam Nurmayanti 2012).
Pada kasus antisipasi yang di lakukan pada Ny. F umur 29
tahun GIII PII A0 dengan retensio plasenta adalah manual plasenta,
pemberian terapi obat injeksi oxytosin 10 IU dalam 500 cc dan
Ceftriaxon 1 gram IV/ 24 jam.Pada tahap ini di temukan kesenjangan
antara teori dan praktek yaitu dalam teori di berikan antibiotik
profilaksis (ampicilin 2 gram + metronidazol1 gram peroral ) pemberian
obat hanya di berikan terapi obat Ceftriaxon 1 gram IV/ 24 jam sebagai
obat pencegah infeksi.
5. Rencana Tindakan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang
telah diidentifikasikan atau diantisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi
pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa
yang terjadi berikutnya. Penyuluhan konseling dan rujukan untuk
masalah-masalah sosial, ekonomi atau masalah pisikososial (Wulandari,
2011). Rencana tindakan pada kasus retensio plasenta menurut
(Walyani, 2015) :
1) Resusitasi (pemberian oksigen 100%). Pemasangan IV-line dengan
kateter yang berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid
(sodium klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat,
apabila menungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan darah dan
saturasi oksigen. Tranfusi darah apabila diperlukan yang
dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan darah.
2) Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan ringer
laktat atau NaCL 0,9% (normal saline) sampai uterus berkontraksi.
3) Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil
lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan uterus.
4) Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta.
Indikasi manual plasenta adalah: perdarahan pada kala tiga
persalinan kurang lebih 400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit
anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi,
versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan
lahir, tali pusat putus.
5) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat
dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa
plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan
kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati
karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada
abortus.
6) Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan
dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral.
7) Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk
pencegahan infeksi sekunder.
Pada kasus di lahan perencanaan yang dilakukan meliputi :
a. Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini.
b. Beritahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
c. Lakukan inform consent dengan suami pasien atas persetujuan ibu.
d. Melakukan menejemen aktif kala III.
e. Kosongkan kandung kemih dengan kateterisasi.
f. Lakukan traksi terkontrol atau penegangan tali pusat.
g. Lakukan manual plasenta.
h. Memberikan cairan.
i. Bersihkan ibu dan gantikan pakaian.
j. Beritahu ibu bahwa tindakan telah selesai dilakukan.
k. Observasi keadaan umum ibu, TTV, kontraksi, perdarahan.
l. Berikan injeksi Metylergometrin 1 ampul IV.
Pada kasus Ny. F umur 29 tahun ini terdapat kesenjangan antara
teori dan praktik yaitu pada teori di beri oksigen. Dikarenakan pada
kasus Ny. F dengan retensio plasenta ibu tidak di beri oksigen karena
tidak mengalami Syok.
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah di lakukan bidan. Mengevalusi keefektifan dari asuhan yang
diberikan, ulangi kembali proses menejememn dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakn tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (wulandari, 2011).
Pada kasus ibu bersalin Ny. F dengan retensio plasenta, evaluasi
yang didapatkan setelah dilakukan asuhan selama 2 hari di dapatkan
hasil yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV dalam
batas normal, pada pemeriksaan fisik conjungtiva pucat, TFU 2 jari di
bawah pusat, kontraksi lembek, perdarahan 30 cc, dan diagnosa
potensialnya tidak terjadi. Pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan studi kasus dan pembahasan pada asuhan kebidanan ibu
bersalin patologi pada Ny. F GIII PII A0 Umur 29 tahun dengan Retensio Plasenta
di RSU Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak, maka penulis mengambil kesimpulan
dan saran yang dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan Khusunya
pada ibu bersalin dengan retensio plasenta.
A.Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan pada ibu bersalin patologi Ny. F GIII PII A0 umur 29
tahun dengan retensio plasenta di RSU Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak, maka
penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian pada kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta didapatkan
data subjektif dengan keluhan utama yaitu ibu rujukan dari bidan
mengatakan cemas karena perdarahan yang banyak, ari-arinya belum
lahir dan ibu merasa letih, lemah. sedangkan data objektif didapatkan
data keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD : 110/70
mmHg, N : 82 x/menit, S : 36°C, R : 22 x/menit, TB : 152 cm, BB
sebelum hamil : 45 kg, BB sekarang : 56 kg, LLA : 28 cm, perdarahan ±
150 cc, plasenta terjulur keluar + 30 cm.
2. Interpretasi data pada kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta Pada
kasus ibu bersalin pada Ny. F diagnosa kebidanannya adalah Ny. F
GIII PII A0 umur 29 tahun inpartu kala III dengan Retensio plasenta,
sedangkan masalah yang muncul pada Ny. F adalah cemas karena ari-
arinya belum dapat lahir sehingga kebutuhan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah tentang informasi ibu tentang keadaannya dan tindakan
yang akan dilakukan, dukungan moril pada ibu, pemenuhan kebutuhan
cairan ibu.
3. Diagnosa potensial terhadap ibu bersalin kala III pada Ny. F umur 29
tahun GIII PII A0 dengan retensio plasenta Pada kasus bersalin dengan
retensio plasenta yang mungkin terjadi perdarahan postpartum dan
infeksi, namun pada Ny. F tidak terjadi perdarahan postpartum dan
infeksi (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Antisipasi ibu bersalin pada Ny. F umur 94 tahun GIII PII A0 dengan
retensio plasenta yaitu dilakukan manual plsenta, pemberian terapi obat
injeksi oxytosin 10 IU dalam 500 cc dan Ceftriaxon 1 gram IV/ 24 jam.
5. Rencana tindakan ibu bersalin pada Ny. F umur 29 tahun GIII PII A0
dengan retensio plasenta disesuaikan kebutuhan pasien yaitu beritahu
tentang keadaannya, tindakan yang akan dilakukan, lakukan inform
consent,kosongkan kandung kemih, lakukan traksi kontrol, manual
plsenta,memberikan cairan, bersihkan ibu dan ganti pakaian, beritahu
tindakan telah selesai dilakukan, observasi keadaan umum, TTV,
kontraksi, TFU,perdarahan, berikan terapi obat oral.
6. Pelaksanaan ibu bersalin pada Ny. F umur 29 tahun GIII PII A0 dengan
retensio plasenta dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.
7. Evaluasi Ibu bersalin pada Ny. F umur 29 tahun GIII PII A0 dengan
retensio plasenta yang keadaan umum baik, kesadaran compposmentis,
TTV dalam batas normal, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi keras,
perdarahan setengan pembalut, dan diagnosa potensial ridak terjadi. Pada
tahap ini tidak terjadi kesenjagan anatara teori dan praktek.
B.Saran
1. Astutik, 2015, Asuhan Kebidanan III (Nifas dan Menyusui), Cetakan I, Jakarta:
CV. Trans Info Media
2. Ambarwati dan Wulandari, 2010.Asuhan Kebidanan Nifas.Jogjakarta:Nuha
Medika
3. Aisyaroh N. Efektifitas Kunjungan Nifas Terhadap Pengurangan
Ketidaknyamanan Fisik yang Terjadi Pada Ibu Selama Masa Nifas. Maj Ilm
Sultan Agung 2020;50(1270:67-81.
4. Cara penilaian pada pemeriksaan protein urine. http://teknologi-
profesional.blogspot.co.id/2012/10/cara-menguji-protein-didalam-uri
ne.html(Diakses 27 Maret 2018)
5. Dewi. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
6. Depkes RI, 2016, Profil Kesehatan Indonesia 2016.http:// Profil-Kesehatan-
Indo nesia2016.pdf.(Diakses 23 Maret 2018).
7. Hidayat, dan Sujiatini. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika
8. Kemenkes RI, 2017,http://waspada.co.id/sumut/angka-kematian-ibu-
melahirkan-turun-su mut-masih-kekurangan-dokter/( Diakses 26 Maret 2018 ).
9. Mulyani, 2013, Keluarga berencana dan alat kontrasepsi, Yogyakarta : Nuha
Medika
10.Niahamida,2015.UpayaPenurunanAKBhttps://niahamida.wordpress.com/2015/
06/02/strategi-efektif-penurunan-aki-dan-akb-di-indonesia/
11.Nurrizka RH, Saputra W. Arah dan Strategi Kebijakan Penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita
(AKABA) di Indonesia. Perkumpulan Prakarsa;2016.
12. Organization World Health statistic 2016: Monitoring Health For the SDGs
Sustainable Development Goals. World Health Organization;2016.
13.Putri, 2014. Pengertian bayi baru lahir dan asuhan bayi baru lahir. http://
materi-bidan.blogspot.co.id/2014/11/definisi-dan-asuhan-bayi-baru-lahir-
bbl.html(Diakses 27 Maret 2018)
14.Pantiawati dan Saryono.2015. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).Yogyakarta:
Nuha Medika
15. Rhaa, 2013,data angka kematian ibu nifas di Indonesia. https://www.acade
mia.edu/10723427/Data_nifas(Diakses 20 April 2018)
16. Sujiyatini, dkk, 2017, Asuhan kebidanan II (persalinan), Yogyakarta : Rohima
17. WHO, 2015,http://WHO%202015.pdf. (Diakses tanggal 13 Maret 2018).
18. Yanti, 2015, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.