Anda di halaman 1dari 161

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA PRIMIGRAVIDA MUDA

DI BPM ANIK RAKHMAWATI KLATEN

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
Suprianti
201210105063

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
2017
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA PRIMIGRAVIDA MUDA
DI BPM ANIK RAKHMAWATI KLATEN

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
Suprianti
201210105063

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
2017

i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang di limpahkan, sehinggah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Primigravida Muda Di
BPM Anik Rakhmawati Klaten Tahun 2017”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan tugas yang diajukan guna
memenuhi sebagian syarat mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program
Studi Kebidanan Jenjang Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terlaksana
tanpa bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari semua pihak. Dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapkan terimakasih kepada:
1. Warsiti S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
2. Ismarwati, S.K.M., S.S.T., M.P.H selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3. Nurul Kurniati S.ST., M.Keb selaku ketua Jenjang DIII Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan
arahan dan bimbingan baik motivasi maupun teknis dalam penyusunan
Proposal Penelitian
4. Siti Istiyati S.ST., M.Kes selaku Penguji II sekaligus Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan membantu penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Sri Wahtini, S.SiT., M.HKes selaku Penguji I Karya Tulis Ilmiah ini yang
telah meluangkan waktunya menguji dan memberikan pengarahan kepada
penulis.
6. Anik Rakhmawati Amd.Keb selaku Pimpinan Bidan BPM Anik Rakhmawati
yang telah membantu peneliti untuk melakukan penelitian di BPM Anik
Rakhmawati Klaten.
7. Ny A selaku subjek yang bersedia meluangkan waktu untuk dilakukan
pengkajian dan pemeriksaan.
8. Kedua orang tua, serta adik-adik atas do’a dan motivasi kepada penulis.
9. Beserta teman-teman yang ikut berkontribusi dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
Akhir kata penulis ucapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca, walaupun Karya Tulis
Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dan sebagai bahan perbaikan tulisan selanjutnya.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakathuh

Yogyakarta, Oktober 2017

Penulis

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... v


DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
INTISARI ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................................. 5
D. Manfaat ................................................................................................ 6
E. Ruang Lingkup ..................................................................................... 7
F. Keaslian penelitian ............................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 10
1. Primigravida Muda ........................................................................ 10
2. Konsep Persalinan .......................................................................... 16
B. Manajemen Kebidanan dan dokumentasi ............................................ 34
C. Kerangka Teori .................................................................................... 41
D. Kerangka Alur Pikir ............................................................................. . 42

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 44
C. Subyek Penelitian ................................................................................. 44
D. Jenis Data ............................................................................................. 44
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................... 45
F. Analisis Data ........................................................................................ 46
G. Jalannya Penelitian ............................................................................... 47
H. Etika Penelitian .................................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ..................................................................................................... 50
1. Gambaran Umum Penelitian .......................................................... 50
2. Gambaran Subyek Penelitian ......................................................... 51
3. Hasil Penelitian .............................................................................. 51
B. Pembahasan .......................................................................................... 72

BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 99
B. Saran .................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103
LAMPIRAN

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Time Schedule Penelitian


Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 3. Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 4. Inform Consent
Lampiran 5. ASKEB SOAP
Lampiran 6. Catatan Perkembangan
Lampiran 7. Lembar Konsultasi

vii
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA PRIMIGRAVIDA MUDA
DI BPM ANIK RAKHMAWATI KLATEN
TAHUN 2017

Suprianti1, Siti Istiyati2

INTISARI

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di


Indonesia adalah 359/100.000 KH. Tahun 2008 sekitar 16 juta perempuan berusia
15-16 tahun melahirkan setiap tahunnya yaitu 11% dari semua kelahiran diseluruh
dunia. Batas usia reproduksi sehat untuk hamil dan bersalin adalah usia 20-35
tahun. Di BPM Anik Rakhmawati Klaten dalam kurun waktu 1 tahun dari April
2016 sampai April 2017 terdapat 45 ibu bersalin dibawah umur 20 tahun dari 232
ibu bersalin (19,39%). Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif terhadap ibu bersalin dengan primigravida muda.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus
dengan metode observasional kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi
penelitian di BPM Anik Rakhmawati Klaten. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi. Subyek penelitian adalah Ny. A usia 17 tahun G1P0A0AH0 usia
kehamilan 38+4 minggu dalam masa persalinan. Analisa data menggunakan
reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu bersalin primigravida muda
pada Ny. A Usia 17 tahun di BPM Anik Rakhmawati dilaksanakan dengan cukup
baik dan ada kesenjangan teori antara praktik yaitu tidak dilakukannya vulva
hyegine sebelum melakukan periksa dalam.
Asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. A umur 17 tahun primigravida
muda di BPM Anik Rahkmawati dilakukan dengan penanganan pada kala I
diberikan asuhan sayang ibu, kala II dilakukan penatalaksanaan kala II, kala III
dilakukan manajemen aktif kala III, dan kala IV dilakukan pemantauan kala IV
dengan 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua sehingga
persalinan berjalan dengan normal. Hasil penelitian ini diharapkan BPM Anik
Rakhmawati dapat meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan APN dan tidak
melakukan hisap lendir jika penilaian sepintas bayi menangis kuat karena tidak
sesuai dengan SOP.

Kata kunci : Bersalin, Primigravida Muda


Referensi : 31 Buku (2007-2015), 3 Internet, 8 Jurnal
Halaman : 105 Halaman, Lampiran
1
Mahasiswa Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

viii
MATERNITY MIDWIFERY CARE IN MOTHER WITH YOUNG
PRIMIGRAVIDAAT BPM ANIK RAKHMAWATI
KLATEN 2017

Suprianti1, Siti Istiyati2

ABSTRACT

Indonesian Demographic Health Survey (SDKI) in 2012, the Maternal


Mortality Rate (AKI) in Indonesia was 359/100,000 KH. In 2008, there were
about 16 million women aged 15-16 years who gave birth every year which is
11% from all births around the world. The healthy reproductive age limit for
pregnancy and delivery is 20-35 years old. In BPM Anik Rakhmawati Klaten in
the period of 1 year from April 2016 until April 2017, there are 45 mothers of
birth who are under 20 years from the total 232 mothers of birth (19.39%). The
purpose of this study is to perform comprehensive maternity midwifery care in
mother with young primigravida.
The organization of this scientific paper is a case study report with a
qualitative observational method with a case study approach. The research
location was in BPM Anik Rakhmawati Klaten. Methods of data collection were
done by interview, observation, physical examination and documentation study.
The subject of the study was Mrs. A, 17 years old, G1P0A0AH0 38+4 weeks of
pregnancy in labor. Data analysis uses data reduction, data presentation and
conclusion.
The result of management of maternity midwifery care in mother with
young primigravida on Mrs. A, 17 years old, at BPM Anik Rakhmawati is done
well and there is a theory gap between the practices which is not doing vulva
hygiene before internal examination.
The maternity midwife care to Mrs. A, 17 years old with young
primigravida in BPM Anik Rahkmawati was conducted in which in the Stage I,
the mother is given the of maternal affection care. In Stage II, the management for
Stage II was conducted. During the Stage III, active management was conducted,
and during Stage IV, monitoring Stage IV was conducted with 15 minutes on the
first hour and 30 minutes during the second hour so that the delivery runs
normally. From this study, it is expected that BPM Anik Rakhmawati can improve
the quality of service in accordance with the APN and not conducting mucus
suction if the baby cries hard on the quick assessment because it is not in
accordance with SOP.

Keywords : Maternity, Young Primigravida


Reference : 31 Books (2007-2015), 3 Internet sites, 8 Journals
Pages : 105 pages, Appendix
1
Student of Diploma III Midwifery Study Program, Faculty of Health Sciences,
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
2
Lecturer of Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator derajat kesehatan dan

kesejahteraan suatu negara. Di Indonesia, menjadi prioritas bidang kesehatan

karena masih tingginya angka kematian ibu (profil kesehatan Indonesia, 2012).

World healt organization (WHO) memperkirakan angka kematian ibu lebih dari

300-400/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2010. Sekitar 16 juta

perempuan berusia 15-16 tahun melahirkan setiap tahunnya atau bisa dikatakan

11% dari semua kelahiran diseluruh dunia (Saroso, 2009).

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 KH. Masih tingginya angka

kematian ibu melahirkan itu sangat memprihatinkan karena fakta itu tertinggi

dikawasan Asia Tenggara (ASEAN). Singapura mencatat paling rendah angka

kematian ibu hamil/melahirkan, hanya tiga ibu meninggal per 100.000 ibu

melahirkan. Kemudian disusul Malaysia (lima ibu meninggal/100.000 ibu

melahirkan), Thailand (8-10/100.000), Vietnam (50/100.000), sekitar 20 persen

dari ibu melahirkan perlu penanganan khusus karena mengalami

perdarahan,sehingga dibutuhkan kerja keras untuk mewujudkan tercapainya target

AKI yang ditetapkan dalam Millenium Devolopment (MDGs) yaitu sebesar 102

per 100.000 kelahiran hidup untuk tahun 2015 (DepKes RI, 2011).

Penyebab kematian ibu diantaranya perdarahan, preeklamsi, eklamsi,

gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi,

1
2

aborsi dan infeksi. Perdarahan yang biasanya tidak diperkirakan dan terjadi secara

mendadak, sebagian besar kasus perdarahan terjadi karena retensio placenta dan

atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang baiknya menajement emergency

obstetric dan perawatan neonatal yang tepat waktu. Eklamsia merupakan

penyebab utama kematian ibu, yaitu 13% kematian ibu di Indonesia, rata-rata

dunia 12%. Pemantauan kehamilan secara teratur sebenarnya dapat menjamin

akses terhadap perawatan yang sederhana dan murah yang dapat mencegah

kematian ibu di Indonesia. Kematian ini dapat dicegah jika perempuan

mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan kontrasepsi serta perawatan

komplikasi aborsi (Yunita, 2011).

Balai Pusat Statistik (BPM) tahun 2012 mengungkapkan jumlah kematian

ibu sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan baru dinas kesehatan

kabupaten/kota, sehingga angka kematian ibu tahun 2012 di Jawa Tengah

mencapai 87,3/100.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan Jawa Tengah, 2012).

Batas usia reproduksi sehat dikenal dengan aman usia untuk hamil dan

bersalin adalah usia 20-35 tahun. Usia ini merupakan usia yang ideal untuk hamil

dan bersalin. Direntang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim

sudah mampu memberikan perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk

kehamilan. Umumnya secara mentalpun siap sehingga berdampak pada perilaku

merawat dan menjaga kehamilannya secara hati-hati sehingga komplikasi dalam

kehamilan dan persalinan dapat dihindari (Nia, 2006).

Usia reproduksi tidak sehat adalah usia dibawah 20 tahun dan usia diatas

35 tahun. Proses kahamilan yang terlalu muda dan terlalu tua akan menimbulkan
3

masalah, baik pada bayinya maupun orang tuanya. Seorang calon ibu yang berusia

dibawah 20 tahun akan memberi pengaruh yang kurang baik terhadap

pertumbuhan dan perkembangan janinnya, baik pada saat konsepsi maupun

selama proses kahamilan dan persalinan. Keadaan ini disebabkan belum

matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu

maupun perkembangan dan pertumbuhan janin, serta menambah komplikasi baik

saat hamil maupun bersalin. Komplikasi dapat terjadi diantaranya keguguran,

persalinan dengan BBLR, pre eklamsi, eklamsi, dan persalinan lama serta

perdarahan (Manuaba, 2008)

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam melakukan deteksi

dini ibu hamil beresiko yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan tenaga

kesehatan yaitu program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K) dengan stiker dan meningkatkan akses jangkauan pelayanan kesehatan,

mengantisipasi keterlambatan penanganan dan meningkatkan cakupan persalinan

oleh tenaga kesehatan. Program ini direncanakan oleh menteri kesehatan pada

tahun 2007 yang merupakan salah satu komponen pelaksanaan desa/kelurahan

siaga yang tertera dalam rencana strategis kementrian kesehatan tahun 2010 dalam

kepmenkes HK.03.01/160/2010. Selain itu juga upaya penurunan kematian ibu

yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan penempatan bidan di desa,

pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan buku kesehatan ibu dan anak

(KIA) serta penyediaan fasilitas kesehatan pelayanan obstetry neonatal emergency

dasar (PONED) dipuskesmas perawatan dan pelayan obstetry neonatal

emergency koperatif (PONEK) di rumh sakit (DepKes, 2011).


4

Asuhan persalinan pada ibu primigravida muda dengan persalinan normal

dapat diketahui bahwa asuhan bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi

lahir serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan paska persalinan,

hipotermia asfiksia bayi baru lahir, sehingga mengurangi kematian ibu yang

bertujuan menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang

tinggi bagi bayi dan ibunya melalui upaya keamanan dan pelayanan yang

berkualitas dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan (optimal) sehingga setiap

tenaga kesehatan menerapkannya (revisi APN, 2011)

Kemuliaan dan kesempurnaan menjadi seorang perempuan adalah ketika

mempunyai keturunan atas pernikanan dengan suaminya. Melahirkan adalah

sebuah pengorbanan yang sangat mulia dimata Allah SWT dengan bertaruh

nyawa, berikut ini merupakan ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perjuangan

dalam proses kehamilan dan persalinan surat Al-ahqaf ayat 36;15 :

Artinya : kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya
adalah 30 bulan .......(QS. Al-Ahqaf/36:15)

Dalam Al-Quran pun sudah dijelaskan tentang rasa kurang nyaman dalam

persakinan yaitu dalam surat maryam ayat 23 :

Artinya : maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia


(maryam)(bersandar) pada pangkal pohon kurma , dia (maryam) berkata :
"aduhai, alangka baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang
tidak berarti , lagi dilupakan ".

Dari potongan surat tentang persalinan tersebut diatas dapat tersirat jelas

betapa berat dan sakitnya proses melahirkan, namun demikian melahirkan


5

merupakan proses siklus kehidupan pada wanita yang sudah menjadi keharusan

untuk dijalani. Seorang ibu yang sedang dalam proses persalinan tidak jauh

berbeda dengan orang yang sedang berperang di jalan Allah SWT, sehingga Allah

SWT menjanjikan pahala yang besar untuk para ibu yang dapat melahirkan

dengan ikhlas sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT yang mana telah

memberikan sebuah titipan yang paling berharga yakni seorang anak ke dunia ini.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui studi pendahuluan yang

dilakukan oleh peneliti di BPM Anik Rakhmawati Klaten, yakni didapatkan Ibu

bersalin dalam kurun waktu satu tahun dari januari 2016 sampai desember 2016

dari keseluruhan jumlah persalinan sebanyak 232 Ibu bersalin sedangkan ibu

bersalin dengan usia dibawah 20 tahun sebanyak 45 orang (BPM Anik)

Dari data yang didapatkan di BPM Anik Rakhmawati Klaten maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian di BPM Anik Rakhmawati Klaten.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan masalahnya adalah "Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pada

ibu bersalin dengan primigravida muda di BPM Anik Rakhmawati Klaten"

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Dapat melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap ibu

bersalin dengan primigravida muda di BPM Anik Rakhmawati

2. Tujuan khusus.
6

a. Mampu melakukan pengumpulan data subjektif dan objekrif pada ibu

primigravida muda

b. Mampu melakukan analisa data persalinan pada ibu primi gravida muda

c. Mampu melakukan penatalaksanaan persalinan pada ibu primi gravida

muda

d. Mampu membahas faktor penyebab persalinan pada ibu primi gravida

muda

D. Manfaat

1. Bagi Institusi

a. Perpustakaan UNISA Yogyakarta

Sebagai tambahan bacaan di perpustakaan UNISA Yogyakarta bagi

mahasiswi kebidanan untuk refrensi penelitian selanjutnya.

b. BPM Anik Rakmawati

Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan primigravida muda untuk lebih meningkatkan mutu

pelayanan di BPM Anik Rakhmawati. pada ibu bersalin dengan

primigravida muda dan dapat mengurangi kesakitan dan angka kematian

ibu.

2. Bagi Pengguna

a. Mahasiswa Kebidanan UNISA ‘Aisyiyah Yogyakarta

Menambah wacana bagi mahasiswa kebidanan di perpustakaan dan

informasi ilmiah mengenai asuhan persalinan dengan primigravida muda.


7

b. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan tambahan referensi untuk penelitian tentang asuhan

persalinan normal.

E. Ruang lingkup

1. Ruang lingkup materi

Ruang lingkup materi tentang asuhan ibu bersalin dengan primigravida

muda atau usia yang belum memiliki reproduksi matang.

2. Ruang lingkup waktu

Ruang lingkup waktu merupakan waktu penelitian, yaitu mulai

menyusun proposal sampai laporan hasil (Sulistyaningsih, 2011). Penulisan

karya tulis ilmiah ini dilaksanakan mulai dari pembagian tema karya tulis

ilmiah, pengajuan judul, studi pendahuluan, seminar proposal, ujian hasil,

pemberkasan dengan PDF yang akan dilakukan mulai bulan januari 2017 -

Oktober 2017.

3. Ruang lingkup tempat

Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di BPM

Anik Rakhmawati, dikarenakan setelah dilakukan studi pendahuluan Pada

BPM Anik Rakhmawati Klaten dalam kurun waktu satu tahun dari April 2016

hingga April 2017 didapatkan dari 232 persalinan terdapat 45 ibu bersalin usia

dibawah 20 tahun. Maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian di BPM

Anik Rakhmawati Klaten


8

F. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh :

1. Ambriani (2013) meneliti tentang “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Dengan

Induksi Persalinan Atas Indikasi Kala Satu Lama”. Menggunakan metode

dekskriptif. Lokasi studi kasus dilakukan di ruang bersalin RSUD

Penembahan senopati Bantul. Subjek studi kasus adalah Ny. N umur 19 tahun

dengan induksi pada persalinan atas indikasi kala satu lama. Teknik

pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Setelah

dilakukan asuhan pemberian infus drip oksitosin 2,5 unit dimulai dengan 10

tetes per menit dalam 30 menit pertama dengan hasil ibu mengalami kelelahan

dan partus lama. Perbedaan pada penlitian ini adalah judul yang diambil,

selain itu perbedaan tempat, dan persamaan dengan penelitian ini adalah jenis

penelitian yaitu deskriptif dan subjek penelitian yaitu ibu bersalin umur

dibawah 20 tahun.

2. Arninda (2014) meneliti tentang “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Dengan

Partus Prematurus Dan Ketuban Pecah Dini”. Menggunakan metode

deskriptif. Lokasi studi kasus dilakukan dilakukan di ruang bersalin RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta. Subyek studi kasus adalah Ny. S umur 17 tahun

dengan partus prematurus dan ketuban pecah dini. Teknik pengumpulan data

menggunakan data primer dan sekunder. Dengan hasil asuhan yang diberikan

pada ibu berhasi tapi ibu mengalami persemasan dan membuat his berkurang

dan partus lama. Perbedaan pada penlitian ini adalah judul yang diambil,

selain itu perbedaan tempat, dan persamaan dengan penelitian ini adalah jenis
9

penelitian yaitu deskriptif dan subjek penelitian yaitu ibu bersalin umur

dibawah 20 tahun.

3. Mutiara (2014) meneliti tentang “asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan

persalinan usia kurang dari 20 tahun”. Menggunakan metode dekskriptif.

Lokasi studi kasus dilakukan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Subyek

studi kasus adalah Ny. N umur 19 tahun dengan partus prematurus dan

ketuban pecah dini. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan

sekunder. Dengan hasil didapatkan bahwa ibu bersalin dibawah usiah 20 tahun

dapat mengalami komplikasi persalinan. Perbedaan pada penelitian ini adalah

judul yang diambil, selain itu perbedaan tempat, dan persamaan dengan

penelitian ini adalah jenis penelitian yaitu deskriptif dan subjek penelitian

yaitu ibu bersalin umur dibawah 20 tahun.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Primigravida Muda

a. Pengertian

Primigravida muda adalah seorang wanita yang hamil untuk

pertama kali hamil sedangkan umurnya dibawah 20 tahun disebut

primigravida muda (Wiknjosostro, 2010).

b. Penyebab

Terdapat beberapa faktor yang di sampaikan mencher (2012)

mempengaruhi kehamilan usia muda yang mengharuskan wanita tersebut

mengalami proses persalinan di usia muda, antara lain karena :

1) Faktor ekonomi

Mengemukakan kemiskinan adalah gejala penurunan

kemampuan seorang atau sekelompok orang atau wilayah sehingga

mempengaruhi daya dukung hidup seseorang atau sekelompok orang,

dimana suatu titik waktu secara nyata mereka tidak mampu mencapai

kehidupan yang layak. sehingga dapat kita katakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda adalah tingkat

ekonomi di keluarga. Rendahnya tingkat ekonomi keluarga mendorong

si anak untuk menikah di usia yang tergolong muda untuk

meringankan beban orang tuanya, dengan si anak menikah sehingga

10
11

Bukan lagi menjadi tanggungan orang tuanya (terutama untuk anak

perempuan) belum lagi suami anaknya akan bekerja atau membantu

perekonomian keluarga maka anak wanitanya dinikahkan dengan

orang yang dianggap mampu.

2) Faktor Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan cenderung melakukan aktifitas

sosial ekonomi yang turun menurun tanpa kreasi dan inovasi. Akibat

selanjutnya produktivitas kerjapun sangat rendah sehingga tidak

mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara memadai karena

terkadang anak perempuan memutuskan untuk menikah diusia yang

tergolong muda. Pendidikan dapat mempengaruhi seorang wanita

untuk menunda usia untuk menikah. Makin lama seorang wanita

mengikuti pendidikan sekolah, maka secara teoritis makin tinggi pula

usia kawin pertamanya. Seorang wanita yang tamat sekolah lanjutan

tingkat pertama berarti sekurang-kurangnya ia menikah pada usia 16

tahun ke atas, bila menikah diusia lanjutan tingkat atas berarti

sekurang-kurangnya berusia 19 tahun dan selajutnya bila setelah

mengikuti pendidikan diperguruan tingggi berarti sekurang-kurangnya

berusia diatas 22 tahun.

3) Faktor keluarga/orang tua

Biasanya keluarga bahkan orang tua menyuruh anaknya untuk

menikah secepatnya padahal umur mereka belum matang untuk

melangsungkan pernikahan, kerena keluarga dan orang tua khawatir


12

anaknya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena anak

prempuannya berpacaran dengan laki-laki yang sangat lengket

sehingga segera menikahkan anaknya. Hal ini merupakan yang sangat

biasa atau turun-menurun. Sebuah keluarga yang mempunyai anak

gadis tidak akan merasa tenang sebelum anak gadisnya menikah.

4) Faktor kemauan sendiri

Hal ini disebabkan karena keduanya sudah saling mencintai

dan adanya pengetahuan anak yang diproleh dari film atau media-

media lain, sehingga bagi mereka yang telah mempunyai pasangan

atau kekasih terpengaruh untuk melakukan pernikahan di usia muda.

5) Faktor media massa

Media cetak maupun elektronik merupan media massa yang

paling banyak digunakan oleh masyarakat kota maupun desa. Oleh

karena itu, media massa sering digunakan sebagai alat

mentransformasikan informasi dari dua arah, yaitu dari media massa

kearah masyarakat atau mentransformasikan di antara masyarakat itu

sendiri. Cepatnya arus informasi dan semakin majunya teknologi

sekarang ini dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-

macam dampak bagi setiap kalangan masyarakat di Indonesia, tidak

terkecuali remaja. Teknologi seperti dua sisi mata uang yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi berdampak positif disisi

lain berdampak negatif. Dampak positifnya munculnya imajinasi dan

kreatifitas yang tinggi. Semantara pengaruh negatifnya, masuknya


13

pengaruh budaya asing seperti pergaulan bebas dan pornografi.

Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya pergaulan

bebas dan seks bebas.

Menurut rohmawatri (2008) paparan media massa, baik cetak

(Koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektrnik (TV, VCD,

internet), mempunyai pengaruh secara lansung maupun tidak lansung

pada remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah.

c. Resiko Kesehatan pada Primigravida Muda

Resiko yang dialami ibu bersalin primigravida muda, karena organ

tubuh dan kejiwaan yang belum siap dan matang untuk melahirkan, resiko

tersebut antara lain :

1) Pre eklamsi dan eklamsi

Resiko ini menyebabkan kejang-kejang selama persalinan, oleh

karena kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum matang untuk

bersalin. Faktor-faktor penyebab pre eklamsi dan eklamsi adalah

mereka yang berusia di atas 35 tahun dan dibawah 20 tahun, obesitas,

kehamilan ganda, dan wanita hamil dengan riwayat penyakit seperti

tekanan darah tinggi kronis, diabetes, atau lupus (Manuaba, 2010).

2) Persalinan lama

Persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida

disebabkan karena faktor resiko psikologis yang mengakibatkan his

menjadi kurang baik dan pembukaan kurang lancar (Prawirohardjo

2010).
14

3) Perdarahan

Persalinan dapat menyebabkan perdarahan post partum yaitu

hilangnya 500 ml atau lebih darah setelah persalinan kala III selesai

(Cunningham, 2006). Perdarahan tersebut diantaranya karena atonia

uteri dimana uterus tidak berkontraksi dan lembek (Prawirohardjo,

2010)

4) Persalinan dengan BBLR

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan

berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.

Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah

lahir (prawirihardjo, 2006). Salah satu faktor yang menyebabkan BBLR

yaitu umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih 35 tahun (Winkjosastro

2006 ).

d. Psikologi pada Primigravida Muda

Kehamilan dan persalinan pada usia muda atau wanita yang usia

kurang dari 20 tahun akan mengalami keresahan dan karena mentalnya

belum siap untuk menerima perubahan-perubahan dan keluhan-keluhan

yang biasa menyertai kehamilan, persalinan dan masa nifas setiap ibu yang

akan memasuki massa persalinan akan muncul perasaan takut, khawatir,

ataupun cemas terutama pada primipara (yuliatun, 2008). Ketakutan sering

dirasakan oleh ibu yang akan melahirkan, disebabkan ketakutan atas

kondisi janinya dan ketakutan akan rasa sakit. Rasa cemas dan takut

menyebabkan rasa nyeri dan membuat rahim semakin keras kontraksinya.


15

Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan

serviks kaku dan membuat proses persalinan lebih lambat (Aprilia, 2009).

Kecemasan menjelang persalinan umum dialami oleh ibu.

Meskipun persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, namun didalam

menghadapi proses persalinan dimana terjadi serangkaian perubahan fisik

dan psikologis yang dimulai dari terjadinya kontraksi , dilatasi jalan lahir,

dan pengeluaran bayi serta plasenta yang diakhiri dengan bonding awal

antara ibu dan bayi (Saifuddin, 2010).

Beberapa determinan terjadinya kecemasan pada ibu bersalin,

antara lain :

1) cemas sebagai akibat dari nyeri persalinan

2) keadaan fisik ibu

3) riwayat pemeriksaan kehamilan

4) kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan

5) dukungan dari lingkungan social.

Kehadiran suami memberi dukungan kepada istri membantu proses

persalinan karena membuat istri lebih tenang. Faktor psikis dalam

menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

lancar tidaknya proses persalinan (Mubiskin, 2007).


16

2. Konsep Persalinan

a. Definisi

Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin, dan urin)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir dan melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.

(Manuaba, 2008). Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi

serviks, lahirnya bayi dan placenta dari rahim ibu (Depkes RI, 2004).

Persalinan normal yaitu proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18-24 jam, tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin (Saefuddin, 2010). Proses persalinan

terdiri dari emapat kala yaitu :

1) Kala I/kala pembukaan : yang dimulai dari pembukaan serviks sampai

pembukaan lengkap (10 cm )

2) Kala II/kala pengeluaran : dimulai dari pembukaan lengkap sampai

lahirnya bayi .

3) Kala III/kala uri : dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya placenta

4) Kala IV/kala pengawasan : masa dua jam setelah placenta lahir

b. Jenis – jenis persalinan

1) Menurut cara persalinan

a) Partus biasa (normal) : disebut juga dengan spontan adalah proses

lahirnya bayi pervaginam dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan


17

alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam.

b) Luar biasa (Abnormal) : ialah partus persalinan pervaginam

dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi

caesarea

2) Menurut tua atau umur kehamilan

a) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin

dapat hidup (viable), berat janin dibawah 1000 gram, tua

kehamilan dibawah 28 minggu.

b) Partus Prematorus adalah persalinan dengan hasil konsepsi pada

kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat

janin diatas 1000-2500 gram.

c) Partus maturus atau Aterm (cukup bulan) adalah partus pada

kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500

gram.

d) Partus Postmaturus (serotinus) adalah persalian yang terjadi 2

minggu atau lebih dari waktu partus yang di taksir, janin disebut

postmatur.

e) Partus Presipatorus adalah partus yang berlansung cepat, mungkin

dikamar mandi, dibecak, dan sebagainya.

f) Partus Percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan

untuk memperoleh buktiin tentang ada atau tidaknya disporposi

sefalopelfik (Mochtar, 2005).


18

c. Faktor –faktor penyebab persalinan

1) Kekuatan yang mendorong janin keluar

a) His (kontraksi )

b) Kontraksi otot-otot dinding perut

c) Kontraksi diagfragma

d) Ligamentius action terutama ligament rotundum.

2) Faktor janin

3) Faktor jalan lahir

d. Sebab –sebab yang menimbulkan persalinan

1) Teori penurunan hormon, 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi

penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron. Progesteron

bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim. Akan menyebabkan

kekejangan pembulu darah sehingga timbul his bila kadar progesteron

turun.

2) Teori placenta menjadi tua akan menyebabkan turunya kadar estrogen

dan progesteron yang disebabkan kekejangan pembulu darah, hal ini

akan menyebabkan kontraksi rahim.

3) Teori Distensi Rahim, rahim yang menjadi besar dan meregang

menyebabkan ischemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu

sirkulasi uteroplasenter.

4) Teori iritasi mekanik, dibelakang serviks terletak ganglion servikalis

(pleksusu frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan

misalnya oleh kepala janin, akan menimbulkan kontraksi uterus.


19

5) Induksi partus (induction of labour ), partus dapat ditimbulkan dengan

jalan :

a) Ganggan laminaria : beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis

servikalis dengan tujuan meransang fleksus frankenhauser.

b) Amniotomi : pecahan ketuban.

c) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus

(mochtar, 1998)

e. Tanda dan gejala persalinan

1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.

2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-

robekan kecil pada serviks.

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar, pembukaan telah ada.

f. Fisiologi persalinan

1) Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki

pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak

begitu kentara.

2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri lebih turun.

3) Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena

kandung kemih tertekan oleh bagian bawah janin.

4) Perasaan sakit dipinggang dan diperut oleh adanya kontraksi-kontaksi

lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “fase labour pains”


20

5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah

sehingga bercampur darah (mochtar,1998).

g. Mekanisme persalinan

Tahap-tahap mekanisme persalinan menurut manuaba (2008), antara lain :

1) Kepala terfiksasi pada PAP

2) Kepala turun: Kepala janin berada disimpisis

3) Fleksi: Dagu bawah lebih dekat kearah dada janin dan diameter sub

occipito bregmatika (9, 5) menggantikan diameter occipito frontal

(11cm).

4) Putaran paksi dalam/rotasi dalam: Merupakan suatu usaha untuk

menyesuaikan posisi kepala bentuk jalan lahir khususnya untuk bidang

tengah dan pintu bawah panggul selalu bersamaan dengan masuknya

kepala dan tidak terjadi kepala ke hodge III kadang-kadang sampai

setelah kepala sampai dasar panggul.

5) Ekstensi: Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai dasar

panggul terjadilah moulage kepala janin, ekstensi, ubun-ubun kecil

dibawah simpisis.

6) Ekspulsi: Setelah kepala ekstensi, terjadilah ekspulsi kelahiran kepala

berturut-turut mulai dari ubun-ubun besar, dahi, muka dan dagu.

7) Restituisi/putaran paksi luar: Setelah kepala lahir maka kepala akan

kembali kearah punggung janin untuk menghilangkan torsi pada leher

yang terjadi karena putaran paksi dalam dan lahirlah bahu depan, bahi

belakang dan badan bayi.


21

h. Penatalaksanaan

1) Kala I : Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks sehingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm)

(manuaba 1998). Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu :

a) Fase laten: Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks kurang lebih 4 cm. biasanya

berlansung hingga dibawah 8 jam.

b) Fase aktif: Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya

meningkat (kontraksi dianggap adekuat atau memadai ) jika terjadi

3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlansung selama 40

detik atau lebih. Serviks membuka 4cm-10cm. biasanya dengan

kecepatan 1cm atau lebih perjam hingga pembukaan lengkap

(10cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin.

2) Kala II : Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Berdasarkan 58 langkah

APN sebagai berikut :

a) Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala II (ibu

mempunyai dorongan kuat untuk meneran, ibu merasakan tekanan

yang semakin meningkat pada rektum dan vagina, perineum

tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka ).

b) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi

ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia -> tempat datar dan keras, 2
22

kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan

jarak 60 cm dari tubuh bayi. Menggelar kain di atas perut ibu dan

tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi, Menyiapkan oksitosin 10

unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set

c) Pakai celemek plastik.

d) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan

tangan dengan tisue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

e) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

pemeriksaan dalam.

f) Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik gunakan tangan yang

memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat suntik)

g) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

dibasahi air DTT, Jika introitus vagina, perineum atau anus

terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke

belakang, buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam

wadah yang tersedia, ganti sarung tangan jika terkontaminasi

(dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%)

h) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,

(bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap

maka lakukan amniotomi )


23

i) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%

kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah

sarung tangan dilepaskan.

j) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi

uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-

160x/ menit). Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak

normal, mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ

dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

k) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan

sesuai dengan keinginannya. Tunggu hingga timbul rasa ingin

meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan

janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan

dokumentasikan semua temuan yang ada. Jelaskan pada anggota

keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan

memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar

l) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada

rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke

posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan

pastikan ibu merasa nyaman).


24

m) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan kuat untuk meneran, bimbing ibu agar dapat meneran

secara benar dan efektif, dukung dan beri semangat pada saat

meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai,

bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang

lama), anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi, anjurkan

keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu, berikan

cukup asupan cairan per oral (minum), menilai DJJ setiap kontraksi

uterus selesai, segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera

lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60

menit (1jam) meneran (multigravida)

n) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

dalam 60 menit.

o) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,

jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

p) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

q) Buka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan

alat dan bahan

r) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

s) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi


25

dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala

bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.

Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan

dangkal

t) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses

kelahiran bayi (Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan

lewat bagian atas kepala bayi, Jika tali pusat melilit leher secara

kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem

tersebut).

u) Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

v) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara

biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat

kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal

hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian

gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

w) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk

menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan

tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku

sebelah atas.

x) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut

ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki


26

(masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata

kaki dengan ibu jari dan jari-jarinya)

y) Lakukan penilaian selintas :

(1) Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?,

(2) Apakah bayi bergerak aktif ? Jika bayi tidak menangis, tidak

bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut

ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)

z) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti

handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di

atas perut ibu.

3) Kala III : Kala III persalinan dimulai dari lahirnya bayi sampai

lahirnya placenta.

a) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam

uterus (hamil tunggal)

b) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik.

c) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit

IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan

aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

d) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-

kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
27

(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem

pertama.

e) Pemotongan dan pengikatan tali pusat dengan satu tangan. Pegang

tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan

pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut, ikat tali pusat

dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan

simpul kunci pada sisi lainnya, lepaskan klem dan memasukkan

dalam wadah yang telah disediakan.

f) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan

bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi

menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di

antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting

payudara ibu.

g) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala

bayi.

h) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari

vulva

i) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas

simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

j) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan

kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati

kearah dorsokrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,


28

hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul

kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur di atas. Jika uterus

tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga

untuk melakukan stimulasi puting susu.

k) Lakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti

poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial), Jika tali

pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm

dari vulva dan lahirkan plasenta, Jika plasenta tidak lepas setelah

15 menit menegangkan tali pusat beri dosis ulangan oksitosin 10

unit IM, lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh,

minta keluarga untuk menyiapkan rujukan, ulangi penegangan tali

pusat 15 menit berikutnya, jika plasenta tida lahir dalam 30 menit

setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan

palsenta manual.

l) Saat palsenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah

yang disediakan, jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan

DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian

gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk

mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.


29

m) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras), Lakukan tindakan yang

diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase

n) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu, maupun bayi dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke

dalam kantong plastik atau tempat khusus.

o) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila

ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan

penjahitan.

p) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

4) Kala IV :

a) Kala IV persalinan dimulai dari lahirnya placenta sampai 2 jam

setela lahir. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di

dada ibu paling sedikit 1 jam. Sebagian besar bayi akan berhasil

melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.

Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi

cukup menyusu dari satu payudara, Biarkan bayi berada di dada

ibu selam 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.


30

b) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes

mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di

paha kiri anterolateral.

c) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi

Hepatitis B di paha kanan anterolateral. Letakkan bayi di dalam

jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan, letakkan

kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di

dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.

d) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan,

setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan, setiap 20-30

menit pada jam kedua pasca persalinan, jika uterus tidak

berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai dengan

penatalaksana atonia uteri

e) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

f) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

g) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama

jam kedua pasca persalinan. Memeriksa temperatur tubuh ibu

sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan,

melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal


31

h) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas

dengan baik (40-60x) serta suhu tubuh normal ( 36,50C-37,50C).

i) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di

dekontaminasi.

j) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.

k) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa

cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai

pakaian bersih dan kering.

l) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkannya.

m) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

n) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit

o) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

p) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda

vital dan asuhan kala IV.


32

i. Persiapan alat

1) Patus set steril /DTT (bak instrumen, 2 buah klem koher, gunting tali

pusat, gunting episiotomi, kateter nelaton, kassa, sarung tangan 2

pasang, kapas basah DTT, kom kecil berisi betadin, pengikat tali pusat,

duk steril)

2) Resusitasi set (penghisap lendir bayi, sungkup/balon resusitasi,

duk/kain untuk alas resusitasi dan untuk bungkus bayi, lampu sorot,

bengkok

3) Handuk, duk

4) Duk sedang steril/DTT

5) Handuk 2 buah

6) Obat uterotonika (oxytosin, ergometrin) dan spuit 3cc

7) APD (celemek, sepatu, masker kacamata, dan topi)

8) Perlengkapan cuci tangan (air mengalir, sabun, handuk bersih dan

kering)

9) Set infus (kateter vena ukuran 16 atau 18, set infus, cairan infus)

10) Betadin

11) Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya

12) Perlengkapan bayi ( vit. K, salep mata, baju bayi, topi, popok kain, dan

bedong)

13) Perlengkpan ibu (baju ibu, celana dalam, pembalut dan kain bersih)

14) Persiapan ruang (ruangan nyaman dan bersih dan menjaga privasih,

tempat sampah infeksius dan non infeksius).


33

j. Pandangan Islam Tentang Persalinan

Setiap wanita yang hendak melahirkan mengalami cobaan yang

begitu berat apalagi ketika mengalami kesulitan ketika melahirkan

sebagaimana dalam ayat Al-Quran surah Luqman ayat 14 Allah

mengabadikan perjuangan ibu selama kehamilan dan persalinannya.

Artinya : Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)


kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
usiah dua tahun, bersyukurlah kepdaku dan kepada kedua orang
tuamu. Hanya kepda aku kembalimu.(QS. Luqman:14)

Sementara ayat yang menceritakan tentang rasa sakit dalam

persalinan seperti firman Allah dalam Al-Quran surah Maryam ayat 22-

23 yang menjelaskan tentang proses kelahiran Nabi Isa as.

Artinya : maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri


dengan kandungannya itu ketempat yang jauh. Kemudian rasa sakit
akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma,
dia (Maryam), “wahai betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku
menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.(QS. Maryam:
22-23)
34

Dalam ayat tersebut, menunjukan bahwa Maryam mengandung dan

melahirkan Nabi Isa sebagaimana seorang ibu biasa mengandung dan

melahirkan anaknya. Allah menunjukan kebesaran-Nya dengan proses

kehamilan dan persalinan Maryam yang mengandung tanpa adanya

pembuahan dan betapa sakitnnya proses persalinan.

B. Teori Manajemen Asuhan dan Dokumentasi Kebidan

1. Manajemen varney

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemu-penemu, keterampilan dalam rangkaian atau

tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien

(Varney, 2007).

Proses manajeman terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dimana

setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan

pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah

tersebut membentuk suatu kerangkan lengkap yang diaplikasikan dalam

situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi

langkah-langkah yang lebih rinci bisa sesuai dengan kebutuhan pasien

(Varney, 2007) ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Langkah 1 : Pengkajian

Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan obyektif (Varney, 2007):
35

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang

dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan

langsung dengan diagnosa (Mufdlilah, 2009).

1) Identitas

untuk mengetahui status klien secara lengkap sehingga sesuai dengan

saran. Menurut Nursalam (2009) identitas meliputi :

Nama, umur, agama, suku / bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat.

2) Alasan datang / kunjungan

Alasan yang menyebabkan klien berobat (Winkjosastro, 2010).

Keluhan utama adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat

pemeriksaan (Varney, 2007). Keluhan pada ibur bersalin adalah,

adanya kontraksi, ketuban pecah, dan keluar lender darah.

3) Riwayat menstruasi

Menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya darah menstruasi,

teratur atau tidak, keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi. Hal ini

dinyatakan dengan maksud untuk mempermudah gambaran mengenai

faktor alat kontrasepsi.

4) Riwayat Pernikahan

Lama menikah, tahun menikah, umur menikah antara lain ibu dan

suami, dan status pernikahan.


36

5) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi yang pernah digunakan ibu

yang mungkin berpengaruh terhadap penyakitnya.

6) Riwayat kesehatan

Dalam kajian riwayat kesehatan apakah ibu mempunyai riwayat

penyakit yang menular seperti (Hepatitis, HIV/AIDS, TBC), menahun

seperti (Jantung, Asma) dan menurun seperti (Hipertensi, Diabetes

Melitus, Asma).

7) Pola memenuhan kebutuhan sehari-hari

Menurut Nursalam (2009) pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

meliputi: Untuk mengetahui pola nutrisi, eliminasi, istirahat,

seksualitas dan personal hygene apakah ada yang mempengaruhi ibu

dengan kepututihan.

8) Riwayat yang mengganggu kesehatan

Dikaji apakah ibu mengkonsumsi rokok, minum- minuman keras

alkohol dan jamu-jamuan.

9) Riwayat psikologis

Pasien yang mengalami keputihan akan merasa cemas dengan kondisi

yang dialaminya.

b. Data obyektif

Data obyektif adalah pendokumentasian hasil observasi yang jujur hasil

pemeriksaan fisik pasien, pemerikasaan laboratorium/pemeriksaan

diagnosa lain (Mufdlilah 2009).


37

Menurut Nursalam (2009) data obyektif meliputi:

1) Status Generalis untuk mengetahui: Keadaan umum, Kesadaran, Tanda

vital, Antropometri.

2) Status sistematik

Status sistematis adalah pemeriksaan dengan melihat klien dari ujuang

rambut ujung kaki (Nursalam, 2009). Namun dalam kunjungan ulang

tidak dilakukan pemeriksaan fisik.

3) Data penunjang

Data penunjang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa

(Nursalam, 2009). Namun dalam kunjungan ulang tidak dilakukan

pemeriksaan untuk memperoleh data penunjang.

Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah kedua ini harus mampu mengidentifikasi data yang

didapat menganilisis, serta merumuskan diagnosa dan masalah yang dihadapi

atau tidak yang muncul yang dihadapi pada pasien perslinan dengan

primigravida muda dan merumuskan menjadi diagnosa kebidanan.

Langkah III : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa atau maslah yang diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan

diharap dapat waspada dan bersiap – siap mencegah diagnosa atau masalah

potensial ini menjadi bener-bener terjadi.


38

Langkah IV : Antisipasi

Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan. Data – data harus senantiasa di kumpulkan dan dievaluas.

Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan

harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa klien. Dalam hal

ini, bidan harus mampu mengevaluasikan kondisi setiap klien, untuk

menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam

menajemen kebidanan.

Langkah V : Berencana tindakan

Pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkh-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan lanjutan dari masalah

atau diagnosa yang telah diidentifukasi sekarang atau yang telah diantisipasi

dan juga mencakup langkah untuk data dasarnya. Setiap rencana asuhan

haruslah disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan klien, agar dapat

dilaksanakan dengan efektif karena klien juga melaksanakan rencana tersebut.

Langkah VI : Implementasi

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak

melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanannya, misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar

terlaksana. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk

menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam

manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap


39

terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen

yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan

asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.

Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi

dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika

memang benar efektik dalam pelaksanaannya.

2. Metode Pendokumentasian SOAP

Teori pendokumentasian SOAP Mengacu Kepmenkes No

938/SK/VIII/2007. Soap adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis

dan tertulis. Metode empat langkah yang dinamakan SOAP ini di artikan dari

proses pemikiran penatalakasanaan kebidanan. Dipakai untuk

mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien dengan cara

penulisannya adalah sebagai berikut

a. Subyektif

Berisi data dari pasien melalui anamnesa yang merupakan ungkapan

langsung dari pasien.

b. Obyektif

Data dari hasil pemeriksaaan observasi melalui pemeriksaan fisik


40

c. Analisa

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang

meliputi diagnosa, antisipasi atau masalah potensial serta perlu tidaknya

dilakukan tindakan segera.

d. Penatalaksanaan

Merupakan pelaksanaan dari tindakan yang diberikan termasuk asuhan

mandiri, kolaborasi, diagnosis atau laboratorium serta konseling untuk

tindak lanjut.
41

C. Kerangka Teory

Primi gravida
muda

Faktor yang Tanda- tanda Psikologi pada


mempengaruhi persalinan primigavida muda
1. Ekonomi
2. Pendidikan
3. Keluarga/
orang tua
4. Kemauan
sendiri
5. Media massa

Persalinan

Faktor-faktor yang berperan Resiko kesehatan


dalam persalinan 1. Pre eklamsi
1. Power 2. Persalinan
2. Passage lama
3. passager 3. Perdarahan
4. Persalinan
dengan
BBLR

Asuhan kebidanan ibu bersalin pada


primi gravida muda

Gambar 1. (Modifikasi Teori Manuaba)


42

D. Kerangka Alur Pikir

Asuhan kebidanan ibu


bersalin Primi gravida muda

Faktor yang
mempengaruhi
1. Ekonomi
2. Pendidikan
3. Keluarga / orang
tua
4. Kemauan sendiri
5. Media massa

Resiko Kesehatan

Ibu Bayi
1. Pre eklamsi 1. Persalinan
2. Persalinan dengan
lama BBLR
3. Perdarahan

Keterangan

Pada ibu primigravida muda ada beberapa faktor yang mepengaruhi yaitu,

faktor ekonomi, pendidikan keluara/orang tua, kemauan diri sendiri dan media

massa. Berbagai faktor tersebut menyababkan terjadinya pernikan dini atau


43

pernikahan muda yaitu umur pernikahan pada umur dibawah 20 tahun yang

nantinya juga berpengaruh pada psikologis ibu.

Pada ibu primigravida muda ada tanda-tanda pesalinan dan terjadinya

persalinan, dalam persalinan tersebut ada berbagai faktor yang berperan

mempengaruhi lancarnya persalinan yaitu faktor power (kekuatan), passage (jalan

lahir), passager (janin), dan juga dalam persalinan primigravida muda terdapat

resiko kesehatan seperti pre eklamsi, persalinan lama, perdarahan, persalinan

dengan BBLR. Dengan faktor yang berperan dalam persalinan dan resiko

kesehatan maka akan dilakukan asuhan kebidanan pada ibu primigravida muda.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk

mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman

atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2011). Desain

penelitian ini adalah studi kasus yaitu laporan studi kasus dengan menggunakan

metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama

untuk menggambarkan atau mendiskripsikan tentang suatu keadaan secara

objektif (Notoatmodjo, 2010).

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BPM Anik Rakhmawati Klaten pada Mei–

Oktober 2017. Waktu penelitian merupkan jangka waktu yang dibutuhkan peneliti

untuk memperoleh data dari Karya Tulis Ilmiah yang telah dilakukan

(Sulistyaningsih 2012).

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah Ny. A Umur 17 Tahun, G1P0A0Ah0 dengan

primugravida muda.

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di

lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

44
45

memerlukan seperti anamnesa langsung, observasi, dan pemeriksaan obyektif.

Data primer dalam penelitian ini meliputi:

a. Anamnesa. Anamnesa langsung dilakukan dengan menggunakan format

pengkajian SOAP untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan

responden, riwayat kesehatan, maupun kebiasaan sehari-hari responden

yang dapat mempengaruhi terjadinya komplikasi pada persalinan.

b. Pemeriksaan Obyektif. Pemeriksaan obyektif yang dilakukan meliputi

pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi fisik ibu pada saat persalinan.

2. Data Skunder

Data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui orang-orang yang

melakukan studi kasus dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder

dalam penelitian ini meliputi

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam

medik dan buku persalinan di BPM Anik Rahkmawati.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan bahan yang sangat penting untuk menunjang

latar belakang teoritis suatu penelitian. Studi kasus ini diambil dari buku-

buku referensi dari tahun 2007-2017.

E. Alat Dan Metode Pengumpulan Data

Setelah mendapat izin dari BPM Anik Rakhmawati Klaten, maka

dilakukan pengumpulan data pada ibu bersalin primigravida muda.


46

1. Alat Pengumpulan Data

Alat – alat yang digunakan menurut Saifuddin (2009), alat dan bahan

yang dibutuhkan dalam pengambilan data yaitu : Format pengkajian pada ibu

bersalin, buku tulis, alat tulis dan alat perekam.

2. Persiapan Alat dan bahan dalam observasi.

3. Alat yang dibutuhkan untuk pendokumentasian adalah lembar observasi.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data Primer: Data primer adalah data yang diambil secara

langsung, dari obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun

organisasi. Data primer diperoleh dengan cara :

1) Pemeriksaan Fisik: Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi

2) Wawancara

3) Pengamatan atau observasi secara langsung

b. Pengumpulan data sekunder dengan cara dokumentasi (rekam medik) dan

kepustakaan.

F. Analisis Data

Setelah semua data dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder

peneliti menganalisa data-data tersebut berdasarkan prinsip manajemen varney

dengan menyertakan sumber-sumber dari buku dan jurnal dengan menarasikan

hasil penelitian yang kemudian dilakukan penelitian dengan menggunakan metode

SOAP. Analisa pada karya tulis ilmiah ini yatu Ny. A Umur 17 tahun

G1P0A0AH0 dalam masa persalinan dengan primigravida muda.


47

G. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui studi kasus pada ibu brsalin

dengan primigravida muda di BPM Anik Rakhmawati. Sebelum dilakukan

penelitian, penelitian ini melakukan beberapa tahap diantaranya:

1. Tahapan persiapan

a. Studi pustaka untuk menentukan acuan penelitian

b. Konsultasi dengan pembimbing

c. Melakukan studi pendahuluan

d. Menyusun proposal penelitian

e. Mempersentasikan proposal penelitian

f. Memperbaiki proposal penelitian

2. Tahapan pelaksanaan

a. Penelitian mengurus surat ijin penelitian dari dari kampus dan

menyerahkan ke BPM Anik Rakhmawati

b. Penelitian melakukan pengambilan data dengan (wawancara, pedoman

wawancara). Sebelum dilakukan wawancara kepada responden, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan serta memberi surat persetujuan menjadi

responden.

c. Peneliti membagikan lembar persetujuan menjadi responden, kemudian

responden mengisi terlebih dahulu lembar persetujuan tersebut.

d. Melakukan pengumpulan data responden dari data subyektif dan obyektif

serta melakukan pemantuan kerumah responden.

e. Setalah melakukan wawancara dan data sudah terkumpul.


48

3. Tahapan penyusunan laporan

a. Penyusunan laporan hasil penelitian

b. Konsultasikan penulisan laporan hasil penelitian

c. Seminar hasil penelitian

d. Revisi atau perbaikkan

e. Penjilidan

f. Pengumpulan hasil penelitian.

H. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari

institusi pendidikan yaitu program studi Kebidanan DIII Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta dan meminta izin kepada kepala BPM Anik Rakhmawati. Setelah

mendapatkan izin, peneliti melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah

etika antara lain sebagai berikut:

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan, artinya dalam penelitian ini tidak menggunakan

tindakan yang dapat menyakiti atau membuat responden menderita.

b. Bebas dari eksploitasi, artinya data yang diperoleh tidak digunakan untuk

hal-hal yang merugikan responden.

2. Prinsip Menghargai Hak

a. Informed Consent

Sebelum dilakukan penelitian, responden diberi penjelasan tentang tujuan

dan manfaat penelitian yang akan dilakukan. Apabila responden bersedia

untuk diteliti maka responden harus menandatangani lembar persetujuan


49

tersebut dan jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti

tidak boleh memaksa dan tetap menghormatinya.

b. Anonymity

Untuk menjaga kerahasiaan Ny. A dalam pengelolahan data penelitian.

Peneliti akan menggunakan nomor atau kode responden.

c. Confidientiality

Informasi yang diberikan oleh Ny. A serta semua data yang terkumpul

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Bidan Praktek Mandiri (BPM) Anik Rakhmawati merupakan salah

satu tempat pelayanan kesehatan yang berdiri pada tahun 1997 bertempat di

desa jemawan kecamatan jatinom klaten. BPM Anik Rakhmawati

memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kehamilan,

persalinan, ibu nifas, keluarga berencana, imunisasi dan anak sakit, senam

hamil, pijat bayi, home care, kesehatan reproduksi, serta kesehatan

masyarakat. Pelayanan kesehatan dilayani setiap hari pada pukul 06.00-20.00

WIB, sedangkan untuk pelayanan imunisasi dijadwalkan setiap hari minggu

kedua dan minggu keempat setiap bulannya.

BPM ini melayani persalinan 24 jam, dalam memberikan pelayanan

persalinan BPM Anik Ralhmawati merujuk pada peraturan menteri kesehatan

(permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/2010 tentang izin dan penyelenggaraan

praktik bidan dan standar pelayanan kebidanan yang meliputi standar 9:

asuhan persalinan kala satu, standar 10: persalinan kala dua yang aman,

standar 11: penatalaksanaan aktif kala tiga, standar 12: penanganan kala dua

dan gawat janin melalui episiotomi. Pelayanan persalinan yang diberikan di

BPM Anik Rakhmawati berorientasi pada kepuasan pasien serta menerapkan

asuhan sayang ibu berupa dukungan emosional dan spiritual serta pemenuhan

nutrisi ibu bersalin.

50
51

Pelayanan kesehatan di BPM Anik Rahkmawati didukung oleh 2

tenaga bidan dan satu pembantu rumah tangga. Fasilitas yang disediakan di

BPM Anik Rakhmawati dalam mendukung pelayanan kesehatan juga cukup

lengkap, seperti kamar periksa,1 kamar bersalin, 2 kamar nifas dengan

masing-masing 1 tempat tidur untuk ibu nifas, toilet, dan mushola.

2. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan peneliti adalah pasien ibu bersalin

dengan primigravida muda di BPM Anik Rakhmawati. Penelitian dilakukan

pada tanggal 23 Mei 2017. Pasien berinisial Ny. A usia 17 tahun, beragama

islam, bersuku jawa, pendidikan terakhir SMA, Bekerja sebagai ibu rumah

tangga, umur kehamilan 38+4 minggu, G1P0A0AH0. Suami pasien Tn. M

berusia 19 tahun, beragama islam, bersuku jawa, pendidikan terakhir SMA,

pekerjaan supir, pasangan suami istri tersebut bertempat tinggal di Jatinom

pasien biasanya memeriksakan kehamilannya di BPM Anik Rakhmawati

merasa pelayanannya baik serta memuaskan sehingga memutuskan untuk

bersalin di BPM Anik Rakhmawati.

3. Hasil Penelitian

Langkah-langkah pengambilan data dilakukan dengan metode SOAP

berdasarkan pola fikir Varney yaitu pengkajian data objektif, data subjektif,

kemudian dianalisis sesuai dengan permasalahan yang dikeluhkan dan hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan. Dari hasil analisis selanjutnya dibuat

rencana untuk dilakukan penatalaksanaan dengan asuhan kebidanan sesuai


52

kasus yaitu asuhan bersalin primigravida muda pada di BPM Anik

Rahkmawati Klaten.

a. Asuhan Kebidan Pada Ibu Bersalin Kala I

Pengkajian data dilakukan pada tanggal 23 Mei 2017 Pukul 06.00

WIB di ruang bersalin BPM Anik Rakhmawati didapatkan anamnesa

yaitu ibu sudah keluar lendir darah sedikit 1x tanggal 20 mei 2017 dan

berhenti tetapi ibu tidak periksa, kenceng-kenceng sejak kemarin 22

Mei 2017 belum teratur dan sekarang ibu merasakan kenceng-kenceng

yang lebih sakit dan teratur disertai keluar lendir darah.

Data diatas didapatkan sebagaimana yang dikatakan pasien yaitu:

“tadi jam 01.00 saya sudah periksa mbak terasa kenceng-kenceng


dan keluar lendir darah, karena pembukaan masih 1 cm saya diminta
untuk pulang terlebih dahulu dan sekarang perut saya terasa lebih
mules”

Pada persalinan ini ibu dalam usia kehamilan 38+4 minggu,

sebagaimana yang dikemukakan pasien tentang hari pertama haid

terakhir (HPHT) pasien :

“sebelum hamil haid saya teratur, biasanya lamanya seminggu (5-


7 hari) hari terakhir saya haid pertama keluar darah tanggal 25
Agustus 2016, perkiraan lahirnya tanggal 02 Juni 2017”

Ini merupakan kehamilan pertama pasien sebelumnya belum

pernah hamil atau keguguran. Hal tersebut seperti yang dikemukakan

pasien:

“ini kehamilan pertama saya dan belum pernah keguguran”

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk mendapatkan data

objektif. Hasil yang diperoleh yaitu keadaan umum baik, kesadaran


53

komposmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81x/m, suhu

36,50C, resoirasi 24x/m, pada pemeriksaan antropometri diperoleh

berat badan ibu 56.5 kg dengan berat sebelum hamil di buku KIA

tercatat 50 kg dan tinggi badan 156 cm serta Lila 26 cm. Pada

pemeriksaan fisik yang dilakukan diperoleh hasil sklera putih,

konjungtiva merah muda, payudara simetris aerola hiperpigmentasi,

puting susu menonjol, belum terdapat pengeluaran kolostrum di kedua

payudara dan abdomen tidak ada luka bekas operasi. Pada palpasi

leopold bagian fundus TFU 2 jari dibawah prosessus xipoideus, teraba

bokong, punggung kanan, presentasi kepala, kepala sudah masuk pintu

atas panggul (PAP) atau divergen, penurunan kepala 4/5 bagian, DJJ

142x/m, tinggi fundus uteri 29 cm, taksiran berat janin (TBJ) 2790

gram, his 2x dalam 10 menit durasi 30 detik dengan kekuatan sedang.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ibu dalam keadaan baik. Hal

tersebut sesuai dengan yang dikatakan bidan kepada pasien yaitu:

“bu ini tadi sudah diperiksa keadaannya baik, ibu dan juga
bayinya sehat”

Pemeriksaan dalam/vagina thoucher (VT) pertama oleh bidan

tanggal 23 Mei 2017 pukul 06.30 WIB hasil pemeriksaan didapatkan

vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tebal lunak,

pembukaan 2 cm, selaput ketuban positif,presentasi kepala, kepala

dihodge I, tidak ada bagian yang menumbung, sarung tangan lendir

darah positif. Hasil pemeriksaan tersebut disampaikan kepada ibu

dengan mengatakan:
54

“ibu ini baru pembukaan dua kemungkinan lahirnya agak lama


sabar ya bu, sambil berdoa bu semoga persalinannya diberi
kelancaran oleh Allah SWT”

Pada pemeriksaan penunjang yang ditulis dibuku KIA didapatkan

hasil normal yaitu pemeriksaan hepatitis B tanggal 23-01-2017

menunjukan hasil negatif, pemeriksaan hemoglobin (Hb) tanggal 29-

02-2017 menunjukan Hb Ny. A 11,4gr%

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang diperoleh

didapatkan analisa Ny. A umur 17 tahun G1P0A0AH0 umur

kehamilan 38+4 minggu, janin tunggal, hidup intrauteri, presentasi

kepala dalam persalinan kala 1 fase laten. Berdasarkan analisa

tersebut, penatalaksanaan yang dilakukan bidan yaitu menyampaikan

hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janinnya baik

serta pembukaan 2 cm. Ibu mengatakan senang mengetahui bahwa

keadaannya dan bayi baik. Bidan melakukan informed consent dengan

memberikan informasi tentang proses persalinan dan meminta ibu

menandatangani surat persetujuan pertolongan persalinan. Ibu dan

suami bersedia untuk menandatangani surat persetujuan yang

diberikan oleh bidan.

Untuk mempercepat penurunan kepala dan pembukaan, bidan

menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan disekitar ruangan, apabila ibu

ingin berbaring sebaiknya bebaring miring ke sebelah kiri dan ibu

bersedia untuk berjalan-jalan disekitar ruangan dan kekamar mandi


55

serta berbaring miring ke kiri sesuai yang dianjurkan bidan.

Sebagaimana yang dikatakan bidan :

“sekarang ibu jalan-jalan dulu sekitar ruangan ini, biar pebukaan


semakin banyak nanti kalau capek biar tidur posisis miring kesebelah
kiri ya bu”

Bidan menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu dan

memberikan dukungan pada ibu serta menganjurkan ibu makan dan

minum guna mempersiapkan tenaga untuk proses persalian nanti. Ibu

makan dan minum jam 08.00 WIB berupa nasi, sayur, lauk dengan

porsi sedikit dan minum air putih serta susu masing-masing 1 gelas,

suami juga bersedia untuk selalu mendampingi ibu.

Apabila terdapat kontraksi, ibu tidak dianjurkan untuk meneran

sebelum pembukaan lengkap dan apabila kontraksi semakin sering dan

teratur, untuk mengurangi rasa nyeri/sakit ibu dapat menerapkan

teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas panjang melalui hidung

dan mengeluarkannya melalui mulut. Ibu bersedia untuk tidak

meneran sebelum pembukaan lengkap dan menerapkan teknik

relaksasi yang diajarkan bidan. Menganjurkan ibu untuk tetap sabar

dan tidak cemas serta berdoa supaya proses persalinannya berjalan

lancar. Ibu berusaha untuk tidak cemas dan berdoa untuk kelancaran

persalinannya.

Menjelaskan kepada ibu bahwa akan dilakukan pemantauan denyut

jantung janin (DJJ) dan kontraksi setiap 30 menit serta periksa dalam

kembali jam 10.30 WIB. Ibu bersedia untuk dilakukan pemantauan


56

dan periksa dalam. Kemudian hasil pengkajian tersebut dicatat di buku

KIA dan catatan persalian SOAP

1) Catatan perkembangan / follow up 1

Pada tanggal 23 Mei 2017 pkul 10.30 didapatkan data

subjektif yaitu kenceng-kenceng sudah semakin sering. Ibu masih

dapat berjalan-jalan sekitar ruangan, saat lelah ibu berbaring

miring ke kiri, ibu tidak makan dan hanya mau minum air putih 1

gelas tadi jam 10.00 WIB dan ibu merasa cemas dalam

menghadapi persalinannya. Hal tersebut sesuai dengan yang

dikeluhkan pasien yaitu:

“bu semakin sering kencengnya”

Pada pemeriksaan data objektif pukul 10.30 WIB

didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82x/menit, suhu

36,70C, respirasi 21x/menit, DJJ 136x/menit, His 3x dalam 10

menit durasi 30 detik, pemeriksaan dalam kedua tanggal 23 Mei

2017 pukul 10.30 Wib hasil pemeriksaan didapatkan vulva uretra

tenang, dinding vagina licin, porsio tipis, pembukaan 4 cm, selaput

ketuban utuh, presentasi kepala, bidan mengatakan kepala di hodge

II, tidak ada moulage, tidak ada bagian yang menumbung, air

ketuban negatif, sarung tangan lendir darah positif. Hal tersebut

sesuai dengan yang dikatakan bidan :

“ini tadi setelah diperiksa ternyata sudah buka 4 bu


alhamdulillah bu berdoa terus ya”
57

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, maka didapatkan

analisanya Ny. A umur 17 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan

38+4 minggu, janin tunggal, intrauteri, presentasi kepala dalam

persalinan kala 1 fase aktif. Setalah didapatkan analisa tersebut,

bidan melakukan penatalaksanaan kepada ibu yaitu menyampaikan

hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janinnya baik dan ibu

mengatakan senang mengetahui keadaannya dan bayinya baik. Ibu

masih dianjurkan untuk berjalan-jalan disekitar ruangan atau

apabila lelah untuk tidur miring kekiri. Hal tersebut sesuai dengan

anjuran bidan kepada pasien yaitu :

“sekarang jala-jalan lagi biar cepet bukanya, nanti kalau


capek tidur miring ke kiri ya bu”

Menganjurkan ibu untuk makan dan minum supaya

memiliki cukup tenaga untuk meneran saat persalinan nanti. Ibu

bersedia minum jam 10.30 WIB berupa air putih 1 gelas.

Penatalaksanaan selanjutnya yaitu apabila timbul kontraksi ibu

dianjurkan menarik nafas panjang melalui hidung dan

mengeluarkan melalui mulut sampai kontraksi mereda ibu

dianjurkan untuk tidak mengejan saat ada kontraksi karena

pembukaan masih 4 cm jika ibu mengejan sebelum pembukaan 10

cm, hal tersebut dapat menyebabkan kemaluan ibu menjadi

bengkak dan dapat menimbulkan robekan pada jalan lahir

menganjurkan ibu tidak khawatir berlebihan dalam menjalani

persalinannya serta tetap bersabar dan berdoa. Ibu berusaha untuk


58

tetap sabar dan berdoa untuk kelancaran persalinannya.

Memberitahu ibu bahwa akan memantau DJJ dan kenceng-kenceng

setiap 30 menit akan terus dilakukan serta periksa dalam kembali

jam 14.30 WIB ibu bersedia untuk dilakukan pemantauan dan

periksa dalam hasil pengkajian tersebut dicatat dibuku KIA dan

catatan persalinan SOAP serta partograf.

2) Catatan Perkembangan / follow up II

Pada tanggal 23 Mei 2017 Pukul 14.30 WIB dilakukan

pemeriksaan kembali, didapatkan pemeriksaan subjektif yaitu

kenceng-kenceng semakin sering, pinggang terasa nyeri, ibu sudah

tidak kuat untuk jalan-jalan disekitar ruangan dan hanya tidur

berbaring miring kekiri. Sebagai mana yang dikatakan pasien:

“kencengnya semakin sering ibu, sudah teratur lama-lama


semakin sakit”

Ibu mau makan sedikit berupa nasi dan sayur jam 13.45WI

dan air putih 1 gelas jam 12.00 WIB, ibu ingin tidur tapi tidak

dapat tidur karena merasakan sakit yang ditimbulkan kontraksi

rahimnya.

pemeriksaan data objektif pukul 14.30 WIB didapatkan

hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan

darah 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,90C respirasi

26x/menit, DJJ 138x/menit, his 4x dalam 10 menit durasi 45 detik.

Pemerikasaan dalam ketiga tanggal 23 Mei 2017 Pukul 15.30,

hasil pemeriksaan didapatkan vulva uretra tenang, dinding vagina


59

licin, porsio tipis, pembukaan 6 cm, selaput ketuban utuh,

presantasi kepala, tidak ada molase, kepala di hodge III, UUK di

jam 11,tidak ada bagian yang menumbung, penurunan kepala 2/5

bagian, air ketuban negative, sarung tangan lender darah positif.

Hal tersebut sesuai yang dikatakan bidan yaitu:

“bu ini sudah pembukaan 6 cm berdoa semoga cepat lahir


ya bu”

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, didapatkan analisa

yaitu Ny. A umur 17 tahun G0P1A0AH0 umur kehamilan 38+4

minggu janin tunggal, hidup intrauteri, presentasi kepala dalam

persalinan kala satu fase aktif. Penatalaksanaan yang dilakukan

yaitu bidan menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa

keadaan ibu dan janin baik dan ibu mengatakan senang mengetahui

keadaan dirinya dan janinnya tersebut. Menganjurkan ibu untuk

istirahat dan tidur miring kekiri karena sudah tidak kuat untuk

berjalan-jalan dan ibu bersedia untuk istirahat dan tidur dengan

posisi miring kekiri dengan bidan mengatakan:

“kalau sudah gak kuat jalan sekarang tidur aja dengan


miring kekiri ya bu”

Penatalaksanaan selanjutnya yaitu menganjurkan ibu untuk

minum dan makan supaya ibu memiliki cukup tenaga untuk

meneran saat persalinan. Ibu mengatakan sudah makan roti pada

jam 14.00 WIB dan air putih 1 gelas jam 14.30 WIB. Apabila

timbul kontrakasi dianjurkan menarik nafas panjang melalui


60

hidung dan mengeluarkan melalui mulut sampai kontraksi mereda.

Ibu dianjurkan untuk tidak mengejan saat kontraksi sampai

pembukaan 10 cm, ibu bersedia untuk melakukan tehnik relaksasi

yang dianjurkan dan tidak mengejan saat ada kontraksi sebelum

pembukaan 10 cm. menjelaskan pada ibu untuk tidak khawatir dan

menganjurkan pada suami dan keluarga untuk tetap mendampingi

dan memberi dukungan pada ibu. Ibu berusaha untuk tetap tenang

serta berdoa untuk kelancaran persalinannya.

Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemantauan DJJ

dan kontraksi setiap 30 menit akan terus dilakukan serta periksa

dalam kembali jam 18.30 ibu bersedia untuk dilakukan

pemantauan dan pemeriksaan dalam. Hasil pengkajian tersebut

dicatat dibuku KIA dan catatan persalinan SOAP serta partograf.

b. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala II

Pada tanggal 23 Mei 2017 pukul 18.00 WIB didapatkan data

subjektif yaitu ibu mengatakan ingin meneran seperti ingin BAB,

ketuban pecah sepontan jam 18.00 WIB sebagaimana yang dikatakan

pasien:

“bu sakit kayaknya uda mau lahir, rasanya pengen ngeden gak
kuat bu, pipisnya gak bisa ditahan ini gimana bu”

Pada pemeriksaan objektif jam 18.00 WIB yang diperoleh yaitu

keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, DJJ 146x/menit, his 5x

dalam 10 menit lamanya 45 detik , nadi 84x/menit , suhu 370C,


61

respirasi 28x/menit, terdapat tanda-tanda kala II seperti ibu ingin

mengejan, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka.

pada pemeriksaan dalam tanggal 23 Mei 2017 pukul 18.00 WIB hasil

yang didapatkan yaitu vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio

tidak teraba, pembukaan 10 cm, selaput ketuban negative, presentasi

kepala, tidak ada molase, UUK di jam 12, kepala di hodge IV, tidak

ada bagian yang menumbung, penurunan kepala 1/5 bagian, air

ketuban keluar jernih, sarung tangan lender darah positif. Memberitahu

ibu air ketuban sudah pecah dan Bidan menyampaikan hasil

pemeriksaan sudah lengkap yaitu:

“bu Alhamdulillah ini sudah pembukaan lengkap ayo bu kalau


tersa perutnya sakit atau kenceng ngejan aja ya bu”

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif analisa pada

pasien yaitu NY. A umur 17 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 38+4

minggu, janin tunggal hidup intrauteri, presentasi kepala, pembukaan

10 cm dalam persalinan kala II. Penatalaksaan kala II mengacu pada

asuhan persalinan normal (APN) dan dilakukan asuhan sayang ibu

yaitu memberi ibu makan dan ibu saat tidak ada kontraksi sebagai

kekuatan ibu untuk mengejan, memberikan dukungan emosional dan

spiritual serta menghadirkan keluarga dalam proses persalinan supaya

ibu tidak merasa sendiri dalam menghadapi persalinannya. Setelah

diketahui adanya tanda-tanda kala II bidan memperhatikan kondisi dan

keluhan pasien serta memberikan semangat serta memimpin ibu

mengejan saat ada kontraksi sebagaimana yang dikatakan bidan:


62

“bu tiap kali sakit lansung mengejan ya bu, ngejannya tarik nafas
panjang lewat hidung lalu keluarkan pelan-pelan melalui mulut seperti
itu ya bu”

Bidan memposisikan ibu setengah duduk dan mulai dipimpin

mengejan pada pukul 18.05 WIB. Bidan memakai sarung tangan DTT

pada kedua tangan dan saat kepala janin terlihat di vulva dengan

diameter kurang lebih 5-6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut

ibu, setelah nampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan dan tangan yang

lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan

membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau

bernafas cepat dan dangkal setelah kepala bayi lahir. Bidan juga

memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin. Setelah dipastikan

tidak ada lilitan tali pusat pada leher janin, bidan menunggu hingga

kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Kemudian setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memegang

kepala janin secara biparietal dan menganjurkan pada ibu untuk

mengejan saat kontraksi dengan lembut bidan menggerakan kepala

kearah bawah dan distal hinggah bahu depan muncul dibawah arkus

pubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk melahirkan

bahu belakang.

Setelah bahu lahir, menggeser tangan kearah bawah kearah

perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah

bawah. Bidan menggunakan tangan untuk menelusuri dan memegang


63

tangan dan siku sebelah atas. Setelah badan dan lengan lahir, tangan

kiri menelusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin

untuk memegang tungkai bawah janin (menelipkan jari telunjuk tangan

kiri diantara kedua lutut janin). Bayi lahir pada pukul 18.45 WIB

kemudian dilakukan penilaian sepintas dengan bayi menagis kuat,

bernafas, gerakan aktif, dilakukan penghisapan lendir pada bayi untuk

memastikan bayi tidak mengalami asfiksia. Tubuh bayi dikeringkan

mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian

tangan tanpah membersihkan verniks. Menggati ganduk basah dengan

handuk/kain yang kering.

c. Manajemen Aktif Kala III

Evaluasi selanjutnya dilakukan tanggal 23 Mei 2017 pukul 18.45

WIB berupa pelepasan placenta. Hasilnya yaitu data subjektif yang

ditemukan peneliti pasien mengatakan perutnya mules tetapi meras

lega dan sangat bahagia karena bayinya telah lahir. Hal tersebut

sebagaimana yang dikatakan pasien:

“perut saya mashi terasa mules bu tapi sya lega akhirnya anak
saya lahir dengan selamat”
“ibu selamat ya, anaknya kayak bapaknya laki-laki sehat”
soran”

Pada pemeriksaan objektif didapatkan keadaan ibu baik, kesadaran

komposmentis, TFU setinggi pusat, uterus keras, kontraksi baik,

kandung kemih kosong, terdapat tanda-tanda pelepasan placenta.

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif analisa pada

pasien yaitu Ny. A umur 17 tahun P1A0AH1 dalam persalinan kala III,
64

penatalaksanaan pada kala III di BPM Anik Rakhmawati adalah

memberitahu ibu bahwa kondisinya baik dan saat ini memasuki proses

pelepasan placenta. Bidan melakukan pemeriksaan pada perut ibu

untuk memastikan bahwa janin tunggal kemudian memberitahu ibu

akan disuntik oksitosin yaitu dengan mengatakan:

“bu saya suntik ya”

Setelah diketahui bahwa tidak ada janin kedua dan ibu bersedia

untuk disuntik, kemudian bidan menyuntikan oksitosin 10 IU pada

menit menit ke 1 secara intramuskuler di 1/3 paha atas bagian distal

lateral. Bidan menjepit tali pusat menggunakan 2 buah klem. Klem 1

menjepit tali pusat 3 cm dari umbilicus, sedangkan klem 2 pasang 2

cm dari klem 1 dan memotong tali pusat diantara 2 klem serta menjepit

tali pusat dengan umbilical klem untuk mencegah pendarahan pada tali

pusat.

Setelah terdapat tanda-tanda pelepasan placenta yaitu tali pusat

bertambah panjang dan ada semburan darah secara tiba-tiba, bidan

memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak kurang lebih 5-10

cm dari vulva dan meletakkan tangan kiri diatas perut ibu. Tangan

kanan bidan menegangkan tali pusat di tepi atas simpisis. Setelah

uterus berkontraksi, bidan melakukan penegangan tali pusat terkendali

(PTT) pusat kearah sejajar dengan lantai mengikuti poros jalan lahir

sedangkan tangan kiri mendorong uterus kearah belakang dan atas

(dorso kranial). PTT dilakukan sampai dengan 4 kali, barulah placenta


65

berada di introitus vagina, bidan melahirkan placenta dengan tangan

memegang dan memutar placenta searah jarum jam hingga selaput

ketuban terpilin kemudian melahirkan placenta. Placenta lahir spontan

jam 19.00 WIB dan placenta lahir lengkap. Setelah placenta lahir,

bidan memasase uterus sampai uterus keras dan kontraksi baik kurang

lebih 15 menit serta mengajarkan ibu untuk memasase rahimnya dan

menilai kontraksi Rahim.

d. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala IV

Pemerikasaan selanjutnya dilakukan pada tanggal 23 Mei 2017

pukul 19.00 WIB. Hasilnya yaitu data subjektif yang ditemukan

peneliti pasien mengatakan bahwa jalan lahirnya terasa nyeri dan

perutnya mules. Bidan menanyakan kepada pasien:

“bu perutnya mules gak ? merasa keluar darah sor-soran gak bu?”

Kemudian pasien menjawab:

“iya bu mules, enggak kok bu ngerasa darah keluar tapi gak sor-
soran”

Pada pemriksaan objektif didapatkan keadaan ibu baik, kesadaran

komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84x/menit, suku

370C, respirasi 20x/menit, TFU I jari dibawah pusat, uterus keras,

kontraksi baik, pendarahan kurang lebih 150 cc, perineum laserasi

derajat 2, kandung kemih kosong, placenta lahir utuh.

“bu nanti jalan lahirnya saya jahit ya soalnya ini robeknya


lumayan lebar “
66

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif analisa pada

pasien yaitu Ny. A umur 17 tahun P1A0AH1 dalam persalinan kala IV.

Manajemen aktif kala IV di BPM Anik Rahkmawati yaitu dengan

melakukan pemantauan vital sign, TFU, kontraksi uterus, kandung

kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama post

partum dan setiap 30 menit pada 2 jam post partum. Pada laserasi

derajat 2 pada mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum,

dilakukan penjahitan secara jelujur dengan anastesi lidocain 1 ampul.

Laserasi selesai dijahit dan sudah dipastikan tidak terjadi perdarahan

serta bayi masih IMD diatas perut ibu.

Bidan memastikan kembali kontraksi uterus baik dan tidak terjadi

perdarahan, mengajarkan ibu dan suami cara masase uterus dan

menilai kontraksi yaitu memasase secara sirkular serta menjelaskan

kepada ibu untuk tidak tidur selama 2 jam dan apabila ibu mengalami

tanda bahaya seperti pandangan kabur rahim lembek, kontraksi buruk,

mersa perdarahan sangat banyak, maka ibu harus segera memberitahu

bidan. Bidan mengatakan kepada ibu:

“bu sini tangannya (sambil meletakkan tangan ibu di bagian


fundus), ini nanti dielus-elus kayak gini sampai rahimnya keras ya bu”

Bidan mengestimasi kehilangan darah yaitu kurang lebih 150 ml,

dilakukan pemantauan tekanan darah, TFU, nadi, kontraksi, kandung

kemih, darah yang keluar tiap 15 menit dan 30 menit dalam 2 jam post

partum, serta memastikan kembali kondisi bayi baik dimulai pada

pukul 19.30 WIB. Menempatkan alat-alat terkontaminasi kedalam


67

larutan klorin 0,5 % selama 10 menit dan membuang bahan-bahan

terkontaminasi kedalam tempat sampah medis, membersihkan ibu dari

darah, cairan ketuban, urine serta kotoran-kotoran dengan air DTT

kemudian mengganti pakaian ibu. Bidan menganjurkan pasien

beristirahat untuk memulihkan tenaga ibu dan ibu memilih posisi

berbaring. Bidan mendekontaminasikan tempat persalinan dengan

larutan klorin 0,5% dan mencuci tangan 6 langkah serta memastikan

ibu merasa nyaman. Melakukan pendokumentasian semua tindakan

yang telah dilakukan pada catatan persalinan SOAP, lembar observasi

partograf dan buku KIA.

1) Catatan Perkembangan / Follow Up III

Data subjektif yang ditemukan peneliti tanggal 23 Mei

2017 pukul 20.00 WIB pada 1 jam post partum yaitu ibu tersa

nyeri pada jalan lahir dan perutnya masih terasa mules, rahimnya

teraba keras saat dimassase. Sebagai mana yang disampaikan

kepada bidan:

“perut saya masih mules bu”

Ibu sudah mulai memberikan ASI kepada bayinya. Ibu

belum makan dan minum serta belum ganti pembalut dan belum

BAB/BAK, serta bayi sudah BAK 1x jam 19.50 WIB dan belum

BAB.

Pada pemeriksaan objektif didapatkan keadaan ibu baik,

kesadaran composmentis, pada pukul 19.30 WIB tekanan darah ibu


68

120/80 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 370C, respirasi 22x/menit,

TFU 1 jari dibawah pusat, uterus keras, kontraksi baik, kandung

kemih kosong, perdarahan ±10 ml. kemudian pukul 20.00 WIB

hasil pemeriksaan yaitu tekanan darah ibu 110/80 mmHg, nadi

80x/menit, TFU 1 jari dibawah pusat, uterus keras, kontraksi baik,

kandung kemih kosong, perdarahan ±5 ml.

Pada pukul 20.15 tekanan darah ibu 110/80 mmHg, nadi

84x/menit, TFU 1 jari dibawah pusat, uterus keras, kontraksi baik,

kandung kemih kosong, perdarahan ±5 ml. keadaan bayi yaitu nadi

94x/menit, suhu 36,50C, respirasi 45x/menit, bayi selesai IMD

dengan ibu selama 1 jam dan tidak menemukan putting. Bayi

menangis kuat, gerakan aktif, kulit berwarna merah muda tidak

kuning atau kebiruan, dan menghisap kuat.

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif, analisa

pada pasien yaitu Ny M umur 17 tahu P1A0AH1 dalam persalinan

kala IV.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. A dan bayinya

yaitu memberitahu ibu bahwa keadaannya dan bayinya baik dan

ibu mengatakan senang mengetahui keadaannya dan bayinya yang

baik. Bidan memberi salep mata anti biotik profilaksis, dan vitamin

K1 1 mg intra muskuler di paha kiri anterolateral. Setelah 1 jam

pemberian suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan

anterolateral. Salep mata sudah diberikan dikedua mata bayi dan


69

sudah diberikan injeksi vitamain K di 1/3 paha kiri bayi, sedangkan

Hb0 belum diberikan dan akan diberikan 6 jam saat bayi

dimandikan.

Bidan menganjurkan ibu untuk ganti pembalut saat

pembalutnya sudah terasa penuh dan memberitahukan ibu untuk

tidak perlu takut apabila ingin BAB/BAK serta apabila BAB/BAK

untuk membersihkan kemaluannya mulai dari depan ke belakang,

kemudian dikeringkan. Ibu belum ganti pembalut bersedia untuk

ganti pembalut dan tidak akan takut apabila BAB/BAK akan

membersihkan kemaluanya dari depan ke belakang. Bidan

mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar yaitu ibu duduk

tegak tapi santai dengan punggung bersandar dapat diganjal dengan

menggunakan bantal, tangan kiri ibu menyangga bokong bayi dan

tangan kanan memegang payudara, perut bayi menempel pada

perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara, aerola masuk ke

mulut bayi dan lidah bayi menopang putting susu serta ASI

diberikan maksimal setiap 2 jam. Ibu dapat mempraktekkan cara

menyusui bayi yang benar dan akan memberikan ASI maksimal

setiap 2 jam.

Bidan menganjurkan ibu beristirahat serta makan dan

minum untuk memulihkan tenaganya dan ibu bersedia untuk

istirahat serta belum makan dan minum. Menganjurkan ibu untuk

memberitahu bidan apabila mengalami banyak keluar darah dari


70

jalan lahir atau saat rahimnnya teraba lembek dan ibu bersedia

untuk memberitahu bidan apabila merasa banyak keluar darah dari

jalan lahir atau saat rahimnnya terasa lembek. Hasil pengkajian

dicatat di buku KIA dan catatan persalinan SOAP serta lembar

partograf

2) Catatan Perkembangan / Follow Up IV

Pada 2 jam postpartum tanggal 23 Mei 2017 jam 21.00

WIB didapatkan data subjektif yaitu jalan lahir ibu terasa nyeri dan

perutnya masih mules, rahimnya teraba keras. Hal tersebut sebagai

mana yang disampaikan pasien:

“masih mules bu perutnya”

Ibu sudah dapat menyusui bayinya dengan benar. Ibu

belum makan dan sudah minum 1 gelas air putih jam 20.15 WIB

dan 1 gelas teh jam 20.30 WIB. Ibu mengatakan sudah BAK, dan

ganti pembalut 1x jam 20.30 WIB serta belum BAB, bayi sudah

BAK 2x jam 19.50 WIB dan jam 20.15 WIB dan belum BAB.

Pada pemeriksaan objektif didapatkan keadaan ibu baik,

kesadaran composmentis, pada pukul 20.45 WIB tekanan darah ibu

120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,70C, TFU 2 jari dibawah

pusat, uterus keras, kontraksi baik, kandung kemih kosong,

perdarahan ±5 ml. sedangkan pada pukul 21.15 WIB hasil

pemeriksaan yakni tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi

84x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, uterus keras, kontraksi baik,


71

kandung kemih kosong, perdarahan ±5 ml. Keadaan bayi yaitu

nadi 95x/menit, suhu 36,70C, respirasi 48x/menit, bayi tidur, kulit

berwarna merah muda tidak kuning atau kebiruan

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif, analisa

pada pasien yaitu Ny. A umur 17 tahun P1A0AH1 dalam persalinan

kala IV penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. A dan bayinya

pada pukul 21.00 WIB yaitu bidan memberitahu ibu bahwa ibu dan

bayi dalam kondisi baik TD: 110/80 mmHg, nadi: 84x/menit, TFU

2 jari dibawah pusat, rahim keras, kontraksi baik, perdarahan ± 5

ml, kandung kemih kosong. Keadaan bayi nadi: 96x/menit, suhu

36,70C, respirasi 48x/menit, bayi tidur, kulit berwarna merah muda

tidak kuning atau kebiruan. Ibu senang mengetahui keadaan

bayinya yang baik. Bidan menganjurkan ibu untuk tetap ganti

pembalut saat pembalutnya sudah terasa penuh dan tidak perlu

takut BAB/BAK untuk membersihkan kemaluannya mulai depan

ke belakang, kemudian dikeringkan. Ibu mengatakan tidak takut

dan akan BAB/BAK serta membersihkan kemaluannya mulai dari

depan kebelakang saat setelah BAB/BAK kemudian dikeringkan.

Bidan menganjurkan ibu ganti pembalut dan ibu

mengatakan sudah ganti pembalut pada pukul 20.30 WIB serta

bersedia untuk ganti pembalut lagi nanti saat pembalutnya sudah

terasa penuh. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI

kepada bayinya maksimal setiap 2 jam dan ibu bersedia


72

memberikan ASI kepada bayinya dan akan menyusuinya maksimal

setiap 2 jam. Bidan menganjurkan ibu beristirahat atau tidur serta

makan dan minum untuk memulihkan tenaganya. Ibu bersedia

untuk istirahat dan ibu bersedia minum air putih 1 gelas jam 21.00

WIB. Menganjurkan ibu untuk memberitahu bidan apabila

mengalami banyak keluar darah dari jalan lahir atau saat

rahimmnya teraba lembek dan ibu bersedia memberitahu bidan

apabila mengalami banyak keluar darah dari jalan lahir atau saat

rahimnya terasa lembek. Hasil pengkajian tersebut dicatat dibuku

KIA an catatan persalinan SOAP serta partograf.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2017

pada ibu bersalin primigravida muda Ny. A umur 17 tahun P1A0AH1, maka

peneliti akan membahas kasus tersebut sesuai dengan tujuan dari penelitian.

Pembahasan yang akan dibahas peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Data Subjektif

Data subjektif kala I fase laten pada Ny. A yaitu perut terasa mules,

kenceng-kenceng dan keluar lendir darah. HPHT 25 Agustus 2016 dengan

perkiraan lahir tanggal 02 Juni 2017 Berdasarkan keluhan yang dialami ibu,

menurut rukiyah, et al. (2009) pada teori kerenggangan menjelaskan bahwa

otot rahim mempunyai kemampuan merenggang dalam batas tertentu, setelah

melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dimulai.


73

Terjadinya perdarahan serviks yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang

semula berupa sebuah saluran yang panjang 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja

dengan pinggir yang tipis. Pendataran terutama terlihat pada portio yang

makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya persalinan. Menurut jurnal

hapsari, D (2010) tanda-tanda persalinan diantaranya his yang adekuat, adanya

lendir bercampur darah, dan keluarnya air ketuban.

Pada catatan perkembangan kala 1 fase aktif penelitian ibu mengatakan

merasakan kenceng-kenceng yang lebih sering dan pinggang terasa nyeri. Hal

tersebut sesuai dengan teori menurut Saifuddin (2010) yaitu selama persalinan

dan kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi

serviks, dan distensi perineum. Menurut jurnal Rejek S, et al. (2013) dengan

makin bertambahnya baik volume maupun frekuensi konteraksi uterus, nyeri

yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif,

dimana pembukaan lengkap sampai 10 cm dan berlangsung sekitar 4,6 jam

untuk primipara dan 2,4 jam untuk multipara. Menurut penelitian Wahyuni, S

(2007) proses persalinan memakan waktu beberapa hari, kontraksi uterus yang

sinkron/teratur hampir terjadi menjelang persalinan pada setiap malam dan

hilang saat siang tiba, sampai terjadinya kelahiran. Sedangkan menurut

penulis nyeri persalinan yang diakibatkan oleh kontraksi uterus umum terjadi

pada ibu bersalin.

Ibu mengatakan merasa cemas dalam menghadapi persalinannya. Hal

tersebut sesuai dengan teori menurut Bandiyah (2009) bahwa ibu yang sedang

melahirkan akan merasa cemas dan takut menghadapi lingkungan baru atau
74

wajah baru, mereka akan mengeluarkan adrenalin yang menghambat

pelepasan oksitosin yang diperlukan untuk kemajuan persalinan. Menurut

jurnal Arafah C, et al. (2012) pada umumnya ibu primigravida belum

mempunyai bayangan mengenai kejadian-kejadian yang akan dialami pada

akhir kehamilannya saat persalinan terjadi, sehingga hal ini menimbulkan

kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. Menurut penelitian Fajaryani T,

et al. (2013) nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan

aktifitas system syaraf simpati, perubahan tekanan darah, denyut jantung,

pernafasan, dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi maka akan

meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres. Sedangkan menurut

penulis ibu primigravida muda yang akan mengahadapi proses persalinan akan

merasakan cemas, tegang, takut dan khawatir yang berlebih.

Berdasarkan HPHT usia kehamilan ibu adalah 38+4 minggu. Hal tersebut

sesuai dengan teori menurut saifuddin (2010) yang menyatakan bahwa

persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-43 minggu). Menurut jurnal Darwanti (2011)

usia aterm untuk ibu siap melahirkan adalah antara 37-43 minggu. Data

tersebut juga sesuai dengan teori dalam penelitian Wattimena, Maria (2008)

yaitu bayi dilahirkan secara spontan dengan presentasi belakang kepala pada

usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu. Sedangkan menurut penulis umur

kehamilan 37-43 minggu merupakan umur kehamilan dimana hasil konsepsi

telah siap untuk dilahirkan.


75

Memasuki kala II data subjektif ibu ingin mengejan seperti ingin BAB,

terdapat tanda-tanda kala II yaitu dorongan ingin mengejan, tekanan pada

anus. Dari hasil penelitian sesuai dengan teori Liesmayani, E (2008) yang

menyatakan bahwa tanda kala II diantaranya yaitu adanya dorongan spontan

ibu mengejan, tekanan pada anus, vulva dan perineum membuka. Menurut

penelitian Murni (2008) pada saat persalinan memasuki kala II didapatkan

tanda-tanda yaitu dorongan mengejan kuat, tekanan pada anus, perineum

menonjol, vulva membuka. Sedangkan menurut penulis dorongan, tekanan

anus, perineum menonjol dan vulva membuka merupakan tanda dari mulainya

kala II persalinan.

Sedangkan hasil penelitian kala III persalinan yaitu data subjektif perut ibu

mules tetapi merasa lega dan sangat bahagia karena bayinya telah lahir. Hal

tersebut sesuai dengan teori menurut Manuaba (2008) setelah bayi lahir,

terjadi kontraksi uterus sehinggah perut terasa mules yang mengakibatkan

volume rongga uterus berkurang, dan dinding uterus menebal. Menurut jurnal

Kusuma M, et al. (2013) pada kala pelepasan plasenta akan terjadi kontraksi

uterus sehingga menyebabkan nyeri yang berpengaruh terhadap proses

pelepasan plasenta itu sendiri. Menurut penelitian Kurniasih, D (2011) tujuan

menejemen aktif kala III yaitu untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih

efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala III persalinan dan

mengurangi kehilangan darah. Menurut penulis pada kala III ibu cenderung

belum memperhatikan terhadap bayinya, namun ibu sudah merasa lega berkat
76

lahirnya bayi. Selain itu, ibu merasakan kontraksi uterus yang menyebabkan

perut terasa nyeri.

Pada kala IV data subjektif ibu mengatakan jalan lahirnya terasa nyeri dan

perutnya mules, namun ibu bersyukur ibu dan bayi dalam keadaan sehat.

Nyeri pada jalan lahir yang dirasakan ibu sebagai akibat adanya robekan pada

perineum. Hal tersebut sesuai dengan teori Asri, et al. (2010) yang

menyatakan bahwa robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Menurut jurnal

Sinta, L (2012) nyeri jalan lahir yang dirasakan ibu bersalin pada kala III

biasanya diakibatkan karena adanya robekan pada perineum. Menurut

penelitian Sambing, R (2010) ibu bersalin yang mengalami nyeri saat

postpartum dapat disebabkan karena ibu mengalami luka robekan perineum.

Menurut penulis nyeri yang ditimbulkan akibat adanya robekan pada

perineum ibu.

2. Data Objektif

Pada data objektif kala I yaitu pada pemeriksaan palpasi leopold TFU 2

jari dibawah Prosessus xipoideus, bagian fundus teraba bokong, punggung

kanan, presentasi kepala, kepala sudah masuk panggul (PAP) atau divergen.

Penurunan kepala 4/5 bagian. Hal tersebut sesuai dengan Teori Mardiah yaitu

teknik pemeriksaan leopold utamanya bertujuan untuk menentukan posisi dan

letak janin pada uterus. Menurut Jurnal Kostiana, G (2013) Palpasi Leopold

yang dikembangkan oleh Gerharg Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan

pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat
77

pada perut ibu menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau

memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan

tingkat tekanan tertentu. Menurut penelitian Sopiana ME (2011) maksud

pemeriksaan Leopold ialah untuk menemukan tinggi fundus uteri. Dengan

demikian, tua kehamilan dapat diketahui. Selain itu, dapat pula ditentukan

bagian-bagian janin pada rahim ibu serta bagian terbawah janin. Sedangkan

menurut penulis palpasi leopold sangat perlu dilakukan untuk mengetahui

bagian-bagian janin didalam rahim ibu serta mengetahui bagian terbawah

janin untuk memastikan bagian terbawah.

Selanjutnya pemeriksaan DJJ yang menunjukan hasil 128x/menit dan TFU

( Mc Donal) 29 cm. hal tersebut sesuai dengan teori Kusmiyati, Y (2008) yaitu

selain pemeriksaan leopold, dilakukan pula pemeriksaan TFU menggunakan

teknik Mc Donald dengan memakai metlin. Pemeriksaan his persalinan serta

pemeriksaan denyut jantung janin dengan batas normal yaitu 120-160 x/menit.

Menurut jurnal Salahuddin, et al. (2012) frekuensi detak jantung janin lebih

tinggi dibandingkan dengan detak jantung sang ibu sekitar 80-90 denyut

permenit. Sedangkan menurut penelitian Laila (2008) dikatakan bahwa denyut

jantung normal janin yaitu 120-150 x/menit.

Pada memeriksan kontraksi uterus saat fase laten his persalinan terjadi

sebanyak 2x dalam 10 menit lamanya 10 detik. Hal tersebut sesuai dengan

teori Widjanako (2009) yaitu kontraksi uterus yang normal terjadi pada kala I

adalah muncul setiap 10 menit dengan amplitude 10 mmHg, dengan durasi 20-

30 kurang lebih sebanyak 2-3 x dalam 10 menit. Menurut penelitian Hutagaol


78

I (2010) frekuensi his pada persalinan kala I adalah 1 kali/10 menit pada

permulaan persalinan dan 2-3 kali/10 menit pada akhir kala I. sedangkan

menurut penulis frekuensi his normal pada kala I persalinan yaitu antara 1-

5/10 menit.

Pada proses pembukaan serviks pada fase laten pembukaan 2 cm hingga

pembukaan 4 cm (4 jam) dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai

pembukaan lengkap (7,5 jam). Hasil penelitian tersebut sesuai dengan kurve

Friedman menurut Sofin (2012), yaitu fase laten dimulai dari awal pembukaan

sampai dengan pembukaan kurang dari 3 pada primigravida pembukaan

serviks 1 cm per jam. Sedangkan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm

sampai dengan pembukaan lengkap. Pada pemeriksaan data objektif keadaan

ibu normal, hal tersebut telah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan teori

Handerson (2006) diantaranya dilakukan pemeriksaan DJJ, his, dan nadi

setiap 30 menit, pembukaan serviks, penurunan kepala, tekanan darah, suhu,

dan produksi urin setiap 4 jam. Analisis data Ny. A umur 17 tahun

G1P0A0AH0 umur kehamilan 38+4 minggu janin tunggal, hidup intrauteri,

presentasi kepala dalam persalinan kala I fase laten.

Data objektif kala II yaitu perineum menonjol, vulva terbuka. Dari hasil

penelitian sesuai dengan teori Liesmayani, E (2008) yang menyatakan bahwa

tanda kala II diantaranya yaitu adanya dorongan spontan ibu mengejan,

tekanan pada anus, vulva dan perineum membuka. Pada pemeriksaan dalam

tanggal 23 Mei 2017 pukul 18.00 WIB, hasil yang didapatkan yaitu vulva

uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
79

selaput ketuban negatif, presentasi kepala, UUK di jam 12, tidak ada molase,

tidak ada bagain-bagian yamg menumbung, kepala di Hodge IV, air ketuban

keluar jernih, sarung tangan lendir darah positif. Hal tersebut sesuai dengan

teori menurut Nurasia, et al. (2012) hal-hal yang perlu diperhatikan pada

pemeriksaan dalam diantaranya keadaan perineum, sistokel dan rektokel,

pengeluaran pervaginam, konsistensi portio, pembukaan serviks, presentasi

dan posisi janin, penurunan bagian terbawah janin, air ketuban (utuh/pecah).

Menurut penulis pemeriksaan dalam merupakan komponen penting dalam

menentukan kemajuan persalinan. Pemeriksaan dalam perlu dilakukan setiap 4

jam atau bila ada keluhan.

Data objektif kala III Ny. A yaitu placenta belum lahir, terjadi perubahan

bentuk dan tinggi fundus, tali pusat bertambah panjang, adanya semburan

darah yang keluar tiba-tiba sehingga dapat dianalisa data Ny. A umur 17 tahun

P1A0AH1 dalam persalinan kala III. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan

teori Bandiyah (2009) yaitu adanya perubahan bentuk dan posisi uterus,

semburan darah tiba-tiba, serta tali pusat memanjang sehingga terjadi

mekanisme pelepasan placenta. Menurut penulis lepasnya placenta didahului

dengan adanya tanda berupa uterus globuler, tali pusat memanjang dan keluar

darah tiba-tiba.

Pada data objektif kala IV berupa keadaan umum dan vital sign ibu baik

TFU I jari dibawa pusat, uterus keras, kontraksi baik, perdarahan ±150 cc,

perineum laserasi derajat 2, kandung kemih kosong, placenta lahir utuh. Hal

tersebut sesuai dengan teori Yanti (2009) bahwa persalinan kala IV dimulai
80

sejak plasenta lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa didalam uterus serta

benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut yang dapat memicu

terjadinya kegawatdaruratan sehingga perlu dilakukan pemantauan tanda-

tanda vital, TFU, perdarahan, kandung kemih, serta kelengkapan placenta.

3. Analisis Data

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang dilakukan pada

tanggal 23 Mei 2017 pukul 06.00 WIB didapatkan analisa Ny. A umur 17

tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 38+4 minggu, janin tunggal, hidup

intrauteri, presentasi kepala dalam persalinan kala 1 fase laten. sesuai dengan

teori menurut asrina, et al. (2010) menjelaskan bahwa sebelum terjadinya

persalinan didahului dengan tanda-tanda yaitu adanya his persalinan yang

ditandai dengan perut terasa kenceng-kenceng, Bloody show atau pengeluaran

lendir disertai darah melalui vagina, serta pengeluaran cairan berupa air

ketuban.

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektifyang dilakukan pada

tanggal 23 Mei 2017 pukul 18.00 WIB didapatkan analisa pada pasien yaitu

NY. A umur 17 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 38+4 minggu, janin

tunggal hidup intrauteri, presentasi kepala, pembukaan 10 cm dalam

persalinan kala II. Menurut jurnal Hapsari, D (2010) kala II ditandai dengan

adanya dorongan ibu mengejan spontan, tekanan pada anus, perineum dan

vulva membuka.

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif pada tanggal 23 Mei 2017

pukul 18.45 WIB analisa pada pasien yaitu Ny. A umur 17 tahun P1A0AH1
81

dalam persalinan kala III. Menurut penelitian Yunitasari E (2010) persalinan

kala III dimulai sejak ada tanda pelepasan placenta keluarnya darah dari

vagina tiba-tiba, tali pusat bertambah panjang, uterus menjadi keras dan bulat.

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif pada tanggal 23 Mei 2017

pukul 19.00 WIB analisa pada pasien yaitu Ny. A umur 17 tahun P1A0AH1

dalam persalinan kala IV, Menurut penelitian Rahmayanti S (2010) kala IV

adalah persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah itu. Pemantauan pada kala IV sangat penting terutama untuk menilai

apakah terdapat resiko atau terjadi perdarahan pasca persalinan. Menurut

penulis tujuan dilakukannya pemantauan kala IV yaitu untuk memastikan

keadaan ibu baik dan terhindar dari terjadinya perdarahan postpartum.

4. Penatalaksanaan

Pada kala I fase laten penatalaksanaan pada Ny. A yaitu setelah didapatkan

data objektif ibu pembukaan serviks 2 cm, bidan menganjurkan ibu berjalan

disekitar ruangan dan menganjurkan berbaring miring kekiri untuk menyuplai

oksigen dari ibu ke janin serta memudahkan penurunan kepala. Hasil

penelitian tersebut sesuai dengan teori Saifuddin (2010) posisi miring kekiri

dapat memberi rasa santai pada ibu, oksigen yang baik bagi bayi, dan

membantu pencegahan laserasi. Menurut jurnal Warna H, et al. (2014) posisi

berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena kava inferior

sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia karena suplai

oksigen tidak terganggu, dapat memberi suasana rileks bagi ibu yang

mengalami kecemasan dan dapat mencegah terjadinya laserasi/robekan jalan


82

lahir. Menurut penelitian Hasnerita (2012) posisi miring kekiri mengharuskan

ibu berbaring miring kekiri atau kekanan. Salah satu kaki diangkat, sedangkan

kaki lainnya lurus. Posisi yang akrab disebut posisi lateral ini, umumnya

dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. Sedangkan menurut penulis

posisi miring kekiri dianjurkan pada ibu bersalin untuk mempercepat proses

penurunan kepala dan oksigenasi yang baik untuk janin.

Bidan mengajarkan teknik relaksasi pernafasan yang bertujuan untuk

mengurangi rasa sakit dengan cara bernafas panjang atau dalam dan teratur

melalui hidung dan mengeluarkan lewat mulut serta menganjurkan suami

untuk menggosok punggung. Hal tersebut sesuai pula dengan teori Saifuddin

(2010) bahwa teknik relaksasi pernafasan dan sentuhan berupa massase dapat

mengurangi nyeri yang ditimbulkan akibat kontraksi uterus. Menurut jurnal

Fitriani R (2013) adapun relaksasi bernafas selama proses persalinan dapat

memperkuatkan komponen system saraf simpatis sehingga tidak terjadi

peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu

dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan. Menurut penelitian

Purnani W (2012) nyeri persalinan yang disebabkan oleh rasa nyeri, takut, dan

tegang dapat dikurangi diredakan dengan berbagai metode yaitu menaikkan

pengetahuan ibu tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa persalinan,

menaikan kepercayaan diri dan relaksasi pernafasan. Sedangkan menurut

penulis ada banyak teknik yang digunakan bidan untuk membantu ibu

mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan oleh kontraksi salah satunya

diantaranya yaitu teknik relaksasi pernafasan.


83

Bidan menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta menganjurkan

untuk tidak cemas dan tidak dianjurkan mengejan sebelum pembukaan

lengkap. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Bandiyah (2009) bahwa

seorang pendamping dapat membantu proses kelahiran berjalan nomal dengan

memberikan minuman dan makan ringan, serta memberinya semangat agar

tidak merasa cemas dan kesakitan. Menurut jurnal Komariah N (2010) nutrisi

dan hidrasi pada kala I, merupakan konsep alami dengan pemberian nutrisi

dan hidrasi ibu menjadi kuat sehingga ibu memiliki tenaga mengejan sehingga

ibu mampu melahirkan dengan normal dan alami. Sedangkan menurut penulis

pemeberian nutrisi sangat perlu diberikan untuk mendukung tenaga ibu untuk

mengejan pada proses kelahiran bayi.

Pada penatalaksanaan kala II bidan melakukan pertolongan persalinan

yaitu bidan memposisikan ibu dorsal rekumben dan mulai dipimpin mengejan

serta memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. Saat kepala janin

terlihat dengan diameter 5-6 cm pada vulva, bidan melakukan perasat stenan

untuk mencegah kepala bayi defleksi secara maksimal dan mencegah

terjadinya rupture perineum. Setelah kepala lahir, bidan memeriksa ada

tidaknya lilitan tali pusat pada leher janin. Setelah dipastikan tidak ada lilitan

tali pusat pada leher janin. Setelah dipastikan tidak ada lilitan tali pusat, bidan

menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara

spontan. Selanjutnya, setelah kepala janin melakuka putaran paksi luar,

memegang kepala janin secara biparietal dan menganjurkan kepada ibu untuk

mengejan saat ada kontraksi. Dengan lembut bidan mengerakkan kepala


84

kearah bawah dan distal hingga bahu depan lahir dibawah arkus pubis dan

kemudian kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

Setelah bahu lahir, bidan melakukan sanggah susur dilanjutkan dengan

tindakan penghisapan lendir pada bayi untuk memastikan bayi tidak

mengalami asfiksia dan dilakukan penilaian sepintas pada bayi. Tubuh bayi

dikeringkan menggunakan handuk bersih yang diletakkan diatas perut ibu.

Bidan mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Kemudian

membiarkan bayi IMD diatas perut ibu selama 1 jam.

Setelah dilakukan analisa, terdapat kesenjangan antara teori dan praktek

yaitu ibu dianjurkan tidak usah khawatir, bidan langsung memposisikan kedua

kaki ibu ditekuk kearah dan ditarik kearah dada, dagu menempel didada dan

mata melihat perut. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori Sulistyawati, et al.

(2010) bahwa jika pembukaan sudah lengkap dan terdapat tanda-tanda kala II,

maka bidan membantu ibu memilih posisi nyaman diantaranya duduk atau

setengah duduk, merangkap, berjongkok atau berdiri dan berbaring miring ke

kiri sesuai dengan keinginan ibu serta mengajarkan untuk mengejan dengan

benar secara efektif untuk memperlancar proses persalinan. Di BPM Anik

Rakhmawati bidan memposisikan ibu dorsal recumbent atau setengah duduk

tanpa menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk memilih posisi-posisi nyaman

untuknya saat melahirkan.

Hal tersebut sesuai dengan jurnal Rakhmawati, I (2013) yang berjudul

pengaruh posisi meneran terhadap lamanya persalinan kala II di RSKIA

Kumalasiwi Pecangan Kabupaten Jepara yaitu ibu dapat memilih posisi


85

meneran yang nyaman yang dapat mempersingkat kala II. Membiarkan ibu

mengambil posisi yang dinginkan selama meneran dan melahirkan akan

memberi banyak manfaat, termasuk sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan,

lama kala II yang lebih pendek, laserasi perineum yang lebih sedikit, lebih

membantu. Peneliti juga berpendapat bahwa seorang bidan seharusnya

menjelaskan terlebih dahulu terkait dengan posisi persalinan barulah bidan

meminta ibu untuk memilih posisi persalinan sesuai dengan keinginannya.

Kesenjangan tersebut terjadi dikarenakan posisi setengah duduk lebih

memudahkan bidan dalam menolong persalinan dibandingkan dengan posisi

yang lain-lainnya.

Kesenjangan lain yang ditemukan yaitu tidak dilakukannya tindakan vulva

hygiene sebelum pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

Vulva hygiene merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk memelihara

kebersihan organ kewanitaan bagian luar (vulva) dan sekitarnya yang

dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah infeksi (Ayu F,

2011). Menurut jurnal Timbawa, D (2015) vulva hygiene adalah suatu

tindakan untuk membersihkan vulva dan daerah sekitar pada pasien supaya

tetap bersih dan nyaman, mencegah bau titak sedap, gatal-gatal, dan untuk

mencegah infeksi. Pentingnya dilakukan vulva hygiene yaitu untuk menjaga

kesehatan dan kebersihan vagina, membersihkan bekas keringat dan bakteri

yang ada di sekitar vulva di luar vagina, mempertahankan Ph derajat

keasaman vagina normal yaitu 3,5 sampai 4,5 dan mencegah ransangan

timbulnya jamur, bakteri dan protozoa serta mencegah timbulnya keputihan


86

dan virus. Menurut penulis tindakan vulva hygiene perlu dilakukan sebelum

pemeriksaan dalam untuk mencegah masuknya bakteri melalui vagina dan

menjaga kebersihan daerah vulva, perineum, dan sekitarnya. Kesenjangan

tersebut terjadi dikarenakan bidan sudah menganjurkan ibu untuk ke kamar

mandi terlebih dahulu sehingga tindakan vulva hygiene tidak dilakukan oleh

bidan.

Perbedaan lain pada penatalaksanaan kala II sesuai APN yaitu bidan

tidak meletakkan kain 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Menurut teori Alimul

II (2008) menyatakan bahwa 1/3 kain yang diletakan pada bokong ibu ketika

proses persalinan bertujuan supaya tidak licin saat tindakan perasat stenan,

untuk melindungi dan menyangga perineum supaya mencegah kepala bayi

defleksi secara maksimal dan mencegah terjadinya rupture perineum. Di BPM

Anik Rakmawati prasat stanan dilakukan hanya dengan menggunakan tangan

dan tanpa menggunakan 1/3 kain. Dikarenakan stenan yang dilakukan pada

ibu bersalin kuat, sehingga tidak menyebabkan terjadinya rupture pada

perinium. Sedangkan menurut jurnal yang berjudul analisi faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di

RSUD Dr. Sam Ratulagi Tondano Kabupaten Minahasa Oleh Tarelluan J, dkk

(2012) yaitu primipara berpeluang lebih besar terjadi rupture perineum

dibandingkan, multipara dan grander multipara. Pada saat persalinan oleh

karena keadaan perineum yang masih utuh, vulva tertutup dan vagina masih

sempit dan adanya rugae pada primigravida akan mengalami tekanan pada

jalan lahir lunak oleh kepala janin. Dengan keadaan perineum yang masih
87

utuh pada primigravida akan mudah terjadi rupture perineum. Hal tersebut

menjadikan perasat stenan oleh bidan sangat berpengaruh terhadap terjadinya

rupture perineum. Menurut peneliti perasat stenan menjadi salah satu faktor

penting dalam persalinan. Sebab apabila perasat stenan tidak dilakukan

dengan benar oleh tenaga yang berwenang yaitu bidan, maka menyebabkan

resiko terjadina rupture perineum pada ibu yang hal tersebut menjadikan

persalinan berdampak menimbulkan komplikasi. Kesenjangan tersebut terjadi

karena bidan sudah terbiasa melakukan stenan tanpa menggunakan 1/3 kain

dibawah bokong ibu.

Pada kala III penatalaksanaan yang dilakukan bidan yaitu melakukan

penyuntikan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori sebab, sebelum menyuntikan

oksitosin harus terlebih dahulu dilakukan pengecekan untuk memastikan tidak

ada janin kedua sebagaimana menurut Affandi B (2007) bahwa setelah

memastikan tidak ada janin kedua, dilakukan pemberian 10 IU oksitosin 1

menit setelah bayi lahir pada 1/3 paha kiri secara intramuskuler. Selanjutnya

bidan melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT) secara dorso kranial

sampai dengan plesenta lahir dilanjutkan dengan massase uterus sampai rahim

teraba keras dan kontraksi baik. Pengecekan janin kedua sebelum pemberian

oksitosin bertujuan yaitu apabila masih terdapat kemungkinan adanya janin

kedua didalam rahim ibu, terlebih dahulu tidak diberikan suntikan oksitosin

karena oksitosin mengakibatkan kontraksi rahim semakin kuat, sehingga dapat

menyebabkan janin yang berada didalam rahim ibu mengalami disstres.


88

Menurut penelitian Sarli D, et al. (2015) oksitosin menyebabkan uterus

berkontraksi kuat dan dapat menyebabkan hipoksia berat yang akan sangat

menurunkan pasokan oksigen kepada bayi kedua.

Menurut Sumarah (2009) oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi yang

sangat menurunkan pasokan oksigen kepada bayi. Hati-hati jangan menekan

kuat pada korpus uteri karena dapat terjadi kontraksi tetanik yang akan

menyulitkan pengeluaran plasenta. Sedangkan menurut penulis pengecekan

janin kedua haruslah dilakukan oleh seorang bidan guna memastikan tidak ada

janin kedua didalam rahim ibu. Kesenjangan tersebut terjadi dikarenakan

sebelumnya bidan sudah melakukan pemeriksaan leopold, sehingga sudah

dipastikan bahwa janin didalam rahim ibu tunggal atau tidak ada janin kedua.

Penatalaksanaan kala IV di BPM Anik Rahkmawati yaitu melakukan

penjahitan pada laserasi yaitu laserasi derajat II secara jelujur. Dilakukan

pemantauan uterus dan perdarahan saat ibu selesai dibersihkan dan sudah

merasa nyaman serta alat-alat sudah di bereskan, untuk pemantauan konraksi,

perdarahan, tanda vital, kandung kemih baru mulai dilakukan pemantauan 30

setelah bayi lahir. Ibu dan bayi dibiarkan IMD 1 jam dengan harapan bayi

dapat menemukan putting baru kemudian dilakukan pemeriksaan

antropometri. Menurut Ujiningtyas, S (2009) pemantauan kala IV berupa

pemantauan kontraksi uterus dan pendarahan pervagina dalam 15 menit sekali

pada 1 jam pertama pasca persalianan. Menurut penulis pemantauan kala IV

berupa pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi, TFU, kandung kemih, dan

perdarahan perlu dilakukan secara tepat yaitu setiap 15 menit pada 1 jam
89

persalinan dan setiap 30 menit postpartum. Kesenjangan tersebut terjadi

karena bidan mengupayakan terjadinya perdarahan, bidan segera menanyakan

kepada ibu mengenai darah yang keluar. Apabila darah keluar secara normal

yaitu tidak sangat deras maka bidan barulah melakukan pemantauan kala IV

setelah semuanya selesai, bersihkan dan ibu merasa nyaman.

Cara mengetahui jumlah estimasi kehilangan darah yang dilakukan di

BPM Anik Rakhmawati hanya berupa perkiraan, sedangkan cara yang dapat

dilakukan untuk menghitung jumlah darah yang keluar yaitu dengan

mengambil darah yang terdapat pada underpad dengan menggunakan

bengkok, kemudian diukur pada gelas ukur. Sedangkan untuk darah yang

meresap di underpad jumlahnya hanya diperkirakan. Hal tersebut tidak sesuai

dengan teori Rukiyah, et al. (2009) yaitu cara yang baik untuk memperkirakan

kehilangan darah adalah dengan menyiapkan botol 500 ml yang digunakan

untuk menampung darah dan dinilai berapa botol darah yang telah digunakan

untuk menampung darah, jika setengah berarti 250 ml dan jika 2 botol sama

dengan 1 liter. Dan ini merupakan sala satu cara untuk menilai kondisi ibu.

Menurut Manuaba (2012) cara tak langsung untuk mengukur jumlah

kehilangan darah adalah melalui penampakan gejala dan tekanan darah. Jika

menyebabkan lemas, pusing, dan kesadaran menurun serta tekanan darah

sistolik turun lebih dari 10 mmHg dari kondisi sebelumnya, maka terjadi

perdarahan lebih dari 500 ml. jika ibu mengalami syok hipotemik maka ibu

telah kehilangan darah 50% dari total darah ibu (2000-2500 ml). menurut

Sawita, R (2011) evaluasi kehilangan darah dan menentukan rata-rata darah


90

yang hilang dalam batas normal yaitu berjumlah 250 cc biasanya 100-300 cc.

Bila perdarahan lebih dari dari 500 cc sudah dianggap abnormal. Sedangkan

menurut penulis jumlah kehilangan darah dapat ditentukan dengan cara

meletakkan pispot dibawah bokong ibu, kemudian mengukur jumlah darah

yang terdapat pada pispot dengan menggunakan gelas ukur. Namun metode

tersebut tidak menerapkan asuhan syang ibu karena membuat ibu merasa tidak

nyaman dengan diletakkannya pispot dibawah bokong ibu. Kesenjangan

tersebut terjadi karena sulitnya untuk benar-benar dapat menghitung jumlah

darah yang keluar akibat persalinan dengan tetap memberikan asuhan sayang

ibu untuk memastikan ibu nyaman.

Berdasarkan penelitian Wattimena, M (2008) dekontaminasi yaitu segera

setelah alat-alat itu digunakan, menempatkan benda-benda tersebut dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Larutan klorin merupakan bahan

antiseptic atau disinfektan yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri

yang terdapat pada cairan yang dikeluarkan ibu bersalin diantaranya darah,

lendir, air ketuban, dan lain sebagainya. Di BPM Anik Rakhmawati sarung

tangan tidak didekontaminasikan terlebih dahulu kedalam larutan klorin

melainkan langsung dibuang ketempat sampah infeksius. Sedangkan untuk

perendaman peralatan, alat tidak terendam seluruhnya kedalam larutan klorin

dan wadah yang digunakan sebagai tempat klorin untuk merendam peralatan

lebih kecil dibandingkan dengan jumlah peralatan yang harus direndam.

Menurut Hati, A (2009) tujuan dilakukannya dekontaminasi yaitu untuk

mengetahui transmisi penyakit dan pencegahan infeksi pada alat-alat


91

instrument persalinan yang telah dilakukan pencucian, memusnahkan semua

bentuk kehidupan mikro organisme pathogen termasuk spora, yang mungkin

telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai, untuk

mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan

ligkungan, untuk membuang kotoran yang tampak, untuk membuang kotoran

yang tidak terlihat (mikroorganisme), untuk menyiapkan semua permukaan

untuk kontak lansung dengan alat pensteril atau desinfektan, dan untuk

melindungi personal dan pasien.

Menurut penulis dekontaminasi sangat perlu dilakukan untuk mencegah

terjadinya penularan infeksi yang terdapat pada alat-alat bekas pakai kepada

pasien maupun tenaga kesehatan, sehingga diperlukannya dekontaminasi yang

benar terhadap alat-alat tersebut dengan memasukkan alat bekas pakai

kedalam larutan klorin secara sempurna selama 10 menit. Kesenjangan

tersebut terjadi karena tersedianya alat dekontaminasi yang kurang memadai

yaitu bak untuk merendam alat hanya berupa bak kecil yang tidak dapat

menampung banyak alat-alat bekas pakai.

5. Faktor penyebab terjadinya proses persalian

Faktor penyebab terjadinya proses persalinan diantaranya di pengaruhi

oleh kontraksi his yang kuat pada ibu yaitu sebanyak 3-5 kali dalam 10 menit

selama 30-45 detik sesuai dengan teori Chapman (2006) yang menyatakan

ketika persalinan menjadi semakin kuat, serviks akan terus membuka dan

kontraksi menjadi lebih kuat dan semakin nyeri (sekali tiap 2-3 menit

berlangsung 60 detik atau lebih). Selain itu tenaga ibu meneran juga sangat
92

berpengaruh terhadap proses kelahiran bayi. Sebagaimana teori Sumarah

(2009) yang menyatakan bahwa tenaga meneran ibu akan semakin menambah

kekuatan kontraksi uterus.

Kombinasi atara his dan tenaga meneran pasien akan meningkatkan

tekanan intra uterus sehingga janin akan semakin terdorong keluar. Menurut

jurnal Laila (2015) faktor-faktor yang memengaruhi kelancaran proses

persalinan diantaranya adalah power (his, tenaga meneran), passage,

passenger (janin, plasenta), psikis (salah satunya dipengaruhi oleh

pendamping persalinan), posisi, tempat persalinan, dan penolong. Menurut

penulis faktor his dan tenaga ibu meneran merupakan satu kesatuan dalam

proses keluarnya bayi.

Faktor penyebab lain yang juga berpengaruh terhadap proses persalinan

diantaranya bentuk panggul dan jalan lahir yang normal, tidak terdapat oedem

ataupun varises sebab menurut Sulistyawati, et al. (2012) bentuk dan struktur

dasar panggul memiliki peran penting dalam mengarahkan kepala janin yang

sedang menuruni bagian bawah rongga panggul yang melengkung ke depan.

Bentuk panggul wanita sebagian yaitu gynecoid. Faktor yang juga sangat

mempengaruhi persalinan adalah faktor janin yang meliputi sikap, letak, dan

bagian terendah janin. Hal tersebut sesuai dengan kondisi pasien yaitu letak

kepala janin berada dibagian terendah jalan lahir dan letak placenta tidak

menutupi jalan lahir.

Keadaan psikologi ibu yang tenang dan tidak begitu khawatir serta

dukungan dari keluarga dan bidan menjadikan ibu merasa mendapatkan


93

dorongan dalam menjalani persalinannya. Hal tersebut sesuai dengan teori

Bandiyah S, (2009) bahwa psikis ibu dalam persalinan akan sangat

mempengaruhi daya kerja otot-otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu

yang otonom maupun yang sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan

dengan rasa tenang dan sabar, maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu

tersebut. Namun jika ia merasa tidak ingin ada kehamilan dan persainan, maka

hal ini akan menghambat proses persalinan.

Menurut jurnal Hamrani, et al. (2007) tingkat kecemasan mempengaruhi

lama tidaknya persalinan kala I. setiap wanita yang menghadapi persalinan

selalu dihinggapi rasa kecemasan dan ketakutan. Pada proses persalinan

pengaruh psikis dapat menghambat persalinan. Menurut penulis faktor

psikologi berperan penting terhadap kemajuan persalinan. Ibu yang cemas

akan cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lama dibandingkan

dengan ibu yang tenang.

Peran penolong juga memiliki pengaruh besar terhadap proses persalinan.

Bidan terus memberikan ibu dukungan, memberi pemenuhan kebutuhan

nutrisi dan memimpin ibu meneran saat terjadi kontraksi sampai dengan bayi

dilahirkan. Hal tersebut sesuai dengan teori Sulistyawati, et al. (2012) yaitu

dalam persalinan ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan ingin

mengejan asli atau palsu. Untuk itu, seorang mitra yaitu bidan dapat

membantu ibu mengenali tanda gejala persalinan sangat dibutuhkan. Menurut

penelitian Yenita S (2011) dalam menolong persalinan, teknik pertolongan

persalinan dan prinsip strerilisasi alat kesehatan diterapkan oleh tenaga


94

kesehatan sehingga diharapkan persalinan aman dapat diperoleh. Menurut

penulis penolong memiliki peranan penting dalam mewujudkan persalinan

yang aman tanpa adanya komplikasi.

6. Faktor penyebab terjadinya primigravida muda

Faktor penyabab tejadinya primigravida muda terdapat beberapa faktor

yaitu Faktor ekonomi Mengemukakan kemiskinan adalah gejala penurunan

kemampuan seorang atau sekelompok orang atau wilayah sehingga

mempengaruhi daya dukung hidup seseorang atau sekelompok orang, dimana

suatu titik waktu secara nyata mereka tidak mampu mencapai kehidupan yang

layak. sehingga dapat kita katakana bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi pernikahan usia muda adalah tingkat ekonomi di keluarga.

Rendahnya tingkat ekonomi keluarga mendorong si anak untuk menika di usia

yang tergolong muda untuk meringankan beban orang tuanya, dengan si anak

menika sehingga bukan lagi menjadi tanggungan orang tuanya (terutama

untuk anak perempuan), belum lagi suami anaknya akan bekerja atau

membantu perekonomian keluarga maka anak wanitanya dinikahkan dengan

orang dianggap mampu. Namun dari hasil wawancara dengan ibu penybab ibu

melakukan penihan dini tidak disebabkan oleh faktor ekonomi

Faktor Pendidikan, Rendahnya tingkat pendidikan cenderung melakukan

aktifitas social ekonomi yang turun menurun tampa kreasi dan inovasi. Akibat

selanjutnya produktivitas kerjapun sangat rendah sehingga tidak ampu

memenuhi kebutuhan hidupnya secara memadai. Karena terkadang anak

perempuan memutuskan untuk menikah diusia yang tergolong muda.


95

Pendidikan dapat mempengaruhi seorang wanita untuk menunda usia untuk

menikah. Makin lama seorang wanita mengikuti pendidikan sekolah, maka

secara teoritis makin tinggi pula usia kawin pertamanya. Seorang wanita yang

tamat sekolah lanjutan tingkat pertama berarti sekurang-kurangnya ia menikah

pada usia 16 tahun ke atas, bila menikah diusia lanjutan tingkat atas berarti

sekurang-kurangnya berusia 19 tahun dan selajutnya bila setelah mengikuti

pendidikan diperguruan tingggi berarti sekurang-kurangnya berusia diatas 22

tahun. Dari hasil wawancara yang didapat penulis ibu berusia 17 tahun dan

telah menamatkan pendidikan menengah atas ini sesuai dengan teori jika

seorang wanita tidak melanjutkan oendidikan ke perguruan tinggi maka

seorang wanita dapat memutuskan untuk menikah jadi pendidikan merupakan

satu faktor yang menyebabkan ibu melakukan pernikahan dini

Faktor media massa, Media cetak maupun elektronik merupan media

massa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kota maupun desa.

Oleh karena itu, media massa sering digunakan sebagai alat

menstransformasikan informasi dari dua arah, yaitu dari media massa kearah

masyarakat atau menstransformasikan di antara masyarakat itu sendiri.

Cepatnya arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini dikenal

dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap

kalangan masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali remaja. Teknologi seperti

dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi

berdampak positif disisi lain berdampak negatif. Dampak positifnya

munculnya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi. Semantara pengaruh


96

negatifnya, masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaulan bebas dan

pornografi. Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya

pergaulan bebas dan seks bebas.

Menurut rohmawatri (2008) paparan media massa, baik cetak (Koran,

majalah, buku-buku porno) maupun elektrnik (TV, VCD, internet),

mempunyai pengaruh secara lansung maupun tidak lansung pada remaja untuk

melakukan hubungan seksual pranikah. Sedangkan dari hasil wawancara yang

dilakukan penulis dengan subjek penelitian didapatka ibu melakukan

pernikahan dini disebabkan karena ibu hamil diluar nikah yang karena

pengarauh tidak lansung dari media massa yang menyebabkan ibu melakukan

hubungan seksual pranikah. Jadi salah satu faktor yang menyababkan ibu

melakukan pernikan dini adalah faktor media massa

C. Kajian Islami

Pada dasarnya melahirkan sebagai peristiwa biologis bagi wanita untuk

mengembangkan umat manusia di bumi ini. Tapi melahirkan itu sendiri bukan

suatu yang mudah, melainkan mengandung bermacam-macam resiko dan

problema tersendiri. Di samping prosesnya pada setiap wanita berbeda, ada yang

muda sekali, ada yang sakit, peristiwa melahirkan itu sendiri merupakan kodrat

dan idorat Allah Maha Pencipta, peristiwa dan prosesnya sudah diatur dan

ditentukan oleh Allah dibawa sepengetahuan-Nya. Sebagaimana dalam QS. An-

Nahl 78 yang artinya:

“Dan Allah mengeluarkan ( melahirkan) kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kau pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur”
97

Ayat diatas menjelaskan bahwa melahirkan merupakan keistimewaan bagi

seorang wanita. Meskipun disisi lain melahirkan dapat dianggap peristiwa yang

paling dramatis bagi seorang wanita, terutama bagi yang pertama kali

mengalaminya, karena melahirkan merupakan perjuangan antara hidup dan mati.

Melahirkan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah ibu serta

keluarganya atau dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu.

Dalam memberikan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. A di BPM

Anik Rakhmawati selalu meganjurkan ibu untuk istigfar setiap kali ibu merasakan

sakit serta menganjurkan ibu untuk berdoa supaya diberikan kelancaran dalam

menjalani proses persalinannya. Bidan selalu mengucapkan

“bismillahirrihmanirrohi” setiap kali akan melakukan tindakan. Selain itu BPM

Anik Rakhmawati menerapkan kepada bidan untuk menghafalkan doa persalinan

yang bertujuan untuk mempermudah dan memperlancar proses persalinan.

Bidan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu persalinan dan

mengusahakan persalinan berjalan dengan lancar serta senantiasa menyerahkan

segala sesuatunya kepada Allah SWT, dengan terus berdoa, bidan memimpin ibu

meneran sampai bayi dilahirkan dan proses pertolongan persalinan selesai.

D. Keterbatasan Karya Tulis

Dalam melakukan penelitian dan asuhan kebidanan ibu bersalin

primigravida muda pada Ny. A umur 17 tahun G1P0A0AH0 di BPM Anik

Rakhmawati peneliti mengalami beberapa keterbatasan atau kendala dalam proses

penelitian yaitu salama menentukan estimasi jumlah darah yang keluar saat
98

persalinan, peneliti kesulitan untuk menghitung dan menentukan banyaknya darah

tersebut, sehingga peneliti hanya mengacu pada catatan bidan pada rekam medis

terkait dengan estimasi jumlah kehilangan darah pada responden.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Bersalin Primigravida Muda di BPM Anik Rakhmawati”.

Dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ibu bersalin Primigravida muda Ny. A umur 17 tahun bersalin Normal

2. Penatalaksanaan pada kala I dilakukan observasi persalinan, dukungan

emosional dan spiritual oleh bidan dan suami, serta memperhatikan kecukupan

kebutuhan nutrisi ibu. Penatalaksanaan persalinan Ny. A terdapat

ketidaksesuaian antara teori pada penatalaksanaan kala II yang merupakan

kelahiran bayi pada Ny. A yaitu bidan tidak memposisikan ibu sesuai dengan

keinginannya, tidak dilakukan tindakan Vulva hygiene sebelum pemeriksaan

dalam untuk memastikan pembukaan lengkap, tidak meletakkan dan

menggunakan 1/3 kain dibawah bokong ibu. Penatalaksanaan manajemen

aktif kala II yang merupakan proses pelepasan plasenta terdapat

ketidaksesuaian dengan teori APN yaitu pengecekan untuk memastikan tidak

ada janin kedua tidak dilakukan sebelum menyuntikan oksitosin pada 1/3 paha

kiri ibu secara intramuscular, sedangkan pada pemantauan kala IV fase

observasi, pemantauan dilakukan setelah ibu selesai dibersihkan dan alat-alat

selesai dibereskan lamanya kurang lebih 30 menit, sarung tangan yang

digunakan bersifat disposable atau satu kali pakai dan lansung dibuang di

tempat sampah infeksius, serta pendokumentasian peralatan bekas pakai.

99
100

3. Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya proses persalinan diantaranya

his ibu yang kuat yang terjadi sebanyak 3-5x dalam 10 menit lamanya 30-45

detik, tenaga ibu meneran yang kuat setiap ada kontraksi, bentuk panggul

yang normal yaitu gynecoid dan jalan lahir yang tidak terdapat oedema

maupun varises, serta plasenta yang tidak menutupi jalan lahir, keadaan

psikologis pada Ny. A tenang dan tidak begitu khawatir serta dukungan dari

keluarga semakin mempengaruhi proses persalinan. Begitu pula peran bidan

yang memberikan asuhan sayang ibu berupa dukungan emosional dan

spiritual, pemenuhan nutrisi, serta memimpin ibu meneran saat terdapat

kontraksi sampai dengan bayi lahir.

4. Faktor yang mempengaruhi terhadap terjadinya primigravida muda pada ibu

diantaranya faktor pendidikan ibu, dimana pendidikan ibu hanya sampai

tingkat menengah atas dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Faktor

lainnya yaitu media massa, dimana pengaruh tidak lansung dari media massa

yang menyababkan terjadinya seksual pranikah pada ibu dan suami sehingga

ibu dan suami memutuskan untuk menikah.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian pada Ny. A, maka penulis ingin

memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dalam mewujudkan perubahan

kearah yang lebih baik dan membangun yaitu:

1. BPM Anik Rakhmawati

a. Diharapkan bidan di BPM Anik Rakhmawati dapat meningkatkan mutu

pelayanan dengan cara memberikan asuhan persalinan primigravida muda


101

dengan normal pada ibu bersalin selanjutnya sesuai dengan standar

pelayanan yang ada dan mencegah terjadinya komplikasi saat pertolongan

persalinan normal pada setiap ibu bersalin.

b. Diharapakan BPM Anik Rakhmawati dapat menerapkan pertolongan

persalinan sesuai standar yaitu:

1) Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman dengan terlebih

dahulu menjelaskan terkait posisi-posisi yang dianjurkan dalam

persalinan.

2) Melakukan tindakan vulva hygiene sebelum dilakukannya pemeriksaan

dalam untuk mencegah terjadinya infeksi pada jalan lahir ibu

3) Melakukan pengecekan janin kedua sebelum menyuntikan oksitosin

untuk memastikan bahwa benar tidak ada lagi janin di dalam rahim ibu

4) Melakukan pemantauan kala IV tepat 15 menit pada 1 jam pertama

postpartum

5) Melakukan dekontaminasi sarung tangan dan peralatan bekas pakai

dengan sempurna untuk mencegah tersebarnya virus atau bakteri

6) Tidak perlu lagi melakukan penghisapan lendir jika sudah melakukan

penilain sepintas dengan hasil bayi menangis kuat karena tidak sesuai

dengan SOP

2. Bagi Ibu Bersalin

Diharapkan pada kehamilan berikutnya responden dapat lebih

memperhatikan keadaannya dari mulai ketika ibu hamil seperti dengan

kelahiran bayinya diantaranya dengan cara rutin memeriksakan keadaanya ke


102

fasilitas kesehatan, mengikuti senam hamil, menerapkan teknik relaksasi, serta

lebih memperhatikan keadaan fisik maupun mental dalam menjalani proses

persalinannya kelak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dengan melakukan pengkajian data

yang lebih lengkap dan menggali informasi yang lebih dalam serata benar-

benar mampu menentukan estimasi jumlah kehilangan darah pada ibu bersalin

yang menjadi keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Dan Terjemahannya. QS. Al-Ahqaf/36:15

Al-quran dan terjemahannya. QS. Maryam:23

Al-quran dan terjemahannya. QS. An-Nahl:78

Affandi, B, 2007. Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Esensial Persalinan.


Yogyakarta: Nuha medika

Amriani. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Dengan Induksi Atas Indikasi
Kala Satu Lama di RSUD Penembahan Senopati Bantul

Arninda. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Dengan Partus Prematorus Dan
Ketuban Pecah Dini di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Alimul, H. 2008. Keterampulan Dasar Praktek Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta:


Salemba Medika

Asri, DH dkk. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika

Asrina, dkk. 2010. Asuhan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ayu, F. 2011. Panduan Sehat dan Cerdas Ibu Hamil-Solusi Hamil Yang Indah
dan Menyenangkan. Yogyakarta: Dinamika Media

Bandiyah, S. 2009. Kehamilam Persalinan dan Gangguan Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika

Chapman, V. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC

Cunningham , Gary. F, Dkk. 2006. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Depkes RI, (2011). Rencana Pembangunan Menuju Indonesia Sehat 2015.


Jakarta: pusat pendidikan tenaga kesehata Depkes RI.

Depkes RI, (2012). Profil keshatan indonesia tahun 2012.


http://www.depkes.go.id/downloads/profil kesehatan_2012 (4 sept
2013). Diakses tanggal

Dinkes Yogyakarta, 2013. Profil kesehatan daerah istimewa yogyakarta.


http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/profil%20indonesia%2
02008.pdf. Di akses tanggal

103
104

Handerson, C & Jones, K. 2006. Buku-Ajar Konsep Kebidanan (Ria Anjaewati,


Renata Komalasari & Dian Adiningsih, Penerjemah) Jakarta: EGC

Liesmani, E. 2008. Materi Ajar Asuhan Keperawatan pa Ibu Bersalin. Bandar


Lampung: Akademi Keperawatan Panca Bhakti
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan Dan KB.
Jakarta:EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Gawat Darurat Obstetri. Jakarta:EGC

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan


Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC

Mochtar, R. 2008. Sinopsis Obstetri: Obstettri Fisiologi, Obnstetri Patologi, (Edisi


2). Jakarta: EGC

Mufdilla, Dkk, 2009, Dokumentasi Kebidanan, Jakarta : Fitimaya

Mutiara. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Dengan Persalin Usia Kurang
Dari 20 Tahun di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Notoatmodjo, S. 2010. Metologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurasiah, A. 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: Revika


Aditama

Nursalam. 2009. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan , Konsep Dan Praktik.


Jakarta : Salemba Medika.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidana. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Rukiyah, YA dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II (persalinan). Jakarta: Tresno Sido


Media

Saifuddin A. B,. 2006. Buku Acuan Praktis Pelayanan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin A. B., (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Sarli, D, Dkk, Pengaruh Perbedaan Kadar Oksitosin Melalui Pemijatan Oksitosin


Terhafdap Jumlah Perdarahan Pada ibu 2 Jam Postpartum. Artikel
Penelitian
105

Sawita, R. 2011. Asuhan Keperawatan Perawatan Normal. Jakarta: salentika


Medika

Sulistyaningsih., 2012. Metodelogi Penelitian Kebidanan Kuantitatif Kualitatif.


Yogyakarta : Graha Medika

Sofian, A. 2012. Synopsis Obstetri Dan Patologi. Jakarta: EGC

Sumarah, dkk. 2008.perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Paa Ibu


Bersalin). Yogyakarta: Fitrimaya

Tarelluan, J. dkk. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Ruptur Perinium Pada Persalinan Normal di RSUD Dr.
Sam Ratulangi Tondono Kabupaten Minahasa. Jurnal Ilmiah Bidan

Timbawa, S. dkk. 2015. Hubungan Vulva Hyegiene dengan Pencegahan Infeksi


Perinium di Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado

Varney, H. 2009. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC

Varney, H. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta :


EGC

Wiknjosastro, Hanifa. 2006, Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pusaka


Rihama

Yunita. (2011). Analisis Penyebab Faktor Sosial Ibu Hamil Resiko Tinggi. Jakarta
LAMPIRAN
JADWAL PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

No Kegiatan Desembe Januari – Juni Juni Mei Juni Agustus September Oktober
Mei 2017
2014 2015 2015 2017 2017 2017 2017
2015

1 Penyusunan Proposal KTI

2 Seminar Proposal

3 Revisi proposal

4 Pelaksanaan penelitian
(pengurusan ijin, pengumpulan
data)

5 Penyusunan laporan penelitian

6 Ujian hasil KTI

7 Revisi hasil KTI

8 Pengumpulan KTI yang telah


disahkan dewan penguji berupa
hard copy dan CD (compact
disc) yang berisi file KTI dan
Ms. Word
Hasil WAWANCARA

1. Siapakah nama ibu dan suami ?

“nama saya Ny. A dan suami saya Tn. M”

2. Berapakah usia ibu dan suami ?

“usia saya 17 tahun dan suami saya 19 tahun”

3. Apakah agama yang dianut ibu dan suami ?

“kami beragama islam”

4. Apakah suku bangsa ibu dan suami ?

“saya dan suami orang jawa dan berbangsa Indonesia”

5. Apakah pendidikan terakhir ibu dan suami ?

“saya dan suami tamatan SMA”

6. Apakah pekerjaan ibu dan suami ?

“saya tidak bekerja dan hanya mengurus rumah sedangkan suami saya

bekerja sebagai supir”

7. Dimanakah ibu dan suami tinggal ?

“saya dan suami timggal dirumah suami dengan mertua di desa Jemawan,

Jatinom Klaten”

8. Kapan HPHT dan perkiraan bayai lahir ?

“hari pertama haid terakhir saya pada tanggal 28 agustus 2016 dan

perkiraan bayi lahir tanggal 2 juni 2017”

9. Bagi ibu dan suami ini pernikahan yang keberapa ?

“bagi saya dan suami ini merupakan pernikahan pertama kami”

10. Umur berapakah ibu dan suami menikah ?


“saya menikah umur 17 tahun dan suami saya umur 19 tahun”

11. Sudah berapa lama ibu dan suami menikah ?

“saya dan suami baru menikah selama 4 bulan”

12. Apakah alas an yang membuat ibu dan suami memutuskan untuk menikah

muda ?

“alasan saya menikah muda yaitu karena saya seks di luar nikah dan

hamil”

13. Bagaimanakah persaan ibu tentang kehamilan ini ?

“awalnya saya merasa tertekan dengan kehamilan saya tapi setelah saya

menikah saya merasa legah karena hamil dan memiliki suami”

14. Bagaimna perasaan ibu setelah menikah ?

“saya senang karena hamil memiliki suami dan beban bias dibagi berdua”

15. Kapan ibu mengenal suami dan bagaimana hubungan ibu dan suami

sebelum menikah ?

“saya dan suami teman satu SMA dan kita berhubunngan sering lewat hp

dan media social, semakin lama semakin dekat dan memutuskan untuk

pacaran”
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN

PRIMIGRAVIDA MUDA NY. A USIA 17 TAHUN G1P0AOAH0 UMUR

KEHAMILAN 38+4 MINGGU DENGAN PERSALINAN NORMAL

DI BPS ANIK RAKHMAWATI KLATEN

No Register :-

Masuk Tanggal/jam : 23 Mei 2017 jam 7.20 wib

Tanggal partus/jam : 23 Mei 2017 /jam 9.50 wib

Pengkaji oleh : Suprianti

DATA SUBYEKTIF

Identitas

Ibu Ayah

Nama : Ny. A Tn. M

Umur : 17 Tahun 19 Th

Suku Bangsa : Jawa/ indonesia Jawa/ Indonesia

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMU SMU

Pekerjaan : IRT Supir

Alamat : Jatinom Jatinom


1. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan tadi jam 01.00 WIB sudah periksa terasa kenceng-kenceng

dan keluar lender darah, pembukaan 1 cm tetapi diminta untuk pulang terlebih

dahulu dan sekarang perut terasa lebih mules

2. Keluhan sekarang

Ibu mengatakan keluar lender darah sedikit 1 x tanggal 20 Mei 2017 dan

berhenti tetapi ibu tidak periksa, kenceng-kenceng sejak kemarin 22 Mei 2017

beleum teratur dan sekarang ibu merasakan kenceng-kenceng yang lebih sakit

disertai keluar lender darah

3. Masalah khusus selama kehamilan

Ibu mengatakan tidak ada masalah kusus saat hamil baik ibu maupun janin

4. Riwayat menstruasi

Menarche : usia 13 Tahun

Siklus : 30 hari

Lama : 7 hari

Banyak : 3 x ganti pembalut/hari ±150 cc

Bau : khas darah

Keluhan : tidak ada

HPHT : 28 Agustus 2016

HPL : 2 Juni 2017

UK : 38+4 Minggu
5. Riwayat pernikahan

Ibu mengatakan ini adalah pernikahan yang pertama sah secara hukum adan

agama. Ibu menikah usia 17 tahun dan suami usia 19 tahun. Lama pernikahan

sekarang 4 bulan

6. Riwayat obstetri : G1P0AOAH0

7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertam

8. Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun

9. Riwayat Kesehatan

a. Ibu mengatakan dirinya,suami, dan keluarga tidak pernah/tidak sedang

menderita penyakit seperti jantung, asma, tbc, hipertensi, diabetes, PMS,

HIV/AIDS

b. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar

c. Ibu mengatakan tidak alergi makanan dan obat

10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

a. Pola nutrisi

Makan : ibu mengatakan makan 3x sehari jenis nasi, sayur, lauk pauk

buah, 1 porsi habis.

Minum : ibu mengatakan minum air putih 8-10 gelas, dan air teh 1 gelas.

Minum terakhir jam 7.10 wib.

b. Pola eliminasi

BAB : ibu mengatakan BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lunak,
bau khas, warna khas, dan tidak ada keluhan.

BAK : Ibu mengatakan BAK 5-7 kali dengan konsistensi cair, warna

khas, bau khas, dn tidak da keluhan. Pola istirahat : ibu mengatakan tidur

siang 1-2 jam, tidur malam 6-8 jam tidak ada keluhan.

c. Pola aktifitas : ibu mengatakan sejak semalam hanya berbaring,

jalan-jalan ke kamar mandi

d. Personal higiens: mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramah

3-4x seminggu.

e. Pola seksualitas : 1-2x seminggu.

11. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan

Ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol dan minum

jamu.

12. Riwayat psikologi dan spiritual

a. Ibu mengatakan saat ini merasa cemas dan khawatir tentang keadaannya

serta ibu selalu berdo’a agar diberi keselamatan.

b. Ibu mengatakan dirinya, suami, dan keluarga sangat bahagia karena ibu

akan melahirkan

c. Ibu mengatakan selalu berdoa agar bayinya sehat

d. Ibu dan suami sudah menyiapkan perlengkapan bayinya

e. Ibu akan merawat bayinya bersama suami

13. Hewan peliharaan dan keadaan lingkungan

Ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan dan keadaan lingkungan

tempat tinggalnya bersih.


DATA OBYEKTIF

1. Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,50 C

Respirasi : 24 x/menit

Antropemetri :

BB sebelum hamil : 58 kg

BB setelah hamil : 62,5 kg

TB : 148 cm

LILA : 28,5 cm

3. Pemeriksaan fisik

Kepala : simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan

Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe

Muka : tidak pucat, Tidak ada cloasma grafidarum, tidak oedem

Mata : Conjungtiva merah muda, Sklera putih, tidak ada gangguan

penglihatan

Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip, tidak ada pernafasan

cuping hidung

Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir keringa

Telinga : Bersih, Tidak ada discharge, tidak ada serumen


Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis, dan

kelenjar limve

Dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada stridor, tidak ada suara

wheezing,

Payudara : simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran asi, ada

hiperpigmentasi areola, tidak ada benjolan abnormal.

Abdomen : besar perut sesuai dengan umur kehamilan, tidak ada bekas luka

SC, ada strie gravidarun dan linea nigra.

a. Leopold I : teraba bagian bulat lunak, tidak melenting, TFU 2

jari di bawah px kesimpulan bokong

b. Leopold II : Sebelah kiri janin teraba panjang dan keras (punggung)

Sebelah kanan janin teraba bagian kecil-kecil janin. ( Puki)

c. Leopold III : dibagian bawah perut teraba bulat, keras dan melenting

(kepala)

d. Leopol IV: kepala sudah masuk panggul, 3/5 bagian (Divergen)

DJJ : 128 kali/menit

TFU(Mc Donald): 29 cm

His : 2x dalam 10 menit durasi 30 detik kekuatan

sedang

TBJ : (TFU-11) X 155 = (29-11) X 155 = 2790 gram

Genetalia : tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada tanda-tanda infeksi.

Pemeriksaan dalam tanggal 23 Mei 2017 pukul 06.30 WIB

Hasil : V/U tenang, dinding vagina licin, portio tebal kaku, pembukaan 2 cm,
presentasi kepala, tidak ada molase, UUK dijam 3, kepala turun di Hodge I

, selket +, STLD -, AK -.

Anus : tidak hemoroid

Ekstremitas : simetris, tidak oedem, tidk varise, reflek patella +/+

Pemeriksaan penunjang

ANALISA

Ny. A Usia 17 Tahun G1P0AOAH0 umur kehamilan 38+4 minggu dalam

persalinan kala I Fase laten

PENATALAKSANAAN tanggal : 23-05-2017 jam: 06.30 WIB

1. Memberitahu ibu tentang kondisi ibu bahwa kondisi ibu baik dan sudah

pembukaan 2cm

Evaluasi : ibu mengerti penjelasan bidan

2. Menjelaskan inform consent pada ibu dan suami untuk melahirkan di BPS

Anik Klaten.

Evaluasi : inform consent sudah ditanda tangani

3. Member dukungan pada ibu agar tidak cemas dan takut menghadapi

persalinan ini

Evaluasi : ibu senang

4. Memberi hidrasi dan intake yang cukup dengan memberi ibu makan nasi dan

minum air putih dan teh manis serta mengajarkan ibu teknik meneran yang

benara bila kontraksi saat pembukaan sudah lengkap.


Evaluasi : ibu mengerti

5. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan jika ibu masih kuat agar mempercepat

penurunan kepala dan mengajrkan teknik pernafasan untuk mengurangi nyeri

saat kontraksi.

Evaluasi : ibu mengerti

6. Meminta ibu untuk istirahat dengan miring kekiri agar bayi mendapat oksigen

yang cukup dan kepala bayi cepat turun

Evaluasi : ibu mengerti

7. Menganjurkan ibu untuk BAK dan BAB terlebih dahulu agar persalinan lancar

dan tidak terjanggal urin dan fases

Evaluasi : ibu mengerti

8. Member kesempatan kepada keluarga untuk menemani ibu dan berdo’a untuk

proses persalinan ini agar diberi kemudahan.

Evaluasi : ibu mengerti

9. Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan dan mengobservasi kemajuan

persalinan

10. Persiapan Alat

Partus Set : 1/5 koher, gunting episiotomi, 2 klem, gunting tali pusat, tali

pusat, sarung tangan steril, spuit 3 cc, kateter, kassa steril.

Heakting set : nalfuder, jarum, pingset, benang, gunting benang.

Resusitasi set : lampu sorot, ganjal bahu, deley, penghisap lendir, kassa steril,

handuk bersih dan kering, stetoskop.

Peralatan ibu ; celana dalam, soteks, jarik.


Peralatan bayi : handuk, bedong, baju, popok, gurita, minyak telon, topi,

sarung tangan dan kaki.

Tanda tangan

(Suprianti)
Tanggal Waktu DJJ HIS TD Suhu Respirasi Nadi VT
0
(x/m) (mmH ( C) (x/m) (x/m)
g)
23 Mei 2017 06.30 128 2x dalam 10 menit 120/80 36,5 24 80 V/U tenang, dinding vagina licin, portio
WIB durasi 30 detik tebal kaku, pembukaan 2 cm, presentasi
kepala, tidak ada molase, UUK dijam 3,
kepala turun di Hodge I , selket +, STLD -,
AK -,
07.00 136 2x dalam 10 menit 86
WIB durasi 30 detik
07.30 138 2x dalam 10 menit 82
WIB durasi 30 detik”
08.00 138 2x dalam 10 menit 84
WIB durasi 30 detik”
08.30 140 2x dalam 10 menit 80
WIB durasi 35 detik81
09.00 146 2x dalam 10 menit 81
WIB durasi 35 detik
09.00 138 2x dalam 10 menit 82
WIB durasi 35 detik
CATATAN PERKEMBANGAN I waktu: 23 Mei 2017 jam: 10.30

Data Subjektif

- Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng yang teratur, kekuatan

sedang, kuranglebih ibu mengitung dalam 10 menit 3x kontraksi

lamanya 30 detik

- Ibu mengtakan masi dapat berjalan-jalan disekitar ruangan dank e

kamar mandi

- Ibu mengatakan saat lelah berjalan ibu berbaring miring kekiri

- Ibu mengatakan tidak mau makan dan hanya mau minum air putih 1

gelas tadi jam 10.00 WIB

- Ibu mengatakan merasa cemas dalam menghadapi persalinannya

namun berusaha untuk sbar dan terus beristigfar dan membaca doa-doa

yang telah dihafalkan untuk menguragi rasa cemasnya.

Data Objektif :

- Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis

- Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 83 x/menit

Suhu : 36,80 C

Respirasi : 20 x/menit

- Pemeriksaan

DJJ : 136x/menit, teratur


His : 3x dalam 10 menit durasi 30 detik, kekuatan sedang pemeriksaan

dalam tanggal 23 Mei 2017 pukul 10.30 WIB

Hasil : vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis,

pembukaan 4 cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala,

kepala di hodge II, tidak ada molage, tidak ada bagian yang

menumbung, penurunan kepala 4/5 bagian, air ketuban (-),

sarung tangan lendir darah (+)

Analisa

Ny. A umur 17 tahun G1P0A0AH1 umur kehamilan 38+4 minggu, janin tunggal,

hidup intrauteri, presentasi kepal, pembukaan 4 cm, dalam persalinan kala I fase

aktif

Penatalaksanaan Waktu: 23 Mei 2017 Jam: 10.30

11. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan dirinya dan janin baik

Evaluasi : ibu mengetahui keadaan dirinya dan janinnya baik

12. Menganjurkan ibu untk tetap berjalan-jalan sekita ruangan yang bertujuan

untuk mempercepat penurunan kepala dan pembukaan

Evaluasi : ibu berjalan-jalan sekitar ruangan

13. Menganjurkan ibu apabila apabila merasa lelah dan ingin berbarik untuk

miring ke sebelah kiri supaya oksiigenasi janin baik dan memudahkan

penurunan kepala

Evaluasi : ibu berbaring miring ke kiri

14. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan sepaya ibu meiliki cukup tenaga

untuk meneran saat persalinan


Evaluasi : ibu tidak makan dan hanya minum

15. Memberitahu untuk tidak meneran/mengejan saat ada kontraksi sebelum

pembukaan lengkap dan mengajari ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas

panjang melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut saat terjadi kontraksi

untuk mengurangi rasa nyeri.

Evaluasi : ibu mengerti

16. Memberitahu ibu untuk tidak perlu khawatir berlebihan dalam menjalani

persalinannya serta menganjurkan berdoa untuk kelancaran persalinannya

Evaluasi : ibu mengerti

17. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemantauan DJJ dan kontraksi setiap

30 menit dan periksa dalam kembali jam 14.30 atau apabila ibu mengalami

rasa mules yang sering

Evaluasi : ibu mengerti

18. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi : sudah didokumentasikan di catatn SOAP dan partograf terlampir

Tanda tangan

Suprianti
tanggal Waktu DJJ HIS TD Suhu Respirasi Nadi
0
(x/menit) (mmHg) ( C) (x/m) (x/m)
23 Mei 2017 10.30 136 3x dalam 10 menit 120/80 36,5 24 80 vulva uretra tenang, dinding vagina licin,
WIB durasi 30 detik porsio tipis, pembukaan 4 cm, selaput
ketuban utuh, presentasi kepala, kepala di
hodge II, tidak ada molage, tidak ada
bagian yang menumbung, penurunan
kepala 4/5 bagian, air ketuban (-), sarung
tangan lendir darah (+)
11.00 140 3x dalam 10 menit 86
WIB durasi 35 detik
11.30 148 3x dalam 10 menit 82
WIB durasi 35 detik”
12.00 136 3x dalam 10 menit 84
WIB durasi 40 detik”
12.30 142 3x dalam 10 menit 80
WIB durasi 40 detik81
13.00 138 3x dalam 10 menit 81
WIB durasi 40 detik
13.30 13 3x dalam 10 menit 82
WIB durasi 45 detik
CATATAN PERKEMBANGAN II waktu: 23 Mei 2017 jam: 14.30

Data Subjektif

- Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng yang teratur, kekuatan

sedang, kuranglebih ibu mengitung dalam 10 menit 4x kontraksi

lamanya 45 detik

- Ibu mengatakan sudah tidak kuat berjalan-jalan disekitar ruangan dan

ke kamar mandi

- Ibu berbaring miring kekiri

- Ibu mengatakan mau makan sedikit berupa nasi dan sayur jam 13.45

dan minum air putih 1 gelas tadi jam 12.00 WIB

- Ibu mengatakaningin tidur tetapi tidak dapat tidur karena sakit yang

ditibulkan dari kontraksi rahimnya.

Data Objektif :

- Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis

- Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,90 C

Respirasi : 26 x/menit

- Pemeriksaan

DJJ : 138x/menit, teratur

His : 4x dalam 10 menit durasi 45 detik, kekuatan sedang pemeriksaan

dalam tanggal 23 Mei 2017 pukul 10.30 WIB


Hasil : vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis,

pembukaan 6 cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala,

kepala di hodge III, tidak ada molage, tidak ada bagian

yang menumbung, penurunan kepala 2/5 bagian, air

ketuban (-), sarung tangan lendir darah (+)

Analisa

Ny. A umur 17 tahun G1P0A0AH1 umur kehamilan 38+4 minggu, janin tunggal,

hidup intrauteri, presentasi kepal, pembukaan 6 cm, dalam persalinan kala I fase

aktif

Penatalaksanaan Waktu: 23 Mei 2017 Jam: 14.30

19. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan dirinya dan janin baik

Evaluasi : ibu mengetahui keadaan dirinya dan janinnya baik

20. Menganjurkan ibu untk tetap berjalan-jalan sekita ruangan yang bertujuan

untuk mempercepat penurunan kepala dan pembukaan

Evaluasi : ibu berjalan-jalan sekitar ruangan

21. Menganjurkan ibu apabila apabila merasa lelah dan ingin berbarik untuk

miring ke sebelah kiri supaya oksiigenasi janin baik dan memudahkan

penurunan kepala

Evaluasi : ibu berbaring miring ke kiri

22. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan sepaya ibu meiliki cukup tenaga

untuk meneran saat persalinan

Evaluasi : ibu sudah makan dan minum

23. Memberitahu untuk tidak meneran/mengejan saat ada kontraksi sebelum


pembukaan lengkap dan mengajari ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas

panjang melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut saat terjadi kontraksi

untuk mengurangi rasa nyeri.

Evaluasi : ibu mengerti

24. Memberitahu ibu untuk tidak perlu khawatir berlebihan dalam menjalani

persalinannya serta menganjurkan berdoa untuk kelancaran persalinannya

Evaluasi : ibu mengerti

25. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemantauan DJJ dan kontraksi setiap

30 menit dan periksa dalam kembali jam 18.30 atau apabila ibu mengalami

rasa mules yang sering

Evaluasi : ibu mengerti

26. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi : sudah didokumentasikan di catatn SOAP dan partograf terlampir

Tanda tangan

(Suprianti)
Waktu DJJ HIS TD Suhu Respirasi Nadi VT
Tanggal (x/m) (mmH (0C) (x/m) (x/m)
g)
23 Mei 2017 15.00 140 4x dalam 10 menit 86
WIB durasi 45 detik
15.30 147 4x dalam 10 menit 82
WIB durasi 45 detik”
16.00 152 4x dalam 10 menit 84
WIB durasi 45 detik”
16.30 148 4x dalam 10 menit 80
WIB durasi 45 detik
17.00 150 4x dalam 10 menit 81
WIB durasi 45 detik
17.30 140 4x dalam 10 menit 82
WIB durasi 45 detik
18.00 145 5x dalam 10 menit 110/80 36,9 20 80 vulva uretra tenang, dinding vagina licin,
WIB durasi 45 detik porsio tipis, pembukaan 10 cm, selaput
ketuban utuh, presentasi kepala, kepala di
hodge IV, tidak ada molage, tidak ada bagian
yang menumbung, penurunan kepala 1/5
bagian, air ketuban (+) jernih, sarung tangan
lendir darah (+)
DATA KALA II Tanggal: 23-05-2017 jam : 9.30 WIB

DATA SUVJEKRIF :

Ibu mengatakan perutnya semakin kenceng-kenceng, ada rasa ingin meneran

ingin buang air besar.

DATA OBJEKTIF

Keadaan umum : baik

kesadaran : composmentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 370 C

Respirasi : 28 x/menit

DJJ : 146/menit

His : 5x’10’45.

Perinium menonjol, vulva dan anus membuka

Periksa dalam pada tanggal 23 Mei 2017 pukul 18.00 WIB

Hasil : vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis, pembukaan 10 cm,

selaput ketuban utuh, presentasi kepala, kepala di hodge IV, tidak ada

molage, tidak ada bagian yang menumbung, penurunan kepala 1/5 bagian,

air ketuban (+) jernih, sarung tangan lendir darah (+)

ANALISA

Ny. A Usia 17 Tahun G1P0AOAH0 umur kehamilan 38+4 janin tunggal, hidup

intrauteri,presentasi kepala, pembukaan 10 cm dalam persalinan kala II


PENATALAKSANAAN

Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

a. Menyiapkan pertolongan persalinan

1) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali

pakai 3 cc ke dalam wadah partus set.

2) Memakai celemek plastic

3) Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan

dengan sabun di air mengalir

4) Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk

periksa dalam

5) Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan

oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set.Bila ketuban

belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus set

Evaluasi : sudah dilakukan

b. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

6) Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)

dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan

sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah

tersebut dari kotoran),

7) Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap

dan selaput ketuban sudah pecah

E : pembukaan sudah lengkap, selket masih utuh


8) Melakukan amniotomi

E: sudah dilakukan

9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan

DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)

Evaluasi : sudah dilakukan, janin dalam kondisi sehat, pembukaan lengkap

c. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran

11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin

meneran

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,

(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia

merasa nyaman)

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran

14) Anjurkan ibu untuk miring kekiri/posisi litotomi atau posisi yang

nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60

menit

Evaluasi : sudah dilakakan


d. Persiapan pertolongan kelahiran bayi

15) Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang

handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu

16) Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah

bokong ibu

17) Membuka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat dan bahan

18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Evaluasi : sudah dilakukan

e. Menolong kelahiran bayi

19) Membaca basmallah, Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan

kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong,

sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi

yang terlalu cepat saat kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran

dengan nafas pendek-pendek) Bila didapatkan mekonium pada air

ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan

hidung janin menggunakan penghisap lendir De Lee,Menggunakan

kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah

20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

Evaluasi : sudah dilakukan


f. Lahir bahu

22) Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan

biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu

anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai

bahu posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu

erat hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu

berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua

tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.

23) Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu

janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah

kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin,

sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior

saat badan dan lengan lahir

24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah

bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah

(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)

Evaluasi : sudah dilakukan, bayi lahir tanggal 4 November 2014 jam 9.50 wib

jenis kelamin laki-laki.

g. Penanganan bayi baru lahir

25) Membaca hamdallah dan melakukan penilaian selintas, hasilnya bayi

menangis kuat, bergerak dengan aktif

26) Mengucapkan selamat kepada ibu, dan memberitahu ibu jenis kelamin

anaknya.
DATA KALA III tanggal/jam : 23-05-2017 jam 18.45 wib

DATA SUBJEKTIF

Ibu merasa senang atas kelahiran anaknya dan Ibu merasa masih mules mules

DATA OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik

kesadaran : composmentis

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37,10 C

Respirasi : 24 x/menit

Plasenta belum lahir

Keadaan BBL

Jenis kelamin : Laki-laki

Lahir tanggal : 23 Mei 2017 Jam: 18.45

Nilai APGAR Score

No Penilaian 1 menit

1 Denyut jantung 2

2 Usaha nafas 2

3 Tonus otot 1

4 Reflek 1

5 Warna kulit 2

Jumlah 8
ANALISA

Ny. A Usia 17 Tahun P1A0AH1 dalam persalinan kala III

PENATALAKSANAAN

a. menolong kelahiran plasenta

1. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

2. Letakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,

sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau

kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva

3. Saat uterus kontraksi, tegangkan tali pusat kearas bawah sambil tangan

yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso-kranial) secara

hati-hati untuk mencegah inversio uteri.

Evaluasi : sudah dilakukan

b. Mengeluaran plasenta

4. Lakukan penegangan dan dorso kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu

meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan

kemudian kearah atas mengikuti poros jalan lahir (tatap lakukan tekanan

dorso-kranial). Jika plasenta bertambah panjang pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta

5. Setelah plasenta tampak di introitus vagina lahirkan plasenta dengan kedua

tangan, putar searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilin kemudian

lahirkan plasenta dan tempatkan plasenta pada wadah yang sudah

disiapkan.

Evaluasi : sudah dilakukan, plasenta lahir lengkap selama 10 menit pukul


10.00 wib.

c. Rangsangan taktil (Massase) uterus

6. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan massase uterus,

letakkan telapak tangan difundus dan lakukan massase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)

Evaluasi : sudah dilakukan

f. Menilai perdarahan

2. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam kendi atau

kantong plastik atau tempat khusus.

3. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perenium. Hasil = terdapat

laserasi drajat II, sudah dilakukan penjahitan sebanyak 8 jahitan.

Evaluasi : sudah dilakukan, plasenta lahir lengkap, perdarahan 100 cc,

laserasi perineum derajat 2.

Tanda tangan

(Suprianti)
DATA KALA IV tanggal/jam : 23-05-2017 jam 19.00 WIB

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan bahagia bayi dan plasenta sudah lahir

DATA OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik

kesadaran : composmentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 370 C

Respirasi : 20 x/menit

TFU 1 jari dibawah pusat, uterus keras, kontraksi baik, perdarahan ±150 cc,

perineum laserasi drajat 2, kandung kemih kosong, placentah lahir utuh, bayi masi

IMD diatas perit ibu.

ANALISA

Ny. A Usia 17 Tahun P1A0AH1 dalam persalinan kala IV

PENATALAKSANAAN

1. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam

2. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu ke bayi (IMD)

3. Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik

provalaksis dan vitamin K1 di paha kiri anterolateral secara intramuskular

(900) setelah 1 jam kontak kulit ibu-bayi. Dan memakai pakaian bayi untuk

menjaga kehangatan bayi


4. Memberitahu ibu bayi akan dimandikan setelah 6 jam atau nanti sore dan

memberi kesempatan pada ayah bayi untuk mengadzani bayi.

Evaluasi : sudah dilakukan

5. Melakukan pemantauan kontraksi setiap 15 menit dalam 1 jam pertama paska

persalinan dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua paska persalinan dan

mencatat pada lembar partograf

6. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai

kontraksi

7. Evaluasi dan estimasi jumlah kelhilangan darah (hasil jumlah kehilangan

darah masih dalam batas normal), keadaan umum ibu baik.

8. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bayi bernafas dengan baik

(hasil 48 kali/menit) serta suhu tubuh bayi (hasil 36,80c)

9. Mendekontaminasi alat-alat yang telah digunakan dalam larutan klorin 0,5 %,

selama 10 menit, kemudian cuci bersih, kemudian keringkan, setelah kering

lakukan sterilisasi.

10. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah Membersihkan

ibu menggunakan air DTT.

11. Bersihkan sisa cairan ketuban,lendir dan darah. Bantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

12. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan Asi. Menganjurkan

ibu memberikan bayinya Asi esklusif selama 6 bulan tanpa makanan

tambahan. Anjurkan keluarga memberikan ibu minuman dan makanan yang

diinginkan.
13. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0.5%.

14. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0.5% kemudian

lepas secara terbalik, rendam selama 10 menit.

15. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian

keringkan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering.

16. Melakukan pencatatan pada lembar partograf. Periksa tanda vital dan

asuhan kala IV.

Tanda tangan

(Suprianti)
DATA PERKEMBANGAN III waktu: 23 Mei 2017 jam : 20.00 WIB

Data Subjektif:

- ibu mengatakan terasa nyeri pada jalan lahir dan perutnya masih terasa mules

- ibu mengatakan rahimnya terasa keras saat di massase

- ibu mengatakan sudah mencoba untuk mulai memberika ASI kepada bayinya

- ibu mengatakn belum makan dan minum serta berganti pembalut dan belum

BAB BAK

- ibu mengatakan bayi sudah BAK 1x jam 19.50 WIB dan belum BAB

Data Objektif

a. keadaan umum : baik

kesadaran : composmentis

b. tanda-tanda vital

Jam ke Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandug Perdarahan

kemih

1 19.30 120/80 80x/m 370C 1 jari dibawah pusat Keras kosong 10 ml

19.45 120/80 82x/m 1 jari dibawah pusat Keras Kosong 10 ml

20.00 110/80 80x/m 1 jari dibawah pusat Keras kosong 5 ml

20.15 120/80 84x/m 1 jari dibawah pusat Keras kosong 5 ml

c. Keadaan Bayi

Nadi : 94 x/menit

Suhu : 36,5 0C

Respirasi : 45 x/menit
Bayi selesaia IMD dengan ibu selama 1 jam dan tidak menemukan putting,

bayi mengis kuat gerakan aktif keulit berwarna merah muda tidak kuning atau

kebiruan, dan menghisap kuat.

Analisa

Ny. A umur 17 tahun P1A0AH1 dalam persalinan kala IV

Penatalaksanaan

1. Memberitahi ibu bahwa keadaan ibu mdan bayi baik

Evaluasi : ibu senang dengan keadaannya dan bayinya

2. Memberikan salep mata dan vitamin K1 1 mg intramuscular di paha kiri .

setelah 1 jam peberian vitamin K1 memberikan suntikan imunisasi Hepatitis

B0 dipaha kanan.

Evaluasi : sudah diberikan salep mata kedua mata dan sudak injeksi vitamin K

di 1/3 paha kiri. Hb0 diberikan setelah 6 jam saat bayi dimandikan.

3. Menganjurkan ibu untuk ganti pembalut saat pembalut sudah terasa penuh

memberitahu ibu untuk tidak pelu takut BAB/BAK dan apabila BAB/BAK

untuk membersihkan kemaluannya maulai dari depan kebelakang, kemudian

dikeringkan

Evaluasi : ibu belum ganti pembalut dan nanti bersediah ganti pembalut saat

sudah terasa penuh dan tidak takut untuk BAB/BAK serta akan membersihkan

kemaluannya memulai dari depan kebelakang kemudian dikeringkan.

4. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar yaitu duduk tegak tapi santai

dengan punggung bersandar dpat diganjal dengan bantal, tangan kiri ibu

menyangga bokong bayi dan tangan kanan memegang payudara perut bayi
meempel pada perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara, aerola masuk

kedalam mulut bayi dan lida bayi menopang putting susu serta ASI diberikan

maksimal 2 jam

Evaluasi : ibu dapat memperaktekan cara menyusui yang benar da akan

memberikan ASI maksimal 2 jam

5. Menganjurkan ibu beristirahat serta makan dan minum untuk memulihkan

tenaganya

Evaluasi : ibu bersedia untuk istirahat serta mau makan atau minum

6. Menganjurkan ibu untuk memberitahu bidan apabila mengalami banyak

keluar darah dari jalan lahir atau saat rahimnya teraba lembek.

Evaluasi : ibu bersedia memberitahu bidan apabila mengalami banyak keluar

darah dari jaln lahir atau saat rahimnya terasa lembek

7. Melakukan pendolumentasian

Evaluasi : telah dilakukan dokumntasi di catatan persalinan dan partograf

Tanda tangan

(Suprianti)
DATA PERKEMBANGAN IV Tanggal : 23 Mei 2017 jam : 21.00

Data Subjektif :

- Ibu mengatakan jalan lahirnya nyeri dan masih mules

- Ibu mengatakan rahimnya teraba keras

- Ibu mengatakan sudah dapat menyusui bayinya dengan benar

- Ibu mengatakan belum makan dan sudah minum 1 gelas air putih jam 20.17

WIB

- Ibu mengatakan sudah BAK 2x jam 19.50 WIB dan jam 20.15 WIB dan

belum BAB

Data Objektif

a. Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

b. Tanda-tanda vital

Jam ke Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandug Perdarahan

kemih

2 20.45 120/80 80x/m 36,80C 2 jari dibawah pusat Keras kosong 5 ml

21.15 110/80 84x/m 2 jari dibawah pusat Keras Kosong 5 ml

c. Keadaan bayi

Nadi : 96 x/menit

Suhu : 36,7 0C

Respirasi : 48 x/menit

Bayi tidur, kulit berwarna merah muda tidak kuning atau kebiruan
Analisa

Ny. A umur 17 tahun P1A0AH1 dalam persalinan kala IV

Penatalaksanaan tanggal : 23 Mei 2017 jam : 21.00

1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan bayi baik

Evaluasi : ibu senang dengan keadaannya dan bayinya yang baik

2. Menganjurkan ibu untuk tetap ganti pembalut saat pembalutnya sudah

terasa penuh dan ibu untuk tidak eprlu takut BAB/BAK dan apabila

BAB/BAK untuk membersihkan kemaluaanya mulai dari depan

kebelakang, kemudian dikeringkan.

Evaluasi : ibu fanti pembalut jam 20.30 WIB

3. Menganjurkan ibu untuk teteap memberikan ASI kepada bayinya

maksimal setiap 2 jam

Evaluasi : ibu belum memberikan ASI kepada bayinya lagi dikarenakan

bayi sedang tidur dan bersedia menyusui bayinya maksimal setiap 2 jam

4. menganjurkan ibu beristirahat atau tidur serta makan dan minum untuk

memulihkan tenaganya.

Evaluasi : ibu bersedia untuk istirahat dan ibu minum air putih 1 gelas jam

21.00 WIB

5. menganjurkan ibu untuk memberitahu bidan apabila mengalami banyak

keluar darah dari jalan lahir atau sat rahimnya terasa lembek

evaluasi : ibu bersedia memberitahu bidan apabila mengalami banyak

keluar darah dari jalan lahir atau saat rahimnya teraba lembek
6. melakukan pendokumentasian

evaluasi : telah dilakukan dokumentasi di catatan persalinan dan partograf

tanda tangan

(suprianti)

Anda mungkin juga menyukai