Di Susun Oleh :
LOMBOK TIMUR-NTB
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Kepala Ruangan
7. Tingkat Kebisingan
Pemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang
tinggi (misalnya pada lokasi pekerjaan konstruksi) dapat
menyebabkan kehilangan pendengaran.
8. Intubasi Endotrakea
Kehilangan kemampuan bicara sementara akibat
pemasukan selang endotrakea melalui mulut atau hidung
kedalam trakea.
E. Jenis Gangguan
1. Pada klien dengan gangguan sensoris pendengaran
Pada klien dengan gangguan pendengaran, media
komunikasi yang paling sering digunakan ialah media
visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara yang
dikeluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak
bibir lawan bicaranya. Kondisi visual menjadi sangat
penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan
komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat
ditangkap oleh indra visualnya.
Berikut adalah tehnik-tehnik komunikasi yang dapat
digunakan klien dengan gangguan pendengaran :
a. Orientasikan kehadiran anda dengan cara menyentuh
klien atau memposisikan diri di depan klien.
b. Gunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan
perlahan untuk memudahkan klien membaca gerak bibir
anda.
c. Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan klien
dan pertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yang
lazim.
d. Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang
mengunyah sesuatu.
e. Bila mungkin gunakan bahasa pantomim dengan
gerakan sederhana dan wajar.
f. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa
dan diperlukan.
g. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan,
cobalah sampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau
gambar (simbol).
6. Klien Halusinasi
Klien yang mengalami halusinasi sukar untuk
mengontrol diri dan sukar untuk berhubungan dengan orang
lain. Untuk itu perawat harus mempunyai kesadran yang
tinggi agar dapat mengenal, menerima, dan mengevaluasi
perasaan sendiri sehingga dapat menggunakan dirinya
secara teraupetik. Dalam berkomunikasi dengan klien yang
mengalami halusinasi perawat harus bersikap jujur, empati,
terbuka dan selalu memberi penghargaan namun tidak
boleh tenggelam juga menyangkal halusinasi yang klien
alami.
Berikut tehnik komunikasi dengan klien yang
mengalami gangguan halusinasi :
a. Salam, Sapa klien dengan ramah, panggil nama klien,
jujur / tepat janji, empati dan menghargai (BHSP).
b. Diskusikan hasil observasi klien, tanpa menyangkal,
menyokong hallusinasinya (Validasi persepsi sensoris
klien).
c. Hadirkan realita, kontak yang singkat dan sering, topik
yang singkat (Menghadirkan realitas).
d. Terima hallusinasi kien dengan “Saya percaya anda
mendengar suara itu, saya sendiri tidak mendengar“,
Dorong untuk mengungkapkan perasaan dengan tenang,
perawat hangat, empati dan kalem (Menurunkan
anxietas klien).
e. Hati – hati, Space (melindungi klien dan orang lain dari
bahaya).
F. Pengkajian
Jika mengkaji pasien dengan atau yang beresiko
perubahan sensori maka perawat mempertimbangkan semua
factor yang mempengaruhi fungsi sensori khususnya factor
usia. Perawat mengumpulkan riwayat yang juga mengkaji
status sensori klien saat ini dan tingkat dengan defisit sensori
mempengaruhi gaya hidup klien, penyesuaian psikososial,
kemampuan perawatan diri, dan keamanan. Pengkajian harus
juga berfokus pada kualitas dan kuantitas stimulus lingkungan.
Hal-hal penting selama pengkajian dalam sistem sensori
persepsi:
1. Biodata
2. Kebiasaan promosi kesehatan, misal: kebiasaan
membersihkan mata/telinga, aktivitas rekreasi, kebiasaan
dalam bekerja misalnya orang yang bekerja dalam suatu
keadaan yang terdapat kemungkinan terjadi cedera mata,
misalnya terpapar zat kimia, pengelasan, penggosokan gelas
atau batuan.
3. Orang yang berisiko: lansia, jenis pekerjaan, gangguan
jiwa.
4. Kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Perawat
mengkaji kemampuan fungsional klien di lingkungan
rumah mereka maupun dalam pelayanan kesehatan.
Meliputi aktivitas makan, berpakaian, perawatan diri dan
berdandan.
5. Lingkungan, terkait dengan kondisi bahaya, misalnya:
tangga, kran air panas/dingin yang tidak bertanda, lantai
yang licin, benda tajam.
6. Status mental, meliputi:
a. Penampilan dan perilaku fisik.
1) Aktifitas motoric
2) Postur
3) Ekspresi wajah
4) Kebersihan
b. Kemampuan kognitif
1) Tingkat kesadaran
2) Alasan abstrak
3) Kalkulasi
4) Perhatian
5) Penilaian
6) Kemampuan untuk melakukan percakapan
7) Kemampuan untuk membaca, menulis, dan
mengkopi gambar
8) Memori yang baru dan mengingat memori
c. Stabilitas emosional
1) Agitasi, euforia, iritabilitas, tidak ada harapan atau
suasana hati yang melebar.
2) Halusinasi, auditori, visual, dan taktil.
3) Ilusi.
4) Delusi
d. Pemeriksaan fisik pada panca indera
Untuk mengidentifikasi deficit sensosri, perawat
mengkaji penglihatan, pendengaran, olfaksi, rasa dan
kemampuan untu membedakan cahaya, sentuhan,
temperature, nyeri dan posisi.
1) Penglihatan
a) Minta pasien untuk membaca koran atau
majalah.
b) Ukur ketajaman visual dengan grafik snellen
chart.
c) Kaji ukuran pupil dan akomodasi terhadap sinar.
d) Minta pasien mengidentifikasi warna pada
grafik berwarna atau crayon.
2) Pendengaran
a) Lakukan tes suara bisik atau garpu tala.
b) Kaji persepsi klien gangguanakan kemampuan
pendengaran dan riwayat tinnitus.
c) Observasi pasien yang berbincang-bincang
dengan orang lain.
d) Inspeksi adanya serumen yang keras pada
saluran pendengaran.
3) Sentuhan
a) Kaji kesensitifan klien terhadap sentuhan cahaya
atau temperatur.
b) Periksa kemampuan klien untuk membedakan
antara stimulus tajam dengan stimulus penuh.
c) Kaji apakah klien dapat membedakan objek
ditangan dengan mata tertutup.
d) Tanya apakah klien merasakan sensasi yang
tidak seperti biasanya.
4) Penciuman
Minta klien untuk menutup matanya dan identifikasi
beberapa bau yang tidak mengiritasi seperti kopi,
vanilla,dll.
5) Rasa
a) Minta klien untuk mencotohkan dan
membedakan rasa yang berbeda misalnya
lemon, gula, garam.
b) Tanya klien jika terjadi perubahan berat badan
akhir-akhir ini.
6) Indra posisi
Lakukan tes konvensional untuk keseimbangan dan
indra posisi.
Halusinasi Modifikasi
dilakukan.
Kerusakan memori Memory Memory training
Definisi : Kriteria Hasil : 1. Mengidentifikasi
Ketidakmampuan 1. Dapat merecall dengan pasien
untuk mengingat informasi lama dan kelurga
kembali informasi secara akurat masalah memori
atau perilaku 2. Dapat merecall 2. Menstimulasi
Batasan karakteristik : informasi yang memori dengan
Tidak mampu baru saja terjadi mengulang
mengingat secara akurat pikiran pasien
informasi factual terakhir
Tidak mampu 3. Implementasi
mengingat tehnik memori
kejadian yang baru yang sesuai
saja terjadi atau 4. Menyediakan
masa lampau latihan orientasi
Tidak mampu 5. Menyediaan
belajar atau kesempatan
menyimpan berkonsetrasi
ketermapilan atau 6. Monitor perilaku
informasi baru pasien saat
untuk menentukan
perilaku yang
sudah
dilaksanakan
Melaporkan atau
menunjukkan
pengalaman lupa
Tidak mampu
menampilkan
keterampilan yang
pernah dipelajari
Lupa dalam
menampilkan
perilaku pada
jadwal yang telah
dilakukan
Faktor yang
berhubungan :
Ketidakseimbanga
n cairan dan
elektrolit
Gangguan
neurologis
Lingkungan yang
mengganggu
Anemia
Hipoksia
kronis/akut
Penurunan curah
jantung.
Gangguan proses Kemampuan 1. Beri kesempatan
pikir kognitif, dengan kepada klien
Definisi karakteristik kriteria hasil klien untuk
: mampu: menyampaikan
Dissonansi 1. Berkomunikasi pendapatnya.
kognitif dengan lancar 2. Beri kesempatan
Defisit memori / sesuai umur dan kepada klien
masalah kemampuan untuk
Ketidakakuratan 2. Memiliki memusatkan
menginterpretasika perhatian yang perhatian
n lingkungan penuh 3. Jangan beri klien
I. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah melakukan tindakan
implementasi untuk menilai kemajuan asuhan yang telah
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :
EGC.