Anda di halaman 1dari 7

BIOPSIKOLOGI DAN PROSES SENSORI MOTORIK

Biopsikologi merupakan prndekatan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat.


Biopsikologi juga merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara
genetik.
Sesnsori adalah stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar tubuh.
Proses sensori adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan input sensori
yang diterima. Biasanya proses ini terjadi secara otomatis, misalnya ketika mendengar
suara kicauan burung, otak langsung menterjemahkan sebagai bahasa atau suara binatang.

1. Bagian-bagian Tubuh yang Membantu Proses Sensori


a. Reseptor Sensori
Reseptor sensori berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan
informasi tentang kondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat.
Reseptor sensori teridir dari 5 macam alat indera yaitu:
1) Mata (visual)
Sumber cahaya → kornea →aquos humor pada kamera okuli anterior →
pupil → aquos humor pada kamera okuli posterior →lensa kristalina →
korpus vitreum → retina →nervus optikus → otak → terjadi kesan-
kesan apa yang kita lihat.
Ada tiga bentuk pengamatan melalui indera penglihatan, yaitu:
 Pengamatan warna, terdiri atas warna dasar (merah, kuning, dan
biru) dan warna yang memengarui perasaan ke jiwaan.
Contoh:
Warna hijau memberi suasana tenang
Warna orange menimbulkan suasana riang
Buta warna, yaitu undividu yang tidak dapat membedakan warna
satu dengan warna yang lain. Buta warna merupakan kelainan
yang dibawa sejak lahir sehingga sampai saat ini belum dapat
disembuhkan. Penyebab buta warna adalah tidak ada atau kurang
sempurna nya alat yang berfungsi untuk membedakan warna pada
retina yang disebut cones. Buta warna total apabila yang terlihat
semuanya berwarna abu-abu ( kelabu ) dieut monokromat. Buta
hanya melihat dua warna dinamakan bikromat (misal : hanya
dapat melihat warna merah dan hijau).
 Pengamatan bentuk, yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing,
kubus, dan balok. Orang yang mudah menerima kesan melalui
mata tersebut disebut tipe visul.
 Pengamatan ruang, meliputi tempat dan jarak ( misal : berada di
ruang kelas, ruang,terbuka, dan tempat yang berjarak dari satu
tempat ke tempat lain).
2) Hidung (alfaktori)
Indera pembau yang terdapat pada mukosa ( selaput lendir ) hidung
hanya dapat di rangsan oleh gas. Manusia dapat mengenal 2000 sampai
4000 bau yang berbeda.
Saraf yang menerima rangsangan pembau, yaitu Nervus olfactorius,
rangsangannya adalah wangi-wangian, bensol, lisol, dan gas yang busuk.
Nervus trigeminus, rangsangannya adalah minyak kayu putih, kamper,
kloroform dan ether. Bau dapat mempengaruhi perilaku sesorang,
misalnya : dekat orang yang wangi, menimbulkan keinginan mendekat
atau sebaliknya.
3) Kulit (Taktil)
Kulit merupakan indera untuk stimulus mekanik (raba dan tekan),
panas, dingin, dan nyeri. Menurut hasil penelitian tiap rasa mempunyai
tempat yang berbeda-beda pada kulit kita. Rasa panas, dingin, nyeri,
tidak tedapat satu pada kulit kita.
Macam-macam reseptor pada kulit:
 Corpus cula tactus dari meisner, terdapat pada papilla terutama
pada puncak bibir,puncakjari, dan papilla mamae. Rangsangan
yang diterima adalah tactil, (rabaan).
 Corpus cula Ruffini, terdapat pada batas subkutis (bawah kulit)
dan corium (kulit jagat). Rangsangan yang diterima adalah
panas.
 Corpus cula bullo idea Krousa, terdapat pada corium.
Rangsangan yang diterima adalah panas.
 Corpus cula Lamellasa paceni, terdapat di subkutis terutama di
ujung jari yang berfungsi untuk meraba benda.
 Rangsangan nyeri, terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor)
yang terdapat hampir seluruh jaringan tubuh.
4) Telinga (Auditori)
Di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk pendengaran
dan keseimbangan. Proses pengamatan suara melalui tiga bagian di
telinga ,yaitu telinga bagian luar (Acusticus eksternus) telinga bagian
tengah (Acusticus medialis) telinga bagian dalam (Meatus acusticus
internus).
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara yaitu
mendengar lagu-lagu mars membuat kita jadi semangat, mendengar
lagu-lagu dangdut membuat kita ingin berjoget, mendengar lagu-lagu
slow membuat kita jadi tenang, mendengar lagu-lagu melayu membuat
kita menjadi ngantuk, mendengar ledakan keras membuat kita jadi kaget.
5) Lidah (Gustatori)
Rangsangan kimia yang berasal dari luar tubuh kita diterima oleh
reseptor kimia atau disebut kemoreseptor. Kemoreseptor kita terhadap
lingkungan luar adalah berupa tunas pengecap yang berupa lidah. Agar
suatu zat dapat dirasakan, zat itu harus larut dalam kelembaban mulut
sehingga dapat menstimulasi kuncup rasa atau tunas pengecapan.
Pada lidah terdapat 3 macam papil sebagai berikut:
 Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar
diseluruh permukaan lidah.
 Papil seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang
dilingkari oleh suatu saluran pada daerah dekat pangkal lidah
dan merupakan papil pengecap.
 Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah, juga
merupakan papil pengecap.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Sensori


Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor – faktor
sebagai berikut:

1) Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi


kesempurnaan proses sensorik.
2) Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan
apabila perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses
sensorik tidak sempurna.
3) Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu
proses sensorik.
4) Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.

3. Hubungan Proses Sensori dengan Pelaku

Proses sensoris menyebabkan manusia dapat mengenal alam diluar dirinya, yang
berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk social. Akibat dari proses
sensorik manusia dapat berperilaku dalam bentuk :

 Fantasi, yaitu suatu daya untuk mencipatakan sesuatu yang baru. Menurut
kejadiannya ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut
fantasi aktif) dan ada pula fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif).
Dengan fantasi manusia dapat : menciptakan sesuatu yang baru, bersimpati
kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti perjalanan sejarah (wa-
lau sudah lampau) dan menghilangkan perasaan duka ke dunia indah.

 Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang


dimilki manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara penge-
tahuan yang dimiliki dengan apa yang baru, dengan menggunakan akal.
Hubungan dapat terjadi sebagai: sebab-akibat, hubungan tempat, hubun-
gan perbandingan dan hubungan waktu.
 
 Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan men-
gukur sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira dan
lain-lain. Berdasarkan perasan, manusia dapat dibagi dua golongan, yaitu :
golongan eukolia ( orang yang selalu merasa gembira atau optimis) dan
golongan diskoloi (orang yang sealu merasa tidak senang, murung dan
pesimis.

4. Konsep dasar biopsikologi

Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi

1) Perkembangan mengikuti proses kontinu dan diskontinu.


 Proses kontinu adalah perkembangan tigkah laku secara terus menerus,
bertambah sedikit demi sedikit dan bersifat kuantitatif, seperti
bertambahnya pembendaharaan kosakata pada anak bayi.
 Proses diskontinu adalah proses perkembangan yang terjadi secara
lompatan dan bersifat kuatitatif seperti keterampilan bayi mulai dari
merangkak, berubah menjadi keterampilan berjalan.

2) Perkembangan mengikuti pola teratur.


 Proses perkembangan ini mengikuti alur satu tahap ke tahap berikutnya
seperti pada perkembangan tengkurep, bobyhood, yang semula diawali
dengan mengangkat kepala, kemudian mengangkat dada.
3) Dalam perkembangan ada diferensiasi.
 Setiap tahap perkembangan memiliki ciri ciri khusus di setiap
perkembangan keterampilan tangan pada bobyhood, dimana semula
menyentuh dengan menggengam, kemudian menjepit, menggunakan jari-
jari.
4) Perkembangan bersifat progresif.
 Setiap kegiatan dalam tugas perkembangan mengalami kemajuan dari
tahap perkembangan sebelumnya.
5) Perkembangan mengikuti fase tertentu.
 Proses perkembangan mengikuti fase tertentu dan memiliki ciri khas
tersendiri.
 

5. Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensorik Terhadap Perilaku

Proses sensorik yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan
semestinya dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam perilaku
sebagai berikut:

1) Osilasi (ayunan), osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah
beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.
2) Ilusi, terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan.
Dalam ilusi terjadi kesalahan pengamatan. Penyebab terjadinya ilusi adalah
Keadaan fisik,adapun penyebab rangsangan yang keliru dan kebiasaan
mempercayai suatu objek yang serupa, harapan-harapan tertentu sehingga
menimbulkan berbagai prasangka, tidak adanya analisis terhadap kesan yang
diterima dan adanya kesan secara keseluruhan
6. Proses Motorik.
Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik
biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun
olah raga.Pengendalian motorik mempelajari postur dan gerakan serta mekanisme
yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
1. Gerak refleks
2. Gerak terprogram
3. Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
4. Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan.
Proses motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh.
Dalam proses motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah Otot, Saraf, dan Otak.

Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi


positif”, artinya unsurunsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling
melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih
sempurna keadaannya.

7. Jenis-jenis kegiatan motorik dalam kehidupan manusia.

1. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari atau gerakan yang baru
disadari setelah gerakan tersebut terjadi. Gerak refleks ini merupakan gerakan
yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon langsung setelah adanya
rangsangan.

Mekanisme gerak refleks :

Rangsang → Reseptor → Neuron Sensorik → Konektor (Otak/Sumsum


Tulang Belakang) → Neuron Motorik → Efektor
 

2. Gerak terprogram
Gerak biasa merupakan gerakan yang disadari, contoh gerak biasa
diantaranya saat kita melangkahkan kaki menuju sebuah tempat, berlari,
menyapu dan lain sebagainya. Mekanisme terjadinya hantaran impuls pada gerak
biasa dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsang. Impuls tersebut
kemudian dihantarkan menuju neuron sensorik untuk kemudian diolah otak.
Respons dari otak kemudian dihantarkan ke efektor oleh saraf motorik sehingga
terjadilah gerakan.

Mekanisme gerak terprogram :


Rangsang → Reseptor → Neuron Sensorik → Saraf Penghubung → otak →
Saraf Penghubung → Neuron Motorik → Efektor
 

SUMBER:

https://shafiranabilahfatin.wordpress.com/2018/10/08/makalah-bio-psikologi-dan-
proses-sensori/

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/biopsikologi-proses-sensorimotorik

http://nyomanade.blogspot.com/2017/09/makalah-psikologi-biopsikologi-dan.html

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/biopsikologi-dan-proses-sensorimotorik

Anda mungkin juga menyukai