SISTEM SENSORIK
model hierarkis yaitu proses yang terjadi akan berlangsung sesuai dengan
komplek sitasnya. Pada model hierarkis tampak bahwa ada hubungan yang erat antara yang
lebih kompleks dan kurang kompleks, artinya sistem sensori yang lebih tinggi adalah yang
lebih bersifat persepsual dan kurang bersifat sensoris, sebaliknya sistem sensori yang lebih
rendah adalah yang lebih bersifat sensoris dan kurang bersifat persepsual.
2. Reseptor di Mata
Reseptor penglihatan adalah sel-sel di conus (sel kerucut) dan basilus
(sel batang). Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk
menerima rangsang cahaya kuat dan rangsang warna.
Teori Duplisitas
Penglihatan Photop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar
pada siang hari dan penglihatan wama dengan conus.
Penglihatan Scotop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja
dan malam hari dengan basilus.
5. Melihat Warna
Penglihatan warna sangat dipengaruhi oleh tigamacampigmen di dalam
Sel kemcut sehingga sel kemcut/conus menjadi peka secara selektif terhadap
berbagai warna bim, merah, dan hijau.menumt teori ini ada 3 macam conus, yaitu:
Conus yang menerima warna hijau.
Conus yang menerima warna merah .
Conus yang menerima warna bim.
Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali Lingkungan sekitar melalui
aroma yang dihasilkan.Di Dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali
bau.Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Tanggung jawab sistem pembau (sistem
olfaction) adalah Mengindikasikan molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara yang
Mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara dapat dideteksi bila ia masuk ke Reseptor olfactory
epithelia melalui proses penghirupan.
Sistem Olfactory
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian Atas, yaitu pada concha superior dan membran ini
hanya menerima rangsang Benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya
adalah :
1. Concha superior
2. Concha medialis
3. Concha inferior
4. Septum nasi (sekat hidung)
Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada :
1. Rongga Hidung
2. Faring
3. Laring(Epiglotis,Glotis,kartilago tyroid)
Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah. Pada lidah,Terdapat reseptor perasa yang
dapat membedakan rasa yang disebut taste Buds.
Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut dengan Papilla filiformis,
banyak terdapat dibagian depan lidah.
Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat
dibagian depan dan sisi lidah.
Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V
terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah.
Setiap putting pengecap terdiri atas dua jenis sel seperti berikut ini :
Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar dari
pengecap.
Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.
Fungsi lidah selain sebagai indera pengecap, yaitu untuk mengatur letak makanan ketika dikunyah,
membantu mendorong makanan ke kerongkongan (pada waktu menelan) dan sebagai alat bantu
dalam berbicara. Selain itu, indera lain yang turut berperan pada persepsi pengecap adalah indera
pembau. Ketidakmampuan seseorang untuk mengenali bau disebut sebagai anosmia, sedangkan
ketidakmampuan seseorang untuk mengenali rasa disebut ageusia.
Lidah terbagi menjadi :
Susunan saliva
Air 70-90%
Glikoprotein yg dihasilkan sublingual
Ptialin yg bekerja dlm suasana asam
Garam alkali
Lain2 : sel2 epitel yg trlepas
Fungsi saliva
Fungsi mekanis ; mencampur ludah dengan makanan sehingga menjadi lunak & mudah
ditelan
Fungsi kimia ; enzim ptialin mengubah karbohidrat mjd maltosa lalu mjd glukosa
Membasahi mukosa lidah, pipi, langit2 (palatum) yg penting saat berbicara
Melarutkan makanan kering shg dpt dirasakan
Mencegah gigi rusak dg mengubah suasana asam yg dsebabkan bakteri pembusuk
Organ reseptor
1. Tunas Pengecap
Tunas pengecap merupakan badan ovoid yang berukuran 50-70 µm. Tiap tunas pengecap di
bentuk oleh empat jenis sel yang mempunyai mikrifili yang meninjol ke dalam pori
pengecapan (lubang dalam pori lidah).
2. Jaras Pengecap
Serabut saraf sensori dari tunas pengecapan terdapat pada 2/3 anterior lidah, berjalan
didalam cabang korda timpani dari nervus fasialis, sedangkan 1/3 posterior lidah mencapai
batang otak memalui nervus glassofaringeus.
3. Membedakan Rasa
Rasa primer yang kita kenal adalah manis, asin, asam, pahit.
4. Proses Pengecapan
Anatomi Telinga
Secara umum telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar
sendiri terbagi atas daun telinga, liang telinga dan bagian lateral dari membran timpani (Lee
K.J,1995; Mills JH et al, 1997).
Daun telinga di bentuk oleh tulang rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit.
Telinga tengah berbentuk seperti kubah dengan enam sisi.
Telinga dalam terdiri dari organ kesimbangan dan organ pendengaran.
Vestibulum merupakan bagian yang membesar dari labirin tulang dengan ukuran
panjang 5 mm, tinggi 5 mm dan dalam 3 mm.
Fisiologi Pendengaran
Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran
tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang
stapes yang bergetar masuk-keluar dari tingkat oval menimbulkan getaran pada perilymph di scala
vestibuli. Karena luas permukaan membran tympani 22 x lebih besar dari luas tingkap oval, maka
terjadi penguatan 15-22 x pada tingkap oval.
Persepsi auditif berkaitan dengan kemampuan otak untuk memproses dan menginterpretasikan
berbagai bunyi atau suara yang didengar oleh telinga. . Persepsi auditif mencakup kemampuan-
kemampuan berikut :
Kesadaran fonologis yaitu kesadaran bahwa bahasa dapat dipecah ke dalam kata, suku kata,
dan fonem (bunyi huruf).
Diskriminasi auditif yaitu kemampuan mengingat perbedaan antara bunyi-bunyi fonem dan
mengidentifikasi kata-kata yang sama dengan kata-kata yang berbeda .
Ingatan (memori) auditif yaitu kemampuan untuk menyimpan dan mengingat sesuatu yang
didengar .
Urutan auditif yaitu kemampuan mengingat urutan hal-hal yang disampaikan secara lisan .
Perpaduan auditif yaitu kemampuan memadukan elemen-elemen fonem tunggal atau
berbagai fonem menjadi suatu kata yang utuh.
Hambatan persepsi auditif dapat terjadi sebagai bagian dari auditory processing disorder (gangguan
proses auditori) yang penyebabnya belum diketahui secara pasti.