Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEPERAWATAN DASAR

PEMBERIAN POSISI TUBUH DAN MOBILISASI PADA PASIEN

Disusun oleh:

NAMA : OGIS SEPNATA RIZKIYANTO

NIM : 005221003

KELAS : GR-2A
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Mobilisasi pada pasien” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Keperawatan Dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang mobilisasi pada pasien bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak atau Ibu dosen
mata kuliah keperawatan dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Gresik,10 Maret 2023

Ogis Sepnata

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3


A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Tujuan ....................................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
D. Manfaat ..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5


A. Pengertian Pengaturan Posisi Pasien .......................................................... 5
B. Jenis Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien ....................................... 5
1. Posisi Fowler ......................................................................................... 5
2. Posisi Semi Fowler ................................................................................ 6
3. Posisi Sim Supine .................................................................................. 6
4. Posisi Trelenburg ................................................................................... 7
5. Posisi Dorsal Recumber ......................................................................... 8
6. Posisi Litotomi....................................................................................... 9
7. Membantu menggunakan alat bantu jalan .............................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12


A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mobilisasi pasien merupakan suatu proses menggerakkan pasien


dari satu tempat ke tempat lain, baik itu dalam lingkungan rumah sakit
maupun di luar rumah sakit. Mobilisasi pasien biasanya dilakukan oleh
tenaga kesehatan seperti perawat atau fisioterapis, dengan tujuan untuk
memfasilitasi pemulihan dan meningkatkan kemandirian pasien.
Mobilisasi pasien sangat penting dilakukan karena memiliki banyak
manfaat bagi pasien. Pasien yang terbaring lama di tempat tidur dapat
mengalami berbagai komplikasi seperti atrofi otot, trombosis vena dalam,
penurunan kapasitas paru-paru, dan kelemahan fisik secara keseluruhan.
Oleh karena itu, mobilisasi pasien dapat membantu mencegah terjadinya
komplikasi tersebut dan mempercepat pemulihan pasien.
Selain manfaat kesehatan, mobilisasi pasien juga dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan bergerak dan beraktivitas,
pasien dapat merasa lebih aktif dan lebih mandiri, yang dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan mengurangi rasa takut dan kecemasan yang seringkali
dialami oleh pasien yang terbaring lama di tempat tidur.
Namun, mobilisasi pasien juga memiliki risiko tertentu. Pasien yang
terlalu lemah atau tidak stabil mungkin tidak dapat diangkat atau
dipindahkan dengan aman, sehingga dapat terjadi cedera pada pasien atau
tenaga kesehatan yang melakukan mobilisasi. Oleh karena itu, mobilisasi
pasien harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga kesehatan yang
terlatih dengan baik dalam teknik mobilisasi yang aman dan efektif.

B. Tujuan

1. Untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur.


2. Untuk mengatur posisi di tempat tidur.
3. Untuk membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.
4. Untuk membantu pasien berjalan.

3
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


penulisan laporan ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?
2. Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan
pasien ?
3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien ?

D. Manfaat

Mahasiswa dapat memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di


tempat tidur, mengatur posisi di tempat tidur, membantu memindahkan pasien
dari tempat tidur ke kursi roda, membantu pasien berjalan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengaturan Posisi Pasien

Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi
yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah
satu aspek keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan
mengganggu apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (Potter dan perry,2009)
Tujuan merubah posisi :
1. Mencegah nyeri otot
2. Mengurangi tekanan
3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4. Mencegah kontraktur otot
5. Mempertahankan tonus otot dan reflek
6. Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan

B. Jenis Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien

1. Posisi Fowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Tujuan
a. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
b. Meningkatkan rasa nyaman
c. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya
ekspansi dada dan ventilasi paru
d. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap.

5
Indikasi
a. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Dudukkan pasien
c. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat
tidur.
d. Untuk posisi semi fowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚).
e. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

2. Posisi Semi Fowler


Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
Tujuan
a. Mobilisasi
b. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
Cara / prosedur
a. Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat ( 45-90
derajat)
b. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh
bagian atas klien lumpuh
c. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien,
menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya tekanan
di bawah jarak poplital ( di bawah lutut ).

3. Posisi Sim Supine


Definisi :
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau kekiri, posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria).

6
Tujuan :
a. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot
pinggang
b. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
c. Memasukkan obat supositoria
d. Mencegah dekubitus
Indikasi :
a. Untuk pasien yang akan di huknah
b. Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan posisi
badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk
diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan
diatas tempat tidur.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan
kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri
diatas tempat tidur.

4. Posisi Trelenburg
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah dari pada bagian kaki,Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran
darah keotak.

Indikasi :
a. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
b. Pasien shock
c. Pasien hipotensi.

7
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan posisi
badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk
diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan
diatas tempat tidur.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan
kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakanke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri
diatas tempat tidur

5. Posisi Dorsal Recumber


Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik
atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat
dan memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.

Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung
belakang.
Indikasi :
a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia
b. Untuk persalinan
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara
kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan
lutut
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat
tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.

8
6. Posisi Litotomi
Definisi :
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.

Indikasi :
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
Cara kerja:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha
dan tarik kearah perut
2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
4. Pasang selimut
Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang
ekstrim dan tidak bias tidur terlentang atau posisi kepala hanya bias pada
elevasi sedang.

7. Membantu menggunakan alat bantu jalan

a. Kursi roda
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang
mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh
penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong
oleh pihak lain, digerakkan dengan menggunakan tangan, atau digerakkan
dengan menggunakan mesin otomatis.

9
Cara Memindahkan
1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur. 2. Kaji postural hipotensi

3. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed

4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul.

5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki yang
lemah berada di depannya.

6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau di atas kedua bahu
perawat.

7. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut,
dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya
di belakang.

8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat.

9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk melakukan
gerakan.

10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju korsi
roda.

11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda,
meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu perawat.

12. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling aman.

13. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya.Buka kunci
roda pada kursi.

b. Kruk

Kruk sering digunakan untuk meningkatkan mobilisasi.


Penggunaannya dapat temporer, seperti pada setelah kerusakan ligamen di
lutut. Kruk dapat digunakan permanen (mis. Klien paralisis ekstremitas
bawah). Kruk terbuat dari kayu atau logam.

10
Ada dua tipe kruk, yaitu :
1) Kruk Lofstrand dengan pengatur ganda atau kruk lengan
memiliki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam yang pas
mengelilingi lengan bawah. Kedua-duanya, yaitu pembalut logam dan
pegangan tangan diatur agar sesuai dengan tinggi pasien. Jenis kruk ini
dapat mentransfer 40-50% berat badan.
2) Kruk aksila
Mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas,
dimana berada tepat di bawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batang
yang dipegang setinggi telapak tangan untuk menyokong tubuh. Jenis
kruk ini dapat mentransfer sampai 80% berat badan.

c. Standard Walker
Memiliki empat kaki dengan sumbat karet di setiap kakinya. Tingginya
dapat disesuaikan dan digunakan untuk orang dewasa dalam kisaran berat
badan normal. Standard walker adalah alat bantu jalan paling aman

Cara Penggunaan (Cara Kerja)


1. Atur tinggi keempat kaki walker agar nyaman dipakai oleh klien.
2. Pegang walker pada bagian atas yang ada bantalan karetnya.
3. Mulailah berjalan menggunakan walker dengan cara mengangkat dan
memindahkan walker ke depan sedikit demi sedikit.
4. Usahakan tubuh klien tidak keluar dari batas kotak walker. Agar
keselamatan klien terjaga.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan


sebagai berikut.
1. Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam
posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan
perry, 2009).
2. Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :
 Posisi Dorsal Recumber
 Posisi Trendelenberg
 Posisi Sim supine
 Posisi Lithotomi
 Posisi Fowler
 Posisi Semi Fowler
3. Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara
pengaturan posisi pasien yang satu dengan yang lain.
4. Membantu menggunakan alat bantu jalan pada pasien

B. Saran

Diharapkan sebagai seorang calon tenaga kesehatan dapat memahami


dengan benar prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya,
dan dapat melakukan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada
kliennya dalam praktik keperawatannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ditya, W., Zahari, A., & Afriwardi, A. (2016). Hubungan Mobilisasi Dini dengan Proses
Penyembuhan Luka pada Pasien Pasca Laparatomi di Bangsal Bedah Pria dan Wanita RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3).

Muhsinin, S. Z., & Kusumawardani, D. (2019). Pengaruh Penerapan Pemberian Posisi Semi
Fowler Terhadap Perubahan Respiratory Rate Pada Pasien dengan Pneumonia. Jurnal
Keperawatan dan Kebidanan, 11(1), 5-5.

Kasan, N., & Sutrisno, S. (2020). Efektifitas Posisi Semifowler Terhadap Penurunan Respiratori
Rate Pasien Gagal Jantung Kronik (Chf) Di Ruang Lily Rsud Sunan Kalijaga Demak. The Shine
Cahaya Dunia Ners, 5(1).

Chandra, G. E., & Jumeno, D. (2011). Perancangan alat bantu jalan kruk bagi penderita cedera
dan cacat kaki. Universitas Andalas. Padang.

Haryanto, L. T. (2012). Perancangan ulang alat bantu jalan (Walker) untuk pasien pasca stroke
menggunakan metode Value Engineering.

13

Anda mungkin juga menyukai