1. Seelvia ( 1614301007 )
2. Yosmalia Merty H ( 1614301017 )
3. Istiati Cici Antika ( 1614301019 )
4. Ihsanat Refi Suharti ( 1614301020 )
5. Indana Zulfa ( 1614301025 )
6. Fictor Yusman Agung ( 1614301032 )
7. Nadhya Ayuningtyas ( 1614301033 )
8. Linda Safitri ( 1614301043 )
Sholawat teriringi salam semoga tetap tertujukan kepada Nabi ALLAH, Muhammad
Sholallahu 'alaihi wassalam. Kepada Keluarga beliau sholallahu 'alaihi wassalam, Para
sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, dan kepada setiap orang yang kokoh berdiri menjalankan
sunnahnya, istiqomah hingga yaumul akhir. InsyaaALLAH.
Alhamdulillah di minggu Kedua perkuliah pada semester tujuh ini, kami mendapat
tugas pada mata kuliah KDK PO 1, khususnya pada pokok bahasan penatalaksanaan dan
tahapan perawatan post operasi. Tujuan dari penulisan ini, yaitu agar si penyusun dan si
pembaca kelak dapat memahami penatalaksanaan dan tahapan perawatan post operasi, serta
mampu untuk menjelaskan dan menerapkan kepada diri sendiri atau kepada orang lain.
Demikianlah alasan penyusunan dari makalah ini, Atas kekurangan yang nampak
pada penulisan ini, baik itu tersirat ataupun tersurat kami mohon maaf, dan selebihannya
semoga mendatangkan manfaat kepada kita semua, penyusun atau pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fase post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operatif dan intra
operatif yang dimulai ketika klien di terima di ruangan pemulihan (recovery room) pasca
anastesi dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Pada
fase ini lingkup altivitas keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode
ini. Pada fase ini fokus pengkajian ,eliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta
mencegah kokmplikasi. Aktivitas keperawatan kemudiam berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dari melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang
penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan ke rumah.
1. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recovery
room). Pemindahan ini memerlukan pertimbangan khusus, di antranya adalah letak
insisi bedah, perinahan vaskuler dan pemajanan. Pasien di posisikan sehingga ia tidak
berbaring di posisi yang menyumbat drain dan selang drainase. Selama perjalanan
transportasi dari kamar operasi ke runag pemulihan, pasien di selimuti, jaga keamanan
dan kenyamanan pasien dengan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta
siderai harus dipasang untuk mecegah terjadinya resiko enjury. Proses transportasi ini
merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawat anastesi dengan koordinasi
dengan dokter anastesi yang bertanggung jawab.
2. Perawatan post anastesi diruang pemulihan atau unit perawatan pasca anastesi.
Setelah selsai tindakan pembedahan, pasien harus di rawat semetara di ruang pulih
sadar(recovery room: RR) atau unit perawatan pasca anastesi post anesthesia care unit
(PACU) sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan
memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruangan perawatan (bangsal perawatan).
Mengapa PACU atau RR biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi?
Hal ini disebabkan untuk mempermudah akses bagi pasien untuk :
a. Perawat yang di siapkan dalam merawat pasca operasi (perawat anastesi)
b. Ahli anastesi dan ahli bedah
3
c. Alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya
Pada pase post operatif ini upaya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan
mencegah masalah yang kemungkinan muncul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan
yang cepat dan akurat sangat di butuhkan untuk mencegah komplikasi yan memeperlama
perawatan di rumah sakit atau membahayakan diri pasien. Memperhatikan hal ini, asuhan
keperawatan post operatif sama pentingnya dengan prosedur pembedahan itu sendiri.
Yang perawat lakukan pada pasien post operatif di ruangan pulih sadar adalah sebagai berikut
:
4
Penatalaksanaan di Ruang Perawatan
Ketika pasien sudah stabil dan efek anastesi sudah hilang, maka pasien segera di
pindahkan dari ruang pulih sadar ke ruang perawatan. Hal-hal yang harus perawat
lakukan:
1. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainase, tube/selang, dan
komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal monitor kondisinya. Pemeriksaan ini
merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setalah post operatif.
2. Menejemen luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami
pendarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Menejemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan.
3. Mobilisasi dini yang dapat perawat lakukan meliputi ROM, nafas dalan dan juga
batuk efektif, untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan
secret dan lender.
4. Rahabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali.
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang di perlukan untuk
memaksimalkan kondisi pasien.
5. Discharge plening
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya tentang hal-hal yang perlu di hindari dan dilakukan sehingga dengan
kondisi/penyakitnya post operasi.
Ada dua macam discharge plening:
1. Untuk perawat : berisi poin-poin discharge plening yang diberikan kepada klien
(sebagai dokumentasi)
2. Untuk pasien : dengan bahsa yang bias dimengerti pasien dan lebih detail
1. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anestesi (recovery
room)
2. Perawatan post anestesi di ruang pemulihan (recovery room)
5
3. Transportasi pasien ke ruang rawat
4. Perawatan di ruang rawat
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit perawatan
pasca anastesi (PACU: post anasthesia care unit ) memerlukan pertimbangan-
pertimbangan khusus. Pertimbangan itu diantaranya adalah letak incisi bedah,
perubahan vaskuler dan pemanjanan. Letak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan
setiap kali pasien pasca operatif dipindahkan. Banyak luka ditutup dengan tegangan
yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah regangan sutura lebih
lanjut. Selain itu pasien diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada posisi yang
menyumbat drain dan selang drainase.
Hipotensi artei yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari satu posisi
ke posisi lainnya. Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal atau dari posisi lateral ke
posisi terlentang. Bahkan memindahkan pasien yang telah dianastesi ke brankard
dapat menimbulkan masalah gangguan vaskuler juga. Untuk itu pasien harus
dipindahkan secara perlahan dan cermat. Segera setelah pasien dipindahkan ke
brankard atau tempat tidur, pakaian pasien yang basah ( karena darah atau cairan
lainnya ) harus segera diganti dengan pakaian yang kering untuk menghindari
kontaminasi. Selama perjalanan transportasi tersebut pasien diselimuti dan diberikan
pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus dipasang untuk mencegah terjadi
resiko injury.
6
komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan
(bangsal perawatan ).
PACU atau RR biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini
disebabkan untuk mempermudah akses bagi pasien untuk (1) perawat disiapkan
dalam merawat pasca operatif ( perawat anestesi ). (2) ahli anestesi dan ahli bedah
(3) alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.
Alat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap kondisi pasien, jenis peralatan yang ada diantaranya adalah alat
bantu pernafasan. : oksigen, laringoskop, set trakheostomi, peralatan bronkhial,
kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction. Selain itu diruang ini juga
harus terdapat alat yang digunakan untuk memantau status hemodinamika dan
alat-alat untuk mengatasi permasalahan hemodinamika, seperti : apparatus
tekanan darah, peralatan parenteral, plasma ekspander. Set intravena, set pembuka
jahitan, defibrilator, kateter vena, torniquet. Bahan-bahan balutan bedah, narkotika
dan medikasi kegawatdaruratan, set kateterisasi dan peralalatan drainase.
Selain alata-alat tersebut diatas, pasien post operasi juga harus ditempatkan
pada tempat tidur khusus yang nyaman dan aman serta memudahkan akses bagi
pasien seperti : pemindahan darurat. Dan dilengkapi dengan kelengkapan yang
digunakan untuk mempermudahkan perawatan. Seperti tiang infus, side rail,
tempat tidur beroda, dan rak penyimpanan catatan medis dan perawatan. Pasien
tetap berada dalam PACU sampai pulih sepenuhnya dari pengaruh anestesi, yaitu
tekanan darah stabil, fungsi pernafasan adekuat, saturasi oksigen minimal 95%
dan tingkat kesadaran yang baik. Kriterian penilaian yang digunakan untuk
menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan dari PACU adalah :
Fungsi pulmonal yang tidak terganggu
Hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat
Tanda-tanda vital stabil, termasuk tekanan darah
Orientasi pasien terhadap tempat, waktu dan orang
Pengeluaran urine tidak kurang dari 30ml/jam
Mual dan muntah dalam kontrol
Nyeri minimal
7
Dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo/gudel.
2. Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
Ventilasi dan oksigenasi dapat dipertahankan dengan pemberian bantuan nafas
melalui ventilaot mekanik dan nasal kanul.
3. Mempertahankan sirkulasi darah
Mempertahankan sirkulasi darah dapat dilakukan dengan pemberian cairan plasma
ekspander
4. Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase
Keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan pasien,
seperti kesadaran dan sebagainya. Vomitus atau muntahan mungkin saja terjadi
akibat pengaruh anestesi sehingga perlu dipantau kondisi vomitusnya. Selain itu
drainase sangat penting untuk dilakukan observasi terlait dengan kondisi
perdarahan yang dialami pasien.
5. Balance cairan
Harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output cairan klien. Cairan harus
balance untuk mencegah komplikasi lanjutan, seperti dehidrasi akibat perdarahan
atau justru kelebihan cairan yang justru menjadi beban bagi jantung dan juga
mungkin terkait dengan fungsi eliminasi pasien.
6. Mempertahankan kenyamanan dan mencegah resiko injury
Pasien post anastesi biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan
beresiko besar untuk jatuh. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman dan
pasang side railnya. Nyeri biasanya sangat dirasakan pasien, diperlukan intervensi
keperawatan yang tepat juga kolaborasi dengan medi terkait dengan agen pemblok
nyerinya.
8
4. Balutan
Meliputi :Keadaan drain.Terdapat pipa yang harus disambung dengan sistem
drainase.
5. Kenyamanan
Meliputi :Terdapat nyeriMualMuntah
6. Keselamatan
Meliputi :Diperlukan penghalang samping tempat tidur.Kabel panggil yang
mudah dijangkau.Alat pemantau dipasang dan dapat berfungsi.
7. Perawatan
Meliputi :Cairan infus, kecepatan, jumlah cairan, kelancaran cairan.Sistem
drainase : bentuk kelancaran pipa, hubungan dengan alat penampung, sifat dan
jumlah drainage.
8. Nyeri
Meliputi :WaktuTempat.
9. Frekuensi.
10. Kualitas.
11. Faktor yang memperberat / memperingan.
b) . Pengkajian Psikososial
c) Pemeriksaan Laboratorium
9
Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul
A. Diagnosa Umum
B. Diagnosa Tambahan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah memahami informasi.
3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang prosedur pembedahan.
4. Nausea berhubungan dengan efek anaesthesi, narkotika, ketidaseimbangan
elektrolit.
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksoia,
lemah, nyeri, mual.
7. Konstipasi berhubungan dengan efek anaesthesi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pra operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai sejak pasien
memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Tingkat
keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling
ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait ( dokter bedah, dokter anastesi, perawat
) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif. Tindakan
perbedah, bedah dan pasca bedah yang di lakukan secara tepat dan berkesinambungan
akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.
3.2 Saran
Makalah mengenai konsep penatalaksanaan dan tahapan perawatan post operasi, ini
telah kami susun dengan kesadaran penuh. Namun meskipun demikian mungkin di mata
pembaca masih terdapat kekeliruan atau kekurangan yang tampak, oleh karenanya kami
senantiasa menerima segala bentuk kritik atau saran yang membangun yang
InsyaaALLAH nantinya akan menjadikan kami lebih baik lagi.
Sebagaimana perkataan para Salafus Sholih “ Semoga ALLAH merahmati orang yang
menunjukan Aibku/kesalahanku padaku”.
11
DAFTAR PUSTAKA
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan ; Badan
PPSDM Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013
https://desafir.wordpress.com/2013/05/17/persiapan-pre-operasi-perawatan-post-operasi/
http://theurbanmama.com/articles/5-hal-yang-perlu-dipersiapkan-sebelum-operasi-elektif-
M20914.html
12